Mendagri: Perlu Desain Besar dalam Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
Penulis
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menerima kunjungan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin beserta jajarannya di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Pertemuan tersebut membahas sejumlah isu strategis, termasuk upaya penguatan pelindungan pekerja migran Indonesia (PMI).
Dalam kesempatan itu, Tito menekankan pentingnya penyusunan
grand design
P2MI sebagai panduan bersama dalam perumusan kebijakan.
Menurutnya, dengan adanya desain besar tersebut, akan lebih mudah memetakan aktivitas serta keterlibatan pemangku kepentingan di setiap tahapan, mulai dari persiapan, pemberangkatan, penempatan, hingga pascapemulangan.
Lebih lanjut, Tito menilai perlunya penguatan kelembagaan P2MI, baik dari sisi tata kelola maupun regulasi.
Ia mencontohkan, optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) yang telah dijalankan sejumlah pemerintah daerah (pemda) dapat menjadi rujukan dalam memperkuat sistem pelatihan tenaga kerja migran.
Selain itu, penguatan P2MI juga dapat ditempuh melalui perluasan koordinasi lintas sektor serta pelibatan kementerian/lembaga terkait dalam penyusunan kebijakan yang lebih komprehensif.
“Kalau pendapat saya, potensi dari pekerja migran ini sangat besar sekali,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/10/2025).
Ia juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas sumber daya pekerja migran. Upaya ini, menurutnya, tidak hanya berdampak pada peningkatan kesejahteraan pekerja, tetapi juga memperkuat daya saing tenaga kerja Indonesia di kancah global.
Tito menambahkan, mayoritas pekerja migran Indonesia saat ini masih didominasi sektor domestik, sehingga peningkatan kompetensi menjadi hal yang sangat mendesak.
Selain keterampilan teknis, ia menekankan pentingnya peningkatan kemampuan berbahasa asing.
Penguasaan bahasa, kata Tito, akan memperkuat citra dan profesionalitas pekerja migran di tingkat internasional.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya membangun sistem pelindungan yang terpadu di sektor pekerja migran.
Sistem tersebut meliputi pelibatan pemda dalam penjaringan calon pekerja, pembukaan peluang kerja, serta pengembangan sistem edukasi yang mampu membekali calon pekerja migran secara menyeluruh.
Pandangan Mendagri Tito itu menjadi respons terhadap sejumlah persoalan yang dihadapi Kementerian P2MI dalam pengelolaan pekerja migran di lapangan. Di antaranya:
Pertama
, modul pelatihan BLK milik pemda masih beragam antara satu daerah dengan daerah lain dan belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan pasar tenaga kerja migran.
Kedua
, regulasi di tingkat daerah yang berkaitan dengan pekerja migran belum sejalan dengan aturan yang lebih tinggi.
Ketiga
, aspek kompetensi tenaga kerja masih menjadi persoalan penting. Permasalahan ini tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan (
skill
), tetapi juga menyangkut integritas, kejujuran, serta kedisiplinan.
Oleh karena itu, diperlukan pendidikan vokasi yang mampu meningkatkan kualitas tenaga kerja pada seluruh aspek tersebut.
Lebih lanjut, Mukhtarudin juga menyinggung kendala perizinan bagi perusahaan penyedia jasa pekerja migran Indonesia di daerah yang membutuhkan solusi konkret.
Untuk itu, pihaknya terus menjaring berbagai masukan guna memperkuat sistem pengelolaan P2MI agar semakin efektif dan adaptif terhadap dinamika kebutuhan di lapangan.
Mukhtarudin menegaskan, pihaknya akan mengundang berbagai pemangku kepentingan untuk merumuskan
grand design
yang komprehensif dalam rangka mengoptimalkan sektor P2MI.
“Sementara pelayanan kepada pekerja migran ini harus tetap dijalankan, maka secara parsial dulu, secara sporadis tetap kami jalankan. Tadi sambil memperkuat regulasi dan koordinasi, tetapi pelayanan tetap kami lakukan,” tandas Mukhtarudin.
Dalam pertemuan tersebut juga hadir Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud, serta pejabat terkait lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Restuardy Daud
-

Mendagri tegaskan peran penting pemda dalam program PSEL
program PSEL merupakan peluang yang perlu disambut baik oleh Pemda, karena program ini selain akan membantu Pemda dalam mengurangi sampah, juga menghasilkan energi listrik
Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan pemerintah daerah (pemda) memegang peran penting dalam mendukung pelaksanaan program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL), diantaranya menyediakan lahan tanpa biaya untuk pembangunan dan operasional PSEL.
“Yang paling utama adalah bagaimana membentuk collection system, mulai dari membuat bak-bak sampah di masyarakat, setelah itu dikoleksi dengan sistem transportasi dibawa sampai dengan TPA,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Jumat
Ia menjelaskan, saat sampah yang telah terkumpul tersebut ditempatkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Pemda juga perlu memastikan ketersediaan lahan untuk alat insinerator sampah.
Dalam konteks itu, Pemda perlu menyosialisasikan dengan baik kepada masyarakat mengenai fungsi alat tersebut. Dengan demikian, masyarakat dapat memahami kebijakan itu.
Mendagri menyebutkan, program PSEL merupakan peluang yang perlu disambut baik oleh Pemda, karena program ini selain akan membantu Pemda dalam mengurangi sampah, juga menghasilkan energi listrik.
“Nah, ini adalah opportunity. Kami sampaikan kepada teman-teman kepala daerah opportunity yang diberikan pemerintah untuk diselesaikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, guna mendukung suksesnya program PSEL, Mendagri bakal menugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal Zakaria Ali dan Dirjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud untuk mengawal langsung program tersebut.
Nantinya, mereka bakal memperkuat kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup, khususnya dalam memastikan kesiapan sejumlah Pemda untuk mendukung PSEL.
Dalam kesempatan itu, Mendagri juga membeberkan transformasi kebijakan dan strategi pengelolaan sampah di Indonesia. Semula, banyak pihak menerapkan strategi dari hilir ke hulu, kemudian mulai berubah dari hulu ke hilir.
Dengan kata lain, volume timbunan sampah yang awalnya bermuara di TPA diubah menjadi seminimal mungkin sampai di TPA melalui proses reduce, reuse, dan recycle (3R) oleh masyarakat. “Dengan berbasis hulu (ke hilir) ini sampah berkurang, sampai ke TPA itu sedikit,” tuturnya.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/10/03/68df6ee0c7f72.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Hadiri Rakortas Tingkat Menteri, Mendagri Uraikan Peran Pemda dalam Pelaksanaan PSEL
Hadiri Rakortas Tingkat Menteri, Mendagri Uraikan Peran Pemda dalam Pelaksanaan PSEL
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menguraikan peran yang dapat dilakukan pemerintah daerah (pemda) dalam mendukung pelaksanaan program Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
Peran tersebut salah satunya adalah menyediakan lahan tanpa biaya untuk pembangunan dan operasional PSEL.
“Yang paling utama adalah bagaimana membentuk
collection system
, mulai dari membuat bak-bak sampah di masyarakat, setelah itu dikoleksi dengan sistem transportasi dibawa sampai dengan TPA,” ujar Tito dalam keterangan resminya, Jumat (3/10/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Tito saat menghadiri Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) Tingkat Menteri dengan agenda Persiapan Implementasi PSEL di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pangan, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
Rakortas ini dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Dalam kesempatan itu, Tito menjelaskan bahwa ketika sampah yang telah terkumpul dialihkan ke tempat pembuangan akhir (TPA), pemda juga perlu memastikan ketersediaan lahan untuk alat insinerator sampah.
Dalam konteks ini, pemda perlu menyosialisasikan dengan baik kepada masyarakat mengenai fungsi alat tersebut agar masyarakat dapat memahami kebijakan yang dijalankan.
Tito menyebut, program PSEL merupakan peluang yang perlu disambut baik oleh pemda. Pasalnya, program ini akan membantu pemda mengurangi sampah sekaligus menghasilkan energi listrik.
“
Nah
, sehingga ini adalah
opportunity
. Kami sampaikan kepada teman-teman kepala daerah
opportunity
yang diberikan pemerintah untuk diselesaikan,” katanya.
Untuk mendukung kesuksesan program PSEL, Tito akan menugaskan Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal ZA dan Dirjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud untuk mengawal langsung program tersebut.
Nantinya, mereka akan memperkuat kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), khususnya dalam memastikan kesiapan sejumlah pemda untuk mendukung PSEL.
Dalam rakortas tersebut, Tito juga membeberkan transformasi kebijakan dan strategi pengelolaan sampah di Indonesia.
Semula, banyak pihak menerapkan strategi dari hilir ke hulu, kemudian mulai berubah dari hulu ke hilir.
Dengan kata lain, volume timbunan sampah yang awalnya bermuara di TPA diubah menjadi seminimal mungkin sampai di TPA melalui proses
reduce, reuse,
dan
recycle
(3R) oleh masyarakat.
“Dengan berbasis hulu (ke hilir) ini, sampah berkurang (dan) sampai ke TPA itu sedikit,” tegas Tito.
Dalam rakortas tersebut juga hadir Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aminuddin Ma’ruf, serta para pejabat kementerian/lembaga terkait lainnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/09/09/68bfe044253e5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Optimalkan Siskamling di Kulon Progo, Camat dan Lurah Diingatkan untuk Memantau Pos Kamling Regional 12 September 2025
Optimalkan Siskamling di Kulon Progo, Camat dan Lurah Diingatkan untuk Memantau Pos Kamling
Tim Redaksi
KOMPAS.com –
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mendorong optimalisasi peran satuan keamanan lingkungan (satkamling) sebagai bagian dari sistem keamanan lingkungan yang dilakukan secara swakarsa di masyarakat.
Sebagian besar wilayah di Kulon Progo sejatinya memiliki kegiatan siskamling yang rutin berjalan, meski keaktifannya tidak sama.
“Karena itu kami memperkuat lewat surat edaran kepada para panewu dan lurah untuk lebih memantau aktivitas Satkamling di wilayah masing-masing,” kata Budi saat ditemui, Jumat (12/9/2025).
Lebih dari sekadar menjaga keamanan, kegiatan siskamling bisa berkembang jadi ruang sosial masyarakat, sebagai forum guyub rukun hingga tempat gotong royong warga.
Bahkan jadi ruang diskusi untuk mencari solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, bisa jadi jembatan komunikasi antara warga dan pemerintah.
“Kalau ada potensi gangguan atau gejolak, bisa ditampung dan diselesaikan dulu di situ. Kalau tidak bisa, baru dilaporkan ke level atas untuk ditindaklanjuti,” tambah Budi.
Dalam menjalankan Satkamling dengan sistem keamanan lingkungannya, terdapat keterlibatan Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) sebagai pendamping.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa Satkamling dikelola secara mandiri oleh masyarakat.
“Satlinmas memang dibentuk pemerintah, tapi Satkamling adalah inisiatif warga. Satlinmas lebih kepada peran pendamping atau katalisator kegiatan di satkamling,” jelasnya.
Satkamling menguatkan program “Jaga Warga” yang selama ini digulirkan di Kulon Progo.
“Kalau jaga warga itu (sistem keamanan) biasanya di tingkat dusun, sedangkan Satkamling itu lebih kecil cakupannya, rata-rata per RT. Jadi jumlahnya lebih banyak,” kata Budi.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kulon Progo, Pratiwi Ngasaratun, menyatakan menggiatkan sistem keamanan lingkungan (siskamling) di tingkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) sebagai bagian dari langkah preemptif menjaga keamanan wilayah.
Siskamling bukan sekadar ronda malam biasa, tetapi merupakan bagian dari upaya strategis untuk merespons dinamika sosial secara proporsional dan tepat waktu.
Siskamling bisa menjadi sistem deteksi dini terhadap potensi gangguan keamanan.
“Yang diaktifkan itu sistem deteksi dininya. Alatnya, tools-nya adalah siskamling. Dari situ kemudian kita berharap kalau ada ketidakpuasan (di masyarakat) itu segera bisa dideteksi, kemudian bisa segera kita tindak lanjuti secara proporsional,” kata Pratiwi.
Untuk memperkuat langkah tersebut, ia juga menegaskan, pemerintah telah menerbitkan surat edaran resmi kepada seluruh jajaran pemerintahan di tingkat bawah agar siskamling kembali diaktifkan secara menyeluruh.
Langkah ini diambil di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya keterlibatan warga dalam menjaga keamanan lingkungan, sekaligus sebagai bagian dari mitigasi potensi gangguan sosial di tengah masyarakat.
Pratiwi menyatakan, kondisi di wilayahnya saat ini dalam keadaan aman dan kondusif.
Namun demikian, pihaknya tetap melakukan langkah antisipatif untuk memastikan tidak ada potensi gangguan yang terlewatkan.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) mengapresiasi Pemerintah Daerah Kulon Progo menjaga kondusivitas wilayah.
Salah satu upaya yang disorot adalah penguatan sistem keamanan lingkungan atau siskamling yang telah berjalan secara swadaya oleh masyarakat.
“Mekanisme yang terbangun dari tingkat bawah, mulai dari kalurahan, panewu, hingga forkopimda sangat luar biasa,” ujar Dirjen Bangda Kemendagri, Restuardy Daud, saat kunjungan kerja di Kulon Progo, Jumat.
Menurut Restuardy, siskamling bukan hanya soal menjaga keamanan lingkungan, tetapi juga menjadi wadah interaksi sosial masyarakat.
Restuardy menegaskan bahwa siskamling dapat menjadi ruang diskusi informal antarwarga dalam membahas persoalan-persoalan lokal.
Ia mengingatkan bahwa pendekatan keamanan berbasis masyarakat tidak perlu bergantung pada insentif finansial, karena esensinya adalah gotong royong dan kesadaran bersama.
Sebaliknya, inisiatif lokal seperti pendekatan jimpitan—sistem iuran sukarela masyarakat—di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menjadi bukti bahwa keamanan bisa dikelola secara mandiri dan gotong royong.
“Kalau di DIY ini kan ada pendekatan jimpitan, dan ini juga sangat baik, karena sejatinya siskamling ini adalah swadaya masyarakat, secara mandiri masyarakat mengelola, dan ini sudah jalan,” kata Restuardy.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kemendagri sebut “Jaga Warga” di DIY berperan jaga situasi kondusif
Yogyakarta (ANTARA) – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebut keberadaan “Jaga Warga” di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai kearifan lokal yang berperan penting menjaga keamanan dan situasi kondusif daerah, saat gelombang unjuk rasa beberapa waktu lalu.
“Ternyata di Yogya ini, salah satu kearifan lokal yang sudah terbangun adalah Jaga Warga yang kemarin ini sangat berperan dalam turut menjaga pada masa-masa unjuk rasa kemarin,” kata Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis.
Sesuai arahan Menteri Dalam Negeri, Restuardy menyebut kunjungannya ke DIY untuk memastikan pemerintah daerah menjaga situasi kondusif pasca-unjuk rasa.
Salah satu yang didorong adalah mengaktifkan kembali partisipasi masyarakat melalui sistem keamanan lingkungan (siskamling).
“Secara kultural, ini salah satu budaya yang sebenarnya sudah kita lakukan sejak lama. Bagaimana kita menjaga lingkungan, membangun kebersamaan secara gotong-royong, dimana masyarakat langsung turun untuk menjaga lingkungannya,” tutur dia.
Ia memastikan secara umum situasi kamtibmas nasional sudah berangsur normal sejak awal September 2025.
Stabilitas di daerah disebut menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
“Ngarsa Dalem (Sultan HB X) juga memberikan arahan bagaimana beliau turut serta mendinginkan atau membangun kebersamaan. Ini menjadi bagian yang harus kita dukung bersama,” kata Restuardy.
Sementara itu, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengapresiasi keterlibatan warganya terutama saat aksi unjuk rasa beberapa waktu lalu.
Menurutnya, langkah partisipatif warga DIY menjadi contoh nyata bagaimana budaya gotong-royong masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan berjalan selaras dengan program pemerintah.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DIY Noviar Rahmad menjelaskan bahwa partisipasi Jaga Warga telah terlihat nyata di berbagai wilayah di provinsi ini.
“Kami mengapresiasi seluruh warga yang berperan aktif menjaga lingkungan dengan disiplin dan tanggung jawab,” ujar dia.
Noviar menyebut di DIY Siskamling telah lama diterapkan di tingkat RT/RW melalui sistem ronda yang melibatkan Jaga Warga dan satlinmas.
Selain menjaga keamanan, sistem ini juga memperkuat kebersamaan antarwarga dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.
“DIY menjadi barometer partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan. SE Mendagri sudah kami tindaklanjuti melalui koordinasi dengan Satpol PP kabupaten/kota untuk memperkuat satlinmas dan mengaktifkan kembali siskamling,” ujar Noviar yang juga Kepala Pelaksana BPBD DIY ini.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/13/6873232c5fe02.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tutup Perayaan HUT Ke-45 Dekranas, Mendagri Apresiasi Kiprah Perajin Indonesia
Tutup Perayaan HUT Ke-45 Dekranas, Mendagri Apresiasi Kiprah Perajin Indonesia
Tim Redaksi
KOMPAS.com
– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menutup perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-45 Dewan Kerajinan Nasional (
Dekranas
) di Balikpapan Sport and Convention Center (BSCC) Dome, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim), Jumat (11/7/2025).
Acara tersebut digelar sejak Rabu (9/7/2025) dan dihadiri ribuan perajin dari seluruh penjuru Nusantara.
Tito pun mengapresiasi kiprah perajin yang telah berkontribusi bagi kemajuan budaya dan peningkatan perekonomian daerah sekaligus.
Sektor
usaha mikro kecil dan menengah
(
UMKM
) pun dinilai semakin kuat. Hal ini terbukti dari keberhasilan melewati pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu.
“Saya tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain mengucapkan terima kasih. Saya kira teman-teman yang hadir juga seluruh masyarakat Indonesia senang dengan adanya kegiatan-kegiatan yang berjalan lancar,” ujar Tito dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Minggu (13/7/2025).
Tito menjelaskan, saat pandemi Covid-19 berlangsung, kondisi perekonomian pemerintah daerah (pemda) sempat terpuruk.
Namun, saat itu perekonomian Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih terjaga berkat geliat ekonomi di sektor UMKM. Dengan kata lain, kata Tito, UMKM berperan sebagai tulang punggung ekonomi.
Tito menambahkan, Dekranas berkontribusi penting dalam memajukan UMKM. Sektor tersebut juga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan memiliki potensi pasar yang besar.
Berdasarkan data Zion Market Research per 10 Juli 2025, dari segi pendapatan, nilai pasar seni dan kerajinan global pada 2024 mencapai Rp 359 triliun.
Sejumlah riset juga menunjukkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam ekspor produk kerajinan.
Hal itu tecermin dari pengakuan dunia terhadap Indonesia sebagai negara dengan kekayaan ragam kerajinan tangan. Meski begitu, kiprah tersebut perlu diperkuat agar Indonesia dapat masuk 10 negara eksportir produk kerajinan terbesar di dunia.
“Ini tantangan bagi Indonesia.
Market-
nya besar. Indonesia dikenal yang paling beragam,” kata Tito.
Menurut Tito, Indonesia memiliki sejumlah daerah dengan potensi besar dalam pengembangan industri kerajinan.
Daerah-daerah tersebut antara lain adalah Provinsi Jawa Timur, Bali, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Papua, Riau, serta Sulawesi Utara.
Setiap daerah juga diharapkan dapat memperkuat potensinya sehingga mampu bersaing di tingkat global.
Pada kesempatan itu, Mendagri juga mengapresiasi Pemerintah Provinsi Kaltim, Pemerintah Kota Balikpapan, dan Samarinda yang telah sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan secara optimal.
Ia berharap, berbagai upaya yang dilakukan dapat terus mendukung eksistensi para perajin di Indonesia.
“Terima kasih kepada panitia yang telah bekerja keras. Tidak mudah untuk membuat kegiatan nasional yang dimobilisasi seperti ini. Banyak yang
happy
, saya tahu, sudah datang membawa kenangan masing-masing,” ujar Tito.
Sebagai informasi, acara tersebut turut dihadiri Ketua Harian Dekranas Tri Tito Karnavian, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Restuardy Daud, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud, Ketua Dekranasda Kaltim Sarifah Suraidah Rudy, dan Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji.
Kemudian, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Ketua Dekranasda Balikpapan Nurlena Rahmad Mas’ud, Wakil Wali Kota Balikpapan Bagus Susetyo, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Kaltim, serta para pengurus Dekranasda dari seluruh Indonesia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5258287/original/018547800_1750351453-81dc0422-dba1-4226-88c4-15689e89d6fc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif, Tri Tito Karnavian Apresiasi Dekranas Award 2025 – Page 3
Lebih lanjut, Tri berharap agar Dekranas Award tidak hanya menjadi ajang penghargaan, tetapi juga menjadi wadah pembentukan ekosistem kreatif. Selain itu, diharapkan pula mampu mendorong kolaborasi lintas sektor dalam rangka meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
“Bapak-Bapak/Ibu sekalian, dengan adanya Dekranas Award ini ke depan kita tidak hanya akan memberi penghargaan, tetapi juga akan ikut menjadikannya sebagai ekosistem pengembangan kreasional, tempat pertemuan kreativitas, inovasi, dan kolaborasi intersektoral yang mendorong perajin Indonesia naik kelas, berdaya saing global, dan berkontribusi nyata dalam pembangunan ekonomi bangsa,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Tri juga menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya Dekranas Award 2025. Ia berharap momentum ini mampu membawa kerajinan nasional terus melaju dalam mendukung perekonomian bangsa.
Peluncuran Dekranas Award 2025 turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Ketua Harian I Dekranas Loemongga Kartasasmita, Ketua Bidang Daya Saing Dekranas Danti Budi Santoso, dan Ketua Bidang Wirausaha Baru Dekranas Metty Herindra. Hadir pula Ketua Bidang Promosi dan Humas Dekranas Indri Angga Prabowo, Staf Ahli Dekranas Miftah Farid, serta Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Restuardy Daud.
Adapun para jajaran Dekranasda di lingkup provinsi, kabupaten, dan kota hadir secara virtual dari tempat masing-masing.
(*)
-
/data/photo/2025/06/20/6854b9649928c.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dukung Penguatan Ekonomi Kreatif, Tri Tito Karnavian Apresiasi Peluncuran Dekranas Award 2025
Dukung Penguatan Ekonomi Kreatif, Tri Tito Karnavian Apresiasi Peluncuran Dekranas Award 2025
Penulis
KOMPAS.com
– Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (
Dekranas
)
Tri Tito Karnavian
mengapresiasi peluncuran
Dekranas Award 2025
.
Menurutnya, acara yang digelar dua tahun sekali ini merupakan langkah positif dalam mendukung pengembangan kerajinan serta ekonomi nasional.
“Dekranas Award akan banyak membantu para perajin. Ini bukti nyata dukungan kita terhadap
industri kerajinan
. Para pemenang nantinya akan mendapat kesempatan tampil di berbagai pameran, baik di dalam maupun luar negeri,” ujar Tri melalui siaran persnya, Jumat (19/6/2025).
Pernyataan tersebut disampaikan Tri dalam acara Launching Dekranas Award 2025 yang berlansung secara
hybrid
dari Rumah Kriya Asri (RKA), Jakarta, Kamis (19/6/2025).
Tri menuturkan, Dekranas telah menunjukkan kiprah gemilang di berbagai forum internasional.
Ia mencontohkan partisipasi Dekranas pada World Expo di Osaka, Jepang, yang sukses membawa 40 produk kerajinan unggulan karya anak bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Tri juga mendorong Dekranasda di seluruh Indonesia, baik di tingkat provinsi, kabupaten, maupun kota untuk mendaftarkan produk-produk unggulan ke dalam Dekranas Award, terutama yang sebelumnya telah dipamerkan di Pameran Kriyanusa.
“Banyak produk andalan sudah terpilih di Kriyanusa dan berpotensi menjadi juara. Kami mengimbau pengurus daerah agar mengikutsertakan produk-produk tersebut ke Dekranas Award 2025,” tuturnya.
Tri menyoroti salah satu produk anyaman yang sempat dipamerkan di Kriyanusa, yang dinilai memiliki tingkat kesulitan tinggi dan menjadi daya tarik karena keunikannya.
Ia berharap Dekranas Award tidak hanya menjadi ajang apresiasi, tetapi juga wadah pembentukan ekosistem kreatif nasional.
Ajang tersebut juga diharapkan menjadi pemicu kolaborasi lintas sektor untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
“Dengan Dekranas Award, kita tidak hanya memberi penghargaan, tetapi juga membentuk ekosistem pengembangan kreasi nasional—tempat berkumpulnya kreativitas, inovasi, dan kolaborasi intersektoral. Harapannya, ini akan melahirkan perajin yang berdaya saing global dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi bangsa,” jelas Tri.
Ia juga mengucapkan terima kasih dan bangga kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Dekranas Award 2025.
Tri berharap momentum itu dapat mendorong kemajuan kerajinan nasional dan berkontribusi nyata terhadap perekonomian bangsa.
Acara peluncuran Dekranas Award 2025 juga dihadiri Wakil Ketua Harian I Dekranas Loemongga Kartasasmita, Ketua Bidang Daya Saing Danti Budi Santoso, Ketua Bidang Wirausaha Baru Metty Herindra, Ketua Bidang Promosi dan Humas Indri Angga Prabowo, serta Staf Ahli Dekranas Miftah Farid.
Hadir pula Dirjen Bina Pembangunan Daerah (Bangda) Kemendagri Restuardy Daud. Sementara itu, jajaran pengurus Dekranasda dari seluruh provinsi, kabupaten, dan kota mengikuti kegiatan secara virtual dari daerah masing-masing.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Mendagri minta jajaran cek belanja dan pendapatan pemda tiap bulan
Jangan 5—10 persen pada 3 bulan pertama, 5 persen triwulan kedua, 10 persen berikutnya kemudian baru digenjot di akhir tahun.
Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian meminta jajaran kementeriannya untuk mengecek realisasi belanja dan pendapatan pemerintah daerah (pemda) setiap bulan.
“Saya minta kepada Dirjen (Direktur Jenderal) Keuangan Daerah (Agus Fatoni), dan Dirjen Bangda (Bina Pengembangan Daerah, Restuardy Daud) kalau bisa 1 bulan,” kata Tito dalam Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan (Rakortekrenbang) 2025 yang diselenggarakan secara daring yang disaksikan di Jakarta, Rabu.
Hal tersebut dilakukan agar Kementerian Dalam Negeri mengetahui daerah mana saja yang lambat dalam realisasi belanja maupun peningkatan pendapatannya.
Lebih lanjut, secara khusus, Mendagri meminta pemda untuk konstan berbelanja tiap bulan atau bukan pada tiga bulan terakhir, yakni Oktober—Desember.
“Kalau menggunakan metode itu, uang yang beredar di tengah masyarakat kurang pada 9 bulan pertama. Padahal, belanja pemerintah ini adalah belanja utama yang membuat beredarnya uang di tengah masyarakat, dan memancing swasta,” jelasnya.
Selain itu, bila uang yang beredar di tengah masyarakat berkurang, menurut dia, dapat berakibat pada penurunan konsumsi rumah tangga.
“Konsumsi rumah tangga ini menyumbang lebih dari 50 persen angka pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, tolong rekan-rekan per 3 bulan itu ditarget akan mau dihabiskan berapa anggarannya,” kata Tito.
Mendagri menyarankan agar pemda dapat berbelanja dengan skema 20-20-30-30 per triwulan.
“Jangan 5—10 persen pada 3 bulan pertama, 5 persen triwulan kedua, 10 persen berikutnya kemudian baru digenjot di akhir tahun,” katanya,
Pada kesempatan itu, Tito mengapresiasi Pemerintah Provinsi Banten yang realisasi belanja pada tahun anggaran 2025 per 7 Maret 2025 telah mencapai 10,74 persen.
Ia juga memuji Bali karena realisasi pendapatan pada tahun ini hingga 7 Maret 2025 telah mencapai 16,23 persen.
Pewarta: Rio Feisal
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2025
/data/photo/2025/10/08/68e5c55705262.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
