Tag: Ruslan Buton

  • Ruslan Buton Ingatkan Presiden hingga DPR Dengarkan Suara Rakyat dan Purnawirawan TNI

    Ruslan Buton Ingatkan Presiden hingga DPR Dengarkan Suara Rakyat dan Purnawirawan TNI

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara, Ruslan Buton, angkat bicara terkait kerusuhan yang terjadi di sejumlah kota besar Indonesia dalam beberapa hari terakhir.

    Ia menegaskan, kegaduhan yang terjadi mencerminkan kondisi negara yang sedang tidak baik-baik saja.

    Dikatakan Ruslan, pemerintah harus mendengar suara rakyat yang disampaikan melalui purnawirawan TNI.

    “Kita ingin republik ini betul-betul merdeka dari cengkraman orang-orang jahat,” ujar Ruslan dikutip pada Selasa (2/9/2025).

    Ruslan memastikan, para jenderal purnawirawan yang ikut bersuara tidak memiliki ambisi politik untuk merebut kekuasaan.

    “Saya bersaksi demi Allah, bahwa semua Jenderal yang ada di sini tidak ada keinginan sedikit pun untuk duduk di kekuasaan,” imbuhnya.

    “Saya percaya itu, demi Allah, kita hanya ingin menyaksikan di sisa masa hidup aman, tentram, dan sejahtera,” tambahnya.

    Ruslan juga menekankan pesan khusus kepada Presiden sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

    “Pesan saya kepada pak Prabowo, kalau bapak masih terbelenggu dengan sanderaan oligarki, maka bapak akan hancur sendiri,” tegasnya.

    Ruslan bilang, negara saat ini dalam kondisi darurat. Jika para pejabat tidak mampu mengatasi persoalan, Ruslan meminta agar langkah tegas segera diambil.

    “Negara sedang kacau balau, masyarakat sangat susah mencari kehidupan. Kalian (pejabat) bertanggungjawab, jika tidak mampu, apa yang disuarakan, bubarkan DPR,” kuncinya. (Muhsin/Fajar)

  • Terindikasi ada gerakan untuk menjatuhkan Presiden

    Terindikasi ada gerakan untuk menjatuhkan Presiden

    GELORA.CO – Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara, Ruslan Buton, membantah keterlibatannya dalam rencana aksi demonstrasi besar-besaran yang akan digelar pada hari ini, Senin 25 Agustus 2025.

    Pencatutan namanya dalam aksi yang digagas oleh kelompok Revolusi Rakyat Indonesia, sengaja dilakukan untuk menyudutkan dirinya.

    Gelombang ajakan demonstrasi di kantor wakil rakyat, Senayan, Jakarta, ramai tersiar dalam berbagai platform media sosial.

    Aksi bubarkan DPR RI ini dilakukan sebagai bentuk tindakan protes atas disahkannya tunjangan rumah bagi para pejabat wakil rakyat sebesar Rp 50 juta/bulan. Pengesahan tunjangan ini dinilai telah melukai seluruh masyarakat yang tengah berjuang menghadapi turbulensi ekonomi keluarga.

    Di balik itu semua, rupanya terindikasi ada agenda lain yang disembunyikan dalam gerakan demonstrasi ini. Menurut Ruslan, agenda terselubung tersebut adalah adanya gerakan yang bertujuan menggulingkan Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

    “Mereka membuat pamflet-pamflet dengan foto diri saya, seolah-olah saya sebagai koordinator lapangan untuk turun aksi di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Kepada masyarakat, saya himbau agar menghindari dan tidak datang dalam aksi hari ini,” unggah Ruslan dalam akun tiktok @ruslan_buton_75, Minggu, 24 Agustus 2025.

    Upaya adanya gerakan terselubung ini, dapat dilihat dari masifnya narasi kebencian yang disiarkan melalui media sosial. Menurutnya, hal ini adalah rangkaian upaya untuk menjatuhkan kredibilitas Presiden Prabowo.

    “Saya ingatkan agar mewaspadai aksi demonstrasi ini. Sebab terindikasi adanya gerakan untuk menjatuhkan kredibilitas Presiden Indonesia, Prabowo Subianto,” Jelasnya.

    Mantan pasukan infanteri TNI AD ini, bahkan telah mengetahui adanya dugaan kelompok tertentu yang sengaja menunggangi aksi unjuk rasa ini dengan memanfaatkan kemarahan rakyat, akibat pengesahan tunjangan perumahan untuk anggota dewan sebesar Rp 50 juta di tengah himpitan ekonomi yang menjerat masyarakat.

    “Jadi yang memberikan himbauan untuk menghadiri acara demonstrasi adalah kelompok geng Solo dan antek-anteknya. Mereka inginkan rakyat bersatu gulingkan Prabowo Subianto dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia,”ungkap Ruslan.

    Sebab itu, dia meminta masyarakat agar mewaspadai gerakan aksi unjuk rasa ini dengan tidak menghadiri ajakan untuk melakukan demonstrasi di Gedung DPR RI, Jakarta.

    Mengingat tujuan aksi unjuk rasa dilakukan untuk mengganggu stabilitas keamanan nasional yang berakhir pada upaya menggulingkan Prabowo Subianto.

    “Jika terjadi chaos, maka kredibilitas Presiden bakal hancur. Secara konstitusional dengan alasan stabilitas keamanan nasional, Prabowo bisa saja dicopot jabatannya. Oleh karena itu, saya menghimbau kepada seluruh anak bangsa untuk tidak ikut menghadiri ajakan aksi demonstrasi di gedung DPR RI,” pungkasnya.***.

  • Mantan Marinir Satria Kumbara Luka Parah Dihujani Mortir dan Drone Kamikaze Ukraina

    Mantan Marinir Satria Kumbara Luka Parah Dihujani Mortir dan Drone Kamikaze Ukraina

    GELORA.CO – Mantan Prajurit Marinir TNI AL Satria Arta Kumbara luka parah akibat serangan mortir dan drone kamikaze saat terlibat pertempuran hebat dengan Prajurit Ukraina. Saat ini, Satria Kumbara telah dievakuasi dari medan perang.

    Satria menjadi pasukan bayaran Rusia (mercenaries) dan tergabung dalam Russian Special Military Operations untuk ikut bertempur di palagan Perang Ukraina.

    “Saya berkomunikasi dengan Satria Kumbara melalui chat WA, dan dia menyampaikan saat ini dia sedang dievakuasi karena mendapat serangan drone dan tembakan mortir yang bertubi-tubi,” ujar mantan anggota TNI AD, Ruslan Buton dalam videonya yang dilihat Okezone, Jumat (22/8/2025).

    “Sehingga Satria mengalamai cedera dan kepalanya penuh luka. Satria Kumbara saat ini sedang dievakuasi dalam keadaan yang terjepit karena sedang terkepung,”sambungnya. 

    Satria Kumbara kata Ruslan, juga meminta doa kepada seluruh rakyat Indonesia agar dirinya diberikan keselamatan dalam pertempuran. 

    “Dia (Satria Kumbara) meminta doa kepada seluruh warga Indonesia sehingga dia bisa selamat, dan kita berharap pemerintah Indonesia bisa memfasilitasi Satria bisa pulang dan kembali dengan keluarganya di Indonesia,”pungkasnya.

    Sekadar diketahui, Pemerintah memastikan tidak mencabut status kewarganegaraan Satria Arta Kumbara  yang bergabung ke Russian Special Military Operations untuk bertempur di palagan Perang Ukraina. Akibat keputusannya itu, Satria harus kehilangan kewarganegaraannya.

    “Saya tegaskan, tidak ada proses pencabutan kewarganegaraan Satria Arta Kumbara menjadi WNI, tapi yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan secara otomatis jika terbukti menjadi tentara asing karena sudah melanggar UU Kewarganegaraan RI” ujar Menteri Hukum Supratman Andi Agtas, Rabu (23/7).

    Namun kata Supratman, jika Satria ingin kembali menjadi WNI maka yang bersangkutan harus mengajukan permohonan pewarganegaraan  kepada Presiden melalui Menteri Hukum sebagaimana diatur Undang-Undang Kewarganegraan Nomor  12 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007.

    “Yaitu bagian  dari proses pewarganegaraan (naturalisasi murni),” tutup politikus Partai Gerindra tersebut.