Tag: Roberto Akyuwen

  • Keberadaan LRT Jakarta Fase 1 dinilai kurang efektif 

    Keberadaan LRT Jakarta Fase 1 dinilai kurang efektif 

    Jakarta (ANTARA) –

    Pakar infrastruktur dan transportasi Prof Bambang Susantono menilai keberadaan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1 yang menghubungkan Stasiun Velodrome Rawamangun dengan Stasiun Pegangsaan Dua Kelapa Gading kurang efektif.

    Hal itu karena tidak terintegrasi dan berada di kawasan pergerakan massa yang tinggi.

    “Menurut saya kurang efektif karena memang tidak terintegrasi,” kata Bambang Susantono yang juga “Head of Supervisor Board Intelligent Transport System” (ITS) Indonesia di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, terintegrasi itu tidak hanya antar “backbone” atau tulang punggung transportasi saja seperti kereta api, MRT, BRT dan Transjakarta.

    Tapi transportasi ini juga sangat bergantung pada “feeder” atau minibus yang menghubungkan masyarakat dari stasiun menuju tujuan. “Ini yang harus menjadi perhatian,” kata Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) pertama tersebut.

    Arsip foto – Kendaraan melintas di dekat proyek pembangunan jalur LRT Jakarta Fase 1B yang akan tersambung di atas Jalan Layang Pemuda, Jakarta, Senin (17/11/2025). (ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom.)

    Ia mengatakan, hal yang harus dilakukan adalah melakukan percepatan agar LRT ini dapat terintegrasi dengan angkutan publik lainnya. “Kalau tidak terhubung jadinya tidak efektif keberadaaannya. Kuncinya percepatan,” kata dia.

    Ia meminta agar jangan ada ego dalam menciptakan layanan transportasi publik ini. Misalnya, layanan transportasi ini milik pemerintah pusat atau pemerintah daerah atau BUMD.

    Menurut dia, yang paling terpenting adalah keberadaan LRT ini benar-benar dibutuhkan masyarakat untuk mobilitas setiap harinya.

    “Semua harus dilihat dari kepentingan umum atau kepentingan masyarakat. Jangan ada ego,” kata dia.

    LRT Jakarta Fase 1 A yang menghubungkan Stasiun Pegangsaan Dua- Kelapa Gading dengan Stasiun Veledrome di Jakarta Timur resmi beroperasi sejak 22 Juni 2019. Jalur ini sepanjang 5,8 kilometer (km) dengan biaya pembangunan mencapai Rp6,8 triliun.

    Head of Supervisor Board Intelligent Transport System (ITS) Indonesia Prof Bambang Susantono (ANTARA/Mario Sofia Nasution)

    Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen mengungkapkan bahwa jumlah penumpang yang menggunakan moda transportasi tersebut dari Januari hingga Oktober 2025 mencapai 1,1 juta penumpang dengan rata-rata penumpang per hari di atas 3.500 penumpang.

    “Berdasarkan angka tersebut, rata-rata penumpang melampaui target harian yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta,” katanya.

    Ia mengatakan, angka ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh terhadap LRT Jakarta sebagai moda transportasi publik yang andal, aman dan nyaman.

    Selain peningkatan jumlah penumpang, tingkat kepuasan pelanggan LRT Jakarta tahun 2025 hingga bulan September juga menunjukkan hasil yang positif dengan nilai rata-rata sebesar 93,85 persen.

    Sedangkan “on time performance” atau kedatangan tepat waktu sebesar 99,88 persen dan capaian standar pelayanan minimum sebesar 98,54 persen per Oktober 2025.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Proyek LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Capai 80,57 Persen, Target Rampung 2026
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 November 2025

    Proyek LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Capai 80,57 Persen, Target Rampung 2026 Megapolitan 26 November 2025

    Proyek LRT Jakarta Velodrome-Manggarai Capai 80,57 Persen, Target Rampung 2026
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Proyek LRT Jakarta, Ramdani Akbar mengatakan, proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1B ditargetkan selesai secara keseluruhan pada Agustus 2026.
    Pada pekan kedua November 2025, secara umum
    pembangunan infrastruktur
    LRT untuk rute Velodrome-Manggarai itu sudah mencapai 80,57 persen.
    “Target penyelesaian proyek
    LRT Jakarta
    fase 1B, kita masih tetap menargetkan agar proyek ini selesai di Agustus 2026 rampung semuanya,” ujar Ramdani dalam sesi media briefing di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (26/11/2025).
    Ia lantas merinci capaian 80,57 persen pembangunan infrastruktur LRT Jakarta yang dimaksud.
    Pertama, untuk viaduct (jalur layang) yang melintasi sejumlah kawasan seperti Jalan Pramuka dan Matraman sudah mencapai 95,40 persen.
    Lalu untuk Stasiun Rawamangun sudah 91,69 persen, Stasiun Pramuka BPKP 65,29 persen, Stasiun Matraman 65,89 persen dan Stasiun Manggarai 30,42 persen.
    Menurut Ramdani, capaian realisasi pembangunan di Manggarai paling rendah karena kondisi lapangan yang sempit dan sulit.
    Dari keseluruhan proses pembangunan fase 1B ini, ada tiga titik krusial yang menjadi perhatian yakni di Tol Wiyoto Wiyono, yang mana harus melakukan pembangunan di atas jalan tol.
    “Yang kedua ada di Matraman, yang terakhir di Manggarai. Pada saat ini proses pekerjaannya alhamdulillah lancar di segmen Tol Wiyoto Wiyono ini,” tutur Ramdani.
    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT LRT Jakarta Roberto Akyuwen mengungkapkan, LRT Jakarta rute 1B Velodrome Rawamangun–Manggarai ditargetkan mulai beroperasi pada Agustus 2026.
    Roberto menyebutkan, ada 20 masinis baru yang telah direkrut untuk persiapan operasional LRT Jakarta rute 1B Velodrome Rawamangun–Manggarai.
    “Kita mulai dari mempersiapkan hal-hal yang paling substansial dan membutuhkan waktu penyiapan yang paling lama. Salah satunya adalah mengenai SDM, khususnya masinis,” ujarnya.
    “Untuk mengantisipasi rute (Velodrome ke) Manggarai yang nanti diharapkan beroperasi bulan Agustus tahun depan, sejak awal tahun ini LRT Jakarta sudah mulai melakukan rekrutmen masinis. Ada 20 orang masinis yang kemudian lolos dalam proses seleksi,” sambungnya.
    Para masinis yang lolos seleksi itu telah mulai bekerja di kantor LRT Jabodebek sejak Juni 2025.
    Roberto menjelaskan, 20 masinis baru tersebut akan melengkapi komposisi masinis LRT Jakarta yang sudah ada saat ini.
    Selain itu, rekrutmen yang dilakukan lebih awal bertujuan untuk mempersiapkan kompetensi teknis dan pencapaian jam operasional minimum para masinis baru.
    Menurut Roberto, dibutuhkan pencapaian jam operasional agar masinis baru bisa menjadi pengemudi utama.
    “Seorang masinis tidak seperti sopir angkot atau bus yang setelah punya SIM bisa langsung mengemudi. Seorang masinis membutuhkan jam minimum sebelum bisa menjadi pengemudi utama. Ada ribuan jam teknis yang harus dilalui,” jelas Roberto.
    Sebagai informasi, operasional LRT Jakarta berbeda dengan LRT Jabodebek yang saat ini sudah secara otomatis atau tanpa masinis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LRT targetkan capai laba bersih naik 67 persen pada 2026

    LRT targetkan capai laba bersih naik 67 persen pada 2026

    Jakarta (ANTARA) – PT LRT Jakarta menargetkan laba bersih meningkat 67 persen ketika jalur LRT dari Pegangsaan Dua ke Manggarai sudah mulai beroperasi tahun 2026.

    Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen saat dijumpai di Stasiun Pegangsaan Dua, Rabu, menjelaskan, target tersebut akan dicapai antara lain dengan pengurangan ketergantungan terhadap subsidi tiket secara signifikan.

    Selain itu, LRT Jakarta juga akan berupaya mendorong kinerja dari pendapatan non tiket.

    “Kita harapkan dengan penambahan rute ke Manggarai dan rute-rute berikutnya nanti, ketergantungan terhadap subsidi relatif bisa dikurangi secara signifikan,” katanya.

    Tahun depan sebelum memulai rute Manggarai pun, pihaknya sudah menargetkan pendapatan dari non tiket meningkat cukup signifikan.

    Kendati demikian, pihaknya saat ini belum sepenuhnya mandiri dalam menjalankan bisnisnya.

    Hampir seluruh pendapatan perusahaan ditopang oleh subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

    “Kurang lebih 94 persen penerimaan kita setiap tahun masih diberikan oleh subsidi. (Sebanyak) 2 persen dari tiket dan harga tiket relatif murah Rp5.000 jauh dekat dan hanya 4 persen dari pendapatan non tiket,” katanya.

    Dia mengatakan, LRT Jakarta akan mengoptimalkan aset-aset perusahaan. Contohnya, saat ini kereta-kereta LRT sudah banyak menyediakan jasa iklan. Selanjutnya, stasiun LRT juga akan menyediakan jasa iklan.

    Karena itu, pihaknya berharap dengan pembukaan Stasiun LRT Manggarai pada bulan Agustus 2026, bisnis LRT Jakarta akan semakin laku.

    “Saya membayangkan bahwa akan lebih banyak yang mau berinvestasi, misalnya, dengan pemasangan iklan, baik iklan yang tertempel maupun iklan yang sifatnya virtual dengan layar-layar monitor itu akan semakin banyak,” kata Roberto.

    Tak hanya itu, Roberto menjelaskan bahwa saat ini area Depo LRT Jakarta di Pegangsaan Dua (Kelapa Gading( sudah dimanfaatkan untuk pertanian perkotaan (urban farming).

    Roberto mengatakan, nantinya akan dibangun juga delapan lapangan padel yang berstandar internasional.

    “Lahan-lahan yang masih tersisa juga sedang kita upayakan untuk nantinya bisa dimanfaatkan oleh investor. Apakah itu kuliner untuk olahraga atau lainnya,” katanya.

    Dengan perpanjangan rute LRT Jakarta, total biaya subsidi tiket secara keseluruhan mungkin akan tetap sama atau bahkan meningkat karena potensi pertambahan penumpang.

    Namun, secara nominal subsidi tiket per penumpang pasti akan menurun. “Kemudian akan ada sokongan dari pendapatan non tiket,” katanya.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Rute LRT Jakarta Bertambah, Beban Subsidi Diprediksi Berkurang

    Rute LRT Jakarta Bertambah, Beban Subsidi Diprediksi Berkurang

    Bisnis.com, JAKARTA — PT LRT Jakarta bakal menggenjot pendapatan non-tiket seiring dengan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menurunkan besaran subsidi, imbas pemotongan dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat.

    Direktur Utama PT LRT Jakarta Roberto Akyuwen menyatakan bahwa pihaknya menargetkan laba bersih perseroan meningkat signifikan 67% pada 2026. Strategi akan dipusatkan pada rute Velodrome–Manggarai yang direncanakan mulai beroperasi pada Agustus 2026.

    “Kita sudah menargetkan pendapatan dari non-tiket itu meningkat cukup signifikan. Laba bersih tahun depan akan meningkat exact-nya 67%,” kata Roberto dalam konferensi pers di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Rabu (26/11/2025).

    Menurutnya, LRT Jakarta saat ini belum sepenuhnya mandiri dari sisi bisnis karena sekitar 94% pendapatan setiap tahun masih bersumber dari subsidi, sedangkan pendapatan tiket baru sebesar 2% serta pendapatan non-tiket sekitar 4%.

    Dengan adanya rute baru, maka Roberto mencanangkan agar ketergantungan terhadap subsidi bisa dikurangi secara signifikan. Selain dengan bertambahnya layanan, beragam cara lain yang ditempuh ialah dengan mendorong pendapatan iklan, penyewaan lahan dan aset milik LRT Jakarta, hingga membuka opsi kerja sama hak penamaan alias naming rights.

    Saat ini, dia menyebut area stasiun LRT maupun gerbong kereta telah dihiasi iklan, ditambah dengan adanya tenant makanan hingga rencana pembangunan lapangan padel komersial di Stasiun Pegangsaan Dua.

    Apabila rencana ini berjalan mulus, maka Roberto memperkirakan nominal subsidi per kepala yang turun akan dapat diatasi dengan bertambahnya jumlah penumpang dan meningkatnya pendapatan non-tiket. 

    “Upaya kita [menggenjot] tambahan pendapatan dari non-tiket itu akan meningkat cukup signifikan dari yang ada sekarang, sehingga belanja subsidi itu bisa juga dikurangi secara nominalnya,” ujar Roberto.

    Berdasarkan catatan Bisnis, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengkaji ulang subsidi transportasi umum yang diberikan kepada masyarakat.

    Gubernur Jakarta, Pramono Anung mengatakan bahwa setiap warga yang menggunakan transportasi umum milik Pemprov Jakarta mendapatkan subsidi hingga Rp15.000, sehingga warga hanya membayar sekitar Rp3.500, khususnya pada moda Transjakarta.

    Namun, menurut Pramono, pihaknya kini bakal mengkaji ulang pemberian subsidi tersebut kepada masyarakat setelah pemerintah pusat memangkas DBH.

    “Subsidi transportasi kita itu kan per orang mencapai Rp15.000. Makanya kan warga hanya membayar Rp3.500 untuk pengguna transportasi umum,” tuturnya di Balai Kota Jakarta, Senin (6/10/2025).

  • Rute Baru LRT Jakarta Hampir Siap, Tarif Kelapa Gading–Manggarai Belum Diputuskan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        26 November 2025

    Rute Baru LRT Jakarta Hampir Siap, Tarif Kelapa Gading–Manggarai Belum Diputuskan Megapolitan 26 November 2025

    Rute Baru LRT Jakarta Hampir Siap, Tarif Kelapa Gading–Manggarai Belum Diputuskan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Direktur Utama PT LRT Jakarta, Roberto Akyuwen mengatakan, penetapan tarif untuk rute Kelapa Gading–Manggarai akan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta.
    Hal itu disampaikannya seiring rencana integrasi
    LRT Jakarta
    hingga Stasiun
    Manggarai
    yang ditargetkan mulai beroperasi tahun depan.
    “Terkait dengan penetapan tarif ini mempunyai mekanisme sendiri yang akan ditempuh oleh pemerintah provinsi Jakarta melalui organisasi perangkat daerah terkait khususnya Dinas Perhubungan,” ujar Roberto dalam sesi media briefing di Stasiun LRT Pegangsaan Dua,
    Kelapa Gading
    , Jakarta Utara, Rabu (26/11/2025).
    Roberto menjelaskan bahwa PT LRT Jakarta saat ini berperan sebagai operator moda berbasis rel tersebut, sementara penyediaan sarana dan prasarana dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
    “Sampai saat ini kita (PT LRT Jakarta) hanya menyiapkan berbagai hal untuk mengoperasikan kereta ke depan,” kata Roberto.
    Sebelumnya, Direktur Proyek LRT Jakarta, Ramdani Akbar, menyampaikan bahwa waktu tempuh Kelapa Gading–Manggarai diperkirakan hanya 27–30 menit setelah pembangunan LRT fase 1B selesai.
    “Perkiraan kami (waktu tempuh Kelapa Gading–Manggarai pakai LRT) sekitar 27 sampai dengan 30 menit,” ujar Ramdani di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Rabu.
    Estimasi tersebut berasal dari perjalanan rute 1A (Kelapa Gading–Velodrome) sejauh 5,8 kilometer (km) yang ditempuh 13 menit, ditambah rute 1B (Velodrome–Manggarai) sepanjang 6,4 km.
    Namun, angka itu masih harus dikonfirmasi melalui uji coba.
    “Memang infrastruktur ini belum kita tes kan. Jadi nanti ada, kan pasti ada tanjakannya, ada kemudian kita lewatin Tol Wiyoto Wiyoni, ada Manggarai. Jadi memang kita perlu melakukan testing lagi untuk bisa menentukan exact time-nya, waktu tempuhnya berapa,” jelas Ramdani.
    Ramdani menambahkan, nantinya LRT Jakarta akan terintegrasi dengan KRL Commuter Line dan Kereta Bandara setelah rute Velodrome–Manggarai beroperasi.
    “Sebisa mungkin setiap stasiun LRT Jakarta yang kita bangun ini bisa berintegrasi dengan moda transportasi lainnya. Di (halte) Transjakarta, kemudian juga nanti di Manggarai kita bisa berintegrasi dengan KRL commuterline dan juga KA Bandara,” tuturnya.
    “Memang cita-citanya, salah satu tujuan dari proyek LRT Jakarta 1B ini menyambung kepada stasiun Manggarai sebagai stasiun sentral,” lanjut Ramdani.
    Hingga pekan kedua November 2025, progres fase 1B telah mencapai 80,57 persen. Jalur dibangun dari Velodrome menuju Jalan Pemuda, melintas kawasan Tol Wiyoto Wiyono, kemudian masuk ke Jalan Pramuka, Matraman, Jalan Tambak, dan berakhir di Manggarai.
    “Jadi proyek LRT Jakarta 1B ini terbentang jaraknya 6,4 kilometer (km). Di sini merupakan perpanjangan dari LRT Jakarta 1A. Nantinya dengan adanya LRT Jakarta fase 1B ini, kita akan memiliki jarum layanan kurang lebih sekitar 12 km (total),” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • LRT Jakarta rekrut 20 masinis baru untuk persiapan operasional Rute 1B

    LRT Jakarta rekrut 20 masinis baru untuk persiapan operasional Rute 1B

    Jakarta (ANTARA) – PT LRT Jakarta sudah merekrut 20 masinis baru sebagai persiapan operasional LRT Jakarta rute 1B Velodrome Rawamangun–Manggarai pada Agustus 2026.

    “Kita mulai dari mempersiapkan hal-hal yang paling substansial dan membutuhkan waktu penyiapan yang paling lama. Salah satunya adalah mengenai SDM, khususnya masinis,” ujar Direktur Utama PT LRT Jakarta Roberto Akyuwen dalam sesi media briefing di Stasiun LRT Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu.

    Roberto menjelaskan, masinis yang lolos seleksi itu telah mulai bekerja di kantor LRT Jabodebek sejak Juni 2025.

    Roberto menjelaskan, 20 masinis baru tersebut akan melengkapi komposisi masinis LRT Jakarta yang sudah ada saat ini.

    Selain itu, lanjut Roberto, rekrutmen yang dilakukan lebih awal bertujuan untuk mempersiapkan kompetensi teknis dan pencapaian jam operasional minimum para masinis baru.

    Menurut Roberto, dibutuhkan pencapaian jam operasional agar masinis baru bisa menjadi pengemudi utama.

    “Seorang masinis tidak seperti sopir angkot atau bus yang setelah punya SIM bisa langsung mengemudi. Seorang masinis membutuhkan jam minimum sebelum bisa menjadi pengemudi utama. Ada ribuan jam teknis yang harus dilalui,” jelas Roberto.

    Oleh karena itu, Roberto mengatakan sejak perekrutan, masinis-masinis baru tersebut sudah membantu mengoperasikan kereta sebagai asisten masinis untuk melansirkan kereta di depo dan sebagainya.

    “Mereka belum boleh mengemudi penuh. Kita harapkan menjelang Agustus, jam teknis minimum tercapai sehingga mereka siap membawa kereta,” ujar Roberto.

    Operasional LRT Jakarta berbeda dengan LRT Jabodebek yang saat ini sudah secara otomatis atau tanpa masinis.

    LRT Jakarta sendiri saat ini sudah beroperasi secara komersial untuk rute Kelapa Gading-Velodrome Rawamangun sepanjang 5,8 kilometer. Rute ini sudah mulai beroperasi sejak 1 Desember 2019.

    Roberto mengatakan, saat ini jumlah penumpang LRT Jakarta mencapai kurang lebih 3.579 orang per hari.

    Ia menargetkan tahun ini, LRT Jakarta mampu mencapai 1,2 juta penumpang hingga akhir 2025.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jumlah penumpang LRT Jakarta hingga Oktober capai 1,1 juta orang

    Jumlah penumpang LRT Jakarta hingga Oktober capai 1,1 juta orang

    Jakarta (ANTARA) – Jumlah penumpang Kereta Api Ringan (Light Rail Transit/LRT) Jakarta pada Januari hingga Oktober tahun ini mencapai 1,1 juta orang atau sekitar di atas 3.500 orang per hari.

    “Berdasarkan angka tersebut, rata-rata penumpang melampaui target harian yang diberikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta,” kata Direktur Utama PT LRT Jakarta Roberto Akyuwen di Jakarta, Selasa

    Ia mengatakan angka ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang terus tumbuh terhadap LRT Jakarta sebagai moda transportasi publik yang andal, aman dan nyaman.

    Selain peningkatan jumlah penumpang, tingkat kepuasan pelanggan LRT Jakarta pada tahun ini hingga September juga menunjukkan hasil yang positif dengan nilai rata-rata sebesar 93,85 persen.

    Ia mengatakan dengan rata-rata kedatangan tepat waktu (on time performance/OTP) sebesar 99,88 persen dan capaian standar pelayanan minimum sebesar 98,54 persen per Oktober 2025.

    Menurut dia, capaian ini menjadi bukti komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas layanan dan pengalaman perjalanan yang menyenangkan bagi pengguna.

    Ia menambahkan untuk mendukung kenyamanan dan aksesibilitas, LRT Jakarta menghadirkan fasilitas yang ramah bagi semua kalangan termasuk penyandang disabilitas, lansia, pesepeda, perempuan, serta ibu dan anak.

    LRT Jakarta dilengkapi dengan ruang tenang, ruang laktasi, Pos SAPA, Pos Kesehatan, toilet disabilitas, loket kehilangan dan penemuan barang (lost and found) dan papan penunjuk arah.

    Di dalam kereta, tersedia kursi prioritas dan area khusus untuk sepeda, menjadikan LRT Jakarta sebagai moda transportasi yang modern, aman dan inklusif.

    Ia mengatakan PT LRT Jakarta melalui berbagai inisiatif bisnis strategis juga senantiasa melakukan upaya meningkatkan pendapatan non-farebox (non tiket) melalui kemitraan retail dengan pelaku usaha.

    “Kemudian penyewaan lahan komersial, serta layanan periklanan dan publikasi yang bertujuan untuk keberlanjutan bisnis perusahaan,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Eks Kepala OJK Jabodetabek Roberto Akyuwen Diangkat Jadi Dirut LRT Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 September 2025

    Eks Kepala OJK Jabodetabek Roberto Akyuwen Diangkat Jadi Dirut LRT Jakarta Megapolitan 17 September 2025

    Eks Kepala OJK Jabodetabek Roberto Akyuwen Diangkat Jadi Dirut LRT Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabodetabek, Roberto Akyuwen diangkat menjadi Direktur Utama PT Light Rail Transit atau Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta.
    Corporate Secretary PT LRT Jakarta Sheila Indira Maharshi mengatakan, pengangkatan Roberto Akyuwen dilakukan melalui Keputusan Para Pemegang Saham (KPPS) di Luar Rapat Umum Pemegang Saham PT LRT Jakarta Nomor 001/KPS/123/IX/2025.
    “Dengan demikian susunan direksi PT LRT Jakarta saat ini adalah sebagai berikut: Direktur Utama, Bapak Robert Akyuwen ,” ujar Sheila dalam keterangannya, Rabu (17/9/2025).
    Sebelum diduduki oleh Roberto, posisi tersebut sempat diisi oleh Hendri Saputra. Ia memegang jabatan tersebut selama sekitar empat tahun, yakni sejak 2021.
    “Bapak Hendri Saputra telah menyelesaikan masa jabatannya sejak tahun 2021,” kata dia.
    PT LRT Jakarta mengatakan, pengangkatan Roberto merupakan bagian dari komitmen BUMD DKI Jakarta ini untuk menjadi perusahaan layanan transportasi publik yang lebih baik.
    Oleh sebab itu, pihaknya menyatakan kesiapan mendukung Roberto untuk memimpin LRT Jakarta ke depan.
    “Siap memberikan dukungan kepada Bapak Roberto Akyuwen dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya demi kemajuan LRT Jakarta di masa mendatang,” ucap dia.
    Selain Roberto, berikut merupakan susunan direksi PT LRT Jakarta:
    Direktur Utama: Robert Akyuwen
    Direktur Keuangan dan Dukungan Bisnis : Sahurdi
    Direktur Operasi dan Pengembangan : Aditia Kesuma Negara Dalimunthe
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketika para tokoh bicara tantangan di balik pertumbuhan ekonomi 2025

    Ketika para tokoh bicara tantangan di balik pertumbuhan ekonomi 2025

    Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Indonesia diharapkan bisa menavigasi tantangan ekonomi 2025 dengan lebih baik

    Jakarta (ANTARA) – Di tengah suasana yang hangat dan penuh diskusi, pada Rabu, 5 Februari 2025, sejumlah tokoh keuangan mikro Indonesia berkumpul di sebuah tempat di Jalan Darmangsa, Jakarta Selatan, untuk membahas kondisi perekonomian tanah air.

    Pertemuan yang dihadiri oleh Burhanuddin Abdullah (Pembina IMFEA-ADEKMI dan Mantan Rektor IKOPIN), Roberto AKyuwen (Kepala OJK DKI), Anton Hendranata (Ekonom BRI), Ahmad Subagyo (Ketua Umum IMFEA/ADEKMI), dan Bagus Aryo (Sekjen IMFEA-Direktur LKMS KNEKS) ini mengupas tuntas berbagai isu ekonomi yang sedang hangat diperbincangkan.

    Pembahasan berkutat di seputar pertumbuhan ekonomi yang mencakup angka versus realitanya di lapangan.

    Semua melihat bahwa meski angka-angka statistik menunjukkan tren positif dengan prediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,2 persen pada tahun 2025, para tokoh sepakat bahwa masih ada “cerita di balik angka” yang perlu diperhatikan.

    Burhanuddin Abdullah membuka diskusi dengan pertanyaan kritis, “Mengapa inflasi kita turun, namun daya beli masyarakat tidak meningkat?”

    Jawaban atas pertanyaan ini ternyata cukup kompleks. Para ahli berpendapat bahwa penurunan inflasi yang terjadi bukan semata-mata karena peningkatan produktivitas dalam negeri, melainkan lebih disebabkan oleh kebijakan moneter dan fiskal pemerintah.

    “Sebenarnya, penurunan inflasi terjadi karena pengendalian ketersediaan barang yang sebagian besar bersumber dari impor,” jelas Anton Hendranata.

    Diskusi kemudian beralih ke topik daya beli masyarakat. Roberto AKyuwen menambahkan, “Daya beli sebenarnya sudah mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19. Namun, pemerintah memberikan subsidi dan stimulus ekonomi yang besar, yang untuk sementara menutupi penurunan ini.”

    Ahmad Subagyo melengkapi, “Ketika stimulus dan subsidi mulai dikurangi, daya beli masyarakat pun ikut menurun. Ini karena daya beli selama masa pandemi lebih banyak bersumber dari subsidi, bukan dari peningkatan produktivitas masyarakat.”

    Salah satu fenomena menarik yang dibahas adalah lonjakan jumlah Usaha Mikro Kecil (UMK) pascapandemi.

    Bagus Aryo menjelaskan, “Pasca-COVID-19, jumlah UMK meningkat karena banyak pekerja formal yang beralih profesi menjadi pengusaha mikro dan kecil. Namun, banyak dari mereka yang gagal bertransformasi menjadi usaha yang berkelanjutan.”

    Indikasi dari fenomena ini, menurut para ahli, terlihat dari penurunan tajam rasio pajak (tax ratio). “Ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah UMK meningkat, kontribusi mereka terhadap perekonomian belum optimal,” kata Burhanuddin Abdullah.

    Topik selanjutnya yang menjadi sorotan adalah efektivitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selama ini, KUR dianggap sebagai andalan pemerintah untuk mendorong UMKM.

    Namun, Anton Hendranata mengungkapkan fakta mengejutkan, “Kebijakan KUR ke depan sebenarnya sudah tidak efektif lagi. Banyak penerima KUR ternyata adalah pelaku usaha lama yang telah menikmati kredit komersial dari bank, sedangkan pendatang baru jumlahnya sangat sedikit.”

    Hal ini memicu diskusi tentang perlunya evaluasi dan reformulasi program KUR agar lebih tepat sasaran, terutama untuk membantu UMK baru yang benar-benar membutuhkan.

    Tantangan dan Solusi

    Menghadapi berbagai tantangan ini, para tokoh sepakat bahwa diperlukan langkah-langkah strategis dari berbagai pihak.

    Untuk masyarakat, Ahmad Subagyo menekankan pentingnya peningkatan keterampilan dan produktivitas.

    “Masyarakat perlu beradaptasi dengan perubahan struktur ekonomi. Selain itu, pengelolaan keuangan yang bijak, termasuk memprioritaskan tabungan dan investasi jangka panjang, sangat penting,” ujarnya.

    Bagi lembaga keuangan, Roberto AKyuwen menyarankan pengembangan produk keuangan yang lebih inklusif dan sesuai kebutuhan UMK. “Peningkatan literasi keuangan nasabah, terutama pelaku UMK baru, juga harus menjadi prioritas,” tambahnya.

    Sementara itu, dari sisi regulator, Burhanuddin Abdullah menekankan perlunya evaluasi dan reformulasi program KUR. “Kita perlu mendorong transformasi UMK melalui program pendampingan dan pelatihan yang terstruktur,” jelasnya.

    Bagus Aryo menambahkan pentingnya koordinasi kebijakan moneter dan fiskal yang lebih baik untuk menjaga stabilitas ekonomi makro.

    Meski menghadapi berbagai tantangan, para tokoh tetap optimistis dengan prospek ekonomi Indonesia di tahun 2025. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi mencapai 5,2 persen dan inflasi yang terkendali, Indonesia memiliki fondasi yang cukup kuat untuk terus berkembang,” ujar Anton Hendranata.

    Namun, mereka juga mengingatkan bahwa pertumbuhan ini harus diikuti dengan pemerataan yang lebih baik. “Kita perlu memastikan bahwa manfaat pertumbuhan ekonomi ini bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tegas Ahmad Subagyo.

    Pertemuan di Darmangsa ini tidak hanya mengupas tantangan yang dihadapi ekonomi Indonesia, tetapi juga memberikan gambaran solusi yang bisa ditempuh.

    Para tokoh sepakat bahwa diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, pelaku usaha, lembaga keuangan, dan masyarakat untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

    Sebagai penutup, Burhanuddin Abdullah menyampaikan, “Ekonomi Indonesia 2025 memang menghadapi tantangan, tetapi juga menyimpan potensi besar. Dengan strategi yang tepat dan kerja sama semua pihak, kita bisa mengubah tantangan ini menjadi peluang untuk kemajuan bangsa.”

    Pertemuan ini menjadi bukti bahwa di balik angka-angka pertumbuhan ekonomi, ada diskusi mendalam dan pemikiran kritis dari para ahli untuk terus mendorong perbaikan ekonomi Indonesia.

    Dengan semangat gotong royong dan inovasi, Indonesia diharapkan bisa menavigasi tantangan ekonomi 2025 dengan lebih baik, menuju masa depan yang lebih cerah dan sejahtera bagi seluruh rakyat.

    *) Penulis adalah Wakil Rektor III IKOPIN University.

    Copyright © ANTARA 2025