Tag: Rosan Perkasa Roeslani

  • Orang Super Kaya Ikut Nikmati Subsidi, Purbaya Janji Perbaiki Sistem

    Orang Super Kaya Ikut Nikmati Subsidi, Purbaya Janji Perbaiki Sistem

    Jakarta

    Kelompok masyarakat super kaya masih ikut menikmati subsidi yang seharusnya ditujukan bagi warga kurang mampu. Atas kondisi tersebut, pemerintah berencana merombak desain penyaluran subsidi.

    Rencana perombakan mekanisme pemberian subsidi dan kompensasi ini dibahas dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi XI DPR RI dengan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa bersama pimpinan BPI Danantara. Adapun rapat tersebut digelar secara tertutup karena membahas banyak hal strategis.

    Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan rapat bersama Danantara dan Komisi XI DPR RI membahas tentang peningkatan efisiensi penyaluran subsidi. Salah satu yang menjadi sorotan adalah menyangkut penyaluran subsidi yang belum tepat sasaran.

    “Kita analisa dan kita lihat-lihat ternyata ada beberapa kendala dalam hal penyaluran subsidi, dalam hal subsidi desainnya juga ada. Jadi kita lihat masih ada orang yang relatif kaya atau kaya, super kaya kalau di Indonesia mungkin, yang masih mendapat subsidi. Nanti ke depan akan kita lihat gimana perbaikannya,” kata Purbaya, di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Kamis (4/11/2025).

    Atas kondisi tersebut, Purbaya mengatakan, skema baru nantinya akan lebih membatasi porsi untuk orang kaya. Hal ini dilakukan agar subsidi dapat tersalurkan lebih efisien dan tepat sasaran.

    “Dan yang kaya sekali mungkin desil 8, 9, 10 subsidi akan dikurangin secara signifikan. Kalau perlu uangnya kita balikin ke yang desil 1, 2, 3, 4 yang lebih miskin gitu. Itu kira-kira utamanya itu dan itu perlu desain macem-macem karena elibatkan juga BUMN-BUMN dan Danantara,” ujarnya.

    Purbaya juga bilang, perbaikan skema subsidi ini akan dilakukan secara bertahap dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Meski membutuhkan waktu cukup lama, ia memastikan proses pelaksanaannya akan dilakukan dalam waktu singkat.

    Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) BPI Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan perombakan dan penyempurnaan skema penyaluran subsidi, mulai dari BBM hingga listrik, juga akan didukung dengan efisiensi di lingkup BUMN.

    “Untuk lebih menyempurnakan juga agar kalau subsidi dan kompensasi itu lebih adil, lebih tepat sasaran. Bagaimana kalau dari BUMN ini kita lebih mengefisienkan,” kata Rosan ditemui terpisah.

    Perombakan skema sendiri sebelumnya juga telah diterapkan dalam penyaluran pupuk subsidi. Skema penghitungan kompensasi yang sebelumnya menggunakan metode cost plus (biaya produksi ditambah margin), kini diubah menyesuaikan dengan harga pasar (market price).

    “Kalau dulu kan tidak efisien saja tetap mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan cost kami, plus berapa persen itu. Itu coba terus kita lakukan sehingga tidak mengurangi hak-hak dari masyarakat yang berhak dan membutuhkan tapi di saat bersamaan kompensasi juga bisa ikut turunnya lebih efisien,” jelasnya.

    (acd/acd)

  • Purbaya Bakal Ikut Terbang ke China, Lobi Utang Proyek Kereta Cepat

    Purbaya Bakal Ikut Terbang ke China, Lobi Utang Proyek Kereta Cepat

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa memastikan bakal ikut terbang ke China untuk menegosiasi penanganan utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh. 

    Purbaya telah bertemu dengan CEO Danantara Rosan Roeslani di kantor Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, pagi ini, Rabu (3/12/2025). Namun, dia masih menunggu kepastian siapa pihak yang akan ikut ditemui olehnya nanti. 

    “Jadilah [ikut ke China]. Cuma saya bilang begini, saya enggak tahu di China ketemu siapa. China Development Bank, apa NDRC [National Development and Reform Commission]. Nanti kalau udah clear ketemu siapa dan skemanya seperti apa, baru kami ke China. Kalau enggak saya bingung ke China ketemu siapa, enggak jelas,” tuturnya kepada wartawan saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (3/12/2025).

    Purbaya mengatakan bahwa ada banyak hal yang dibahas pada pertemuannya dengan Rosan pagi ini. Isu yang menjadi sorotan terkait utang proyek Whoosh, dia mengaku keduanya masih mencari solusi yang cocok.

    Ke depan, tim teknis dari Kemenkeu dan Danantara bakal berdiskusi lebih lanjut. Purbaya menyampaikan bahwa sampai saat ini pun belum ada keputusan yang jelas mengenai solusi penyelesaian utang proyek senilai US$7 miliar lebih itu. 

    “Saya sih belum tahu sampai detail, tetapi gambaran besarnya clear lah kami mau ngapain ke depan. Harusnya sih,” jelas pria yang sebelumnya menjabat Deputi di Kemenko Maritim dan Investasi itu.

    Jaminan dari Prabowo 

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengakhiri polemik pro kontra di internal pemerintah terkait dengan keikutsertaan APBN dalam menanggung beban utang Whoosh. Dia menyatakan bahwa akan bertanggung jawab melunasi utang proyek strategis nasional (PSN) yang dibangun saat era Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) itu. 

    “Enggak usah khawatir, apa itu ribut-ribut Whoosh, saya sudah pelajari masalahnya. Tidak ada masalah. Saya tanggung jawab nanti Whoosh itu semuanya,” kata Prabowo dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

    Kemudian, CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani turut menyampaikan bahwa ada beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan pemerintah, salah satunya memberikan public service obligation (PSO).  

    Untuk diketahui, pemberian PSO pada sektor transportasi umum adalah hal yang biasa. Tiket kereta commuter atau KRL salah satunya merupakan transportasi publik yang biaya atau tiketnya mendapatkan PSO dari APBN.  

    Usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa, Rabu (5/11/2025), Rosan memastikan APBN akan ikut serta mendanai KCJB atau Whoosh yang nilai proyeknya mencapai US$7 miliar lebih (sekaligus cost overrun).  

    “Nanti memang ada porsi yang memang public service obligation akan ditanggung oleh pemerintah,” jelasnya kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/11/2025) malam. 

  • Proses Merger GOTO-Grab, Telkom Bilang Belum Ada Arahan Khusus

    Proses Merger GOTO-Grab, Telkom Bilang Belum Ada Arahan Khusus

    Jakarta

    Proses merger GOTO dan Grab kian santer setelah ada tanggapan Danantara. Terkait dengan situasi ini, Telkom menegaskan belum ada arahan khusus.

    Hal ini disampaikan Direktur Strategic Business Development Portfolio Telkom, Seno Soemadji dalam Executive Media Briefing Telkom di Gedung Telkom Landmark Tower, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/12/2025) malam. Seno tampil bersama Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom, Arthur Angelo Syailendra.

    Telkom adalah salah satu pemegang saham GOTO. Tentu ada pertanyaan publik, apakah nanti akan melepas saham atau tidak.

    “Terkait dengan GOTO dan Grab, terus terang ini masih tahap awal ya. Kita masih belum punya arahan khusus,” kata Seno.

    Seno mengatakan, wacana merger GOTO-Grab dilihat dari kacamata potensi pasar adalah sangat menjanjikan. Namun memang untuk saat ini Seno kembali mengingatkan masih terlalu dini untuk mereka mengomentari hal tersebut.

    “Menurut saya ada potensi yang bisa kita dapatkan dari berbagai macam kolaborasi yang bisa dilakukan. Ada sinergi yang bisa kita ciptakan dari sana,” ujarnya.

    Sebelumnya, Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Danantara Rosan Perkasa Roeslani Perkasa buka suara soal peluang Danantara terlibat proses merger Grab dan GOTO.

    Rosan menegaskan Danantara masih menunggu perkembangan resmi dari perusahaan terkait. Ia juga menyebut, pembahasan merger itu sepenuhnya berada di tangan GOTO dan Grab.

    “Kita serahkan kepada prosesnya, Grab dan GOTO sedang berjalan. Mereka menyampaikan ke kita, terbuka juga untuk Danantara untuk berpartisipasi,” ujar Rosan usai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/11).

    (fay/fyk)

  • Raja Yordania Undang Indonesia Investasi di 3 Sektor Senilai Rp 21 Triliun

    Raja Yordania Undang Indonesia Investasi di 3 Sektor Senilai Rp 21 Triliun

    Raja Yordania Undang Indonesia Investasi di 3 Sektor Senilai Rp 21 Triliun
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah, Abdullah II Ibn Al Hussein mengundang Indonesia berinvestasi di tiga sektor, yakni pipanisasi gas, jalan tol, hingga logistik.
    Hal ini disampaikan CEO Badan Pengelola
    Investasi
    (BPI)
    Danantara
    Rosan Perkasa Roeslani setelah bertemu dengan Raja
    Yordania
    pada Sabtu (15/11/2025) pagi.
    “Raja Jordan mengundang langsung untuk berinvestasi ke Jordan di tiga bidang. Satu di pipanisasi gas, yang kedua di proyek jalan tol,” kata Rosan usai mengantar
    Raja Yordania
    di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/11/2025).
    Rosan menjabarkan, estimasi nilai investasi di ketiga proyek tersebut mencapai Rp 21,71 triliun (kurs Rp 16.700 per dollar AS).
    Rinciannya, pipanisasi gas dengan nilai 1 miliar dollar AS, serta jalan tol hingga logistik sekitar 300 juta dollar AS.
    Setelah mendapat tawaran ini, Rosan mengaku akan mempertimbangkannya sembari menghitung dan mengevaluasi.
    Pertimbangan itu didasari oleh
    return
    atau imbal hasil yang ditargetkan oleh Danantara dari setiap proyek.
    “Dan kelihatannya itu masuk dengan
    return
    dari investasi, yang secara garis besarnya tadi yang akan diiinginkan untuk kita bisa berinvestasi di sana,” ucap Rosan.
    Adapun skema yang ditetapkan adalah antar badan usaha atau 
    business to business
    (B2B).
    Danatara juga diundang langsung Raja Abdullah II untuk datang ke negaranya pada Desember mendatang demi menindaklanjuti kerja sama ini.
    Ia ditunjuk langsung untuk menangani proyek ini bersama Menteri Investasi Yordania.
    “Sudah di-
    assign
    langsung tadi dari Menteri Investasinya yang akan menjadi
    contact person
    dari Kerajaan Jordan. Dan kalau di sini adalah saya langsung juga sebagai Kepala Danatara juga Menteri Investasi,” ungkap Rosan.
    Di sisi lain, Indonesia berencana memperluas kerja sama di bidang fosfat yang sudah berjalan.
    Saat ini, nilai yang dikerjasamakan mencapai 250 juta dollar AS, dan telah memberikan keuntungan sekitar 20 kita dollar AS.
    “Beliau sebetulnya kerja sama itu 50 persen sudah ada di Indonesia (di bidang fosfat) dan rencananya ingin dikembangkan lagi, termasuk apa kita juga akan berinvestasi untuk fosfat dan juga potas di Jordan. Jadi itu sedang akan kita jajaki juga bersama,” jelas Rosan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Raja Yordania Ingin Bentuk Badan Pengelola Investasi, Tiru Danantara

    Raja Yordania Ingin Bentuk Badan Pengelola Investasi, Tiru Danantara

    Raja Yordania Ingin Bentuk Badan Pengelola Investasi, Tiru Danantara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan, Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah, Abdullah II ibn Al Hussein ingin membentuk Badan Pengelola Investasi di negaranya.
    Alasan ini yang membuatnya bertemu dengan pihak
    Danantara
    pada Sabtu (15/11/2025) pagi, sebelum meninggalkan
    Indonesia
    .
    “Ada pertemuan dengan Raja Jordan yang dihadiri langsung juga oleh Bapak Presiden Prabowo. Pada intinya dari pemerintahan kerajaan Jordan,” kata Rosan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu.
    “Itu yang pertama, karena mereka berkeinginan untuk membuat
    Sovereign Wealth Fund
    juga di Jordan,” tutur dia.
    Rosan menyampaikan, Raja Abdullah II ingin belajar dan meniru lembaga
    Sovereign wealth Fund
    (SWF) Indonesia yang merupakan lembaga baru di era Presiden Prabowo.
    Termasuk, mengenai struktur dan aset-aset yang dikelola Danantara.
    Pertemuan itu, kata Rosan,akan ditindaklanjuti dengan komunikasi bersama antara dua negara.
    “Jadi mereka ingin mengetahui baik dari segi strukturnya, pembentukannya, kemudian aset-asetnya,” ucap Rosan.
    Selain keinginan membentuk lembaga, Rosan mengungkapkan bahwa
    Yordania
    juga mengundang Indonesia berinvestasi di negaranya.
    Setidaknya, ada tiga bidang yang diminati, yakni pipanisasi gas, pembangunan jalan tol, hingga sektor logistik.
    “Di pipanisasi gas kurang lebih nilainya 1 billion US dollar. Kemudian di jalan tolnya kurang lebih 300 juta dolar dan juga di bidang logistik. Dan itu tentunya kita akan evaluasi, tindak lanjuti,” jelas Rosan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Raja Yordania Tawarkan Danantara Garap Proyek Senilai US,5 Miliar

    Raja Yordania Tawarkan Danantara Garap Proyek Senilai US$1,5 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyebut nilai total potensi investasi antara Indonesia dan Yordania diperkirakan menembus lebih dari US$1,5 miliar setelah pertemuan antara Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dan Raja Yordania Abdullah II ibn Al Hussein di Jakarta, Sabtu (15/11/2025).

    Pria yang juga menjabat sekaligus CEO BPI Danantara itu mengatakan Pemerintah Yordania secara langsung menawarkan tiga proyek strategis dengan nilai investasi jumbo.

    “Tawaran investasi itu mencakup pipanisasi gas senilai kurang lebih US$1 miliar, kemudian proyek jalan tol sekitar US$300 juta, dan satu lagi di sektor logistik,” ujar Rosan usai mendampingi Presiden Prabowo Subianto mengantar kepulangan Raja Abdullah II di Lanud Halim Perdanakusuma.

    Meskipun angka untuk sektor logistik belum diungkapkan secara resmi, tetapi nilai dua proyek utama saja sudah mencapai US$1,3 miliar, sehingga total potensi kerja sama diperkirakan dapat melampaui US$1,5 miliar setelah memasukkan estimasi awal untuk bidang logistik.

    Mengingat, selain tiga proyek baru, Yordania juga ingin memperluas kerja sama fosfat yang selama ini sudah berjalan dengan nilai investasi sekitar US$250 juta. Proyek tersebut dinilai berhasil dan memberikan keuntungan sekitar US$20 juta bagi Indonesia melalui kerja sama dengan Petrokimia Gresik.

    Oleh sebab itu, Rosan memastikan seluruh tawaran tersebut akan dikaji secara detail oleh Danantara.

    “Kerja sama itu ingin diperbesar lagi, termasuk rencana investasi di fosfat dan potas langsung di Yordan,” jelas Rosan.

  • Raja Yordania Tertarik Pelajari Struktur hingga Aset-aset Danantara

    Raja Yordania Tertarik Pelajari Struktur hingga Aset-aset Danantara

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan bahwa Raja Yordania Abdullah II menunjukkan ketertarikan besar terhadap Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dalam pertemuan khusus yang digelar pada Sabtu (15/11/2025) pagi di Jakarta.

    Pertemuan tersebut turut dihadiri langsung oleh Presiden Prabowo Subianto sebelum kemudian keduanya mengantar kepulangan Raja Abdullah II di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma.

    Rosan menjelaskan bahwa kunjungan Raja Abdullah II ke Danantara memiliki tujuan strategis. Pihak Kerajaan Yordania ingin mempelajari lebih jauh bagaimana Indonesia membentuk dan mengelola sovereign wealth fund (SWF) barunya.

    “Oh ya, ada pertemuan dengan Raja Jordan yang dihadiri langsung juga oleh Bapak Presiden Prabowo. Eh pada intinya dari pemerintahan kerajaan Jordan itu ingin mengetahui lebih banyak mengenai Danantara dan juga mengenai struktur Danantara,” ujar Rosan.

    Pertemuan tersebut menjadi bagian dari rangkaian kunjungan singkat Raja Abdullah II ke Indonesia yang menekankan semakin eratnya hubungan strategis kedua negara, baik dalam sektor pertahanan, ekonomi, maupun investasi.

    Menurutnya, pemerintah Yordania saat ini tengah menjajaki pembentukan SWF sendiri. Karena itu, wawasan mengenai fondasi Danantara menjadi penting sebagai bahan perbandingan dan pembelajaran.

    “Jadi mereka ingin mengetahui baik dari segi strukturnya, pembentukannya, kemudian aset-asetnya. Jadi itu yang kita bicarakan dan akan segera ditindaklanjuti,” tandas Rosan.

  • Raja Yordania ‘Kepincut’ Investasi di RI, Danantara Buka Peluang

    Raja Yordania ‘Kepincut’ Investasi di RI, Danantara Buka Peluang

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Perkasa Roeslani membenarkan rencana pertemuan antara pihaknya dan Raja Yordania Abdullah II di St. Regis Jakarta pada Sabtu (15/11/2025).

    Saat dikonfirmasi Bisnis.com melalui pesan teks, Rosan menjelaskan bahwa Raja Abdullah II ingin mendapatkan pemahaman lebih luas terkait peran Danantara dalam ekosistem investasi Indonesia.

    “Raja Jordan ingin mengetahui lebih banyak mengenai Danantara dan potensi kerja sama ke depannya,” ujar Rosan. 

    Meski begitu, Rosan belum merinci apakah pertemuan tersebut akan menghasilkan nota kesepahaman (MoU) atau kesepakatan investasi baru.

    Namun, pertemuan ini dinilai menjadi langkah awal untuk membuka peluang kolaborasi strategis antara Indonesia dan Yordania, terutama setelah rangkaian kunjungan kenegaraan Raja Abdullah II dan pertemuan bilateralnya dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta.

    Pertemuan di St. Regis pada pukul 09.30 WIB itu dijadwalkan berlangsung tertutup, dengan fokus pada penjajakan sektor-sektor potensial yang dapat digarap bersama dalam skema investasi jangka panjang.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Sugiono memberikan penjelasan mengenai agenda lanjutan kunjungan kenegaraan Raja Yordania Abdullah II ibn Al Hussein di Indonesia. 

    Hal ini disampaikan usai dirinya mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam penganugerahan tanda kehormatan The Bejeweled Grand Cordon of Al-Nahda (Order of the Renaissance) yang diberikan langsung oleh Raja Abdullah II di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (14/11/2025). 

    Ketika ditanya mengenai rangkaian kegiatan yang akan berlangsung pada hari berikutnya, Sugiono menegaskan bahwa agenda utama Raja Abdullah II pada Sabtu adalah bertemu dengan Danantara untuk membahas peluang kerja sama ekonomi. 

    “Presiden saya kira tidak ya. Karena langsung akan mengantar beliau juga ke bandara setelah itu,” ujar Sugiono, memastikan bahwa Prabowo tidak akan turut serta dalam pertemuan tersebut.

  • Suntikan Rp200 Triliun ke Himbara Bisa Akselerasi Sektor Properti

    Suntikan Rp200 Triliun ke Himbara Bisa Akselerasi Sektor Properti

    Bisnis.com, JAKARTA — Pengembang menilai kebijakan pemerintah dalam menginjeksi dana senilai Rp200 triliun kepada himpunan bank milik negara atau himbara dapat berimbas terhadap pergerakan ekonomi industri turunan properti.

    Presiden Direktur Paramount Enterprise, M. Nawawi memperkirakan sejumlah stimulan yang diguyurkan oleh pemerintah pada tahun ini dapat memberikan prospek positif bagi industri hingga tahun depan.

    “Kami menilai kucuran dana ke perbankan Himbara tersebut akan membantu berbagai stakeholder seperti kontraktor, supplier, vendor, mereka yang berdampak langsung terhadap properti, ” ujarnya, Kamis (14/11/2025).

    Himpunan pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (Himperra) juga berharap kebijakan tersebut dapat menjadi stimulan baru bagi industri ini.

    Penyaluran dana tersebut akan sangat bermanfaat asalkan disalurkan tepat sasaran ke sektor riil seperti properti.

    Kebijakan ini juga dapat menguntungkan dua pihak, baik pengembang maupun pembeli. Dalam hal ini, pengembang dapat memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk modal pembangunan, sementara konsumen dapat mengakses Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

    Pengembang meyakini apabila sektor properti kembali bergairah, dampaknya akan meluas ke sektor lain seperti penjualan bahan bangunan, besi, dan semen.

    Dalam pernyataan tertulisnya, Ketua Bidang Properti dan Infrastruktur Perkumpulan Lintas Profesi Indonesia (PLPI) Jhon Riyanto berharap agar kebijakan tersebut tidak hanya berhenti pada peningkatan daya beli jangka pendek.

    Menurutnya pemerintah dapat melengkapi kebijakan ini dengan dorongan nyata terhadap investasi jangka panjang. Salah satunya investasi ke dalam aset-aset properti melalui Dana Investasi Real Estat (DIRE) atau Real Estate Investment Trusts (REITs).

    Dia berpendapat apabila kebijakan konsumsi (melalui Rp200 triliun dana likuiditas) dikombinasikan dengan penguatan investasi (melalui REIT dan sovereign wealth fund), maka Indonesia berpeluang mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan.

    Adapun sebelumnya pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memutuskan untuk memindahkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) dari rekening di Bank Indonesia (BI) ke lima bank milik negara sebesar Rp 200 triliun.

    Adapun dari jumlah dana tersebut, sebanyak Rp 25 triliun dialokasikan khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan melalui PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.(BBTN).

    Penempatan dana ini menjadi bagian dari strategi pemerintah bersama bank-bank Himbara untuk menjaga likuiditas perbankan tetap kuat, mempererat sinergi strategis dalam akselerasi pembiayaan sektor riil, dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.

    CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan nominal dan tersebut ke Bank BTN dapat mendukung program perumahan rakyat, termasuk target pembangunan 3 juta rumah, dapat berjalan lebih cepat.

  • Tiba di Australia, Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan dan 21 Tembakan Kehormatan

    Tiba di Australia, Prabowo Disambut Upacara Kenegaraan dan 21 Tembakan Kehormatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto disambut oleh Gubernur Jenderal Australia Sam Mostyn dalam upacara kenegaraan yang digelar di Admiralty House, Sydney, pada Rabu (12/11/2025).

    Dilansir dari keterangan resmi Sekretariat Presiden, upacara berlangsung khidmat dengan rangkaian prosesi sebagai bentuk penghormatan tinggi negara tuan rumah kepada Kepala Negara Indonesia.

    Saat tiba di Admiralty House, Prabowo disambut langsung oleh Gubernur Jenderal Mostyn beserta Simeon Beckett.

    Selanjutnya, tembakan kehormatan sebanyak 21 kali atau gun salute mengiringi ketibaan Kepala Negara dan Gubernur Jenderal Mostyn di halaman Admiralty House. 

    Diiringi lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang dikumandangkan, Presiden Prabowo berdiri tegak untuk menerima penghormatan militer dari pasukan Australia. 

    Selanjutnya, Prabowo didampingi Komandan Upacara melakukan inspeksi terhadap barisan pasukan kehormatan yang berjajar rapi di halaman upacara. Seusai inspeksi, dilakukan sesi perkenalan antara delegasi resmi dari masing-masing negara kepada kedua pemimpin. 

    Dalam upacara tersebut, Prabowo didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Djamari Chaniago, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Pertahanan Donny Ermawan, serta Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono.

    Setelah pengenalan masing-masing delegasi, lagu kebangsaan kedua negara dikumandangkan dengan khidmat. Pada momen ini, Presiden Prabowo dan Gubernur Jenderal Mostyn berdiri berdampingan di podium kehormatan.

    Sebagai penutup rangkaian upacara, Prabowo menandatangani buku tamu resmi di Admiralty House sebagai simbol persahabatan dan penghormatan antara Indonesia dan Australia.