Tag: Rahmad Pribadi

  • Pupuk Subsidi di Puncak Musim Tanam Dipastikan Tersedia

    Pupuk Subsidi di Puncak Musim Tanam Dipastikan Tersedia

    JAKARTA – Pupuk Indonesia memastikan ketersediaan pupuk subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani pada puncak musim tanam 2025 tetap aman dan berkualitas.

    Komitmen itu ditunjukkan melalui pelepasan lima truk berisi 191,25 ton pupuk bersubsidi dari Pupuk Kujang yang dikirim ke berbagai wilayah di Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, dan Banten.

    “Hari ini kami melepas lima truk berisi 191,25 ton pupuk bersubsidi dari Pupuk Kujang ke berbagai wilayah di Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, dan Banten,” kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengutip Antara.

    Ia memastikan pupuk subsidi yang dikirim ke sejumlah daerah sudah dapat ditebus oleh petani terdaftar di kios atau pengecer resmi. Penebusan menggunakan harga eceran tertinggi (HET) terbaru yang telah turun 20 persen sejak 22 Oktober 2025.

    Rahmad berharap pengiriman pupuk bersubsidi dari Pupuk Kujang dapat memenuhi kebutuhan pupuk petani terdaftar e-RDKK pada puncak musim tanam tahun ini.

    Ia menjelaskan Pupuk Kujang sebagai produsen telah menyalurkan pupuk subsidi lebih banyak dari kebutuhan untuk wilayah Jawa Barat dan sekitarnya

    “Jadi kita sudah antisipasi lebih untuk mengantisipasi musim tanam yang sekarang menuju puncaknya. Pengiriman dari Pupuk Kujang kita fokuskan ke Jawa Barat, dan sedikit ke Jawa Tengah dan Banten karena kebutuhan Jawa Barat besar sekali,” ujarnya.

    Pupuk Indonesia, lanjut Rahmad, berkomitmen menjaga ketersediaan pupuk dengan menyediakan stok sebesar 1,1 juta ton yang terdiri atas 701.954 ton pupuk bersubsidi dan sisanya pupuk nonsubsidi. Untuk wilayah Jawa Barat, disiapkan 49.375 ton pupuk bersubsidi.

    Pada hari yang sama, jajaran direksi Pupuk Indonesia Grup juga melepas 191,25 ton pupuk bersubsidi dari pabrik Pupuk Kujang sebagai bagian dari upaya memperkuat stok lapangan menjelang musim tanam.

    Penyaluran dilakukan melalui keberangkatan lima truk, terdiri atas tiga truk bermuatan pupuk Urea masing-masing 38,25 ton dengan tujuan Gudang Jatibarang II, Beji, dan Cibadak, serta dua truk bermuatan pupuk NPK masing-masing 38,25 ton dengan tujuan Gudang Pasir Hayam dan Dawuan.

    Langkah ini menjadi komitmen konkret Pupuk Indonesia Grup untuk menjaga ketersediaan pupuk dan memastikan penyaluran ke berbagai wilayah serapan tetap tepat waktu dan tepat alokasi. Upaya tersebut juga mendukung tercapainya swasembada pangan nasional.

  • Pupuk Indonesia Mau Revitalisasi Pabrik buat Genjot Produksi

    Pupuk Indonesia Mau Revitalisasi Pabrik buat Genjot Produksi

    Karawang

    Pemerintah mendorong agar PT Pupuk Indonesia (Persero) merevitalisasi pabrik pupuk yang sudah tua. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi pemborosan atau lebih efisien biaya produksinya.

    PT Pupuk Indonesia mengatakan terdapat tujuh proyek yang akan digarap hingga 2029, salah satunya revitalisasi pabrik pupuk tua. Efisiensi yang dilakukan yakni dalam menekan rasio konsumsi energi ke arah standar atau rata-rata dunia.

    “Jadi, kalau efisiensi itu memang bagaimana kita menekan rasio konsumsi energi. Jadi, rasio konsumsi energi ini kan punya standar secara dunia ya. Nah, ini kita mau memastikan bahwa rasio konsumsi energi di Pupuk Indonesia Group itu bisa mendekati dari rata-rata di dunia di kisaran 24 MMBTU (Million British Thermal Units) per ton,” kata Sekretaris Perusahaan (Sekper) Pupuk Indonesia Yehezkiel Adiperwira, ditemui di Kios Pupuk Cahaya Tani, Dusun Tamelang, Purwasari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/11/2025).

    Produksi Meningkat

    Terdapat tujuh proyek yang akan dikerjakan Pupuk Indonesia mulai dari revitalisasi pupuk dan hilirisasi. Dengan cara itu, kapasitas produksi diyakini akan meningkat, namun tetap efisien.

    Saat ini sedang berjalan revamping atau pembaruan pabrik tertua PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) dan proyek revitalisasi Pabrik Pusri IIIB untuk menggantikan Pusri III dan IV yang sudah tidak efisien dalam penggunaan energi. Proyek Pusri IIIB ini dimulai pada Desember 2023 dan ditargetkan selesai dalam waktu 40 bulan, dengan estimasi beroperasi penuh pada tahun 2027.

    “Nah, nantinya dengan adanya dua proyek untuk revitalisasi tersebut, kami memastikan bahwa kapasitas untuk produksi itu bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan untuk hilirisasi, kemarin kita juga baru saja melaksanakan ground breaking pabrik soda ash Pupuk Kaltim. Itu salah satu bentuk komitmen kami untuk hilirisasi di dalam negeri,” pungkasnya.

    Pupuk Siapkan Rp 116 T Revitalisasi Pabrik

    Sebelumnya, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan akan menyiapkan dana sebesar Rp 116 triliun untuk revitalisasi serta membangun pabrik pupuk di sejumlah wilayah di Indonesia.

    Hal ini disampaikan oleh menyampaikan revitalisasi seluruh industri pupuk ini perlu dilakukan karena banyak pabrik-pabrik yang sudah tua. Dengan begitu, kegiatan operasional pabrik dapat lebih efisien dan hemat.

    “Rp 116 triliun itu adalah untuk merevitalisasi seluruh industri pupuk, itu lah yang dibutuhkan karena banyak pabrik yang tua-tua. Kenapa perlu direvitalisasi? Karena supaya lebih efisien, gasnya lebih irit, emisinya lebih berkurang. Tentunya kalau kita melakukan revitalisasi itu lebih efisien, biaya subsidi kan juga tentu akan berguna,” kata Rahmad saat ditemui di Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, dikutip Selasa (25/3/2025).

    Rahmad menyebut sejumlah pabrik pupuk yang telah berusia senja, seperti PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) yang beroperasi sejak 1959. Kemudian PT Petrokimia Gresik pada 1972, PT Pupuk Kujang pada 1975, PT Pupuk Kalimantan Timur yang berdiri sejak 1977, serta PT Pupuk Iskandar Muda sejak 1982.

    Dia menilai pendirian pabrik-pabrik pupuk pada era tersebut membuat Indonesia bisa mencapai swasembada pangan pada 1984. Untuk itu, pihaknya juga akan membangun pabrik pupuk baru di Fakfak, Papua Barat, selain menghidupkan kembali pabrik-pabrik yang sudah ada.

    (ada/ara)

  • Pupuk Indonesia Gerak Cepat Penuhi Kebutuhan Musim Tanam Petani

    Pupuk Indonesia Gerak Cepat Penuhi Kebutuhan Musim Tanam Petani

    Jakarta

    Pupuk Indonesia Grup bergerak cepat memenuhi pupuk subsidi dalam rangka kebutuhan musim tanam akhir tahun 2025. Hal ini merupakan wujud dukungan Perusahaan terhadap kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dalam memperkuat ketahanan pangan nasional serta meningkatkan daya beli petani.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi mengatakan memasuki musim tanam Pupuk Indonesia Grup mendorong penyediaan pupuk subsidi hingga ke pelosok negeri baik melalui angkutan darat maupun laut.

    “Hari ini kita ke sini tidak hanya pabrik yang kita pastikan, gudang kita pastikan, sekarang juga kita pastikan truknya bisa berjalan semuanya dengan baik dan lancar. Jadi menarik, karena ini adalah pupuk yang kita kirim dengan HET yang baru, yang sudah turun 20 persen,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (4/11/2025)/

    Hal ini diungkapkan Rahmad saat kegiatan ‘Pelepasan Pengiriman Pasokan Pupuk Subsidi’ di Kawasan Industri Petrokimia Gresik, Jawa Timur, Rabu (29/11/2025).

    Diketahui, Pupuk Indonesia melalui Petrokimia Gresik melaksanakan pelepasan pengiriman 145 ton pupuk subsidi secara simbolis yang terdiri dari 30 ton urea, 60 ton NPK, 30 ton ZA, dan 25 ton organik dengan tujuan Gudang Talok dan Sumberejo di Bojonegoro, Gudang Jenu di Tuban, serta Gudang Paron dan Sidokerto di Ngawi. Seluruh pupuk subsidi ini dapat ditebus oleh petani terdaftar dengan HET terbaru.

    Rahmad menjelaskan kebijakan penurunan HET pupuk subsidi sebesar 20 persen akan mampu meningkatkan keterjangkauan pupuk. Pasalnya, dengan harga yang lebih terjangkau, maka memudahkan akses petani terhadap pupuk sekaligus menjadi upaya nyata keberpihakan Pemerintah mendorong produktivitas pertanian nasional.

    “Ini karena kebijakan yang pro-petani, pro-rakyat, pro-ketahanan pangan dari Bapak Presiden Prabowo. Karena beliau sangat concern dan beliau tahu bagaimana pentingnya pupuk pada program pertanian, maka beliau menginstruksikan kepada kami untuk mencari cara model bisnis baru supaya petani bisa mendapatkan harga pupuk yang murah,” tambahnya.

    Sebagai komitmen, Pupuk Indonesia memastikan kebijakan HET terbaru telah terimplementasi pada kios di seluruh Indonesia per tanggal 22 Oktober 2025 atau pasca Pemerintah mengumumkan kebijakan tersebut. Sebagai informasi, Perusahaan telah mengintegrasikan HET terbaru pada sistem Integrasi Pupuk Bersubsidi atau i-Pubers serta telah menempel stiker HET pada titik serah.

    “Penyesuaian HET baru telah terintegrasi di sistem i-Pubers dan kami memastikan petani terdaftar dapat menebus pupuk dengan harga baru dan dapat mengawasinya melalui command center secara real-time,” kata Rahmad.

    Sebagai BUMN yang diberi amanah untuk memproduksi dan menyalurkan pupuk subsidi, Pupuk Indonesia berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional melalui penyediaan pupuk dengan prinsip 7T. Maka dari itu, Pupuk Indonesia bersama seluruh anak perusahaannya akan terus melakukan sosialisasi salah satunya melalui kegiatan Rembuk Tani.

    Program ini menjadi ruang dialog dan edukasi bagi petani untuk memahami keterjangkauan harga pupuk subsidi serta inovasi berkelanjutan melalui program pendampingan dan penerapan teknologi digital untuk produktivitas pertanian.

    Petrokimia Gresik sebagai salah satu anak perusahaan Pupuk Indonesia yang menerima mandat memproduksi beberapa jenis pupuk bersubsidi berkomitmen akan terus menjaga keandalan pabrik.

    Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob mengatakan letahanan dan swasembada pangan nasional tercapai jika produktivitas tanaman tinggi yang didukung oleh ketersediaan pupuk.

    “Oleh karena itu, kami di Petrokimia Gresik terus menjaga produksi dan kualitas pupuk untuk seluruh petani terdaftar,” kata Daconi.

    Pupuk Indonesia Sediakan 1,05 Juta Ton Pupuk Subsidi

    Pupuk Indonesia menyediakan stok pupuk bersubsidi sebesar 1.055.068 ton yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh petani terdaftar di Indonesia. Dari jumlah stok tersebut, Perusahaan menyediakan 167.646 ton untuk petani di Jawa Timur yang terdiri dari 51.832 ton, NPK sebesar 107.625 ton, NPK Kakao sebesar 92 ton, Organik sebesar 4.686 ton, dan ZA sebesar 2.905 ton.

    Sementara ketersediaan stok untuk petani di Kabupaten Gresik, Perusahaan menyediakan stok sebesar 32.019 ton yang terdiri dari Urea sebesar 9.550 ton, NPK sebesar 13.505 ton, Organik sebesar 6.927 ton, dan ZA sebesar 2.038 ton. Seluruh petani terdaftar dapat menebus dengan HET terbaru pada kios atau titik serah.

    Hingga 28 Oktober 2025, Pupuk Indonesia telah menyalurkan 1.516.741 ton pupuk bersubsidi ke seluruh wilayah di Jawa Timur. Angka tersebut setara 73,9 persen dari total alokasi Jawa Timur yang sebesar 2.053.650 ton pada tahun 2025. Sementara untuk wilayah Kabupaten Gresik, tercatat telah tersalurkan sebesar 24.144 ton dari total alokasi 42.960 ton.

    (akd/ega)

  • Setelah 30 Tahun Gagal, RI Akhirnya Bangun Pabrik Soda Ash Pertama Rp 5 T!

    Setelah 30 Tahun Gagal, RI Akhirnya Bangun Pabrik Soda Ash Pertama Rp 5 T!

    Jakarta

    Pembangunan Pabrik soda ash pertama di Indonesia resmi resmi dimulai. Pabrik yang berlokasi di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, ini dibangun dengan investasi sekitar Rp 5 triliun.

    Pabrik tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 16 hektar (ha) dan menyerap sekitar 800 tenaga kerja. Persiapan pembangunan pabrik ini telah dimulai sejak Juni 2025 dan ditargetkan dapat rampung pada Maret 2028.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengatakan pembangunan pabrik menandai tonggak sejarah, di mana Indonesia akan membangun pabrik soda ash pertamanya. Sebab, sudah sejak lama Indonesia bekerja keras untuk bisa mewujudkan pembangunan tersebut.

    “Sudah lebih dari tiga dekade Indonesia berupaya memiliki pabrik soda ash, tidak berhasil. Dan hari ini kita mulai pembangunan pabrik pertama di Indonesia,” kata Rahmad dalam acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, Jumat kemarin.

    Soda ash atau natrium karbonat (Na2CO3), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen, hingga pengolahan air dan pembuatan kertas.

    Telan Anggaran Rp 5 Triliun

    Direktur Utama Pupuk Kaltim Gusrizal mengatakan, proyek Pabrik Soda Ash menelan investasi Rp 5 triliun. Proyek ini digarap oleh kontraktor PT TCC Indonesia Branch Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind).

    “Nilai investasinya sekitar Rp 5 triliun. (Pendanaannya) kita dari perusahaan sendiri, didukung oleh perbankan nasional,” kata Gusriza, dalam kesempatan yang sama.

    Tekan Impor 30%

    Kembali ke Rahmad, ia menjelaskan Indonesia selama bertahun-tahun terpaksa mengimpor produk soda ash, dengan volume yang terus bertambah. Setidaknya saat ini Indonesia mengimpor kurang lebih 1 juta ton soda ash dari berbagai negara seperti Amerika Utara hingga China.

    Padahal, Indonesia sendiri memiliki semua bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi soda ash itu sendiri. Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO2 dan amonia. Kedua bahan tersebut terdapat secara luas pada fasilitas produksi Pupuk Kaltim, maupun Pupuk Indonesia Grup.

    “Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6% per tahun. Kalau sekarang saja kita impor 1 juta, dan Indonesia tidak mulai membangun (pabrik) soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia,” kata Rahmad.

    Hadirnya Pabrik Soda Ash anyar ini setidaknya akan memproduksi sebanyak 300.000 ton soda ash. Dengan demikian, hasil produksi dari pabrik ini dapat mengganti keburuhan impor soda ash hingga 30%.

    Tidak hanya memproduksi soda ash, nantinya pabrik ini juga akan amonium klorida sebesar 300.000 ton. Produksi ini diharapkan dapat menekan impor bahan baku pupuk ini hingga senilai Rp 250 miliar per tahun.

    “Indonesia tidak hanya mengimpor soda ash, tapi Indonesia juga mengimpor produk sampingan hasil pabrik soda ash yaitu ammonium chloride. Jadi hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit,” jelasnya.

    Sementara itu, Senior Director of Business Performance & Assets Optimization PT Danantara Asset Management (Persero), Bhimo Aryanto, mengatakan soda ash menjadi salah satu bahan yang juga penting untuk membuat litium karbonat, bahan utama baterai kendaraan listrik.

    Selama ini seluruh kebutuhan Soda ASH nasional dipenuhi melalui impor, Sementara itu, permintaan produk tersebut untuk kebutuhan dalam negeri terus meningkat dari tahun ke tahun.

    “Dengan kapasitas produksi yang signifikan, pabrik ini diharapkan mampu menggantikan impor secara bertahap, sekaligus membuka jalan bagi potensi ekspor di masa depan. Inilah wujud nyata dari hilirisasi industri kimia nasional yang selama ini menjadi arah strategis pemerintah,” kata Bhimo.

    Bhimo berharap, pabrik dapat menjadi benchmark baru bagi industri kimia hijau di Indonesia. Pabrik ini juga harapannya bisa mendongkrak ekonomi Kota Bontang dari 9,8% menjadi 10,5%, berkontribusi dalam menyerap ribuan tenaga kerja lokal, serta operasinya menciptakan ratusan pekerjaan permanen.

    (kil/kil)

  • Pupuk Indonesia Geber Penyaluran Pupuk Subsidi Jelang Akhir Tahun

    Pupuk Indonesia Geber Penyaluran Pupuk Subsidi Jelang Akhir Tahun

    Jakarta

    Pupuk Indonesia memproyeksikan realisasi penyaluran pupuk subsidi hingga akhir tahun 2025 dapat mencapai 8,7 juta ton. Angka ini seiring dengan besarnya kebutuhan pupuk saat siklus tanam utama yang dimulai pada November 2025.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi melaporkan, realisasi penyaluran pupuk subsidi telah mencapai sekitar 6,5 juta ton per akhir Oktober 2025. Angka ini mencapai sekitar 68% dari total alokasi pupuk subsidi pada tahun ini yang mencapai 9,55 juta ton.

    Ia menjelaskan, penggunaan pupuk untuk sektor pangan bersifat cyclical. Diproyeksikan jumlah realisasi akan meningkat signifikan seiring dengan besarnya kebutuhan pupuk petani menjelang siklus tanam utama periode November 2025 s.d Maret 2026.

    “Realisasi pupuk subsidi itu sampai dengan sekarang sekitar 6,5 juta ton. Di akhir tahun, kita akan mencapai antara 8,5 sampai 8,7 juta ton. Artinya, dalam dua bulan ini, harus ada 2 juta ton lebih yang kita deliver kepada petani,” kata Rahmad, dalam acara Pelepasan Urea Subsidi di Pelabuhan Tursina Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Ia juga memastikan stok pupuk aman. Hingga saat ini, perusahaan masih memegang stok pupuk sebesar 1,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, 1,1 juta ton lainnya merupakan pupuk subsidi yang tersebar di 27 ribu kios atau outlet pupuk.

    Tidak hanya itu, Rahmad menambahkan, produksi pupuk juga masih akan terus berjalan. Misalnya dari pabrik Pupuk Kaltim di Bontang saja, dihasilkan 10.000 ton pupuk urea dan 1.000 ton Pupuk NPK setiap harinya.

    “Jadi kita sangat optimis, kita bisa memenuhi kebutuhan pupuk subsidi hingga akhir tahun,” ujarnya.

    Untuk memastikan stok tetap aman dan pupuk tersalurkan, pemerintah bersama Pupuk Indonesia telah melakukan sejumlah trasnformasi. Pertama, implementasi digitalisasi sejak awal tahun 2024. Pupuk Indonesia dapat memantau secara real time pergerakan setiap kantong pupuk melalui GPS sejak mulai diangkut ke kapal hingga diterima petani.

    Dengan demikian, menurut Rahmad, data pergerakan pupuk akan terangkum secara digital. Melalui digitalisasi ini juga, untuk pertama kalinya dalam sejarah per 1 Januari tahun 2025 seluruh petani di seluruh Indonesia bisa melakukan penebusan pupuk secara serentak.

    Selain itu, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga telah menerapkan kebijakan penurunan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar 20%. Dengan demikian, harga Pupuk Urea turun dari Rp 2.250 per kg menjadi Rp 1.800 per kg, lalu Pupuk NPK turun dari Rp 2.300 per kg menjadi Rp 1.840 per kg.

    Pemerintah juga telah menambah kuota pupuk subsidi, dari yang semula hanya sekitar 4,7 juta di tahun lalu, kini mencapai 9,55 juta ton di 2025. Juga telah dilakukan penyederhanaan regulasi penyaluran pupuk agar lebih efisien dan produk bisa langsung diterima petani.

    “Jadi sekarang petani tidak hanya volumenya tercukupi, tidak hanya ketempatan waktunya karena sekarang aturan distribusinya sudah disederhanakan, tapi masih ada bonus lagi dari Presiden yaitu memberikan diskon pupuk bersubsidi,” kata dia.

    (kil/kil)

  • Bos Pupuk Indonesia Jamin Stok Aman, Tak Akan Ada Lagi Kios Petani Kosong

    Bos Pupuk Indonesia Jamin Stok Aman, Tak Akan Ada Lagi Kios Petani Kosong

    Bontang

    Pupuk Indonesia menyatakan masih menyimpan stok pupuk sebanyak 1,5 juta ton, di mana 1,1 juta ton di antaranya ialah pupuk subsidi. Dipastikan stok aman hingga akhir tahun dan tidak akan ada lagi kelangkaan pupuk bagi para petani.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, sebelum tahun 2024 memang terdapat sejumlah kondisi di mana ketersediaan pupuk di beberapa kios kosong dan petani sulit memperoleh pupuk. Namun kini masalah tersebut sudah tidak lagi terjadi.

    Pemerintah telah melakukan perombakan dan penyederhanaan atas regulasi penyaluran pupuk agar lebih efisien dan produk bisa langsung diterima petani. Dengan perubahan tersebut, ia memastikan saat ini seluruh kios pupuk aman dan terpenuhi kebutuhannya.

    “Sekarang boleh dicek, tidak ada tempat yang kosong. Kita punya 1,1 juta ton (pupuk subsidi) tersebar di 27 ribu outlet kita,” kata Rahmad, dalam acara Pelepasan Urea Subsidi di Pelabuhan Tursina Pupuk Kaltim, Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Pupuk Indonesia juga telah melakukan digitalisasi sejak awal tahun 2024. Pihaknya dapat memantau secara real time pergerakan setiap kantong pupuk melalui GPS sejak mulai diangkut ke kapal hingga diterima petani.

    Dengan demikian, Rahmad mengatakan, data pergerakan pupuk akan terangkum secara digital. Sehingga, data tersebut lebih transparan dan bisa meminimalisir kekurangan stok pupuk di daerah.

    Selain itu, melalui digitalisasi ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah per 1 Januari tahun 2025 seluruh petani di seluruh Indonesia bisa melakukan penebusan pupuk secara sentak.

    “Persoalan itu tidak ada (kekosongan pupuk karena terlambat distribusi). Saya bisa tegaskan, kalau ada tolong sampaikan ke saya, tapi saya meyakini tidak ada lagi pupuk yang kosong. Karena kita melihat secara real time pupuk itu ada di mana. Di gudang mana bisa dilihat tidak hanya datanya tapi visualnya, termasuk pada kios mana petani itu menebus,” ujar dia.

    (kil/kil)

  • Pupuk Indonesia mulai bangun pabrik soda ash pertama di Indonesia

    Pupuk Indonesia mulai bangun pabrik soda ash pertama di Indonesia

    Bontang (ANTARA) – PT Pupuk Indonesia/PI (Persero) mulai membangun pabrik soda ash pertama di Indonesia dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun dari pendanaan perusahaan tersebut dan perbankan nasional.

    Direktur Utama PT PI Rahmad Pribadi menyampaikan bahwa upaya membangun pabrik soda ash sudah diniatkan sejak tiga dekade yang lalu.

    “Ini adalah bagian dari astacita presiden, yaitu hilirisasi. Ini juga menandai 1 tahun dari pemerintahan Prabowo. Kira-kira setahun yang lalu, arahan dari beliau sangat tegas dan jelas untuk terus melanjutkan hilirisasi, memperkuat ketahanan industri,” ujar dia dalam agenda seremoni groundbreaking soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat.

    Pabrik tersebut dibangun untuk mengurangi ketergantungan Indonesia atas impor soda ash dan hilirisasi produk amoniak sebesar 105 ribu ton per tahun, lalu menurunkan emisi karbondioksida (CO2) melalui penyerapan ekses CO2 sebagai bahan baku soda ash sebesar 174 ribu ton per tahun.

    Kemudian juga mendukung ketahanan pangan melalui pemanfaatan ammonium chloride sebagai direct fertilizer (sumber nitrogen) atau campuran bahan baku NPK (Nitrogen, Fosfor, Kalium), serta meningkatkan revenue melalui penjualan soda ash dan ammonium chloride.

    Kapasitas produksi pabrik ini yang ditargetkan selesai pada Maret 2028 untuk ammonium chloride dan soda ash masing-masing 300 ribu MTPY (metrik ton per tahun) dengan target pasar domestik maupun ekspor

    Untuk infrastruktur gudang, dialokasikan terhadap ammonium chloride dan soda ash masing-masing 20 ribu ton curah, soda ash dan ammonium chloride bag 5.500 ton kantong, dan NaCI (natrium klorida) 50 ribu ton curah.

    Adapun total serapan kerja untuk proyek ini yaitu 800 pekerja konstruksi dan 86 pekerja operasional.

    Selama ini, Indonesia masih mengimpor soda ash dan ammonium chloride sebesar 100 persen. Misalnya, pemerintah mengimpor 801,67 ribu soda ash dan 312,67 ribu ammonium chloride pada tahun 2024.

    Karena itu, diharapkan pembangunan pabrik soda ash pertama ini dapat mensubtitusi impor komoditas tersebut.

    “Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton (per tahun) dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6 persen per tahun,” ucap Rahmad.

    “Kalau sekarang saja kita impor 1 juta dan Indonesia tidak mulai membangun soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” kata Dirut PT PI.

    Begitu pula dengan impor produk samping hasil pabrik soda ash yang masih 100 persen impor, yakni ammonium chloride.

    “Jadi, hasil dari sini tidak hanya menggantikan impor soda ash, tapi juga menggantikan impor dari ammonium chloride sebagai pupuk yang sangat dibutuhkan untuk kebun kelapa sawit, ungkap dia.

    Rahmad menitipkan pesan kepada Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur Gusrizal agar proyek ini dapat dieksekusi dengan baik; sesuai target waktu, kualitas, dan pembiayaan; serta selalu mengedepankan tata kelola maupun keselamatan para pekerja.

    “Mudah-mudahan mimpi besar bangsa Indonesia untuk memiliki ketahanan industri yang semakin kuat untuk mengurangi impor menjadi negara yang lebih mandiri, bisa kita capai, dan pupuk Indonesia bersama dengan seluruh anak perusahaannya, kali ini dengan pupuk Kalimantan Timur, bisa memberikan kontribusi terbaiknya bagi bangsa dan negara,” katanya.

    Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
    Editor: Evi Ratnawati
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • RI Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Bontang, Nilai Investasi Rp 5 T

    RI Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di Bontang, Nilai Investasi Rp 5 T

    Jakarta

    Pupuk Indonesia melalui anak usahanya PT Pupuk Kaltim memulai pembangunan pabrik soda ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini dibangun dengan anggaran sekitar Rp 5 triliun.

    Pabrik Soda ash ini akan dibangun di atas lahan seluas 16 hektar. Pembangunan pabrik ini ditargetkan dapat rampung dan beroperasi pada bulan Maret 2028.

    Direktur Utama Pupuk Kaltim Gusrizal mengatakan, proyek menelan investasi Rp 5 triliun. Proyek ini digarap oleh kontraktor PT TCC Indonesia Branch Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind).

    “Nilai investasinya sekitar Rp 5 triliun. (Pendanaannya) kita dari perusahaan sendiri, didukung oleh perbankan nasional,” kata Gusrizal dalam acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Soda ash atau natrium karbonat (Na2CO3), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air dan pembuatan kertas. Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO2 dan amonia yang keberadaannya melimpah di Indonesia.

    Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, nantinya pabrik ini akan memproduksi soda ash dan amonium klorida masing-masing sebesar 300.000 ton. Kehadiran pabrik ini harapannya akan membantu memenuhi 30% kebutuhan soda ash nasional melalui produksi dalam negeri.

    Adapun Indonesia selama bertahun-tahun terpaksa mengimport produk soda ash, dengan volume yang terus bertambah. Setidaknya saat ini Indonesia mengimpor kurang lebih 1 juta ton soda ash dari berbagai negara.

    “Alhamdulillah ini juga merupakan salah satu prestasi tahun pertama Bapak Presiden Prabowo. Karena dalam satu tahun ini kita berhasil menyiapkan proyek ini. Mulai dari persiapan lahannya, tendernya, dan hari ini kita tepat di satu tahun Bapak Presiden Prabowo, kita bisa melaksanakan groundbreaking,” kata Rahmad, dalam kesempatan yang sama.

    Selain itu, pabrik ini juga akan membantu mengurangi impor ammonium chloride yang merupakan bahan pembuat pupuk. Produksi ini diharapkan dapat menekan impor amonium klorida hingga senilai Rp 250 miliar per tahunnya.

    “Pabrik ini juga akan menghasilkan produk sampingan ammonium chloride, itu adalah pupuk yang digunakan di kebun sawit. Sekarang ini pupuk ammonium chloride itu juga diimpor. Jadi kita bisa melakukan substitusi impor, satu tadi hilirisasi, kemudian silikular ekonomi. Harapannya untuk pertumbuhannya tidak hanya ketahanan pangan, pertumbuhan sektor agrikultur, tapi juga penguatan sektor industri,” ujar Rahmad.

    (shc/kil)

  • Setelah 30 Tahun Gagal, RI Akhirnya Bangun Pabrik Soda Ash Pertama Rp 5 T!

    Pupuk Kaltim Resmi Bangun Pabrik Soda Ash Pertama di RI!

    Bontang

    Pupuk Indonesia Grup, melalui PT Pupuk Kaltim resmi memulai pembangunan pabrik soda ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur. Pabrik ini merupakan yang pertama ada di Indonesia.

    Soda ash atau natrium karbonat (Na2CO3), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air dan pembuatan kertas. Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO2 dan amonia.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan, acara ini menandai tonggak sejarah RI di mana Indonesia akan membangun pabrik soda ash pertamanya. Sebab, sudah sejak lama Indonesia bekerja keras untuk bisa mewujudkan pembangunan tersebut.

    “Saya melihat proyek ini menarik nafas panjang, dan melepaskan nafas dengan penuh kelegaan dan kebanggaan. Karena tadi dihitung, sudah lebih dari tiga dekade Indonesia berupaya memiliki pabrik soda ash, tidak berhasil. Dan hari ini kita mulai pembangunan pabrik pertama di Indonesia,” kata Rahmad dalam acara Groundbreaking Pabrik Soda Ash di Kawasan Industrial Estate (KIE) Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Proyek ini adalah bagian dari Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, hal ini khususnya untuk terus melanjutkan hilirisasi dan memperkuat ketahanan industri. Tidak hanya itu, menurutnya keberadaan pabrik ini sangat penting dalam rangka mengurangi impor Indonesia.

    Rahmad mengatakan, selama ini Indonesia tidak dapat memproduksi soda ash sendiri sehingga harus melakukan impor 100%, sementara kebutuhannya di dalam negeri cukup tinggi. Dengan kehadiran pabrik ini, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan soda ash nasional hingga 30%.

    “Impor soda ash di Indonesia sekarang 1 juta ton dan akan terus tumbuh dengan pertumbuhan sekitar 5-6% per tahun. Kalau sekarang saja kita impor 1 juta, dan Indonesia tidak mulai membangun (pabrik) soda ash, tidak bisa saya bayangkan berapa besar devisa kita yang harus kita keluarkan Indonesia, padahal kita memiliki semua yang diperlukan untuk membangun soda ash ini,” ujarnya.

    Pabrik Soda ash ini akan memanfaatkan CO2 kurang lebih sebesar 174.000 ton per tahun. Nantinya, pabrik ini akan memproduksi soda ash dan amonium klorida masing-masing sebesar 300.000 ton. Produksi ini diharapkan dapat menekan impor amonium klorida, yang merupakan bahan baku pupuk, senilai Rp 250 miliar per tahun.

    “Langkah ini bukan sekadar efisiensi ekonomi, tetapi lompatan strategis menuju kemandirian industri nasional. Sekarang, kita tidak lagi hanya menjadi konsumen bahan baku dunia, tetapi produsen yang berdiri di atas kemampuan sendiri,” kata Komisaris Independen Pupuk Indonesia Rachland Nashidik.

    Rachland mengatakan, peletakan batu pertama atau groundbreaking ini mewujudkan mimpi yang telah hidup selama 30 tahun sejak 1995. Dalam hal ini, Indonesia bercita-cita memiliki pabrik soda ash sendiri sebagai kemandirian Indonesia di bidang industri kimia dasar.

    “Tiga dekade sudah berlalu, dunia berubah, teknologi bergeser, tantangan datang sering berganti. Namun, mimpi itu tidak pernah menyerah. Dia menunggu waktu, menunggu keberanian,dan menunggu generasi yang siap mewujudkannya,” ujarnya.

    (shc/kil)

  • Pupuk Indonesia Mulai Proyek Soda Ash Pertama di Tanah Air

    Pupuk Indonesia Mulai Proyek Soda Ash Pertama di Tanah Air

    Bisnis.com, BONTANG — PT Pupuk Indonesia (Persero), melalui anak usaha PT Pupuk Kaltim memulai proyek pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia di kawasan Kaltim Industrial Estate (KIE), Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10). 

    Pabrik dengan target kapasitas produksi sekitar 300.000 ton soda ash per tahun ini diyakini akan memenuhi sekitar 30% kebutuhan nasional, sekaligus mengurangi ketergantungan impor soda ash yang mencapai 1 juta ton per tahun.

    Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan bahwa hasil dari pabrik ini tidak hanya untuk mengurangi impor soda ash, namun juga ikut mensubtitusi impor amonium klorida yang menjadi produk sampingan pabrik tersebut.

    “Sudah lebih dari tiga dekade Indonesia berupaya memiliki pabrik soda ash dan tidak berhasil, dan hari ini kita mulai pabrik soda ash pertama di Indonesia,” katanya saat meresmikan groundbreaking pabrik soda ash di Bontang, Kalimantan Timur, Jumat (31/10/2025).

    Senior Director Business Performance and Asset Optimization at Danantara Indonesia Bhimo Aryanto menyebutkan bahwa langkah ini merupakan kemajuan besar dalam transformasi industri penghiliran di Tanah Air. 

    “Pabrik ini membuka jalan potensi ekspor di masa depan. Ini wujud nyata hilirisasi industri kimia nasional yang menjadi arah strategis pemerintah sesuai Asta Cita,” terangnya. 

    Proyek ini kata dia bukan sekadar investasi bisnis namun juga investasi bangsa menuju Indonesia Emas 2025. Pupuk Indonesia menurutnya juga terus bertransformasi untuk menjalankan operasional yang efektif dan efisien serta mengurangi limbah industri secara signifikan.

    Sementara itu, Rachland Nashidik, Komisaris Independen Pupuk Indonesia mengatakan bahwa proyek ini dibangun dengan ekonomi sirkular. Sebab, hasil emisi yang dikeluarkan dari pabrik diserap kembali untuk memproduksi soda ash pertama di Indonesia.

    “Kita tidak lagi menjadi konsumen bahan baku dunia tapi produsen yang berdiri di atas kaki sendiri,” katanya.

    Soda ash, atau natrium karbonat (Na₂CO₃), adalah senyawa kimia berbentuk bubuk putih yang digunakan secara luas dalam berbagai industri, mulai dari pembuatan kaca dan deterjen hingga pengolahan air, pembuatan kertas hingga panel surya.

    Beberapa bahan baku pembuatan soda ash adalah CO₂ dan amonia. Kedua bahan tersebut terdapat secara luas pada fasilitas produksi Pupuk Kaltim maupun Pupuk Indonesia Grup.

    Pabrik seluas 16 hektare ini dikerjakan oleh kontraktor PT TCC Indonesia Branch – Enviromate Technology International (ETI) dan PT Rekayasa Industri (Rekind). Proyek anyar ini ditargetkan rampung pada Maret 2028 dengan potensi penghematan devisa negara hingga Rp 1 triliun per tahun.

    Dalam praktiknya, soda ash diproduksi dengan menggunakan bahan baku seperti amonia dan CO2 dengan kebutuhan sekitar 174.000 ton per tahun. Bahan baku ini diperoleh dari fasilitas eksisting Pupuk Kaltim maupun anak usaha Pupuk Indonesia lainnya. Hal ini menjadi upaya perusahaan menurunkan emisi karbon. 

    Selain memproduksi soda ash, proyek ini juga dapat memenuhi produk sampingan berupa amonium klorida sekitar 300.000 ton per tahun yang dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produksi pupuk.