Tag: Salva Kiir

  • Dunia Hari Ini: Pria Australia Diduga Selundupkan Kokain ke Bali Mulai Disidang

    Dunia Hari Ini: Pria Australia Diduga Selundupkan Kokain ke Bali Mulai Disidang

    Anda sedang membaca laporan Dunia Hari Ini edisi 12 September 2025.

    Laporan utama kami hadirkan dari Bali, Indonesia.

    Sidang terduga penyelundup narkoba dimulai

    Sidang kasus seorang pria Australia yang dituduh terlibat dalam penyelundupan narkoba di Bali telah dimulai.

    Jaksa penuntut umum mengajukan tuntutan yang dapat berujung hukuman mati.

    Polisi menuduh Lamar Ahchee, 43 tahun, mengatur pengiriman 1,7 kilogram kokain senilai sekitar $1,1 juta kepada dirinya sendiri di Bali pada bulan Mei.

    Kokain tersebut diduga disembunyikan dan dibungkus dalam 206 bungkus cokelat Lindor Lindt.

    Jika terbukti bersalah mengimpor, mendistribusikan, menjual, atau menerima lebih dari satu kilogram kokain, Lamar dapat menghadapi hukuman mati, penjara seumur hidup, atau hukuman penjara lebih dari lima tahun.

    Rekaman CCTV terduga penembak Charlie Kirk

    FBI merilis rekaman CCTV “orang yang dicurigai” dalam pencarian pelaku penembakan yang menewaskan aktivis Charlie Kirk di sebuah universitas di Utah.

    Rekaman ini dikeluarkan setelah penemuan senapan yang diyakini dipakai untuk membunuh Charlie.

    ‘Influencer’ konservatif berusia 31 tahun itu ditembak saat berbicara di hadapan sekitar 3.000 orang di Utah Valley University di Orem, selatan Salt Lake City, Kamis kemarin.

    Rekaman CCTV menunjukkan seorang pria mengenakan pakaian gelap, topi dan kacamata hitam.

    Mantan presiden Brasil dipenjara 27 tahun

    Mahkamah Agung Brasil menyatakan mantan presiden Jair Bolsonaro bersalah karena merencanakan kudeta untuk tetap berkuasa, setelah ia kalah dalam pemilu 2022.

    Jair, 70 tahun, dijatuhi hukuman 27 tahun tiga bulan penjara dalam putusan kemarin.

    Putusan panel yang terdiri dari lima hakim agung ini menjadikan Jair sebagai mantan presiden pertama dalam sejarah Brazil yang dihukum karena menyerang demokrasi.

    Ada banyak bukti bahwa Jair bertindak “dengan maksud mengikis demokrasi dan institusi”, menurut Hakim Carmen Lucia.

    Wakil Presiden Sudan didakwa pembunuhan

    Wakil Presiden Sudan Selatan, Riek Machar, didakwa dengan pembunuhan, pengkhianatan, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    Dakwaan dijatuhkan atas dugaan keterlibatannya dalam serangan milisi etnis terhadap pasukan federal pada bulan Maret.

    Beberapa jam setelah pengumuman menteri tersebut, Presiden Salva Kiir menskors Riek dari jabatannya.

    Dakwaan terhadap Riek dan penangguhannya ini memperkeruh perseteruan antara dua kubu politik utama negara itu, kubu lainnya dipimpin oleh Salva, yang sebelumnya terlibat dalam perang saudara 2013-2018 yang menewaskan sekitar 400.000 orang.

    Lihat juga Video: Polda Bali Gagalkan Penyelundupan Kokain, 1 WN Australia Ditangkap

  • Wapres Sudan Selatan Didakwa atas Pembunuhan dan Kejahatan Kemanusiaan

    Wapres Sudan Selatan Didakwa atas Pembunuhan dan Kejahatan Kemanusiaan

    Juba

    Wakil Presiden Sudan Selatan, Riek Machar, didakwa atas kasus pembunuhan, pengkhianatan, dan kejahatan terhadap kemanusiaan atas serangan terhadap pangkalan militer. Serangan ini menewaskan lebih dari 250 tentara.

    Dilansir AFP, Jumat (12/9/2025), perjanjian pembagian kekuasaan yang rapuh antara Presiden Salva Kiir dan wakil presiden Machar, terjadi selama berbulan-bulan di negara termuda di dunia ini.

    Pada awal Maret, sebuah milisi dari komunitas etnis Nuer Machar yang dikenal sebagai Tentara Putih menyerang sebuah pangkalan militer di Kabupaten Nasir, Negara Bagian Upper Nile di timur laut negara itu.

    Pemerintah menyatakan Machar bertanggung jawab. Hakim mendakwa Machar beserta 20 orang lainnya atas pembunuhan, konspirasi, terorisme, pengkhianatan, perusakan properti publik, dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

    “Kejahatan-kejahatan ini ditandai dengan pelanggaran berat Konvensi Jenewa dan hukum humaniter internasional, termasuk penodaan mayat, penganiayaan terhadap warga sipil, dan serangan terhadap pekerja kemanusiaan,” ujar Menteri Kehakiman Joseph Geng Akech, menurut pernyataan tertulis yang disampaikan kepada wartawan di Juba.

    Pangkalan militer di Nasir dikuasai oleh Tentara Putih antara tanggal 3 dan 7 Maret.

    Beberapa perwira senior, termasuk seorang jenderal, tewas. Sebuah helikopter Perserikatan Bangsa-Bangsa juga ditembaki saat berupaya menyelamatkan tentara di pangkalan tersebut, yang mengakibatkan tewasnya seorang pilot.

    “Kasus ini mengirimkan pesan yang jelas: mereka yang melakukan kekejaman terhadap rakyat Sudan Selatan, terhadap angkatan bersenjata kami, dan terhadap personel kemanusiaan akan dimintai pertanggungjawaban, terlepas dari jabatan atau pengaruh politik mereka,” ujar Menteri Akech dalam pernyataan tersebut.

    PBB, yang menjalankan misi pembangunan perdamaian utama di Sudan Selatan, mengatakan pada saat itu bahwa Sudan Selatan “mengalami kemunduran yang mengkhawatirkan yang dapat menghapus kemajuan yang telah dicapai dengan susah payah selama bertahun-tahun”.

    Presiden Kiir telah bergerak selama berbulan-bulan untuk mengonsolidasikan kekuasaan dan menyingkirkan Machar, yang ditempatkan dalam tahanan rumah beberapa minggu setelah serangan itu, sementara banyak sekutunya juga telah ditahan.

    Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada tahun 2011 tetapi dengan cepat terjerumus ke dalam perang saudara yang menghancurkan selama lima tahun antara Kiir dan Machar yang menewaskan sekitar 400.000 orang.

    Perang berakhir dengan perjanjian pembagian kekuasaan pada tahun 2018 tetapi upaya komunitas internasional untuk memastikan transisi demokrasi telah gagal.

    Pemilu yang seharusnya berlangsung pada bulan Desember 2024 sekali lagi ditunda selama dua tahun.

    (lir/lir)

  • Rumah Sakit Dibom 7 Orang Tewas, Sudan Selatan Diambang Perang Saudara – Halaman all

    Rumah Sakit Dibom 7 Orang Tewas, Sudan Selatan Diambang Perang Saudara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SUDAN –  Setidaknya tujuh orang tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan di sebuah rumah sakit di Sudan Selatan, Sabtu (3/5/2025).

    Badan amal medis Doctors Without Borders, yang dikenal dengan inisial bahasa Prancisnya MSF, khawatir  negara termuda di dunia itu  akan terjerumus dalam perang saudara habis-habisan.

    MSF mengutuk serangan itu yang menghancurkan rumah sakit dan apotek.

    Peringatan dari PBB

    Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB telah memperingatkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa negara itu berada di ambang perang saudara baru.

    Kekhawatiran akan terjadinya perang baru di Sudan Selatan semakin mencuat saat serangan udara menghantam rumah sakit itu.

    Tidak jelas mengapa fasilitas itu menjadi sasaran.

    Seorang juru bicara militer Sudan Selatan tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar, menurut kantor berita The Associated Press.

    Mamman Mustapha, Kepala Misi MSF di Sudan Selatan, mengatakan kepada Al Jazeera dari ibu kota Juba bahwa timnya di lapangan melaporkan “dua helikopter tempur menyerang rumah sakit”.

    Mustapha mengatakan helikopter mengebom rumah sakit dan pasokan medisnya lalu “terus menembaki kota Old Fangak”.

    “Penduduk sipil telah mengungsi dan situasinya sangat mengerikan dan tragis. Kami sangat terkejut. Rumah sakit itu telah ada di sana selama 10 tahun, sejak 2014,” tambahnya.

    Rivalitas presiden dan wakil presiden

    Negara ini terjerumus dalam konflik dalam beberapa bulan terakhir karena gagalnya perjanjian pembagian kekuasaan antara jenderal yang bersaing, Presiden Salva Kiir dan Wakil Presiden Pertama Riek Machar.

    Kiir dan Machar mewakili dua kelompok etnis terbesar, masing-masing Dinka dan Nuer, yang terlibat perang saudara antara tahun 2013 dan 2018 yang menelan korban sekitar 400.000 jiwa sebelum kesepakatan damai tahun 2018 memungkinkan kedua pemimpin membentuk pemerintahan persatuan nasional.

    Presiden Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit (Twitter/SouthSudanGOV)

    Kini, ketegangan antara Kiir dan Machar kembali memanas.

    Machar ditempatkan dalam tahanan rumah sejak Maret atas tuduhan subversi.

    Old Fangak, tempat terjadinya serangan terhadap rumah sakit MSF, adalah salah satu dari beberapa kota besar di daerah Fangak, Negara Bagian Jonglei, bagian negara yang dihuni etnis Nuer yang secara historis dikaitkan dengan partai Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-dalam-Oposisi (SPLM-IO) pimpinan Machar.

    Melaporkan dari Nairobi, Catherine Soi dari Al Jazeera mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan komisaris daerah Fangak, yang menuding pemerintah sebagai dalang serangan tersebut.

    Pejabat tersebut, katanya, bersekutu dengan SPLM-IO.

    Komisaris ini mengatakan kepada Al Jazeera bahwa “hanya militer yang memiliki kapasitas untuk melakukan serangan seperti itu”.

    “Kami juga telah berbicara dengan saksi mata yang mengatakan bahwa … pesawat itu adalah pesawat pemerintah,” kata Soi.

    “Kami juga tahu bahwa dua minggu lalu fasilitas MSF lain di daerah itu juga diserang dan dijarah, jadi kami menunggu pejabat pemerintah untuk memberikan versi cerita mereka,” katanya.

    Bulan lalu, sebuah pangkalan militer dijarah oleh orang-orang bersenjata di kota Nasir di wilayah utara negara bagian Upper Nile yang kaya minyak. Soi mengatakan serangan itu diduga dilakukan oleh Tentara Putih, yang konon bersekutu dengan SPLM-IO milik Machar.

    “Dia berada dalam tahanan rumah, beberapa politisi oposisi lainnya juga telah ditangkap,” kata Soi.

    “Kami telah mendengar dari juru bicara pemerintah yang mengatakan penyelidikan masih berlangsung. Dan ketika itu terjadi, para politisi ini akan didakwa dengan tuduhan pemberontakan.”

    Beberapa kedutaan besar negara Barat, termasuk Amerika Serikat, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat bahwa situasi politik dan keamanan di Sudan Selatan telah “memburuk drastis” dalam beberapa hari terakhir.

    Pemilu yang seharusnya diselenggarakan pada tahun 2023 telah ditunda dua kali dan baru dijadwalkan pada tahun 2026.

    Sumber: Al Jazeera/BBC/AP

     

  • Diduga Rencanakan Pemberontakan, Wakil Presiden Sudan Selatan Ditangkap

    Diduga Rencanakan Pemberontakan, Wakil Presiden Sudan Selatan Ditangkap

    JAKARTA – Wakil Presiden Sudan Selatan Riek Machar ditangkap dan akan diselidiki atas tuduhan mencoba memicu pemberontakan. Kabar penahanan Machar dikhawatirkan negara-negara besar dunia dapat memicu kembali perang saudara.

    Laporan Machar – saingan lama Presiden Salva Kiir – ditangkap pada Rabu memicu seruan internasional untuk menahan diri. Negara tetangga Kenya mengirim mantan perdana menterinya, Raila Odinga, untuk meredakan ketegangan.

    Partai Machar mengatakan penahanannya secara efektif telah membatalkan kesepakatan damai 2018 yang mengakhiri perang saudara selama lima tahun antara pasukan Dinka pimpinan Kiir dan pejuang Nuer yang setia kepada Machar.

    Sementara Juru bicara pemerintah dan menteri informasi Michael Makuei mengatakan “Machar dan rekan-rekannya yang antiperdamaian dari SPLM/A-IO (partai Machar), yang ditahan akan diselidiki dan diadili sebagaimana mestinya.”

    Ia menuduh Machar menghubungi para pendukungnya dan menghasut mereka untuk memberontak terhadap pemerintah dengan tujuan mengganggu perdamaian sehingga pemilihan umum tidak diadakan dan Sudan Selatan kembali berperang.

    “Perjanjian Damai tidak runtuh dan tidak akan runtuh dalam kondisi apa pun,” kata Makuei dilansir Reuters, Sabtu, 29 Maret.

    Tidak ada tanggapan langsung dari Machar atau partainya atas tuduhan tersebut.

    Partai Machar sebelumnya membantah tuduhan pemerintah yang menuding mereka mendukung Tentara Putih, milisi etnis yang sebagian besar terdiri dari pemuda Nuer, yang bentrok dengan tentara di kota Nasir di timur laut bulan ini, yang memicu krisis terbaru.

    Sebagai respons atas pertempuran tersebut, pasukan Kiir menangkap beberapa sekutu senior Machar, termasuk menteri perminyakan dan wakil kepala tentara.

    Telah terjadi bentrokan dalam beberapa hari terakhir antara pasukan yang setia kepada kedua pria tersebut di luar Juba dan di tempat lain.