Tag: Rosan Roeslani

  • Infografis Horor Sampah Indonesia Setara 16.500 Lapangan Bola – Page 3

    Infografis Horor Sampah Indonesia Setara 16.500 Lapangan Bola – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Belum lama ini, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengungkapkan kondisi darurat sampah yang tengah dihadapi Indonesia.

    Seperti apa kondisinya? Menurut Rosan, jumlah produksi sampah nasional sudah mencapai angka 35 juta ton per tahun. Dia mengatakan, jumlah tersebut mencerminkan krisis lingkungan yang kian nyata dan mendesak untuk segera ditangani.

    “Kita melihat darurat. Tidak hanya di Jakarta, tetapi banyak di kota-kota besar lainnya. Dan kami meyakini bahwa waste-energy adalah suatu solusi jangka panjang yang bisa menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan juga energy,” ujar Rosan dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) bersama kementerian dan lembaga terkait, di Gedung Wisma Danantara, Jakarta, Selasa 30 September 2025.

    Dia menjelaskan, jika dibandingkan dengan ukuran lapangan bola, volume sampah tersebut setara dengan 16.500 lapangan bola dengan tinggi sampah mencapai satu meter.

    Bahkan, jika seluruh sampah itu ditumpuk di wilayah Jakarta, maka akan menutupi ibu kota dengan ketebalan sekitar 20 sentimeter. Gambaran ini menunjukkan betapa masifnya persoalan sampah di tanah air.

    Rosan memaparkan bahwa 61 persen sampah di Indonesia tidak terkelola dengan baik. Sampah tersebut umumnya dibuang sembarangan di lingkungan sekitar atau dibakar secara terbuka, yang justru menimbulkan pencemaran udara serta risiko kesehatan bagi masyarakat.

    Selain menumpuk di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), sampah juga menghasilkan emisi gas metana yang signifikan.

    Lantas, seperti apa gambaran sampah Indonesia saat ini? Berapa besarannya? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:

  • Hapus Tipping Fee, Waste for Energy Disebut Bisa Kurangi Beban APBD

    Hapus Tipping Fee, Waste for Energy Disebut Bisa Kurangi Beban APBD

    JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkapkan jika program Waste to Energy atau program pengolahan sampah menjadi tenaga listrik melalui proyek pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) bisa mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

    Dikatakan Tito, selama ini pemerintah daerah harus mengeluarkan tipping fee atau biaya mengirimkan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Dengan adanya program ini, biaya tersebut dapat ditiadakan. Asal tahu saja, selama ini tipping fee berasal dari APBD.

    Dengan program ini, nantinyasampah milik Pemda akan disalurkan secara langsung ke PLTSa yang akan dibangun. Dengan demikian, biaya atau tipping fee didtiadakan sehingga menghemat APBD.

    “Yang jelas, daerah tidak lagi diberikan namanya tipping fee. Selama ini setelah ditaruh di pembuangan akhir, pengelola TPA harus dibayar karena mengelola sampah, itu tadinya dibayar oleh pemda,” ujar Tito, Selasa, 30 September.

    Melalui Perpres Waste to Energy, lanjut Tito, anggaran ini tidak akan mengandalkan APBN melainkan biaya dari Danantara dan PT PLN (Persero).

    “Selama ini kalau dari daerah mengumpulkan sampah dari lingkungannya, itu kan dibawa dinas kebersiha ke TPA. Misalnya dari Jakarta, harus bayar ke Pemkot Bekasi atau pengelola di Bantargebang,” jelas dia.

    Pada kesempatan yang sama, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani menyebut Indonesia saat ini telah memasuki masa darurat sampah. Bukan tanpa sebab, Rosan bilang, setiap tahun Indonesia menghasilkan 35 juta ton sampah atau setara dengan 16.500 lapangan bola.

    “Kita melihat darurat. Tidak hanya di Jakarta, tetapi banyak di kota-kota besar lainnya,” ujar Rosan.

    Dikatakan Rosan, jumlah yang sama disebut mampu menutupi semua wilayah Jakarta dengan lapisan sampah setebal 27 cm2.

    “Jadi bisa dibayangkan begitu banyak sampah yang kita hasilkan setiap tahunnya di Indonesia ini,” jelas Rosan,

    Sementara itu, lanjut Rosan, sebanyak 61 persen sampah tidak bisa dikelola dengan baik, dibuang sembarangan dan masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan tidak sesuai prosedur. Sampah yang tidak terkelola ini kemudian menimbulkan berbagai masalah mulai dari kesehatan hingga lingkungan.

    “Tempat pembuangan sampah ini kurang lebih sekarang menyumbang kurang lebih 2-3 persen emisi gas rumah kaca nasional,” tandas dia.

  • CEO Danantara Beberkan Sejumlah Manfaat Waste to Energy Dibanding TPA

    CEO Danantara Beberkan Sejumlah Manfaat Waste to Energy Dibanding TPA

    JAKARTA – CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani membeberkan sejumlah manfaat program waste to energy atau pengolahan sampah menjadi energi dibandingkan dengan Tempat Pengolahan Akhir (TPA) sampah.

    Dikatakan Rosan, program ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 50 hingga 80 persen.

    Penumpukan sampah di TPA dapat menghasilkan kurang lebih 2-3 persen emisi gas rumah kaca nasiona

    “Pertama mengurangi emisi gas kaca hingga 50-80 persen, menghasilkan energi terbarukan, dan punya penghemat 90 persen penggunaan lahan,” ujar Rosan, Selasa, 30 September.

    Dia menambahkan, dalam program ini Danantara akan berperan sebagai penghubung antar pihak yang terlibat. 

    Rosan bilang, sebelumnya pemerintah daerah memiliki anggaran untuk tipping fee atau biaya mengirimkan sampah ke TPA. Dengan adanya program ini, biaya tersebut dapat ditiadakan.

    “Jadi tidak ada lagi beban tipping fee yang dikembangkan kepada perusahaan daerah, tetapi itu semua akan diabsorb langsung oleh PLN, yang kemudian PLN akan menciptakan subsidi dari pemerintah pusat,” beber dia.

    penemuan saat ini, 1.000 ton sampah dapat menghasilkan 15 MW yang akan berkontribusi lebih dari kebutuhan listrik 20.000 rumah tangga.

    “Kalau saya ke Jepang, ke China, dan juga beberapa negara juga, ke Jerman. Itu kami sudah menggunakan waste to energy yang sangat-sangat besar. Dan memang ini adalah salah satu alternatif yang semata-mata yang diingat tidak hanya dari energi yang dihasilkan,” pungkasnya.

    Lebih lanjut, Rosan menyebut, melalui program dirinya berharap agar pemerintah-pemerintah daerahdapat berpartisipasi aktif dalam pengendalian sampah di masing-masing daerah.

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, sampah yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi listrik adalah sebesar 1.000 ton untuk 15 MW listrik bagi 20.000 rumah tangga.

    Untuk program ini, lanjut Rosan, dibutuhkan lahan seluas 4 hingga 5 hektar.

    “Lahan untuk kami, kurang lebih 4-5 hektare untuk kapasitas seribu ton per hari,” tandas Rosan.

  • Danantara Bakal Investasi Pangan dan Kesehatan di Uni Eropa – Page 3

    Danantara Bakal Investasi Pangan dan Kesehatan di Uni Eropa – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Roeslani, membuka peluang untuk menanamkan investasi di Eropa, khususnya pada bidang pangan dan kesehatan.

    Peluang investasi ini dilirik setelah Indonesia dan Uni Eropa menjalin kesepakatan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

    Rosan mengatakan, investasi ke Eropa ini tidak hanya berfokus untuk meraup keuntungan, tapi juga dalam rangka transfer knowledge.

    “Saya sebagai pimpinan di Danantara melihat potensi kita nantinya berinvestasi ke Eropa, tentunya yang berhubungan dengan pangan dan healthcare. Sehingga teknologi-teknologi yang sudah maju di sana bisa kita terapkan juga di Indonesia,” ujarnya di Kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (30/9/2025).

    Kendati begitu, Rosan belum mau merinci berapa nilai investasi yang disiapkan untuk masuk ke Eropa. Namun, ia memberi sinyal itu bakal dilakukan dalam waktu dekat.

    “Ya, sebentar lagi ada pengumumannya, saya belum bisa umumkan sekarang. Nilainya cukup signifikan,” kata Rosan.

    Namun, ia memberikan kisi-kisi bahwa Danantara bakal menanamkan modal di salah satu raksasa pangan dunia. Perusahaan tersebut nantinya akan balik berinvestasi di Tanah Air.

    “Danantara investasinya nanti di perusahaan tersebut. Kemudian, perusahaan tersebut, yang merupakan salah satu perusahaan pangan terbesar di dunia, juga akan berinvestasi di Indonesia,” tutur Rosan.

     

  • Danantara Bidik Bangun Pembangkit Sampah di 8 Kota Utama

    Danantara Bidik Bangun Pembangkit Sampah di 8 Kota Utama

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Danantara Investment Management (Persero) membidik delapan kota utama dari 33 kota yang akan menjadi lokasi pengembangan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) atau program Waste to Energy  (WTE). 

    CEO Danantara Rosan Roeslani mengatakan, pengolahan sampah menjadi energi merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah di Indonesia yang setiap tahun menghasilkan 35 juta ton sampah atau setara dengan ilustrasi 16.500 lapangan bola.

    “Memang kita akan melangsungkan ini di 33 kota, tetapi memang yang utama, yang ingin kita wujudkan utama adalah di Jakarta yang akan ada di empat atau lima lokasi,” kata Rosan dalam agenda Rapat Koordinasi Nasional Pengolahan Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) di Wisma Danantara, Selasa (30/9/2025). 

    Tak hanya Jakarta, pihaknya juga membidik wilayah Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Bekasi, Tangerang, dan beberapa daerah yang lain untuk mempersiapkan program PLTSa tersebut. 

    Adapun, pengelolaan sampah 1.000 ton untuk PLTSa akan menghasilkan listrik dengan kapasitas di kisaran 15 megawatt hingga 17 megawatt (MW) dan dapat membantu listrik 20.000 rumah tangga. 

    Sementara itu, Rosan mengharapkan optimalisasi penyerapan listrik dari PLTSa oleh PLN sebagai offtaker dengan tarif yang tetap 20 sen per kWh. 

    Adapun, angka tersebut mencakup beban tipping fee yang semula dibebankan kepada pemerintah daerah. Alhasil, biaya pengumpulan sampah tersebut kini ditanggung pengelola PLTSa dan dibebankan pada harga jual ke PLN. 

    “Dulu memang pemerintah daerah ada porsi tipping fee yang harus berkontribusi dalam program Waste to Energy ini atau pengolahan sampah, tetapi dengan struktur yang baru itu tidak ada lagi,” ujar Rosan, dalam kesempatan yang sama.

    Dia menilai kebijakan baru ini diperkirakan dapat mempercepat pengembangan program Waste to Energy di 33 kota dan ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan 20.000 rumah dengan mengoptimalkan 1.000 ton per day sampah untuk 15 MW. 

    “Jadi tidak ada lagi beban tipping fee yang dikembangkan kepada perusahaan daerah, tetapi itu semua akan diserap langsung oleh PLN, yang kemudian PLN akan menciptakan subsidi dari pemerintah pusat,” pungkasnya. 

  • Selain ICA-CEPA, Prabowo Juga Saksikan MoU Pertahanan dan Kadin di Ottawa

    Selain ICA-CEPA, Prabowo Juga Saksikan MoU Pertahanan dan Kadin di Ottawa

    Jakarta

    Indonesia dan Kanada resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada atau ICA-CEPA. Selain itu Indonesia juga meneken nota kesepahaman atau MoU dengan Kanada di bidang pertahanan dan kamar dagang.

    Penandatanganan dilakukan di West Block Parliament Hill, Ottawa, Rabu (24/9/2025) sore waktu setempat. Penandatanganan disaksikan oleh Presiden Prabowo Subianto dan PM Mark Joseph Carney.

    Kedua MoU yang diteken yakni MoU Pertahanan antara Kementerian Pertahanan RI dan Departemen Pertahanan Nasional Kanada dan MoU tentang Kerja Sama Niaga, Dagang dan Investasi antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Business Council of Canada (BCC). Kedua MoU masing-masing diteken oleh Menteri Investasi/CEO Danantara Rosan Roeslani dan Ketua Kadin Anindya Bakrie.

    “Juga, MoU tentang Kerja Sama Pertahanan, kami menghargai ini. Kami menghargai hubungan kami dengan Kanada. Kami ingin mengirim lebih banyak anak muda kami untuk belajar di sini, untuk dilatih di sini, dan untuk bekerja sama di bidang pertahanan di masa mendatang,” kata Prabowo.

    “Perjanjian antara dewan bisnis kita, saya pikir sangat, sangat penting,” ucap Prabowo.

    “Dan saya memuji para pemimpin bisnis kita dalam mencapai ini, juga kemajuan ini. Jadi, Perdana Menteri, terima kasih banyak. Saya juga diterima dengan sangat baik oleh Gubernur Jenderal Anda,” imbuhnya.

    (rfs/fca)

  • RI dan Kanada Resmi Teken ICA-CEPA, Disaksikan Prabowo dan PM Carney

    RI dan Kanada Resmi Teken ICA-CEPA, Disaksikan Prabowo dan PM Carney

    Jakarta

    Indonesia dan Kanada resmi menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Kanada atau ICA-CEPA. Presiden Prabowo Subianto dan PM Kanada Mark Joseph Carney menyaksikan peristiwa bernilai strategis tersebut.

    Penandatanganan dilakukan di West Block Parliament Hill, Ottawa, Rabu (24/9/2025) sore waktu setempat. Kegiatan diawali dengan pertemuan tete-a-tete Prabowo dan Carney.

    Selanjutnya puncak pertemuan, yakni penandatanganan ICA-CEPA yang dilakukan Mendag RI Budi Santoso dan Mendag Kanada Maninder Sidhu. Penandatanganan disaksikan Presiden Prabowo dan PM Carney.

    ICA CEPA ini merupakan perjanjian perdagangan bebas pertama Indonesia dengan negara di kawasan Amerika Utara, yang akan semakin meningkatkan hubungan ekonomi Indonesia dan Kanada.

    “Perjanjian ini sangat penting untuk kami. Sangat strategis secara ekonomi dan secara politik,” ujar Prabowo.

    ICA-CEPA menjadi batu loncatan penting hubungan ekonomi Indonesia-Kanada, karena memberikan kepastian hukum dan akses pasar yang lebih luas. Dengan perjanjian ini, Kanada berkomitmen menghapus 90,5% tarif impornya terhadap barang dari Indonesia, sementara Indonesia memberikan liberalisasi terhadap 85,8% pos tarif.

    “Kami sangat senang di sini menandatangani ICA-CEPA. Saya kira ini menjadi momen bersejarah dan jadi batu loncatan,” ucap Prabowo.

    ICA-CEPA juga memberikan kepastian hukum yang lebih baik bagi dunia usaha, termasuk transparansi regulasi, perlindungan investasi, serta komitmen pada pemberdayaan UMKM, lokapasar digital, hak kekayaan intelektual, dan perdagangan berkelanjutan.

    Presiden Prabowo sebelumnya diterima secara hormat oleh Gubernur Jenderal Kanada, Mary May Simon di Rideau Hall.

    Prabowo diterima Mary Simon di Rideau Hall, Ottawa, pada Rabu (24/9), pukul 16.11 waktu setempat. Prabowo diterima dalam ruangan yang berisi sejumlah lukisan dan tampak sepasang wayang dengan kain Bali.

    Prabowo didampingi oleh Seskab Teddy Indra Wijaya, Menteri Investasi/CEO Danantara Rosan Roeslani, dan Dubes RI untuk Kananda Muhsin Syihab.

    “Selamat datang di Kanada,” ujar Simon kepada Prabowo.

    “Terima kasih,” balas Prabowo sambil berjabat tangan.

    (rfs/fca)

  • Langka, Ekspresi Haru Didit saat Prabowo Berbicara di Sidang Umum PBB

    Langka, Ekspresi Haru Didit saat Prabowo Berbicara di Sidang Umum PBB

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto mendapatkan apresiasi saat menyampaikan pidato perdananya di Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa pagi waktu setempat atau malam waktu Indonesia.

    Dalam pidato itu Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung perdamaian dunia, dan pentingnya pran nyata PBB dalam menghadapi tantangan dunia saat ini.

    Namun ada satu momen yang langka yang tertangkap kamera. Putra Prabowo, Didit Hediprasetyo, yang turut mendampinginya, tampak berkaca-kaca saat melihat ayahnya berpidato dan mendapat banyak sambutan hangat.

    Momen ini terekam di detik-detik terakhirnya Prabowo memberi pernyataan. Kala itu, ia mengatakan akan mengerahkan 20.000 bahkan lebih putra-putri Indonesia untuk membantu mengamankan perdamaian.

    “Di Gaza atau di tempat lain. Di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan, perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan mengambil bagian dari beban,” ujar Prabowo dilihat dalam akun YouTube Sekretaris Presiden, Rabu (24/9/2025).

    “Tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia memberikan kontribusi finansial untuk mendukung misi besar mencapai perdamaian oleh PBB,” tegasnya disambut tepuk tangan forum.

    Di saat inilah kamera tiba-tiba menyorot ekspresi Didit. Ia tampak memandang haru ke arah depan.

    Disampingnya duduk pula Rosan Roeslani Ketua Daya Anagata Nusantara (Danantara). Ada pula Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai.

    Foto: Didit Hediprasetyo turut mendampingi Presiden Prabowo berpidato di Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dari kursi delegasi Indonesia pada Selasa (23/9/2025). Terlihat juga Menlu Sugiono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani. (Tangkapan Layar YouTube Sekretariat Presiden)

    Prabowo sendiri diketahui bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan sejumlah pemimpin Arab-Muslim di sela-sela Sidang Umum PBB semalam. Pertemuan membahas masa depan Palestina dan upaya mengakhiri perang yang telah berlangsung hampir dua tahun.

    Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt membenarkan pertemuan multilateral ini akan melibatkan Indonesia serta Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Qatar, Mesir, Yordania, Turki, dan Pakistan. Dalam pertemuan Trump diketahui juga memuji Prabowo menyebutnya “sahabat” dan mengagumi gayanya “mengetuk tangan di meja”.

    “Saya berkata, ‘Bagaimana kalau berurusan dengannya ketika dia sedang marah?’ Tidak mudah. Anda melakukan pekerjaan yang luar biasa. Terima kasih banyak,” ujar Trump disambut senyum Prabowo.

    (sef/sef)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB…
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        24 September 2025

    Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB… Nasional 24 September 2025

    Ketika Prabowo Perdana Berpidato di Sidang Umum PBB…
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Tak hanya berbicara dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (KTT PBB) di New York, Amerika Serikat (AS), Presiden Prabowo juga mendapat kesempatan berpidato di Sidang Majelis ke-80 PBB pada Selasa (23/9/2025).
    Ini adalah kali pertama Prabowo sebagai Presiden Republik Indonesia (RI) berbicara di forum internasional tersebut.
    Sebanyak 16 Kepala Negara mendapat kesempatan berpidato dalam sesi general debate sesi pertama yang digelar pada Selasa pagi waktu Amerika.
    Tema dari sesi
    general debate
    itu adalah “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”.
    Prabowo mendapat kesempatan ketiga berpidato setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
    Sementara itu, Sidang Majelis Umum ke-80 PBB dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres. Lalu, Presiden Sidang Umum ke-80 PBB, Annalena Baerbock.
    Mengenakan jas berwarna biru dilengkapi dengan peci, Prabowo tanpa ragu mulai menyapa semua yang kepala negara dan delegasi yang hadir.
    Terlihat juga pin Merah Putih tersemat pada bagian kerah jas Prabowo. Pin itu menandakan bahwa dia adalah Presiden RI.
    Kemudian, tampak mendampingi prabowo anak semata wayangnya, Didit Hediprasetyo.
    Didit menyaksikan langsung Prabowo berpidato bersama Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani di kursi delegasi Indonesia.
    Dia juga terlihat beberapa kali memberikan dukungan kepada Prabowo dengan bertepuk tangan hingga memberikan stading ovation.
    Sementara itu, Prabowo juga tampak bersemangat menyampaikan pandangannya untuk pertama kali di Sidang Majelis Umum PBB.
    Tercatat Prabowo delapan kali menghentakkan meja. Di antaranya saat menceritakan penderitaan rakyat Indonesia di masa penjajahan. Lalu, saat akhirnya Indonesia meraih kemerdekaan.
    Kemudian, Prabowo juga menghentakkan meja saat menegaskan bahwa Indonesia siap membantu PBB dalam upaya perdamaian.
    “Jika dan ketika Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Majelis Agung ini memutuskan, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau bahkan lebih putra-putri kami untuk membantu mengamankan perdamaian di Gaza, atau di tempat lain, di Ukraina, di Sudan, di Libya, di mana pun perdamaian perlu ditegakkan,” ujar Prabowo dalam pidato yang diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.
    “Perdamaian perlu dijaga, kami siap. Kami akan memikul beban ini, tidak hanya dengan putra-putri kami, kami juga bersedia berkontribusi secara finansial untuk mendukung misi besar Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mencapai perdamaian,” katanya lagi.
    Total, ada delapan kali Prabowo menghentakkan meja termasuk saat mendesak agar Palestina menjadi negara merdeka.
    Semangat yang dibagikan Prabowo di atas podium, membuat delapan kali tepuk tangan bergemuruh di Markas Besar PBB tersebut.
    Di antaranya, saat Prabowo menyebut bahwa Indonesia siap mengirimkan 20.000 pasukan perdamaian ke berbagai wilayah konflik.
    Kemudian, saat Prabowo menyatakan dukungan penuh untuk Palestina termasuk menegaskan soal solusi dua negara.
    “Untuk menutup, saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina,” ujarnya.
    Terakhir, tepuk tangan meriah kembali bergema saat Prabowo mengakiri pidatonya. Bahkan, ada sejumlah delegasi melakukan
    standing ovation
    .
    Berikut Pidato Lengkap Prabowo dalam bahasa Inggris:

    His Excellency, Mr. Antonio Guterres, Secretary General of the United Nations. Her ‎Excellency, Madame Annalena Baerbock, President of the United Nations General Assembly. ‎His Excellency, Mr. Morses Abelian, Under-Secretary-General for General Assembly and Management. Excellencies, Heads of States, Heads of Governments, Distinguished ‎Delegates, Ladies and Gentlemen.
    It is indeed a great honor for me to stand in this August General Assembly Hall among leaders and representatives who represent almost all of humanity. We differ in race, religion and nationality, yet we gather together today as one human family. We are here first and foremost, as fellow human beings, each created equal, endowed with unalienable rights to life, liberty and the pursuit of happiness.
    ‎The words of the United Nations Declaration of Independence have inspired democratic movements across continents, including the French Revolution, the Russian Revolution, the Mexican Revolution, the Chinese Revolution, and Indonesia’s own struggle and journey to freedom, it also gave birth to the Universal Declaration of Human Rights adopted by United Nations in 1948, all men are created equal.
    Was the great that opened the way to unprecedented global prosperity and dignity, and yet, in our own era of scientific and technological triumphs, an era capable of ending hunger, poverty and environmental ruin. We also continue to face today, grave, dangerous challenges and uncertainties, human folly fueled by fear, racism, hatred, oppression and apartheid threatens our common future.
    ‎My country knows this, for centuries Indonesians lived under colonial domination, oppression and slavery. We were treated less than dogs in our own homeland. We Indonesians know what it means to be denied justice and what it means to live in apartheid, to live in poverty and to be denied equal opportunity. We also knew what solidarity can do in our struggle for independence, in our fight to overcome hunger, disease and poverty, the United Nations stood with Indonesia and gave us vital assistance.
    Decisions are made here based on human solidarity by the Security Council and The Assembly gave Indonesia independence international legitimacy open doors and supported our early development through the efforts of the United Nations children fund, the United Nations Food and Agriculture Organization, the FAO, the World Health Organization, and many, many other United Nations institutions. And because of that, Indonesia today stands on the cusp of shared prosperity and greater equality and dignity.
    ‎Madam President Excellencies,
    Our world today is driven by conflict, injustice and deepening uncertainty. Everyday we witness suffering, genocide and blatant disregard for international law and human decency. In the face of these challenges, we must not give up, as the United Nations Secretary General said, we cannot give up. We cannot surrender our hopes or our ideals. We must draw closer, not drift apart. Together we must strive to achieve our hopes, our dreams.
    The United Nations was born from the ashes of the Second World War that claimed scores of millions of lives. It was created to secure peace, security, justice and freedom for all. We remain committed to internationalism, to multilateralism and to every effort that strengthens this great institution.
    ‎Today, Indonesia is nearer than ever before to meeting the Sustainable Development Goals of ending extreme poverty and hunger. Because years ago, this very chamber chose to listen and uphold social and economic justice. We will never forget.
    ‎And today we must never be silent while Palestinians are denied that same justice and legitimacy in this very hall.
    Excellencies, to get it is warned the strong do what they can. The weak suffer what they must. We must reject this doctrine. The United Nations exist to reject this doctrine, we must stand for all the strong and the weak. Might cannot be right, right must be right.
    ‎Indonesia today is one of the largest contributors to United Peacekeeping Forces. We believe in the United Nations we will continue to serve where peace needs guardians, not with just words, but with boots on the ground.
    ‎If and when the United Nations Security Council and this great assembly decide, Indonesia is prepared to deploy 20,000 or even more of our sons and daughters to help secure peace in Gaza or elsewhere, in Ukraine, in Sudan, in Libya, everywhere when peace needs to be enforced, peace needs to be guarded, we are ready.
    We will take our share of the burden, not only with our sons and daughters, we are also willing to contribute financially to support the great mission to achieve peace by the United Nations.
    ‎‎Madam President Excellencies,
    ‎I propose to this assembly a message of hope and optimism grounded in action and execution. Today we heard the speech of Madam President, the President of United Nations, General Assembly. Yes, it is true what she said, without the International Civil Aviation Organization. Will we be here today? Will we sit in this great hall without the United Nations? We cannot be safe. No country can feel secure. We need the United Nations and Indonesia will continue to support the United Nations, even though we still struggle, but we know the world needs a strong United Nations.
    The world’s population is growing. Our planet is under strain. Food energy and water insecurity haunt many nations. We choose to answer these challenges directly at home and to help abroad wherever we can.
    ‎This year, Indonesia recorded the highest rice production and grain reserves in our history, we are now self sufficient in rice, and we are starting now to export rice to other nations in need, including providing Rice for Palestine.
    ‎We are building resilient food supply chains, strengthening farmer productivity, investing in climate, smart agriculture, to ensure food security for our children and for the children of the world.
    ‎We are confident in a few years time, Indonesia will be the greenery of the world as the world’s largest island state, we testify before you that we are already experiencing the direct consequences of climate change, particularly the threat of rising sea levels.
    ‎The sea level on the north coast of our capital city is increasing by five centimeters every year. Can you imagine in 10 years? Can you imagine in 20 years? For this, we are forced to build a giant sea wall, 480 kilometers in length. It will take us maybe 20 years. But we have no choice. We have to start now. Therefore we choose to confront climate change, not by slogans, but by immediate steps.
    ‎We are committed to meeting our 2015 Paris Agreement obligations. We aim to achieve net zero emission by 2060 and we are very confident we can achieve net zero emission much earlier.
    ‎We aim to reforest more than 12 million hectares of degraded forest, to reduce forest degradation, to empower local communities with quality Green Jobs for the Future. Indonesia is shifting decisively from fossil fuel based development towards renewable based development. From next year, most of our additional power generation capacity will come from renewables. Our goal is clear, to lift all of our citizens out of poverty and make Indonesia a hut for solutions to food, energy and water security.
    Madam President Excellencies,
    ‎We live in a time when hatred and violence can seem to be the loudest voices, but beneath this loud noise lies a quieter truth that every person longs to be safe, to be respected, to be loved and to leave a better world to their children. Our children are watching. They are learning leadership, not from textbook, but from our choices.
    ‎Today, still a catastrophic situation in Gaza is unfolding before our eyes. At this very moment, the innocent are crying for help. Are crying to be saved. Who will save them? Who will save the innocent? Who will save the old and women. Millions are facing danger at this very moment as we sit here. They are facing trauma. They are facing irreparable damage to their bodies. They are dying of starvation.
    ‎Can we remain silent? Will there be no answer to their screams? Will we teach them that the human family can rise to the challenge?
    ‎Madam President, we must act now. Many speakers have saiimagin. We must stand for multilateral order, where peace, prosperity and progress are not the privilege of a few, but the right of all. With a strong united nations, we can build a world where the weak do not suffer what they must, but live the justice that they deserve.
    ‎Let us continue humanity’s great journey of ideals, the selfless aspirations that created the United Nations. Let us use science to uplift, not use science to destroy. Let rising nations help others to lift themselves. I am convinced that the leaders of the great world civilizations, civilizations of the west of the east, of the north, of the South, Leaders of America, Europe, of India, China, the Islamic world, the whole world, I am convinced they will rise to their role demanded by history.
    We are all hopeful that the leaders of the world will show great statesmanship, great wisdom, restraint, humility, overcome hate, overcome suspicion.
    ‎‎Madam President, distinguished delegates, We are greatly heartened by the events of the last few days where significant leading countries of the world have chosen to side with history, to choose the right side of history, the path of the moral high ground, the path of rectitude, the path of justice, the path of humanity, to shun hatred, to overcome suspicion and to avoid the use of violence. The use of violence will be get violence. No one country can bully the whole community of the human family.
    ‎We may be weak individually, but the sense of oppression, the sense of injustice, has proven in the history of mankind that this sense of injustice, this sense of oppression, will unite into a strong force that will overcome this oppression, that will overcome this injustice.
    ‎To close, I would like to retreat again Indonesia’s complete support for the two state solution in Palestine.
    ‎We must have an independent Palestine, but we must also, we must also recognize, we must also respect, and we must also guarantee the safety and security of Israel. Only then we can have real peace, real peace and no longer hate and no longer suspicion. The only solution is this, two state solution, two descendants of Abraham must live in reconciliation, peace and harmony.
    Arabs, Jews, Muslims, Christians, Hindus, Buddhists, all religions, we must live as one human family. Indonesia is committed to being part of making this vision a reality. Is this a dream? Maybe, but this is the beautiful dream that we must work together towards. Let us work towards this noble goal. Let us continue humanity’s journey of hope, a journey started by our forefathers, a journey that we must complete.
    ‎Thank you”
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2% Dividen BUMN Bakal Disetor ke Badan Amal Danantara

    2% Dividen BUMN Bakal Disetor ke Badan Amal Danantara

    Jakarta

    CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani mengatakan pihaknya akan mengalokasikan 1-2% dividen BUMN ke badan amal Danantara Trust Fund. Saat ini pihaknya sudah menyuntik dana US$ 100 juta ke badan filantropi miliki Danantara.

    “Jadi dari Danantara Trust Fund sendiri jadi kita di tahun ini akan melakukan penempatan US$ 100 juta di dalam Danantara Trust Fund yang di mana setiap tahunnya nanti kita akan memberikan 1-2% dari total dividen yang ada yang kita terima itu ke Danantara Trust Fund,” ungkap Rosan kepada wartawan di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025) waktu setempat.

    Dalam kunjungannya ke AS, Rosan bertemu perwakilan Gates Foundation, sebagai salah satu lembaga filantropi besar dunia besutan Bill Gates. Dengan lembaga tersebut, Danantara Trust Fund akan bekerja sama untuk melakukan pemberdayaan sosial dalam tiga bidang, yaitu pendidikan, pengembangan sanitasi dan air bersih, serta kesehatan.

    “Dalam tiga itu dan kita akan mengadakan joint session sampai bulan Januari dan setelah itu kita akan mengadakan kerja sama konkretnya. Di Januari kita akan melakukan perjanjian kerja samanya untuk tiga bidang itu,” papar Rosan.

    Danantara Trust Fund ditargetkan menjadi hub lembaga filantropi. Selain Gates Foundation, pihaknya juga akan menjalin kerja sama dengan lembaga filantropi yang lain.

    “Kita juga terbuka untuk kerja sama dengan lembaga yang lain-lain tapi secara prinsip kita juga sudah berbicara dengan banyak filantropi dan kita menginginkan hub dari filantropi ini bisa ada di Indonesia. Jadi kita juga menjalin kerjasama dengan pihak-pihak lain,” papar Rosan.

    Tonton juga video “Pemerintah Buka Peluang Lebur Kementerian BUMN ke Danantara” di sini:

    (hal/ara)