Tag: Septian Hario Seto

  • Menperin tak permasalahkan relokasi pabrik asal tak kurangi produksi

    Menperin tak permasalahkan relokasi pabrik asal tak kurangi produksi

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan tidak mempersoalkan terkait relokasi pabrik selama tetap berada di Indonesia, serta tidak mengurangi kapasitas produksi.

    “Relokasi pabrik selama dia masih di wilayah NKRI, selama dia tidak mengurangi kapasitas produksi, artinya kalau dia tidak mengurangi kapasitas produksi, dia tidak mengurangi jumlah tenaga kerjanya, maka sebagai pembina industri kami tidak terlalu memiliki masalah dengan relokasi,” kata Menperin ditemui di Jakarta, Rabu.

    Disampaikan Menperin, para kepala daerah mesti mempelajari alasan industri tertentu dari daerah lain merelokasikan pabriknya.

    “Bagi investor salah satu komponen atau faktor dalam mewujudkan produk-produk yang kompetitif, itu adalah bagaimana mengefisienkan yang disebut dengan cost of production (biaya produksi),” kata Menperin.

    Biaya produksi, kata Menperin, memiliki banyak faktor, seperti tenaga kerja, biaya listrik, atau bahan baku dengan harga yang relatif lebih kompetitif

    Sebelumnya, Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Septian Hario Seto mengatakan 27 pabrik baru akan dibuka di Jawa Tengah pada sektor garmen dan industri alas kaki (footwear).

    “Kalau dari studi kita di DEN, ada sekitar 27 pabrik yang baru buka, ini sektornya garmen dan footwear yang penyerapan tenaga kerjanya besar itu memang di Jawa Tengah (Jateng),” ucapnya dalam konferensi pers pasca agenda OCBC Business Forum 2025: “Strategic Resilience – Growth in the Era of Uncertainty” di Jakarta, Jumat (24/10/2025).

    Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Penjelasan Anak Buah Luhut Whoosh Sudah Busuk Sejak Awal

    Penjelasan Anak Buah Luhut Whoosh Sudah Busuk Sejak Awal

    GELORA.CO -Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto mengungkap alasan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh disebut busuk sejak awal.

    Seto merupakan salah satu saksi proyek Whoosh saat masih berbentuk proposal. Dijelaskan Seto, ia sudah diminta Luhut untuk mempelajari proposal Whoosh dari China dan Jepang di tahun 2015.

    Saat itu, Seto merupakan staf Luhut saat masih menjabat Kepala Staf Kepresidenan.

    “Saya waktu di KSP di awal tahun 2015, ditugaskan Pak Luhut mempelajari dua proposal feasibility study dari China dan Jepang,” kata Seto dikutip dari wawancara di TVOne, Sabtu, 25 Oktober 2025.

    Proyek Whoosh berlanjut saat Luhut menjabat sebagai Menko Marves. Saat itu, Seto menjabat sebagai Deputi Kemenko Marves.

    “Waktu itu ditugasi untuk menyelesaikan proyek ini. Tahun 2020 ada kabinet baru, Kementerian BUMN Erick Thohir mengajak kami di Kemenko Marves menyelesaikan proyek ini,” sambungnya.

    Ia lantas menyinggung pernyataan Luhut soal proyek Whoosh busuk sejak awal.

    “Memang ada berbagai masalah yang terjadi, pembebasan lahan tidak optimal, sehingga konstruksi tidak berjalan maksimal, koordinasi di antara kontraktor-kontraktor, pemilihan isu-isu terkait konektivitas,” kata Seto.

    Soal konektivitas, proyek Whoosh bahkan mengorbankan pabrik di kawasan industri yang diharuskan dilewati jalur kereta cepat.

    “Contoh, pemilihan trase membelah kawasan industri. Ada satu perusahaan baru (yang sudah) membeli tanah, dia siap bangun, tiba-tiba kena trase Whoosh. Akhirnya pabriknya tidak bisa dibangun,” demikian kata Seto. 

  • Prabowo dan Luhut Cs Bahas Strategi Ekonomi di Hambalang

    Prabowo dan Luhut Cs Bahas Strategi Ekonomi di Hambalang

    Bisnis.com, JAKARTA— Presiden Prabowo Subianto memimpin rapat bersama jajaran Dewan Ekonomi Nasional (DEN) untuk membahas kondisi perekonomian nasional dan arah kebijakan strategis ke depan. 

    Adapun anggota DEN yang hadir adalah Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan, Anggota DEN yakni Firman Hidayat, Septian Hario Seto, Arief Anshory Yusuf, dan Heriyanto Irawan. Presiden Prabowo berharap agar pertemuan ini bisa menciptakan keberhasilan bagi Indonesia.

    Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya mengungkapkan keterangan DEN yang disampaikan kepada Presiden tentang tantangan ekonomi global dan peluang strategis Indonesia di tengah situasi dunia yang penuh ketidakpastian. Pertemuan Prabowo dan DEN tersebut digelar di kediaman pribadi Prabowo, tepatnya di Hambalang, Kabupaten Bogor, pada Kamis (31/7/2025). 

    “Dunia saat ini tengah menghadapi kondisi global yang penuh ketidakpastian bahkan tertinggi dalam sejarah. Situasi ini menuntut kewaspadaan dan kesiapan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif,” tulis Teddy dalam keterangan tertulis.

    Kendati demikian, Teddy menyampaikan bahwa optimisme tetap mengemuka, Indonesia diperkirakan mampu menjaga pertumbuhan ekonominya di tingkat yang relatif tinggi dibandingkan negara lain.

    “Hal ini mencerminkan fundamental ekonomi nasional yang tetap solid,” ucapnya.

    Teddy juga mengatakan bahwa Presiden Prabowo menegaskan pentingnya antisipasi dan strategi konkret untuk menjaga stabilitas ekonomi. 

    “Kepala Negara pun memberikan arahan agar di tengah ketidakpastian ekonomi global, kita harus tetap waspada dan menyiapkan langkah-langkah konkret untuk menjaga daya tahan serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional,” tutur Teddy.

    Salah satu peluang strategis yang menjadi sorotan adalah keberhasilan Indonesia dalam negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Kesepakatan tersebut dinilai mampu mendorong ekspor dan investasi, khususnya pada sektor padat karya yang berkontribusi besar terhadap penciptaan lapangan kerja.

    Selain itu, deregulasi juga kembali ditekankan sebagai faktor kunci percepatan ekonomi. “Penyederhanaan regulasi akan menjadi katalis untuk percepatan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” pungkasnya.

  • Video: Amankan Tekstil-CPO Dari Efek Trump, DEN Usul Ini Ke Prabowo

    Video: Amankan Tekstil-CPO Dari Efek Trump, DEN Usul Ini Ke Prabowo

    Jakarta, CNBC Indonesia- Dewan Ekonomi Nasional (DEN) disebut Sekretaris Eksekutif Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto telah menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah Presiden RI, Prabowo untuk merevitalisasi sektor tekstil dan produk tekstil (TPT) yang tengah menghadapi tantangan daya saing.

    Sejumlah rekomendasi ini meliputi penyelesaian perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) sebagai upaya memperluas pasar garmen RI. Perjanjian ini diharapkan bisa mengundang investasi ke RI dan ekspor RI meningkat termasuk sektor TPT dengan tarif yang lebih bersaing.

    Selain itu juga diperlukan percepatan deregulasi industri padat karya sehingga mempermudah investasi yang bisa menyerap tenaga kerja lebih besar.

    Seperti apa masukan DEN terhadap pemerintah terkait antisipasi dampak negosiasi tarif impor AS terhadap ? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Sekretaris Eksekutif Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Kamis, 17/07/2025)

  • DEN Soroti Potensi Keuntungan bagi RI saat Trump Naikkan Tarif ke China

    DEN Soroti Potensi Keuntungan bagi RI saat Trump Naikkan Tarif ke China

    Bisnis.com, JAKARTA – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) menyoroti potensi keuntungan bagi Indonesia dari kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap China. 

    Anggota DEN Muhammad Chatib Basri menyampaikan dengan tarif impor sebesar 10% yang diberlakukan terhadap produk China, ada kemungkinan basis produksi akan bergeser ke negara lain, termasuk Indonesia.

    Hal ini disampaikan mereka saat menemui Presiden Prabowo Subianto yang dihadiri Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan bersama keempat anggotanya Chatib Basri, Septian Hario Seto, Firman Hidayat, dan Arief Anshory Yusuf di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis (6/2/2025)

    “Tentu Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan dari relokasi ini. Itulah yang tadi kami sampaikan kepada Bapak Presiden pentingnya untuk perbaikan iklim investasi, konsistensi dari kebijakan, kepastian usaha karena kalau ini yang terjadi, maka posisi Indonesia sebetulnya bisa diuntungkan,” ujar Chatib Basri

    Kendati demikian, mantan Menteri Keuangan era Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu menegaskan bahwa Indonesia harus terus berbenah agar dapat memanfaatkan momentum ini.

    Kepastian kebijakan, kata Chatib stabilitas ekonomi, dan reformasi birokrasi menjadi kunci utama dalam menarik lebih banyak investasi asing.

    “Tetapi syaratnya adalah bahwa kita harus melakukan reform. Tanpa itu kita belum bisa mendapatkan manfaatnya,” pungkas Chatib.

  • Temui Prabowo di Istana, Dewan Energi Nasional Kasih Rekomendasi Hadapi Kebijakan Ekonomi Trump – Halaman all

    Temui Prabowo di Istana, Dewan Energi Nasional Kasih Rekomendasi Hadapi Kebijakan Ekonomi Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto bertemu Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Kamis,(6/2/2025). 

    Dalam pertemuan tersebut, DEN melaporkan hasil analisis dan rekomendasi terkait dampak kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Indonesia.

    “Memberikan laporan dan hasil rekomendasi dari Dewan Ekonomi Nasional terkait bagaimana sikap Indonesia dalam menghadapi pemerintahan Trump yang baru ini,” kata Anggota DEN, Septian Hario Seto.

    DEN kata dia, melaporkan mengenai antisipasi dan langkah strategis yang sebaiknya dilakukan Indonesia dalam menghadapi perubahan kebijakan ekonomi Amerika Serikat. 

    Terutama dalam kebijakan tarif dan imigrasi yang dapat berpengaruh pada kondisi ekonomi dunia.

    “Bagaimana dampaknya terhadap ekonomi kita, apa dampak positif dan negatifnya,” ujarnya.

    Sementara itu Anggota DEN lainnya, Muhammad Chatib Basri, mengatakan masih terdapat ketidakpastian dalam kebijakan ekonomi Amerika Serikat, terutama karena beberapa posisi kabinet di pemerintahan Trump yang belum terisi.

    Namun, salah satu risiko utama yang harus diantisipasi Indonesia adalah kebijakan deportasi terhadap pekerja ilegal di Amerika Serikat, yang berpotensi memicu inflasi serta suku bunga tinggi.

    “Kalau inflasi di Amerika akan naik, maka The Fed itu mungkin tidak mudah untuk menurunkan bunga bahkan mungkin akan meningkatkan bunga sehingga risiko pertama yang harus dihadapi Indonesia adalah mungkin interest rate-nya di Amerika masih akan relatif tinggi. Yang kemudian yang kedua adalah strong dollar. Ini tentu akan berpengaruh di dalam kondisi seperti ini,” katanya.

    Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan pentingnya reformasi struktural untuk memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. DEN pun merekomendasikan percepatan digitalisasi pemerintahan melalui GovTech guna menyederhanakan birokrasi dan meningkatkan iklim investasi.

    “Yang penting dilakukan dan Bapak Presiden tadi juga mendukung adalah dilakukan yang namanya structural reform menyangkut mengenai penyederhanan izin, perbaikan iklim investasi, implementasi dari GovTech yang semakin cepat. Karena kalau misalnya digitalisasi dilakukan itu proses dari bureaucratic hurdles-nya itu akan bisa diatasi,” ucap Chatib Basri.

    Selain itu, DEN juga menyoroti potensi keuntungan bagi Indonesia dari kebijakan tarif Amerika terhadap China. Dengan tarif impor sebesar 10 persen yang diberlakukan terhadap produk China, ada kemungkinan basis produksi akan bergeser ke negara lain, termasuk Indonesia.

    “Tentu Indonesia harus bisa memanfaatkan kesempatan dari relokasi ini. Itulah yang tadi kami sampaikan kepada Bapak Presiden pentingnya untuk perbaikan iklim investasi, konsistensi dari kebijakan, kepastian usaha karena kalau ini yang terjadi, maka posisi Indonesia sebetulnya bisa diuntungkan,” ujar Chatib Basri

    Namun demikian, DEN menegaskan bahwa Indonesia harus terus berbenah agar dapat memanfaatkan momentum ini. Kepastian kebijakan, stabilitas ekonomi, dan reformasi birokrasi menjadi kunci utama dalam menarik lebih banyak investasi asing.

    “Tetapi syaratnya adalah bahwa kita harus melakukan reform. Tanpa itu kita belum bisa mendapatkan manfaatnya,” pungkasnya.

  • Temui Prabowo, DEN Laporkan Dampak Kebijakan Trump pada Ekonomi Nasional

    Temui Prabowo, DEN Laporkan Dampak Kebijakan Trump pada Ekonomi Nasional

    Jakarta, Beritasatu.com – Dewan Ekonomi Nasional (DEN) bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto untuk membahas dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terhadap ekonomi Indonesia.

    Dalam pertemuan ini juga dibahas potensi risiko serta langkah strategis yang perlu diambil Indonesia dalam menghadapi dinamika ekonomi global.

    Anggota DEN Septian Hario Seto menyampaikan, diskusi dengan Presiden Prabowo mencakup berbagai aspek kebijakan Trump, terutama terkait tarif perdagangan, kebijakan imigrasi, dan dampaknya terhadap ekonomi Indonesia.

    “Kami telah melaporkan secara detail kepada Bapak Presiden mengenai potensi dampak dari kebijakan Trump, baik positif maupun negatifnya. Bapak Presiden juga telah memberikan arahan untuk menyiapkan langkah-langkah strategis,” ujar Seto seusai bertemu Prabowo di Istana Negara, Kamis (6/2/2025).

    Anggota DEN Chatib Basri yang turut hadir dalam pertemuan ini menjelaskan, salah satu risiko utama yang dihadapi Indonesia adalah kebijakan deportasi imigran ilegal di AS.

    Banyak pekerja dengan upah rendah di AS berasal dari kelompok undocumented workers. Jika mereka dipulangkan, upah tenaga kerja di AS bisa meningkat, menyebabkan inflasi yang lebih tinggi.

    “Dampaknya, The Fed mungkin akan menaikkan suku bunga, yang bisa memperkuat dolar AS. Hal ini berpotensi memberikan tekanan pada ekonomi Indonesia, terutama dalam stabilitas nilai tukar dan investasi,” jelas Chatib.

    Untuk menghadapi tantangan ini, DEN merekomendasikan reformasi struktural guna meningkatkan daya saing ekonomi nasional.

    Langkah yang diusulkan meliputi penyederhanaan perizinan, perbaikan iklim investasi, serta percepatan implementasi GovTech untuk meningkatkan efisiensi birokrasi.

    “Jika digitalisasi dalam pelayanan publik dapat dipercepat, maka hambatan birokrasi bisa diminimalkan. Presiden mendukung penuh langkah-langkah ini untuk memperkuat daya saing Indonesia di tengah ketidakpastian global,” kata Chatib terkait kebijakan Trump.
     

  • DEN: Kebijakan deportasi Trump berpotensi pengaruhi ekonomi RI

    DEN: Kebijakan deportasi Trump berpotensi pengaruhi ekonomi RI

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri mengungkapkan bahwa kebijakan deportasi terhadap pekerja undocumented atau ilegal di Amerika Serikat (AS) oleh pemerintahan Presiden Donald Trump, berpotensi menimbulkan dampak ekonomi luas, termasuk bagi Indonesia.

    Dalam pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis sore, DEN membahas risiko dari kebijakan tersebut, terutama terkait dampaknya terhadap inflasi di AS dan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

    “Karena banyak pekerjaan di Amerika Serikat itu, untuk terutama yang unskilled itu, dipegang oleh pekerja-pekerja dengan upah yang rendah, yang banyak dari mereka itu adalah undocumented workers,” katanya.

    Ekonom, peneliti, dan profesional yang pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia periode 2013-2014 itu menjelaskan bahwa banyak pekerjaan di AS, khususnya di sektor pekerja berupah rendah, diisi oleh tenaga kerja yang tidak berdokumen. Jika mereka dipulangkan, posisi tersebut harus diisi oleh pekerja dengan upah lebih tinggi, yang berpotensi mendorong kenaikan inflasi di AS.

    “Kalau inflasi di Amerika akan naik, maka The Fed itu mungkin tidak mudah untuk menurunkan bunga, bahkan mungkin akan meningkatkan bunga,” ujar Chatib.

    Menurutnya, kondisi ini berisiko mempertahankan suku bunga tinggi di AS dan memperkuat nilai dolar, yang dapat berdampak pada stabilitas ekonomi Indonesia.

    Oleh karena itu, DEN merekomendasikan agar pemerintah Indonesia memperkuat reformasi struktural guna mengantisipasi dampak kebijakan ekonomi global yang timbul akibat hal itu.

    Presiden Prabowo, kata Chatib, mendukung langkah-langkah seperti penyederhanaan perizinan, perbaikan iklim investasi, serta percepatan implementasi teknologi pemerintahan digital (GovTech) untuk meningkatkan efisiensi birokrasi dan daya saing ekonomi nasional.

    Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, beserta anggotanya di antaranya Septian Hario Seto, Firman Hidayat, dan Chatib Basri.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • DEN Klaim Eksportir Batu Bara Cs Tak Rugi Meski Harus Simpan Devisa 1 Tahun

    DEN Klaim Eksportir Batu Bara Cs Tak Rugi Meski Harus Simpan Devisa 1 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Ekonomi Nasional (DEN) mengklaim korporasi pengekspor sumber daya alam seperti batu bara, nikel, hingga emas tidak akan merugi meski ketentuan masa simpan devisa hasil ekspor (DHE) akan diperpanjang dari minimal tiga bulan menjadi minimal satu tahun. 

    Anggota DEN Septian Hario Seto menegaskan bahwa para eksportir akan diberi insentif yang sepadan meski harus menanamkan DHE-nya di Indonesia. Oleh sebab itu, dia meyakini para eksportir tidak akan merasa dipaksa.

    “Saya kira pemerintah akan seimbangkan, tidak rugikan operasional karena dari segi perbankan bisa bantu,” jelas Seto dalam konferensi pers di Kantor DEN, Jakarta Pusat, Kamis (9/1/2025).

    Bagaimanapun, sambungnya, sumber daya alam yang diekspor seperti kelapa sawit hingga batu bara berasal dari bumi Indonesia. Dengan demikian, menurutnya, korporasi juga perlu memberi timbal balik.

    Anggota DEN Heriyanto Irawan menambahkan bahwa tujuan pemerintah ingin memperpanjang masa simpan DHE agar membantu stabilkan nilai tukar rupiah. Dia mengingatkan kurs rupiah akan sangat mempengaruhi daya beli masyarakat terutama kelas menengah ke bawah.

    “Ini kita sadar kondisi di luar makin lama tidak certain [pasti]. Jadi kita tidak hanya bisa wait and see [melihat dan menunggu], kita harus ambil strategi stabilkan rupiah. Ini tujuan DHE ini,” ujar Heri pada kesempatan yang sama.

    Sementara itu, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan meyakini strategi pemerintah menstabilkan kurs rupiah sudah terbukti berhasil lewat kebijakan DHE. Per akhir Desember 2024, sambungnya, cadangan devisa Indonesia mencapai US$155,7 miliar yang merupakan tertinggi sepanjang masa.

    “Semua currency [mata uang] kena hit [melemah] karena AS punya dolar kuat, tapi kita relatif stabil,” klaim Luhut.

    Diberikan sebelumnya, rencana memperpanjang masa simpan DHE menjadi minimal satu tahun diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

    Saat ini, kebijakan wajib simpan DHE minimal tiga bulan sebesar 30% dari total ekspor. Eksportir wajib memasukkan dan menempatkan DHE tersebut ke dalam sistem keuangan Indonesia dengan rekening khusus.

    “[DHE] akan lebih panjang [masa simpannya] minimal 1 tahun,” ujar Airlangga di kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (8/1/2025).

    Pemerintah, tambahnya, tengah menyiapkan tambahan insentif bagi para eksportir untuk kompensasi perpanjang masa simpan DHE tersebut.

    “Kami sedang persiapkan dengan BI dan perbankan. Insentifnya [bakal] menarik,” kata Airlangga.

  • Bukan Cuma Cadangan Besar, Ini Jadi Penentu Hilirisasi Nikel

    Bukan Cuma Cadangan Besar, Ini Jadi Penentu Hilirisasi Nikel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Septian Hario Seto mengatakan syarat suksesnya hilirisasi nikel di Indonesia, salah satunya adalah pasar kendaraan listrik. Menurutnya tantangan hilirisasi mineral masa kini sudah berbeda, bukan lagi soal ketersediaan bahan mentah melainkan pasar yang siap menerima produk hilirnya.

    “Ketika masuk di mid and down (stream) tidak lagi bergantung availability raw mineral. Bukan kerana ada tambang nikel di Indonesia tapi apakah pasar kendaraan listrik di Indonesia itu ada,” ujar Seto dalam MINDialogue, Kamis (9/1/2025).

    Untuk itu, menurutnya perlu hati-hati dalam merumuskan kebijakan dan perlu mengevaluasi dari kebijakan yang sudah ada, sehingga bisa tepat sasaran.

    Dia juga menegaskan hilirisasi merupakan satu kesatuan besar ekosistem, sehingga tidak berdiri sendiri. Untuk itu dalam membangun baterai kendaraan listrik, dibutuhkan suplai chain mulai dari lithium, tembaga, mangan, kobalt hingga akhirnya sampai ke sel baterai.

    “Ini harus jadi satu ekosistem. Di luar China, Indonesia ekosistem yang paling lengkap. Speknya sudah cukup bagus bagaimana konsistensi dan kebijakannya. Ini resepnya sama dengan industri lainnya,” ujar Seto.

    (rah/rah)