Tag: Ririek Adriansyah

  • Rapat di Senayan, DPR Apresiasi Telkom Raih Pendapatan Rp 112 Triliun

    Rapat di Senayan, DPR Apresiasi Telkom Raih Pendapatan Rp 112 Triliun

    Jakarta, Beritasatu.com – Komisi VI DPR memberikan apresiasi atas pendapatan PT Telkom Indonesia Tbk yang mencapai Rp 112 triliun hingga kuartal III 2024. Bahkan, anggota Komisi VI DPR Kawendra Lukistian menyebutkan, progres kerja perusahaan pelat merah itu dijalankan dengan penuh optimisme.

    “Saya ingin apresiasi apa yang menjadi capaian Telkom, kita bisa lihat bahwa ada progres yang dijalankan dengan penuh optimisme. Kita apresiasi tentunya itu,” ujar Kawendra dalam rapat antara Komisi VI DPR dengan Telkom Indonesia di gedung DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2024).

    Menurut Kawendra, Telkom Indonesia telah menjalankan peta jalan atau roadmap lebih konkret agar capaian perusahaan optimal. “Namun, di era sekarang ini bukan sebatas punya optimisme, ada tantangan yang harus kita hadapi,” tandas legislator dari Fraksi Partai Gerindra itu.

    Kawendra memberi catatan terkait peningkatan teknologi hingga adaptasi berkelanjutan Telkom. Apalagi, kata dia, era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menekankan pentingnya pemangkasan birokrasi yang bertele-tele.

    Hal senada disampaikan anggota Komisi VI Herman Khaeron. Dia mengapresiasi naiknya pendapatan Telkom Indonesia untuk tahun ini. “Atas hasil laporan tersebut, saya mencoba menyebutkan tentu memberikan apresiasi atas naiknya pendapatan menjadi Rp 112,21 triliun dari tahun lalu Rp 111,23 triliun atau naik 0,80%,” kata Herman dalam rapat yang sama.

    Herman juga juga memberi catatan kecil bagi Telkom Indonesia. Dia mendorong Ririek Adriansyah selaku pucuk pimpinan Telkom Indonesia menyiapkan langkah-langkah konkret dalam mendobrak saham Telkom yang stagnan.

    Dalam rapat ini, Dirut Telkom Indonesia Ririek Adriansyah memaparkan capaian kerja perusahaan di hadapan Komisi VI DPR. Salah satu yang dipaparkan ialah pendapatan usaha Telkom Indonesia naik dari Rp 111,2 triliun pada kuartal III 2023 menjadi Rp 112,2 triliun pada periode sama 2024.

  • Telkomsel Kebut Jaringan 5G, Naik Dua Kali Lipat Kuartal III/2024

    Telkomsel Kebut Jaringan 5G, Naik Dua Kali Lipat Kuartal III/2024

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) memperluas jangkauan 5G dengan menambah jumlah stasiun pemancar atau base transceiver station (BTS) pada kuartal III/2024.

    Hingga kuartal III/2024, Telkomsel memiliki 269.066 Base Transceiver Station (BTS), jumlah ini terakumulasi dari yang terdiri dari 219.330 BTS 4G dan 947 BTS 5G. 

    Adapun, pengembangan BTS 5G milik Telkomsel mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Sebab, pada waktu yang sama di tahun sebelumnya Telkomsel hanya bisa membangun 470 BTS 5G.

    Lebih lanjut, lalu lintas data (data payload) Telkomsel juga mengalami pertumbuhan yang baik dengan peningkatan double digit sebesar 12,4% YoY menjadi 14.902.623 TB. 

    “Angka ini mencerminkan peningkatan konsumsi dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan data yang semakin tinggi, seiring dengan komitmen perusahaan dalam menyediakan layanan yang berkualitas,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam siaran pers, Kamis (31/10/2024).

    Di sisi lain, Telkomsel juga terus mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar dengan total pelanggan seluler sebanyak 158,4 juta dan 10,7 juta pelanggan IndiHome atau tumbuh 9,5% YoY.

    Pelanggan IndiHome B2C (residensial) juga mengalami peningkatan pada kuartal III/2024, tercatat pelanggan IndiHome B2C menjadi 9,4 juta pelanggan.

    Telkomsel juga menghadirkan Telkomsel Lite dan by.U agar tetap relevan dan kompetitif, serta menjaga daya saing di segmen pasar youth dan mass. 

    “Kedua produk ini juga membuka peluang untuk melakukan cross-selling, sehingga pelanggan tidak hanya menggunakan layanan seluler (mobile), tetapi juga layanan fixed broadband,” ujar Ririek

    Adapun, Telkomsel sebagai anak usaha Telkom mencatat pertumbuhan pendapatan positif dengan tingkat profitabilitas yang baik sebesar Rp85,2 triliun atau tumbuh 16,4% YoY.

    Angka ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan Digital Business sebesar Rp58,8 triliun atau tumbuh 2,5% YoY.

  • 3 Strategi Telkom-Telkomsat untuk Pergelaran Broadband di Indonesia

    3 Strategi Telkom-Telkomsat untuk Pergelaran Broadband di Indonesia

    Orlando

    Negara Indonesia sangat luas dan jadi PR besar untuk menggelar internet broadband. Telkom dan Telkomsat punya 3 strategi.

    Hal ini disampaikan Direktur Utama PT Telkom Indonesia Ririek Adriansyah usai peluncuran High Throughput Satellite (HTS) Merah Putih 2 di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Rabu (21/2/2024). Satelit Merah Putih 2 adalah satelit internet broadband untuk mendorong konektivitas di Indonesia.

    “Karena negara kita sangat luas, bentuknya kepulauan, ada daerah padat, jadi singkatnya kita butuh 3 jenis platform untuk broadband,” kata Ririek.

    Strategi yang pertama adalah dengan menggelar fiber optik. Namun dengan beragam teknis dan komersil, tidak semua rumah bisa pasang fiber optik. Oleh karena itu butuh solusi berupa layanan internet tanpa kabel.

    “Yang dikenal sebagai Orbit-nya Telkomsel. Bahkan di Jakarta, kota padat itu, gali fiber optik itu agak susah sehingga lebih praktis memakai itu,” kata Ririek.

    Strategi ketiga untuk daerah yang lebih terpencil, dibutuhkan satelit baik yang langsung ke pengguna atau untuk dipakai operator lain untuk mempermudah pergelaran jangkauan ke pelosok. Peran satelit di Indonesia tidak bisa dihindarkan lagi.

    “Jadi kita terus mengembangkan bisnis satelit kita. Karena, kita yakin negara kita akan terus menggunakan satelit meskipun walaupun bentuknya berbeda. Kalau dulu untuk komunikasi suara dsb, sekarang sudah mulai menuju broadband,” kata dia.

    Dalam kesempatan yang sama, Dirut Telkomsat Lukman Hakim Abdul Rauf menambahkan strategi pergelaran broadband lewat satelit. Telkomsat akan fokus di area yang kurang dilayani dan tidak terlayani (underserved and unserved). Tantangannya dari waktu ke waktu adalah masyarakat meminta harga yang semakin terjangkau.

    “Dengan kehadiran HTS ini kami yakin dengan kapasitas yang lebih jauh besar dari satelit yang sebelumnya. Telkom dan Telkomsat bisa memberikan harga per kapasitas yang lebih murah sehingga bisa memberikan manfaat lebih luas untuk masyarakat,” tutup Lukman.

    (fay/rns)

  • Merah Putih 2 Jadi Satelit Tercanggih, Telkom Rogoh Rp 3,5 Triliun

    Merah Putih 2 Jadi Satelit Tercanggih, Telkom Rogoh Rp 3,5 Triliun

    Jakarta

    Berbeda dengan satelit yang dimiliki Telkom sebelumnya, satelit Merah Putih 2 merupakan yang paling canggih karena menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS). Total investasi yang dikucurkan Telkom mencapai Rp 3,5 triliun untuk proyek satelit ini.

    Sebagai informasi, saat ini Telkom melalui anak perusahannya, Telkomsat, tengah mengoperasikan dua satelit aktif, yaitu Telkom-3S di slot orbit 118 derajat Bujur Timur dan Merah Putih yang berada di slot orbit 108 derajat Bujur Timur. Adapun secara keseluruhan, Merah Putih 2 adalah satelit ke-11 yang diluncurkan Telkom.

    “Jadi, satelit dua pertama kita saat ini itu belum broadband, secara kapasitas itu masih kecil. Sekarang (satelit Merah Putih-2) itu beda karena sudah yang full broadband baru kali ini,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/2/2024).

    Teknologi satelit HTS, yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di Bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam). Sementara sebelumnya, memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam).

    Satelit Merah Putih 2 akan mengisi slot orbit 113 derajat Bujur Timur, yang letaknya berada di atas Indonesia bagian tengah. Nantinya, satelit ini menggunakan frekuensi C-Band dan Ku-Band berkapasitas 32 Gbps yang akan menjangkau seluruh Indonesia.

    Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Telkomsat Lukman Hakim Abd. Rauf menuturkan proses pembuatan satelit Merah Putih 2 ini selama dua tahun terhitung sejak akhir 2021. Adapun, Thales Alenia Space, perusahaan manufaktur satelit yang berbasis di Prancis ini ditunjuk untuk merakit satelitnya.

    “Total investasi yang Telkom lakukan untuk satelit Merah Putih 2 ini dari awal sampai ground segmen itu sekitar Rp 3,5 triliun,” ungkap Lukman.

    Meski baru meluncur, Lukman menyebutkan, sudah ada perusahaan yang tertarik untuk menggunakan layanan satelit Merah Putih 2. Telkomsat sendiri menargetkan sektor wholesale dan enterprise yang menggunakan layanannya tersebut.

    “Kebanyakan nanti kapasitas satelit ini kita gunakan untuk backhaul. Itu artinya, customer yang paling signifikan nanti menjadi customer Telkomsat, yaitu para VSAT operator. Sampai sekarang sudah cukup banyak VSAT operator menyatakan keinginan jadi customer kami, itu sudah ada lima di antara mereka, mungkin sebentar lagi umumkan yang siap lakukan kontrak dalam waktu dekat,” tuturnya.

    Banyak yang tertarik menggunakan kapasitas satelit Merah Putih 2 ini, Lukman mengatakan ini sebagai tanda suksesnya rencana bisnis perusahaan.

    “Ini juga semoga memberikan manfaat pada masyarakat luas,” pungkas Lukman.

    (agt/rns)

  • 3 Strategi Telkom-Telkomsat untuk Pergelaran Broadband di Indonesia

    Berhasil Mengangkasa, Satelit Merah Putih 2 Beroperasi April 2024

    Jakarta

    Satelit Merah Putih 2 milik Telkom berhasil meluncur dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Selasa, 20 Februari 2024 waktu Florida, Amerika Serikat (AS) atau Rabu dini hari 21 Februari 2024 waktu Indonesia.

    Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menyebutkan satelit terbarunya itu akan resmi beroperasi pada bulan April 2024.

    “Jadi, kita menggunakan roket Falcon 9 dari SpaceX. Tahapan selanjutnya, satelit ini akan menuju lokasi orbit finalnya, yaitu di posisi 113 derajat Bujur Timur dengan ketinggian 36 ribu dari permukaan air laut,” ujar Ririek dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (21/2/2024).

    Lebih lanjut, saat sudah berada di posisi orbitnya, wahana antariksa yang menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS) ini akan berada di atas Pulau Kalimantan.

    “Diperkirakan satelit akan sampai di final orbitnya itu tanggal 3 Maret. Kemudian, akan dilakukan berbagai proses, yaitu mengembangkan panel surya, antena, dan sebagainya,” kata Ririek menjelaskan.

    “Tahapan terakhirnya akan dilakukan yang dinamakan in orbit test, yang diperkirakan sekitar 3-4 minggu. Nah, sehingga kita harapkan satelit Merah Putih 2 ini akan siap digunakan atau ready for service sekitar awal April 2024,” sambung Ririek.

    Berdasarkan pantauan detikINET di lokasi peluncuran, proses satelit Merah Putih 2 di bawa ke orbit diawali dengan dentuman dan suara gemuruh, satelit itu baru saja menuju ke ke atas diselimuti dengan asap putih.

    Satelit Merah Putih 2 diterbangkan dari landasan di Cape Canaveral, Florida. Roket tersebut saat ini terpantau menuju ke ketinggian di luar angkasa tampaknya tanpa mengalami kendala.

    Jika roket pertama sudah kembali ke Bumi dan sudah dilanjutkan dengan roket kedua, peluncuran ini bisa dibilang sudah sepenuhnya aman. Setelah roket Falcon 9 membawa satelit ke orbit, selanjutnya akan dibimbing Thales Alenia Space sebagai pembuat satelit.

    Satelit Merah Putih 2 itu berjenis high throughput satellite (HTS) yang nantinya di Indonesia akan dikhususkan untuk layanan internet. Adapun satelit HTS ini adalah yang pertama kali dimiliki oleh Telkom.

    Teknologi satelit HTS, yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam). Sementara sebelumnya, memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam).

    Dengan keberhasilan peluncuran ini, Telkom melalui anak perusahaannya, Telkomsat, akan mengoperasikan tiga satelit, di antaranya satelit Telkom-3S di slot orbit 118 BT, satelit Merah Putih di slot orbit 108 BT dan satelit Merah Putih 2 di slot orbit 113 BT.

    (agt/afr)

  • Fakta-fakta Satelit HTS Telkom, Diluncurkan Roket Elon Musk Pekan Depan

    Fakta-fakta Satelit HTS Telkom, Diluncurkan Roket Elon Musk Pekan Depan

    Jakarta

    Dalam hitungan beberapa hari ke depan, Telkom akan meluncurkan satelit terbaru. Mari mengenal satelit Telkom tersebut.

    Sampai saat ini, nama dari satelit ini masih belum diumumkan. Namun hal yang pasti adalah wahana antariksa itu bakal jadi yang paling jadi yang dimiliki oleh Telkom, yakni berjenis high throughput satellite (HTS).

    Thales Alenia Space dipercayai untuk merancang satelit HTS pertama Telkom. Posisinya saat ini sudah di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, usai dikirim dari markas Thales Alenia Space di Nice, Prancis.

    “Secara umum, satelit sudah tiba di Florida sejak akhir Januari lalu dan saat ini sedang melalui tahap pengetesan akhir untuk dimasukkan ke dalam roket Falcon 9 milik SpaceX,” ujar Vice Corporate Secretary Telkomsat Fino Arfiantono kepada detikINET, Kamis (15/2/2023).

    Satelit HTS Telkom memiliki berat dry mass atau massa kering seberat 1.707 kilogram dan memiliki masa bakti hingga 16 tahun.

    Roket Falcon 9 akan membawa satelit baru Telkom menuju slot orbit 113 derajat Bujur Timur yang nanti saat beroperasi akan memanfaatkan kombinasi frekuensi C-Band dan Ku-Band. Dengan kapasitas 32 Gbps, satelit ini akan membantu pemerataan digital di Indonesia.

    Setelah diluncurkan pekan depan, satelit HTS ini akan melalui tahap pengujian layanan dan ditargetkan dapat beroperasi pada April 2024.

    “Akan dimanfaatkan untuk membantu pemerataan digital di Indonesia melalui penyediaan layanan backhaul berbasis satelit, mengembangkan bisnis maritim di Indonesia, dan mendukung kedaulatan data (data sovereignty) di Indonesia dengan mengurangi kebergantungan kapasitas satelit asing,” kata SVP Corporate Communications & Investor Relation Telkom, Ahmad Reza.

    Jika proses tersebut berjalan lancar, maka Telkomsat akan mengendalikan tiga satelit, yaitu Telkom-3S yang menempati orbit 108 derajat Bujur Timur dan Satelit Merah Putih di orbit 118 derajat Bujur Timur.

    “Berbeda dengan satelit Telkom sebelumnya yang memiliki satu cakupan area di bumi (beam coverage) yang berukuran besar (single wide beam), satelit yang akan diluncurkan ini menggunakan teknologi high throughput satellite (HTS), yaitu teknologi yang memiliki desain cakupan area di bumi yang berukuran kecil namun banyak (multi-spots beam),” ungkap Reza.

    “Sehingga menghasilkan kekuatan pancar satelit yang besar di suatu area yang dilingkupi beam tersebut. Kekuatan pancar satelit ini identik dengan besaran data yang mampu dikirim satelit ke lokasi tersebut,” sambungnya.

    Sebagai informasi, satelit baru Telkom ini menggantikan satelit Palapa D yang habis masa operasionalnya. Sebelumnya, Pasifik Satelit Nusantara (PSN) telah meluncurkan satelit Nusantara Dua dai Xichang Satellite Launch Center (XLSC) China pada 9 April 2020. Namun satelit Nusantara Dua gagal orbit karena mengalami anomali hingga jatuh kembali ke Bumi.

    Pasca insiden, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memutuskan PT Telkom Satelit Indonesia, anak perusahaan Telkom, sebagai pengguna baru filling satelit Indonesia di slot orbit 113 derajat BT.

    “Keberhasilan ini adalah hal yang strategis bagi pengembangan bisnis satelit Telkomsat nantinya dalam memperkuat penyediaan infrastruktur satelit Telkom Group ke pelosok tanah air. Selain itu juga meningkatkan kualitas untuk melayani pelanggan dan masyarakat Indonesia,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah ketika itu.

    (agt/fay)

  • Telkom dan Indosat Kolaborasi Perkuat Infrastruktur Digital Indonesia

    Telkom dan Indosat Kolaborasi Perkuat Infrastruktur Digital Indonesia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dua raksasa telekomunikasi Indonesia, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) dan PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison atau Indosat atau IOH), menjalin kemitraan strategis untuk memperkuat infrastruktur digital melalui ekosistem Internet Exchange (IX).

    Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) dan BDx Indonesia, joint venture dari BDx Data Centers, Indosat, dan Lintasarta, BDx Indonesia di Honolulu, Hawaii, AS, Minggu (21/1) lalu.

    CEO NeutraDC, Andreuw Th A F mengatakan, pihaknya menyambut baik kolaborasi bersama BDx Indonesia karena bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur digital Indonesia.

    “Langkah berani ini bisa membuka peluang tanpa batas bagi ekonomi digital Indonesia, yang membawa perubahan dalam lanskap digital regional,” kata Andreuw, dikutip niaga.asia melalui keterangan tertulisnya.

    Menurutnya, sebagai penyedia terdepan dalam neutral ecosystem terbesar yang mencakup AI, CDN, konektivitas, dan layanan cloud, NeutraDC telah siap terhadap katalisasi demokratisasi akses internet di seluruh Indonesia dengan populasi yang besar.

    CEO BDx Mayank Srivastava menambahkan, kolaborasi ini merupakan langkah besar menuju penciptaan Infrastruktur Digital Mesh yang paling terhubung untuk Indonesia, sebuah visi yang didukung oleh BDx Indonesia dan Neutra DC.

    “Dengan perluasan portofolio, BDx Indonesia kini menjadi penyedia pusat data carrier-neutral terbesar di Indonesia,” kata Mayank.

    Adapun melalui kemitraan strategis ini, kedua raksasa telekomunikasi tersebut sepakat untuk memberdayakan bisnis pusat data masing-masing. Diketahui NeutraDC merupakan entitas pusat data dari Telkom Indonesia, sedangkan BDx Indonesia adalah mitra bisnis pusat data Indosat.

    Selain itu, kolaborasi ini juga akan meningkatkan kapabilitas dan kapasitas kolokasi. Dengan ekosistem IX yang terkoneksi, para pengguna dipastikan dapat merasakan fleksibilitas menggunakan berbagai layanan lewat arsitektur keamanan satu pintu.

    Sebagai bagian dari kerja sama ini, semua pihak telah mengidentifikasi titik-titik fokus kunci ekosistem IX, berfokus pada lokasi carrier-neutral yang memenuhi standar Tier 3 dan tersebar di kota-kota utama di Indonesia.

    Telkom melalui NeutraDC, telah memainkan peran kunci dalam mendukung transformasi ini. Saat ini NeutraDC memiliki pusat data hyperscale di Cikarang dan Batam. Tak hanya berskala hyperscale, NeutraDC juga memiliki pusat data enterprise yang tersebar di beberapa titik di seluruh Indonesia.

    Sementara BDx Indonesia memiliki fasilitas di seluruh pulau besar, mengoperasikan portofolio pusat data enterprise dan hyperscale di Jakarta dan Jawa Barat, mengembangkan hyperscale campus khusus di Suryacipta, Jakarta Timur, bersama dengan pengembangan greenfield yang mendukung beban kerja Artificial Intelligence (AI).

    Komitmen Tanpa Batas

    CEO NeutraDC, Andreuw Th A F (kanan) dan CEO BDx, Mayank Srivastava saat penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) dan joint venture dari BDx Data Centers (BDx), Indosat, dan Lintasarta, BDx Indonesia di Pacific Telecommunications Council (PTC) 2024, di Honolulu, Hawaii, AS, pada Minggu (21/1). (Foto: Arsip Telkom).

    Sementara itu, Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah menjelaskan, dengan semakin kuatnya kehadiran Telkom Indonesia di Asia Pasifik akan berdampak baik terhadap kualitas layanan internet secara signifikan. Hal tersebut tentu dapat mempercepat akses informasi yang berdampak positif terhadap masyarakat secara luas.

    “Melalui kolaborasi strategis dan memanfaatkan seluruh layanan yang dimiliki, membuat kami memiliki tolok ukur kualitas layanan,” ujar Ririek.

    Tak hanya itu, upaya ini juga makin menegaskan komitmen Telkom Group dalam memberikan layanan tanpa batas kepada pelanggan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi digital di regional.

    “Melalui keahlian NeutraDC dan BDx Indonesia, kami yakin dapat menciptakan solusi akses informasi yang inovatif dan efisien, sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang dinamis dalam menghadapi ekonomi digital regional,” tambah Ririk.

    Adapun President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha juga menyambut baik kolaborasi ini. Menurutnya kemitraan yang disepakati melalui BDx Indonesia ini akan membantu memperkuat infrastruktur jaringan internet Indonesia secara signifikan, dan mempercepat pemerataan digitalisasi dalam negeri.

    “Dengan semangat gotong royong, kerja sama ini menunjukkan komitmen Indosat untuk membuka potensi ekonomi digital Indonesia demi kesejahteraan masyarakat luas,” kata Vikram.

    Dengan kerja sama ini, Vikram juga menegaskan, Telkom dan Indosat tidak hanya menunjukkan komitmen bersama dalam memajukan infrastruktur digital, mendorong inovasi, dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia lewat konektivitas yang lebih efisien. Tetapi juga keduanya semakin memperkuat posisi Indonesia menjadi pemain pusat data tingkat global dan menjadi data center hub Asia Tenggara.

    (ory/ory)