Jejak Karier Effendi Simbolon, Politikus Senior PDI-P yang Dipecat Gegara Dukung Ridwan Kamil
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
PDI-P
resmi memecat kadernya,
Effendi Simbolon
dari keanggotaan partai. Pemberhentian ini buntut keputusan Effendi mendukung pasangan Ridwan Kamil-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, tindakan Effendi melanggar kode etik dan anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART) partai.
“Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari partai. Yang bersangkutan melanggar kode etik, disiplin dan AD/ART partai,”kata Djarot saat dihubungi, Sabtu (30/11/2024) kemarin.
Kompas.com
mencoba menghubungi Effendi Simbolon untuk meminta tanggapannya terkait dengan pemecatan dirinya dari DPR RI pada Sabtu kemarin.
Namun, Effendi hanya mengirimkan gambar Paus Fransiskus bertuliskan “semoga tuhan berkati” melalui aplikasi pesan singkat.
Kompas.com
pun kembali meminta keterangan Effendi terkait tanggapannya atas pemecatan itu. Sayangnya hingga berita ini diterbitkan, Effendi tak juga memberikan tanggapannya.
Effendi mengawali karier politiknya dengan bergabung dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Ia pertama kali menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) pada 2004 dan berhasil mempertahankan kursinya selama empat periode berturut-turut.
Dalam kurun waktu itu, Effendi pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII yang menangani isu-isu energi, sumber daya mineral, riset, teknologi, dan lingkungan hidup sampai 2013.
Sejak 2019, ia aktif sebagai anggota Komisi I yang berfokus pada pertahanan, luar negeri, komunikasi, dan informasi.
Di internal PDI-P, Effendi pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Sumber Daya dan Dana, serta menjadi salah satu bakal calon Sekretaris Jenderal PDI-P untuk periode 2010–2015.
Pada Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013, Effendi mencalonkan diri bersama Jumiran Abdi.
Pasangan ini memperoleh suara 24,34 persen, kalah dari pasangan Gatot Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi yang memperoleh 33,00 persen suara.
Kini, Effendi harus meninggalkan semua atribut partai usai dipecah partai Banteng tersebut.
Dalam surat pemberhentian Effendi yang diterima
Kompas.com,
PDI-P memberikan sanksi pemecatan karena kadernya itu melanggar instruksi DPP partai terkait Pilkada Jakarta 2024.
Diketahui, PDI-P mengusung pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta Pramono Anung-Rano Karno. Namun, Effendi justru mendukung kandidat dari partai lain yang menjadi lawan dari Pramono-Rano.
“Bahwa sesungguhnya sikap, tindakan dan perbuatan Sdr. Effendi Muara Sakti Simbolon … adalah pembangkangan terhadap ketentuan keputusan dan garis kebijakan partai, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin Partai, dikategorikan sebagai pelanggaran berat,” seperti dikutip
Kompas.com
dari surat tersebut, Minggu (1/12/2024).
Atas dasar itu, PDI-P memutuskan untuk memecat Effendi terhitung sejak surat diterbitkan pada 28 November 2024. Surat pemecatan itu ditandatangani oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto.
PDI-P juga secara tegas melarang Effendi untuk melakukan kegiatan ataupun menduduki jabatan yang mengatasnamakan partai.
“DPP PDI Perjuangan akan mempertanggungjawabkan surat keputusan ini pada Kongres Partai. Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan akan ditinjau kembali dan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya,” demikian bunyi surat tersebut.
Untuk diketahui, Effendi hadir dalam pertemuan Ridwan Kamil-Suswono dengan Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (18/11/2024).
Dalam pertemuan yang berlangsung pada masa kampanye itu, sejumlah kader partai dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus juga turut hadir.
Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil dan Suswono, Ahmad Riza Patria bahkan secara khusus menyapa Effendi saat memberikan sambutannya. Riza menyatakan, Effendi adalah salah satu kader PDI-P yang mendukung RK-Suswono.
“Di sini ada spesial Pak Jokowi, dari PDI Perjuangan ada Effendi Simbolon. Ini kader PDI Perjuangan yang mendukung Ridwan Kamil,” ujar Riza di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin.
Di penghujung acara, calon gubernur Jakarta Ridwan Kamil mengatakan bahwa Pilkada Jakarta menjadi ajang rekonsiliasi bagi pihak yang terpecah pada Pilpres 2024, termasuk sosok Effendi.
“Di belakang saya ada Pak Effendi Simbolon, (tadi) mendeklarasikan 7.000 (dukungan dari) orang-orang Batak, beliau dari partai mana kita semua tahu kan,” kata Ridwan usai acara.
Adapun dalam acara tersebut Jokowi secara terbuka menyatakan mendukung RK-Suswono pada Pilkada Jakarta 2024. Dia bahkan menyinggung pengalaman RK yang pernah menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jawa Tengah.
“Artinya, secara rekam jejak punya, secara ilmu punya. Kurang apa lagi? Mau pilih yang mana lagi,” tegas Jokowi.
Tindakan Effendi ini menuai kritik dari kalangan elite PDI-P karena dianggap tak tegak lurus dengan instruksi partai. Salah satunya Djarot yang dengan tegas menyatakan Effendi secara otomatis bukan lagi kader PDI-P.
“Mas ES (Effendy Simbolon) telah melanggar AD/ART partai dan disiplin organisasi dengan mendukung Rido (Ridwan Kamil-Suswono), maka secara otomatis yang bersangkutan sudah bukan menjadi kader partai,” ujar Djarot kepada
Kompas.com,
Rabu (20/11/2024).
Sementara Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengaku capek dengan tingkah laku Effendi yang mengampanyekan RK-Suswono di Pilkada Jakarta, alih-alih mendukung Pramono-Karno.
“Capek,” kata Said saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Effendi buka kali pertama melakukan tindakan yang berseberangan dengan PDI-P. Sebelumnya, dia juga pernah menyebut Prabowo Subianto sebagai figur yang cocok menakhodai Republik Indonesia (RI).
Pernyataan itu disampaikan Effendi dalam Rakernas Punguan Simbolon dohot Indonesia (PSBI) di Hotel Aryaduta, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023). Effendi selaku Ketua Umum PSBI mengundang Prabowo untuk memberikan pidato.
Ketika itu, Prabowo masih berstatus Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus juga bakal calon presiden yang telah ditetapkan oleh Gerinda.
Di sisi lain, PDI-P yang merupakan partai Effendi telah menetapkan dan mendeklarasikan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.
Tindakan ini membuat Effendi dipanggil oleh jajaran DPP PDI-P Bidang Kehormatan, Senin (10/7/2023). Pemanggilan itu untuk meminta penjelasan Effendi soal pernyataannya yang seolah mendukung Prabowo.
Hasto selaku Sekjen PDI-P menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan Effendi, Prabowo diundang dalam acara Rakernas PSBI sebagai Menteri Pertahanan.
Dia pun menganggap wajar jika Prabowo mendapatkan pujian dari peserta rakernas, mengingat statusnya sebagai tamu undangan.
“Nah, di situ sebagai tuan rumah kan memberikan puji-pujian kepada seluruh tamu yang datang. Kan tamu yang datang enggak mungkin dikritik di depan umum, kan enggak mungkin,” tutur Hasto dalam konferensi pers, Senin.
Effendi pun lolos dari jeratan sanksi partai dan hanya mendapat teguran. Hasil klarifikasi yang dilakukan jajaran DPP juga telah dilaporkan kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Meski begitu, Ketua Bidang Kehormatan PDI-P Komarudin Watubun secara khusus memberikan peringatan kepada Effendi agar mematuhi aturan partai.
“Itu yang saya warning di dalam (saat klarifikasi). Ketika kau menjadi anggota partai, maka seluruh kebebasanmu diatur oleh partai. Tidak bisa lagi sebebas-bebasnya. Kalau mau bebas jangan di partai,” tegas Komarudin.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Rano Karno
-

Kubu RK-Suswono Terlalu Remehkan Lawan
GELORA.CO -Tim pemenangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono di Pilkada DKI Jakarta dianggap gagal mengantarkan jagoannya menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2024-2029.
Disinyalir, hal itu terjadi karena mereka merasa besar didukung banyak partai dan meremehkan lawannya.
Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto merespons beberapa hasil quick count lembaga survei yang memperlihatkan suara RK-Suswono kalah dari pasangan Pramono Anung-Rano Karno (Doel).
“Meski didukung mayoritas parpol bukan berarti RK-Suswono dapat menang. Faktanya hasil real count jauh dari harapan timses,” kata Hari kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu, 1 Desember 2024.
Meskipun dipimpin mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, partai politik (parpol) pendukung RK-Suswono diisi orang-orang yang jago memimpin tapi tidak mau dipimpin. Sehingga konsolidasi pimpinan parpol tidak tegak lurus dengan akar rumputnya.
“Tentunya ini kegagalan konsolidasi tim pemenangan mengantarkan RK-Suswono. Kata ‘remeh’ tentunya menjadi persoalan karena didukung koalisi parpol gemuk,” pungkas Hari
-

PDIP Pecat Effendi Simbolon karena Tak Dukung Pramono-Rano pada Pilkada Jakarta 2024
Jakarta, Beritasatu.com – Effendi Simbolon resmi dipecat PDIP dari keanggotaan partai. Effendi Simbolon dipecat karena tidak mendukung pasangan calon (paslon) yang diusung partainya, yaitu Pramono Anung dan Rano Karno (Pramono-Rano) pada Pilkada Jakarta 2024.
Effendi Simbolon diketahui mendukung paslon Ridwan Kamil-Suswono. Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat membenarkan pemecatan Effendi Simbolon.
“Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari anggota partai karena pelanggaran kode etik, disiplin partai, dan Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) partai,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (30/11/2024).
Effendi Simbolon dipecat berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Nomor 1648/KPTS/DPP/XI/2024. Effendi dipecat karena dinilai tidak mengindahkan instruksi DPP PDIP terkait rekomendasi calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dari PDIP pada Pilkada 2024 dengan mendukung calon kepala daerah dari partai politik lain (RK-Suswono).
Sikap politik Effendi Simbolon itu, menurut DPP PDIP, merupakan bentuk pembangkangan terhadap ketentuan, keputusan, dan garis kebijakan PDIP, yang merupakan pelanggaran kode etik dan disiplin partai sehingga dikategorikan sebagai pelanggaran berat.
“Oleh karenanya, DPP Partai memandang perlu untuk menerbitkan surat keputusan pemecatan terhadap saudara Effendi Muara Sakti Simbolon dari keanggotaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan,” tulis surat tersebut.
Terkait pemecatan tersebut, Effendi Simbolon dilarang melakukan kegiatan dan menduduki jabatan apa pun yang mengatasnamakan PDIP. DPP PDIP menyatakan akan mempertanggungjawabkan surat keputusan itu dalam kongres partai dan syarat tersebut berlaku sejak ditetapkan.
Surat pemecatan Effendi Simbolon ditandatangani Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri serta Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto yang ditetapkan di Jakarta pada Jumat (28/11/2024).
Effendi Simbolon yang dikonfirmasi terkait pemecatan oleh PDIP, hingga kini belum merespons.
-

Anies Baswedan Ungkap Faktor Kemenangan Pramono Anung-Rano Karno di Pilgub DKI Jakarta
FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan tanggapan mengenai kemenangan pasangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilgub DKI Jakarta.
Ia menilai kemenangan tersebut tidak hanya disebabkan oleh satu faktor, melainkan hasil kerja bersama berbagai elemen masyarakat.
“Ada banyak faktor, saya rasa, saya hanya sebagian kecil dari kemenangannya Mas Pram (Pramono Anung-Rano Karno),” ujar Anies, Sabtu (30/11/2024).
Anies menyoroti peran besar dari berbagai pihak yang terlibat dalam mendukung pasangan tersebut, seperti aktivis demokrasi, ulama, rohaniawan, hingga relawan.
Menurutnya, sinergi antar elemen masyarakat menjadi kunci utama dalam memenangkan pasangan ini.
“Di sana luar biasa banyak, aktivis demokrasi, kyai, ulama, rohaniawan, relawan. Itu semua bekerja bersama-sama,” lanjutnya.
Meski dukungan dari berbagai pihak sangat penting, Anies menegaskan bahwa pada akhirnya kualitas calon itu sendiri menjadi faktor penentu. Ia mengibaratkan pencalonan kepala daerah dengan proses pemasaran suatu produk.
“Kita mengiklankan sebuah barang pada akhirnya, sehabat-hebatnya orang mengiklankan kalau produknya tidak baik itu tidak laku. Jadi kualitas dari Mas Pram sendiri itu menentukan,” tegas Anies.
Kemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dianggap sebagai hasil dari kombinasi kekuatan figur yang kuat dan dukungan masif dari berbagai kalangan. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa kerja sama dan kualitas calon adalah fondasi penting dalam kompetisi politik.
Anies sendiri merupakan salah satu tokoh yang berada di barisan pemenangan Pramono-Rano. Selain itu ada juga nama mantan Gubernur DKI Jakarta lainnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Ikbal/Fajar)
-

Timses Pram-Doel apresiasi profesionalitas TNI-Polri Pilkada Jakarta
Bendahara Tim Pemenangan Pramono-Rano, Charles Honoris memberikan keterangan pers saat ditemui di Kantor Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, Jumat (29/11/2024). ANTARA/Luthfia Miranda Putri
Timses Pram-Doel apresiasi profesionalitas TNI-Polri Pilkada Jakarta
Dalam Negeri
Editor: Widodo
Sabtu, 30 November 2024 – 19:23 WIBElshinta.com – Bendahara Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno, Charles Honoris, mengapresiasi profesionalitas TNI dan Polri di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
“Pilkada Jakarta sejauh ini berjalan aman, tertib, dan kondusif. Tim Pemenangan Pram-Doel mengapresiasi seluruh pihak yang bekerja keras menciptakan kondisi tersebut, baik pasangan calon beserta tim, masyarakat umum, maupun aparat TNI-Polri yang telah bekerja keras di lapangan,” ujar Charles dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Secara khusus di Jakarta, kata Charles, timses Pram-Doel mengapresiasi TNI-Polri yang telah menjalankan tugasnya secara profesional dan memastikan setiap tahapan pilkada berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga stabilitas keamanan bisa terjaga.
“Kendati dinamika politik jelang pemungutan suara sempat menghangat,” ucap dia.
Menurut Charles, tidak adanya konflik berarti dalam pelaksanaan Pilkada Jakarta telah membuktikan bahwa aparat TNI-Polri telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dalam pengamanan, termasuk memitigasi adanya konflik di lapangan.
“Kami juga merasakan dan mengapresiasi TNI-Polri tetap menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada Jakarta,” ujarnya.
Berkat situasi yang kondusif dan stabilitas keamanan yang tercipta sejauh ini, lanjut dia, rakyat Jakarta bisa menggunakan hak pilihnya dengan bebas, tanpa paksaan dari pihak mana pun.
“Akhirnya memenangkan Pram-Doel dengan satu putaran. Kemenangan Pram-Doel adalah kemenangan rakyat Jakarta,” kata Charles.
Ia berharap agar TNI dan Polri terus ikut mengawal proses rekapitulasi suara berjenjang yang masih berlangsung saat ini.
“Mari kita jaga, rawat, dan teruskan kondusivitas yang sejauh ini sudah terjaga dengan baik sampai seluruh tahapan Pilkada Jakarta ini berakhir,” ucap dia.
Dengan demikian, Charles melanjutkan, sejarah akan mencatat banyak hal baik yang terjadi pada pesta demokrasi di Jakarta kali ini.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2023/08/16/64dc9cb1dafc4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dukung Ridwan Kamil, Effendi Simbolon Resmi Dipecat PDI-P
Dukung Ridwan Kamil, Effendi Simbolon Resmi Dipecat PDI-P
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– PDI-P resmi memecat
Effendi Simbolon
sebagai kader karena memberikan dukungan kepada pasangan
Ridwan Kamil
-Suswono di
Pilkada
Jakarta 2024. Diketahui, PDI-P mengusung pasangan Pramono Anung-Rano Karno di
pilkada
tersebut.
Adapun kabar pemecatan Effendi dibenarkan oleh Ketua DPD PDI-P Djarot Syaiful Hidayat, Sabtu (30/11/2024).
“Benar, yang bersangkutan (Effendi Simbolon) sudah dipecat dari partai,” kata Djarot saat dihubungi, Sabtu.
Ia mengonfirmasi, pemecatan itu dilakukan usai Effendi dinilai melanggar kode etik.
“Yang bersangkutan melanggar kode etik, disiplin dan AD/ART partai,” ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Effendi Muara Sakti Simbolon kembali menjadi sorotan publik setelah menghadiri pertemuan antara Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan calon gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil, pada Senin (18/11/2024) malam.
Dalam acara yang berlangsung di wilayah Cempaka Putih, Jakarta, tersebut, Effendi terlihat mengenakan kemeja hitam.
Dia sempat berjabat tangan dengan Ridwan Kamil saat namanya disebut sebagai kader PDI-P yang mendukung calon gubernur tersebut.
Nama Effendi bahkan sempat disapa oleh Ketua Tim Pemenangan Ridwan Kamil dan Suswono, Ahmad Riza Patria. Riza bilang, kader
PDI Perjuangan
itu mendukung Ridwan.
“Di sini ada spesial Pak Jokowi, dari PDI Perjuangan ada Effendi Simbolon. Ini kader PDI Perjuangan yang mendukung Ridwan Kamil,” ujar Riza di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin.
Di penghujung acara, nama Effendi kembali disinggung oleh Ridwan Kamil.
“Di belakang saya ada Pak Effendi Simbolon, (tadi) mendeklarasikan 7.000 (dukungan dari) orang-orang Batak, beliau dari partai mana kita semua tahu kan,” kata Ridwan usai acara.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2024/11/28/6747e4c91d73a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Belum Ucapkan Selamat ke Paslon Lain, Dharma Pongrekun: Tunggu Hasil Resmi KPU
Belum Ucapkan Selamat ke Paslon Lain, Dharma Pongrekun: Tunggu Hasil Resmi KPU
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut dua Dharma Pongrekun belum memberi ucapan untuk pasangan cagub dan cawagub, Pramono Anung-Rano Karno, yang telah mendeklarasikan kemenangan.
Dharma juga belum memberikan ucapan kepada pasangan calon lainnya Ridwan Kamil – Suswono.
“Sama sekali tidak benar dan belum pernah. Jadi kembali lagi saya tegaskan bahwa kami belum berpikir untuk hal-hal tersebut,” kata Dharma di Bale Gotong Royong Dharma-Kun, Jumat (29/11/2024).
Dharma masih menunggu keputusan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal kepastian putaran kedua.
“Saya tidak mau kira-kira. Silakan biar kita tunggu hasil dari KPU,” ungkap Dharma.
Tak hanya itu, Dharma juga belum ingin mengagendakan pertemuan dengan paslon lain, karena masih menunggu keputusan resmi.
“Karena pada prinsipnya kami berjuang ini hanya untuk kepentingan menyelamatkan jiwa manusia kok. Bukan sekadar ingin menikmati bagi-bagi kue, itu tujuan kami,” ucap Dharma.
Sebelumnya, hasil hitung cepat atau quick count Litbang Kompas Pilkada Jakarta 2024 menunjukkan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur RK-Suswono memperoleh 40,02 persen, Dharma-Kun memperoleh 10,49 persen, dan Pramono-Rano memperoleh 49,49 persen.
Hasil tersebut diperoleh dari perhitungan data yang masuk sebesar 100 persen dari 400 sampling TPS.
Quick count Litbang Kompas pada Pilkada Jakarta 2024 menggunakan metode systematic random sampling, dengan margin of error sebesar 1 persen.
Sumber pembiayaan hitung cepat berasal dari Harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara). Quick count ini bukanlah hasil resmi.
KPU akan melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Rabu (27/11/2024) hingga Senin (16/12/2024). Hasil resmi Pilkada Jakarta 2024 akan menunggu penghitungan suara secara manual oleh KPU.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Timses Pram-Doel apresiasi profesionalitas TNI-Polri di Pilkada DKI
Jakarta (ANTARA) – Bendahara Tim Pemenangan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI nomor urut 3 Pramono Anung dan Rano Karno, Charles Honoris, mengapresiasi profesionalitas TNI dan Polri di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
“Pilkada Jakarta sejauh ini berjalan aman, tertib, dan kondusif. Tim Pemenangan Pram-Doel mengapresiasi seluruh pihak yang bekerja keras menciptakan kondisi tersebut, baik pasangan calon beserta tim, masyarakat umum, maupun aparat TNI-Polri yang telah bekerja keras di lapangan,” ujar Charles dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Secara khusus di Jakarta, kata Charles, timses Pram-Doel mengapresiasi TNI-Polri yang telah menjalankan tugasnya secara profesional dan memastikan setiap tahapan pilkada berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga stabilitas keamanan bisa terjaga.
“Kendati dinamika politik jelang pemungutan suara sempat menghangat,” ucap dia.
Menurut Charles, tidak adanya konflik berarti dalam pelaksanaan Pilkada Jakarta telah membuktikan bahwa aparat TNI-Polri telah menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik dalam pengamanan, termasuk memitigasi adanya konflik di lapangan.
“Kami juga merasakan dan mengapresiasi TNI-Polri tetap menjaga netralitas dalam pelaksanaan Pilkada Jakarta,” ujarnya.
Berkat situasi yang kondusif dan stabilitas keamanan yang tercipta sejauh ini, lanjut dia, rakyat Jakarta bisa menggunakan hak pilihnya dengan bebas, tanpa paksaan dari pihak mana pun.
“Akhirnya memenangkan Pram-Doel dengan satu putaran. Kemenangan Pram-Doel adalah kemenangan rakyat Jakarta,” kata Charles.
Ia berharap agar TNI dan Polri terus ikut mengawal proses rekapitulasi suara berjenjang yang masih berlangsung saat ini.
“Mari kita jaga, rawat, dan teruskan kondusivitas yang sejauh ini sudah terjaga dengan baik sampai seluruh tahapan Pilkada Jakarta ini berakhir,” ucap dia.
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024
/data/photo/2023/07/10/64abc60a61571.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

