Nasib Pilkada Jakarta Menggantung, Potensi Dua Putaran Dinilai Tipis
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro menilai, peluang terjadinya Pilkada Jakarta 2024 dua putaran sangatlah tipis.
Pasalnya, menurut hasil hitung cepat atau
quick count
sejumlah lembaga, perolehan suara pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, melebihi 50 persen.
“Kalau dilihat, sebagian dari lembaga survei memang tipis. Jadi, potensi dua putaran tipis,” ujar Agung saat diwawancarai
Kompas.com,
Kamis (28/11/2024).
Menurut
quick count
Lembaga Survei Indonesia (LSI) misalnya, Pramono-Rano mendapat 50,10 persen suara. Sementara, paslon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono mendapat 39,29 persen, dan paslon nomor urut 2 Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh 10,61 persen.
Lalu, menurut
quick count
Charta Politika, Pramono-Rano meraih 50,15 persen, Ridwan-Suswono 39,25 persen, sedangkan Dharma-Kun 10,60 persen.
Namun, menurut
quick count
Litbang Kompas, Pramono-Rano memperoleh suara 49,49 persen, Ridwan-Suswono 40,02 persen, dan Dharma-Kun 10,49 persen.
Tak berbeda jauh,
quick count
Indikator Politik Indonesia memperlihatkan, perolehan suara Pramono-Rano sebesar 49,87 persen, Ridwan-Suswono 39,53 persen, dan Dharma-Kun 10,61 persen.
Agung bilang, untuk dinyatakan menang dalam satu putaran, paslon gubernur dan wakil gubernur Jakarta harus mendapat suara 50 persen plus satu.
“Di Pilkada Jakarta ada aturan kan, jika tidak ada yang mencapai 50 persen plus satu, maka yang terjadi akan dua putaran,” terang Agung.
Namun, dengan beragamnya hasil
quick count
, belum bisa dipastikan apakah Pilkada Jakarta akan digelar satu atau dua putaran.
“Saya tidak bisa menyimpulkan satu atau dua putaran karena masih di rentang
margin of error.
Tendensinya ada arah satu putaran, ada arah dua putaran, jadi tidak bisa disimplifikasikan salah satunya,” terang Agung.
Oleh sebab itu, Agung menyarankan publik bersabar menunggu hasil resmi pilkada dari Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Ridwan Kamil
-
/data/photo/2024/09/02/66d51cb82a453.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Nasib Pilkada Jakarta Menggantung, Potensi Dua Putaran Dinilai Tipis
-

Menebak Karir Politik Ridwan Kamil Jika Kalah di Jakarta
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pengamat politik Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) Dimas Oky Nugroho bicara tentang kekalahan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, Ridwan Kamil – Suswono di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Jika hasil quick count dari beberapa Lembaga survey sama dengan pengumuman resmi KPU bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono kalah dari pasangan Pramono Anung-Rano Karno, makka bukan tidak mungkin pemerintahan Prabowo-Gibran memikirkan bagaimana prospek Ridwan Kamil sebagai seorang teknokrat yang sesungguhnya memiliki potensi untuk bisa memberikan karya terbaiknya bagi Indonesia ke depan.
“Di luar sebagai gubernur, tentunya dia (Ridwan Kamil) masih cukup layak kok berada di pemerintahan,” kata Dimas Oky Nugroho dalam keterangannya, dilansir pada Jumat (29/11/2024).
Lebih jauh, jika hasil itu benar adanya, Dimas Oky Nugroho menyarankan ada sebuah kebijaksanaan dari seluruh kekuatan-kekuatan politik yang ada untuk legowo dan berbesar hati bahwa memang Pramono Anung dan Rano Karno menjadi pemenang dalam Pilkada Jakarta.
“Kita harapkan Ridwan Kamil dan Suswono dan para pendukungnya itu bisa berbesar hati untuk menerima kenyataan politik, dan lalu kemudian katakanlah, sosok seperti Ridwan Kamil ini kan tentunya memiliki potensi besar juga yang bisa berkontribusi untuk negara,” jelasnya.
Menurutnya, sebaiknya ada kesadaran bersama untuk bisa move on, bisa bergerak, dan kemudian bisa mengunci Pilkada Jakarta ini satu putaran.
“Saya pikir ini sebuah kebesaran dan kenegaraan yang luar biasa bagi semua pihak. Tinggal memang memikirkan bagaimana langkah-langkah ke depan,” katany.
-
/data/photo/2024/11/22/67405262cdcee.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta, Anies: Ini Bukan Rekayasa, tapi Karunia Tuhan Megapolitan 29 November 2024
Dukung Pramono-Rano di Pilkada Jakarta, Anies: Ini Bukan Rekayasa, tapi Karunia Tuhan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Gubernur Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan menyebut, dukungannya untuk pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno, tak direkayasa.
Anies bilang, dirinya mendukung Pramono-Rano karena ingin menjaga Jakarta dengan memilih pemimpin yang mengerti akan permasalahan di kota ini.
“Ini semua adalah karunia Tuhan, bukan sesuatu yang saya reka, bukan. Ini adalah sesuatu karunia, yang saya ingin menjaga ini sebaik-baiknya, ” ujar Anies dalam program
Rosi
di
Kompas TV
, dikutip Jumat (29/11/2024).
Anies lantas menyinggung pencapaiannya sebagai gubernur periode 2017-2022 merupakan hasil kerja keras dan komitmen pribadinya untuk melayani warga Jakarta.
Dia mengaku tidak pernah mempermasalahkan pandangan warga tentang dirinya, apakah mereka suka atau tidak. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bilang hanya fokus untuk membuat Jakarta lebih baik lagi.
“Saya merasa punya tanggung jawab untuk ikut di dalam penyampaian aspirasi-aspirasi warga Jakarta,” kata dia.
Selain itu, menurut Anies, kemenangan yang diraih pasangan Pramono-Rano menurut hasil
quick count
atau hitung cepat sejumlah lembaga bukan berkat dirinya.
Anies bilang, hal itu karena sosok Pramono-Rano yang memang cocok memimpin Jakarta, dibandingkan paslon lainnya.
“Hasil
polling
-nya sudah ada di situ. Sudah jelas bahwa yang menang adalah Pramono dan Rano Karno, itulah pemenang Pilkada,” ucap Anies.
Sebagai informasi, pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur (cagub-cawagub) Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno meraih 49,49 persen dalam hitung cepat (
quick count
) Litbang Kompas dengan data masuk mencapai 100 persen, Rabu (27/11/2024) pukul 18.18 WIB.
Sementara itu, pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono, mendapatkan 40,02 persen suara.
Kemudian, pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapatkan 10,49 persen suara.
Perolehan suara tersebut didapat dari penghitungan yang masuk total 400 TPS sampel di Jakarta.
Quick count
Litbang Kompas pada Pilkada Jakarta 2024 menggunakan metode sistematik
random sampling
dan memiliki
sampling error
sebesar persen ± 1 persen.
Quick count
ini dibiayai sepenuhnya oleh harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara). Hasil
quick count
ini bukanlah hasil resmi.
Hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (28/11/ 2024) hingga Senin (16/12/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/27/6746710d9ed39.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
"Turun Gunung" di Pilkada Jakarta, Anies Bantah Ingin Ambil Panggung Pramono-Rano Megapolitan 29 November 2024
“Turun Gunung” di Pilkada Jakarta, Anies Bantah Ingin Ambil Panggung Pramono-Rano
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan gubernur Jakarta
Anies Baswedan
menegaskan, keikutsertaannya dalam
Pilkada Jakarta 2024
bukanlah untuk merebut panggung dari pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.
“Sama sekali tidak (ingin ambil panggung
Pramono-Rano
). Ini adalah tentang pemilihan figur gubernur dan wakil gubernur Jakarta,” ujar Anies dalam program Rosi di Kompas TV, dikutip Jumat (29/11/2024).
Anies bersyukur dengan hasil sementara pada Pilkada Jakarta 2024 yang menunjukan pasangan Pramono-Rano memperoleh suara terbanyak.
Dia merasa memiliki tujuan yang sama dengan para warga, yaitu membuat Jakarta lebih baik lagi di tangan Pramono-Rano.
“Saya bersyukur sekali bahwa ternyata yang saya pilih, itu juga dipilih rakyat Jakarta,” kata dia.
Selain itu, Kemenangan sementara yang diraih pasangan Pramono-Rano bukan dikarenakan dirinya
Melainkan, karena sosok keduanya yang dinilai sesuai untuk Jakarta dibandingkan paslon lainnya.
“Hasil
polling
-nya sudah ada di situ. Sudah jelas bahwa yang menang adalah Pramono dan Rano Karno, itulah pemenang Pilkada,” ucap Anies.
Berdasarkan hitung cepat (
quick count
) Litbang Kompas pasangan Pramono-Rano meraih 49,49 persen.
Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono, mendapatkan 40,02 persen suara.
Sedangkan, pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapatkan 10,49 persen suara.
Perolehan suara tersebut diperoleh dari penghitungan yang masuk dari total 400 TPS sampel di Jakarta.
Hitung cepat Litbang Kompas dalam Pilkada Jakarta 2024 menggunakan metode sistematik
random sampling
dan memiliki
margin of error
kurang lebih 1 persen.
Hitung cepat ini dibiayai sepenuhnya oleh Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara).
Hasil hitung cepat ini bukanlah hasil resmi. Hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis hingga Senin (16/12/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Proses Hitung Suara Sedang di Kecamatan, Jangan Klaim Menang Satu Putaran
GELORA.CO – Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil (RK) – Suswono (RIDO) mengharapkan masyarakat untuk menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta terkait pemungutan suara Pilkada Jakarta 2024.
“Jadi, yang berhak menyampaikan secara resmi bukan paslon, tetapi KPU. Jadi, mari kita bersabar menunggu proses perhitungannya, yang sudah mulai dilakukan di kecamatan dan rencananya akan berlangsung selama enam hari. Selama itu Insya Allah sudah akan ketahuan,” tutur Sekretaris Tim Kemenangan Pasangan RIDO, Basri Baco di Jakarta, Kamis (28/11/2024).
Basri Baco mengatakan, jangan sampai salah satu paslon dari Pilkada Jakarta mengklaim pemenang di Jakarta. Ia berharap semua pihak agar menaati aturan sesuai dengan keputusan KPU DKI Jakarta.
Sekretaris DPD Golkar DKI Jakarta itu tak menampik setiap tim pasangan calon pasti memiliki tim untuk mengetahui lebih awal hasil suara yang masuk. Namun, pasti tak lepas dari margin of error.
Kendati demikian, dia berharap jangan sampai adanya pihak-pihak atau tim paslon lain mengklaim Pilkada Jakarta sudah selesai dan dimenangkan dalam satu putaran, sehingga dapat menggiring opini masyarakat.
“Kami perlu merumuskan apa yang disebut dengan hitung cepat (quick count) atau ‘real count’ bukanlah perangkat resmi perhitungan suara karena masih ada potensi kesalahan, misalnya salah input, salah data, salah dokumen,” ujar Basri Baco.
Berdasarkan undang-undang, tambah dia yang menjadi acuan resmi adalah rekapitulasi berjenjang yang dilakukan di KPU mulai dari TPS, kelurahan, kecamatan, kota hingga provinsi.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta meminta warga bersabar untuk menunggu proses hitung suara Pilkada Jakarta 2024 rampung pada 16 Desember mendatang.
“Harap bersabar. Kami masih menunggu rekapitulasi yang dimulai hari ini. Batas akhirnya kami belum pleno, tetapi paling lambat diputuskan 16 Desember 2024,” kata Ketua KPU DKI Jakarta Wahyu Dinata.
Saat ini, tahapan rekapitulasi perhitungan perolehan suara masuk tingkat kecamatan, kemudian dilanjutkan di tingkat kabupaten/kota hingga provinsi.
Wahyu mengatakan KPU DKI Jakarta akan mengawal ketat proses rekapitulasi suara tersebut.
Kemudian, menanggapi adanya pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur tertentu yang sudah mengklaim perolehan suara mereka, KPU DKI menyatakan ini sebagai hak paslon.
“Hasil yang diumumkan pasangan calon tertentu, itu hak pasangan calon untuk menyampaikan informasi yang mereka punya. Tetapi, kami tetap berpegang bahwa hasil resmi itu yang dikeluarkan oleh KPU,” ujar Wahyu.
-
Tim Ridwan Kamil Curigai Ada Kecurangan Pemilu, Ini Sanksi Hukumnya Jika Benar
Tim Ridwan Kamil Curigai Ada Kecurangan Pemilu, Ini Sanksi Hukumnya Jika Benar
-

Analisis Poltracking soal Dharma-Kun Raih 10% Suara di Quick Count
Jakarta –
Poltracking Indonesia mengungkap bahwa kenaikan suara Dharma Pongrekun-Kun Wardana di Pilgub Jakarta 2024 dipengaruhi oleh peralihan dukungan dari pemilih Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono Anung-Rano Karno. Data Poltracking menunjukkan Dharma-Kun berhasil menarik pemilih alternatif.
Direktur Poltracking Indonesia, Masduri Amrawi, menjelaskan bahwa raihan signifikan suara Dharma-Kun berasal dari limpahan elektoral pemilih non-muslim yang sebelumnya dukung RK-Suswono dan Pramono-Rano. Menurutnya, Dharma-Kun menjadi muara elektoral dari dua kubu yang tampil dengan spektrum politik berbeda.
“Raihan suara 10% Dharma-Kun di Pilgub Jakarta 2024 merupakan hasil limpahan elektoral dari simpul pemilih non-muslim yang sebelumnya mendukung Ridwan Kamil-Suswono dan Pram-Rano,” kata Masduri dalam keterangannya, Kamis (28/11/2024).
Berdasarkan survei Poltracking di bulan November, sebanyak 60,5% pemilih non-muslim memberikan suara kepada Pramono-Rano, dan 23,7% memilih RK-Suswono. Dinamika peralihan elektoral terjadi seketika usai RK-Suswono dan Pramono-Rano meraih dukungan jelang hari pencoblosan.
Sementara, Poltracking mencatat bahwa residu polarisasi Pilgub Jakarta 2017 masih memberikan dampak terhadap Pilgub Jakarta 2024. Polarisasi ini menciptakan kondisi kontraproduktif bagi para kandidat yang terasosiasi dengan kelompok tertentu.
Masduri menyebut RK-Suswono mengalami penurunan dukungan dari pemilih non-muslim akibat persepsi publik terhadap dukungan FPI ke pasangan tersebut. Menurutnya, peralihan suara ini menunjukkan bahwa isu-isu politik identitas masih memainkan peran besar dalam dinamika elektoral Jakarta.
Sementara itu, pasangan Pramono-Rano juga menghadapi tantangan besar. Masduri mengatakan banyak pemilih non-muslim pasangan nomor urut 3 itu beralih ke Dharma-Kun akibat bergabungnya Anies Baswedan, yang dinilai sebagian pemilih sebagai tokoh yang membawa beban polarisasi politik dari pilgub sebelumnya.
“Di sisi lain, banyaknya pemilih non-muslim Pram-Rano beralih pilihan dikarenakan bergabungnya Anies Baswedan,” ujarnya.
“Pasangan Dharma-Kun dinilai tidak terikat pada dampak polarisasi Pilgub Jakarta 2017, sehingga lebih diterima oleh pemilih yang lelah dengan politik identitas,” imbuhnya.
Poltracking Indonesia juga mencatat pemilih Jakarta semakin rasional dan mencari kandidat yang tidak terasosiasi pada narasi identitas. Hal ini menjadi sinyal bahwa pemilih Jakarta menginginkan perubahan dalam cara politik dijalankan di ibu kota.
(fas/fas)
/data/photo/2024/11/27/674708d579a56.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

