Ridwan Kamil Terseret Kasus Korupsi BJB, Eks Wakilnya Isu Hibah Rp 45 Miliar
Editor
KOMPAS.com –
Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018–2023, Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum, kini menjadi sorotan publik setelah terseret dalam dua isu berbeda yang mencuat secara bersamaan.
Ridwan Kamil disebut dalam penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan iklan di Bank Jabar Banten (BJB), sementara yayasan milik Uu Ruzhanul Ulum diketahui menerima dana hibah senilai lebih dari Rp 45 miliar selama lima tahun terakhir.
Nama Emil, sapaan Ridwan Kamil, mencuat dalam penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena jabatannya sebagai komisaris Bank BJB selama masa tugasnya sebagai gubernur.
“Perbankan dalam hal ini adalah perbankan daerah. Jadi bank daerah. Daerah mana saja nih? Setiap pemda, pemerintahan daerah tingkat satu itu punya bank. Nah, kemudian gubernur itu menjadi komisarisnya di situ. Nah itu keterkaitannya,” jelas Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).
KPK menyatakan akan memanggil dan memeriksa Emil sebagai saksi untuk mengonfirmasi sejauh mana pengetahuan dan keterlibatannya dalam proyek pengadaan iklan yang kini disorot karena dugaan penyimpangan.
Penyidik juga telah menyita sejumlah barang bukti, termasuk sepeda motor Royal Enfield milik Emil yang ditemukan saat penggeledahan rumahnya di Bandung pada 10 Maret 2025.
Satu unit mobil Mercedes-Benz juga disita, meski hingga kini belum dibawa ke Rupbasan karena masih berada di bengkel.
“Itu (keterangan Ridwan Kamil) yang akan didalami. Makanya kita minta keterangan saksi-saksi yang lain, kemudian buka barang bukti elektronik, itu yang ingin kita ketahui,” tambah Asep.
Wakil Ketua KPK, Fitroh Rohcahyanto, menyebut pemeriksaan terhadap Emil akan dilakukan dalam waktu dekat.
“Ya nanti tergantung penyidiklah itu, secepatnya,” ujarnya.
Dalam kasus ini, KPK menduga ada pelanggaran aturan pengadaan barang dan jasa dalam penunjukan agensi iklan oleh Bank BJB.
KPK menemukan selisih dana sebesar Rp 222 miliar antara nilai kontrak dengan agensi dan jumlah yang dibayarkan agensi kepada media.
“Kita tidak ingin berasumsi. Semua berdasarkan data, dokumen, dan keterangan saksi-saksi,” tutup Asep.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima orang sebagai tersangka, yakni:
Di saat yang hampir bersamaan, perhatian publik juga tertuju pada Yayasan Perguruan Al-Ruzhan milik mantan Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum.
Yayasan ini tercatat menerima dana hibah senilai lebih dari Rp 45 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat selama periode 2020–2024.
Dana hibah tersebut disalurkan ke sejumlah lembaga pendidikan di bawah naungan yayasan, termasuk SMK dan STAI Al-Ruzhan yang berlokasi di Manonjaya, Tasikmalaya.
“Terafiliasi, saudara-saudaranya (Uu Ruzhanul),” kata Kepala Biro Kesra Setda Jabar, Andrie Kustria Wardana, Senin (28/4/2025).
Tahun 2020:
SMKS Al-Ruzhan Tasikmalaya menerima Rp 59,4 juta dan SMK Al-Ruz’han Manonjaya menerima Rp 600 juta dari Dinas Pendidikan Jabar.
Tahun 2021:
STAI Al-Ruzhan mendapat hampir Rp 10 miliar dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar untuk proyek konstruksi, perencanaan, pengawasan, dan biaya umum.
Tahun 2022–2023:
STAI Al-Ruzhan menerima Rp 30 miliar dari Biro Kesra Setda Jabar untuk pembangunan gedung kampus. Pondok Pesantren Al-Ruzhan juga menerima tambahan Rp 2,5 miliar.
Tahun 2024:
SMK Al-Ruzhan kembali menerima Rp 2 miliar dari Dinas Pendidikan.
Gubernur Jawa Barat saat ini, Dedi Mulyadi, berjanji akan mengevaluasi menyeluruh sistem penyaluran dana hibah.
Menurutnya, ada kecenderungan bahwa bantuan diberikan kepada yayasan yang memiliki kedekatan politik.
“Kita ingin agar distribusi bantuan dapat lebih merata dan tepat sasaran,” ujar Dedi.
Sementara itu, Wakil Ketua 1 Bidang Akademik dan Kemahasiswaan STAI Al-Ruzhan, Willy Nugraha, menolak memberikan keterangan terkait dana hibah.
“Untuk masalah itu (pemilik dan dana hibah yang diterima), kita di STAI ada bagian khusus yakni Public Relation (PR). Nanti, misalkan ada yang bertanya terkait STAI atau lembaga di sini, bisa saya teruskan ke bagian PR itu. Saya hanya bagian akademik saja,” ujar Willy kepada wartawan, Selasa (29/4/2025).
Ia menegaskan bahwa kegiatan belajar mengajar tidak terganggu dengan adanya pemberitaan soal dana hibah tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Ridwan Kamil
-
/data/photo/2018/07/24/39416791.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Ridwan Kamil Terseret Kasus Korupsi BJB, Eks Wakilnya Isu Hibah Rp 45 Miliar Bandung
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5151892/original/008399500_1741218896-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Respons Elegan Dedi Mulyadi Disebut Gubernur Konten
Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi baru-baru ini disebut sebagai “Gubernur Konten” oleh Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud. Adapun julukan tersebut disampaikan ketika momen rapat dengar sejumlah Gubernur di Komisi II.
Sebagai informasi, Rudy Mas’ud menyampaikan sebutan tersebut ketika menyapa seluruh tamu yang hadir di ruang rapat. Kemudian pihaknya juga mengatakannya dengan nada sambil bercanda.
“Yang saya hormati Bu Wamendagri (Ribka Haluk), terima kasih banyak ibu Wamen, dan seluruh gubernur yang hadir hari ini. Kang Dedi, Gubernur Konten. Mantap nih kang Dedi. Dan, seluruh pejabat eselon I Kemendagri yang hadir. Bupati, wali kota via zoom,” ucapnya di Ruang Rapat Komisi II DPR pada Selasa (29/4/2025).
Adapun setelah Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud menyampaikan pemaparannya dalam rapat. Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi kemudian membalas ucapan Rudy ketika gilirannya menyampaikan pemaparan.
Melalui kesempatan tersebut Dedi menyampaikan aktivitasnya dijadikan konten dan menekankan hal tersebut berdampak positif terutama dalam menurunkan anggaran untuk belanja iklan.
“Dan terakhir tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten. Alhamdulilah dari konten yang saya miliki itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” ujarnya diikuti dengan senyuman pada akhir pemaparan.
Dedi Mulyadi juga menuturkan bahwa dengan adanya konten yang dia miliki Pemprov Jabar bisa menurunkan anggaran belanja rutin iklan dari sebelumnya mengeluarkan uang Rp50 miliar menjadi Rp3 miliar.
“Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp50 miliar. Sekarang cukup Rp3 miliar tapi viral terus,” katanya.
-
/data/photo/2025/04/29/6810982d3aed0.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain "Mobile Legend" Nasional
Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain “Mobile Legend”
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
membeberkan kriteria siswa nakal yang akan menjalani pendidikan militer di barak.
“Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam kemudian bangunnya mau sore,” ujar Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Selain itu, Dedi menjelaskan, anak-anak nakal yang akan masuk ke barak adalah mereka yang suka melawan orang tua dan melakukan pengancaman.
Kemudian, anak-anak itu juga kerap membuat ribut di sekolahnya masing-masing.
“Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah. Ke sekolah enggak nyampe,” ucapnya.
“Kan kita semua dulu pernah gitu ya?” imbuh Dedi sambil tertawa.
Rencana pembinaan siswa di
barak militer
ini muncul setelah
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
mengusulkan agar siswa yang berulang kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab.
Dedi menjelaskan, pelaksanaan program akan dimulai secara bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.
“Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” ujar Dedi, dilansir dari Antara, Senin.
Dedi mengungkapkan, tiap siswa akan mengikuti program itu selama 6 bulan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
“Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” kata Dedi.
Program ini akan dibiayai lewat kerja sama antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Bukan Soal Settingan, Dedi Mulyadi Ungkap Temuan Mengejutkan Sosok Aura Cinta, Beda dari Anak Lain
TRIBUNJAKARTA.COM – Sosok Aura Cinta baru saja membuat geger karena berani beradu argumen dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, kini kepribadian sang anak mulai terkuak.
Kemunculan Aura Cinta pertama kali diketahui setelah rumahnya terkena dampak penggusuran di bantaran kali di wilayah Cikarang, Bekasi, jawa Barat.
Selain itu, Aura Cinta pun memprotes kebijakan pelarangan wisuda dan perpisahan sekolah di seluruh Jawa Barat.
Aura Cinta meminta Dedi Mulyadi tidak melarang para siswa mengadakan wisuda dan perpisahan.
Kini setelah perdebatan yang terjadi viral, muncul tudingan dari warganet kejadian itu sebagai settingan.
Sebab, kini terungkap sisi lain kehidupan gadis tersebut merupakan bintang iklan pinjol hingga artis figuran sinetron.
Hal tersebut kini menjadi perdebatan hingga muncul tudingan settingan atas peristiwa perdebatan yang terjadi.
Dedi Mulyadi menanggapi santai tudingan tersebut dan kini menemukan sisi lain yang mengejutkan dari sosok Aura Cinta.
KLIK SELENGKAPNYA: Ibu dan Anak Warga Cikarang Merasa Miskin Tetapi Ngotot Mau Perpisahan Sekolah Biaya Rp 1,2 juta. Rumah Ibu itu di Cikarang Digusur Lantaran Berada di Bantaran Kali Bekasi. Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Beri Kritikan.
Politisi partai Gerindra itu menemukan sisi berbeda dari kepribadian Aura Cinta.
Bahkan Dedi menyebut sosok Aura Cinta ini berdebat dengan cara yang ikhlas.
“Saya tidak tahu (settingan), saya anggap anak itu ikhlas,” kata Dedi Mulyadi, Selasa (29/4/2025), dikutip dari kanal YouTube.
“Anak itu pinter dan anak itu berani, sehingga mau menyampaikan di depan gubernur,” sambungnya.
Mantan Bupati Purwakarta itu menyebut, perdebatannya dengan Aura Cinta merupakan hal yang lumrah dilakukan.
GADIS KRITIK KEBIJAKAN DEDI MULYADI – Rumahnya Kena Gusur, Gadis Cikarang Kritik Pedas Gubernur Dedi Mulyadi (Kolase TribunBogor/Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)
Aura Cinta menyampaikan keresahan dan argumentasi sebagai seorang pelajar.
Sementara, Dedi menjawab keluhan itu dengan memberikan fakta keadaan sebenarnya yang terjadi di Jawa Barat.
“Pendapatnya bukan hanya dirinya sendiri, orang tuanya boleh wisuda, orang tuanya boleh perpisahan, cuma Rp1 jutaan doang, itu bagi keluarga mereka, tapi keluarga yang lain itu sangat berat,” ujar Dedi.
Sebelumnya, Aura Cinta diundang Dedi Mulyadi bersama warga Bekasi yang terkena dampak penggusuran rumah di bantaran kali beberapa waktu lalu.
Rumah Aura Cinta ternyata terletak di bantaran kali dan ikut digusur tim Dedi Mulyadi.
Itu membuat Aura Cinta geram dan membuat video protes terkait kebijakan Gubernur Jabar tersebut.
Ia melontarkan kritikan pedas kepada Dedi Mulyadi.
Saat bertatap langsung, Dedi Mulyadi dan Aura Cinta terlibat debat sengit.
SISWI DEBAT DEDI MULYADI – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beri jawaban menohok kepada siswi SMA yang ngotot acara perpisahan sekolah. Padahal, rumah siswi SMA itu digusur lantaran berada di bantaran Kali Bekasi. (Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel)
Bukan membahas soal penggusuran, Dedi Mulyadi justru tertarik ketika Aura Cinta ikut memprotes kebijakan pelarangan wisuda dan perpisahan di seluruh sekolah di Jabar.
Aura Cinta meminta Dedi seharusnya tidak melarang para siswa mengadakan wisuda dan perpisahan.
Pasalnya, menurut Aura, tak semua anak berkesempatan untuk kuliah.
Suasana berubah tatkala Dedi Mulyadi bertanya kepada Aura Cinta apakah dia miskin atau tidak.
“Kamu miskin enggak?” tanya Dedi, Sabtu (26/4/2025), dikutip dari tayangan kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
“Iya, saya mengakui (miskin),” akui Aura.
Dedi Mulyadi lantas melontarkan pernyataan yang membuat Aura terdiam sejenak.
“Kenapa miskin pengin hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? Kan kamu merasa miskin, kenapa orang miskin gak prihatin?” kata Dedi.
“Gini pak, mohon maaf ya pak, saya bukannya menolak kebijakan bapak,” timpal Aura.
“Itu bukan kebijakan saya, itu kebijakan bupati,” saut Dedi Mulyadi.
“Ya apapun itu saya mendukung, cuma jangan dihapus, enggak semua orang kan bisa terima. Kalau wisuda dihapus, misalnya bapak juga minta pajak sama saya, padahal kan saya miskin,” kata Aura.
“Bukan minta pajak, saya balik, anda miskin, tapi jangan sok kaya. Orang miskin tuh prihatin membangun masa depan” pungkas Dedi Mulyadi.
Tak ingin kalah, Aura Cinta tetap memprotes aturan Dedi yang melarang perpisahan sekolah.
Sindiran Dedi Mulyadi ke Aura Cinta
Dedi Mulyadi sempat memberikan sindiran menohok soal kelanjutkan pendidikan dari Aura Cinta.
Alumni SMA Negeri 1 Cikarang Utara tersebut memiliki cita-cita menempuh pendidikan di Universitas Indonesia (UI).
Ia mengaku ingin melanjutkan studi jurusan Filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI.
Dedi Mulyadi memberikan sindrian soal jurusan yang akan diambil Aura Cinta.
“Universitas Indonesia (UI), Pak, (jurusan) Filsafat,” kata Aura Cinta, Sabtu (26/4/2025), dikutip dari tayangan kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel.
Mendengar keinginan Aura Cinta ingin kuliah di UI, Dedi Mulyadi pun lantas memuji gadis ini.
“Bagus lah. Orang Filsafat kan pinter-pinter, lebih pinter dari saya,” tutur Dedi Mulyadi sambil tersenyum.
Aura Cinta juga megaku telah mendaftar UI.
“Tinggal ujian tanggal 28,” ucapnya.
Sosok Aura Cinta
Aura Cinta ternyata bukanlah remaja biasa.
Ia rupanya ternyata sempat beberapa kali wara-wiri di televisi.
Gadis berambut panjang itu pernah mengikuti kegiatan syuting sinetron, iklan hingga acara hiburan.
Hal tersebut diketahui dari akun Instagram-nya.
Aura Cinta membagikan beberapa cuplikan saat ia muncul di sinetron sebagai figuran.
Bahkan, Aura juga pernah muncul di program TV berjudul Garis Tangan yang dipandu Uya Kuya di ANTV.
Akan tetapi, di acara tersebut, Aura memperkenalkan diri sebagai Aura, wanita dewasa berusia 22 tahun.
Sementara itu, kepada Dedi Mulyadi bebera waktu lalu, Aura Cinta menegaskan bahwa dirinya baru saja lulus SMA yang diperkirakan usianya baru 18 atau 19 tahun.
“Kamu namanya siapa?” tanya Uya Kuya dalam tayangan Garis Tangan ANTV satu tahun lalu.
“Lady,” ujar Aura.
Dalam acara bersama Uya Kuya itu, Aura mengikutinya karena hendak mencari jodoh.
Tidak hanya tampil di acara hiburan TV, Aura rupanya juga pernah membintangi iklan pinjol.
Hal itu diungkap warganet di media sosial yang membagikan tangkapan layar saat Aura muncul di iklan pinjol.
(TribunJakarta)
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.
Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Dua Sosok Ini Muncul Bela Aura Cinta yang Didera Hujatan Setelah Debat dengan Dedi Mulyadi
TRIBUNJAKARTA.COM – Perdebatan sengit remaja putri, Aura Cinta dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyita perhatian publik.
Dampak adu debat itu, Aura Cinta dihujani kritik hingga hujatan dari warga net.
Namun, ada dua sosok yang muncul membela perempuan yang ingin masuk jurusan Filsafat di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) UI tersebut.
Sosok pertama yang membela Aura Cinta ialah Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Ono Surono.
Ono melanjutkan remaja putri tersebut semestinya diapresiasi karena sudah berani mengemukakan pendapatnya di muka publik.
Ia merupakan salah satu bibit pemimpin bangsa kelak.
Namun, Ono melihat para konten kreator di media sosial justru mengeksploitasi Aura Cinta hanya demi meraup cuan.
“Aura Cinta sedang dibully habis-habisan di media sosial, konten-konten kreator melakukan eksploitasi terhadap kemiskinan dan juga kekerasan verbal terhadap Aura Cinta.”
“Nah, ini lah yang sangat berbahaya mereka hanya menguntungkan dirinya supaya postingannya viral, mendapatkan keuntungan dari adsense apa segala macam di Youtube, Instagram, TikTok, Facebook dan sebagainya,” ujar Ono.
Menurutnya, Aura Cinta semestinya diapresiasi karena berani mengemukakan pendapatnya.
“Anak muda berumur 16-17 tahun sudah bisa menyampaikan permasalahan rakyat di media sosialnya, di mana yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab pemimpinnya sehingga sangat normatif menurut saya dan perlu diapresiasi, karena jarang sekali anak seumur itu bisa menyampaikan dengan sangat terbuka dan sangat cerdas,” ujar Ono.
Perundungan yang dilakukan terhadap Aura akan membuat mentalnya rusak dan membuat anak-anak muda lainnya tak berani untuk bersuara.
Ia pun mengingatkan terkait Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2021 yang mengatur tentang penyelenggaraan perlindungan anak.
Di Pasal 6, kata Surono, tertera hak-hak anak yang meliputi mendapatkan hak dan perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi dan seksual, penelantaran, kekejaman, kekerasan, penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan lainnya.
“Dan apa yang terjadi saat ini, sudah ada eksploitasi tentang kemiskinan dan ada kekerasan maka di Perda ini siapapun yang mengetahui ada perlakuan seperti itu, kalau mereka tidak memberitahukan, mereka akan diancam penjara 3 bulan dan denda Rp 50 juta, tapi saya yakin ada pidana-pidana lainnya yang diatur oleh undang-undang,” ujarnya.
Ono Surono, bakal pasang badan untuk Aura Cinta yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan publik.
Remaja putri tersebut menjadi ‘bulan-bulanan’ netizen setelah berdebat dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Video perdebatan itu pun tersebar dan viral di media sosial.
Ono meminta kepada konten kreator yang menyebarkan video Aura Cinta untuk segera taubat.
“Kepada siapapun konten kreator, siapapun dia pejabat atau bukan, taubat lah, taubat. Dosa anda, hatur nuhun,” ujarnya.
Eks KPAI Bela Aura Cinta
Selain Ono Surono, eks komisioner KPAI, Retno Listyarti, menyoroti perdebatan antara Dedi Mulyadi dan Aura Cinta.
Menurutnya, Aura Cinta masih berusia anak karena belum 18 tahun.
Retno juga menyinggung masalah hak anak untuk berpendapat yang dilindungi oleh konstitusi RI dan undang-undang perlindungan anak.
Retno tidak melihat ada dialog yang setara antara Dedi Mulyadi dan Aura Cinta yang terekam dalam video youtube Kang Dedi Mulyadi Channel.
“Saya apresiasi ada dialog yang dibuka oleh gubernur. Pak gubernur punya relasi kuasa yang tidak seimbang dengan si anak,” katanya dikutip dari tayangan Nusantara TV pada Senin (28/4/2025).
Retno sebagai pemerhati anak justru salut dengan keberanian Aura yang memiliki keberanian luar biasa untuk berbicara dengan gubernur.
“Dia bicaranya runut, hanya dipotong-potong oleh gubernur. Sedang bicara apa belum utuh, sudah dipotong.
“Kita tidak menangkap makna keseluruhan dari yang mau disampaikan si anak,’ ujar Retno.
Retno juga menyayangkan cara Dedi Mulyadi memvideo dan memviralkan perdebatan itu.
Apalagi dia beberapa kali menyebut si anak dengan mengatakan tidak punya rumah tapi mengutamakan ini (wisuda).
Hal itu, menurut Retno, sudah merupakan penghakiman terhadap anak.
“Menurut saya, dialog yang baik, tidak seperti itu. Mau dialog, dipanggil berdua, bicara bebas,” katanya.
Menurut Retno, ketika sebuah kebijakan dikritisi, hal itu dilindungi oleh konstitusi.
“Ini anak, cara berpikirnya beda dengan orang dewasa. Medengarkan anak, menjadi hal penting, apalagi terkait kebijakan
“Kebijakan publik harus menyentuh, menanyakan pendapat terhadap yang terkena langsung termasuk anak, guru dan orangtua,” tegasnya.
Diakui Retno, Dedi Mulyadi memiliki karakter tersendiri dalam berkomunikasi.
Menurutnya hal itu tidak masalah, tetapi ketika berdialog dengan anak, hal itu harus dibedakan.
Retno menyayangkan setelah video viral, justru banyak netizen yang menyerang si anak dengan kata-kata yang menyakitkan, seperti: udah miskin, belagu, sok kaya.
“Padahal ini bukan itu lho. Ini soal dia berpendapat. Dia gak kuasa kok ketika kebijakan itu dilakukan sekolah, dinas pendidikan atau gubernur. Tapi dia ingin berpendapat dan pendapatnya didengar,” tukasnya.
Menanggapi soal itu, Dedi Mulyadi menganggap Aura Cinta bukan lagi kategori anak-anak.
“Aura bukan anak remaja, tetapi menurut saya sudah masuk kategori dewasa karena usianya sudah hampir 20 tahun,” kata Dedi Mulyadi di akun TikTok.
Aura juga sudah setahun lulus SMA.
“Dan dia lulus SMA setahun yang lalu,” katanya.
Bahkan kata Dedi Mulyadi, Aura juga sudah bisa mencari uang sendiri.
“Dia juga sudah menjadi bintang iklan, sudah bisa mencari uang oleh dirinya sendiir jadi bukanlah kategori remaja apalagi anak-anak,” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Seperti diketahui, perdebatan Dedi Mulyadi dan Aura Cinta terjadi saat sang gubernur menerima kunjungan dari 31 korban gusur dari Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Mereka menerima bantuan uang kontrakan sebesar Rp 10 juta yang disalurkan lewat CSR Bank BJB.
Satu dari 31 warga itu terdapat Aura Cinta, gadis berambut panjang yang memprotes larangan acara perpisahan sekolah.
Dedi Mulyadi membalas kritikan Aura dengan sejumlah kalimat yang dinilai menyudutkan, seperti menyebut miskin tapi jangan sok kaya.
Ucapan itu disampaikan Dedi karena Aura dan ibunya mengaku miskin, tapi ngotot mau dilakukan perpisahan sekolah dengan biaya Rp 1 juta lebih.
Perdebatan yang diunggah di youtube Kang Dedi Mulyadi Channel ini pun ramai disorot.
Sebagian artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Eks Komisioner KPAI Retno Listyarti Bela Aura Cinta yang Debat Dedi Mulyadi, Ucap Relasi Kuasa.”
-

Dedi Mulyadi Bangga Disebut Gubernur Konten, Bikin Pemprov Jabar Irit Rp 47 Miliar: Viral Terus!
TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disapa sebagai gubernur konten saat rapat di DPR RI.
Yang menyapa adalah Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud.
Sambil senyum, Rudy menyapa sejumlah gubernur yang hadir pada Rapat Kerja (Raker) dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi II DPR RI dengan Kementerian Dalam Negeri, dan sejumlah gubernur, bupati serta wali kota, disiarkan langsung melalui Youtube TV Parlemen, Selasa (29/4/2025).
“Kang Dedi, gubernur konten, mantap ini Kang Dedi ini,” kata Rudy sambil tersenyum saat mendapat giliran bicara.
Setelah Rudy, giliran Dedi mendapat kesempatan bicara.
Politikus Gerindra itu bicara soal otonomi daerah, anggaran Kementerian Agama di daerah hingga persebaran penduduk.
Di akhir kesempatan, Dedi menjawab sapaan Rudy soal gubernur konten.
Dedi bersyukur dengan sebutan gubernur konten.
“Tadi Pak Gubernur Kaltim mengatakan Gubernur Konten, Alhamdulillah,” ujar Dedi.
Dedi pun mengungkapkan, aktivitasnya yang rajin membuat konten setiap kali bekerja turun ke masyarakat membuat irit pengeluaran Pemprov Jawa Barat.
Dengan sering mengunggah kegiatannya, Dedi merasa tak perlu berikalan di media untuk menyampaikan pencapaiannya.
“Dari konten yang saya miliki, itu bisa menurunkan belanja rutin iklan,” jelasnya.
Dedi bahkan menyebutkan, anggaran iklan yang berhasil diirit mencapai Rp 47 miliar.
“Biasanya iklan di Pemprov Jabar kerja sama medianya Rp 50 miliar, sekarang cukup Rp 3 miliar, viral terus,” ujarnya tersenyum.
Konten
Seperti diketahui, Dedi Mulyadi memang rajin membuat konten seputar kegiatannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Sebelum menjabat Jabar 1 pun, Dedi memang sudah akrab dengan dunia perkontenan.
Ia mengunggah video panjang pada akun Youtubnya, Kang Dedi Mulyadi Channel. Subscribernya mencapai 6,77 juta akun.
Dalam sehari, pria yang karib dengan pakaian serba putih itu bisa mengunggah lebih dari satu video.
Sedangkan potongan videonya diunggah ke akun Instagramnya (@dedimulyadi71).
Di Instagram, Dedi sudah memiliki 3 juta pengikut.
Isi konten Dedi Mulyadi bervariasi, dari mulai soal permasalahan yang pelik seperti pembongkaran tempat wisata di Puncak, Bogor hingga yang terkini, soal siswa SMP yang mengeluh berangkat sekolah jalan kaki.
Video Siswa SMP Jalan Kaki
Pada sebuah video yang viral, terlihat beberapa siswi SMP tengah berjalan kaki.
“Pak Dedi hai,” kata salah satu siswi di video viral.
“Kita jalan kaki. Kumaha atuh iyeu teh Pak Dedi duh? (Gimana ini tuh Pak Dedi duh),” ucap siswi SMP yang merekam video.
Dedi akhirnya bertemu dengan para siswi SMP tersebut.
Ia lalu bereaksi kocak dan menanyakan mana siswi SMP yang memprotes dirinya.
“Mana yang cemberut waktu jalan kaki? Saya tahu wajahnya, kamu ya,” kata Dedi Mulyadi sambil menarik pelan salah satu siswi SMP.
“Kamu badannya tinggi begini, kamu orang mana?” tanyanya.
Siswi SMP tersebut tampak tersenyum malu-malu.
“Lebak Jero,” ucap siswi SMP itu.
Dedi Mulyadi dan siswi SMP itu kemudian berbincang santai, disela dengan beberapa candaan.
Guru dan siswi SMP yang turut hadir dalam pertemuan tersebut ikut tertawa.
“Selama ini ke sekolah naik apa?” tanya Dedi Mulyadi.
“Dianterin sama Bapak,” jawab siswi SMP tersebut.
“Kalau jadi atlet mana yang buat kaki kamu kuat?” tanya Dedi Mulyadi.
“Jalan kaki,” kata siswi SMP itu.
“Jalan kaki dari rumah ke sekolah berapa?” kata Dedi Mulyadi.
“2 Km,” ujar siswi SMP tersebut.
“Atuh kamu mah deket, kaki kamu juga kuat. Kamu disuruh siapa ke sekolah jalan kaki?” ucap Dedi Mulyadi.
“Pengen jalan aja,” jawab siswi SMP itu.
“Terus kenapa bilangnya ke Gubernur?” celetuk Dedi Mulyadi disambut tawa semua orang.
“Iseng aja Pak, buat konten,” kata siswi SMP sambil tersenyum.
Siswi yang ada dalam video viral itu pun diminta kembali memeragakan saat menyapa Gubernur Jabar.
“Ini yang jutek nih bilang Pak Gubernur saya jalan kaki ya, nah mereka adalah anak-anak SMP 1 Panawangan Ciamis mana neng yang cantik yang paling duluan jalannya, gimana kamu ngomongnya,” pinta Dedi Mulyadi.
Siswi itu pun kemudian memeragakan saat mereka menyapa sang gubernur saat sedang berjalan kaki.
Dedi Mulyadi kemudian menjelaskan para pelajar yang ada di video tersebut berasal dari SMP Negeri 1 Panawangan.
“Mereka bersepakat untuk terus jalan kaki, tapi mau diubah biasa mereka jalan kaki ketika pulang sekolah hari ini kita ubah ketika pergi ke sekolah,” kata Gubernur Jawa Barat.
Selain itu, Dedi juga meminta agar diterapkan program ke sekolah membawa bekal untuk menurunkan uang jajan agar beban orang tuanya semakin ringan.
“Dan yang paling menarik di SMPN 1 Panawangan salah satu kampungnya namanya Kampung Susuru, Desa Kertajaya itu kampung toleran di mana di sana ada muslimnya mayoritas, tapi ada Kristen, ada Protestan, ada Katolik ada Wiwitan, jadi semangat toleransi dilahirkan anak-anak yang berjalan kaki,” ujar Dedi Mulyadi.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-

Dikritik Pedas GRIB JAYA Doyan Ngonten, Dedi Mulyadi Cuma Beri Respons Enteng
TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi merespons enteng saja kritikan yang dilayangkan organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya terhadap dirinya.
Menurut Dedi, kritikan itu merupakan hal yang biasa.
Yang jelas, ia menjalankan tugas sebaik-baiknya sebagai kepala daerah di Jawa Barat.
“Ah itu biasa lah kita itu menjalankan tugas untuk menjaga investasi berjalan dengan baik, rakyat bisa bekerja, rakyat bisa sejahtera, tugas saya itu,” ujar Dedi seperti dikutip dari Nusantara TV pada Senin (28/4/2025).
Ia mengaku tidak akan mau mendengarkan ancaman serta kritik dari siapapun jika itu tidak bermanfaat bagi kepentingan masyarakat Jawa Barat.
Diketahui, Kabid Komunikasi Publik DPP GRIB Jaya, Razman Nasution, memperingatkan Dedi Mulyadi untuk tidak mengusik organisasinya.
Razman mengultimatum Gubernur Jabar agar tidak menstigma negatif ormas Grib Jaya yang bisa memancing gesekan sosial.
Lantas apa saja kritikan yang dilayangkan GRIB Jaya ke Dedi Mulyadi? Berikut kritikannya.
GRIB Jaya pertanyakan profesi Dedi Mulyadi
GRIB Jaya mempertanyakan profesi sesungguhnya dari Dedi Mulyadi.
Pasalnya, mantan Bupati Purwakarta tersebut seringkali bikin konten di kanal Youtube-nya mengekspos kegiatannya di masyarakat.
“Sebagai seorang gubernur saya katakan sekali lagi, saya belum pernah lihat anda (Dedi) berpakaian resmi sebagai seorang gubernur, yang saya lihat turun temurun di sini selalu ada mic (menunjuk ke bajunya). Ini YouTuber atau gubernur?” tanya Razman seperti dikutip dari Nusantara TV yang tayang pada 26 April 2025.
Selain itu, ia mengkritik Dedi yang sering membantu wong cilik dengan sejumlah uang tetapi dibuat konten.
Menurutnya, tindakan tersebut tidak dilakukan kepala daerah, melainkan semestinya berbuat sesuatu yang lebih besar agar berdampak kepada banyak orang miskin.
“Seorang pemimpin yang baik, dia memberi yang disebut dengan win win solution bukan bantu orang. Kasih orang Rp 500 ribu terus dilihat oleh media, begitu anda jadi kepala daerah maka seharusnya yang bicara adalah kepala biro humas pemerintah Provinsi Jawa Barat bukan YouTube anda,” katanya.
Kerja di luar tupoksi
GRIB Jaya melalui juru bicaranya, Razman Arif Nasution, menyinggung Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang dinilai bekerja di luar dari tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) sebagai pamong praja.
Dedi, kata Razman, semestinya tidak turut mencampuri ranah kepolisian dalam kasus penganiayaan dan pembakaran mobil polisi di Harjamukti, Depok, Jawa Barat.
“Anda selaku gubernur diberi kewenangan untuk menata, mengelola pemerintahan di bidang eksekutif, anda tidak boleh masuk ke ranah saat ini, apalagi yudikatif,” kata Razman seperti dikutip dari Youtube Nusantara TV yang tayang pada Sabtu (26/4/2025).
Razman melanjutkan GRIB Jaya menghormati proses hukum dan menegaskan tidak akan mengintervensi kasus yang melibatkan anggotanya tersebut.
Dengan syarat, kasus tersebut ditangani secara transparan dan sesuai hukum yang berlaku.
“Kami tidak akan melindungi anggota kami yang melakukan tindakan kriminal sekecil apapun,” ujarnya.
Razman meminta agar perkembangan kasus tersebut dipublikasikan melalui bagian humas dari kepolisian bukan Dedi Mulyadi.
“Jangan Dedi Mulyadi bicara, anda marah apa, anda siapa? Apa pernah Ormas GRIB menyakiti anda? Apa ada ormas-ormas lain yg membenci anda? Sejak kasus Vina dan Eky saya salah satu tim hukum dari dua orang yang terkait dengan kasus Vina-Eky, anda selalu cuap-cuap,” jelasnya.
Tak ‘lompati pagar’
Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh Ketua DPD GRIB Jaya Jawa Barat, Gabriyel Alexander Etwiorry mengecam aksi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang terlalu berlebihan menangani berbagai permasalahan di Jawa Barat.
Pernyataan ini ditegaskan Gabriyel setelah Dedi Mulyadi menyambangi Polresta Depok untuk mengonfirmasi kasus pembakaran mobil polisi yang dilakukan oknum Ormas GRIB Jaya Depok.
Gabriyel menduga kuat kedatangan Dedi untuk mengintervensi pihak kepolisian.
Ia pun berkomentar keras agar Dedi Mulyadi tidak selalu mencari alat untuk kontennya di media sosial.
“Kembali lah Gubernur ke tupoksinya silakan gubernur membangun Jawa Barat, ngurusi permasalahan di Jawa Barat ini yang seabrek-abrek ya kan, jangan selalu mencari alat buat konten,” ujar Gabriyel di Kantornya di kawasan Grand Taruma Teluk Jambetimur, Karawang, Jawa Barat, dikutip dari ntvtoplines yang tayang di Nusantara TV pada Jumat (25/4/2025).
Dedi Mulyadi, kata Gabriyel, diminta untuk tak ‘melompati pagar’ atau tugasnya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Kasus tersebut biar lah menjadi ranah dari pihak penegak hukum dan jangan untuk diintervensi.
“Jadi, sebagai gubernur aja, jangan lompat pagar. Karena tugas penegakan hukum itu ada di APH (Aparat Penegak Hukum) jadi terkait kasus Depok serahkan saja, kami juga tidak mengintervensi kok, serahkan aja ke pihak kepolisian karena di situ bukan kami membela diri, terbukti kok tidak ada yang ber-KTA GRIB,” katanya.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5202979/original/092496200_1745912464-20250429_115655.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Taman Safari Dukung Upaya Gubernur Jabar Selesaikan Permasalahan Korban Sirkus OCI – Page 3
Pendiri Oriental Circus Indonesia (OCI), Tony Sumampau meluruskan informasi terkait mantan pemain sirkusnya yang tak menerima gaji. Menurut dia, sejak awal bergabung para pemain OCI diperlakukan sebagai bagian dari keluarga besar.
“Ya kalau sudah di OCI kan sudah kayak keluarga besar. Kalau sakit pasti berobat, enggak pernah bilang enggak ada uang. Semua itu sudah terjamin. Pakaian, terus uang saku,” kata dia saat ditemui di bilangan Jakarta Selatan, Kamis 17 April 2025.
Tony mengatakan, kebutuhan dasar seperti pakaian dan uang saku diberikan secara rutin. Menurutnya, meski anak-anak tersebut tidak menerima gaji, mereka tetap memperoleh uang saku mingguan untuk kebutuhan pribadi.
“Tiap minggu juga dikasih. Memang itu tidak diberi gaji, ya. Kita kan dulu juga enggak terima gaji, sama. Masih anak-anak masa terima gaji gitu ya. Tapi uang saku untuk belanja, untuk segala macem, itu selalu ada. Enggak mungkin enggak ada,” ucap dia.
Dia juga menepis anggapan anak-anak dalam asuhannya mengalami kekurangan atau tak terurus.
“Kalau lihat wajahnya aja bisa kelihatan kok, gitu ya. Jadi enggak kurus-kurus, ceking, gitu kan enggak. Semua sehat-sehat,” ucap dia.
Selain kebutuhan pokok, Tony menyebutkan para anggota sirkus juga mendapatkan perhatian pada momen-momen khusus seperti hari raya dan ulang tahun.
“Jadi uang belanja ada, pakaian lengkap, kalau hari raya pasti dapet hadiah, dapet apa. Biasa lah kita. Ulang tahun dirayain ramai-ramai. Itu biasa. Itu kehidupan keluarga besar,” tandas dia.
-
/data/photo/2025/03/26/67e3e27ad2ac7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tanggapi Dedi Mulyadi, Mendikdasmen Bolehkan Wisuda Selama Tak Beratkan Ortu Nasional 29 April 2025
Tanggapi Dedi Mulyadi, Mendikdasmen Bolehkan Wisuda Selama Tak Beratkan Ortu
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menanggapi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Menteri
Pendidikan
Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengatakan wisuda sekolah boleh digelar selama tidak memberatkan orang tua (ortu) siswa.
“Kalau menurut saya begini, sepanjang itu tidak memberatkan dan atas persetujuan orang tua dan murid, ya masa sih tidak boleh gitu kan. Yang penting wisuda itu jangan berlebih-lebihan dan juga jangan dipaksakan,” kata Abdul Mu’ti usai pembukaan Konsolidasi Nasional (Konsolnas) Dikdasmen 2025 di Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia (PPSDM), Kota Depok, Jawa Barat, dilansir
ANTARA
, Selasa (29/4/2025).
Menurut Abdul Mu’ti, kegiatan wisuda dapat dilihat sebagai bagian dari ungkapan kegembiraan, sekaligus syukur atas keberhasilan para murid dalam menyelesaikan
pendidikan
mereka.
Di samping itu, kata dia, kegiatan wisuda juga dapat menjadi media yang efektif untuk menjalin keakraban dan silaturahmi di antara orang tua, murid, dan pihak sekolah, meskipun tidak menutup kemungkinan ada orang tua murid yang tetap tidak dapat hadir saat kegiatan wisuda.
Karena itu Mendikdasmen berpendapat pelaksanaan kegiatan wisuda sebaiknya diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing sekolah.
“Itu kan sebagai tanda gembira dan juga lebih mengakrabkan orang tua dengan sekolah, karena bisa jadi orang tua itu ada yang tidak pernah ke sekolah anaknya sama sekali, hanya ke sekolah ketika anaknya wisuda, itu pun tidak semua orang tua juga datang dengan berbagai alasan,” tutur Mu’ti.
Sebelumnya
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
pada Sabtu (26/4) berdebat dengan seorang remaja yang menyebut baru lulus dari SMAN 1 Cikarang Utara. Dedi dan si remaja berdebat soal pelarangan sekolah menggelar wisuda.
Remaja tersebut mengkritik kebijakan pelarangan wisuda sebab dianggap para siswa akan kehilangan kenangan perpisahan sebelum kelulusan.
Dedi menyatakan dia tidak akan mengubah keputusannya mengenai pelarangan wisuda dan kegiatan perpisahan di luar sekolah.
“Sudah jelas TK, SD, SMP, SMA, tidak boleh ada wisuda, sudah. Kenaikan kelas, kenaikan kelas. Kelulusan, kelulusan,” kata Dedi Mulyadi.
Gubenur Jabar itu mengatakan bagi orang miskin, uang untuk wisuda akan lebih bermanfaat jika digunakan hal lain. Ia juga menambahkan banyak orang tua yang menyambut baik kebijakan penghapusan wisuda untuk anak sekolah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/13/67d21bd3a391b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Bongkar-bongkaran Dana Hibah, Yayasan Eks Wagub Jabar Dapat Rp 45 M Bandung
Bongkar-bongkaran Dana Hibah, Yayasan Eks Wagub Jabar Dapat Rp 45 M
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Kebijakan Pemerintah Provinsi
Jawa Barat
yang melakukan penilaian ulang terhadap penyaluran dana bantuan hibah ke pesantren menjadi sorotan masyarakat.
Keputusan ini diambil oleh Gubernur Jabar,
Dedi Mulyadi
dengan pertimbangan agar distribusi bantuan tersebut dapat lebih merata dan tepat sasaran.
Ia menilai, terjadi penyimpanan penyaluran dana bantuan tersebut, dan cenderung diberikan kepada yayasan yang memiliki akses ke partai politik maupun tokoh politik.
Sedangkan yayasan pesantren yang relatif kecil tidak tersentuh bantuan tersebut.
Dari data yang diperoleh dari Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Jabar, dugaan tersebut memang terhubung dengan yayasan yang memiliki akses politik.
Salah satunya ke yayasan mantan
Wakil Gubernur Jabar
,
Uu Ruzhanul Ulum
yang menerima sekitar Rp 45 miliar bantuan dari
dana hibah
tersebut.
Yayasan tersebut yakni Perguruan Al-Ruzhan milik Uu yang berlokasi di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya.
Kepala Biro Kesra Setda Jabar Andrie Kustria Wardana mengatakan, lembaga pendidikan tersebut telah menerima bantuan hibah dari tahun 2020-2024.
“Terafiliasi, saudara-saudaranya (Uu Ruzhanul),” katanya saat dikonfirmasi
Kompas.com
, Senin (28/4/2025).
Di tahun 2020, SMKS Al-Ruzhan Tasikmalaya mendapat bantuan hibah dari Dinas Pendidikan Jabar sebesar Rp59.400.000 dan SMK Al-Ruz’han Manonjaya sebesar Rp600 juta
Kemudian, pada tahun 2021 nilainya meningkat tajam menjadi Rp10 miliar dari Dinas Perumahan dan Pemukiman Jabar yang diperuntukkan untuk Pembangunan Gedung STAI AlRuzhan sebesar Rp 9.999.980.104,30.
Dana tersebut terbagi atas biaya kontruksi fisik Rp 9.325.280.104,30; biaya perencanaan Rp 178.700.000, biaya pengawasan Rp. 300.000.000, dan Biaya umum Rp 196.000.000.
Lalu pada Tahun 2022 dan 2023 dana hibah dari Biro. kesra Setda Jabar mengalir ke STAI Al-Ruzhan sebesar Rp30 milyar dan Pondok Pesantren Al-Ruzhan sebesar Rp2,5 milyar.
Andrie menyebutkan, dana Rp 30 miliar itu digunakan untuk Persiapan Pekerjaan Pembangunan Gedung Rektorat Gedung Perkuliahan sebesar Rp 5.439.999.000.
Lalu Pekerjaan Struktur pembangunan Gedung Rektorat & Gedung Perkuliahan sebesar Rp 12.702.054.000, Pekerjaan Arsitektur pembangunan gedung rektorat & gedung perkuliahan Rp 8.978.546.000 dan Pekerjaan MEP (melanical elekteical plumbing sebesar Rp 2.879.401.000.
Dia menambahkan, tahun 2024 SMK Al-Ruzhan mendapatkan dana hibah sebesar Rp2 milyar dari Dinas Pendidikan Jabar.
“Tahun Anggaran 2024 dianggarkan di Dinas pendiidkan sebesar Rp 2 miliar,” pungkasnya.
Sementara itu,
Kompas.com
mencoba mengkonfirmasi perihal bantuan tersebut ke Uu Ruzhanul Ulum melalui pesan singkat aplikasi Whatsapp namun belum mendapatkan jawaban.
Tak hanya itu, wartawan pun mencoba menelepon langsung via aplikasi tersebut namun tetap belum mendapatkan respons.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.