Di hadapan para pemimpin ASEAN, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT yang dinilainya sangat baik. Kepala Negara juga menyambut Timor-Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, menyampaikan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul, serta menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda dari Raja Maha Vajiralongkorn. REUTERS/Chalinee Thirasupa/Pool
Tag: Raja Maha Vajiralongkorn
-

Prabowo ajak negara ASEAN tetap berani hadapi ketidakpastian global
Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk tetap berani, adaptif dan visioner dalam menghadapi ketidakpastian global, yang disampaikannya pada sesi pleno KTT Ke-47 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa persatuan ASEAN merupakan kekuatan utama dalam menghadapi ketegangan global yang semakin meningkat.
“Menghadapi ketidakpastian global, mari kita memimpin dengan tujuan. Bukan hanya untuk kawasan kita, tetapi untuk dunia yang lebih stabil, adil, dan inklusif,” kata Presiden Prabowo dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.
Menurut Presiden, di tengah ketegangan geopolitik dan perubahan global yang cepat, ASEAN harus terus memperkuat koordinasi ekonomi, integrasi regional, dan transformasi digital untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian masa depan.
Persatuan ASEAN, kata Prabowo, juga harus tercermin dalam koordinasi, integrasi, dan transformasi ekonomi yang lebih kuat untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian di masa depan.
Pada sesi pleno tersebut, Presiden Prabowo duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone di sisi kiri dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di sisi kanan.
Di hadapan para pemimpin ASEAN, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT yang dinilainya sangat baik.
Kepala Negara juga menyambut Timor-Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN, menyampaikan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul, serta menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda dari Raja Maha Vajiralongkorn.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” ujar Presiden Prabowo.
Dalam pidatonya, Kepala Negara memuji kepemimpinan tegas Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan sengketa yang baru-baru ini terjadi, serta menegaskan kesiapan Indonesia untuk mendukung langkah-langkah lanjutan dari perjanjian gencatan senjata yang dicapai.
Prabowo juga menekankan bahwa bagi negara anggota ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan. Persatuan adalah strategi yang direncanakan untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional, kata Prabowo.
Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi kepada para Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi ASEAN yang telah menunjukkan solidaritas dan kerja sama erat dalam menghadapi tantangan geoekonomi saat ini.
Presiden Prabowo menekankan pentingnya inisiatif baru di bidang perdagangan barang, pembaruan ASEAN-China Free Trade Agreement (FTA), serta kerangka ekonomi digital kawasan.
“Kita akan terus menegaskan peran ASEAN sebagai penggerak pertumbuhan dan pusat inovasi dan peluang,” ucap Presiden.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa kekuatan ASEAN di kancah global harus berakar pada pondasi yang kuat di dalam negeri.
Dengan pondasi tersebut, kata Presiden, ASEAN dapat memainkan peran yang kredibel dan konstruktif dalam membentuk tatanan dunia yang adil dan inklusif.
“Pondasi yang kuat di rumahlah yang memampukan kita membangun jembatan ke dunia. Pondasi ini memberi kita kredibilitas untuk terlibat dan membantu membentuk masa depan di luar batas-batas kita,” tutur Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo juga mengingatkan bahwa perjalanan ASEAN dari masa konflik menuju kerja sama merupakan bukti nyata kekuatan solidaritas kawasan.
Kepala Negara menegaskan pentingnya menjadikan peringatan 50 tahun Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan 15 tahun East Asia Summit Bali Principles pada tahun depan bukan hanya seremonial, melainkan momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pidato di KTT Asean, Prabowo Serukan Perdamaian Demi Stabilitas Global
Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 Asean yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu (26/10/2025. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengajak negara anggota Asean menjaga perdamaian untuk stabilitas global.
Menurutnya, di tengah ketegangan geopolitik dan perubahan global yang cepat, Asean harus terus memperkuat koordinasi ekonomi, integrasi regional, dan transformasi digital untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian masa depan.
“Persatuan Asean juga harus tercermin dalam koordinasi, integrasi, dan transformasi ekonomi yang lebih kuat untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian di masa depan,” kata Prabowo dikutip dari Sekretariat Presiden, Minggu (26/10/2025).
Kepala Negara Indonesia itu mengingatkan bahwa Asean telah mengalami berbagai konflik dari masa ke masa hingga akhirnya sepakat saling bekerja sama, sehingga menjadi bukti nyata kekuatan solidaritas kawasan.
Prabowo mendorong inisiatif di bidang perdagangan barang pembaruan Asean-China Free Trade Agreement (FTA), serta kerangka ekonomi digital kawasan.
Dia juga menyinggung pentingnya menjadikan peringatan 50 tahun Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan 15 tahun East Asia Summit Bali Principles pada tahun depan bukan hanya seremonial, melainkan momentum untuk memperkuat semangat kebersamaan.
Selain itu, dia menekankan bahwa kekuatan ASEAN di tingkat internasional berasal dari fondasi yang kuat di dalam negeri. Alhasil, dapat berkontribusi besar di kancah global.
“Fondasi yang kuat di rumah yang memampukan kita membangun jembatan ke dunia. Fondasi ini memberi kita kredibilitas untuk terlibat dan membantu membentuk masa depan di luar batas-batas kita,” tuturnya.
Prabowo turut memuji Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT ke-47 Asean yang dinilainya sangat baik. Tak hanya itu, Prabowo mengapresiasi Menteri Luar Negeri dan Menteri Ekonomi Asean dalam menjaga solidaritas negara kawasan.
Dia juga menyambut baik atas masuknya Timor-Leste sebagai anggota ke-11 Asean Dalam kesempatan itu, Prabowo menyampaikan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul, serta belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda dari Raja Maha Vajiralongkorn.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” ucap Prabowo.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5392408/original/001484600_1761456629-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Prabowo di KTT ke-47: Bagi ASEAN, Persatuan Bukan Cuma Slogan – Page 3
Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menghadiri sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Centre (KLCC), Malaysia, pada Minggu (26/10/2025).
Pada kesempatan itu, dia duduk berdampingan dengan Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone di sisi kiri dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di sisi kanan.
Di hadapan para pemimpin, Prabowo menyampaikan apresiasi kepada tuan rumah yakni Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, atas penyelenggaraan KTT ke-47 ASEAN yang dinilainya sangat baik.
Dia juga menyambut Timor Leste sebagai anggota ke-11 ASEAN serta mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri Thailand yang baru, Anutin Charnvirakul.
Tidak ketinggalan pula menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibunda dari Raja Maha Vajiralongkorn.
“Saya juga ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya dari rakyat Indonesia atas wafatnya Sri Ratu Sirikit, Ibu Suri Kerajaan Thailand,” tutur Prabowo.
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan bahwa persatuan ASEAN merupakan kekuatan utama dalam menghadapi ketegangan global yang semakin meningkat.
Dia memuji kepemimpinan tegas Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan sengketa yang baru-baru ini terjadi, serta menegaskan kesiapan Indonesia untuk mendukung langkah-langkah lanjutan dari perjanjian gencatan senjata yang dicapai.
“Saya mengapresiasi kepemimpinan tegas Dato’ Seri Anwar Ibrahim dalam menyelesaikan perselisihan baru-baru ini. Indonesia siap mendukung langkah-langkah selanjutnya dari perjanjian gencatan senjata. Bagi ASEAN, persatuan bukan sekadar slogan. Persatuan adalah strategi yang direncanakan untuk menjaga perdamaian dan keamanan regional,” jelas dia.
Menurutnya, di tengah ketegangan geopolitik dan perubahan global yang cepat, ASEAN harus terus memperkuat koordinasi ekonomi, integrasi regional, dan transformasi digital untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian masa depan.
“Persatuan ASEAN juga harus tercermin dalam koordinasi, integrasi, dan transformasi ekonomi yang lebih kuat untuk menghadapi guncangan eksternal dan ketidakpastian di masa depan,” kata Prabowo.
-

Masa Berkabung Setahun di Thailand Usai Ibu Suri Sirikit Berpulang
Jakarta –
Ibu dari Raja Maha Vajiralongkorn, Ratu Sirikit meninggal dunia. Masa berkabung selama setahun untuk Kerajaan Thailand diterapkan.
Ibu Suri Kerajaan Thailand, Ratu Sirikit meninggal dalam usia 93 tahun pada Jumat (24/10) malam waktu setempat. Ratu Sirikit, yang merupakan istri dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.
Keluarga Kerajaan Thailand dan seluruh pejabat istana akan menjalani masa berkabung selama satu tahun sejak tanggal wafatnya Ratu Sirikit. Sejak Sabtu (25/10) pagi, para penyiar berita Thailand terlihat mengenakan pakaian hitam selama siaran pagi, yang menjadi tanda berkabung secara publik.
Dilansir AFP, Kerajaan Thailand dalam pernyataannya menyampaikan Ratu Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena “menderita beberapa penyakit” yang memerlukan perawatan berkelanjutan, termasuk infeksi darah yang dialaminya pada bulan Oktober ini.
“Kondisi Yang Mulia memburuk hingga Jumat (24/10) dan beliau meninggal dunia … di Rumah Sakit Chulalongkorn pada usia 93 tahun,” sebut Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand dalam pengumumannya.
Raja Vajiralongkorn memerintahkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand untuk menyelenggarakan upacara pemakaman dengan penghormatan tertinggi sesuai dengan tradisi kerajaan untuk sang ibunda. Jenazah Ratu Sirikit akan disemayamkan di Aula Singgasana Dusit Maha Prasat di dalam Grand Palace Bangkok.
Ibu Bangsa
Sosok Ratu Sirikit disebut sebagai “Ibu Bangsa” dan hari ulang tahunnya ditetapkan sebagai Hari Ibu di Thailand.
Mantan diplomat dan akademisi Thailand yang mempelajari monarki, Pavin Chachavalpongun, menyebut kepergian Ratu Sirikit “menandai peristiwa yang sangat penting bagi Keluarga Kerajaan Thailand dan seluruh bangsa, mengingat popularitasnya yang luar biasa dan hubungan mendalam dengan mendiang raja yang tetap sangat dihormati”.
Warga Thailand Beri Penghormatan Terakhir
Rumah Sakit Chulalongkorn, Bangkok, ramai didatangi warga untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ibu Suri Sirikit pada Jumat (24/10) malam. Ibu Suri Sirikit meninggal saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.
Dilansir media lokal Thailand, The Nation, Sabtu (25/10/2025), warga Thailand berkumpul di Rumah Sakit Chulalongkorn untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mendiang Sirikit, seiring dimulainya persiapan untuk pemakaman kerajaan. Mereka mengenakan pakaian hitam.
Suasana duka mendalam menyelimuti kompleks rumah sakit yang menjadi tempat meninggalnya sosok yang dijuluki sebagai “Ibu Bangsa” tersebut.
Beberapa pelayat, seperti terlihat dalam foto-foto yang dirilis kantor berita AFP, tampak tak kuasa menahan air mata sembari membawa foto mendiang Sirikit, ada juga yang membawa foto sang Ibu Suri dengan mendiang suaminya, Raja Bhumibol.
Mendiang Sirikit dan Raja Bhumibol menjadi sosok yang sangat dicintai selama memimpin Kerajaan Thailand sekitar 70 tahun lamanya, sejak tahun 1946 silam.
Meskipun putra tunggal Raja Bhumibol dan Sirikit, Raja Vajiralongkorn, telah naik takhta sekitar sembilan tahun lalu, namun masih banyak yang menghormati mendiang Raja Bhumibol sebagai pemimpin paling teguh dan Sirikit sebagai pendamping setianya.
Raja Vajiralongkorn telah memerintahkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand untuk menyelenggarakan upacara pemakaman dengan penghormatan tertinggi sesuai dengan tradisi kerajaan untuk sang ibunda. Jenazah Sirikit disemayamkan di aula Singgasana Dusit Maha Prasat di dalam Grand Palace Bangkok.
Lihat Video: Mantan Ratu Thailand Wafat, Kerajaan Tetapkan Masa Berkabung Satu Tahun
Halaman 2 dari 2
(dek/dek)
-

Warga Thailand Beri Penghormatan Terakhir untuk Ibu Suri Sirikit
Bangkok –
Warga Thailand berkumpul di Rumah Sakit Chulalongkorn, Bangkok, untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Ibu Suri Sirikit, ibunda Raja Maha Vajiralongkorn, yang wafat pada Jumat (24/10) malam.
Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand mengumumkan Ibu Suri Sirikit, yang merupakan istri dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, meninggal dunia dalam usia 93 tahun, pada Jumat (24/10) malam, saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.
Warga Thailand memeluk foto mendiang Ibu Suri Sirikit saat memberikan penghormatan terakhir di depan Rumah Sakit Chulalongkorn, Bangkok Foto: AFP/CHANAKARN LAOSARAKHAM
Dijelaskan oleh Kerajaan Thailand dalam pernyataannya bahwa Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena “menderita beberapa penyakit” yang memerlukan perawatan medis berkelanjutan, termasuk infeksi darah yang dialaminya pada bulan Oktober ini.
Warga Thailand yang mengenakan pakaian hitam, seperti dilansir media lokal Thailand, The Nation, Sabtu (25/10/2025), banyak berkumpul di Rumah Sakit Chulalongkorn untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya mendiang Sirikit, seiring dimulainya persiapan untuk pemakaman kerajaan.
Suasana duka mendalam menyelimuti kompleks rumah sakit yang menjadi tempat meninggalnya sosok yang dijuluki sebagai “Ibu Bangsa” tersebut.
Beberapa pelayat, seperti terlihat dalam foto-foto yang dirilis kantor berita AFP, tampak tak kuasa menahan air mata sembari membawa foto mendiang Sirikit, ada juga yang membawa foto sang Ibu Suri dengan mendiang suaminya, Raja Bhumibol.
Rakyat Thailand berduka atas kepergian Ibu Suri Sirikit yang dijuluki sebagai ‘Ibu Bangsa’ Foto: AFP/CHANAKARN LAOSARAKHAM
Mendiang Sirikit dan Raja Bhumibol menjadi sosok yang sangat dicintai selama memimpin Kerajaan Thailand sekitar 70 tahun lamanya, sejak tahun 1946 silam.
Meskipun putra tunggal Raja Bhumibol dan Sirikit, Raja Vajiralongkorn, telah naik takhta sekitar sembilan tahun lalu, namun masih banyak yang menghormati mendiang Raja Bhumibol sebagai pemimpin paling teguh dan Sirikit sebagai pendamping setianya.
Raja Vajiralongkorn telah memerintahkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand untuk menyelenggarakan upacara pemakaman dengan penghormatan tertinggi sesuai dengan tradisi kerajaan untuk sang ibunda. Jenazah Sirikit disemayamkan di aula Singgasana Dusit Maha Prasat di dalam Grand Palace Bangkok.
Raja Vajiralongkorn juga menetapkan bahwa anggota keluarga Kerajaan Thailand dan seluruh pejabat istana akan menjalani masa berkabung selama satu tahun sejak tanggal wafatnya Ratu Sirikit.
Bendera setengah tiang dikibarkan di Rumah Sakit Chulalongkorn, Bangkok, yang menjadi tempat meninggalnya Ibu Suri Sirikit Foto: AFP/CHANAKARN LAOSARAKHAM
Perdana Menteri (PM) Thailand Anutin Charnvirakul, pada Sabtu (25/10), menunda keberangkatan ke Malaysi untuk menghadiri KTT ASEAN, setelah wafatnya Ibu Suri Sirikit. Anutin memimpin rapat khusus kabinet pada Sabtu (25/10) pagi untuk membahas rencana upacara pemakaman bagi mendiang Ibu Suri Sirikit.
Sementara itu, bendera setengah tiang dikibarkan di gedung-gedung pemerintahan Thailand sebagai wujud penghormatan untuk Ibu Suri Sirikit.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Ibu Suri Thailand Meninggal di Usia 93 gegara Sakit Komplikasi Sepsis Darah
Jakarta –
Ibu Suri Thailand, Ratu Sirikit, meninggal dunia di usia 93 tahun pada 24 Oktober 2025. Pihak istana mengatakan Ratu Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena beberapa penyakit. Dalam sebuah pernyataan, Istana menyebut penyebab kematian adalah komplikasi akibat sepsis darah.
Pada 17 Oktober, Ratu Sirikit diketahui sempat mengalami infeksi aliran darah sebelum akhirnya meninggal pada Jumat malam. Pemerintah kerajaan menetapkan masa berkabung selama satu tahun bagi anggota keluarga kerajaan dan staf istana.
Dikutip dari Guardian, Ratu Sirikit memang sudah lama tidak menunjukkan diri ke publik. Ini dimulai sejak diagnosis stroke yang dialaminya pada tahun 2012. Suami Ratu Sirikit, Raja Bhumibol Adulyadej, lebih dulu meninggal dunia pada tahun 2016.
Lalu pada tahun 2019, putra Ratu Sirikit yang bernama Raja Maha Vajiralongkorn dinobatkan menjadi Raja Thailand yang baru, dan Ratu Sirikit mendapatkan gelar resmi Ibu Suri atau Queen Mother.
Dikutip dari Cleveland Clinic, sepsis merupakan keadaan darurat medis mengancam jiwa yang disebabkan respons tubuh yang berlebihan terhadap suatu infeksi. Tanpa penanganan segera, kondisi ini dapat memicu kerusakan jaringan, kegagalan organ, bahkan kematian.
Saat seseorang terinfeksi, sistem kekebalan tubuh berusaha melawan infeksi tersebut. Namun, sistem kekebalan terkadang berhenti melawan penyebab infeksi dan justru mulai merusak jaringan serta organ normal tubuh, sehingga menimbulkan peradangan luas di seluruh tubuh.
Pada saat yang sama, reaksi berantai abnormal pada sistem pembekuan darah dapat menyebabkan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah. Hal ini mengurangi aliran darah ke berbagai organ tubuh dan dapat menyebabkan kerusakan serius.
Sepsis bisa menyerang siapa saja yang mengalami infeksi, terutama bakteremia, berisiko lebih tinggi. Beberapa faktor risiko sepsis meliputi:
Berusia di atas 65 tahun.Sedang hamil.Memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, obesitas, kanker, atau penyakit ginjal.Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.Sedang dirawat di rumah sakit karena alasan medis lain.Mengalami cedera berat seperti luka bakar besar atau luka terbuka.Menggunakan kateter, infus IV, atau alat bantu pernapasan.
Sepsis dapat memengaruhi banyak bagian tubuh, sehingga gejalanya bisa sangat beragam. Jika kondisi ini dipicu oleh infeksi seperti keracunan darah (septicemia), tubuh mungkin mengalami ruam sepsis pada kulit.
Ruam ini membuat kulit tampak kemerahan dan berubah warna, kadang disertai bintik-bintik kecil berwarna merah tua. Gejala sepsis yang mungkin muncul meliputi:
Masalah buang air kecil, seperti frekuensi berkurang atau dorongan kuat untuk buang air kecil.Tubuh terasa lemas atau tidak bertenaga.Detak jantung cepat.Tekanan darah rendah.Demam atau hipotermia (suhu tubuh sangat rendah).Menggigil atau gemetar.Kulit terasa hangat, lembap, atau berkeringat.Kebingungan atau gelisah.Pernapasan cepat (hiperventilasi) atau sesak napas.Nyeri atau ketidaknyamanan ekstrem.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video Data WHO: 3 Juta Orang Tewas dalam 10 Terakhir karena Tenggelam”
[Gambas:Video 20detik]
(avk/kna) -

Ibu Suri Sirikit Wafat, Raja Thailand Tetapkan Berkabung Setahun
Bangkok –
Ibu Suri Kerajaan Thailand, Ratu Sirikit, yang merupakan ibunda Raja Maha Vajiralongkorn, meninggal dunia dalam usia 93 tahun pada Jumat (24/10) malam waktu setempat. Raja Varjiralongkorn menetapkan masa berkabung selama satu tahun untuk Kerajaan Thailand.
Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand, seperti dilansir The Nation dan AFP, Sabtu (25/10/2025), mengumumkan Ratu Sirikit, yang merupakan istri dari mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, meninggal dunia saat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Memorial Raja Chulalongkorn.
Dijelaskan oleh Kerajaan Thailand dalam pernyataannya bahwa Ratu Sirikit telah dirawat di rumah sakit sejak tahun 2019 karena “menderita beberapa penyakit” yang memerlukan perawatan berkelanjutan, termasuk infeksi darah yang dialaminya pada bulan Oktober ini.
“Kondisi Yang Mulia memburuk hingga Jumat (24/10) dan beliau meninggal dunia … di Rumah Sakit Chulalongkorn pada usia 93 tahun,” sebut Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand dalam pengumumannya.
Raja Vajiralongkorn memerintahkan Biro Rumah Tangga Kerajaan Thailand untuk menyelenggarakan upacara pemakaman dengan penghormatan tertinggi sesuai dengan tradisi kerajaan untuk sang ibunda. Jenazah Ratu Sirikit akan disemayamkan di Alua Singgasana Dusit Maha Prasat di dalam Grand Palace Bangkok.
Raja Vajiralongkorn juga menetapkan bahwa anggota keluarga Kerajaan Thailand dan seluruh pejabat istana akan menjalani masa berkabung selama satu tahun sejak tanggal wafatnya Ratu Sirikit.
Sejak Sabtu (25/10) pagi, para penyiar berita Thailand terlihat mengenakan pakaian hitam selama siaran pagi, yang menjadi tanda berkabung secara publik.
Selama 66 tahun pernikahan dengan mendiang Raja Bhumibol, Ratu Sirikit mengukir reputasi ganda sebagai pecinta mode dan pemimpin bangsa yang penuh kepedulian — dengan beberapa media Barat menampilkannya di sampul majalah dan membandingkannya dengan mantan Ibu Negara Amerika Serikat (AS) Jackie Kennedy.
Ratu Sirikit mendampingi mendiang Raja Bhumibol yang memimpin Kerajaan Thailand cukup lama, mulai dari tahun 1946 silam hingga tahun 2016, saat sang raja wafat di usia 88 tahun. Dia pensiun dari sorotan publik dalam beberapa tahun terakhir karena kesehatannya yang memburuk.
Sosok Ratu Sirikit disebut sebagai “Ibu Bangsa” dan hari ulang tahunnya ditetapkan sebagai Hari Ibu di Thailand.
Mantan diplomat dan akademisi Thailand yang mempelajari monarki, Pavin Chachavalpongun, menyebut kepergian Ratu Sirikit “menandai peristiwa yang sangat penting bagi Keluarga Thailand dan seluruh bangsa, mengingat popularitasnya yang luar biasa dan hubungan mendalam dengan mendiang raja yang tetap sangat dihormati”.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Eks PM Thaksin Shinawatra Dipindah ke Rumah Sakit Penjara
Bangkok –
Mantan Perdana Menteri (PM) Thailand Thaksin Shinawatra, yang kini mendekam di penjara Bangkok, ibu kota Thailand, baru saja dipindahkan ke sayap rumah sakit penjara. Pemindahan dilakukan dengan alasan usia dan masalah kesehatan kronis yang diderita Thaksin yang kini berusia 76 tahun.
Pekan lalu, Mahkamah Agung Thailand memerintahkan Thaksin untuk menjalani hukuman penjara selama satu tahun, setelah memutuskan bahwa sang mantan PM telah menjalani masa hukuman, tahun 2023 lalu, secara tidak patut di kamar rumah sakit, bukannya di dalam sel penjara.
Sebagai tokoh berpengaruh di Thailand, Thaksin yang sosoknya kontroversial ini bergulat dengan pemerintahan pro-monarki dan pro-militer selama dua dekade terakhir.
Namun gerakan dinasti Shinawatra melemah, dengan putrinya Paetongtarn Shinawatra dipecat dari jabatannya sebagai PM Thailand bulan lalu dan kini Thaksin mendekat di dalam penjara Klong Prem Bangkok.
Seorang pejabat senior pada Departemen Pemasyarakatan, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Senin (15/9/2025), menuturkan bahwa Thaksin “telah dipindahkan untuk tinggal di sayap medis karena usia dan kondisi kesehatannya yang buruk akibat penyakit kronis” pada Senin (15/9) waktu setempat.
Tidak dijelaskan lebih lanjut apakah Thaksin sedang menerima perawatan medis atau dipindahkan ke sayap medis sebagai tindakan pencegahan.
Putrinya, Paetongtarn, bersama ibunda dan kakak perempuannya, termasuk di antara rombongan pertama yang mengunjungi Thaksin di penjara pada Senin (15/9) waktu setempat setelah dia menyelesaikan masa karantina wajib.
Setelah kunjungan selama 30 menit, Paetongtarn mengatakan kepada para wartawan dan sekelompok pendukung Thaksin yang menunggu di luar penjara bahwa rambut sang ayah telah dicukur sesuai dengan peraturan bagi narapidana.
“Kesehatannya baik. Dia mengalami beberapa masalah tekanan darah, tetapi wajar bagi semua orang yang berada di dalam penjara untuk mengalami stres,” ujarnya.
Thaksin pulang ke Thailand pada Agustus 2023 setelah belasan tahun mengasingkan diri. Dia kemudian dijatuhi hukuman delapan tahun penjara atas dakwaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Tetapi Thaksin tidak pernah sekalipun menghabiskan malam di sel penjara.
Dia dibawa ke kamar pribadi di sebuah rumah sakit, dan hukumannya dikurangi menjadi satu tahun penjara oleh pengampunan yang diberikan Raja Maha Vajiralongkorn, sebelum dia dibebaskan sebagai bagian skema pembebasan dini untuk narapidana lanjut usia.
Pengacara Thaksin, Winyat Chatmontree, mengatakan “belum waktunya” untuk mengajukan permohonan agar kliennya menjalani hukuman di luar penjara.
“Harus ada masa hukuman penjara, sesuai peraturan, sebelum hal itu dapat dipertimbangkan,” ucap Winyat, sembari menambahkan bahwa Thaksin tidak meminta perlakuan istimewa apa pun, termasuk pengaturan keamanan, dan “tidak memiliki ruang khusus” di penjara.
Halaman 2 dari 2
(nvc/ita)
-

Dari Menteri Kontroversial, Anutin Charnvirakul Resmi Jadi PM Thailand
Jakarta –
Anutin Charnvirakul resmi menjabat sebagai Perdana Menteri Thailand setelah Raja Maha Vajiralongkorn mengesahkan pengangkatannya pada Minggu (01/09). Politikus konservatif berusia 58 tahun ini berhasil menggeser dinasti politik terkuat di Thailand, membuka jalan bagi pemilu awal yang dijanjikan akan digelar tahun depan.
Anutin menggantikan Paetongtarn Shinawatra dari Partai Pheu Thai yang diberhentikan pekan lalu setelah dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran etika. Kasus ini mencuat setelah terungkap percakapan telepon Paetongtarn dengan Presiden Senat Kamboja, Hun Sen, yang dinilai menciptakan konflik kepentingan politik.
Percakapan itu terjadi sebelum sengketa perbatasan Thailand-Kamboja berubah menjadi konflik bersenjata yang berlangsung selama lima hari pada Juli lalu. Konflik tersebut memicu kekhawatiran akan pecahnya perang besar di kawasan.
Anutin sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri dalam negeri di kabinet Paetongtarn. Namun, ia mundur dari jabatannya dan menarik partainya keluar dari koalisi pemerintah setelah kebocoran percakapan telepon tersebut memicu kemarahan publik.
Jejak karier dan kontroversi
Lahir dari keluarga politikus sekaligus pengusaha besar, Anutin menempuh pendidikan di sekolah swasta khusus laki-laki di Bangkok sebelum melanjutkan kuliah teknik di Amerika Serikat.
Pada 1990, ia bergabung dengan perusahaan konstruksi keluarganya, Sino-Thai, dan sempat menjabat sebagai presiden perusahaan. Namun, ia meninggalkan dunia bisnis untuk terjun ke pemerintahan sebagai wakil menteri kesehatan di bawah pemerintahan Thaksin Shinawatra pada 2004.
Pada 2007, Partai Thai Rak Thai milik Thaksin dibubarkan melalui keputusan pengadilan. Keputusan itu juga menjatuhkan larangan politik selama lima tahun kepada sejumlah politisi, termasuk Anutin.
Ia kembali ke panggung politik pada 2012 sebagai ketua Partai Bhumjaithai. Selama satu dekade terakhir, Anutin berhasil memanfaatkan jaringan politik Bhumjaithai yang didirikan Newin Chidchob untuk memperkuat basis dukungan di berbagai provinsi. Ia juga menjalin hubungan erat dengan elit konservatif dan kalangan monarki, menjadikan partainya pemain penting dalam pemerintahan-pemerintahan berikutnya.
Selain kini menjadi perdana menteri, Anutin pernah menjabat sebagai wakil perdana menteri, menteri dalam negeri, dan menteri kesehatan.
Namanya mencuat secara internasional setelah mendorong legalisasi ganja di Thailand pada 2022. Meski kebijakan itu menuai dukungan awal, gelombang kritik dan kekhawatiran publik memaksa pemerintah memperketat aturan penggunaan ganja. Sebagai menteri kesehatan, Anutin juga menghadapi kritik tajam selama pandemi COVID-19 karena dianggap lambat dalam mengamankan pasokan vaksin.
Dalam pemerintahan yang dipimpin Pheu Thai, ia juga terlibat dalam sejumlah kontroversi, termasuk dugaan kecurangan pemilihan Senat tahun lalu dan sengketa lahan yang melibatkan properti milik keluarga Newin Chidchob yang diklaim sebagai aset negara.
Upacara pengangkatan dan janji politik Anutin
Upacara pengangkatan Anutin digelar di kantor pusat Partai Bhumjaithai di Bangkok pada Minggu (07/09), dihadiri oleh para anggota senior partai yang diperkirakan akan bergabung dalam koalisi pemerintahannya.
Para peserta mengenakan seragam putih sipil, yang biasa digunakan dalam upacara kerajaan dan kenegaraan. Dalam seremoni itu, surat pengesahan dari Raja Vajiralongkorn dibacakan secara resmi. Setelah itu, Anutin membacakan sumpah jabatannya:
“Saya bersumpah akan menjalankan tugas sebaik mungkin, dengan kejujuran dan kebajikan,” ucapnya.
Dalam konferensi pers yang digelar usai upacara pengesahan, Anutin menegaskan pemerintahannya akan memprioritaskan penyelesaian masalah mendesak, seperti pemulihan ekonomi, konflik perbatasan dengan Kamboja, penanggulangan bencana alam, dan pemberantasan kejahatan. Ia juga berjanji menepati janji kampanye untuk menulis ulang konstitusi dan menggelar pemilu awal.
“Saya ingin mengembalikan kekuasaan kepada rakyat agar mereka dapat menentukan masa depan negara ini,” kata Anutin.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Adelia Dinda Sani
Editor: Rahka Susanto
(ita/ita)
