Tag: Rishi Sunak

  • PM Inggris Nyatakan Jet Tempurnya Menembak Jatuh Drone-drone Iran

    PM Inggris Nyatakan Jet Tempurnya Menembak Jatuh Drone-drone Iran

    London

    Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak, menyatakan jet-jet tempurnya telah berhasil menembak jatuh drone-drone Iran yang menyerang Israel. Sunak mengecam keras serangan Iran itu.

    Hal ini disampaikan Sunak kepada wartawan, dilansir BBC dan Reuters, Minggu (14/4/2024).

    “Saya dapat mengonfirmasi bahwa pesawat kami telah menembak jatuh sejumlah drone-drone penyerang milik Iran,” kata Sunak.

    Dia mengatakan, Tentara Kerajaan Inggris (RAF) telah mengerahkan sejumlah pesawat tempur ke kawasan itu untuk menambah kekuatan pesawat tempur yang sudah ada di lokasi. Sebagian jet tempur Inggris sudah ada di Timur Tengah untuk menjalankan misi melawan ISIS di Irak dan Suriah sejak periode-periode sebelumnya.

    Rishi Sunak (DW News)

    Inggris berpartisipasi dalam “upaya terkoordinasi internasional” untuk mencegat rudal dan drone yang ditembakkan Iran, katanya.

    “RAF mengirim pesawat tambahan ke wilayah tersebut,” tambahnya.

    Sunak mengatakan serangan Iran adalah “eskalasi yang berbahaya dan tidak perlu, dan saya sangat mengutuknya”.

    “Duta Besar Inggris, Prancis, dan Jerman untuk Teheran dipanggil ke Kementerian Luar Negeri menyusul sikap tidak bertanggung jawab dari beberapa pejabat negara-negara tersebut, terkait respons Iran terhadap tindakan rezim Zionis pada warga negara dan kepentingan negara kami,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA, dilansir AFP dan Aljazeera.

    (dnu/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Panggil Dubes Inggris-Prancis-Jerman, Ada Apa?

    Iran Panggil Dubes Inggris-Prancis-Jerman, Ada Apa?

    Teheran

    Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Inggris, Duta Besar Prancis dan Duta Besar Jerman di wilayahnya pada Minggu (14/4) waktu setempat. Pemanggilan ini dilakukan setelah ketiga negara itu mengecam Teheran atas serangan balasan yang dilancarkan terhadap Israel.

    Seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Minggu (14/4/2024), Direktur Eropa Barat pada Kementerian Luar Negeri Iran menuduh ketiga negara Barat tersebut telah menerapkan “standar ganda” ketika mereka menentang pernyataan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang disusun Rusia awal bulan ini.

    Pernyataan itu, jika diloloskan Dewan Keamanan PBB, menyampaikan kecaman untuk serangan Israel terhadap kompleks Kedutaan Besar Iran di Suriah, yang menewaskan belasan orang termasuk tujuh personel Garda Revolusi Iran pada 1 April lalu.

    “Duta Besar Inggris, Prancis, dan Jerman untuk Teheran dipanggil ke Kementerian Luar Negeri menyusul sikap tidak bertanggung jawab dari beberapa pejabat negara-negara tersebut, terkait respons Iran terhadap tindakan rezim Zionis pada warga negara dan kepentingan negara kami,” demikian dilaporkan kantor berita resmi Iran, IRNA.

    Iran mengecam negara-negara Barat anggota Dewan Keamanan PBB atas kegagalan badan penting itu mengecam serangan Israel terhadap gedung konsulatnya di Damaskus, Suriah, pada awal bulan ini. Serangan itu meratakan gedung konsuler lima lantai di kompleks Kedutaan Besar Iran dan menewaskan tujuh personel Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal.

    Pemanggilan terhadap para Dubes negara Barat itu dilakukan setelah Garda Revolusi Iran (IRGC), pada Sabtu (13/4) malam hingga Minggu (14/4) dini hari, melancarkan rentetan serangan drone dan rudal secara ekstensif terhadap wilayah Israel.

    Serangan udara yang disebutnya sebagai “Operation True Promise” atau “Operasi Janji Sejati” itu bertujuan membalas serangan Tel Aviv terhadap gedung konsulat Iran di Damaskus pada 1 April lalu.

    Serangan pembalasan Iran itu disebut menargetkan “pusat intelijen” dan pangkalan udara Israel, yang menjadi lokasi jet tempur F-35 milik Tel Aviv lepas landas untuk menyerang Konsulat Teheran di Damaskus awal bulan ini.

    “Kedua pusat tersebut telah hancur dan rusak parah,” sebut Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri dalam pernyataannya, meskipun militer Israel menyatakan serangan Iran hanya memicu kerusakan ringan.

    Sementara itu, Inggris, Prancis dan Jerman kompak melontarkan kecaman terhadap Iran atas serangan balasannya ke Israel. Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak menyebut serangan Teheran “berisiko mengobarkan ketegangan dan memicu destabilisasi kawasan”.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron mengecam serangan Iran dan menyatakan solidaritas terhadap Israel. Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut serangan Iran “tidak bertanggung jawab dan tidak bisa dibenarkan”, dan menegaskan dukungan Berlin untuk Tel Aviv.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh Permintaan Maaf PM Inggris Buntut Pakai Adidas Samba

    Heboh Permintaan Maaf PM Inggris Buntut Pakai Adidas Samba

    London

    Heboh Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak minta maaf kepada seluruh fans sepatu Adidas Samba. Pasalnya, Sunak dinilai merusak gaya pemakai Adidas Samba.

    Dilansir The Guardian, Jumat (12/4/2024) kehebohan ini bermula saat Sunak terlihat mengenakan sepatu kets berwarna abu-abu, putih, dan hitam dalam wawancara di Downing Street. Sepatu ini dipadukan dengan kemeja putih, celana chino biru tua, dan kaus kaki hitam.

    Sunak dinilai warganet merusak gaya pemakai Adidas Samba. Sebab, penampilan Sunak dinilai tak cocok dengan sepatu tersebut.

    Warganet Heboh

    Banyak warganet yang tak terima dengan gaya Sunak itu. Mereka menganggap gaya sepatu Adidas Samba dengan paduan setelan yang dipakai Sunak tidak pas.

    Saking marahnya, mereka mengaku akan menjual sepatunya karena Sunak telah merusak penampilan semua orang.

    Bagaimana isi permintaan maaf Sunak? Baca halaman selanjutnya.

    Sunak Minta Maaf

    Sunak pun meminta maaf kepada seluruh fans Adidas Samba. Dia mengaku telah mengenakan sepatu itu selama bertahun-tahun.

    “Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada komunitas Samba. Namun, dalam pembelaan saya, saya akan mengatakan bahwa saya telah memakai sepatu kets Adidas termasuk Samba – dan lainnya, sebenarnya – selama bertahun-tahun,” kata Sunak.

    Kenang Hadiah Kakak

    Dia mengatakan bahwa sepatu Adidas Samba yang pertama merupakan hadiah dari kakaknya.

    “Sepatu pertama yang diberikan kakak saya untuk saya bertahun-tahun yang lalu – sepatu olahraga Adidas pertama saya yang menyenangkan sebagai hadiah Natal,” ujarnya.

    “Jadi saya sudah lama menjadi penggemarnya,” lanjutnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh Permintaan Maaf PM Inggris Buntut Pakai Adidas Samba

    Ini Momen yang Bikin PM Rishi Sunak Dihujat Fans Sepatu Adidas Samba

    Jakarta

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dihujat setelah memakai sepatu Adidas Samba dengan setelan kemeja. Adapun Sunak memakai sepatu ini saat wawancara di Downing Street.

    Seperti dilihat di akun Instagram resmi Rishi Sunak, Jumat (12/4/2024), video wawancara itu diunggah sepekan yang lalu. Dalam wawancara itu, Sunak membicarakan soal layanan gratis penitipan anak.

    Dalam video tampak Sunak memakai sepatu Adidas Samba warna putih dengan tiga garis hitam. Sementara itu, Sunak juga memakai kemeja putih dengan celana chino hitam. Perpaduan antara pakaian dan sepatu ini dinilai tidak pas.

    Para fans Adidas Samba pun tak terima dengan tampilan Sunak ini. Sunak dihujat karena merusak kredibilitas fans. Tak sedikit pula fans sepatu ini yang ingin menjual sepatunya.

    [Gambas:Instagram]

    Sunak pun akhirnya meminta maaf. Dilansir The Guardian, Jumat (12/4/2024). Sunak meminta maaf sembari mengaku telah mengenakan sepatu itu selama bertahun-tahun.

    “Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada komunitas Samba. Namun, dalam pembelaan saya, saya akan mengatakan bahwa saya telah memakai sepatu kets Adidas termasuk Samba – dan lainnya, sebenarnya – selama bertahun-tahun,” kata Sunak.

    Dia mengatakan bahwa sepatu Adidas Samba yang pertama merupakan hadiah dari kakaknya.

    “Sepatu pertama yang diberikan kakak saya untuk saya bertahun-tahun yang lalu – sepatu olahraga Adidas pertama saya yang menyenangkan sebagai hadiah Natal,” ujarnya.

    “Jadi saya sudah lama menjadi penggemarnya,” lanjutnya.

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dihujat, PM Inggris Minta Maaf karena Pakai Sepatu Adidas Samba

    Dihujat, PM Inggris Minta Maaf karena Pakai Sepatu Adidas Samba

    Jakarta

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak minta maaf kepada seluruh fans sepatu Adidas Samba. Rishi Sunak dituding telah merusak kredibilitas fans sepatu produk Jerman ini.

    Dilansir The Guardian, Jumat (12/4/2024) permintaan maaf tersebut ia sampaikan setelah ia terlihat mengenakan sepatu kets berwarna abu-abu, putih, dan hitam dalam wawancara di Downing Street. Sepatu ini dipadukan dengan kemeja putih, celana chino biru tua, dan kaus kaki hitam. Sunak dinilai warganet merusak gaya pemakai Adidas Samba. Sebab, penampilan Sunak dinilai tak cocok dengan sepatu tersebut.

    Banyak warganet yang mengatakan mereka akan menjual sepatu mereka karena Sunak telah merusak penampilan semua orang. Sunak pun meminta maaf sembari mengaku telah mengenakan sepatu itu selama bertahun-tahun.

    “Saya menyampaikan permintaan maaf yang sebesar-besarnya kepada komunitas Samba. Namun, dalam pembelaan saya, saya akan mengatakan bahwa saya telah memakai sepatu kets Adidas termasuk Samba – dan lainnya, sebenarnya – selama bertahun-tahun,” kata Sunak.

    Dia mengatakan bahwa sepatu Adidas Samba yang pertama merupakan hadiah dari kakaknya.

    “Jadi saya sudah lama menjadi pemujanya,” lanjutnya.

    (rdp/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Rusia Dituduh Ganggu Sinyal di Pesawat Menhan Inggris

    Rusia Dituduh Ganggu Sinyal di Pesawat Menhan Inggris

    London

    Rusia diyakini telah mengganggu sinyal satelit pada pesawat yang digunakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Grant Shapps saat pulang dari kunjungannya ke Polandia. Pesawat itu disebut mengalami gangguan sinyal saat mengudara dekat wilayah Kaliningrad, yang dikuasai Moskow.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (15/3/2024), insiden itu diungkapkan oleh seorang sumber pemerintah Inggris dan beberapa wartawan yang menjadi bagian dari rombongan Menhan Shapps di dalam pesawat tersebut.

    Menurut sumber pemerintah Inggris dan para wartawan itu, sinyal GPS pada pesawat mengalami gangguan sekitar 30 menit saat pesawat mengudara di dekat eksklave Kaliningrad, di area Baltik Rusia.

    Telepon genggam atau ponsel, menurut mereka, tidak bisa terhubung ke internet dan pesawat terpaksa menggunakan metode alternatif untuk menentukan lokasinya pada saat itu.

    Kaliningrad merupakan provinsi yang masih bagian dari wilayah Rusia, yang terletak di antara Polandia dan Lithuania, di sepanjang pantai Baltik. Kaliningrad terletak terpisah dengan daratan utama Rusia dan lebih dekat dengan lokasi negara-negara NATO.

    Dalam pernyataan terpisah, juru bicara Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak mengonfirmasi insiden tersebut terjadi pada Rabu (13/3) waktu setempat.

    Saksikan juga ‘Rusia Gelar Pilpres 2024 Hari Ini, Berikut 4 Kandidatnya’:

    Ditegaskan bahwa insiden semacam itu “bukanlah hal yang tidak biasa”.

    “Saat melakukan perjalanan kembali dari Polandia kemarin (13/3), pesawat yang membawa Menteri Pertahanan dan delegasinya untuk sementara mengalami gangguan GPS ketika mereka terbang di dekat Kaliningrad,” tutur juru bicara PM Sunak dalam pernyataannya pada Kamis (14/3) waktu setempat.

    “Insiden itu tidak mengancam keselamatan pesawat dan bukan hal yang tidak biasa bagi pesawat mengalami gangguan GPS di dekat Kaliningrad, yang tentu saja merupakan wilayah Rusia,” sebutnya.

    Belum ada tanggapan resmi dari Kementerian Pertahanan Rusia atas laporan tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Geger Serangan AS-Inggris ke Houthi di Yaman, Apa Strategi di Baliknya?

    Jakarta

    Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah melancarkan serangan udara terhadap sejumlah basis Houthi di Yaman dengan tujuan untuk menghalau serangan kelompok pemberontak yang didukung Iran tersebut terhadap kapal-kapal kargo yang berlayar melintasi Laut Merah.

    Serangan tersebut didukung oleh sejumlah sekutu AS dan Inggris.

    Rudal diluncurkan pada Kamis (11/01) malam hingga Jumat (12/01), menghantam puluhan lokasi dengan sejumlah korban dilaporkan.

    Kelompok Houthi mengatakan mereka tak tergoyahkan oleh serangan-serangan tersebut, namun AS berpendapat bahwa serangan tersebut telah merusak kemampuan militer kelompok pemberontak tersebut.

    Inilah yang kami ketahui sejauh ini.

    Apa sasaran serangan AS dan Inggris?

    AS mengeklaim telah “melakukan serangan yang disengaja terhadap lebih dari 60 sasaran di 16 lokasi milisi Houthi yang didukung Iran”.

    Pentagon mendeskripsikan target serangannya antara lain sistem radar, tempat penyimpanan dan peluncuran drone, fasilitas penyimpanan dan peluncuran rudal, serta pusat komando dan kendali Houthi.

    Menurut Kementerian Pertahanan Inggris, serangan Inggris terjadi Bani yang terletak di barat laut Yaman yang menurut Kementerian Pertahanan merupakan lokasi peluncuran rudal dan drone.

    Secara keseluruhan, terjadi 72 serangan, menurut juru bicara militer Houthi.

    Sebuah rudal diluncurkan dari kapal perang dalam operasi koalisi pimpinan AS terhadap sasaran militer di Yaman, 12 Januari 2024 (Reuters)

    Apakah ada korban dari serangan ini?

    Juru bicara Houthi menyebut lima anggotanya terbunuh akibat serangan AS dan Inggris, sementara enam orang lainnya terluka.

    Pentagon menyebut serangan itu tidak menyasar warga sipil, melainkan menyasar target militer dengan “senjata presisi”.

    BBC

    Apa strategi di balik serangan ini?

    Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan militer lebih lanjut jika diperlukan. Namun AS juga telah menegaskan bahwa mereka tidak ingin melihat konflik yang semakin meluas di Timur Tengah.

    Hal ini menunjukkan bahwa tindakan militer pimpinan AS di masa depan, jika diperlukan, akan dibatasi.

    Serangan udara dan rudal jelajah jarak jauh merupakan serangan yang paling tidak berisiko dan merugikan bagi Biden pada tahun pemilu.

    Baca juga:

    Ingatlah bahwa AS juga telah melancarkan serangan udara terbatas untuk menargetkan kelompok lain yang didukung Iran di Irak dan Suriah dalam beberapa bulan terakhir.

    Tapi yang terbaik adalah pencegahan. Hal ini tidak akan menghilangkan ancaman tersebut.

    Serangan pada Jumat (12/01) mungkin juga telah menurunkan dan menghancurkan sebagian kemampuan Houthi dalam melancarkan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

    Namun kelompok Houthi mampu bertahan dalam keadaan yang jauh lebih buruk termasuk bertahun-tahun menjadi sasaran Angkatan Udara Saudi.

    Setidaknya di depan umum mereka tetap tak tergoyahkan. Mereka masih memiliki kapasitas untuk melancarkan serangan lebih lanjut.

    Satu-satunya pilihan nyata yang tersisa bagi AS dan Inggris adalah melakukan hal yang sama serangan dari jarak jauh.

    AS mempunyai pengalaman pahit baru-baru ini mengenai tindakan militer yang lebih langsung di wilayah tersebut seperti menempatkan pasukan di lapangan.

    Senjata apa yang digunakan Amerika dan Inggris?

    Sebagian besar serangan berasal dari jet AS. AS memiliki kapal induk di Laut Merah, serta pangkalan udara di wilayah tersebut.

    Kapal perang Angkatan Laut AS menembakkan rudal jelajah serangan darat Tomahawk yang dipandu GPS, kata militer AS.

    Meskipun tidak ada angka spesifik yang diberikan mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, AS mengatakan lebih dari 100 amunisi berpemandu presisi “dari berbagai jenis” digunakan.

    BBC

    Sementara itu, Inggris mengatakan pihaknya mengirim empat jet Typhoon dari Siprus yang membawa bom berpemandu Paveway IV. Belum disebutkan berapa banyak yang ditembakkan.

    Meskipun Angkatan Laut Kerajaan Inggris memiliki dua kapal perang di Laut Merah, keduanya tidak dapat menembakkan rudal serangan darat sehingga tidak terlibat langsung dalam serangan tersebut.

    Bagaimana reaksi kelompok Houthi?

    Menanggapi serangan hari Jumat, pemimpin Houthi Mohammed al-Bukhaiti mengatakan AS dan Inggris akan “segera menyadari” tindakan tersebut adalah “kebodohan terbesar dalam sejarah mereka”.

    “Amerika dan Inggris melakukan kesalahan dalam melancarkan perang terhadap Yaman karena mereka tidak belajar dari pengalaman mereka sebelumnya,” tulisnya di media sosial.

    Dia menambahkan “setiap individu di dunia ini dihadapkan pada dua pilihan berdiri bersama para korban genosida atau membela para pelakunya.”

    Juru bicara lain dari kelompok tersebut mengatakan Amerika dan Inggris salah jika berpikir bahwa mereka dapat menghalangi dukungan Yaman terhadap Palestina.

    Iran, yang mendukung Houthi, mengutuk serangan terhadap Yaman sebagai “pelanggaran nyata terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Yaman” dan pelanggaran hukum internasional.

    Posisi Houthi dalam serangan di Laut Merah adalah mereka mencegah kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel melintasi rute tersebut sebagai imbas dari apa yang terjadi di Gaza.

    Mereka sebelumnya mengatakan bahwa kapal apa pun yang menuju ke Israel atau memiliki hubungan dengan Israel adalah “target yang sah”. Namun, banyak kapal komersial yang menjadi sasaran tampaknya tidak memiliki hubungan tersebut.

    Bagaimana Biden dan Sunak membenarkan serangan tersebut?

    Biden mengatakan serangan itu merupakan “respons langsung” terhadap serangan Houthi di Laut Merah.

    “Serangan-serangan ini telah membahayakan personel AS, pelaut sipil, dan mitra kami, membahayakan perdagangan, dan mengancam kebebasan navigasi,” katanya.

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menambahkan bahwa tindakan tersebut “perlu dan proporsional” untuk melindungi pelayaran global.

    “Meskipun ada peringatan berulang kali dari komunitas internasional, Houthi terus melakukan serangan di Laut Merah, termasuk terhadap kapal perang Inggris dan AS pada pekan ini,” katanya.

    “Ini tidak bisa dibiarkan.”

    BBC

    Serangan AS-Inggris didukung oleh koalisi Australia, Bahrain, Kanada, Denmark, Jerman, Belanda, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

    Dalam sebuah pernyataan, sekutu mengatakan serangan multilateral dilakukan “sesuai dengan hak yang melekat pada pertahanan diri individu dan kolektif”.

    “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan pelaut internasional di salah satu jalur perairan paling penting di dunia,” bunyi pernyataan tersebut.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Pemimpin Dunia Menyaksikan Anak-anak Palestina Meninggal dalam Jumlah Sangat Besar

    Apakah membunuh hampir 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri?

    Ini adalah pertanyaan yang perlu direnungkan oleh para pemimpin di seluruh dunia dalam beberapa hari mendatang, seiring berlanjutnya perang antara Israel dan Hamas, bahkan kemungkinan akan semakin sengit.

    Menjadi sebuah pertanyaan yang menantang. Mungkin akan mengadu domba Israel dan para pendukung kuatnya dengan pihak lain. Ini adalah pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan kepada Perdana Menteri Australia suatu saat nanti.

    Organisasi-organisasi seperti Save the Children dan UNICEF sedang mengkaji angka-angka kematian yang diberikan Kementerian Kesehatan Gaza yang dijalankan kelompok Hamas. Organisasi-organisasi ini mengatakan angka kematian warga sipil sangat mencengangkan.

    Badan-badan ini percaya jumlah anak-anak Palestina yang terbunuh sejak perang dimulai tiga minggu lalu hampir mencapai 3.000 orang, meskipun mereka mengatakan jumlah tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena ratusan anak-anak hilang, atau mungkin terkubur di bawah reruntuhan.

    Bayangkan jika 1.000 anak-anak Amerika dibunuh dalam seminggu. Respon dunia akan sangat berbeda.

    Alasan mengapa pertanyaan ini muncul adalah karena perang yang terjadi saat ini antara Israel dan Hamas menampilkan sesuatu yang jarang terjadi di dunia, atau bahkan pernah terjadi: warga sipil di Gaza terbunuh setiap harinya dalam jumlah yang sangat besar, sementara banyak pemimpin dunia, termasuk PM Australia Anthony Albanese menahan diri untuk menyerukan gencatan senjata.

    Biasanya, para pemimpin secara naluri menyerukan gencatan senjata. Berakhirnya kekerasan perang selalu jadi hal yang baik. Biasanya. Atau setidaknya menahan diri di kedua belah pihak.

    Ingatan yang akan selalu membekas

    Di Israel, tempat saya menulis artikel ini, ada jawaban yang sangat umum ketika bertanya kepada warga Israel apakah pembunuhan 1.000 anak setiap pekannya merupakan bentuk pembelaan diri? Kematian warga sipil, terutama anak-anak, menurut mereka, sangat disesalkan. Tapi apa yang bisa dilakukan? Hamas bersembunyi di antara warga sipil, menurut warga Israel, dan sayangnya sebagai konsekuensinya, akan banyak warga sipil yang tewas. Hamas bertanggung jawab. Dan mereka membunuh anak-anak kami dalam pembantaian tanggal 7 Oktober, dan sekarang ada 30 anak dan bayi yang disandera di beberapa terowongan bawah tanah di Gaza.

    Bagi warga Palestina, ada juga jawaban yang umum yang disampaikan: pembunuhan terhadap 3.000 anak-anak dalam tiga minggu pertama perang adalah bentuk kejahatan perang. Mereka berpendapat, apa yang terjadi saat ini adalah hukuman kolektif terhadap 2,3 juta orang di Gaza atas tindakan Hamas pada 7 Oktober. Tentara Israel dan para pemimpin politiknya bertanggung jawab atas hal ini. Mengapa tentara yang menekankan kalau mereka berusaha keras untuk menghindari pembunuhan warga sipil malah membunuh begitu banyak orang?

    Patut diingat apa yang memicu perang terbaru ini, aksi kekerasan yang dilakukan kelompok Hamas ketika mereka menyerang warga sipil Israel pada tanggal 7 Oktober lalu.

    Seringkali, ketika orang-orang Israel tahu kalau Anda adalah seorang jurnalis asing, mereka langsung mengeluarkan ponselnya untuk menunjukkan foto-foto yang dikirimkan dari korban-korban kekerasan tersebut. Sangat mengerikan. Gambaran kebiadaban itu akan terus diingat oleh warga Israel.

    Sama juga dengan 3.000 anak-anak yang akan akan selalu ada dalam ingatan warga di Palestina.

    Sebuah dilema bagi para pemimpin Barat

    Tapi ini menjadi krisis yang dihadapi para pemimpin di seluruh dunia.

    Israel mempunyai dua tujuan dalam serangan militernya di Gaza, selain menyelamatkan sandera. Tujuan pertama adalah untuk membalas dendam kejadian tanggal 7 Oktober, serta tujuan kedua untuk menghancurkan Hamas. Hamas tidak boleh lagi kuat untuk bisa melakukan aksi teror terhadap warga Israel.

    Bagi Joe Biden dari Amerika Serikat, Rishi Sunak dari Inggris, Emmanuel Macron dari Prancis, dan Anthony Albanese dari Australia, hal ini menimbulkan dilema.

    Keempat pemimpin dunia ini sudah mendeklarasikan “Israel punya hak untuk membela diri”. Tapi selagi jenazah bayi-bayi dan anak-anak terus dikuburkan, para pemimpin ini akan terus mendapat tekanan yang semakin besar untuk bisa menyerukan kepada Israel agar menghentikan serangan.

    Dalam perang antara Israel dan Hamas, kita memasuki masa yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya tidak bisa mengingat kapan pernah ada sebuah perang berkecamuk dengan korban warga sipil yang begitu besar, tapi tak ada satu pun dari empat pemimpin dunia tadi tidak menyerukan gencatan senjata.

    Bagi para pemimpin dunia ini, menyerukan gencatan senjata saat ini akan secara langsung menantang tujuan Israel, yakni butuh waktu selama mungkin untuk bisa bergerak secara metodis ke kota Gaza dan menghancurkan jaringan terowongan, infrastruktur militer, dan kepemimpinan kelompok Hamas.

    Yang kemudian membawa saya pada tahap selanjutnya dalam perang ini.

    Karena tidak ada tekanan untuk melakukan gencatan senjata, Israel saat ini memulai invasi darat atau ground invasion. Mereka tidak menyebutnya sebagai ground invasion, karena “ground incursion” terdengar tidak terlalu dramatis.

    Mungkin istilah ini menjadi sensitif bagi dunia yang saat ini berkembang wacana soal pembunuhan massal warga sipil, karenanya tentara Israel terlibat dalam tiga “ground incursions”. Media dunia tidak dapat memuat berita dengan judul “Ground invasion sudah dimulai”. Bagaimana pun, Presiden Macron dari Perancis sangat menentang ground invasion besar-besaran, dengan mengatakannya sebagai sebuah “kesalahan”.

    Apa yang saat ini kita saksikan adalah ground invasion saat kita tidak melakukan sebuah ground invasion.

    Ditulis oleh John Lyons, editor masalah global ABC, baca analisanya dalam bahasa Inggris

  • Jika Ukraina Kalah, Bersiap Diserang Rusia

    Jika Ukraina Kalah, Bersiap Diserang Rusia

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan negara-negara Eropa harus bersiap diserang Rusia. Dia menyebut serangan Rusia ke negara Eropa lain bisa terjadi kalau Ukraina kalah perang.

    Dilansir Reuters, Jumat (6/10/2023), Zelensky mengatakan Rusia dapat membangun kembali kemampuan militernya dan menyerang negara-negara Eropa lain dalam waktu lima tahun. Zelensky mengatakan hal itu dapat terjadi jika Eropa goyah dalam mendukung Kyiv.

    Hal itu disampaikan Zelensky dalam pertemuan puncak Komunitas Politik Eropa di Spanyol. Dia juga mengaku yakin bantuan keuangan Amerika Serikat (AS) dan Eropa untuk Ukraina tetap berlanjut meski ada ‘badai politik’ di Washington dan negara-negara lain.

    Dalam pidato yang emosional, Zelensky menjelaskan bagaimana anak-anak Ukraina di kota Kharkiv belajar dari jarak jauh atau menghadiri kelas di stasiun kereta bawah tanah karena khawatir serangan udara Rusia.

    “Sampai ada sistem pertahanan udara yang efektif, anak-anak tidak bisa bersekolah,” katanya pada pertemuan di kota Granada, Spanyol.

    Zelensky mengatakan pemberian bantuan peralatan militer tambahan ke Ukraina berarti telah membantu memastikan bahwa ‘drone, tank, atau senjata Rusia lainnya tidak akan menyerang siapa pun di Eropa’.

    “Kita tidak boleh membiarkan (Presiden Rusia Vladimir) Putin menggoyahkan belahan dunia lain dan mitra kita untuk menghancurkan kekuatan Eropa,” kata Zelensky.

    Pertemuan di Granada memberikan kesempatan kepada para pemimpin seperti Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak untuk menyatakan kembali komitmen mereka terhadap Ukraina. Hal itu dilakukan setelah gejolak politik di AS dan Eropa menimbulkan pertanyaan tentang kelanjutan dukungan negara-negara barat terhadap Ukraina.

    Perselisihan antara mayoritas Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS juga memperumit negosiasi anggaran, termasuk bantuan AS ke Ukraina. Hal itu telah mendorong Presiden AS Joe Biden yang berasal dari Demokrat beralih dari keyakinan bahwa kesepakatan akan dibuat mengenai bantuan Ukraina, menjadi menyatakan keprihatinan secara terbuka.

    Dukungan di Eropa juga tampak kurang solid usai mantan Perdana Menteri pro-Rusia Robert Fico memenangkan pemilu di Slovakia akhir pekan lalu. Fico berjanji mengakhiri bantuan militer ke Ukraina.

    Zelensky pun mengaku prihatin. Namun, dia mengaku optimistis dengan dukungan yang berkelanjutan.

    “Situasi dengan Amerika Serikat berbahaya, ini adalah masa yang sulit,” katanya.

    “Saya pikir Amerika Serikat dan Eropa akan bersama-sama dengan Ukraina dan kita akan bersama-sama keluar dari krisis ini,” sambungnya.

    Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan blok tersebut sedang mengerjakan paket bantuan Ukraina senilai 50 miliar euro untuk tahun 2024-2027. Dia mengaku ‘sangat yakin’ mengenai kelanjutan bantuan AS untuk Kyiv. Presiden Prancis Emmanuel Macron juga mengatakan Ukraina dapat terus mengandalkan dukungan dari Eropa.

    “Ada komitmen yang sangat dalam dan sangat kuat karena kita semua tahu bahwa kita sedang membicarakan Eropa dan kemungkinan besar perdamaian abadi di benua kita,” katanya.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Ratusan Penerbangan di Sydney Dibatalkan karena Angin Kencang

    Ratusan Penerbangan di Sydney Dibatalkan karena Angin Kencang

    Anda sedang membaca Dunia Hari Ini, edisi Kamis 5 Oktober 2023.

    Kami sudah merangkum berita utama yang terjadi dalam 24 jam terakhir dari berbagai penjuru dunia.

    Kita awali dengan berita dari Australia.

    Ratusan penerbangan di Sydney dibatalkan

    Angin kencang menyebabkan hampir 100 penerbangan terganggu di bandara domestik di Sydney.

    Situs bandara mencatat lebih dari 50 penerbangan yang masuk dan lebih dari 40 penerbangan keluar yang dibatalkan hari ini.

    Biro Meteorologi di Australia memperkirakan kecepatan angin mencapai 90 kilometer per jam mulai Kamis pagi tadi.

    Juru bicara Bandara Sydney mengatakan pihak berwenang sudah memberi tahu soal cuaca berangin sejak semalam sebelumnya, sehingga hanya bisa satu landasan pacu yang beroperasi.

    Inggris akan larang penjualan rokok ke anak muda

    Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengusulkan pelarangan menjual rokok kepada anak-anak muda, yang lahir setelah 1 Januari 2009.

    Proposal tersebut,jika disahkan menjadi undang-undang, akan menjadikan Inggris sebagai negara pertama di Eropa yang melarang penjualan rokok kepada generasi muda.

    Dalam rincian proposal disebutkan Inggris bisa sepenuhnya menghentikan kebiasaan merokok di kalangan anak-anak muda pada tahun 2040.

    PM Sunak juga mengatakan usia merokok akan dinaikkan satu tahun setiap tahunnya, yang berarti generasi masa depan akan dibesarkan tanpa rokok.

    Enam negara jadi tuan rumah Piala Dunia 2030

    Piala Dunia 2030akan menjadi unik karena akan digelar di Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan.

    “Pada tahun 2030, kita akan memiliki jejak global yang unik, tiga benua, yakni Afrika, Eropa dan Amerika Selatan, dengan enam negara, Argentina, Maroko, Paraguay, Portugal, Spanyol dan Uruguay menyambut dan menyatukan dunia sambil merayakan seratus tahun dan Piala Dunia FIFA,” kata Presiden FIFA Gianni Infantino dalam sebuah pernyataan.

    Piala Dunia 2030 rencananya akan dibuka dengan pesta meriah yang digelar di Montevideo, ibukota Uruguay.

    Di kota tersebutlah Piala Dunia pertama kali dipertandingkan di tahun 1930.

    Polisi moral Iran dituduh memukul remaja perempuan

    Seorang gadis remaja Iran bernama Armita Geravand berada dalam kondisi komedi rumah sakit setelah cekcok dengan polisi moral di Tehran, karena dianggap melanggar undang-undang hijab.

    Hal tersebut dikatakan oleh kelompok hak asasi, namun dibantah oleh kepolisian moral.

    Kelompok aktivis juga mengatakan jika orangtua Armita diancam untuk tidak mengunggah fotonya di jejaring sosial media atau berbicara kepada kelompok hak asasi manusia.

    Sidang kasus pembunuhan rapper ternama

    Duane Davis yang mengaku sebagai gangster muncul pertama kalinya di pengadilan di Amerika Serikat. Ia dituduh sebagai dalang penembakan rapper ternama Tupac Shakur pada tahun 1996.

    Tadinya Duane dijadwalkan untuk didakwa atas tuduhan pembunuhan tersebut, tapi sidang dihentikan setelah Duane meminta Hakim Tierra Jones untuk menundanya

    Hakim menjadwalkan ulang sidang dakwaan pada 19 Oktober mendatang.