Tag: Sarjoko

  • DKI masih mendata jumlah ijazah yang tertahan

    DKI masih mendata jumlah ijazah yang tertahan

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Sarjoko. ANTARA/Lia Wanadriani Santosa

    DKI masih mendata jumlah ijazah yang tertahan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 29 April 2025 – 10:18 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih mendata secara menyeluruh jumlah ijazah dari semua lulusan satuan pendidikan yang tertahan dan akan diputihkan.

    “Kami sedang  proses  pendataan secara menyeluruh ke semua jenjang pendidikan,” ucap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, Sarjoko dalam pesan singkatnya di Jakarta, Selasa.

    Sebelumnya, Gubernur Jakarta Pramono Anung pernah menyatakan jumlah ijazah yang tertahan di sekolah-sekolah mencapai belasan ribu dan ini yang menjadi alasan bagi Pemprov DKI Jakarta menjalankan program pemutihan ijazah.

    Banyaknya ijazah warga DKI Jakarta yang masih tertahan karena pemiliknya tidak sanggup untuk menebus.

    Pada program tahap pertama, Pemprov DKI bekerja sama dengan Baznas BAZIS DKI Jakarta menyerahkan bantuan pendidikan untuk penebusan ijazah tertahan tahap I untuk 117 orang (lulusan) dengan total nilai Rp596.422.200.

    Program ini akan dilanjutkan dengan tahap II dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 250 lulusan. Bantuan tahap kedua akan diserahkan paling lambat pada minggu kedua bulan Mei 2025.

    Sarjoko mengatakan anggaran untuk program ini berasal dari Baznas BAZIS DKI Jakarta. Untuk besarannya, hingga saat ini ANTARA masih berusaha mendapatkan konfirmasi.

    Sementara itu, sejumlah syarat ditetapkan untuk pengajuan pengambilan ijazah tertunda (pemutihan ijazah), yakni memiliki KTP DKI Jakarta, berdomisili di DKI Jakarta, lulusan satuan pendidikan swasta di DKI Jakarta, melampirkan Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM).

    Kemudian, berasal dari keluarga tidak mampu yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) atau menyerahkan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) kelurahan, dan tidak bekerja formal.

    Bagi peserta didik penerima Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus melampirkan surat keterangan dari kepala sekolah yang menerangkan dana KJP Plus untuk alokasi bantuan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) sudah didebit oleh satuan pendidikan.

    Sumber : Antara

  • Pemprov DKI janji KJP Plus tersalurkan 100 persen pada akhir April

    Pemprov DKI janji KJP Plus tersalurkan 100 persen pada akhir April

    Bank DKI perlu waktu untuk mencetaknya

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menjanjikan dana bantuan sosial (bansos) Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus Tahap I Tahun 2025 dapat tersalurkan 100 persen paling lambat akhir April ini.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sarjoko di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat, mengakui saat ini sebanyak 9 persen anak belum menerima dana bansos yang dicairkan tiga bulan sekaligus yakni Januari hingga Maret.

    “Dari 707.662 (penerima) itu, masih kurang lebih 9 persen yang belum tersalurkan. Ini khususnya adalah penerima baru. Akhir bulan ini bisa selesai tersalurkan semuanya,” ujar dia.

    Adapun penerima baru KJP Plus Tahap I Tahun 2025 tercatat sebanyak 126.729 orang, sementara itu sebanyak 580.893 orang merupakan penerima lanjutan.

    Khusus untuk penerima baru, kata Sarjoko, Bank DKI masih menyiapkan keperluan administrasinya seperti buku tabungan, kartu ATM, dan lainnya.

    “Penerima baru itu yang perlu disiapkan bulu tabungannya, ATM-nya. Itu karena posisinya kan ribuan. Bank DKI perlu waktu untuk mencetaknya,” kata dia.

    Lalu, mengenai ada atau tidaknya dampak dari permasalahan sistem layanan yang sempat dialami Bank DKI sejak 29 Maret lalu, Sarjoko tak mau berkomentar banyak.

    “Kemarin kami langsung koordinasi dengan Bank DKI. Intinya mereka juga akan melakukan percepatan untuk melakukan pencetakan rekeningnya,” ujar dia.

    Dalam kesempatan itu, Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta Justin Adrian meminta Pemprov DKI Jakarta membenahi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) agar penerima KJP Plus merupakan benar-benar orang yang berhak.

    Dia lalu mengusulkan adanya pembatasan penerima KJP Plus dalam satu keluarga. Dalam satu keluarga, sambung dia, sebaiknya tak semua anak mendapatkan dana bansos.

    “Sepertinya dibutuhkan juga pembatasan. Satu keluarga, dua anak, sehingga sebarannya akan lebih baik. Jangan sampai ada yang anaknya enam, keenamnya minta KJP, akhirnya yang lain tidak kebagian,” ujar dia.

    Menurut Justin, diperlukan regulasi-regulasi tambahan untuk memperbaiki sebaran dan memperbaiki juga kualitas pendataan dana bansos terutama KJP Plus.

    “Kualitas pendataan kita sangat buruk juga. Seringkali yang dulunya tidak mampu, sekarang sudah mampu, masih dapat juga. Yang dulunya tidak punya kendaraan, sekarang sudah punya mobil, masih dapat juga (bansos),” katanya.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pramono panggil Disdik DKI bahas dana KJP yang belum cair

    Pramono panggil Disdik DKI bahas dana KJP yang belum cair

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memanggil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sarjoko untuk membahas adanya dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang belum cair.

    “Hari ini saya secara khusus memanggil Kepala Dinas Pendidikan,” kata Pramono di Jakarta, Rabu.

    Informasi yang dia dapatkan memang betul proses administrasinya belum selesai. “Dan saya meminta dan saya telpon sendiri kepada dirut Bank DKI untuk segera diselesaikan,” katanya.

    Pramono mengatakan dirinya sudah meminta agar penyaluran KJP ini dapat diselesaikan pada minggu ini debab banyak anak-anak yang membutuhkan dana untuk pendidikannya.

    “Karena KJP ini ditunggu bagi masyarakat yang tidak mampu, yang memang sangat membutuhkan untuk pendidikan anak dan keluarganya. Saya minta untuk diselesaikan dalam minggu ini,” kata Pramono.

    Sebelumnya, sebanyak 95.996 peserta didik yang sempat dicabut mendapatkan KJP Plus pada 2024 akan diaktifkan kembali oleh Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta.

    “Pertama, dari 95.996 siswa yang kembali mendaftar ulang di tahap satu 2025, yang tahap duanya sempat dibatalkan pada tahun 2024, InsyaAllah akan kembali aktif dan disetujui,” kata anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Yudha Permana.

    Ia mengatakan waktu realisasi pindah buku saat ini sedang diperjuangkan dan dalam proses administrasi di internal Pemprov DKI.

    Jika sudah diteken Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, kata dia, pindah buku atau dana cair bisa dilakukan pada akhir bulan Maret 2025.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Identitas Mayat yang Terapung di Kali Progo Dikenali dari Gelang dan Cincin Jari Manis Tangan Kiri – Halaman all

    Identitas Mayat yang Terapung di Kali Progo Dikenali dari Gelang dan Cincin Jari Manis Tangan Kiri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Tim Inafis Polres Kulon Progo telah menemukan titik terang terkait identitas jasad perempuan yang ditemukan mengapung di Sungai Progo pada Rabu (2/4/2025). 

    Jasad tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang pemancing di wilayah Kapanewon Kalibawang.

    Kasihumas Polres Kulon Progo, Iptu Sarjoko, mengungkapkan  korban diketahui berinisial  SN (61), warga Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

    Identitas SN terungkap setelah anaknya melihat langsung kondisi jasad dan mengenali ibunya dari gelang di tangan kanan serta cincin di jari manis tangan kiri.

    Berdasarkan keterangan keluarga, SN terakhir terlihat pada Sabtu (22/3/2025) sebelum ditemukan meninggal dunia.

    Saat itu, ia pergi dari rumah tanpa berpamitan atau memberi tahu tujuan kepergiannya.

    “Menurut keterangan anaknya, korban memang terkadang pergi dari rumah tanpa pamit,” ujar Iptu Sarjoko.

    Hingga kini, penyebab pasti kematian SN masih belum diketahui.

    Aparat kepolisian Polres Kulon Progo terus melakukan penyelidikan lebih lanjut.

    Jasad SN ditemukan mengapung sekitar pukul 10.30 WIB di sekitar dam sungai, berjarak sekitar 7 meter dari lokasi pemancing yang pertama kali melihatnya.

    Saat ditemukan, jasad SN dalam kondisi tanpa pakaian dan tanpa identitas.

    Kerusakan pada jasad mengindikasikan bahwa ia telah meninggal dunia lebih dari tiga hari sebelum ditemukan.

    “Namun, di pergelangan tangan kanannya terdapat empat gelang emas, dan di jari manis tangan kirinya terdapat cincin emas,” jelas Sarjoko.

    Selain itu, ditemukan luka robekan di bagian ketiak dan selangkangan korban.

    Jasad SN kemudian dievakuasi dan dibawa ke RSUD Wates untuk pemeriksaan lebih lanjut. (Tribun Jogja/Iwan Al Khasni) 

  • Cincin dan Gelang Emas Ungkap Identitas Jasad Perempuan di Dam Kulon Progo
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        2 April 2025

    Cincin dan Gelang Emas Ungkap Identitas Jasad Perempuan di Dam Kulon Progo Yogyakarta 2 April 2025

    Cincin dan Gelang Emas Ungkap Identitas Jasad Perempuan di Dam Kulon Progo
    Tim Redaksi
     
    KULON PROGO, KOMPAS.com – 
    Polisi berhasil mengungkap identitas jenazah perempuan yang ditemukan di sebuah dam di wilayah Padukuhan Ngemplak, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten
    Kulon Progo
    , Daerah Istimewa Yogyakarta.
    Jenazah tersebut diyakini sebagai SN (62), warga Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
    Seorang warga yang mengaku sebagai anak dari SN membenarkan bahwa jenazah perempuan itu adalah ibunya.
    “Anak almarhum meyakini bahwa korban adalah ibunya,” ujar Iptu Sarjoko, Kasi Humas Polres Kulon Progo, melalui pesan singkat, Rabu (2/4/2025).
    Warga yang mengaku sebagai anak dari SN itu mengenali cincin emas di jari manis tangan kiri dan empat gelang emas di pergelangan tangan korban.
    Perhiasan inilah yang menjadi petunjuk penting dalam proses identifikasi. 
    Dia mengatakan kepada polisi bahwa ibunya sudah pergi dari rumah tanpa pamit sejak 22 Maret 2025, dan baru ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
    “Tidak berpamitan, memang kadang pergi tanpa pamit. Pergi Sabtu, 22 Maret 2025,” kata Sarjoko.
    Penemuan mayat perempuan ini bermula saat sekelompok pemancing melihat jasad muncul dari dalam dam bendungan sungai di wilayah Ngemplak, RT 80, RW 26, Kalurahan Kembang, sekitar pukul 10.30 WIB.
    Menurut Sarjoko, jenazah muncul cukup dekat dengan salah satu pemancing, sekitar tujuh meter. Pemancing tersebut kemudian memanggil dua rekannya untuk memastikan. Ketiganya meyakini bahwa yang mereka lihat adalah sesosok mayat.
    Setelah mendapat laporan, petugas dari PMI Kulon Progo dan tim INAFIS Polres Kulon Progo tiba di lokasi. Jenazah dievakuasi dari sungai dan langsung dibawa ke RSUD Wates untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    Pada awalnya, identitas jenazah perempuan tersebut belum diketahui. Polisi hanya mencatat ciri-ciri fisik berupa tinggi badan sekitar 160 cm, berat sekitar 65 kg, dengan kondisi tubuh yang sudah membusuk. Wajah jenazah mengalami kerusakan, tubuh membengkak, serta ditemukan robekan pada bagian ketiak dan selangkangan.
     
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Pemancing di Yogyakarta Temukan Mayat Wanita Tanpa Busana: Masih Pakai Perhiasan

    Kesaksian Pemancing di Yogyakarta Temukan Mayat Wanita Tanpa Busana: Masih Pakai Perhiasan

    TRIBUNJATENG.COM – Seorang pemancing di Kulonprogo Yogyakarta memberikan kesaksian saat menemukan mayat wanita tanpa busana di sungai.

    Ia menyebut, meski ditemukan tanpa busana, mayat itu masih mengenakan cincin dan gelang emas di tangannya.

    Tak pelak hal itu mengejutkan warga di sekitar lokasi yakni padukuhan Ngemplak, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Seorang pemancing menemukan jenazah perempuan tanpa busana yang sudah membusuk mengapung di bawah jembatan pada Rabu (2/4/2025).

    Iptu Sarjoko, Kasi Humas Polres Kulon Progo, menjelaskan bahwa jasad tersebut muncul dari dalam dam bendungan sungai dan terombang-ambing oleh arus.

    “Saat melempar kail, pemancing mendapati ada sesosok mayat yang tiba-tiba muncul di dam sungai,” ungkapnya.

    Kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika warga dari berbagai wilayah, terutama kapanewon Minggir, Sleman, dan Nanggulan, sedang memancing di Sungai Progo.

    Salah satu pemancing yang terkejut dengan kemunculan mayat tersebut segera memanggil pemancing lain untuk memastikan.

    “Sekitar tujuh meteran dari lokasi mancing salah satu saksi (pemancing),” tambah Sarjoko.

    Setelah memastikan temuan tersebut, para pemancing melaporkan kejadian itu kepada PMI Kulon Progo dan kemudian ke Polsek Nanggulan.

    Tim PMI dan petugas Inafis tiba di lokasi untuk mengevakuasi jenazah dan membawanya ke RSUD Wates untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Tim Inafis juga melakukan pengolahan lokasi penemuan, termasuk meminta keterangan dari para saksi dan warga sekitar.

    Namun, hingga saat ini, identitas perempuan tersebut belum diketahui.

    Polisi sedang berusaha mencari tahu identitasnya dan belum dapat memastikan usia jenazah.

    Menurut Sarjoko, jenazah memiliki tinggi sekitar 160 cm dan berat 65 kg, dengan kondisi yang sudah membusuk.

    “Kondisi wajah rusak tidak dapat diidentifikasi, tubuh membengkak,” ujarnya.

    Selain itu, jenazah menunjukkan ciri-ciri berupa robekan di daerah ketiak dan selangkangan.

    Di tangan kiri ditemukan cincin emas di jari keempat, serta empat gelang emas di pergelangan tangan kanan.

    Polisi masih menyelidiki kasus ini dan berupaya mendapatkan identitas korban untuk mengetahui penyebab kematian perempuan tersebut. (*)

  • Dana Tambahan SPP di KJP Plus Langsung Didebet Pihak Sekolah

    Dana Tambahan SPP di KJP Plus Langsung Didebet Pihak Sekolah

    Jakarta

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Sarjoko mengumumkan pencairan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus Tahap I Tahun 2025 yang telah dimulai sejak 20 Maret 2025. Pencairan dana itu mencakup dana tambahan khusus untuk Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) dan dana personal untuk periode Januari, Februari, dan Maret.

    “Dana tambahan SPP ini khusus untuk siswa sekolah/sekolah luar biasa/madrasah swasta,” ujar Sarjoko dilansir Antara, Selasa (25/3/2025).

    Sarjoko menjelaskan dana tambahan SPP itu akan langsung didebet oleh pihak sekolah. Oleh karena itu, dana tersebut dalam kondisi terblokir meskipun telah ditransfer ke rekening siswa penerima KJP Plus. Dengan demikian, siswa dan orang tua tidak perlu melakukan penarikan tunai untuk pembayaran SPP secara manual.

    Besar dana tambahan SPP bervariasi tergantung jenjang pendidikan siswa. Untuk jenjang SD/SDLB/MI, dana tambahan SPP yang diberikan sebesar Rp 130.000 per bulan, SMP/SMPLB/MTs sebesar Rp 170.000 per bulan, SMA/MA sebesar Rp 290.000 per bulan, dan SMK sebesar Rp 240.000 per bulan. Siswa Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) swasta tidak menerima dana tambahan SPP.

    Selain dana tambahan SPP, siswa penerima KJP Plus juga menerima dana personal untuk membiayai berbagai kebutuhan pendidikan. Besar dana personal juga bervariasi, mulai dari Rp 250.000 per bulan untuk siswa SD/SDLB/MI hingga Rp 450.000 per bulan untuk siswa SMK. Siswa PKBM menerima dana personal sebesar Rp 300.000 per bulan.

    Sarjoko mengingatkan bahwa penarikan tunai dana personal dibatasi maksimal Rp 100.000 per bulan. Sisa dana dapat digunakan secara non-tunai di toko-toko resmi mitra KJP Plus (merchant KJP Plus) hingga jadwal buka blokir setiap bulannya.

    Alokasi Januari: 20 Maret 2025
    Alokasi Februari: 8 April 2025
    Alokasi Maret: 5 Mei 2025

    Bagi penerima baru KJP Plus, Sarjoko mengimbau agar menunggu proses administrasi di Bank DKI terkait pembukaan rekening, pencetakan buku tabungan, dan kartu ATM.

    Disdik DKI Jakarta juga mengimbau siswa dan orang tua agar memantau informasi pencairan dana KJP Plus.

    Pengecekan status penerima dapat dilakukan melalui laman resmi Disdik DKI Jakarta di tautan https://edujakarta.id/cek_bansos_disdik/#form.

    Adapun, informasi terkait undangan pembukaan rekening bagi penerima baru bisa dilihat dalam https://kjpdevelopment.jakarta.go.id/undangan/.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Disdik DKI apresiasi PAM Jaya sediakan “water purifier” di sekolah

    Disdik DKI apresiasi PAM Jaya sediakan “water purifier” di sekolah

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengapresiasi Perumda PAM Jaya yang telah menyediakan “water purifier” atau alat penyaring air minum di sejumlah sekolah.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sarjoko mengatakan, “water purifier” tersebut sangat memberikan manfaat untuk memenuhi kebutuhan air minum para peserta didik dan guru.

    “Mereka tidak perlu lagi membeli air minum dalam kemasan. Bisa menghemat uang jajan untuk ditabung,” kata dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Hal itu disampaikan saat membuka Sarasehan Lingkungan Dalam Rangka Hari Air Sedunia bertajuk “Konservasi Alam dan Mitigasi Krisis Air Bersih/Minum” di Jakarta.

    Dia menuturkan bahwa dengan adanya “water purifier” tersebut juga dapat mengurangi sampah dari mengonsumsi air minum kemasan sehingga kebersihan lingkungan sekolah juga bisa lebih terjaga.

    “Mereka cukup mambawa ‘tumbler’ (botol minum) dari rumah dan bisa diisi air melalui ‘water purifier’ untuk kebutuhan konsumsi air minum di sekolah,” katanya.

    Arsip Foto – Petugas PAM Jaya berjalan di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran, Kalimalang, Jakarta, Kamis (2/2/2023). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/aww/am.

    Karena itu, dia mengajak para pelajar dan mahasiswa di Jakarta, khususnya yang tergabung dalam organisasi pecinta alam untuk berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan sebagai upaya mitigasi menjaga ketersediaan air bersih/minum.

    “Saya minta para pelajar bisa ikut menanam pohon, tidak membuang sampah sembarangan, terutama di saluran maupun sungai untuk menjaga konservasi air,” tuturnya.

    Pelaksanaan sarasehan ini menjadi upaya untuk memberikan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya air bersih bagi kehidupan manusia.

    “Perlu peran dari semua pihak untuk menjaga, mempertahankan agar tidak ada krisis air bersih. Sebab, air bersih menjadi kebutuhan yang sangat mendasar. Kita tidak bisa hidup tanpa air,” kata Sarjoko.

    Arsip foto – PAM Jaya saat sosialisasi terkait tarif air bersih di apartemen. ANTARA/HO-Humas PAM Jaya/aa.

    Direktur Utama Perumda PAM Jaya, Arief Nasrudin menuturkan, salah satu dari 8 misi Astacita Presiden Prabowo Subianto, yakni “Memantapkan Sistem Pertahanan dan Mendorong Kemandirian Bangsa Melalui Swasembada Pangan, Energi, Air, Ekonomi Kreatif, Ekonomi Hijau dan Ekonomi Biru”.

    “Pada masa pemerintahan Pak Prabowo, air juga menjadi salah satu dari 17 program prioritas, yakni swasembada pangan, energi, dan air,” katanya.

    Arief menegaskan, diperlukan peran semua pihak untuk menjaga ketersediaan suplai air baku, termasuk melalui konservasi lingkungan.

    “Kami mendapatkan mandat untuk merealisasikan cakupan layanan air bersih 100 persen di Jakarta pada tahun 2030. Untuk itu, kelestarian sumber-sumber air perlu dijaga,” katanya.

    Direktur Eksekutif Koalisi Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (KPMI), Andi Wijaya yang akrab disapa Adjie Rimbawan menyampaikan, fenomena krisis lingkungan dan kelangkaan air bersih/minum membawa dampak signifikan terhadap realitas kehidupan sehari-hari.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sarjoko saat membuka Sarasehan Lingkungan Dalam Rangka Hari Air Sedunia bertajuk “Konservasi Alam dan Mitigasi Krisis Air Bersih/Minum” di Jakarta, Sabtu (22/3/2025). (ANTARA/HO-Dokumen pribadi)

    Saat ini ada ketidakpastian musim, cuaca ekstrem hingga peningkatan suhu terjadi lebih sering dari biasanya. “Di tengah situasi ini, konservasi air tidak hanya menjadi tindakan teknis, tetapi juga perlu peranan dan partisipasi berbagai elemen menjadi urgen dalam mengatasi krisis yang kian drastis,” katanya.

    Adjie mengungkapkan, kesadaran akan konservasi dan mitigasi krisis menjadi niscaya sebagai langkah penting untuk memahami bahwa air tidak hanya sebagai kebutuhan primer, melainkan juga bagian dari ekosistem yang tidak terpisahkan dalam menopang kehidupan manusia.

    Sarasehan lingkungan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman dan wawasan kepada para penggiat alam bebas tentang pentingnya menjaga kelestarian air bersih dan konservasi alam sebagai bagian menjaga keberlanjutan lingkungan demi menjaga ekosistem alam.

    Sarasehan ini menghadirkan narasumber berkompeten, yakni Direktur PAM Jaya Arief Nasrudin, pengamat perkotaan Nirwono Joga, pemerhati Jakarta Sugiyanto, Direktur Institut Hijau Indonesia Slamet Daroini dan penggiat lingkungan Reiza Patters.

    Sarasehan lingkungan ini diikuti oleh 110 peserta ekskul Sispala SMA, SMK dan Madrasah Aliyah Negeri serta komunitas tujuh Mapala di Jakarta dan 20 senior penggiat Alam Bebas sekaligus para alumni Sispala se-Jakarta.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • 707.622 Peserta Didik Terima KJP Plus Tahap I 2025, Dapat Akses Gratis Masuk TMII – Page 3

    707.622 Peserta Didik Terima KJP Plus Tahap I 2025, Dapat Akses Gratis Masuk TMII – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta meresmikan peluncuran dana Kartu Jakarta Pintar (KJP), yang turut disertai dengan penandatanganan kerja sama untuk memberikan akses gratis ke Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Sarjoko, menyatakan bahwa program ini diluncurkan untuk memastikan bahwa warga Jakarta usia sekolah mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas.

    “Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memberikan bantuan sosial biaya pendidikan melalui KJP Plus kepada peserta didik dari keluarga tidak mampu untuk keperluan kebutuhan dasar penunjang pendidikan,” kata Sarjoko dalam sambutannya, Kamis (20/3/2025).

    Ia menjelaskan, pemberian bantuan sosial biaya pendidikan melalui KJP Plus bertujuan mendukung terselenggaranya program wajib belajar 12 tahun, meningkatkan akses layanan pendidikan secara adil dan merata, menjamin kepastian mendapatkan layanan pendidikan.

    Meningkatkan mutu layanan dan kualitas hasil pendidikan, menumbuhkan motivasi bagi peserta didik untuk berprestasi dan menuntaskan pendidikan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta mendorong anak tidak sekolah agar kembali mendapatkan layanan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu.

    “Berdasarkan Keputusan Gubernur No. 266 Tahun 2025, tanggal 18 Maret 2025, tentang Besaran dan Penerima Bantuan Sosial Biaya Pendidikan Tahap 1 Tahun 2025, kami laporkan bahwa jumlah penerima KJP Plus sebanyak 707.622 peserta didik,” ujarnya.

     

  • Pemprov Jakarta Buka Pos Pelayanan KJP Plus di Kantor Kecamatan, Ini Jadwal Layanannya – Page 3

    Pemprov Jakarta Buka Pos Pelayanan KJP Plus di Kantor Kecamatan, Ini Jadwal Layanannya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta membuka pos pelayanan program bantuan sosial Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus dan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) di kantor kecamatan se-Jakarta. Kebijakan ini untuk memudahkan warga mendapat informasi yang diperlukan terkait program tersebut.

    “Mulai hari ini mereka sudah membuka pos pelayanan (di 44 kecamatan) yang bisa dimanfaatkan secara baik bagi masyarakat yang mencari informasi tentang program KJP, KJMU,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Sarjoko di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

    Pos ini juga melayani keluhan maupun pengaduan warga Jakarta berkaitan dengan program yang sudah berjalan, termasuk alasan mengapa dari mereka tak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

    “Misalnya kenapa tidak masuk DTKS, nanti bisa kami dorong Dinas Sosial tingkat kecamatan untuk menjelaskan. Kendala tidak semata di domain Dinas Pendidikan tetapi ada proses yang harus ditempuh masyarakat kaitannya dengan proses pengurusan DTKS,” ujar Sarjoko, seperti dikutip dari Antara.

    Dia mengungkapkan, kelebihan pos pelayanan KJPU Plus dan KJMU ini adalah mempermudah masyarakat untuk bisa mengakses, karena lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka.

    Pos pelayanan di 44 Kantor Kecamatan ini dibuka setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai 15.00 WIB.

    “Kalau di kantor kecamatan di wilayah tinggal warga dan ini sudah disepakati dengan camat. Camat yang akan bertindak sebagai komando pelayanan di wilayah masing-masing,” ujar Sarjoko.