Makna The Bejeweled Grand Cordon of Al Nahda dari Raja Yordania untuk Prabowo
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Presiden Prabowo Subianto menerima penghargaan “
The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda
” (
Order of the Renaissance
) dari Raja Kerajaan Yordania Hasyimiah, Abdullah II ibn Al Hussein, di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (14/11/2025).
Dalam Bahasa Indonesia, penghargan itu berarti “Pita Agung Berhiaskan Permata Al Nahda (Ordo Renaisans)”.
Penghargaan tersebut berbentuk pita yang terurai panjang dengan warna yang sama dengan bendera Yordania, yakni hijau, putih, merah, dan hitam.
Satu buah bintang besar berwarna putih dan kuning menghiasi bagian bawah pita.
Adapun
The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda
(
Order of the Renaissance
) merupakan salah satu penghargaan tertinggi Kerajaan
Yordania Hasyimiah
yang diberikan kepada raja, pangeran, dan kepala negara, serta dapat pula dianugerahkan kepada perdana menteri.
Penghargaan ini memiliki beberapa tingkatan, dengan Bejewelled Grand Cordon yang merupakan tingkatan tertinggi dan paling bergengsi dari kategori tanda jasa dan kehormatan tersebut.
Dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, penganugerahan ini mencerminkan pengakuan dan penghormatan
Raja Abdullah II
ibn Al Hussein atas kontribusi Presiden Prabowo dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Yordania, khususnya dalam kerja sama di bidang kemanusiaan, stabilitas kawasan, pertahanan, dan isu-isu global yang menjadi perhatian kedua negara.
Penghargaan
The Bejewelled Grand Cordon of Al Nahda (Order of the Renaissance)
bukanlah penghormatan sembarangan.
Usai acara penganugerahan, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan bahwa penghargaan tersebut bukan hanya sebuah kehormatan bagi Indonesia, tetapi juga bentuk pengakuan atas peran Presiden Prabowo dalam kepemimpinan global.
“Itu merupakan bentuk penghargaan. Saya kira kebanggaan juga buat kita, Bapak Presiden menerima,” ujar Menlu Sugiono di depan Istana Merdeka.
Penganugerahan yang berlangsung di Istana Merdeka ini memperlihatkan hubungan Indonesia–Yordania yang selama ini dikenal hangat dan saling mendukung, termasuk kerja sama dalam isu Palestina, pendidikan, hingga misi-misi kemanusiaan global.
Penghargaan ini juga menghormati posisi Presiden Prabowo sebagai pemimpin yang aktif memperkuat dialog antarbangsa dan menjadikan Indonesia sebagai jembatan penting dalam stabilitas kawasan.
Sejumlah tokoh terkemuka dunia, dari keluarga kerajaan hingga kepala negara, pernah menerimanya.
Di antaranya adalah Prince Philip – Duke of Edinburgh, yang juga merupakan suami Ratu Elizabeth II, Raja Denmark Frederik X, Ratu Belanda Maxima, Angela Merkel – Kanselir Jerman (2005-2021), hingga Presiden Guinea-Bissau Umaro Sissoco Embaló.
Daftar penerima tersebut menegaskan posisi prestisius penghargaan ini dalam diplomasi internasional.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Ratu Elizabeth II
-
/data/photo/2025/11/14/691734a450132.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Makna The Bejeweled Grand Cordon of Al Nahda dari Raja Yordania untuk Prabowo
-

Ramai Seruan di Inggris Ganti Nama Tempat yang Pakai Pangeran Andrew
London –
Seruan untuk mengubah nama jalan dan nama tempat yang menggunakan nama Pangeran Andrew semakin gencar di Inggris. Hal ini setelah Raja Charles III melucuti gelar pangeran dari Andrew yang terseret skandal seks Jeffrey Epstein.
Beberapa lokasi di berbagai wilayah Inggris, seperti dilansir media lokal Inggris, The Independent, Senin (3/11/2025), menggunakan nama sang pangeran yang kontroversial, dengan beberapa daerah telah memulai proses resmi untuk perubahan nama tersebut.
Salah satunya di Irlandia Utara, di mana para anggota dewan setempat akan membahas proposal pada November ini untuk mengganti nama jalan “Prince Andrew Way” di kota pesisir Carrickfergus, County Antrim.
Anggota dewan wilayah Mid and East Antrim, Aaron Skinner, mengatakan bahwa dirinya “ingin melihat jalan itu dinamai mendiang Ratu Elizabeth II”.
Perwakilan partai Aliansi, yang telah mengajukan permintaan ganti nama itu kepada dewan setempat, mengatakan bahwa warga di daerah tersebut telah sejak lama menyuarakan kekhawatiran atas nama jalan tersebut karena keterkaitan Andrew dengan Epstein, terpidana kejahatan seksual di Amerika Serikat (AS).
Andrew selalu membantah dirinya melakukan pelanggaran hukum terkait skandal seks Epstein, yang tewas di penjara saat menunggu persidangan kasusnya.
Skinner mengatakan dirinya “dibanjiri” telepon mengenai masalah ini sejak berita melaporkan Raja Charles melucuti gelar saudaranya tersebut.
“Sangat penting bagi kami untuk melindungi warisan kerajaan di Carrickfergus dan mempertahankannya, dan kami merasa sangat terhormat atas hal itu, namun, kami tidak merasa, terutama mengingat tindakan istana, bahwa pantas untuk menggunakan nama Pangeran Andrew,” ucapnya.
Ada beberapa lokasi lainnya di Irlandia Utara yang menyandang nama Pangeran Andrew, seperti Prince Andrew Gardens dan Prince Andrew Park yang bersebelahan di Belfast bagian selatan, dan Prince Andrew Crescent di Moygashel, County Tyrone.
Juru bicara Dewan Wilayah Borough Mid dan East Antrim mengatakan bahwa “setiap potensi perubahan nama jalan di wilayah tersebut perlu diajukan ke dewan untuk dipertimbangkan”.
Sementara juru bicara Dewan Kota Belfast, dalam tanggapannya, menyatakan bahwa: “Setiap permohonan penggantian nama jalan harus disertai petisi dari setidaknya sepertiga penduduk jalan tersebut, yang menunjukkan minat/dukungan untuk mengubah nama jalan tersebut”.
“Petisi harus menunjukkan nama yang diusulkan dengan pilihan kedua untuk nama jalan itu yang dicantumkan dalam petisi,” sebutnya.
“Permohonan beserta petisi pendukungnya kemudian diajukan kepada komite dan dewan untuk mendapatkan persetujuan guna melanjutkan permohonan,” jelas juru bicara tersebut.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Skandal Seks Bikin Pangeran Andrew Kehilangan Gelar dan Diusir
London –
Raja Inggris, Charles III, resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Andrew juga diusir dari kediamannya di Istana Windsor.
“Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).
Istana mengatakan Raja Charles III telah memulai rangkaian proses formal mencabut gelar saudaranya. Andrew diperintahkan pindah dari Kastil Windsor sesegera mungkin.
Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan itu telah dibantah Andrew.
“Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.
Istana menyebut Charles ingin menunjukkan simpati terhadap korban. Raja Charles disebut akan mendukung korban dan penyintas pelecehan.
“Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” ujarnya.
Andrew dilaporkan tidak keberatan dengan keputusan Raja Charles III. Spekulasi tentang Andrew itu muncul beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya.
Korban pelaku kejahatan seksual di AS, Jeffrey Epstein, tersebut mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa dia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika dia baru berusia 17 tahun. Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun.
Sementara, Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks. Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut memuji langkah Raja Charles III tersebut.
“Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka kepada BBC.
“Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya,” sambungnya.
Andrew merupakan putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II. Dia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Namun, dia telah setuju untuk membayar Giuffre, yang merupakan warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022. Uang itu diberikan untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.
Pernyataan Pangeran Andrew
Pada 17 Oktober, situs royal.uk telah merilis pernyataan yang mengumumkan Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut isi pernyataan Andrew:
A statement by Prince Andrew
Published 17 October 2025In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.
With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.
[Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.
Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.
Halaman 2 dari 3
(haf/haf)
-

Heboh Pangeran Andrew Kehilangan Gelar Akibat Skandal Seks
Jakarta –
Pangeran Andrew, anak ketiga mendiang Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara, akan kehilangan gelar “pangeran” dan keluar dari kediamannya di Windsor, Royal Lodge.
Dalam beberapa pekan terakhir Andrew mendapat sorotan publik terkait hubungannya dengan Jeffrey Epstein, seorang pelaku kejahatan seksual yang telah divonis bersalah dan meninggal dunia di Amerika Serikat.
Dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kamis (30/10), Kerajaan Bersatu (UK) menyatakan saudara kandung Raja Charles tersebut kini hanya akan menyandang nama Andrew Mountbatten Windsor.
Baca juga:
Andrew telah menyerahkan sejumlah gelar kebangsawanan pada awal Oktober lalu, termasuk gelar Duke of York. Langkah itu merupakan imbas dari sorotan publik terhadap kehidupan pribadinya.
Dalam memoar yang terbit setelah kematiannya, Virginia Giuffre, korban kekerasan seksual Jeffrey Epstein, mengulangi tuduhan bahwa saat masih remaja, dia pernah berhubungan seks dengan Andrew dalam tiga kesempatan terpisah. Andrew selalu membantah tuduhan tersebut.
Dalam perkembangan terbaru, keluarga mendiang Giuffre mengatakan perempuan yang tewas April lalu itu “telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kebenaran dan keberanian luar biasanya”.
ShutterstockPangeran Andrew tinggal di Royal Lodge sejak 2004.
Sementara itu, pihak Kerajaan Bersatu menyebut Raja Charles telah memulai proses formal untuk mencabut titel, gelar kehormatan, dan penghargaan yang dipegang Andrew.
Istana Buckingham juga bilang bahwa pemberitahuan resmi telah disampaikan agar Andrew menyerahkan Royal Lodge.
Andrew akan pindah ke akomodasi pribadi di Sandringham Estate. Biaya kehidupan Andrew disebut akan didanai secara pribadi oleh Raja Charles.
“Tindakan ini dianggap perlu, meskipun Andrew terus membantah tuduhan yang ditujukan padanya,” demikian pernyataan resmi Kerajaan Bersatu.
Pihak kerajaan dalam pernyataannya juga menyatakan dukungannya bagi korban segala bentuk kekerasan.
Sementara itu, dua putri Andrew yang telah dewasa, yakni Eugenie dan Beatrice, akan tetap mempertahankan gelar kebangsawanan mereka.
Sarah Ferguson, mantan istri Andrew, akan pindah dari Royal Lodge dan akan mengatur tempat tinggalnya sendiri.
Hingga Oktober ini, Sarah masih mempertahankan gelar Duchess of York. Namun dia kembali menggunakan nama mudanya, Sarah Ferguson, setelah Andrew secara sukarela melepaskan penggunaan gelar Duke of York.
Menurut kabar yang beredar di lingkungan Istana Buckingham, keputusan mencabut gelar pangeran Andrew telah dikonsultasikan dengan pemerintah Kerajaan Bersatu di bawah pimpinan Perdana Menteri Keir Starmer.
Pemerintah UK disebut mendukung pencabutan gelar itu.
Menanggapi berita tersebut di BBC Question Time, Menteri Kebudayaan UK, Lisa Nandy, menyebut pencabutan gelar Andrew menunjukkan “dukungan yang sangat kuat kepada korban pelecehan seksual dan kejahatan seksual”.
“Ini adalah perkembangan besar dan langkah besar yang diambil oleh Raja. Saya harus mengatakan, sebagai respons awal, saya benar-benar mendukung langkah yang dia ambil,” ujar Nandy.
Getty ImagesSarah Ferguson, yang terlihat di sini bersama Andrew, juga akan pindah dari Royal Lodge.
Pencabutan gelar Andrew menandai puncak tekanan yang semakin meningkat terhadap keluarga kerajaan dalam beberapa pekan terakhir.
Skandal terkait hubungan Andrew dengan Jeffrey Epstein kembali mencuat setelah tuduhan pelecehan seksual disebut-sebut dalam memoar yang ditulis Virginia Giuffre.
Meskipun Andrew selalu membantah, surat elektronik dari tahun 2011 yang mencuat ke publik menunjukkan Andrew tetap berhubungan dengan Epstein beberapa bulan setelah dia mengklaim persahabatan mereka berakhir.
Rincian tentang pengaturan tempat tinggal Andrew juga menjadi sorotan. Muncul pertanyaan baru tentang bagaimana Andrew dapat membiayai gaya hidupnya meskipun bukan lagi anggota kerajaan yang aktif.
Andrew tinggal di Royal Lodge sejak 2004. Saat itu dia menandatangani perjanjian sewa selama 75 tahun dengan pemilik properti, Crown Estate, yang beroperasi sebagai perusahaan properti independen.
Royal Lodge, yang terdaftar sebagai bangunan bersejarah Kelas II di kompleks Windsor, dilengkapi dengan rumah tukang kebun, Chapel Lodge, rumah berukuran enam kamar tidur, dan akomodasi petugas keamanan.
Rincian bagaimana Andrew selama ini membiayai kediamannya itu terkuak setelah perjanjian sewa diungkap ke publik.
Merujuk berkas perjanjian tersebut, Andrew hanya pernah membayar sewa tahunan simbolis untuk Royal Lodge. Pembayaran itu sebenarnya tidak diperlukan berdasarkan perjanjian Andrew dengan Crown Estate, seperti dalam klausul sewa yang dilihat oleh BBC News.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, Andrew membayar sejumlah besar uang tunai di muka, termasuk untuk renovasi, alih-alih membayar sewa tahunan.
Bagi pihak Kerajaan Bersatu, pengumuman pencabutan gelar Andrew adalah upaya untuk mengakhiri skandal yang melilit laki-laki berumur 65 tahun tersebut.
(ita/ita)
-

Tentang Gelar Duke of York yang Dicabut dari Pangeran Andrew
Jakarta –
Raja Charles III resmi mencabut gelar kebangsawanan Duke of York dari adiknya, Pangeran Andrew, setelah kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret namanya kembali mencuat. Keputusan ini menandai akhir dari status resmi Andrew sebagai salah satu tokoh senior dalam keluarga kerajaan Inggris.
“Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).
Keputusan pencabutan gelar tersebut sekaligus menyoroti salah satu gelar tertua dan paling bergengsi dalam monarki Inggris. Gelar Duke of York menyimpan sejarah panjang dan memiliki makna penting dalam sistem kebangsawanan yang diwariskan turun-temurun sejak berabad-abad lalu.
Apa Itu Gelar Duke of York?
Mengutip situs resmi The Royal Family, Duke of York atau Adipati York merupakan salah satu gelar kebangsawanan tertinggi di Inggris. Secara tradisi, gelar ini diberikan kepada anak laki-laki kedua dari penguasa yang sedang berkuasa. Artinya, gelar tersebut tidak diwariskan secara otomatis, melainkan harus diberikan kembali oleh raja atau ratu yang bertakhta.
Nama “York” sendiri diambil dari kota bersejarah di Inggris utara yang pernah menjadi pusat penting kerajaan di masa lampau. Gelar ini telah melekat pada sejarah monarki sejak abad ke-14 dan kerap dikaitkan dengan tokoh-tokoh kerajaan berpengaruh, termasuk mereka yang memiliki kedekatan khusus dengan pewaris takhta.
Sejak Kapan Pangeran Andrew Menjadi Duke of York?
Masih merujuk pada The Royal Family, Pangeran Andrew dianugerahi gelar Duke of York oleh mendiang Ratu Elizabeth II pada 23 Juli 1986, bertepatan dengan hari pernikahannya dengan Sarah Ferguson. Sejak saat itu, Andrew resmi menyandang gelar Adipati York yang secara simbolik menandakan statusnya sebagai putra kedua sang ratu.
Deretan Tokoh yang Pernah Menyandang Gelar Duke of York
Menurut arsip kerajaan Inggris (Line of Succession), gelar Duke of York telah diberikan kepada sejumlah tokoh dari berbagai generasi. Gelar ini juga telah mengalami beberapa kali creation sejak pertama kali diberikan pada abad ke-14.
Berikut daftar lengkapnya dari masa ke masa:
First Creation (Abad ke-14)
Edmund of Langley (1341-1402): Putra kelima Raja Edward III dan pemegang gelar Duke of York pertama dalam sejarah.Edward of Norwich (1373-1415): Putra Edmund of Langley. Gelarnya berakhir setelah ia meninggal tanpa keturunan sah di Pertempuran Agincourt.
Second Creation (Abad ke-15)
Richard of Shrewsbury (1473-1483?): Anak kedua Raja Edward IV. Hilang secara misterius bersama kakaknya di Tower of London dan gelarnya pun gugur.
Third Creation (Abad ke-16)
Henry VIII (1491-1547): Diberi gelar Duke of York saat masih kecil sebelum naik takhta menjadi Raja Henry VIII.
Fourth Creation (Abad ke-17)
James Stuart (1633-1701): Adik Raja Charles II yang kemudian menjadi Raja James II dari Inggris.
Fifth Creation (Abad ke-18)
Prince Ernest Augustus (1674-1728): Putra Raja James II, namun gelarnya tidak diakui setelah perubahan dinasti.
Sixth Creation (Abad ke-18-19)
Prince Edward, Duke of York and Albany (1739-1767): Adik Raja George III. Gelarnya berakhir tanpa pewaris.Prince Frederick (1763-1827): Anak kedua Raja George III. Gelarnya pun tidak diwariskan setelah ia wafat tanpa keturunan sah.
Seventh Creation (Abad ke-20)
Prince George (1895-1952): Putra kedua Raja George V, yang kemudian naik takhta sebagai Raja George VI-ayah dari Ratu Elizabeth II.
Eighth Creation (Abad ke-20-21)
Prince Andrew (lahir 1960): Putra kedua Ratu Elizabeth II. Gelar Duke of York yang ia terima pada 1986 kini telah resmi dicabut oleh Raja Charles III pada 2025.
Daftar tersebut menunjukkan bahwa gelar Duke of York kerap berakhir di tangan raja Inggris berikutnya. Gelar ini pun menjadi simbol kedekatan dengan garis keturunan utama monarki dan bagian dari sejarah panjang istana Inggris.
(wia/imk)
-

Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles
Jakarta –
Raja Charles III secara resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Keputusan itu diambil usai nama Andrew terseret dalam skandal kasus pelecehan Jeffrey Epstein.
Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), keterlibatan nama Andrew dalam kasus pelecehan yang dilakukan Jeffrey Epstein mencuat usai catatan pribadi salah satu korban Epstein, Virgini Giuffre, terbit. Dalam catatan itu, Giuffre mengaku telah dijual untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali saat ia berusia 17 tahun.
Giuffre sendiri bunuh diri pada April silam di usia 41 tahun. Sementara Epstein telah meninggal bunuh diri pada tahun 2019 di sel tahanannya.
Pihak Andrew sendiri telah berulang kali membantah tuduhan terlibat kasus pelecehan Epstein. Namun, ia diketahui telah setuju membayar jutaan dolar Amerika kepada Giuffre pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan yang menimpanya itu.
Istana mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.
“Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).
Dalam keterangannya, pihak Kerajaan Inggris mengatakan pencabutan gelar bangsawan Pangeran Andrew merupakan komitmen dari Raja Charles III untuk berpihak pada korban pelecehan seksual.
“Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” bunyi keterangan Istana.
Mengutip dari situs resmi Keluarga Kerajaan Inggris (royal.uk), Pangeran Andrew (Andrew Mountbatten Windsor) lahir di Istana Buckingham pada 19 Februari 1960. Ia adalah anak ketiga dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip yang diberi nama Andrew Albert Christian Edward.
Pada 23 Juli 1986, ia menikahi Sarah Ferguson di Westminster Abbey. Pasangan yang bercerai pada tahun 1996 ini dikaruniai dua anak, yaitu Putri Beatrice dan Putri Eugenie, serta empat cucu: August dan Ernest (putra dari Putri Eugenie dan Jack Brooksbank) dan Sienna dan Athena (putri dari Putri Beatrice dan Edoardo Mapelli Mozzi).
Pangeran Andrew (Foto: BBC World)
Pangeran Andrew bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan pada tahun 1979 dan lulus dari Britannia Royal Naval College Dartmouth pada tahun 1980, sebelum menjalani pelatihan penerbangan sayap tetap dan helikopter di RAF Leeming dan Royal Naval Air Station Culdrose.
Letnan Muda Pangeran Andrew beralih ke helikopter Sea King, sebelum bergabung dengan unit garis depan pertamanya, Skuadron Udara Angkatan Laut (NAS) 820 yang berlayar di HMS INVINCIBLE. Pada April 1982, unit tersebut berlayar sebagai bagian dari Satuan Tugas ke Atlantik Selatan untuk merebut kembali Kepulauan Falkland. Dinas aktif Pangeran Andrew di Angkatan Laut Kerajaan berlangsung selama 22 tahun hingga Juli 2001.
Setelah menyelesaikan karier militernya, Pangeran Andrew diundang untuk menduduki posisi baru sebagai Perwakilan Khusus Inggris untuk Perdagangan dan Investasi Internasional. Bekerja sama dengan Pemerintah Yang Mulia Ratu, khususnya Departemen Perdagangan dan Investasi Inggris (UKTI), peran tersebut mencakup promosi Inggris sebagai tujuan investasi asing, dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bisnis Inggris yang mengekspor dan berinvestasi di luar negeri.
Pangeran Andrew mendukung mendiang Ratu dalam perannya sebagai kepala negara dengan mewakilinya di berbagai acara dan kunjungan di Inggris dan luar negeri; menerima kepala negara dan pejabat pemerintahan, serta menghadiri acara kenegaraan dan seremonial.
Pernyataan Pangeran Andrew Melepas Gelarnya
Pada 17 Oktober 2025, situs royal.uk merilis pernyataan yang mengumumkan bahwa Pangeran Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut ini bunyi pernyataan dari Pangeran Andrew.
A statement by Prince Andrew
Published 17 October 2025In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.
With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.
[Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.
Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.]
Halaman 2 dari 2
(kny/imk)
-

Raja Charles Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew dan Mengusirnya dari Windsor
Jakarta –
Raja Charles III resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Raja Charles juga mengusir Andrew dari kediamannya di Istana Windsor.
“Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).
Istana juga mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.
Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan ini telah dibantah Andrew.
“Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.
“Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” tambahnya.
Spekulasi tentang Andrew ini diketahui terjadi beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya, di mana korban pelaku kejahatan seksual di AS, Epstein, mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa ia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika ia baru berusia 17 tahun.
Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun. Sementara Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks.
Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut, memuji langkah Raja Charles tersebut. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada BBC bahwa “hari ini, ia menyatakan sebuah kemenangan”.
“Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka.
“Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya.”
Andrew, putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II, telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Namun, ia telah setuju untuk membayar Giuffre, warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.
(zap/lir)
-

Trump Kunjungi Inggris, Bahas Kerja Sama Nuklir dan Investasi Teknologi
London –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali berjejak di Inggris pada Selasa (16/09) malam atas undangan Raja Charles III dan Perdana Menteri Keir Starmer.
Pemerintah di London menyebut kunjungan ini menunjukkan bahwa “hubungan Inggris-Amerika Serikat adalah yang terkuat di dunia, dan dibangun di atas sejarah selama 250 tahun.”
Selama kunjungan berlangsung, kedua kepala negara dijadwalkan mengumumkan berbagai kesepakatan di bidang energi dan teknologi, termasuk perjanjian kerja sama untuk memperkuat energi nuklir.
Agenda kunjungan Trump
Puncak seremoni dilangsungkan pada Rabu (17/09), ketika Trump dan Ibu Negara Melania disambut dengan kemegahan kerajaan di Istana Windsor, diarak dalam prosesi kereta kuda bersama Raja Charles, Ratu Camilla, Pangeran William, dan Putri Catherine, yang dilengkapi jamuan kenegaraan, atraksi udara militer, dan tembakan meriam kehormatan.
Keesokan harinya, Starmer dijadwalkan menjamu Trump di Istana Chequers di pedesaan di luar kota London. Mereka akan membahas tarif impor baja Inggris ke AS yang masih tinggi di angka 25%.
Pada Mei lalu, kedua negara sepakat menurunkan tarif impor mobil dan produk dirgantara, tetapi belum menyepakati tarif baja.
“Saya juga datang untuk urusan perdagangan. Mereka ingin melihat apakah kesepakatan dagang bisa sedikit disempurnakan,” kata Trump kepada wartawan sebelum lepas landas dengan Air Force One.
“Kami sudah membuat kesepakatan yang baik. Saya siap membantu mereka,” tambahnya.
Starmer juga diperkirakan akan membujuk Trump untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio turut hadir dalam kunjungan ini dan akan bertemu dengan Menlu Inggris yang baru, Yvette Cooper.
Kerja sama teknologi senilai 690 triliun Rupiah
Inggris dan Amerika Serikat telah menyepakati sebuah perjanjian teknologi untuk memperkuat hubungan di bidang kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, dan energi nuklir sipil. Dalam perjanjian yang diberi nama “Tech Prosperity Deal” ini, perusahaan-perusahaan teknologi besar AS yang dipimpin oleh Microsoft berkomitmen untuk berinvestasi sebesar 31 miliar Poundsterling (sekitar 690 triliun Rupiah).
Pemerintah Inggris mengatakan bahwa perjanjian ini mencakup upaya bersama untuk mengembangkan model AI di bidang layanan kesehatan, memperluas kemampuan komputasi kuantum, dan mendorong proyek energi nuklir sipil.
Pemerintah juga menambahkan bahwa kerja sama ini akan mendukung pertumbuhan ekonomi, penelitian ilmiah, dan keamanan energi di kedua negara.
Amerika Serikat merupakan mitra dagang tunggal terbesar Inggris, dan perusahaan-perusahaan teknologi besar AS telah menginvestasikan miliaran dolar dalam operasi mereka di Inggris.
Selama beberapa tahun ke belakang, Inggris menghadapi melemahnya pertumbuhan ekonomi. Starmer sebabnya membidik aliran dana investasi dari AS. Ia misalnya menerapkan regulasi yang lebih longgar seperti yang dituntut pemerintah di Washington, berbeda dengan pendekatan Uni Eropa yang lebih ketat dan intervensif.
Trump sebelumnya telah mengkritik undang-undang keamanan daring dan pajak digital Eropa, termasuk yang diterapkan di Inggris. Namun, topik tersebut tidak menjadi bagian dari pembahasan dalam perjanjian ini.
Microsoft sendiri mengumumkan akan menginvestasikan total 22 miliar poundsterling (sekitar 493 triliun Rupiah) untuk memperluas infrastruktur cloud dan AI, termasuk pembangunan sebuah superkomputer yang akan berlokasi di Loughton, di timur laut London.
Sementara itu, Google mengumumkan investasi sebesar 5 miliar poundsterling (sekitar 112 triliun Rupiah), yang mencakup pembangunan pusat data baru di Waltham Cross, di utara London, serta dukungan berkelanjutan untuk penelitian AI melalui proyek DeepMind.
Protes anti-Trump
Meski Trump tidak berkunjung ke London, aksi protes tetap direncanakan di Windsor dan pusat kota London.
Kelompok Stop Trump Coalition mengecam Starmer karena “menggelar karpet merah untuk Trump yang memberi pesan berbahaya dan tidak membantu komunitas yang menghadapi lonjakan rasisme di Inggris.”
Kunjungan ini berlangsung di tengah kontroversi setelah duta besar Inggris untuk AS, Peter Mandelson, dipecat akibat kebocoran email yang menunjukkan kedekatannya dengan Jeffrey Epstein.
Menjelang kedatangan Trump, para demonstran menampilkan spanduk besar berisi foto presiden AS bersama Epstein, yang kemudian diproyeksikan ke menara Kastil Windsor.
Empat orang ditangkap setelah polisi setempat menyebut proyeksi gambar tersebut sebagai aksi “tanpa izin” dan juga menilai kejadian itu sebagai “aksi dramatis di area publik untuk menarik banyak perhatian.”
Presiden AS pertama yang diundang untuk kunjungan kenegaraan kedua
Saat kunjungan Starmer ke Gedung Putih pada Februari lalu, Perdana Menteri Inggris menyerahkan secara langsung surat pribadi dari raja, yang kemudian dipamerkan Trump dengan bangga di depan kamera televisi.
Belum pernah sebelumnya seorang presiden AS dua kali diundang untuk kunjungan kenegaraan oleh monarki Inggris.
Juru bicara Starmer menyebut kunjungan kenegaraan ini sebagai “kesempatan historis” yang berlangsung “pada saat yang krusial bagi stabilitas dan keamanan global.”
Sebelum berangkat ke Inggris, Trump memuji hubungannya yang “sangat baik” dengan Inggris dan menyebut Raja Charles sebagai “temannya.”
“Ini pertama kalinya seseorang mendapat kehormatan dua kali. Jadi, ini benar-benar kehormatan besar,” kata Trump menyoroti hal ini.
Trump sebelumnya melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke Inggris pada 2019, selama masa jabatan pertamanya, dimana ia disambut oleh almarhum Ratu Elizabeth II.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Rizki Nugraha(nvc/nvc)
-

Trump Mulai Kunjungan Bersejarah di Inggris, Akan Bertemu Raja Charles
London –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Inggris pada Selasa (16/9) untuk kunjungan kenegaraan yang bersejarah. Trump menjadi Presiden AS pertama yang diundang untuk dua kunjungan kenegaraan ke Inggris.
Inggris memberikan sambutan karpet merah kerajaan untuk memikat sang Presiden AS tersebut.
Trump, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), menjadi Presiden AS yang pertama diundang untuk dua kunjungan kenegaraan, setelah sebelumnya dijamu oleh Ratu Elizabeth II pada akhir masa jabatan pertamanya tahun 2019 lalu — seiring upaya Inggris untuk menjaga hubungan istimewa tersebut tetap terjalin.
“Banyak hal di sini yang menghangatkan hati saya. Ini tempat yang sangat istimewa,” kata Trump kepada wartawan setelah tiba di London bersama Ibu Negara AS Melania Trump, pada Selasa (16/9) waktu setempat.
Raja Charles III akan menjamu Trump di Kastil Windsor untuk jamuan mewah dan perjalanan dengan kereta kuda pada Rabu (17/9) waktu setempat, sebelum sang Presiden AS ini bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Keir Starmer di kediamannya di area pedesaan Inggris pada Kamis (18/9) mendatang.
Sebagai tanda kemegahan dalam sambutan Inggris untuk Trump, barisan kehormatan menyambut Trump dan istrinya saat mereka turun dari pesawat kepresidenan Air Force One di Bandara Stansted di dekat London.
Trump kemudian mengungkapkan kekagumannya pada sang Raja Inggris.
“Dia sudah sejak lama menjadi teman saya, dan semua orang menghormatinya, dan mereka mencintainya,” kata Trump saat tiba dengan helikopter di Winfield House, kediaman Duta Besar AS di London, yang menjadi tempatnya bermalam.
“Besok akan menjadi hari yang sangat penting,” sebutnya.
Kunjungan Trump ini sebagian besar akan digelar secara tertutup dengan pengamanan ketat.
Di Kastil Windsor pada Rabu (16/9), Trump akan mendapatkan kesempatan naik kereta kuda seremonial dan menyaksikan pertunjukan udara oleh jet-jet tempur Inggris bersama AS, dalam apa yang disebut para pejabat sebagai pertunjukan militer terbesar untuk kunjungan kenegaraan yang pernah ada.
Malam harinya, Raja Charles akan menjamu Trump dalam jamuan makan malam kenegaraan yang mewah, di mana keduanya akan menyampaikan pidato.
Pertemuan dengan PM Starmer akan digelar pada Kamis (17/9) di kediamannya di area pinggiran Chequers, dengan pembicaraan kedua pemimpin akan berfokus pada isu perdagangan dan perang Ukraina juga perang Gaza.
Kunjungan ini dijadwalkan bertepatan dengan pengumuman beberapa investasi di Inggris — yang terbaru adalah janji Microsoft untuk menggelontorkan dana sebesar US$ 30 miliar selama empat tahun.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
