Tag: Rini Syarifah

  • Mak Rini Masih “Menghilang”, Bagaimana Nasib Pemerintahan Blitar?

    Mak Rini Masih “Menghilang”, Bagaimana Nasib Pemerintahan Blitar?

    Blitar (beritajatim.com) – Bupati Blitar, Rini Syarifah hingga saat ini masih “menghilang”. Perempuan yang akrab disapa Mak Rini tersebut hingga saat ini belum juga nampak ke publik dan menjalankan tugas sebagai Bupati Blitar usai kekalahan di Pilkada 2024 kemarin.

    Keberadaan Mak Rini dipertanyakan oleh sejumlah pihak. Bukan hanya itu, menghilangnya Mak Rini tersebut juga menimbulkan pertanyaan besar bagaimana jalannya Pemerintahan Kabupaten Blitar di awal 2025 ini.

    Terkait hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Blitar, M. Rifa’i pun angkat bicara. Menurut Rifa’i sudah seharusnya Mak Rini tetap menjalankan tugasnya sebagai Bupati Blitar dan berkoordinasi serta berkonsolidasi untuk menjalankan APBD 2025.

    “Ya memang, tidak harus hadir secara fisik namun menjadi kewajiban beliau untuk koordinasi dan konsolidasi terkait pelaksanaan APBD 2025,” ungkap M. Rifai’i, Selasa (7/1/2025).

    DPRD Kabupaten Blitar pun meminta agar Mak Rini bisa berkoordinasi dan konsolidasi dengan sejumlah pihak. Sehingga APBD 2025 bisa berjalan dengan baik dan berdampak positif untuk masyarakat.

    “OPD-OPD itu dipanggil untuk koordinasi dan konsolidasi soal program kerja,” sarannya.

    Pada awal 2025 ini, Pemerintahan Kabupaten Blitar memang masih dipimpin oleh Rini Syarifah. Ketua DPC PKB tersebut masih akan menjabat sebagai Bupati Blitar hingga bulan februari 2025 mendatang.

    Sehingga masih menjadi kewajiban Mak Rini untuk memimpin Kabupaten Blitar hingga bupati terpilih dilantik. Masyarakat pun tentu mengharapkan Bupati Blitar untuk kembali muncul ke publik dan memberikan rasa yakin terhadap kinerja masyarakat daerah.

    “Itu wajib (hadir) itu menjadi kewajiban beliau (koordinasi dan konsolidasi) antar OPD,” tegasnya. [owi/beq]

  • Dua Tahun Tak Terbangun, Pasar Kesamben Blitar Jadi PR Rijanto-Beky

    Dua Tahun Tak Terbangun, Pasar Kesamben Blitar Jadi PR Rijanto-Beky

    Blitar (beritajatim.com) – Dua tahun sudah, Pasar Kesamben Kabupaten Blitar belum terbangun usai terbakar pada November 2022 lalu. 740 pedagang pun hingga kini masih menanti kapan realisasi pembangunan pasar tersebut.

    Selama dua tahun terakhir ini ratusan pedagang tersebut hanya menempati kios sementara yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Blitar.

    Realisasi pembangunan Pasar Kesamben Kabupaten Blitar ini pun tentu menjadi pekerjaan rumah untuk Rijanto-Beky. Para pedagang berharap di bawah kepemimpinan bupati yang baru yakni Rijanto-Beky, Pasar Kesamben bisa segera dibangun.

    “Semoga di bawah kepemimpinan bupati yang baru Pasar Kesamben bisa segera dibangun,” ungkap Mona, pedagang Pasar Kesamben Blitar, Senin (30/12/2024).

    Menurut Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kabupaten Blitar pembangunan Pasar Kesamben terus berproses. Saat ini, proses pembangunan Pasar Kesamben memasuki tahap revisi Rancang Bangun Rinci atau Detail Engineering Design (DED).

    Revisi DED ini dilakukan langsung oleh Kementerian PUPR. Saat ini Disperindag Kabupaten Blitar terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk menanyakan perkembangan pembangunan Pasar Kesamben.

    “Masih berproses revisi DED dari Kementerian PUPR,” ungkap Darmadi, Kepala Disperindag Kabupaten Blitar.

    Meski telah memasuki tahap revisi DED, namun Disperindag Kabupaten Blitar belum bisa memastikan kapan Pasar Kesamben bakal dibangun. Namun Disperindag Kabupaten Blitar berharap pembangunan Pasar Kesamben bisa terlaksana secepat mungkin.

    Namun demikian mustahil jika Pasar Kesamben bakal terbangun di masa kepemimpinan Rini Syarifah yang akan habis pada bulan Februari 2025 mendatang. Diperkirakan Pasar Kesamben Kabupaten Blitar ini baru terbangun pada kepemimpinan Bupati Blitar yang baru yakni Rijanto-Beky.

    “Insya Allah akan terbangun pada bupati berikutnya,” tandasnya. [owi/beq]

  • Ketua DPC PKB Blitar Diduga Syok Usai Kalah Pemilihan Bupati? 

    Ketua DPC PKB Blitar Diduga Syok Usai Kalah Pemilihan Bupati? 

    Blitar (beritajatim.com) – Selama beberapa bulan terakhir, Bupati Blitar Rini Syarifah seperti tidak pernah muncul ke publik.

    Perempuan yang akrab disapa Mak Rini tersebut seperti menghilang usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) kemarin.

    Hilangnya Mak Rini tersebut diduga kuat berkaitan dengan hasil Pilkada Blitar 2024 yang usai digelar beberapa waktu lalu.

    Ketua DPC PKB Blitar tersebut diduga syok usai mengetahui dirinya kalah dari Rijanto-Beky di Pilkada 2024.

    Bagaimana tidak syok, Mak Rini sejatinya adalah calon petahana namun dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia harus kalah oleh sang penantang. Secara hitung-hitungan di atas kertas, Mak Rini harusnya bisa menang mudah atas Rijanto-Beky.

    Namun kenyataan jauh dari harapan. Mak Rini harus mengikhlaskan kursinya jatuh ke tangan Rijanto-Beky selama 5 tahun ke depan. Kondisi itulah yang diduga kuat membuat Mak Rini syok hingga menghilang dari pandangan publik.

    “Jika dilihat dari unsur atau efek Pilkada kemarin mungkin beliau butuh waktu bisa membangun kembali kepercayaan diri yang telah pupus akibat Pilkada kemarin,” ungkap Pengamat politik sekaligus dosen Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Muhammad Iqbal Baihaqi, Senin (30/12/2024).

    Rini Syarifah sendiri sebenarnya menatap Pilkada 2024 dengan kepercayaan tinggi. Calon petahana tersebut dengan berani menggandeng seorang anak muda dari luar Blitar yang besar dan tumbuh di lingkungan organisasi yakni Abdul Ghoni.

    Mak Rini dan Abdul Ghoni pun diusung oleh koalisi gemuk. Keduanya diusung oleh PKB, Gerindra, Golkar hingga Demokrat. Dengan kondisi tersebut, Mak Rini-Ghoni pun tentu sangat percaya diri bisa menumbangkan sang rival yang dulu pernah dikalahkannya yakni Rijanto yang pada Pilkada ini bergandengan dengan Beky Herdihansah.

    Namun kenyataan jauh dari pandang. Mak Rini-Ghoni justru dipermalukan oleh Rijanto-Beky di Pilkada 2024. Rini-Ghoni kalah telah telak dan hanya mendapatkan 137.706 suara. Calon petahana Rini-Ghoni pun harus mengakui kekalahannya dari Rijanto-Beky yang memperoleh 504.655 suara.

    “Dalam pandangan saya sangat perlu sekali Mak Rini segera munculkan diri ke publik dan media dalam bidang aktifitas apapun agar nama baik pribadi maupun partai pengusungnya elektabilitasnya semakin naik,” imbuhnya.

    Tentu jika Mak Rini terus menghilang dari pandangan publik itu akan berdampak semakin buruk. Bukan hanya akan merusak citra pribadi namun juga akan membuat elektabilitas partai pengusung Mak Rini juga menurun.

    Mak Rini pun diharapkan publik segera bangkit dan tidak terpuruk dalam kekalahan usai Pilkada 2024 kemarin. Sehingga kepercayaan publik terhadap Mak Rini tidak semakin terkikis.

    “Kalau menghilang tidak mungkin mengurangi aktivitas lebih tepatnya, dan mungkin pasca Pilkada kemarin aktivitas Mak Rini kurang di publish,” tegasnya.

    Terkait hal itu Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi berharap Mak Rini tetap menjalankan tugas-tugasnya seperti biasa di akhir masa jabatannya sebagai Bupati Blitar. Pria yang akrab disapa Kuwat tersebut berharap Mak Rini tetap profesional menjalankan tugasnya sebagai Bupati Blitar.

    “Saya selaku Ketua DPRD Kabupaten Blitar saya cuma mengharap di sisa waktu yang ada karena ini memang bupati ini masih ranah beliau (Mak Rini) seharusnya tetap menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan hari hari biasanya,” harap Ketua DPRD Kabupaten Blitar.

    Terakhir Mak Rini menghadiri acara DPRD Kabupaten Blitar adalah saat rapat kesepakatan R-APBD tahun 2025. Diketahui rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 November 2024 kemarin.

    Setelah itu, DPRD Kabupaten Blitar belum ada lagi rapat dengan Bupati Blitar. Namun meski belum ada pertemuan lagi dengan Bupati Blitar, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi menyebut bahwa komunikasi antar lembaga tetap berjalan lancar.

    “Harapan kami memang hari ini Mak Rini masih resmi Bupati Blitar ya harusnya tetap menjalankan tugas-tugasnya dengan biasa,” tandasnya. (owi/ted)

  • Ada Oknum Inginkan Mak Rini Jatuh dari Kursi Ketua PKB Blitar?

    Ada Oknum Inginkan Mak Rini Jatuh dari Kursi Ketua PKB Blitar?

    Blitar (beritajatim.com) – Usai kekalahan Rini Syarifah atau yang biasa disapa Mak Rini, sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) PKB Kabupaten Blitar mulai menyuarakan ketidakpuasan. Sejauh ini, sudah ada 3 PAC yang menyatakan tidak puas atas kinerja Mak Rini sebagai Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKB Blitar.

    Hal ini terasa cukup janggal mengingat sebelum Pilkada 2024 lalu, seluruh PAC PKB Kabupaten Blitar masih kompak mendukung Mak Rini. Bahkan mereka juga memuji kinerja Mak Rini baik selama menjadi Ketua DPC PKB maupun Bupati Blitar.

    Namun usai kekalahan atas Rijanto-Beky, secara bergantian PAC PKB Kabupaten Blitar mulai bersuara soal ketidakpuasan atas kinerja Rini Syarifah. Apakah kritikan yang bermunculan dari PAC PKB Blitar ini memang ada yang menggerakkan?

    Terkait hal itu pengamat politik Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Muhammad Iqbal Baihaqi menyebut dunia politik dinamis. Demikian juga kondisi yang terjadi di PKB Blitar.

    “Dalam politik itu semua dinamis, tetapi saya melihat itu hanya dilakukan oleh para oknum saja bukan atas nama suara dari bawah. Jadi bisa menggoyahkan atau tidak tergantung Mak Rini sendiri dalam memanajemen permasalahan,” ungkap Iqbal, Sabtu (28/12/2024).

    Dari pandangan Iqbal, situasi ini memang sengaja ada yang menciptakan. Entah oknum yang menciptakan suasana ini dari dalam atau luar DPC PKB Kabupaten Blitar. Namun yang jelas para oknum ini sengaja menciptakan suasana ini agar terjadi perubahan di tubuh PKB Blitar.

    “Ya, tidak hanya dari luar dari dalam pun juga bisa. Tetapi senyampang saya melihat sementara suhu di PKB masih adem ayem mengantarkan Mak Rini hingga akhir masa jabatannya,” tegasnya.

    Ditanya lebih lanjut soal tujuan dari situasi ini, Iqbal menyebut bahwa oknum-oknum ini menginginkan adanya perubahan di tubuh PKB. Namun mereka tidak menginginkan Mak Rini jatuh dari kursi Ketua DPC PKB Blitar.

    “Saya melihat tidak ada oknum yang ingin Mak Rini jatuh. hanya perwakilan aspirasi ranting saja yang ingin agar PKB berbenah dan itu pun dari beberapa ranting saja, yang menuntut itu kan hanya Selopuro, Wlingi, serta Gandusari,” tandasnya.

    Sebelumnya memang ada 3 PAC PKB yang menyatakan kekecewaannya terhadap Mak Rini. Ketiga PAC tersebut adalah Wlingi, Selopuro serta Gandusari. [owi/beq]

  • Mak Rini Kalah di Pilbup Blitar, PAC PKB Blitar Mulai Teriak Kepanasan

    Mak Rini Kalah di Pilbup Blitar, PAC PKB Blitar Mulai Teriak Kepanasan

    Blitar (beritajatim.com) – Kekalahan Rini Syarifah atau yang akrab disapa Mak Rini di Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar ternyata berbuntut panjang. Usai Mak Rini gagal memperpanjang kepemimpinannya selama 2 periode, kini sejumlah Pengurus Anak Cabang (PAC) PKB mulai berteriak.

    Sejauh sudah ada 3 PAC PKB yang berteriak tidak puas atas kepemimpinan Mak Rini sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar. Ketiga PAC PKB yang menyatakan ketidak puasan terhadap kinerja Rini Syarifah adalah PAC Selopuro, PAC Gandusari dan PAC Wlingi.

    Wakil Ketua PAC Selopuro mengaku mendapatkan keluhan Isnadi mendapatkan keluhan dari ketua ranting PKB. Mereka mempertanyakan nasib PKB usai sang Ketua DPC yakni Rini Syarifah tumbang di Pilbup Blitar kemarin. “Kami wakil ketua PAC PKB kecamatan Selopuro juga mendapat keluhan dari beberapa ketua ranting PKB yang mengeluhkan, apakah kedepan PKB Blitar masih dipercaya orang ?,” Ucap Isnadi, Kamis (26/12/2024).

    Pertanyaan itu bukan tanya sebab, menurut Isnadi ada sesuatu yang mengganjal di PKB Blitar selama kepemimpinan Rini Syarifah. Bahkan, Mantan Anggota DPRD Kabupaten Blitar itu menilai Rini Syarifah kurang cakap dalam menjalankan manajemen kepartaian. “Sebuah organisasi untuk menanamkan kepercayaan kepada publik menggunakan cara nya masing-masing, cara itu biasa disebut manajemen. Saat ini kami merasakan manajemen yg diterapkan DPC PKB Blitar periode ini absurd sekali,” bebernya.

    PAC Selopuro pun menuntut adanya perbaikan dan keterbukaan dalam kepengurusan DPC PKB Kabupaten Blitar. Pihaknya juga meminta agar semua pihak menyingkirkan ego kelompok di internal PKB.

    “Perasaan kelompok – kelompok di manajemen DPC PKB kabupaten Blitar harus diakhiri, karena perasaan ini pada saat-saat kondisi kritis masih muncul di kepengurusan DPC, hal ini memicu terjadinya barisan sakit hati yg bisa memicu kontraproduktif dalam membangun PKB kabupaten Blitar,” tegasnya.

    Ketua PAC PKB Kecamatan Gandusari Muhtasori juga mengungkapkan hal serupa. Menurutnya selama ini Rini Syarifah tidak pernah memimpin rapat atau mengadakan pertemuan dengan pengurus baik di tingkat PAC ataupun Rantin PKB Kabupaten Blitar, padahal ia berstatus Ketua DPC.

    Menurut Muhtasori, selama ini yang memimpin rapat ataupun pertemuan diwakili oleh Sekretaris DPC PKB Kabupaten Blitar, Muhammad Rifa’i. Pengurus PKB dibawah DPC menilai Rini Syarifah tidak pernah benar-benar hadir untuk membawa kemajuan untuk PKB Kabupaten Blitar. “Ibaratnya sampai hari ini, rental mobil rusak baru dikembalikan tanpa tanggung jawab,” tegas Muhtasori.

    Hingga saat ini, belum ada komunikasi dengan Pengurus PAC pasca kekalahan Rini Syarifah dalam Pilkada Kabupaten Blitar pada 27 November lalu. Ini bertolak belakang dengan keinginan pengurus PAC yang menginginkan penjelasan dari pucuk pimpinan PKB Kabupaten Blitar terkait kekalahan dalam Pilkada 2024. “Sampai hari ini, kita ingin dipanggil dan dikumpulkan, apapun hasilnya. Kita tidak menuntut apa-apa karena hasilnya juga seperti itu,” ungkapnya.

    Hal senada juga diungkapkan Ketua PAC PKB Kecamatan Wlingi, Sayudi. Menurutnya, Rini Syarifah kurang dalam usaha membesarkan partai. Selain jarang mengadakan pertemuan juga minimnya akses komunikasi dengan pucuk pimpinan PKB.

    Kesibukan sebagai Bupati Blitar, Mak Rini dinilai hanya sibuk dengan jabatannya. Sementara sebagai politikus Mak Rini dinilai kurang piawai. Ini terbukti tidak ada komunikasi yang jelas ke pengurus pasca kekalahan dalam Pilkada Kabupaten Blitar. “Belum ada tanggapan sama sekali, yang jelas kami menahan sakit ini,” ungkapnya.

    Sayudi menilai Mak Rini kurang meluangkan waktu untuk memimpin PKB Kabupaten Blitar. Ia akan melihat pasca tidak menjabat sebagai Bupati Blitar ini, akankan Rini Syarifah memiliki gairah untuk mengobati luka para pengurusnya setelah kekalahan dalam Pilkada. “Kita akan lihat, setelah ini, setelah tidak menjabat sebagai Bupati Blitar, harusnya Mak Rini merubah dan mencari solusi untuk meredam ke bawah baik PAC dan Ranting PKB,” tegasnya. (owi/kun)

  • Masih Jabat Bupati Blitar, Ke Mana Mak Rini Usai Kalah di Pilkada?

    Masih Jabat Bupati Blitar, Ke Mana Mak Rini Usai Kalah di Pilkada?

    Blitar (beritajatim.com) – Sejumlah masyarakat Kabupaten Blitar saat ini bertanya-tanya ke mana Bupati Blitar, Rini Syarifah atau yang akrab disapa Mak Rini usai Pilkada 2024 kemarin. Mak Rini seolah hilang dan jarang sekali menghadiri acara, bahkan rapat.

    Beberapa bulan sebelum Pilkada lalu, Mak Rini sangat rajin menghadiri berbagai kegiatan baik kedinasan maupun undangan dari masyarakat. Namun usai kekalahan di Pilkada 2024 kemarin, Mak Rini seolah hilang.

    Padahal Mak Rini masih aktif menjabat sebagai Bupati Blitar hingga Februari 2025 mendatang. Tentu hal itu menjadi pertanyaan sejumlah pihak dan mayoritas masyarakat Kabupaten Blitar.

    “Meskipun kalah seharusnya kan tetap menghadiri kegiatan, kami juga menyadari perbedaan sebelum dan sesudah menjabat, seperti hilang Mak Rini,” tanya Ridwan, warga Kademangan Kabupaten Blitar, Kamis (26/12/2024).

    Masyarakat pun berharap Mak Rini tetap menjalankan tugasnya sebagai Bupati Blitar meski dirinya gagal melanjutkan kepemimpinannya selama 2 periode. Kehadiran Mak Rini masih sangat dinanti di akhir-akhir masa jabatannya.

    “Mungkin beliau ada kegiatan lain yang tidak dipublish tapi tentunya sebagai rakyat kami ingin kehadiran Bupati Blitar di berbagai acara meskipun ini akhir masa jabatannya,” ungkap Dwi, warga Wates, Kabupaten Blitar.

    Terkait hal itu Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi berharap Mak Rini tetap menjalankan tugas-tugasnya seperti biasa di akhir masa jabatannya sebagai Bupati Blitar. Pria yang akrab disapa Kuwat tersebut berharap Mak Rini tetap profesional menjalankan tugasnya sebagai Bupati Blitar.

    “Saya selaku Ketua DPRD Kabupaten Blitar, saya cuma mengharap di sisa waktu yang ada karena ini memang bupati ini masih ranah beliau (Mak Rini) seharusnya tetap menjalankan tugas-tugasnya sesuai dengan hari hari biasanya,” harap Ketua DPRD Kabupaten Blitar.

    Terakhir Mak Rini menghadiri acara DPRD Kabupaten Blitar adalah saat rapat kesepakatan R-APBD 2025. Diketahui rapat tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 November 2024 kemarin.

    Setelah itu, DPRD Kabupaten Blitar belum ada lagi rapat dengan Bupati Blitar. Namun meski belum ada pertemuan lagi dengan Bupati Blitar, Ketua DPRD Kabupaten Blitar, Supriadi menyebut bahwa komunikasi antar lembaga tetap berjalan lancar.

    “Harapan kami memang hari ini Mak Rini masih resmi Bupati Blitar ya harusnya tetap menjalankan tugas-tugasnya dengan biasa,” tandasnya. [owi/beq]

  • Isu Politik Terkini: PDIP-Gerindra Memanas Soal PPN 12 Persen hingga Prabowo Batal Bertemu PM Anwar Ibrahim

    Isu Politik Terkini: PDIP-Gerindra Memanas Soal PPN 12 Persen hingga Prabowo Batal Bertemu PM Anwar Ibrahim

    Jakarta, Beritasatu.com – Berbagai isu politik terkini mewarnai pemberitaan Beritasatu.com sepanjang Senin (23/12/2024) hingga pagi ini. Mulai dari PDIP dan Gerindra saling sindir soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen hingga Presiden Prabowo Subianto batal bertemua Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Berikut lima isu politik terkini di Beritasatu.com:

    Saling Sindir PDIP dan Gerindra Soal Kenaikan PPN 12 Persen
    PDIP dan Partai Gerindra saling sindir terkait kenaikan PPN 12 persen. Fraksi PDIP di DPR mulanya meminta pemerintahan Prabowo Subianto meninjau ulang kebijakan kenaikan PPN 12 persen dan mengusulkan agar tarifnya diturunkan. Namun, Gerindra bereaksi.

    Wakil ketua Banggar DPR sekaligus anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Gerindra Wihadi Wiyanto mengritik sikap PDIP yang tidak konsisten, karena sebelumnya PDIP termasuk pengusul kenaikan PPN. 

    Menurutnya Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP) yang menjadi dasar kenaikan PPN merupakan produk PDIP saat masih menjadi partai penguasa di era pemerintahan Jokowi.

    “Ini adalah bentuk provokasi yang memanfaatkan kondisi saat ini, sehingga masyarakat terprovokasi untuk menuntut pembatalan PPN ini,” kata Wihadi atas sikap PDIP, Senin (23/12/2024).

    Rijanto-Beky Ditetapkan sebagai Bupati dan Wabup Blitar Terpilih
    Isu politik terkini selanjutnya adalah KPU segera menetapkan Rijanto-Beky Herdihansah sebagai bupati dan wakil bupati Blitar terpilih periode 2024-2029, karena tidak ada gugatan yang dilayangkan rivalnya atas kemenangan pasangan tersebut. 

    Rijanto-Beky Herdihansah menang Pilkada Blitar 2024 dengan perolehan 504.655 suara, jauh mengungguli pasangan Rini Syarifah-Abdul Ghoni yang hanya mendapatkan 137.706 suara.

    “Kita sudah menggelar pleno. Hasilnya, maksimal pada 25 Desember 2024 sudah dilakukan penetapan,” ujar Ketua KPU Kabupaten Blitar Sugino, Senin (23/12/2024).

    Nasdem Buka Peluang Jokowi Jadi Kader
    Partai Nasional Demokrat (Nasdem) membuka peluang bagi Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) untuk bergabung sebagai kader, seusai dipecat dari PDIP. 

    “Nasdem adalah partai terbuka untuk semua warga masyarakat. Jadi siapa pun, termasuk mantan Presiden Jokowi, bisa menjadi anggota Partai Nasdem,” ujar Wakil Ketua Umum Nasdem Saan Mustopa saat menghadiri acara refleksi akhir tahun DPW Partai Nasdem Jawa Barat di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Minggu (22/12/2024).

    Menurutnya soal keputusan terkait Jokowi bergabung dengan Nasdem sepenuhnya ada di tangan Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. “Kalau itu nanti keputusan ketua umum. Kita lihat saja perkembangannya,” kata wakil ketua DPR ini.

    Yenny Wahid Sebut MLB NU Upaya Memecah Belah
    Isu politik terkini yang masih hangat juga seputar Putri kedua Gus Dur, Yenny Wahid yang mengritik rencana Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU). Menurutnya MLB hanya akan mengganggu soliditas dan memecah belah NU. 

    “Saya tidak setuju dengan adanya wacana dan gerakan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama. Apa pun motif dan tujuan yang akan dicapai. Ini hanyalah sebuah hal yang hanya akan memecah belah NU,” kata Yenny Wahid, Senin (23/12/2024). 

    Menurut Yenny, berkembangnya wacana dan gerakan MLB NU hanya membuat gusar pengurus dan warga NU di level bawah. Gerakan ini, menurutnya, tidak mempertimbangkan persoalan nyata yang dihadapi warga NU.

  • Tim Transisi Rijanto-Beky Lakukan Pemetaan Pejabat Pemkab Blitar

    Tim Transisi Rijanto-Beky Lakukan Pemetaan Pejabat Pemkab Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Tim Transisi Bupati-Wakil Bupati Blitar terpilih Rijanto-Beky Herdihansah bergerak cepat menyiapkan susunan pemerintahan Pemkab Blitar untuk periode 2025-2029. Saat ini, tim transisi di bawah koordinasi Wabup terpilih Beky tengah melakukan pemetaan sejumlah pejabat di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar.

    Juru Bicara Tim Transisi Rijanto-Beky, Miftahul Huda menegaskan bahwa pemetaan atau skrining ini dilakukan lantaran ada sejumlah pejabat Pemkab Blitar yang disinyalir merupakan pendukung petahana yakni Rini-Ghoni pada Pilkada 2024 kemarin.

    Usai dilakukan pemetaan, tim transisi Rijanto-Beky bakal melakukan upaya rekonsiliasi atau persatuan di lingkup pejabat Pemkab. Sehingga diharapkan tidak ada lagi pejabat yang pro dengan petahana ataupun Rijanto-Beky. Tim transisi berharap semua pejabat bisa bersatu mendukung program kerja Bupati-Wakil Bupati Terpilih, Rijanto-Beky.

    “Kemarin itu kan banyak para pejabat Kabupaten Blitar itu yang di 02 (Rini-Ghoni) maksud kami nama-nama yang sudah tertera di 02 (Rini-Ghoni) itu kita lakukan pemetaan. Kami berharap jangan sampai berlarut, yang masalah politik itu sudah selesai dan mari bersatu tidak ada 01 (Rijanto-Beky) dan 02 (Rini-Ghoni) tapi kami sudah memetakan teman-teman pejabat Kabupaten Blitar,” ucap Juru Bicara Tim Transisi, Rijanto-Beky, Miftahul Huda, Senin (23/12/2024).

    Tim transisi Rijanto-Beky pun berharap setelah Pilkada kemarin semua pihak kembali bersatu, untuk bersama-sama membangun Kabupaten Blitar. Tapi kalau masih ada yang mengutamakan kepentingan politik, karena kekecewaan adanya pihak yang kalah dan tidak bisa menerima, maka tim transisi memastikan akan ada sanksi yang diberikan.

    “Tim transisi memastikan akan mengambil tindakan sesuai aturan yang ada, mulai peringatan, pembinaan hingga sanksi tegas,” tegasnya

    Setelah melakukan pemetaan pejabat, tim transisi bersama Cawabup terpilih Beky Herdihansah juga langsung melakukan peninjauan ke kantor Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Blitar. Ini dilakukan untuk melihat kondisi terkini kantor yang akan mulai digunakan pada Februari 2025 mendatang, setelah resmi dilantik.

    “Apakah ada yang perlu dibenahi, termasuk melihat fasilitas pendukung lainnya. Sehingga tidak ada kendala, ketika Pak Rijanto dan Pak Beky mulai bekerja,” jelasnya.

    Jika sesuai jadwal tahapan Pilkada Kabupaten Blitar 2024 penetapan Bupati dan Wakil Bupati Blitar Terpilih, akan dilakukan dalam minggu ini. Pasangan Rijanto-Beky pun akan segera ditetapkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar periode 2025-2030.

    Seperti diketahui, pada Pilkada Blitar 2024, Pasangan Petahana Bupati Blitar, Rini Syarifah-Abdul Ghoni harus tumbang dari rivalnya Rijanto-Beky. Pasangan Rini-Ghoni diketahui hanya mendapatkan 137.706 suara. Sementara Rijanto-Beky resmi memperoleh 504.655 suara. [owi/beq]

  • Pekan Depan, Rijanto-Beky Bakal Ditetapkan Sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar

    Pekan Depan, Rijanto-Beky Bakal Ditetapkan Sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Pasangan Rijanto-Beky bakal ditetapkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pekan depan. KPU Kabupaten Blitar memperkirakan pelantikan Bupati-Wakil Bupati Blitar terpilih ini bakal terlaksana maksimal tanggal 24 Desember 2024.

    Hal itu diungkapkan langsung oleh Ketua KPU Kabupaten Blitar Sugino. Menurut Sugino hasil koordinasi dengan KPU Pusat dan Provinsi Jawa Timur maka penetapan Bupati Blitar terpilih bisa dilaksanakan antara tanggal 23-25 Desember 2024.

    “Di kisaran tanggal 23 maksimal tanggal 24 Desember 2024,” ucap Sugino, Sabtu (21/12/2024).

    KPU Kabupaten Blitar sendiri telah menggelar rapat pleno untuk membahas waktu pelaksanaan penetapan bupati-wakil bupati terpilih. Hasil rapat pleno tersebut menyebutkan bahwa penetapan bupati-wakil bupati terpilih maksimal dilaksanakan tanggal 25 Desember 2024.

    “Insyaallah kemarin kita plenokan maksimal tanggal 25 Desember 2024,” imbuhnya.

    Tahapan penetapan bupati-wakil bupati terpilih memang sesuai dengan jadwal KPU. Pasalnya di Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar tahun 2024 tidak ada gugatan yang diajukan oleh pasangan yang kalah yakni Rini-Ghoni.

    Dengan kondisi itu maka, Rijanto-Beky bisa segera ditetapkan sebagai Bupati-Wakil Bupati Blitar periode 2025-2030. Penetapan ini pun bisa dilangsungkan tanpa harus menunggu hasil sidang gugatan Mahkamah Konstitusi seperti beberapa daerah lain yang berperkara.

    “Yang jelas ya data-data yang berkaitan dengan hasil rekapitulasi kemarin ya kan nanti kita buatkan berita acara dan SK,” tandasnya.

    Tim Rini-Ghoni selaku pihak yang kalah di Pilbup Blitar memang sengaja tidak mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Tim Mak Rini (sapaan akrab Rini Syarifah) berusaha lapang dada menerima pahitnya kekalahan dan tak berencana melayangkan gugatan sengketa hasil Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK).

    “ Tidak tidak ada rencana melakukan gugatan sengketa hasil Pilkada 2024,” ungkap M. Rifa’i, Ketua Tim Pemenangan Rini-Ghoni, Selasa (10/12/2024) lalu.

    Sejatinya kekalahan yang diderita oleh Rini-Ghoni ini cukup menyakitkan. Karena pasangan nomor urut 2 tersebut merupakan petahana yang seharusnya jauh lebih siap dibandingkan sang lawan Rijanto-Beky.

    Namun apa daya, meski berstatus petahana Rini-Ghoni harus tumbang usai menang di Pemilihan Bupati Blitar tahun 2020 lalu. Untuk diketahui ini merupakan pertarungan kedua antara Rini dan Rijanto.

    Pada tahun 2020 lalu Mak Rini lah yang keluar sebagai pemenang. Sementara pada tahun 2024 ini, giliran Rijanto yang kembali merebut posisi Bupati Blitar dari petahana.

    Secara kalkulasi, pertarungan antara keduanya pun imbang. Apakah hal itu yang membuat petahana Rini Syarifah enggan melayangkan gugatan atau justru selisih perolehan keduanya yang terpaut jauh jadi sebab tidak adanya gugatan.

    Terkait hal itu Tim Pemenangan Rini-Ghoni enggan membeberkan alasannya tak melayangkan gugatan. “ Ya memang tidak ada rencana melakukan gugatan,” jawabnya.

    Alih-alih melayangkan gugatan, tim Rini-Ghoni justru bersikap layaknya ksatria dengan memberikan selamat kepada Rijanto-Beky.

    “Kami sampaikan selamat kepada Pak Riyanto dan Beky atas perolehan suara dalam Pilkada 2024 ini,” ujar Ketua tim pemenangan Rindu, Muhamad Rifa’i. (owi/ian)

  • Menakar Nasib Mak Rini di PKB, Usai Kalah di Pilbup Blitar

    Menakar Nasib Mak Rini di PKB, Usai Kalah di Pilbup Blitar

    Blitar (beritajatim.com) – Rini Syarifah dipastikan kalah di Pemilihan Bupati (Pilbup) Blitar 2024. Meski berstatus sebagai calon petahana, nyatanya Mak Rini sapaan akrab Rini Syarifah harus menerima kenyataan bahwa dirinya kalah dari Rijanto-Beky.

    Dari hasil hitung rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Blitar diketahui bahwa pasangan Rijanto-Beky resmi memperoleh 504.655 suara. Unggul jauh dari petahana yakni Rini-Ghoni yang hanya mendapatkan 137.706 suara.

    Tentu dengan hasil tersebut Mak Rini harus lengser dari kursi Bupati Blitar. Kondisi itu tentu cukup menyakitkan, bukan hanya untuk Mak Rini semata namun juga bagi partai pengusung yakni PKB, Golkar, Gerindra hingga Demokrat.

    Khusus PKB, hasil Pilbup Blitar ini jadi pukulan telak. Pasalnya Mak Rini juga menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar.

    Usai kekalahan ini pun, tak sedikit yang bertanya apakah Rini Syarifah bakal digantikan dari posisinya sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar. Terkait hal itu, Sekretaris DPC PKB Kabupaten Blitar pun angkat bicara.

    “Kalau urusan diganti itu adalah kewenangan DPP,” ungkap M. Rifa’i, Sekretaris PKB Kabupaten Blitar, Kamis (19/12/2024).

    Rifa’i menjelaskan bahwa saat ini seluruh kader PKB Kabupaten Blitar masih solid dan menghendaki kepemimpinan Mak Rini. Meskipun kalah di Pilbup Blitar 2024 lalu, para kader masih setia mendukung Mak Rini menjabat sebagai Ketua DPC.

    “Kalau DPC PKB masih tetap solid. Iya tetap menghendaki Mak Rini sebagai ketua, kan pengurusan DPC PKB ini sampai tahun 2026 ya sudah tetap. Jadi ketua mandataris adalah Mak Rini,” tegasnya.

    Mak Rini sendiri menjabat sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar sejak tahun 2021 lalu. Kepemimpinan Mak Rini di PKB Kabupaten Blitar baru akan habis pada tahun 2026 mendatang.

    Menurut Rifa’i, meski kalah di Pilbup Blitar namun tidak ada permasalahan di internal PKB. Sehingga semua kader masih cukup solid untuk mendukung Rini Syarifah melanjutkan kepemimpinannya di PKB hingga usai masa jabatan.

    “Kita tidak ada masalah, itukan persoalan kader kita yang ada di legislatif, sama aja dengan kader kita ada yang gagal di Pileg kan ya tidak mungkin harus kita evaluasi dan tidak percaya. Berarti semua evaluasi itu kewenangan dari DPP,” tandasnya.

    Patut dinanti bagaimana nasib Mak Rini di PKB. Usai politikus perempuan tersebut tumbang oleh rivalnya Rijanto-Beky. Pengamat politik sekaligus dosen Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, Muhammad Iqbal Baihaqi menilai posisi Mak Rini masih cukup aman di internal PKB, meski dirinya harus kalah di Pilbup lalu.

    “Saya rasa masih cukup aman, lain cerita jika Mak Rini digoyang dari akar atau gres rood PKB sendiri,” ungkap Iqbal.

    Menurut Iqbal, posisi Mak Rini bisa saja berubah menjadi tidak aman ketika ada desakan dari internal PKB dan kader. Namun jika tidak ada, maka posisi Mak Rini bakal tetap aman hingga akhir masa jabatan sebagai Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar.

    “Kalau soal kalah itu tidak akan berdampak untuk jabatan ketua DPC nya,” tegasnya.(owi/ted)