Tag: Raja Charles III

  • Raja Charles Berduka Atas Banjir Asia Termasuk RI, Serukan Hal Ini!

    Raja Charles Berduka Atas Banjir Asia Termasuk RI, Serukan Hal Ini!

    Jakarta

    Raja Charles III menyampaikan pernyataan dukanya terkait banjir dahsyat yang melanda Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia.

    Raja Charles merilis pernyataan pribadi di akun Instagram resmi keluarga kerajaan pada hari Senin (1/12) waktu setempat, mengungkapkan kesedihannya atas kerusakan yang disebabkan oleh beberapa siklon tropis dan hujan deras selama berhari-hari.

    Dalam pesannya yang ditandatangani “Charles R”, sang raja Inggris tersebut menulis: “Saya dan istri saya sangat berduka mengetahui kehancuran yang disebabkan oleh badai dahsyat di Asia Selatan dan Tenggara. Kita hanya bisa membayangkan skala kerusakan dan penderitaan yang dihadapi oleh semua orang yang kehidupan dan mata pencahariannya sangat terdampak.”

    Ia melanjutkan: “Kami ingin menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga mereka yang telah kehilangan nyawa secara tragis. Doa dan pikiran kami bersama banyak orang yang rumahnya telah hancur dan kepada semua orang yang sedang menunggu kabar tentang orang-orang terkasih yang hilang.”

    Raja Charles pun memuji “para petugas tanggap darurat yang luar biasa berani yang memberikan bantuan vital”.

    Ia mengakhiri pesannya dengan seruan untuk aksi lingkungan global.

    Raja Inggris tersebut berkata: “Bencana-bencana ini mengingatkan kita akan kebutuhan yang semakin mendesak untuk memulihkan keseimbangan dan harmoni alam.”

    Pernyataannya diakhiri dengan doa untuk “kekuatan dan penghiburan” bagi masyarakat di seluruh India, Malaysia, Sri Lanka, Indonesia, Thailand, dan Vietnam.

    Pernyataan tersebut disampaikan menyusul serangkaian bencana alam di sejumlah negara. Tiga siklon tropis yang bertepatan dengan musim hujan telah menyebabkan kerusakan yang luas.

    Banjir parah, tanah longsor, dan hujan deras telah berdampak pada berbagai negara, mulai dari Indonesia hingga Vietnam, menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas dan ratusan orang lainnya hilang.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Geger Menkes Inggris Dituduh Berencana Gulingkan PM Keir Starmer

    Geger Menkes Inggris Dituduh Berencana Gulingkan PM Keir Starmer

    London

    Menteri Kesehatan (Menkes) Inggris Wes Streeting terpaksa berulang kali membantah dirinya berencana untuk menggulingkan Perdana Menteri (PM) Keir Starmer, setelah sejumlah sumber menyebut bahwa Starmer bertekad melawan setiap tantangan yang dilontarkan terhadap kepemimpinanya.

    Spekulasi soal rencana penggulingan itu, seperti dilansir AFP, Rabu (12/11/2025), mencuat ketika angka kepuasan publik terhadap pemerintahan Starmer anjlok.

    “Saya tidak akan menuntut pengunduran diri perdana menteri,” kata Streeting saat berbicara kepada media lokal Sky News.

    “Saya mendukung perdana menteri. Saya telah mendukungnya sejak dia terpilih sebagai pemimpin Partai Buruh,” tegasnya.

    Streeting yang berusia 42 tahun ini telah sejak lama dipandang sebagai calon pengganti Starmer.

    Bantahan Streeting itu, yang disampaikan secara ulang terhadap media-media lainnya, menyusul pengarahan anonim yang diberikan sekutu-sekutu Starmer, yang pada Minggu (9/11) mengatakan kepada wartawan bahwa sang PM Inggris akan melawan setiap upaya untuk menggantikan dirinya.

    “Keir mengetahui dirinya sudah berjuang dalam kontes kepemimpinan. Ketika saatnya tiba, dia tidak akan mengundurkan diri. Dia akan melawannya,” kata salah satu pendukung Starmer, seperti dikutip harian The Times.

    Jajak pendapat terbaru untuk angka kepuasan publik terhadap pemerintah Inggris telah anjlok sejak Starmer berkuasa pada Juli tahun lalu. Meskipun meraih kemenangan telak dalam pemilu, Starmer dan pemerintahan menghadapi kesulitan dalam isu-isu seperti pertumbuhan ekonomi dan imigrasi.

    Pemimpin Partai Reform, Nigel Farage, yang juga tokoh Brexit, telah memimpin dengan margin dua digit dalam banyak jajak pendapat nasional hampir sepanjang tahun ini.

    Pemilu selanjutnya diperkirakan baru akan berlangsung pada tahun 2029, tetapi pemerintah menghadapi ujian penting dalam pemilu lokal pada Mei 2026. Tantangan bagi kepemimpinan Partai Buruh akan membutuhkan dukungan 20 persen anggota parlemen partai, yang saat ini berarti dibutuhkan 80 nominasi.

    Lihat juga Video: Prabowo Temui PM Inggris Keir Starmer Setelah Bertemu Raja Charles III

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ramai Seruan di Inggris Ganti Nama Tempat yang Pakai Pangeran Andrew

    Ramai Seruan di Inggris Ganti Nama Tempat yang Pakai Pangeran Andrew

    London

    Seruan untuk mengubah nama jalan dan nama tempat yang menggunakan nama Pangeran Andrew semakin gencar di Inggris. Hal ini setelah Raja Charles III melucuti gelar pangeran dari Andrew yang terseret skandal seks Jeffrey Epstein.

    Beberapa lokasi di berbagai wilayah Inggris, seperti dilansir media lokal Inggris, The Independent, Senin (3/11/2025), menggunakan nama sang pangeran yang kontroversial, dengan beberapa daerah telah memulai proses resmi untuk perubahan nama tersebut.

    Salah satunya di Irlandia Utara, di mana para anggota dewan setempat akan membahas proposal pada November ini untuk mengganti nama jalan “Prince Andrew Way” di kota pesisir Carrickfergus, County Antrim.

    Anggota dewan wilayah Mid and East Antrim, Aaron Skinner, mengatakan bahwa dirinya “ingin melihat jalan itu dinamai mendiang Ratu Elizabeth II”.

    Perwakilan partai Aliansi, yang telah mengajukan permintaan ganti nama itu kepada dewan setempat, mengatakan bahwa warga di daerah tersebut telah sejak lama menyuarakan kekhawatiran atas nama jalan tersebut karena keterkaitan Andrew dengan Epstein, terpidana kejahatan seksual di Amerika Serikat (AS).

    Andrew selalu membantah dirinya melakukan pelanggaran hukum terkait skandal seks Epstein, yang tewas di penjara saat menunggu persidangan kasusnya.

    Skinner mengatakan dirinya “dibanjiri” telepon mengenai masalah ini sejak berita melaporkan Raja Charles melucuti gelar saudaranya tersebut.

    “Sangat penting bagi kami untuk melindungi warisan kerajaan di Carrickfergus dan mempertahankannya, dan kami merasa sangat terhormat atas hal itu, namun, kami tidak merasa, terutama mengingat tindakan istana, bahwa pantas untuk menggunakan nama Pangeran Andrew,” ucapnya.

    Ada beberapa lokasi lainnya di Irlandia Utara yang menyandang nama Pangeran Andrew, seperti Prince Andrew Gardens dan Prince Andrew Park yang bersebelahan di Belfast bagian selatan, dan Prince Andrew Crescent di Moygashel, County Tyrone.

    Juru bicara Dewan Wilayah Borough Mid dan East Antrim mengatakan bahwa “setiap potensi perubahan nama jalan di wilayah tersebut perlu diajukan ke dewan untuk dipertimbangkan”.

    Sementara juru bicara Dewan Kota Belfast, dalam tanggapannya, menyatakan bahwa: “Setiap permohonan penggantian nama jalan harus disertai petisi dari setidaknya sepertiga penduduk jalan tersebut, yang menunjukkan minat/dukungan untuk mengubah nama jalan tersebut”.

    “Petisi harus menunjukkan nama yang diusulkan dengan pilihan kedua untuk nama jalan itu yang dicantumkan dalam petisi,” sebutnya.

    “Permohonan beserta petisi pendukungnya kemudian diajukan kepada komite dan dewan untuk mendapatkan persetujuan guna melanjutkan permohonan,” jelas juru bicara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Skandal Seks Bikin Pangeran Andrew Kehilangan Gelar dan Diusir

    Skandal Seks Bikin Pangeran Andrew Kehilangan Gelar dan Diusir

    London

    Raja Inggris, Charles III, resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Andrew juga diusir dari kediamannya di Istana Windsor.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Istana mengatakan Raja Charles III telah memulai rangkaian proses formal mencabut gelar saudaranya. Andrew diperintahkan pindah dari Kastil Windsor sesegera mungkin.

    Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan itu telah dibantah Andrew.

    “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.

    Istana menyebut Charles ingin menunjukkan simpati terhadap korban. Raja Charles disebut akan mendukung korban dan penyintas pelecehan.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” ujarnya.

    Andrew dilaporkan tidak keberatan dengan keputusan Raja Charles III. Spekulasi tentang Andrew itu muncul beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya.

    Korban pelaku kejahatan seksual di AS, Jeffrey Epstein, tersebut mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa dia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika dia baru berusia 17 tahun. Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun.

    Sementara, Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks. Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut memuji langkah Raja Charles III tersebut.

    “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka kepada BBC.

    “Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya,” sambungnya.

    Andrew merupakan putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II. Dia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.

    Namun, dia telah setuju untuk membayar Giuffre, yang merupakan warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022. Uang itu diberikan untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.

    Pernyataan Pangeran Andrew

    Pada 17 Oktober, situs royal.uk telah merilis pernyataan yang mengumumkan Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut isi pernyataan Andrew:

    A statement by Prince Andrew
    Published 17 October 2025

    In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.

    With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.

    [Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.

    Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.

    Halaman 2 dari 3

    (haf/haf)

  • Tentang Gelar Duke of York yang Dicabut dari Pangeran Andrew

    Tentang Gelar Duke of York yang Dicabut dari Pangeran Andrew

    Jakarta

    Raja Charles III resmi mencabut gelar kebangsawanan Duke of York dari adiknya, Pangeran Andrew, setelah kasus dugaan pelecehan seksual yang menyeret namanya kembali mencuat. Keputusan ini menandai akhir dari status resmi Andrew sebagai salah satu tokoh senior dalam keluarga kerajaan Inggris.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Keputusan pencabutan gelar tersebut sekaligus menyoroti salah satu gelar tertua dan paling bergengsi dalam monarki Inggris. Gelar Duke of York menyimpan sejarah panjang dan memiliki makna penting dalam sistem kebangsawanan yang diwariskan turun-temurun sejak berabad-abad lalu.

    Apa Itu Gelar Duke of York?

    Mengutip situs resmi The Royal Family, Duke of York atau Adipati York merupakan salah satu gelar kebangsawanan tertinggi di Inggris. Secara tradisi, gelar ini diberikan kepada anak laki-laki kedua dari penguasa yang sedang berkuasa. Artinya, gelar tersebut tidak diwariskan secara otomatis, melainkan harus diberikan kembali oleh raja atau ratu yang bertakhta.

    Nama “York” sendiri diambil dari kota bersejarah di Inggris utara yang pernah menjadi pusat penting kerajaan di masa lampau. Gelar ini telah melekat pada sejarah monarki sejak abad ke-14 dan kerap dikaitkan dengan tokoh-tokoh kerajaan berpengaruh, termasuk mereka yang memiliki kedekatan khusus dengan pewaris takhta.

    Sejak Kapan Pangeran Andrew Menjadi Duke of York?

    Masih merujuk pada The Royal Family, Pangeran Andrew dianugerahi gelar Duke of York oleh mendiang Ratu Elizabeth II pada 23 Juli 1986, bertepatan dengan hari pernikahannya dengan Sarah Ferguson. Sejak saat itu, Andrew resmi menyandang gelar Adipati York yang secara simbolik menandakan statusnya sebagai putra kedua sang ratu.

    Deretan Tokoh yang Pernah Menyandang Gelar Duke of York

    Menurut arsip kerajaan Inggris (Line of Succession), gelar Duke of York telah diberikan kepada sejumlah tokoh dari berbagai generasi. Gelar ini juga telah mengalami beberapa kali creation sejak pertama kali diberikan pada abad ke-14.

    Berikut daftar lengkapnya dari masa ke masa:

    First Creation (Abad ke-14)

    Edmund of Langley (1341-1402): Putra kelima Raja Edward III dan pemegang gelar Duke of York pertama dalam sejarah.Edward of Norwich (1373-1415): Putra Edmund of Langley. Gelarnya berakhir setelah ia meninggal tanpa keturunan sah di Pertempuran Agincourt.

    Second Creation (Abad ke-15)

    Richard of Shrewsbury (1473-1483?): Anak kedua Raja Edward IV. Hilang secara misterius bersama kakaknya di Tower of London dan gelarnya pun gugur.

    Third Creation (Abad ke-16)

    Henry VIII (1491-1547): Diberi gelar Duke of York saat masih kecil sebelum naik takhta menjadi Raja Henry VIII.

    Fourth Creation (Abad ke-17)

    James Stuart (1633-1701): Adik Raja Charles II yang kemudian menjadi Raja James II dari Inggris.

    Fifth Creation (Abad ke-18)

    Prince Ernest Augustus (1674-1728): Putra Raja James II, namun gelarnya tidak diakui setelah perubahan dinasti.

    Sixth Creation (Abad ke-18-19)

    Prince Edward, Duke of York and Albany (1739-1767): Adik Raja George III. Gelarnya berakhir tanpa pewaris.Prince Frederick (1763-1827): Anak kedua Raja George III. Gelarnya pun tidak diwariskan setelah ia wafat tanpa keturunan sah.

    Seventh Creation (Abad ke-20)

    Prince George (1895-1952): Putra kedua Raja George V, yang kemudian naik takhta sebagai Raja George VI-ayah dari Ratu Elizabeth II.

    Eighth Creation (Abad ke-20-21)

    Prince Andrew (lahir 1960): Putra kedua Ratu Elizabeth II. Gelar Duke of York yang ia terima pada 1986 kini telah resmi dicabut oleh Raja Charles III pada 2025.

    Daftar tersebut menunjukkan bahwa gelar Duke of York kerap berakhir di tangan raja Inggris berikutnya. Gelar ini pun menjadi simbol kedekatan dengan garis keturunan utama monarki dan bagian dari sejarah panjang istana Inggris.

    (wia/imk)

  • Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles

    Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles

    Jakarta

    Raja Charles III secara resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Keputusan itu diambil usai nama Andrew terseret dalam skandal kasus pelecehan Jeffrey Epstein.

    Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), keterlibatan nama Andrew dalam kasus pelecehan yang dilakukan Jeffrey Epstein mencuat usai catatan pribadi salah satu korban Epstein, Virgini Giuffre, terbit. Dalam catatan itu, Giuffre mengaku telah dijual untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali saat ia berusia 17 tahun.

    Giuffre sendiri bunuh diri pada April silam di usia 41 tahun. Sementara Epstein telah meninggal bunuh diri pada tahun 2019 di sel tahanannya.

    Pihak Andrew sendiri telah berulang kali membantah tuduhan terlibat kasus pelecehan Epstein. Namun, ia diketahui telah setuju membayar jutaan dolar Amerika kepada Giuffre pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan yang menimpanya itu.

    Istana mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Dalam keterangannya, pihak Kerajaan Inggris mengatakan pencabutan gelar bangsawan Pangeran Andrew merupakan komitmen dari Raja Charles III untuk berpihak pada korban pelecehan seksual.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” bunyi keterangan Istana.

    Mengutip dari situs resmi Keluarga Kerajaan Inggris (royal.uk), Pangeran Andrew (Andrew Mountbatten Windsor) lahir di Istana Buckingham pada 19 Februari 1960. Ia adalah anak ketiga dari Ratu Elizabeth II dan Pangeran Philip yang diberi nama Andrew Albert Christian Edward.

    Pada 23 Juli 1986, ia menikahi Sarah Ferguson di Westminster Abbey. Pasangan yang bercerai pada tahun 1996 ini dikaruniai dua anak, yaitu Putri Beatrice dan Putri Eugenie, serta empat cucu: August dan Ernest (putra dari Putri Eugenie dan Jack Brooksbank) dan Sienna dan Athena (putri dari Putri Beatrice dan Edoardo Mapelli Mozzi).

    Pangeran Andrew (Foto: BBC World)

    Pangeran Andrew bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan pada tahun 1979 dan lulus dari Britannia Royal Naval College Dartmouth pada tahun 1980, sebelum menjalani pelatihan penerbangan sayap tetap dan helikopter di RAF Leeming dan Royal Naval Air Station Culdrose.

    Letnan Muda Pangeran Andrew beralih ke helikopter Sea King, sebelum bergabung dengan unit garis depan pertamanya, Skuadron Udara Angkatan Laut (NAS) 820 yang berlayar di HMS INVINCIBLE. Pada April 1982, unit tersebut berlayar sebagai bagian dari Satuan Tugas ke Atlantik Selatan untuk merebut kembali Kepulauan Falkland. Dinas aktif Pangeran Andrew di Angkatan Laut Kerajaan berlangsung selama 22 tahun hingga Juli 2001.

    Setelah menyelesaikan karier militernya, Pangeran Andrew diundang untuk menduduki posisi baru sebagai Perwakilan Khusus Inggris untuk Perdagangan dan Investasi Internasional. Bekerja sama dengan Pemerintah Yang Mulia Ratu, khususnya Departemen Perdagangan dan Investasi Inggris (UKTI), peran tersebut mencakup promosi Inggris sebagai tujuan investasi asing, dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi bisnis Inggris yang mengekspor dan berinvestasi di luar negeri.

    Pangeran Andrew mendukung mendiang Ratu dalam perannya sebagai kepala negara dengan mewakilinya di berbagai acara dan kunjungan di Inggris dan luar negeri; menerima kepala negara dan pejabat pemerintahan, serta menghadiri acara kenegaraan dan seremonial.

    Pernyataan Pangeran Andrew Melepas Gelarnya

    Pada 17 Oktober 2025, situs royal.uk merilis pernyataan yang mengumumkan bahwa Pangeran Andrew tidak akan lagi menggunakan gelar atau penghargaan yang telah dianugerahkan kepadanya. Berikut ini bunyi pernyataan dari Pangeran Andrew.

    A statement by Prince Andrew
    Published 17 October 2025

    In discussion with The King, and my immediate and wider family, we have concluded the continued accusations about me distract from the work of His Majesty and the Royal Family. I have decided, as I always have, to put my duty to my family and country first. I stand by my decision five years ago to stand back from public life.

    With His Majesty’s agreement, we feel I must now go a step further. I will therefore no longer use my title or the honours which have been conferred upon me. As I have said previously, I vigorously deny the accusations against me.

    [Dalam diskusi dengan Raja, dan keluarga inti serta keluarga besar saya, kami menyimpulkan bahwa tuduhan yang terus berlanjut terhadap saya mengganggu pekerjaan Yang Mulia dan Keluarga Kerajaan. Saya telah memutuskan, seperti biasa, untuk mengutamakan tugas saya kepada keluarga dan negara. Saya tetap pada keputusan saya lima tahun lalu untuk mundur dari kehidupan publik.

    Dengan persetujuan Yang Mulia, kami merasa saya harus melangkah lebih jauh. Oleh karena itu, saya tidak akan lagi menggunakan gelar atau kehormatan yang telah dianugerahkan kepada saya. Seperti yang telah saya katakan sebelumnya, saya dengan tegas membantah tuduhan terhadap saya.]

    Halaman 2 dari 2

    (kny/imk)

  • Sosok Pangeran Andrew yang Gelar Kerajaannya Dicabut Raja Charles

    Ini Kasus yang Picu Raja Charles Cabut Gelar Pangeran Andrew

    Jakarta

    Raja Charles III telah resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Keputusan itu diambil usai nama Andrew terseret dalam skandal kasus pelecehan Jeffrey Epstein.

    Dilansir AFP, Jumat (31/10/2025), keterlibatan nama Andrew dalam kasus pelecehan yang dilakukan Jeffrey Epstein mencuat usai catatan pribadi salah satu korban Epstein, Virgini Giuffre, terbit. Dalam catatan itu Giuffre mengaku telah dijual untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali saat ia berusia 17 tahun.

    Giuffre sendiri bunuh diri pada April silam di usia 41 tahun. Sementara Epstein telah meninggal bunuh diri pada tahun 2019 di sel tahanannya.

    Keluarga Giuffre lantas mendesak agar gelar pangeran yang tersemat di Andrew untuk dicabut. Desakan itu lalu direspons oleh pihak Kerajaan Inggris.

    “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata keluarga Giuffre.

    “Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya,” sambungnya.

    Pihak Andrew sendiri telah berulang kali membantah tuduhan terlibat kasus pelecehan Epstein. Namun, ia diketahui telah setuju membayar jutaan dolar Amerika kepada Giuffre pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan yang menimpanya itu.

    Dalam keterangannya, pihak Kerajaan Inggris mengatakan pencabutan gelar bangsawan Pangeran Andrew merupakan komitmen dari Raja Charles III untuk berpihak pada korban pelecehan seksual.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” bunyi keterangan Istana.

    (ygs/imk)

  • Raja Charles Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew dan Mengusirnya dari Windsor

    Raja Charles Resmi Cabut Gelar Pangeran Andrew dan Mengusirnya dari Windsor

    Jakarta

    Raja Charles III resmi mencabut gelar kerajaan adiknya, Andrew. Raja Charles juga mengusir Andrew dari kediamannya di Istana Windsor.

    “Pangeran Andrew sekarang akan dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor,” kata Istana Buckingham sebagaimana dilansir AFP, Jumat (31/10/2025).

    Istana juga mengatakan Raja Charles telah memulai rangkaian proses formal untuk mencabut gelar saudaranya itu. Andrew diperintahkan untuk pindah dari Kastil Windsor, Istana mengatakan Andrew akan pindah sesegera mungkin.

    Pengumuman ini menyusul luapan kemarahan atas tuduhan pelecehan seksual yang dilontarkan oleh salah satu penuduh utama Jeffrey Epstein terhadap pria berusia 65 tahun tersebut. Tuduhan ini telah dibantah Andrew.

    “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana.

    “Yang Mulia ingin menegaskan bahwa pikiran dan simpati terdalam kami telah, dan akan tetap bersama, para korban dan penyintas segala bentuk pelecehan,” tambahnya.

    Spekulasi tentang Andrew ini diketahui terjadi beberapa hari setelah catatan pribadi Virginia Giuffre diterbitkan setelah kematiannya, di mana korban pelaku kejahatan seksual di AS, Epstein, mengulangi dengan detail yang mengejutkan tuduhan bahwa ia diperdagangkan untuk berhubungan seks dengan Andrew sebanyak tiga kali, termasuk dua kali ketika ia baru berusia 17 tahun.

    Giuffre bunuh diri pada April, di usia 41 tahun. Sementara Epstein meninggal karena bunuh diri pada tahun 2019 di penjara sambil menunggu persidangan atas tuduhan perdagangan seks.

    Keluarga Giuffre, yang telah mendesak agar gelar pangeran Andrew dicabut, memuji langkah Raja Charles tersebut. Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada BBC bahwa “hari ini, ia menyatakan sebuah kemenangan”.

    “Hari ini, seorang gadis Amerika biasa dari keluarga Amerika biasa telah menjatuhkan seorang pangeran Inggris dengan kejujuran dan keberaniannya yang luar biasa,” kata mereka.

    “Virginia Roberts Giuffre, saudari kami, yang masih anak-anak ketika ia dilecehkan secara seksual oleh Andrew, tidak pernah berhenti memperjuangkan pertanggungjawaban atas apa yang telah menimpanya dan banyak penyintas lainnya seperti dirinya.”

    Andrew, putra kedua mendiang Ratu Elizabeth II, telah berulang kali membantah tuduhan tersebut. Namun, ia telah setuju untuk membayar Giuffre, warga negara AS dan Australia, jutaan dolar pada tahun 2022 untuk mengakhiri kasus pelecehan seksual sipil yang menimpanya.

    (zap/lir)

  • Raja Charles Cabut Seluruh Gelar dan Usir Adiknya dari Istana Buckingham

    Raja Charles Cabut Seluruh Gelar dan Usir Adiknya dari Istana Buckingham

    GELORA.CO -Raja Charles III akhirnya mengambil langkah paling tegas terhadap adiknya, Pangeran Andrew, dengan mencabut seluruh gelar kerajaan dan memintanya meninggalkan kediaman resmi keluarga. Keputusan dramatis ini diambil setelah meningkatnya tekanan publik terkait hubungan Andrew dengan pelaku kejahatan seksual terkenal, Jeffrey Epstein.

    Dalam pernyataan resmi Istana Buckingham pada Kamis, 30 Oktober 2025, disebutkan bahwa raja telah “memulai proses formal untuk mencabut Gaya, Gelar, dan Kehormatan Pangeran Andrew.” Setelah keputusan ini, ia tak lagi disebut “Pangeran Andrew”, melainkan hanya Andrew Mountbatten-Windsor, dan harus pindah dari Royal Lodge ke tempat tinggal pribadi.

    Langkah ini hampir belum pernah terjadi dalam sejarah modern Kerajaan Inggris. Terakhir kali seorang bangsawan kehilangan gelarnya terjadi pada 1919, ketika Pangeran Ernest Augustus dicabut statusnya karena berpihak pada Jerman di masa Perang Dunia I.

    Tekanan terhadap raja meningkat setelah Andrew menyerahkan gelar Adipati York awal bulan ini, menyusul terbitnya memoar anumerta Virginia Roberts Giuffre, korban Epstein yang menuduh Andrew melakukan pelecehan seksual. Publik menilai kerajaan terlalu lama diam menghadapi skandal ini.

    Raja Charles menilai hukuman ini perlu untuk menunjukkan sikap tegas terhadap kesalahan serius adiknya. “Kecaman ini dianggap perlu, meskipun ia terus membantah tuduhan terhadapnya,” kata pihak istana, dikutip dari Reuters.

    “Yang Mulia ingin menegaskan simpati mendalam kepada para korban dan penyintas pelecehan.”

    Andrew yang kini berusia 65 tahun, sebelumnya mundur dari tugas kerajaan setelah wawancaranya dengan BBC pada 2019 gagal meyakinkan publik. Ia juga membayar jutaan dolar kepada Giuffre pada 2022 dalam penyelesaian di luar pengadilan, meski tetap menyangkal tuduhan.

    Dengan dicabutnya semua gelar, termasuk Adipati York dan kehormatan seperti Order of the Garter, Andrew akan meninggalkan Royal Lodge dan pindah ke properti di Sandringham. Ia dikabarkan akan tetap mendapat dukungan finansial pribadi dari Raja Charles, meski kini tak lagi menjadi bagian dari keluarga kerajaan yang aktif.

  • Sarah Mullally, Uskup Agung Perempuan Pertama Gereja Inggris

    Sarah Mullally, Uskup Agung Perempuan Pertama Gereja Inggris

    Jakarta

    Sarah Mullally resmi ditunjuk sebagai Uskup Agung Canterbury yang baru pada Jumat (3/10), menjadikannya perempuan pertama yang memimpin Gereja Inggris.

    Mantan kepala perawat nasional Inggris itu akan dikukuhkan sebagai uskup tertinggi Gereja Inggris dalam sebuah upacara resmi yang dijadwalkan berlangsung dalam beberapa bulan ke depan.

    Dalam pernyataan perdananya usai pengumuman tersebut, Mullally mengakui jabatan baru itu membawa “tanggung jawab besar,” namun ia merasa “damai dan percaya kepada Tuhan untuk membimbingnya.”

    Mullally dijadwalkan resmi menjabat sebagai Uskup Agung Canterbury dalam upacara di Katedral Canterbury pada Januari mendatang.

    Pemimpin spiritual Gereja Anglikan

    Mullally menggantikan Justin Welby, yang mengundurkan diri pada November 2024 dan resmi meninggalkan jabatannya pada Januari 2025 setelah gagal menangani skandal pelecehan di lingkungan gereja.

    Sebagai Uskup Agung Canterbury, Mullally akan menjadi pemimpin spiritual bagi sekitar 85 juta umat Anglikan di seluruh dunia. Namun, penunjukan ini menuai kritik dari kelompok konservatif Global Anglican Future Conference (GAFCON), yang beranggotakan gereja-gereja Anglikan di Afrika dan Asia.

    GAFCON menilai, penugasan Mullally menunjukkan, Gereja Inggris telah “melepaskan otoritasnya untuk memimpin.” Meski Raja Charles III secara resmi menjabat sebagai kepala Gereja Inggris, Uskup Agung Canterbury merupakan uskup tertinggi sekaligus pemimpin spiritual gereja tersebut.

    Reformasi yang membuka jalan bagi pemimpin perempuan

    Sejak 2018, ia menjabat sebagai Uskup London dan dikenal memiliki pandangan progresif, termasuk mendukung pemberkatan bagi pasangan sesama jenis dalam kemitraan sipil maupun pernikahan.

    Sebelas tahun lalu, reformasi di tubuh Gereja Inggris membuka peluang bagi perempuan untuk menduduki jabatan Uskup Agung, langkah yang kini memungkinkan Mullally menjadi Uskup Agung Canterbury ke-106.

    “Saya ingin, dengan sederhana, mendorong Gereja untuk terus bertumbuh dalam keyakinan,” ujarnya dalam pernyataan pertamanya setelah penunjukan bersejarah itu.

    “Saya menantikan perjalanan iman ini bersama jutaan orang yang melayani Tuhan, dan komunitasnya di paroki-paroki di seluruh negeri serta di seluruh Komuni Anglikan dunia.”

    Persetujuan resmi Raja Charles

    Sesuai tradisi, kantor Perdana Menteri Keir Starmer secara resmi mengumumkan penunjukan Mullally setelah mendapat persetujuan dari Raja Charles.

    Sebagai kepala monarki, Raja Charles memegang gelar Supreme Governor Gereja Inggris, jabatan yang dibentuk pada abad ke-16 setelah Raja Henry VIII memisahkan diri dari Gereja Katolik.

    “Uskup Agung Canterbury akan memainkan peran penting dalam kehidupan nasional kita. Saya mendoakan kesuksesannya dan menantikan kerja sama kami,” ujar Starmer dalam pernyataannya.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Fika Ramadhani

    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga video “Uskup Agung: Kita Wujudkan Harapan Paus Fransiskus yang Belum Tercapai” di sini:

    (ita/ita)