Tag: Saifudin

  • Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Ngawi (beritajatim.com) – Jalan penghubung utama Ngawi-Magetan, Jawa Timur, mengalami longsor dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga sore pada Senin (27/1/2025). Seluruh kendaraan yang melintas diwajibkan untuk berhati-hati.

    Longsor ini terjadi di Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Selasa (28/01/2025) siang hari. Bahu jalan sepanjang lebih dari 50 meter longsor ke jurang dengan kedalaman mencapai 30 meter.

    Jalan alternatif tersebut kini hanya bisa dilewati secara bergantian, sehingga pengendara yang melintas harus ekstra waspada. Untuk mencegah kecelakaan, warga setempat telah memasang rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi longsor, terlebih karena jalur ini berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan yang menurun.

    Salah seorang warga, Saifudin, menyampaikan bahwa kejadian ini berlangsung tiba-tiba setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    “Saat itu hujan deras sejak pagi, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dan jalan ini longsor ke jurang. Panjang area longsornya cukup besar,” ujar Saifudin.

    Sementara itu, Harnowo, perangkat Desa Karanggupito, menjelaskan bahwa retakan kecil di jalan tersebut sebenarnya sudah terlihat sebelum kejadian.

    “Hujan deras terus menerus menyebabkan tanah tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi longsor sepanjang 50 meter dengan kedalaman 30 meter. Padahal, jalan ini adalah penghubung penting antara Ngawi dan Magetan,” kata Harnowo.

    Warga dan para pengguna jalan mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan. Mereka khawatir kondisi longsor akan semakin parah mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi. [fiq/beq]

  • Ayah Tiri di Jombang Cangkul Kepala Anaknya yang Sedang Tidur Pulas

    Ayah Tiri di Jombang Cangkul Kepala Anaknya yang Sedang Tidur Pulas

    Jombang (beritajatim.com) – Seorang ayah tiri di Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, bernama Mujianto (63), melakukan tindakan nekat yang menggemparkan warga.

    Ia tega mencangkul kepala anak tirinya, Saifudin Andika (28), yang saat itu sedang tertidur pulas di lantai kamarnya. Akibat serangan brutal tersebut, Saifudin mengalami luka parah dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Kristen (RSK) Mojowarno untuk mendapatkan perawatan medis.

    Kapolsek Bareng, AKP Mustoib, mengungkapkan kejadian itu bermula pada Minggu (12/1/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. Pelaku, dengan membawa cangkul bergagang kayu, mendatangi kamar korban dan menghantamkan sisi tajam cangkul ke kepala Saifudin.

    Serangan mendadak tersebut membuat korban berteriak kesakitan hingga memancing warga sekitar untuk berdatangan. “Dugaan sementara, pelaku kecewa karena dilarang menjual pohon sengon,” ujar Mustoib, Senin (13/1/2025).

    Setelah warga membawa korban ke rumah sakit, perangkat desa segera melaporkan kejadian itu ke Polsek Bareng. Pihak kepolisian yang tiba di lokasi langsung menangkap Mujianto tanpa perlawanan. Sejumlah barang bukti turut diamankan, seperti cangkul bergagang kayu yang digunakan untuk menyerang, kaus biru milik korban, dan hasil otopsi awal.

    Saat ini, Mujianto tengah menjalani pemeriksaan intensif, termasuk pemeriksaan kejiwaan di RSUD Jombang. “Kami belum berani memastikan apakah pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Untuk itu, pemeriksaan psikiater akan dilakukan lebih lanjut,” jelas Mustoib.

    Atas perbuatannya, Mujianto terancam dijerat Pasal 351 Ayat 2 KUHP tentang penganiayaan berat yang mengakibatkan luka serius. Proses hukum pun tengah berjalan, dan pihak berwenang berupaya mengungkap lebih dalam motif di balik tindakan nekat ini. [suf]

  • Sosok Dua Wanita Kakak Beradik yang Ditemukan Tewas di Kamar Rumah Diungkap Keluarga & Tetangga – Halaman all

    Sosok Dua Wanita Kakak Beradik yang Ditemukan Tewas di Kamar Rumah Diungkap Keluarga & Tetangga – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI – Femala (44) dan Yuyen (42), kakak beradik ditemukan tak bernyawa di rumahnya di Desa Rembang, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Minggu (5/1/2025) pagi.

    Kedua korban ditemukan tewas di atas tempat tidur masing-masing.

    Kapolsek Ngadiluwih, AKP Agung Saifudin memastikan, hasil pemeriksaan awal tidak menunjukkan adanya tanda-tanda penganiayaan maupun indikasi mengakhiri hidup pada tubuh korban.  

    “Kami pastikan tidak ada tanda-tanda kekerasan di tubuh kedua korban. Berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) dan keterangan saksi, keduanya memang diketahui mengalami depresi,” jelas AKP Agung Saifudin, Minggu (5/1/2025).  

    Kejadian ini pertama kali diketahui oleh seorang tetangga korban yang sedang mencari rumput.

    Saat melintas di depan rumah korban, ia mencium bau yang menyengat.

    Setelah memeriksa, ia langsung melapor kepada perangkat desa setempat yang diteruskan kepada polisi.  

    “Korban diduga telah meninggal selama lima hari sebelum ditemukan. Kami juga mendapatkan informasi dari keluarga bahwa tiga bulan lalu keduanya sempat dirawat di rumah sakit kejiwaan di Pekalongan dan dinyatakan sembuh. Namun, mereka diduga kembali mengalami depresi,” tambah AKP Agung Saifudin.  

    Sosok Korban

    Sosok Femala dan Yuyen, kakak beradik yang ditemukan tewas di rumahnya diungkap keluarga dan tetangga korban.

    Sepupu korban, Yuyun (47), menceritakan bahwa kedua korban memang memiliki kepribadian tertutup, terutama sejak 2019.

    Kondisi ini semakin memburuk setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia.  

    “Ibunya meninggal tahun 2003 karena kanker, dan bapaknya meninggal pada 2022. Sejak itu, Femala dan Yuyen semakin tertutup dari keluarga maupun tetangga. Kami dari pihak keluarga sebenarnya sudah berusaha merawat dan mendukung mereka,” kata Yuyun. 

    Yuyun mengungkapkan, Femala dan Yuyen sempat dirawat di sebuah pondok di Lamongan selama 36 hari untuk mengatasi depresi yang mereka alami.

    Setelah pulang, keduanya perlahan mulai beraktivitas normal, seperti memasak dan belanja kebutuhan sehari-hari.  

    “Awalnya mereka sudah mulai aktif, bahkan sering masak sendiri. Kami juga sempat membelikan alat masak karena sebelumnya mereka hanya pakai ranting-ranting. Tapi, sejak sebulan terakhir mereka kembali tertutup,” ungkapnya.  

    Menurut Yuyun, kondisi kesehatan Femala yang sering sakit-sakitan, ditambah rasa malu dan depresi akibat kehilangan orang tua, membuat mereka semakin menutup diri. 

    Bahkan, saudara-saudara yang datang menjenguk sering kali tidak diterima.  

    “Femala punya sakit asam lambung. Mungkin karena sering sakit, dia semakin depresi. Terakhir, kami ketuk pintunya dua minggu lalu, tapi tidak dibuka,” imbuhnya. 

    Keduanya terakhir kali terlihat saat menghadiri takziah 40 hari di salah satu kerabat. 

    Setelah itu, aktivitas mereka benar-benar berhenti.

    Pada Minggu pagi, tetangga mencium bau busuk yang semakin menyengat dari rumah korban. 

    Setelah memeriksa melalui jendela, mereka mendapati kakak beradik itu sudah tidak bernyawa.  

    “Jenazah ditemukan di kamar masing-masing, kondisi sudah meninggal sekitar lima hari. Tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Kapolsek Ngadiluwih, AKP Agung Saifudin.  

    Kini, jenazah telah dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk visum luar sebelum diserahkan kepada keluarga.

    Pihak kepolisian memastikan tidak ada indikasi penganiayaan maupun bunuh diri, namun penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan.

    Sementara itu Farah, salah satu tetangga korban menyebut kedua perempuan tersebut dikenal sebagai sosok yang pendiam dan tertutup.  

    “Mereka tinggal berdua, tidak banyak bergaul. Biasanya hanya keluar pagi-pagi untuk ke pasar beli kebutuhan. Namun, akhir-akhir ini mereka mulai sedikit lebih bergaul dengan tetangga,” kenang Farah.  

    Kini, jenazah kedua korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Kediri untuk dilakukan visum luar.

    Polisi masih melanjutkan penyelidikan untuk memastikan penyebab pasti kematian. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Polisi Pastikan Tak Ada Tanda Penganiayaan pada Dua Jenazah Kakak Beradik di Ngadiluwih Kediri

  • Ini Deretan Penerima Penghargaan Pengelolaan Pajak Daerah Mojokerto

    Ini Deretan Penerima Penghargaan Pengelolaan Pajak Daerah Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto melalui Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) memberikan penghargaan atas peran aktif dalam merealisasikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) Buku 1,2,3, Kinerja Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Championship Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) antar Perangkat Daerah Terbaik Tahun 2024.

    Pemberian penghargaan berlangsung di Smart Room Satya Bina Karya (SBK), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati kepada tujuh camat dengan capaian realisasi Buku 1,2,3 terbaik, 10 notaris PPAT dengan kinerja terbaik, serta lima perangkat daerah dengan performa terbaik dalam Championship ETPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2024.

    Penyerahan penghargaan realisasi PBB-P2 Buku 1, 2, 3, Kinerja BPHTB, dan Championship ETPD antar perangkat daerah terbaik tahun 2024 ini, digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap kinerja luar biasa dari para camat, notaris Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT), dan perangkat daerah, serta memotivasi peningkatan realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    Selain itu, kegiatan bertujuan untuk mempromosikan penerapan good governance dalam pengelolaan keuangan daerah dan mendorong implementasi transaksi non tunai di masyarakat. Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, mengapresiasi para PPAT Kabupaten Mojokerto yang telah menunjukkan prestasi luar biasa. Ia menyatakan kebanggaannya atas kinerja luar biasa dari para PPAT.

    “Alhamdulillah, dalam tahun ini, Kabupaten Mojokerto berhasil mencapai pajak yang lebih tinggi daripada tahun sebelumnya, meskipun kondisi ekonomi masih terdampak oleh pandemi. Terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, tahun ini Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Mojokerto berhasil terpenuhi tanpa defisit dalam APBD 2024,” ungkapnya.

    Orang nomor satu dilingkup Pemkab Mojokerto itu optimis, ke depan PAD akan meningkat berkat peraturan yang lebih tepat dan kemungkinan transfer dari pusat ke daerah yang lebih efektif. Menurutnya, hal tersebut menjadi tantangan semua bagaimana kedepannya pelayanan yang baik terus lakukan Pemkab kepada masyarakat di Kabupaten Mojokerto terutama dalam kondisi anggaran yang terbatas.

    “Pelayanan yang baik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat tetap menjadi fokus utama. Kami berharap agar di tahun 2025 dan seterusnya, Kabupaten Mojokerto dapat lebih bersemangat, berkembang, dan memberikan dedikasi yang lebih besar kepada masyarakat. Saya berharap kita bisa lebih bersemangat lagi, lebih berkembang, lebih baik lagi, dan memberikan dedikasi yang lebih besar dan berpengaruh untuk masyarakat Kabupaten Mojokerto,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Bapenda Kabupaten Mojokerto, Ardi Sepdianto, dalam laporannya menyampaikan, realisasi Pajak Daerah hingga 25 Desember 2024 mencapai Rp 389.526.434.470,50 atau 100,12 persen dari target yang ditetapkan dalam P-APBD TA 2024 yakni sebesar Rp 389.044.500.000,00. Nilai tersebut menunjukkan kelebihan sebesar Rp 481.934.470,50.

    “Realisasi Pendapatan Asli Daerah secara keseluruhan mencapai Rp 709.377.482.655,33 atau 99,78 persen dari target, dengan kekurangan Rp 1.596.767.289,67 dari target Rp 710.974.249.945,00. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi peningkatan realisasi Pendapatan Asli Daerah, implementasi transaksi non tunai di masyarakat, penerapan tata kelola pemerintahan yang baik, serta optimalisasi penerimaan PAD melalui transaksi non tunai,” tuturnya.

    Adapun rincian peserta penerima penghargaan berprestasi dalam pengelolaan pajak daerah Kabupaten Mojokerto sebagai berikut, Kategori pertama, Penerima Capaian Realisasi PBB-P2 Buku I, II, III Terbaik Tahun 2024. Terbaik 1 diraih oleh Kecamatan Pungging yang telah mencapai realisasi terbaik selama lima tahun berturut-turut, Kecamatan Dawarblandong sebagai Terbaik II, Kecamatan Pacet sebagai Terbaik III.

    Kecamatan Gedeg sebagai Terbaik IV, Kecamatan Gondang sebagai Terbaik V, dan Kecamatan Dlanggu sebagai Terbaik VI. Kategori kedua adalah Pemenang Championship ETPD antar Perangkat Daerah Tahun 2024. Penghargaan diberikan kepada lima peringkat terbaik, yakni RSUD Prof. dr. Soekandar menerima penghargaan Terbaik I, Dinas Kesehatan Terbaik II, Dinas Lingkungan Hidup Terbaik III, BPBD Terbaik IV, Dinas Pangan dan Perikanan Terbaik V.

    Kategori ketiga adalah Kinerja Terbaik BPHTB Tahun 2024. Penghargaan ini diberikan kepada sepuluh peringkat terbaik dari beberapa individu yang menerima penghargaan, antara lain Terbaik I Dwi Rossulliati, Terbaik II Ch. Anggia Ika Hdwk, Terbaik III Juni Sulistiawati, terbaik IV Nurul Laili, Terbaik V Adhi Nugroho, Terbaik VI Katarina Dyanawati, Terbaik VII Indah Kartikawati Meganingsih, Terbaik VIII Febriyanti S. Layardi, Terbaik IX Saifudin, Terbaik X Gema Bismantaka.

    Kegiatan dihadiri sedikitnya 80 peserta, termasuk kepala perangkat daerah dan camat se-Kabupaten Mojokerto, notaris PPAT, perwakilan dari Bank Jatim Cabang Mojokerto, anggota Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Mojokerto, serta anggota Satgas Pengawasan Pemungutan Retribusi Daerah. [tin/beq]

  • KPU Malang Beri Santunan Petugas TPS Meninggal Dunia

    KPU Malang Beri Santunan Petugas TPS Meninggal Dunia

    Malang (beritajatim.com) – KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kabupaten Malang menyalurkan santunan kepada keluarga petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang meninggal dunia saat bertugas dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 27 Nopember 2024.

    Komisioner KPU Kabupaten Malang Marhaendra Pramudya Mahardika menjelaskan, pelaksanaan Pilkada Kabupaten Malang yang digelar pada November 2024 terdapat dua petugas TPS yang meninggal dunia.

    “Ada 2 laporan yang kami terima. Pertama, atas nama Saifudin (Anggota KPPS TPS 07) Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan, dan atas nama Iyan Hartono (Petugas Keamanan TPS 15) Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir,” kata Mahardika, Rabu (11/12/2024).

    Kata dia, para petugas TPS yang ada di KPU Kabupaten Malang sudah terdaftar melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

    Oleh karena itu, pihaknya sudah berkoordinasi untuk pemberian bantuan tersebut. “Petugas TPS yang meninggal sudah tercover BPJS ketenagakerjaan,” tegasnya.

    Mahardika mengaku, petugas TPS yang bernama Saifudin meninggal setelah bertugas dan tersengat aliran listrik saat banjir di Desa Gajahrejo pada Rabu (27/11/2024).

    “Sedangkan untuk saudara Iyan Hartono, meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas saat distribusi logistik ke tingkat kecamatan, pada Kamis (5/12/2024),” terangnya.

    Untuk santunan tersebut, pihaknya sudah menyerahkan kepada para keluarga melalui BPJS Ketenagakerjaan.

    “Untuk almarhum Saifudin sudah diberikan santunan kematian sebanyak Rp 42 Juta. Untuk alm Iyan Hartono, biaya pemakaman senilai Rp 10 juta, karena dari almarhum sendiri tidak memiliki ahli waris sesuai ketentuan tentang ahli waris,” pungkasnya. [yog/suf]

  • Diguyur Hujan dari Siang Sampai Magrib, Sejumlah Wilayah Ponorogo Terendam Banjir

    Diguyur Hujan dari Siang Sampai Magrib, Sejumlah Wilayah Ponorogo Terendam Banjir

    Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Pramita Kusumaningrum

    TRIBUNJATIM.COM, PONOROGO – Ponorogo kembali banjir di sejumlah titik, Sabtu (30/11/2024) malam. Adalah Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak.

    Pantauan di lokasi pada Sabtu (30/11/2024) malam ketinggian air banjir mencapai 10 sampai 15 centimeter. Namun air mulai surut pada Minggu (1/12/2024) pagi. 

    “Sungai gendol memang meluap,” ungkap seorang warga Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Muhram, Minggu (1/12/2024),

    Muhram menjelaskan sebenarnya hujan tidak terlalu deras. Namun intensitas waktu hujan sangat lama.

    “Mulai siang sampai magrib hujan tidak ada herhentinya. Jam 18.00 wib air sungaingendol meluap ke jalan,” kata Muhram

    Di mengaku bahwa juka desanya memang langganan banjir ketika musim hujan tiba. 

    Ponorogo kembali banjir di sejumlah titik, Sabtu (30/11/2024) malam. Adalah Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak (tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

    “Mulai 17.30 WIB banjir, lalu bertahap sekitar jam 18.00 WIB sudah meluap sampai ke jalan. Sebenarnya hujannya tidak deras, tapi lama,” uriany.

    Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Danang Wisnu Saifudin menjelaskan, pantauan di lokasi, luapan air sungai ada di beberapa titik.

    “Contohnya Desa Tegalsari dan Mojorejo Kecamatan Jetis, serta Desa Ngrukem Kecamatan Mlarak,” jelas Danang.

    Namun, banjir tidak berpotensi naik seiring hujan reda. Bahkan kini air mulai surut. “Air luapan ini dari Sungai Gendol,” jelasnya.

    Seperti diketahui, luapan air dari Sungai Gendol itu meluber hingga ke pemukiman warga. Ketinggian air sekitar 10-15 sentimeter atau setinggi mata kaki orang dewasa

  • Banjir Terjang Puluhan Rumah di Malang Selatan, 1 Warga yang Hanyut Terbawa Arus Sungai Ditemukan Meninggal

    Banjir Terjang Puluhan Rumah di Malang Selatan, 1 Warga yang Hanyut Terbawa Arus Sungai Ditemukan Meninggal

    Liputan6.com, Malang – Seorang warga meninggal dunia dan puluhan rumah terendam air saat terjadi banjir di Malang selatan . Peristiwa banjir itu akibat air sungai meluap saat hujan mengguyur sedari pagi sampai petang pada Kamis, 28 November 2024 kemarin.

    Korban jiwa bernama Alif Saifudin, warga Desa Gajahrejo, Kecamatan Gedangan yang hanyut di sungai. Sementara untuk wilayah terdampak banjir di Malang selatan dilaporkan ada Kecamatan Pagak, Bantur, Gedangan dan Sumbermanjing Wetan.

    “Korban dilaporkan hilang, hanyut ke sungai dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata Ketua Bidang Infokom dan Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Muhklis Iswahyudi, dikonfirmasi Kamis malam.

    Kejadian korban hanyut itu dilaporkan sekitar pukul 14.20 WIB. Dari informasi yang didapat, korban ketika itu bersama seorang rekannya sedang berada di dekat sungai.

    Panik melihat air meluap, korban tanpa sengaja tersengat aliran listrik dari kabel tiang lampu penerangan jalan yang roboh, korban kemudian pingsan. Rekannya berusaha menolong dengan cara mematikan lampu lebih dahulu.

    Upaya itu gagal karena korban jatuh dan hanyut di sungai yang meluap terbawa arus air. Kejadian itu dilaporkan, tubuh korban ditemukan sekitar 100 meter dari lokasi kejadian oleh tim SAR gabungan.

    “Tubuh korban ditemukan tersangkut di batang pohon kelapa dan sudah tidak bernyawa,” ucap Mukhlis.

    PMI dan relawan terus memantau dan mendata di lapangan guna memastikan apakah ada korban jiwa lainnya atau tidak di wilayah lain yang terdampak sungai meluap selama sehari kemarin.

    Sedangkan sebagian wilayah di Kecamatan Pagak, Bantur, Gedangan dan Sumbermanjing Wetan yang terdampak banjir di Malang sejauh ini kondisinya dinilai masih relatif aman.

    “Kalau malam hari ini sudah tidak hujan, wilayah seperti Sumbermanjing Wetan otomatis masih aman,” tutur Mukhlis.  

  • Dikabarkan Hilang Selama 5 Hari Kakek 80 Tahun di Jember Ditemukan Terbujur Kaku di Kebun Alpukat

    Dikabarkan Hilang Selama 5 Hari Kakek 80 Tahun di Jember Ditemukan Terbujur Kaku di Kebun Alpukat

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

    TRIBUNJATIM.COM, JEMBER – Warga Desa Gunungsari Kecamatan Umbulsari Jember di gemparkan dengan adanya jasad laki-laki lanjut usia bernama Nimo yang ditemukan tidak bernyawa, Selasa (19/11/2024) .

    Kakek umur 80 tahun tersebut ditemukan warga tergeletak di kebun Alpukat milik Warga Desa Gunungsari Kecamatan Umbulsari, dengan kondisi telanjang tanpa busana.

    Selain itu, tubuh korban ditemukan sudah menghitam bahkan mengeluarkan aroma menyengat.

    Hal itu membuat warga setempat melaporkan kejadian itu ke Mapolsek Umbulsari Jember.

    Terlihat, Polisi telah memasang garis police line di Tempat Kejadian Perkara (TKP) korban ditemukan. Serta meminta keterangan sejumlah saksi.

    Ketika oleh TKP sedang berlangsung, Polisi menemukan sarung bermotif kotak-kotak, yang berjarak 50 meter dari tempat korban tewas.

    Mohamad Saifudin, Cucu korban mengatakan kakeknya sebelumnya telah dilaporkan hilang ke polisi pada Jumat 15 November 2024. Sebab telah meninggalkan rumah tanpa pamit sejak.

    “Pergi dari rumah sekira lima hari lalu, dan memang memiliki penyakit pikun. Ini benar kakek saya, karena sarungnya juga jelas,” ucapnya dengan meneteskan air mata sembari menghubungi anggota keluarganya melalui smartphonenya.

    Sementara itu, Kapolsek Umbulsari Iptu Eko Dian mengaku harus mendatangkan Tin Inafis Polres Jember.

    Sebab saat ditemukan, jasad korban sudah dalam kondisi membusuk.

    “Saat ini kami berupaya ungkap apa yang terjadi dengan korban meninggal membusuk tersebut. Bahkan kami datangkan tim Inafis Polres Jember,” ungkapnya.

    Menurutnya, informasi korban hilang dari rumah keluarganya sudah tersebar sejak lima hari lalu. Bahkan hal itu telah disiarkan di media sosial.

    “Korban ini sudah lima hari dicari dan di share di sosial media. Menurut keluarga yang bersangkutan memang pikun,” kata Dian.

    Dian menyebut, jarak lokasi korban ditemukan dengan rumah anggota keluarganya sejauh dua Kilometer.

    Indentitas kakek ini terungkap setelah sarungnya ditemukan di TKP.

    “Kurang lebih 50 meter ditemukan sarung yang korban kenakan sehari hari. Itu yang membuat indentitas korban meninggal dunia di kebun alpukat tersebut terungkap,” imbuhnya.

  • Diduga Lakukan Pencemaran Nama Baik, Warga Blitar Dilaporkan Pokmas ke Polisi

    Diduga Lakukan Pencemaran Nama Baik, Warga Blitar Dilaporkan Pokmas ke Polisi

    Blitar (beritajatim.com) – Seorang warga berinisial AS, asal RT 3 RW 12 Kelurahan Balapan Kecamatan Sukorejo Kota Blitar dilaporkan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bersatu ke polisi. Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bersatu RW 12 Lingkungan Balapan Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Sukorejo Kota Blitar melaporkan warganya tersebut atas tuduhan dan fitnah serta penghasutan yang dilakukannya.

    “ Dalam hal ini, kami (pokmas bersatu RW 12, sebagai warga yang taat aturan dan menjunjung tinggi supremasi hukum. Maka kami gunakan hak kami untuk melapor ketika ada seseorang menyerang kehormatan dan nama baik kami,” kata Ketua Pokmas Bersatu RW 12 Kelurahan Sukorejo, Eko Suharwanto, Minggu (01/09/2024).

    Lebih lanjut Eko menyampaikan, atas dasar laporan tersebut, proses hukum saat ini sudah berjalan. Dan dalam waktu dekat, beberapa pihak yang dilaporkan akan segera dimintai keterangan.

    “Statement atau ucapan saudara Arthur Saifudin harus dipertanggungjawabkan. Dan kemungkinan ada beberapa orang yang mungkin terlibat dan terpengaruh ucapan Arthur, juga akan dipanggil penyidik Polsek Sukorejo Kota Blitar,” jelasnya.

    Eko menegaskan, bahwa Arthur Saifudin dinilai menuduh tanpa bukti yang jelas, dan menyebarluaskan informasi yang bersifat provokatif.

    “ Tuduhan tanpa bukti yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung ke masyarakat tentunya ada konsekuensi hukumnya, bila dalam persidangan Arthur tidak bisa membuktikan apa yang dia tuduhkan,” tegasnya.

    Eko juga mengaku, jika pihaknya sudah memiliki kelengkapan bukti dan saksi yang sudah diserahkan pihak penyidik Polsek Sukorejo. Bukti tersebut dalam bentuk gambar (foto) lewat whatsapp, serta komunikasi langsung lewat handphone dengan pengawas Pokmas.

    “Hal ini kami lakukan tidak lain sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam melaksanakan program RT Keren dan menjaga marwah/esensi tujuan program pemberdayaan tersebut,” ujarnya.

    Eko yang juga menjabat Wakil Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kota Blitar ini menandaskan, program RT Keren yang sudah berjalan 4 tahun ini merupakan bukti nyata Pemkot Blitar berpihak kepada masyarakat, namun justru niat baik tersebut, oleh sebagian orang dipandang miring.

    “Dalam hal ini sering ada statement bancakan uang pokmas, padahal dalam aturan baku program tersebut, semua hak dan kewajiban sudah tertuang dengan baik. Jangan sampai statement/ucapan yang tidak mendidik seperti yang Arthur Sayfudin lakukan menjadi image buruk terhadap program ini di mata masyarakat. Dan jangan sampai karena ketidaktahuan terkait program ini, dijadikan kebiasaan untuk memfitnah, menghasut dan menuduh,” tandasnya.

    Sudah saatnya masyarakat paham aturan dan bisa mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan. Hukum harus ditegakkan, harus tuntas. Sebagai edukasi yang baik untuk masyarakat.

    “Kami Pokmas Bersatu RW 12 memilih menyelesaikan masalah tersebut melalui jalur hukum. Dan saya selaku Ketua Pokmas Bersatu, akan senantiasa kawal laporan ini dan hingga proses di pengadilan. Bila kami anggap perlu nanti ada 3 pengacara yang siap membantu kami diproses selanjutnya,” pungkasnya. [owi/aje]

  • Gerombolan Remaja Bermotor Dikejar Polisi, Lalu Dihadang Warga Desa di Jombang

    Gerombolan Remaja Bermotor Dikejar Polisi, Lalu Dihadang Warga Desa di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Gerombolan remaja naik motor sebanyak 19 orang dikejar oleh polisi hingga akhirnya tertangkap di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, Minggu (4/8/2024) dini hari.

    Salah satu remaja tersebut kedapatan membawa sebilah senjata tajam berupa celurit. Seluruh remaja yang tertangkap itu kemudian digiring ke kantor polisi. Warga desa sendiri geram dengan ulah para remaja itu. Makanya, mereka membantu polisi menangkapnya.

    Informasi yang dihimpun beritajatim.com menyebutkan, para remaja itu mengendarai sepeda motor secara berombongan. Jumlah mereka 19 orang. Dari jumlah tersebut, empat diantaranya adalah perempuan. Para remaja tersebut mengendarai 15 sepeda motor.

    Awalnya, mereka melakukan konvoi di seputaran Kota Jombang. Aksi mereka tepergok patrol polisi. Tentu saja, gerombolan premotor ini berusaha untuk kabur. Mereka menggeber kendaraannya hingga masuk Desa Trawasan.

    Warga setempat tidak tinggal diam. Mereka menghadang gerombolan remaja tersebut. Ada yang tidak bisa berkutik, ada yang masih nekat untuk kabur. Sehingga aksi kucing-kucingan antara warga dengan gerombolan ini tidak terhindarkan. Sejumlah remaja sembunyi di kebun.

    “Ada 19 remaja berombongan naik motor. Ada tiga yang belum tertangkap. Seluruh remaja tertangkap langsung dibawa ke Polres Jombang. Memang kita tidak bentrok, hanya membantu polisi menangkap remaja yang kabur itu,” ujar perangkat Desa Trawasan, Saifudin. [suf]