Tag: Saifullah Yusuf

  • Menteri Sosial Saifullah Yusuf Disambut Pidato Bahasa Inggris oleh Murid SR di Jombang

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf Disambut Pidato Bahasa Inggris oleh Murid SR di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, melakukan kunjungan ke Sekolah Rakyat (SR) yang terletak di Mojoagung, Jombang, pada Sabtu (11/10/2025).

    Kunjungan ini disambut dengan antusias oleh ratusan murid SR, baik dari tingkat SR Menengah Pertama (SRMP) maupun SR Menengah Atas (SRMA), beserta wali murid yang hadir untuk menyambut kehadiran Gus Ipul.

    Murid-murid SR terlihat sangat antusias, bahkan salah satu dari mereka menyampaikan sambutan dalam Bahasa Inggris, yang membuat Gus Ipul terkagum-kagum. Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul memberikan semangat kepada seluruh murid SR Terintegrasi 8 Jombang dan menyampaikan bahwa lokasi sekolah yang ada saat ini di Mojoagung hanya sementara.

    Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, kata Gus Ipul, sudah menyiapkan lahan di Tunggorono sebagai lokasi permanen untuk SR. Selain itu, untuk menunjang kegiatan belajar, para murid SR juga akan mendapatkan laptop secara gratis.

    “Lokasi di Mojoagung ini hanya sementara. Karena Pemkab Jombang sudah menyiapkan lahan di Tunggorono. Sebagai penunjang kegiatan belajar, murid SR juga akan mendapatkan laptop secara gratis,” kata Gus Ipul disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

    Usai berinteraksi dengan para murid dan wali murid, Gus Ipul diwawancarai oleh wartawan mengenai komitmennya dalam menjalankan instruksi Presiden untuk memastikan bantuan sosial (Bansos) disalurkan dengan tepat sasaran.

    Gus Ipul menegaskan bahwa salah satu fokus utama adalah konsolidasi dan akurasi data penerima manfaat melalui kerja sama dengan pemerintah daerah serta pemanfaatan teknologi dalam proses penyaluran Bansos.

    Murid SR Jombang saat menyambut Mensos Gus Ipul

    “Tidak lanjut di arahan Presiden dan instruksi Presiden, agar Bansos bisa lebih tepat sasaran dengan konsolidasi data, akurasi data menjadi kunci keberhasilan penyaluran Bansos,” ujar Gus Ipul.

    Ia juga menekankan pentingnya verifikasi lapangan dalam memastikan data penerima Bansos sesuai dengan kondisi riil. Kerja sama dengan bupati dan wali kota menjadi kunci dalam menghindari data yang tidak sesuai fakta.

    “Kita kerja sama dengan bupati, wali kota untuk memastikan bahwa data-data yang diusulkan ke Jakarta itu benar-benar mereka sesuai dengan faktanya. Jangan sampai tidak sesuai fakta, sehingga Bansos yang kita berikan itu tidak tepat sasaran,” tegas Gus Ipul.

    Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan bahwa Kemensos juga melibatkan partisipasi publik dalam meningkatkan akurasi data Bansos. Salah satu langkah yang dilakukan adalah pemutakhiran data melalui aplikasi yang dapat diakses oleh masyarakat. “Insyaallah dengan pemutakhiran bersama melibatkan masyarakat umum lewat aplikasi itu, makin akurat,” tambahnya.

    Gus Ipul juga menceritakan tentang proyek “Digitalisasi Bansos” yang sedang diuji coba di Banyuwangi. Proyek ini bertujuan untuk menggunakan teknologi dalam menentukan kelayakan penerima Bansos, tanpa campur tangan manusia, karena sistem terhubung dengan seluruh data pemerintah.

    Teknologi ini memungkinkan setiap orang untuk mengajukan diri, namun keputusan kelayakan sepenuhnya ditentukan oleh sistem. “Kemudian nanti akan diberitahu, layak atau untuk mendapatkan Bansos yang ini. Tentu melalui system. Karena sudah kita lakukan digitalisasi,” jelas Gus Ipul mengenai sistem baru ini.

    Proyek ini mengujicobakan teknologi pada program Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Sembako, yang dikembangkan oleh Dewan Ekonomi Nasional.

    Sebagai bagian dari upaya transparansi dan akuntabilitas, Gus Ipul mengajak partisipasi masyarakat dan wartawan untuk memanfaatkan aplikasi seperti CekBansos, yang memungkinkan masyarakat untuk mengusulkan atau menyanggah nama-nama penerima Bansos.

    “Kita juga ingin partisipasi masyarakat luas untuk bisa mengusulkan atau menyanggah nama-nama yang bisa mendapatkan atau tidak mendapatkan,” tutupnya. [suf]

  • Kemensos Salurkan Santunan dan Modal Usaha bagi Korban Runtuhnya Gedung Al-Khoziny Sidoarjo

    Kemensos Salurkan Santunan dan Modal Usaha bagi Korban Runtuhnya Gedung Al-Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) hadir dalam kegiatan tahlil akbar dan secara langsung menyerahkan santunan kepada 17 ahli waris korban musibah runtuhnya musala Pondok Pesantren Al-Khoziny.

    “Alhamdulillah kita bisa doa bersama, tentu kita sampaikan dukungan-dukungan pemerintah dalam hal menghadapi musibah ini. Presiden sangat memberikan atensi dari awal sampai nanti diharapkan tuntas seluruh proses kita menanggulangi musibah ini,” kata Gus Ipul di Aula KH. Hasyim Asy’ari PWNU Jawa Timur, Sabtu (11/10/2025).

    Acara bertajuk Khotmil Quran & Tahlil Akbar Syuhada Santri Al-Khoziny ini turut dihadiri Pengurus PWNU Jatim KH. Abdul Matin Jawahir, Pengasuh Ponpes Al-Khoziny KH. Abdul Salam Mujib, serta para ahli waris korban.

    Hadir di lokasi sekitar pukul 14.30 WIB, Gus Ipul disambut hangat oleh para ahli waris korban musibah. Ia kemudian mengikuti doa bersama dengan khusyuk.

    Gus Ipul secara simbolis menyerahkan santunan kepada 17 ahli waris korban. Bantuan santunan yang diberikan berupa uang tunai senilai Rp15.000.000 untuk masing-masing ahli waris korban meninggal, paket sembako serta paket nutrisi.

    “Yang kita berikan ini yang sudah diasesmen ya, yang sudah diasesmen 17 keluarga mungkin per hari ini. Nanti akan kita susul ya pada berikutnya untuk keluarga-keluarga yang lain,” ujarnya.

    Gus Ipul menegaskan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, hingga Pemerintah Kabupaten mendukung penuh penanganan korban dari awal hingga akhir. “Mulai dari evakuasi, kemudian masa-masa kedaruratan, dan terakhir ini masa rehabilitasi dan rekonstruksi,” ujarnya.

    Dukungan pertama yang diberikan adalah perlindungan dan jaminan sosial untuk keluarga yang anggota keluarganya wafat maupun luka berat. Selanjutnya, dukungan rehabilitasi medis maupun sosial juga terus diberikan.

    Selain memberikan santunan, Kementerian Sosial juga melakukan pemberdayaan dan pendampingan psikososial kepada keluarga korban. Pemberdayaan dilakukan dengan memberikan bantuan permodalan usaha maupun pelatihan keterampilan sesuai potensi masing-masing keluarga.

    Untuk memastikan ketepatan dukungan, Kemensos telah melakukan asesmen kepada setiap keluarga korban guna mengetahui kebutuhan mereka secara spesifik.

    “Misalnya ada yang ingin buka warung atau toko. Nanti kita asesmen dulu, kita latih dan kita berikan modal usaha,” kata Gus Ipul.

    Upaya ini menjadi bagian dari tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial agar keluarga korban tidak hanya pulih secara ekonomi, tetapi juga secara psikologis dan sosial. Pendampingan psikososial dilakukan oleh pekerja sosial Kemensos untuk membantu keluarga korban bangkit dari trauma dan kembali berdaya menjalani kehidupan.

    Sebelumnya, Gus Ipul juga menjenguk Syehlendra Haical Aditya dan Syaifur Rosi Abdillah, santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny yang kakinya harus diamputasi.

    Untuk korban yang mengalami disabilitas, Kemensos bekerja sama dengan Komisi Nasional Disabilitas memberikan pendampingan dan bantuan alat bantu sesuai kebutuhan, seperti kaki atau tangan palsu, kursi roda, dan tongkat.

    “Tapi setelah itu yang penting adalah bagaimana bisa membuat santri-santri kita semangat kembali. Ini bukan akhir dari segalanya, tapi awal yang harus kita rancang lebih baik untuk membuat mereka bisa juga meraih prestasi,” kata dia. [tok/ian]

  • Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Pastikan Dukungan Penuh dari Pemerintah

    Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Pastikan Dukungan Penuh dari Pemerintah

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) menjenguk Syaifur Rosi Abdillah, santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

    Rosi kini menjalani masa pemulihan setelah salah satu kakinya harus diamputasi akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sekitar pukul 10.00 WIB, Gus Ipul tiba di kediaman Rosi. Ia duduk di samping tempat tidur Rosi, berbicara hangat dengan sang santri dan keluarganya.

    Dalam kunjungan itu, Mensos memastikan seluruh kebutuhan Rosi dipenuhi mulai dari layanan kesehatan, pendampingan sosial, hingga jaminan pendidikan agar masa depannya tetap terjaga.

    “Alhamdulillah, kondisi adik kita Rosi terus membaik. Semangatnya luar biasa. Ia adalah contoh keteguhan hati anak muda yang tidak menyerah pada keadaan,” ujar Gus Ipul.

    Mensos menjelaskan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, seluruh unsur pemerintah harus bekerja bersama menangani dampak musibah ini dari kementerian, lembaga, hingga pemerintah daerah.

    “Presiden berpesan agar semua bergerak bersama. Ada Kemensos, Kemenko PMK, BNPB, Basarnas, Pemerintah Daerah, hingga Komisi Nasional Disabilitas. Semua hadir untuk memastikan korban tidak sendirian,” kata dia.

    Kemensos berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten Sidoarjo untuk memberikan dukungan perlindungan sosial, termasuk bantuan sekolah, kebutuhan pokok, dan jaminan kesehatan. Setelah fase darurat, Kemensos juga menyiapkan rehabilitasi sosial agar Rosi dan keluarganya dapat beradaptasi dengan kehidupan baru.

    “Yang paling penting adalah semangat anaknya tetap hidup, dan keluarga siap menerima serta mendukung. Rehabilitasi sosial tidak hanya fisik, tapi juga hati dan lingkungan,” kata Gus Ipul.

    Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Nasional Disabilitas, Jonna Aman Damanik, menegaskan bahwa kedisabilitasan bukanlah akhir perjalanan hidup. Ia memastikan negara hadir untuk menjamin masa depan korban tetap terbuka lebar.

    “Kami memastikan proses rehabilitasi dan intervensi medis tidak membuat masa depan anak-anak terhambat, justru harus menjadi lebih baik,” ujarnya.

    Jonna juga menegaskan bahwa korban akan mendapatkan bantuan kaki palsu fungsional, yang tidak sekadar alat bantu, tetapi benar-benar mampu mengembalikan mobilitas dan kepercayaan diri.

    “Kalau dik Rosi kehilangan kaki kiri, maka tugas kami adalah memastikan alat bantu yang tepat untuk mengurangi hambatan itu. Setelahnya, akan ada pelatihan adaptasi tubuh dan mobilitas agar ia bisa kembali beraktivitas dengan percaya diri,” jelasnya.

    Pembuatan kaki palsu akan berlangsung sekitar tiga bulan dengan pendampingan penuh dari Sentra Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial.

    Bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika para santri tengah menunaikan salat Ashar. Dugaan sementara, beban lantai empat yang baru dicor menyebabkan struktur pondasi tidak kuat menahan tekanan sehingga ambruk hingga lantai dasar. [tok/ian]

  • Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ponpes Ambruk: Tak Menyerah pada Keadaan

    Gus Ipul Jenguk Santri Korban Ponpes Ambruk: Tak Menyerah pada Keadaan

    Jakarta

    Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Komisi Nasional Disabilitas (KND) menjenguk santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran, di Desa Sumokali, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Syaifur Rosi Abdillah.

    Rosi kini menjalani masa pemulihan setelah salah satu kakinya harus diamputasi akibat tertimpa reruntuhan bangunan. Sekitar pukul 10.00 WIB, Gus Ipul tiba di kediaman Rosi.

    Ia duduk di samping tempat tidur Rosi, berbicara hangat dengan sang santri dan keluarganya. Dalam kunjungan itu, Gus Ipul memastikan seluruh kebutuhan Rosi dipenuhi mulai dari layanan kesehatan, pendampingan sosial, hingga jaminan pendidikan agar masa depannya tetap terjaga.

    “Alhamdulillah, kondisi adik kita Rosi terus membaik. Semangatnya luar biasa,” ujar Gus Ipul, dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/10/2025).

    “Ia adalah contoh keteguhan hati anak muda yang tidak menyerah pada keadaan,” sambungnya.

    “Presiden berpesan agar semua bergerak bersama. Ada Kemensos, Kemenko PMK, BNPB, Basarnas, Pemerintah Daerah, hingga Komisi Nasional Disabilitas,” kata Gus Ipul.

    “Semua hadir untuk memastikan korban tidak sendirian,” sambungnya.

    “Yang paling penting adalah semangat anaknya tetap hidup, dan keluarga siap menerima serta mendukung. Rehabilitasi sosial tidak hanya fisik, tapi juga hati dan lingkungan,” kata Gus Ipul.

    Dalam kesempatan yang sama, Komisioner KND Jonna Aman Damanik menegaskan kedisabilitasan bukanlah akhir perjalanan hidup. Jonna memastikan negara hadir untuk menjamin masa depan korban tetap terbuka lebar.

    “Kami memastikan proses rehabilitasi dan intervensi medis tidak membuat masa depan anak-anak terhambat, justru harus menjadi lebih baik,” ujar Jonna.

    Jonna juga menegaskan korban akan mendapatkan bantuan kaki palsu fungsional, yang tidak sekadar alat bantu, tetapi benar-benar mampu mengembalikan mobilitas dan kepercayaan diri.

    “Kalau dik Rosi kehilangan kaki kiri, maka tugas kami adalah memastikan alat bantu yang tepat untuk mengurangi hambatan itu. Setelahnya, akan ada pelatihan adaptasi tubuh dan mobilitas agar ia bisa kembali beraktivitas dengan percaya diri,” jelas Jonna.

    Pembuatan kaki palsu akan berlangsung sekitar tiga bulan dengan pendampingan penuh dari Sentra Rehabilitasi Sosial Kemensos.

    Diketahui, bangunan Ponpes Al-Khoziny roboh pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika para santri tengah menunaikan salat Asar. Dugaan sementara, beban lantai empat yang baru dicor menyebabkan struktur pondasi tidak kuat menahan tekanan sehingga ambruk hingga lantai dasar.

    (akd/akd)

  • Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Kediri: Wujud Nyata Gagasan Presiden Prabowo

    Mensos Gus Ipul Tinjau Sekolah Rakyat Kediri: Wujud Nyata Gagasan Presiden Prabowo

    Kediri (beritajatim.com) – Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri yang berlokasi di Gedung BPKASN Kabupaten Kediri, Jumat (10/10/2025). Dalam kunjungan tersebut, Gus Ipul berdialog dengan para siswa, orang tua, Kepala Dinas Sosial, serta pilar-pilar sosial dari Kota dan Kabupaten Kediri.

    “Ini salah satu dari 63 titik yang mulai melaksanakan pembelajaran sejak 14 Juli 2025. Sudah hampir tiga bulan berjalan dan alhamdulillah kondisinya lancar. Memang, di awal ada sedikit dinamika, tapi semuanya bisa dilewati dengan baik. Sekarang anak-anak sudah mulai nyaman dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik,” ujar Gus Ipul.

    Ia menjelaskan, para siswa di Sekolah Rakyat berasal dari berbagai latar belakang dan sedang beradaptasi dengan sistem pendidikan berasrama. “Ini siswa-siswa istimewa dari lingkungan yang berbeda-beda. Mereka mengikuti proses pendidikan yang berasrama, sehingga perlu waktu untuk menyesuaikan diri,” tambahnya.

    Gus Ipul juga mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, mulai dari guru hingga wali asuh siswa. “Saya berterima kasih kepada Kepala Sekolah, guru, wali asrama, dan wali asuh yang sudah bekerja keras, sehingga pelaksanaan sekolah rintisan di Kabupaten Kediri berjalan sangat baik,” ungkapnya.

    Menurutnya, ke depan diharapkan tersedia gedung baru yang dapat menampung lebih banyak siswa dari berbagai jenjang, mulai SD, SMP hingga SMA. Saat ini, Sekolah Rakyat di Kabupaten Kediri baru membuka jenjang SMA.

    Gus Ipul menegaskan, Sekolah Rakyat merupakan gagasan Presiden RI Prabowo Subianto untuk membantu keluarga-keluarga yang belum terjangkau pembangunan. “Lebih dari 4 juta data BPS menunjukkan masih banyak anak usia sekolah yang tidak sekolah, belum sekolah, putus sekolah, dan berpotensi putus sekolah. Presiden ingin mengulurkan tangan kepada mereka,” tegasnya.

    Mantan Wali Kota Pasuruan ini menambahkan bahwa guru dan kepala sekolah Sekolah Rakyat telah melalui proses seleksi ketat. Kepala sekolah berasal dari kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) hasil rekomendasi bupati/wali kota yang kemudian diseleksi pusat, sementara para guru adalah Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang telah lolos seleksi. “Ini langkah baik, karena memastikan kualitas pendidikan tetap terjaga,” ujarnya.

    Meski menghadapi sejumlah tantangan seperti siswa yang belum betah di asrama, Gus Ipul memastikan seluruh proses berjalan baik di seluruh Indonesia. “Kadang ada yang kabur, tapi jumlahnya sangat sedikit. Sebagian kembali setelah berdialog dengan orang tua. Jika tidak, kami carikan pengganti dari daftar cadangan,” jelasnya.

    Saat ini, jumlah siswa Sekolah Rakyat yang meninggalkan sekolah tidak lebih dari 15 orang dari total 16.000 siswa se-Indonesia.

    Dalam kesempatan itu, Gus Ipul juga mengungkapkan rencana pembangunan 104 Sekolah Rakyat permanen di berbagai daerah oleh Presiden Prabowo. Sejumlah pemerintah daerah, termasuk Kabupaten dan Kota Kediri, sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan tersebut. “Jika tanahnya sudah clear and clean, maka pembangunan 104 Sekolah Rakyat akan segera dimulai. Presiden sudah meminta Kementerian PUPR untuk membangun gedung permanennya,” terangnya.

    Ia memastikan Kabupaten Kediri menjadi salah satu prioritas pembangunan Sekolah Rakyat permanen. “Insya Allah di Kabupaten Kediri tahun ini sudah dimulai pembangunan gedung permanennya,” pungkasnya.

    Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kediri Dewi Maria Ulfa, jajaran pejabat Pemkab Kediri, serta Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati. [nm/kun]

  • Gus Ipul Pastikan Pemerintah Tanggung Penuh Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Gus Ipul Pastikan Pemerintah Tanggung Penuh Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mendatangi Rumah Sakit Bhayangkara, Jumat (10/10/2025) sore. Kedatangan pria yang akrab disapa Gus Ipul ini untuk memastikan bahwa pemerintah hadir memberikan perlindungan dan pendampingan bagi korban musibah di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

    Gus Ipul memastikan pemerintah memberikan dukungan penuh, mulai dari pendampingan sosial, bantuan kesehatan, hingga jaminan pendidikan bagi para korban dan keluarganya. Ia menyebut pemerintah juga akan berkolaborasi dengan pemerintah daerah untuk memberikan penanganan yang menyeluruh.

    “Seluruh korban baik yang mengalami luka ringan maupun luka berat, serta keluarga korban meninggal, akan mendapat dukungan sesuai kebutuhan masing-masing. Bantuan mencakup jaminan kesehatan, pemulihan korban, serta santunan sosial,” ujarnya.

    Gus Ipul menjelaskan, seluruh proses saat ini masih dalam tahap asesmen untuk memastikan bantuan tepat sasaran. “Semuanya masih dalam proses asesmen. Dan hasil asesmen itu nanti akan ditindaklanjuti dengan langkah-langkah konkret, mulai dari perlindungan, jaminan kesehatan, kemudian pemulihan korban maupun keluarganya,” terangnya.

    Menurut data terbaru, jumlah korban meninggal dunia akibat ambruknya bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny mencapai 63 orang. Dari jumlah tersebut, 12 korban masih dalam proses identifikasi. Selain itu, terdapat 74 korban luka ringan dan 24 korban luka berat.

    Pemerintah juga memberikan perhatian khusus kepada santri yang menjadi penyandang disabilitas akibat peristiwa tersebut. “Makanya besok saya dengan Komisi Disabilitas Nasional akan mendengarkan dan sekaligus memberikan saran kepada santri-santri yang sekarang mungkin karena kakinya diamputasi, tangannya diamputasi,” kata Gus Ipul.

    Ia menegaskan bahwa pemerintah bersama pihak swasta akan menjamin kelanjutan pendidikan anak-anak tersebut melalui program beasiswa dan perlindungan sosial. “Insya Allah dijamin semua. Baik ada pihak-pihak swasta yang menjamin maupun pemerintah juga akan memberikan jaminan anak-anak ini akan mendapatkan dukungan beasiswa sampai selesai,” papar Gus Ipul.

    Di akhir kunjungannya, mantan Gubernur Jawa Timur itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bergotong royong membantu penanganan pasca insiden. “Intinya di sini kelihatan sekali gotong royong dan kebersamaan dari semua pihak dalam menanggulangi pasca musibah ini,” tandasnya. [uci/ian]

  • Kunjungi Kediri, Mensos Gus Ipul Kagum Talenta Siswa Sekolah Rakyat Jago Orasi Bahasa Inggris

    Kunjungi Kediri, Mensos Gus Ipul Kagum Talenta Siswa Sekolah Rakyat Jago Orasi Bahasa Inggris

    Kediri (beritajatim.com) – Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri menjadi sorotan saat Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyambangi sekolah tersebut pada Jumat (10/10/2025). Gus Ipul dibuat kagum dengan bakat dan kemampuan luar biasa yang ditunjukkan anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang menjadi siswa di sekolah berasrama tersebut.

    Dalam acara Dialog Kesejahteraan Sosial dan Sekolah Rakyat, para siswa SRMA 24 Kediri langsung memamerkan kemampuan mereka, mulai dari pembacaan puisi yang mengharukan, penampilan Tari Srigayo, hingga pidato dalam Bahasa Inggris yang lancar. Salah satunya adalah Aprilia Miftahul Jannah, yang kemampuan Bahasa Inggrisnya dipuji langsung oleh Menteri Sosial.

    “Waktu seusia saya, saya tidak bisa bahasa Inggris. Tapi kamu hebat jempol dua,” kata Gus Ipul.

    Gus Ipul menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah gagasan besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjawab masalah kemiskinan dan kesenjangan pendidikan. Program ini dipersembahkan bagi anak-anak yang selama ini tidak tersentuh proses pembangunan.

    “Sekolah Rakyat ini dipersembahkan oleh Bapak Presiden untuk membawa mereka yang selama ini tidak terbawa proses pembangunan. Banyak anak-anak yang tidak sekolah, maka Presiden ingin memberikan perhatian khusus lewat pendidikan yang seluruh biayanya ditanggung negara,” kata Gus Ipul.

    Hingga kini, sudah berdiri 165 titik Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, menampung hampir 16.000 siswa dari keluarga prasejahtera. SRMA 24 Kediri sendiri menjadi rumah bagi 100 siswa, yang tinggal di asrama dan mendapatkan fasilitas lengkap seperti makan tiga kali sehari, seragam, pemeriksaan kesehatan, hingga laptop.

    Salah satu siswa, Mey Nasila, mengungkapkan rasa bangganya. “Alhamdulillah, saya sangat bangga bisa sekolah di sini. Dulu tidak pernah merasakan fasilitas seperti ini. Cita-cita saya ingin jadi Kowad,” ucapnya penuh percaya diri.

    Ibunda Mey, Kartinem, seorang buruh tani, menyambut program ini dengan haru. “Kalau tidak ada Sekolah Rakyat, saya tidak bisa menyekolahkan anak. Terima kasih Bapak Presiden Prabowo telah menerima anak saya bersekolah di sini,” ujarnya.

    Berbeda dari sekolah konvensional, Sekolah Rakyat tidak mengenal tes akademik. Gus Ipul menjelaskan penerimaan siswa menggunakan *talent mapping* berbasis DNA untuk melihat potensi anak. Hasil pemetaan di SRMA 24 menunjukkan 37,4 persen siswa memiliki potensi STEM, 39,6 persen unggul di bidang sosial, dan 23 persen di bidang bahasa.

    Di akhir acara, Gus Ipul memimpin ikrar bersama dan menegaskan tiga hal yang tidak boleh terjadi di Sekolah Rakyat: perundungan, kekerasan fisik maupun seksual, dan intoleransi.

    “Sekolah Rakyat harus menjadi tempat tumbuh yang aman dan memuliakan,” ujarnya. Ia menutup sambutan dengan tiga kunci gagasan Sekolah Rakyat: memuliakan wong cilik, menjangkau yang belum terjangkau, dan memungkinkan yang tidak mungkin.

    “Mengusulkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional bukanlah sekadar mengenang, tetapi menegakkan martabat bangsa,” tutupnya.[tok/beq]

  • Menanti Gelar Pahlawan Nasional: Mensos Gus Ipul Pimpin Seminar Usulan Marsinah, Keberaniannya Guncang Nurani Bangsa

    Menanti Gelar Pahlawan Nasional: Mensos Gus Ipul Pimpin Seminar Usulan Marsinah, Keberaniannya Guncang Nurani Bangsa

    Nganjuk (beritajatim.com) – Usulan menjadikan aktivis buruh legendaris, Marsinah, sebagai Pahlawan Nasional memasuki tahap krusial. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menghadiri sekaligus menjadi pembicara kunci dalam Seminar Uji Publik ‘Marsinah: Perjuangan, Kemanusiaan, dan Pengakuan Negara’ di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Jumat (10/10/2025).

    Dukungan untuk Marsinah sebagai Pahlawan Nasional disampaikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto saat peringatan Hari Buruh 2025, yang mendorong Kementerian Sosial untuk menindaklanjuti proses kajian mendalam.

    Gus Ipul menjelaskan bahwa pengusulan Marsinah, yang merupakan buruh pabrik arloji di Sidoarjo, memerlukan kajian yang komprehensif dan objektif.

    “Marsinah bukan pejabat, bukan tokoh besar, bukan pemimpin partai atau pengusaha berpengaruh. Ia hanya seorang buruh, gadis muda dari Desa Nglundo, Nganjuk, tapi keberaniannya mengguncang nurani kita hingga hari ini,” kata Gus Ipul usai acara yang dihadiri Wakil Bupati Nganjuk Trihandy Cahyo Saputro dan keluarga almarhumah.

    Marsinah dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak buruh dan kemanusiaan. Ia aktif dalam organisasi buruh Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) unit kerja PT Catur Putra Surya (CPS).

    “Marsinah tidak berjuang untuk dirinya sendiri. Ia berjuang untuk hak orang banyak. Untuk rezeki yang layak, untuk martabat buruh, dan untuk rasa keadilan yang sederhana,” ungkap Gus Ipul.

    Menteri Sosial menekankan bahwa perjuangan Marsinah harus dimaknai dari sisi nilai-nilai luhur kemanusiaan yang ia tunjukkan, bukan dari sisi konflik. Ia melihat Marsinah sebagai simbol manusia Indonesia seutuhnya yang berani berkata benar.

    “Dalam Pancasila, sila kedua berbunyi ‘Kemanusiaan yang adil dan beradab.’ Marsinah menjalani sila itu bukan dengan kata, tapi dengan laku,” tambah Gus Ipul.

    Setelah hampir 32 tahun kepergiannya, dorongan dari Presiden Prabowo Subianto semakin memperkuat usulan ini. Gus Ipul berharap seminar ini memperkaya pemahaman.

    “Ketika Presiden Prabowo berbicara tentang Marsinah sebagai Pahlawan Nasional, kita sesungguhnya diajak merenungkan tentang sesuatu yang lebih besar dari sekadar penghargaan. Mengusulkan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional bukanlah sekadar mengenang, tetapi menegakkan martabat bangsa,” tutupnya.

    Kementerian Sosial kini bertugas untuk meneliti dan mengakui jasa-jasa mereka yang telah memberi cahaya bagi bangsa.[tok/beq]

  • Mensos Saifullah Yusuf Hadiri Seminar Nasional Marsinah, Soroti Perjuangan Buruh Perempuan

    Mensos Saifullah Yusuf Hadiri Seminar Nasional Marsinah, Soroti Perjuangan Buruh Perempuan

    Nganjuk (beritajatim.com) – Forum Aliansi Pemuda Nganjuk (FAPN) menggelar seminar nasional yang mengangkat tema “Kepahlawanan Marsinah” di Front One Ratu Hotel, Nganjuk, pada Jumat (10/10/2025).

    Acara ini dihadiri oleh Menteri Sosial, Syaifullah Yusuf, yang menjadi keynote speaker. Seminar juga dihadiri oleh beberapa tokoh penting, di antaranya Didik Prajoko dari Universitas Indonesia, Irwan Setiawan dari Komnas Perempuan, dan Ilham Ali Saifuddin dari Sarbumusi.

    Seminar ini diikuti oleh 250 peserta yang merupakan perwakilan dari organisasi kepemudaan di Nganjuk. Ahmad Malik, Ketua FAPN, mengungkapkan bahwa peserta seminar berasal dari berbagai organisasi yang ada di wilayah Nganjuk.

    Marsinah, seorang perempuan yang menjadi simbol perjuangan hak-hak buruh, kembali diangkat sebagai tokoh yang perlu mendapatkan pengakuan lebih. Wakil Bupati Nganjuk, Trihandy Cahyo Saputro, mengungkapkan bahwa ide pengusulan Marsinah sebagai pahlawan nasional muncul saat peringatan Hari Buruh pada 1 Mei 2025.

    “Lalu kami bekerja keras menyiapkan administrasinya, termasuk dengan pihak keluarga dan teman-teman almarhumah,” ujarnya. Menurutnya, usulan ini menjadi pengingat bagi bangsa Indonesia bahwa Marsinah adalah seorang pejuang tangguh yang berjuang untuk hak-hak buruh dari desa.

    Menteri Sosial Saaifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul mengungkapkan kekagumannya terhadap Marsinah, yang ia nilai sebagai simbol keberanian. “Sebagai simbol keberanian yang sederhana tapi menggetarkan,” ujarnya.

    Gus Ipul menambahkan bahwa keberanian Marsinah menggugah hati nurani banyak orang, bahwa keringat manusia harus diupah sesuai dengan haknya, meskipun hal tersebut harus dibayar dengan nyawa.

    Para narasumber yang hadir dalam Seminar Marsinah di Nganjuk

    Agus Jabo Priyono, Wakil Mensos, mengungkapkan kekagumannya terhadap Marsinah sejak masa kuliah. “Meski usianya sama dengan saya, tapi dia mati karena berjuang dan melawan ketidakadilan atas sistem yang menghisap para buruh,” ujarnya.

    Sebagai mantan aktivis 1998, Agus juga menegaskan bahwa Gerakan Reformasi Indonesia tidak bisa dilepaskan dari gerakan yang dilakukan Marsinah. “Yang dilakukan Marsinah menginspirasi dan memberikan kontribusi besar dalam sistem perpolitikan di Indonesia, dari ketidakadilan menjadi demokrasi,” tambahnya.

    Di sisi lain, Irwan Setiawan dari Komnas Perempuan juga mengapresiasi langkah Nganjuk yang mengusulkan Marsinah sebagai pahlawan nasional. Marsinah, yang pada tahun 2015 diberi penghargaan sebagai perempuan pembela HAM, dianggap layak untuk mendapatkan pengakuan lebih.

    Namun, pandangan berbeda datang dari Didik Prajogo, seorang sejarawan dari Universitas Indonesia. Didik menilai perjuangan Marsinah patut dicontoh karena datang dari kalangan bawah, tidak seperti tokoh-tokoh sejarah pada umumnya yang berasal dari kaum bangsawan atau elit. “Perjuangan tokoh dari desa yang luar biasa dalam merebut keadilan dan kesetaraan,” pungkasnya.

    Marsinah, meskipun hidup hanya sekitar 24 tahun, telah meninggalkan jejak sejarah yang mendalam, terutama dalam perjuangan untuk hak-hak buruh perempuan. Sosoknya kini semakin diakui sebagai salah satu pahlawan yang layak mendapatkan tempat dalam sejarah Indonesia. [suf]

  • Mensos Gus Ipul Jenguk Santri Selamat dari Tragedi Runtuhnya Bangunan Ponpes, Penanganan Korban Jadi Atensi Presiden

    Mensos Gus Ipul Jenguk Santri Selamat dari Tragedi Runtuhnya Bangunan Ponpes, Penanganan Korban Jadi Atensi Presiden

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul mengunjungi salah satu santri korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny Buduran bernama Syehlendra Haical Aditya, di RSUD R.T Notopuro, Sidoarjo, Jawa Timur, Jum’at (10/10/2025).

    Gus Ipul tiba di lokasi sekitar pukul 8.15 WIB dan langsung menuju ruangan HCI, di mana Haical dirawat. Di sana, Gus Ipul berbincang dan memberikan semangat kepada Haical yang kakinya terpaksa harus diamputasi karena luka infeksi paska tertimbun reruntuhan.

    “Kamu dapat salam dari Presiden, Presiden memberikan perhatian, memberikan atensi, makanya yang kerja keroyokan dari berbagai Kementerian, untuk mendukung Haical supaya cepat sehat,” kata Gus Ipul kepada Haical.

    Sebelumnya, Gus Ipul secara langsung juga menyaksikan proses evakuasi Haical oleh tim SAR pada Rabu (1/10). Ia tertimbun selama dua hari dan berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat. Haical merupakan salah satu korban luka berat yang memerlukan penanganan dan perawatan khusus dikarenakan kakinya diamputasi.

    “Saya bisa menjenguk kembali Haical, di mana pada waktu itu hari ke-3, hari Rabu, tepatnya saya pas bersama Ibu Kadinsos Provinsi, Pak Wagup, dan Kepala Basarnas menyaksikan secara langsung evakuasi terhadap Haical ini. Saya melihat layanan di rumah sakit ini cukup bagus, ditangani oleh dokter-dokter yang profesional, dan terus mengikuti perkembangan dari kesehatan saudara atau anak kita, adik kita Haical,” ungkapnya.

    Perbesar

    Mensos Jenguk Korban Selamat Reruntuhan Pondok Pesantren. (Foto: Kemensos)… Selengkapnya

    Lebih lanjut, Gus Ipul menyatakan, Kemensos terus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah untuk memberikan penguatan kepada para korban. “Sampai sekarang kita juga terus mendampingi, secara bersama-sama pada seluruh keluarga yang masih menunggu identifikasi yang dilakukan oleh Polda Jatim,” ujarnya.

    Gus Ipul menjelaskan ada tiga tahap yang dilakukan dalam penanganan korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny. 

    “Pertama adalah tahap evakuasi dan kedaruratan, saya ingin berterima kasih juga tim evakuasi, Basarnas, BNPB, Kepolisian, TNI telah bekerja dengan baik pada masa-masa evakuasi dan masa-masa kedaruratan,” jelasnya.

    Setelah tahap evakuasi dan tahap kedaruratan, tahap terakhir adalah masa rehabilitasi dan rekontruksi. “Rehabilitasi itu yang pertama difokuskan kepada korban-korban yang sekarang masih memerlukan perhatian bersama. Baik itu korban luka berat maupun luka sedang dan luka ringan,” urainya.

    Sebagai informasi,  jumlah korban luka ringan sekitar 74 orang, korban luka berat 24 orang, dan yang meninggal 63 orang. “Nah semua ini tentu kita akan terus didampingi terus ya, untuk sama-sama kita lakukan rehabilitasi, baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial,” ujar Gus Ipul.

    Perbesar

    Mensos Jenguk Santri. (Foto: Kemensos)… Selengkapnya

    Gus Ipul menjelaskan, selain memberikan perhatian dalam bentuk perlindungan dan jaminan sosial, ke depannya keluarga korban juga akan mendapatkan pemberdayaan.

    “Kita akan mendampingi keluarga terutama bagi keluarga yang putranya itu cukup mengalami luka berat sampai ada amputasi atau juga luka-luka lain yang memang memerlukan pendampingan sampai nanti tentu pemberdayaan, jadi segala kebutuhan-kebutuhannya ini sesuai arahan Presiden, akan didukung sepenuhnya,” tambahnya.

    Diketahui, peristiwa ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny terjadi pada Senin (29/9) sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri menunaikan salat Ashar. Diduga, pengecoran lantai atas yang dilakukan sebelumnya membuat pondasi tak mampu menahan beban sehingga bangunan ambruk hingga ke lantai dasar dan menimpa para santri.