Tag: Retno Lestari Priansari Marsudi

  • Indonesia Kini Punya Asosiasi Antariksa, Ini Tugas-tugasnya

    Indonesia Kini Punya Asosiasi Antariksa, Ini Tugas-tugasnya

    Jakarta

    Sejak didirikan 21 Januari 2025, Asosiasi Antariksa Indonesia (ARIKSA) menjadi wadah bagi para pelaku, pakar, profesional, dan pemerhati dunia antariksa, berkolaborasi mengembangkan industri antariksa Tanah Air.

    Kehadiran asosiasi antariksa ini sekaligus memperkuat posisi dan peran strategis Indonesia di industri antariksa internasional. Pendirian ARIKSA dilandasi visi besar untuk mendukung kemajuan industri antariksa nasional sehingga Indonesia menjadi salah satu pemain utama di dunia internasional.

    Pendiri dan Ketua Umum ARIKSA Adi Rahman Adiwoso memperkenalkan asosiasi ini beserta jajaran kepengurusannya saat membuka diskusi panel bertajuk ‘Antariksa: Urgensi dan Relevansi untuk Indonesia’, di The Residence Onfive, Grand Hyatt, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    (kika) Adi Rahman Adiwoso Ketum ARIKSA & CEO PSN, Tatacipta Dirgantara Rektor ITB, Marsma TNI Dr. Penny Rajendra Anggota Dewan Pembina ARIKSA, Sofyan A. Djalil Anggota Dewan Pengawas ARIKSA, Laksana Tri Handoko Kepala BRIN, Stella Christie Wamen Dikti Saintek, Nia Asmady Space Technology Manager PSN (moderator). Foto: Rachmatunnisa/detikINET

    “Rencana kerja jangka Panjang ARIKSA adalah mewujudkan visi dan misi asosiasi dengan menciptakan ekosistem yang kondusif dalam menunjang industri keantariksaan,” sebutnya.

    Selain Adi Rahman yang juga merupakan CEO PT Pasifik Satelit Nusantara, jajaran pendiri dan dewan pengurus ARIKSA juga diisi oleh pengusaha muda nasional Aryo PS Djojohadikusumo serta David Fernando Audy.

    Pendirian ARIKSA turut disaksikan Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI), Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra, serta Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Robertus Heru Triharjanto.

    Nama-nama lain yang tak asing di industri ini juga terlihat dalam daftar susunan organisasi ARIKSA 2025-2029, antara lain Menteri Komunikasi dan Informatika ke-5 Rudiantara sebagai Ketua Dewan Pembina, dan Menteri Luar Negeri ke-17 Retno Marsudi sebagai anggota Dewan Pengawas.

    Menyadari usia ARIKSA yang masih seumur jagung, salah satu rencana kerja jangka pendek ARIKSA adalah gencar melakukan sosialisasi tentang organisasi ini, termasuk menggelar diskusi panel yang berlangsung hari ini.

    “Tahap awal rencana kerja jangka pendek ARIKSA meliputi, satu, memperkenalkan ARIKSA kepada publik yang meliputi para pemangku kepentingan nasional hingga pihak-pihak internasional,” kata Adi.

    Berikut adalah Rencana Kerja Jangka Pendek ARIKSA:

    Perkenalan asosiasi kepada publikMendorong penyusunan dan pengesahan kebijakan keantariksaanMencanangkan program pemberdayaan SDM antariksa nasionalMewujudkan kolaborasi peluncuran roket di IndonesiaMendukung percepatan pendirian bandara antariksa dan kapabilitas manufaktur satelit di Indonesia.

    Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, kata Adi, ARIKSA memiliki tiga komite utama yaitu Komite Teknologi dan Industri, Komite Regulasi, dan Komite Pengamanan SDM. Masing-masing dai tugas komite dijabarkan di bawah ini.

    Komite Teknologi dan Industri, mendorong penguatan teknologi dan industry keantariksaan melalui riset, pengembangan, dan kolaborasi ekosistem dari hulu ke hilir.

    “Tujuan utamanya adalah mendorong terbangunnya ekosistem antariksa yang mandiri di mana Indonesia memiliki rantai antariksa yang lebih mulai dari dulu sampai kini,” Adi menjelaskan.

    Komite Regulasi, mengadvokasi suara dan aspirasi pelaku industri kepada regulator keantariksaan dalam rangka penyusunan serta kebijakan yang mendukung ekosistem antariksa nasional.

    “Komite ini berperan sebagai pengumpu antara industri dan regulator dengan harapan dapat mendorong pelaksanaan space policy,” kata Adi.

    Komite pengembangan SDM, mendorong pengembangan sumber daya manusia yang unggul dan kompeten guna memperkuat ekosistem serta mendukung pertumbuhan industri keantariksaan nasional.

    “Ini salah satu yang paling penting. Upaya pengembangan tidak hanya menyasar ke level akademik, tapi mulai dari pendidikan menengah hingga perguruan tinggi. Komite diharapkan juga dapat membuat program pelatihan, mendukung partisipasi kompetisi keantariksaan lokal maupun internasional, serta peningkatan kapasitas SDM Indonesia,” urainya.

    Berikut adalah susunan kepengurusan ARIKSA periode 2025-2029.

    Susunan Organisasi ARIKSA 2025-2029

    Dewan Pengurus

    Ketua Umum ARIKSA

    Adi Rahman Adiwoso (Direktur Utama PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Sekretaris Jenderal

    Aryo PS Djojohadikusumo (WKU Bidang ESDM Kadin)

    Wasekjen dan Ketua Harian

    Sigit Jatiputro (General Manager PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Bendahara Umum

    David Fernando Audy (Direktur Dian Swastika Sentosa, Sinar Mas Group)

    Wakil Bendahara Umum

    Anggarini Surjaatmadja (Direktur Strategi dan Korporasi PT Pasifik Satelit Nusantara)

    Juru Bicara

    Ann Cammaro (Founder & CEO Antarexxa)

    Dewan Pembina

    Ketua

    Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informatika ke-5)

    Anggota

    Stella Christie (Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi)Tatacipta Dirgantara (Rektor ITB)lda Bagus Rahmadi Supancana (Profesor Hukum Antariksa Universitas Atmajaya)Marsekal Pertama TNI Dr Penny Radjendra (Ketua National Air and Space Power Centre Indonesia)Robertus Heru Triharjanto (Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN)Rokhis Khomarudin (Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN)Polana B. Pramesti (Direktur Utama AirNav Indonesia Periode 2022-2025).

    Dewan Pengawas

    Ketua

    Burhanuddin Abdullah (Gubernur Bank Indonesia ke-12)

    Anggota

    Sofyan Djalil (Menteri Komunikasi dan Informatika ke-2)Retno L.P Marsudi (Menteri Luar Negeri ke-17)Erna Sri Adiningsih (Kepala ORPA BRIN 2021-2022, Sestama LAPAN 2018-2021)Dwi Badarmanto (Purnawirawan perwira tinggi TNI Angkatan Udara)Willawati (Pendiri Rumah Produksi Film Kaninga Picture).

    (rns/afr)

  • Indonesia Bisa Jembatani Penyelesaian Perang Thailand-Kamboja Jika Dapat Mandat ASEAN
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        27 Juli 2025

    Indonesia Bisa Jembatani Penyelesaian Perang Thailand-Kamboja Jika Dapat Mandat ASEAN Nasional 27 Juli 2025

    Indonesia Bisa Jembatani Penyelesaian Perang Thailand-Kamboja Jika Dapat Mandat ASEAN
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Guru Besar Hukum Internasional Universitas
    Indonesia
    ,
    Hikmahanto Juwana
    menilai Indonesia berpeluang menjadi jembatan perdamaian dalam perang antara
    Thailand
    dan
    Kamboja
    , asalkan mendapatkan mandat dari Ketua
    ASEAN
    saat ini, yaitu Malaysia.
    Menurut Hikmahanto, secara mekanisme ASEAN, permintaan untuk melakukan mediasi harus datang dari pihak yang berkonflik dan disampaikan kepada Ketua ASEAN. Mandat ini dapat diberikan kepada negara anggota lain, termasuk Indonesia.
    “Bisa saja (Indonesia jadi jembatan perdamaian Thailand-Kamboja) asalkan dapat pendelegasian dari Ketua ASEAN,” kata Hikmahanto kepada
    Kompas.com
    , Minggu (27/7/2025).
    Hikmahanto juga mengingatkan bahwa Indonesia pernah memainkan peran serupa saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjabat sebagai Presiden sekaligus Ketua ASEAN.
    Kala itu, SBY memediasi konflik antara Thailand dan Kamboja pada 2011.
    “Ya, Pak SBY pernah. Tapi waktu itu SBY sebagai Ketua ASEAN,” ungkap Hikmahanto.
    Namun, situasi saat ini berbeda karena posisi Ketua ASEAN dipegang oleh Malaysia.
    Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim saat ini disebut sedang mencoba melakukan mediasi.
    Menurut Hikmahanto, jika upaya Anwar tidak membuahkan hasil, barulah ia dapat menunjuk kepala pemerintahan lain di ASEAN, termasuk Presiden Indonesia, untuk mengambil alih proses mediasi.
    Selain itu, Anwar juga memiliki opsi menunjuk sosok mediator non-pemerintah, seperti tokoh diplomasi Indonesia.
    “Pak Anwar bisa juga minta mediator yang bukan kepala pemerintahan. Misalnya menunjuk Pak JK (Jusuf Kalla), Pak Hasan Wirajuda, Pak Marty (Marty Natalegawa), bahkan Ibu Retno (eks Menlu RI, Retno Marsudi),” kata Hikmahanto.
    Diketahui sebelumnya, sejumlah pihak di dalam negeri mendorong agar Indonesia mengambil peran sebagai penengah konflik menyusul ketegangan terbaru antara Thailand dan Kamboja terkait sengketa wilayah perbatasan.
    Salah satu dorongan itu datang dari DPR sebagaimana diungkapkan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad.
    Dasco menilai bahwa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan kedua negara tersebut dan karenanya memiliki posisi yang strategis untuk bertindak sebagai penengah.
    “Untuk urusan Kamboja dan Thailand, saya pikir hubungan Indonesia terhadap dua negara itu cukup baik. Mudah-mudahan Kementerian Luar Negeri maupun Presiden Indonesia juga bisa menjembatani agar hubungan kedua negara itu akan tetap baik,” kata Dasco di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/7/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bukan Beras, Ketahanan Pangan Takkan Bisa Terwujud Tanpa Ini

    Bukan Beras, Ketahanan Pangan Takkan Bisa Terwujud Tanpa Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi, menyoroti persoalan air dalam kaitannya dengan ketahanan pangan dunia. Dia menekankan bahwa air memegang peran penting dalam sistem pangan dan pertanian.

    “Pada saat kita berbicara mengenai ketahanan pangan, maka tidak dapat dihindari bahwa kita harus berbicara terlebih dahulu mengenai ketahanan air. Karena nexusnya (hubungannya) sangat dekat,” kata Retno dalam KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

    Retno memaparkan data, 72% air tawar dunia digunakan untuk pertanian. Ia juga mencontohkan besarnya konsumsi air untuk produksi pangan.

    “Pada saat kita makan nasi, 1 kilo gram (kg) beras memerlukan 2.500 liter air dalam setahun, dan untuk 1 kg jagung diperlukan 900 liter air. Dengan kata lain, diperlukan air yang sangat banyak untuk memproduksi pangan,” jelasnya.

    Dengan kebutuhan yang begitu besar, ia pun mempertanyakan kesiapan dunia dalam menyediakan air.

    “Nah, pada saat kita tahu bahwa ketergantungan pangan terhadap air begitu besar, pertanyaannya adalah bagaimana kondisi air dunia saat ini? sehingga dapat memberikan dukungan terhadap upaya para pemerintah dunia mengenai ketahanan pangan,” ucap dia.

    Retno menyayangkan, dunia saat ini tengah menghadapi krisis air.

    “It is very unfortunate bahwa dunia saat ini sedang menghadapi krisis air. Tantangan terbesar ada tiga, kebanyakan air jadi banjir, terlalu sedikit jadi kekeringan, dan terlalu politik. Ini adalah tiga tantangan terbesar air yang dihadapi oleh dunia,” terang Retno.

    Ia mengungkapkan, satu dari empat orang di dunia sudah menghadapi kekeringan atau kekurangan air.

    “Pada 2050 nanti, perkiraan para saintis mengatakan bahwa kekeringan diperkirakan akan berdampak terhadap 3/4 penduduk dunia. Itu sangat banyak,” sambungnya.

    Selain itu, penduduk dunia juga diperkirakan akan melonjak menjadi 10 miliar pada tahun 2050.

    “Dan di tahun 2050 juga, penduduk dunia diperkirakan akan menjadi 10 miliar, kebutuhan pangan akan meningkat 50%, kebutuhan fresh water akan meningkat 30%. Perubahan iklim memperburuk semua tantangan yang dihadapi oleh air saat ini,” tuturnya.

    Di sisi lain, Retno juga menyoroti tantangan dalam pembangunan infrastruktur air. Katanya, menurut data Bank Dunia, kantong pemerintah untuk mendanai infrastruktur air hanya 1,2% dari total belanja publik. Sementara dari sumber pendanaan yang selama ini terjadi untuk infrastruktur air, 90% masih dikeluarkan dari dana pemerintah, dan partisipasi swasta untuk membangun infrastruktur air baru 2%.

    Ia menyebut perlunya kolaborasi dan kemitraan untuk menjawab tantangan ini.

    “Jadi dengan gambaran ini kita juga tahu bahwa ada tantangan dari sisi financing, supporting financing karena begitu dominannya uang pemerintah, padahal uang pemerintah juga terbatas. Oleh karena itu, selanjutnya yang kita bahas antara lain di dalam konferensi PBB mengenai air adalah bagaimana sebuah kemitraan ini bisa dapat terwujud untuk mendukung ketahanan air,” jelasnya.

    Retno pun mengajak semua pihak untuk bertindak tegas.

    “Pertanyaannya adalah, apa yang dapat kita lakukan saat ini? Pertama, business as usual sudah tidak mungkin kita lakukan lagi. Kita harus bertindak tegas. Karena produksi pangan tergantung air, maka pendekatan yang seimbang antara air dan pangan harus diambil,” kata dia.

    Ia mendorong transformasi sistem pangan. Di mana percepatan transformasi sistem agri-food diperlukan, sehingga menjadi lebih efisien, lebih inklusif, lebih resilient, dan lebih sustainable.

    Poin yang kedua, Retno menilai perlu penerapan prinsip produce more with less, yaitu menghasilkan lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit. Dalam konteks pertanian, hal ini berarti mendorong peningkatan hasil panen atau yield dengan penggunaan air yang lebih efisien. Tujuannya agar produktivitas tetap tinggi tanpa membebani ketersediaan air yang semakin terbatas.

    Dia menegaskan, pendekatan berbasis air harus jadi inti sistem pangan.

    “Karena tadi, 72% fresh water dunia terserap untuk agriculture. Artinya kita harus menerapkan integrated water resources management approaches dan juga solusi inovatif lainnya,” ujarnya.

    “Maka pendekatan responsif air memang mau tidak mau harus diletakkan di jantung sistem pertanian dan pangan. Itu memang tidak bisa diingkari dan sebuah political will sangat diperlukan, koordinasi lintas sektoral, koherensi kebijakan di semua tingkatan dan sebagainya,” imbuh dia.

    Retno juga menekankan pentingnya data yang akurat. Sehingga keputusan yang diambil baik di sektor air maupun di sektor pertanian dapat diambil dengan tepat.

    “Karena kita tidak dapat merespon dengan baik kalau data yang kita miliki tidak benar. Disitulah teknologi diperlukan, AI diperlukan, dan sebagainya,” pungkasnya.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Gawat! Nyaris 10% Penduduk Dunia Kelaparan

    Gawat! Nyaris 10% Penduduk Dunia Kelaparan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan Menteri Luar Negeri RI, yang kini menjabat sebagai Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Retno Marsudi mengungkap fakta mengejutkan terkait kondisi pangan global. Ia menyebut, hampir 10% atau tepatnya 9,1% penduduk dunia saat ini mengalami kelaparan.

    “9,1% atau hampir 10% penduduk dunia mengalami kelaparan,” ungkap Retno dalam KAGAMA Leaders Forum di Kantor Berita RRI, Jakarta, Kamis (17/7/2025).

    Ia menjelaskan, angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2019 yang saat itu masih berada di angka 7,5%.

    Retno mengaitkan masalah kelaparan ini dengan target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin nomor 2 yaitu Zero Hunger.

    “Kita bicara pangan, saya tidak dapat melepaskan diri dari konteks Sustainable Development Goals atau SDGs. Pangan terkait dengan SDGs nomor 2 yaitu Zero Hunger, tanpa kelaparan. Yang intinya adalah mencoba mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta mempromosikan pertanian yang berkelanjutan. Jadi pertanian pun harus berkelanjutan,” jelasnya.

    Namun, dengan tenggat waktu pencapaian SDGs yang semakin dekat, ia mengingatkan bahwa capaian global masih jauh dari harapan.

    “Pada saat kita bicara SDGs 2030 berarti kita hanya memiliki 5 tahun untuk mencapai tujuan dari target SDGs. Pertanyaannya, di mana kita sekarang? Hanya tinggal 5 tahun untuk SDGs-nya secara keseluruhan,” ucap dia.

    “Data mengatakan kita baru mencapai 17% dari tujuan yang pada tingkat sesuai jalur. PR-nya masih sangat banyak,” kata Retno.

    Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa bukan hanya kelaparan yang menjadi masalah, tetapi juga akses terhadap makanan sehat.

    “2,8 miliar orang di dunia tidak dapat memperoleh makanan sehat,” ungkapnya.

    Menurut Retno, kondisi ini diperparah oleh menurunnya semangat kerja sama internasional dan pergeseran fokus global ke sektor pertahanan.

    “Situasi saat ini.. di mana dunia, semangat kerjasama yang ada di dunia semakin lama semakin menipis. Kita lihat, 2 minggu yang lalu NATO Summit memutuskan meningkatkan 5% dari PDB untuk masalah defense,” ujarnya.

    “Dan pergeseran prioritas ini tentunya juga menyebabkan ruang untuk melakukan kerjasama pembangunan dengan negara lain juga semakin kecil,” imbuh dia.

    Retno juga menyoroti realisasi bantuan internasional dari negara maju kepada negara berkembang yang terus menurun.

    “Kalau kita bicara mengenai official development assistance (bantuan pembangunan resmi), kerjasama yang biasanya diberikan negara maju kepada negara berkembang, perkembangannya hanya separuh komitmen yang dapat dipenuhi,” jelas Retno.

    Ia bahkan menyebut Amerika Serikat sudah menghentikan seluruh bantuan luar negerinya. “Sekarang kita melihat Amerika Serikat dengan segala dinamikanya sudah menghentikan semua bantuan internasional,” lanjutnya.

    Situasi ini, menurut Retno, menjadi tantangan besar dalam upaya dunia untuk mencapai target bebas kelaparan dan memperkuat ketahanan pangan secara global.

    (wia)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anies Singgung Presiden Selalu Absen di Forum PBB, Sindir Jokowi?

    Anies Singgung Presiden Selalu Absen di Forum PBB, Sindir Jokowi?

    GELORA.CO – Calon presiden (capres) 2024 sekaligus Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan menyentil, pemerintahan Indonesia yang tidak hadir di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Meski tidak menyebut nama, namun pidato Anies tersebut jelas ditujukan kepada Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    Hal itu karena Jokowi selama 10 tahun masa pemerintahannya selalu absen dalam Sidang Majelis Umum PBB di New York. Anies pun dengan lugas menyentil presiden yang tak pernah hadir dan selalu diwakilkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Lestari Priansari Marsudi.

    “Bapak Ibu sekalian, bertahun-tahun Indonesia absen di pertemuan PBB. Kepala negara tidak muncul. Selalu Menteri Luar Negeri. Ini Bapak Ibu sekalian, kalau kita tidak aktif di dunia internasional,” kata Anies saat berpidato dalam Rapimnas Ormas Gerakan Rakyat di Jakarta Pusat, Ahad (13/7/2025).

    “Itu seperti begini. Kita warga kampung. Ukuran kampungnya nomor empat terbesar. Ukuran rumahnya nomor empat terbesar di RT itu. Tapi kalau rapat kampung kita tidak pernah datang. Cuman kita bayar iuran jalan terus. Ingin rame juga tidak taat di kampung,” ucap Anies melanjutkan.

    Dia heran, mengapa 10 tahun terakhir, presiden RI tak pernah menghadiri Sidang Majelis Umum PBB yang merupakan salah satu forum terpenting di dunia. Anies pun mendukung pemerintah RI semakin aktif di perpolitikan luar negeri agar kehadiran Indonesia dirasakan negara lain.

    “Cuman begitu rapat warga kita tidak datang. Padahal ukuran rumah kita nomor empat terbesar di kampung itu. Sudah saatnya kita tidak lagi pasif. Sudah saatnya kita ambil posisi yang proaktif,” kata Anies.

    Dia menyebut, kekuatan Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar nomor empat di dunia. Karena itu, Anies menyayangkan, mengapa pemerintah RI sebelumnya tak pernah menghadiri forum PBB.

    “Bagaimana dengan masa depan kita? Indonesia memiliki penduduk yang luar biasa besar. Dan konsekuensi dari besarnya penduduk Indonesia. Pasar kita menjadi pasar yang sangat menarik. Bagi siapa? Bagi siapa pun juga. Jangan sampai yang tertarik pada Indonesia justru dunia internasional,” kata mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.

    Ketika dicegat wartawan terkait pidatonya, Anies menjelaskan, Indonesia bisa berperan besar dalam percaturan geopolitik dunia. Sayangnya, peluang itu tidak diambil karena presiden pasif dalam bidang luar negeri.

    “Jadi ada tantangan besar soal lingkungan hidup. Ini adalah masalah kemanusiaan dan Indonesia bisa ambil peran di situ. Lalu yang kedua, ketegangan-ketegangan akibat konflik yang bermunculan di beberapa wilayah. Akhir-akhir ini muncul di Timur Tengah,” kata Anies.

    Dia menerangkan, saat ini, selain perang, dunia juga diliputi ketegangan akibat kebijakan ekonomi dan perdagangan. Yang terpenting, menurut Anies, Indonesia wajib terlibat aktif dalam mendukung perjuangan Palestina melawan penindasan Israel.

    “Nah, kita di Indonesia bisa ikut ambil peran di situ. Tentu pemerintah harus merumuskan, bisa ambil peran aktif. Dan tadi pesan dari Ibu Dina (pemateri) menarik. Bahwa sikap Indonesia di dalam perjuangan Palestina harus diterjemahkan. Menjadi langkah-langkah konkret,” kata matan mendikbud tersebut.

  • Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua Bersama Morula IVF Indonesia

    Jakarta

    Kehadiran buah hati merupakan salah satu kebahagiaan terbesar yang diidamkan oleh banyak keluarga di Indonesia. Tidak hanya sebagai pelengkap rumah tangga, anak juga membawa kehangatan dan sukacita dalam kehidupan keluarga.

    Namun, bagi sebagian pasangan, jalan menuju kebahagiaan ini tidak selalu mudah. Perjuangan panjang, rasa lelah, harapan yang berkali-kali pupus, hingga ketidakpastian masa depan sering kali menjadi bagian dari proses.

    Di tengah ujian tersebut, cerita dari para pasangan pejuang garis dua bersama Morula IVF Indonesia menjadi harapan bagi mereka yang sedang berjuang.

    Cerita Inspiratif Para Pejuang Garis Dua

    1. Denny Sumargo dan Olivia Allan

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah penuh inspirasi datang dari pasangan Denny Sumargo dan Olivia Allan. Setelah menikah pada November 2020, mereka menghadapi perjalanan yang berat untuk memiliki anak. Olivia sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Lalu, upaya mereka menjalani program inseminasi serta IVF di luar negeri pun gagal.

    Rasa khawatir, lelah mental, dan rasa takut sempat menghantui. Namun, keduanya memilih untuk tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan mereka bersama Morula IVF Indonesia bersama Dr. dr. Arie Adrianus Polim, Msc, DMAS, Sp.OG Subsp. FER (K).

    Dukungan Morula IVF Indonesia menjadi penyemangat dalam perjuangan pasangan ini. Salah satu kunci keberhasilan kehamilan Olivia adalah teknologi yang memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses penanaman embrio di rahim dilakukan. Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang atau kegagalan IVF.

    Mereka juga menjalani program Wellness dari Morula yang membantu meningkatkan kesuburan dan kesehatan. Program ini mencakup berbagai terapi untuk bertujuan menyehatkan tubuh dan meningkatkan fungsi organ reproduksi.

    Berkat pendekatan personal dari dokter berpengalaman dan teknologi unggulan Morula, Olivia akhirnya hamil, dan buah hati mereka, Gabriella Allan Sumargo yang lahir pada 27 Juli 2024.

    2. Asmirandah dan Jonas

    Dok. Morula IVF Indonesia

    Kisah mengharukan juga datang dari pasangan selebritis Asmirandah dan Jonas Rivanno. Pasangan yang menikah pada 22 Desember 2013 ini harus menanti selama hampir tujuh tahun untuk mendapatkan buah hati.

    Dalam perjalanannya, mereka memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta bersama dr. Merry Amelya PS, SpOG. Dengan penuh kesabaran dan keyakinan, keduanya menjalani proses demi proses dengan harapan besar.

    Penantian panjang mereka pun terjawab ketika pada 29 April 2020, Asmirandah dinyatakan positif hamil setelah menjalani program IVF. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap ketika buah hati yang dinanti, Chloe Emanuelle Van Wattimena, lahir tepat pada momen istimewa, Hari Natal 2020.

    Bagi Asmirandah dan Jonas, program bayi tabung tidak hanya prosedur medis, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh harapan dan kesabaran yang kini telah berubah menjadi kenyataan yang paling indah.

    3. Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah

    Inspirasi perjuangan tak kenal menyerah juga bisa disimak dari kisah pasangan Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah. Meutya, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, memulai program bayi tabung pada usia 37 tahun. Ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang diwarnai dengan 10 kali percobaan IVF dan 3 kali keguguran.

    Setelah melalui beragam pengobatan, baik alternatif maupun medis, Meutya dan suami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta. Di tengah perjuangan penuh tantangan tersebut, Meutya menemukan dukungan penting dari Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, yang menjadi sosok kunci dalam proses pendampingan dan program secara menyeluruh.

    Bersama dr. Ivan, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan oleh Morula IVF Indonesia yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga stabilitas mental dan emosional, memberikan kekuatan tersendiri bagi Meutya dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan.

    Hingga akhirnya, pada usia 44 tahun, Meutya melahirkan putri cantik bernama Lyora Shaqueena Ansyah. Perjuangan tak kenal lelah Meutya-Fajri ini bahkan sudah dibukukan dengan judul karya Fenty Effendy. Tak hanya itu, gaung inspirasi perjuangan Meutya dan suami juga diceritakan melalui film layar lebar yang akan tayang 7 Agustus mendatang.

    Perayaan Anniversary 27th Morula

    Merayakan hari ulang tahun ke-27, Morula IVF Indonesia akan menghadirkan cerita perjuangan Asmirandah-Jonas, Denny-Olivia, dan Meutya-Noer dalam Ultimate Grande Anniversary 27th Morula. Acara ini akan berlangsung pada 26 Juli – 27 Juli 2025 di Pullman Hotel Central Park, Podomoro City, Jakarta.

    “Mengangkat tema ‘Bringing Dreams to Life’, acara ini menjadi ruang hangat untuk menyatukan para pejuang garis dua yang telah, sedang, atau akan berjuang mewujudkan impian jadi kenyataan yaitu memiliki momongan. Momen ini akan diisi dengan dari para publik figur seperti Denny Sumargo-Olivia Allan, Asmirandah-Jonas, Meutya Hafid-Noer Fajrieansyah. Kemudian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wakil Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk. BMHS. Wishnutama, Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk. BHMS Retno Marsudi, dan pasien sukses Morula lainnya yang akan membagikan kisah inspiratif dan membangkitkan semangat bagi pasangan lainnya,” tulis keterangan remis Morula IVF Indonesia, Jumat (11/7/2025).

    Tak hanya berbagi inspirasi, Morula IVF Indonesia juga menghadirkan sesi konsultasi privat bersama dokter terbaik dari Morula IVF Jakarta, Morula IVF Margonda, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang. Sesi ini memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi langsung mengenai kondisi kesehatan reproduksi mereka, mengenal lebih dekat teknologi PGT-A, serta mendapatkan edukasi dari tim klinis Morula.

    “Sebagai wujud apresiasi pada momen spesial ini, Morula juga memberikan hadiah istimewa seperti diskon promil IVF hingga Rp 25 juta, total diskon IVF Rp 40 juta, serta hadiah khusus berupa PGT-A satu embrio hingga hamil (syarat dan ketentuan berlaku). Hadiah PGT-A ini bisa mempercepat kehamilan dengan success rate hingga 77%. Semua promo ini hanya berlaku di Ultimate Grande Anniversary 27th Morula,” tutup keterangan resmi Morula.

    Tertarik mengikuti acara Ultimate Grande Anniversary 27th Morula? Kunjungi tautan bit.ly/PromoMorula untuk melakukan pendaftaran.

    (Morula/sls)

  • Teknologi Dapat Permudah Pasangan Punya Buah Hati, Ini Buktinya!

    Teknologi Dapat Permudah Pasangan Punya Buah Hati, Ini Buktinya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu kebahagiaan terbesar yang diharapkan oleh banyak keluarga adalah kehadiran buah hati. Pada dasarnya, anak tidak hanya menjadi pelengkap rumah tangga, melainkan juga menjadi sosok pembawa kehangatan dan sukacita dalam kehidupan sebuah keluarga.

    Namun, jalan menuju kebahagiaan memiliki anak tidak selalu mudah bagi sebagian pasangan. Proses berupa perjuangan panjang, rasa lelah, harapan yang berkali-kali pupus, hingga ketidakpastian masa depan sering kali dirasakan oleh pasangan. Salah satunya pasangan Denny Sumargo dan Olivia Allan

    Usai menikah pada November 2020, perjalanan yang berat harus dilalui mereka ketika hendak memiliki anak.

    Olivia sempat mengalami keguguran sebanyak tiga kali. Setelah itu, upaya mereka menjalani program inseminasi serta IVF di luar negeri pun gagal. Rasa khawatir, lelah mental, dan rasa takut sempat menghantui.

    Di tengah ujian berat tersebut, Denny dan Olivia memilih untuk tidak menyerah dan melanjutkan perjuangan mereka bersama Morula IVF Indonesia bersama Dr. dr. Arie Adrianus Polim, Msc, DMAS, Sp.OG Subsp. FER (K). Hal ini adalah sebuah langkah penting yang kemudian menjadi titik balik bagi kehidupan mereka.

    Dukungan Morula IVF Indonesia menjadi penyemangat dalam perjuangan pasangan ini. Salah satu kunci keberhasilan kehamilan Olivia adalah teknologi PGT-A atau Pre-Implantation Genetic Testing for Aneuploidy yang memungkinkan deteksi dini terhadap kelainan kromosom pada embrio sebelum proses penanaman embrio di rahim dilakukan.

    Teknologi ini memberikan harapan besar bagi pasangan yang pernah mengalami keguguran berulang atau kegagalan IVF.

    Mereka pun kemudian menjalani program Wellness dari Morula yang membantu meningkatkan kesuburan dan kesehatan. Program ini terdiri dari berbagai macam terapi untuk bertujuan menyehatkan tubuh dan meningkatkan fungsi organ reproduksi.

    Berkat pendekatan personal dari dokter obgyn berpengalaman yang dibarengi penerapan teknologi unggulan Morula, Olivia akhirnya berhasil hamil dan melahirkan buah hati mereka, Gabriella Allan Sumargo pada 27 Juli 2024. Kesuksesan ini membuktikan bahwa harapan selalu ada bagi mereka yang tetap berusaha dan percaya.

    Salah satu kisah mengharukan juga datang dari pasangan selebritas Asmirandah dan Jonas Rivanno. Pasangan yang menikah pada 22 Desember 2013 ini harus menanti selama hampir tujuh tahun untuk mendapatkan buah hati.

    Foto: Pasangan selebritas Asmirandah dan Jonas

    Dalam perjalanannya, mereka memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta bersama dr. Merry Amelya PS, SpOG. Dengan penuh kesabaran dan keyakinan, keduanya menjalani proses demi proses dengan harapan besar.

    Penantian panjang itu akhirnya terjawab ketika pada 29 April 2020, Asmirandah dinyatakan positif hamil setelah menjalani program IVF. Kebahagiaan mereka pun semakin lengkap ketika buah hati yang dinanti, Chloe Emanuelle Van Wattimena, lahir tepat pada momen istimewa, Hari Natal 2020. Momen kelahiran tersebut menjadi simbol cinta dan perjuangan yang tak sia-sia.

    Bagi Asmirandah dan Jonas, program bayi tabung tidak hanya prosedur medis, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh harapan dan kesabaran yang kini telah berubah menjadi kenyataan yang paling indah.

    Inspirasi perjuangan tak kenal menyerah juga bisa dilihat dari kisah pasangan Meutya Hafid dan Noer Fajrieansyah. Meutya, yang kini menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, memulai program bayi tabung pada usia 37 tahun. Ini merupakan sebuah perjalanan panjang yang diwarnai dengan 10 kali percobaan IVF dan 3 kali keguguran.

    Setelah melalui beragam pengobatan, baik alternatif maupun medis, Meutya dan suami akhirnya memutuskan untuk menjalani program bayi tabung di Morula IVF Jakarta. Di tengah perjuangan penuh tantangan tersebut, Meutya menemukan dukungan penting dari Dr. dr. Ivan R. Sini, GDRM, MMIS, FRANZCOG, Sp.OG, yang menjadi sosok kunci dalam proses pendampingan dan program secara menyeluruh.

    Bersama dokter Ivan, pasangan ini memilih untuk tidak menyerah dan terus melanjutkan prosedur demi prosedur dengan penuh harapan. Pendekatan holistis yang diberikan oleh Morula IVF Indonesia yang tidak hanya berfokus pada kesehatan fisik, tetapi juga stabilitas mental dan emosional, memberikan kekuatan tersendiri bagi Meutya dalam menghadapi kegagalan demi kegagalan.

    Hingga akhirnya, pada usia 44 tahun, Meutya berhasil melahirkan putri cantik bernama Lyora Shaqueena Ansyah. Perjuangan tak kenal lelah Meutya-Fajri ini bahkan sudah dibukukan dengan judul Lyora: Keajaiban yang Dinanti karya Fenty Effendy. Tak hanya itu, gaung inspirasi perjuangan Meutya dan suami juga diceritakan melalui film layer lebar Lyora yang akan tayang 7 Agustus mendatang.

    Kisah Meutya menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan tenaga medis berpengalaman dan semangat pantang menyerah, impian memiliki buah hati bisa menjadi kenyataan, bahkan setelah melalui penantian yang panjang dan berliku.

    Foto: dok Morula IVF Indonesia

    Peringatan 27 Tahun Morula

    Cerita perjuangan Asmirandah-Jonas, Denny-Olivia, dan Meutya-Noer akan hadir dalam Ultimate Grande Anniversary 27th Morula. Pada Sabtu & Minggu, 26 Juli – 27 Juli 2025 di Pullman Hotel Central Park, Podomoro City, DKI Jakarta.

    Mengusung tema “Bringing Dreams to Life” acara ini menjadi ruang hangat untuk menyatukan para pejuang garis dua yang telah, sedang, atau akan berjuang mewujudkan impian jadi kenyataan yaitu memiliki momongan.

    Momen ini akan diisi dengan sharing session dari para publik figur seperti Denny Sumargo-Olivia Allan, Asmirandah-Jonas, Meutya Hafid-Noer Fajrieansyah (Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia), Budi Gunadi Sadikin (Menteri kesehatan), Wishnutama (Wakil Komisaris Utama PT Bundamedik Tbk. BMHS), Retno Marsudi (Komisaris Independen PT Bundamedik Tbk. BHMS), dan pasien sukses Morula yang akan membagikan kisah inspiratif dan membangkitkan semangat bagi pasangan lainnya.

    Tak hanya berbagi inspirasi, Morula IVF Indonesia juga menghadirkan sesi konsultasi privat bersama dokter obgyn terbaik dari Morula IVF Jakarta, Morula IVF Margonda, Morula IVF Ciputat, Morula IVF Tangerang. Sesi ini memberikan ruang kepada peserta untuk berdiskusi langsung mengenai kondisi kesehatan reproduksi mereka, mengenal lebih dekat teknologi PGT-A, serta mendapatkan edukasi dari tim klinisi Morula.

    Sebagai wujud apresiasi pada momen spesial ini, Morula juga memberikan hadiah istimewa seperti diskon promil IVF hingga Rp 25 juta, door prize total diskon IVF Rp 40 juta, serta hadiah khusus berupa PGT-A satu embrio hingga hamil (syarat dan ketentuan berlaku). Hadiah PGT-A ini bisa mempercepat kehamilan dengan success rate hingga 77%. Semua promo ini hanya berlaku di event Ultimate Grande Anniversary 27th Morula.

    Bagi Anda yang tertarik daftar di acara Ultimate Grande Anniversary 27th Morula, bisa langsung mengunjungi tautan bit.ly/PromoMorula.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pramono Anung Mantu, Ucapan Selamat Mengalir dari Deretan Tokoh

    Pramono Anung Mantu, Ucapan Selamat Mengalir dari Deretan Tokoh

    Jakarta

    Suasana khidmat menyelimuti acara pernikahan putri dari Gubernur Jakarta Pramono Anung, Hanifa Fadhila Pramono dengan Ariq Arsyad Maulana. Ucapan selamat mengalir dari sejumlah tokoh dan pejabat untuk pasangan pengantin Dhila dan Ariq.

    Pantauan detikcom pernikahan anak Pramono digelar di Rumah Dinas Gubernur Jakarta di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (25/6/2025). Ucapan selamat terus berdatangan dari sejumlah tokoh dan pejabat termasuk dari menteri Kabinet Merah Putih.

    Ucapan salah satunya datang dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto. Airlangga berharap rumah tangga Dhila dan Ariq dibangun penuh berkah.

    “Suasananya tentu akad nikah dan acara adat Jogja tentu membawa suasana lebih berwarna. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah,” kata Airlangga.

    Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto (Belia/detikcom).

    Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin, juga mengucapkan selamat atas pernikahan anak Pramono. Cak Imin mengatakan suasana pernikahan berlangsung khidmat.

    “Alhamdulillah suasananya haru, khidmat, tradisi Jawa yang dijaga dengan baik. Selamat, sukses, dan berkah untuk Dhila dan suami,” ucapnya.

    “Bagus banget ya, aku juga nggak sangka ruangan taman didekor dengan baik. Pak Pram itu orangnya teliti dan sempurna banget. Ini anak perempuan satu-satunya akhirnya menikah, tadi juga lancar dan baik. Mudah-mudahan keluarganya diberkati lah,” tuturnya.

    Mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, juga hadir dan turut larut dalam rangkaian acara adat yang digelar. Ia bahkan mengikuti prosesi unik, yaitu Bubak Kawah. Tradisi itu dilakukan oleh anggota keluarga dengan membawa panggul berisi alat dapur.

    “Bagus karena pakai upacara adat, jadi kita selalu mengingat budaya kita, adat kita. Dan hari ini Mas Pram memakai adat Jawa Yogyakarta dan sangat khidmat,” ujarnya.

    Tak lupa, Retno juga mendoakan kedua mempelai agar menjadi keluarga yang diberkahi. “Selamat untuk Dhila dan Ariq,” imbuh Retno.

    (bel/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pelaminan Putri Pramono Jadi Titik Temu Megawati, Anies dan Pejabat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 Juni 2025

    Pelaminan Putri Pramono Jadi Titik Temu Megawati, Anies dan Pejabat Megapolitan 25 Juni 2025

    Pelaminan Putri Pramono Jadi Titik Temu Megawati, Anies dan Pejabat
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Momen akad nikah putri bungsu Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    , Hanifa Fadhila, menjadi ajang pertemuan sejumlah tokoh nasional lintas kepentingan politik.
    Acara digelar di Rumah Dinas Gubernur Jakarta, Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/6/2025).
    Pantauan Kompas.com, Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Umum PDI Perjuangan
    Megawati Soekarnoputri
    menjadi salah satu tamu undangan yang hadir.
    Ia datang sekitar pukul 14.40 WIB mengenakan kebaya berwarna merah muda dengan tatanan rambut sanggul klasik.
    Gubernur Jakarta Pramono Anung, mengenakan beskap berwarna senada, tampak keluar dari kediamannya menyambut langsung kedatangan Megawati.
    Selain Megawati, hadir pula Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan dan mantan Gubernur Jakarta
    Anies Baswedan
    .
    “Selamat buat Mas Pram dan Mba Hani. Amanat yang dititipkan hari ini dituntaskan, memasuki babak baru. Selamat,” ucap Anies di lokasi, Rabu.
    Anies datang seorang diri dengan mengenakan batik lengan panjang berwarna hitam bermotif ukiran kuning. Ia menyampaikan bahwa istrinya, Fery Farhati, tidak dapat hadir karena tengah menjaga anak mereka, Mutiara Baswedan, yang baru saja melahirkan.
    “(Istri) lagi jagain Tia (Mutiara Baswedan),” lanjut Anies.
    Selain itu, sejumlah tokoh lain yang turut hadir di antaranya Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono, mantan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto.
    Rumah dinas tersebut disulap dengan sentuhan adat Jawa yang kental. Empat janur kuning menghiasi pagar putih bagian depan sebagai simbol penyambutan.
    Petugas keamanan berseragam batik terlihat berjaga di gerbang rumah. Para tamu undangan diarahkan masuk ke dalam untuk mengisi buku tamu digital yang telah disediakan oleh tim wedding organizer.
    Suasana semakin sakral dengan alunan musik gamelan Jawa yang terdengar lembut dari dalam rumah.
    Di pintu utama, ucapan “selamat datang” terpampang di atas hiasan anyaman daun kelapa dan dua tandan pisang—simbol khas dalam tradisi pernikahan adat Jawa.
    Acara pernikahan tersebut tak hanya menjadi momen keluarga bagi Pramono Anung, tetapi juga menyatukan banyak tokoh lintas jabatan dan kepentingan dalam suasana non-formal dan penuh nuansa budaya.
    (Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Fitria Chusna Farisa)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada 97 WNI yang Dievakuasi dari Iran, Baru 11 Tiba di Jakarta
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Juni 2025

    Ada 97 WNI yang Dievakuasi dari Iran, Baru 11 Tiba di Jakarta Megapolitan 24 Juni 2025

    Ada 97 WNI yang Dievakuasi dari Iran, Baru 11 Tiba di Jakarta
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri RI, Andi Rahmianto mengatakan, ada 97 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari
    Iran
    akibat situasi yang memanas. 
    Dari 97 WNI itu, 11 orang di antaranya telah tiba di Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Senin (24/6/2025) sore. 
    “Alhamdulillah baru saja, kurang lebih satu jam yang lalu, kita menyambut saudara-saudara kita, warga negara Indonesia yang sudah berhasil kita evakuasi dari Teheran,” kata Andi saat konferensi pers di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (24/6/2025).
    Adapun 11 WNI yang sudah tiba di Indonesia itu berasal dari dua provinsi, yaitu Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
    Andi menyampaikan, evakuasi ini dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
    Menurut Andi, evakuasi dilakukan melalui jalur darat dari Teheran dan kota-kota sekitarnya ke perbatasan Azerbaijan, sebelum diterbangkan dari Baku menuju Jakarta.
    Namun, selama proses evakuasi, sempat terjadi gangguan akibat disrupsi penerbangan internasional. Akibatnya, terjadi penutupan wilayah udara sejumlah negara di Timur Tengah, termasuk Qatar.
    “Jadi sebetulnya selain yang 11 orang itu sudah siap 29 orang, jadi sisa 18. Mereka sudah dijadwalkan akan tiba di Jakarta hari ini juga, sore tadi, namun karena terkena gangguan penerbangan, karena mereka menggunakan maskapai Qatar Airways, penerbangan mereka dari Baku menuju Jakarta, menuju Doha, sempat terganggu,” terang Andi.
    Andi menyebut, 18 WNI itu kini telah diterbangkan dari Jeddah menuju Doha.
    “Saat ini kita masih menunggu jadwal penerbangan dari Doha menuju Jakarta,” sambung dia.
    Sementara itu, 68 WNI lainnya masih berada di Baku dan tengah menunggu jadwal penerbangan berikutnya. 
    “Mereka sudah kita evakuasi dari Iran, Teheran dan beberapa kota di sekitarnya, menuju ke perbatasan Azerbaijan, menuju Baku untuk kemudian kita lakukan proses evakuasi,” ucap Andi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.