Jakarta, Beritasatu.com – Baru-baru ini, kasus viral rahim copot yang terjadi pada seorang ibu setelah melahirkan di dukun beranak menjadi perbincangan hangat di media sosial.
Kisah ini viral bermula saat dokter (dr) Gia Pratama menjadi bintang tamu dalam acara podcast yang dipandu komika terkenal Raditya Dika, dan sebenarnya terjadi sekitar 15 tahun lalu di salah satu rumah sakit umum daerah (RSUD), di Garut, Jawa Barat.
Disitat dari saluran YouTube Raditya Dika, dr Gia menceritakan momen menegangkan saat dia menangani inversio uteri pada seorang ibu pascamelahirkan, di mana rahim tertarik keluar melalui vagina akibat plasenta yang masih menempel.
Keluarga pasien datang ke rumah sakit dalam keadaan rahim sang pasien diletakkan dalam kantong plastik karena ikut terbawa saat plasenta ditarik paksa oleh dukun beranak yang menangani proses persalinan.
Tim dokter berhasil menyelamatkan pasien meski dengan risiko tinggi, seperti kehilangan kemampuan reproduksi jika tidak ditangani tepat.
Kasus ini, yang kembali viral, menggarisbawahi betapa rentannya kondisi prolaps uterus atau rahim copot bagi wanita, terutama usia subur. Diklaim, solusi nonbedah seperti prosedur ring pessarium menawarkan harapan tanpa operasi invasif.
Apa Itu Rahim Copot dan Mengapa Ring Pessarium Jadi Solusi?
Dikutip dari Mayo Clinic, rahim copot atau uterine prolapse, terjadi ketika rahim turun dari posisi normalnya ke dalam atau bahkan keluar dari vagina akibat melemahnya otot dasar panggul.
Kondisi ini sering dialami wanita pascamelahirkan, menopause, atau obesitas, dan bisa menyebabkan gejala, seperti rasa tidak nyaman, buang air kecil sulit, hingga gangguan hubungan intim.
Prolaps uterus memengaruhi jutaan wanita di seluruh dunia, dan pengobatan awal sangat krusial untuk mencegah komplikasi serius. Di sinilah ring pessarium berperan sebagai solusi nonbedah yang efektif.
Ring pessarium adalah alat silikon berbentuk O yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menopang rahim dan jaringan sekitarnya, mencegahnya bergeser lebih jauh.
Pessarium ini ideal untuk kasus ringan hingga sedang, membantu mengembalikan rasa percaya diri tanpa memerlukan sayatan bedah.
National Health Service (NHS) juga merekomendasikannya sebagai opsi pertama bagi pasien yang ingin menghindari operasi, terutama jika masih berencana hamil lagi.
Prosedur Pemasangan Ring Pessarium
Prosedur pemasangan ring pessarium relatif sederhana dan bisa dilakukan di klinik tanpa anestesi umum. Berikut ini langkah-langkahnya.
Pemeriksaan awal: Dokter kandungan melakukan pemeriksaan panggul untuk menilai tingkat keparahan prolaps, ukuran vagina, dan panjang kanal vaginal. Hal ini memastikan pemilihan ukuran yang tepat, terlalu kecil bisa lepas, terlalu besar malah tidak nyaman.Pemilihan jenis: Ring pessarium standar berbentuk cincin fleksibel, tetapi varian seperti donat (lebih tebal) atau gehrung (U-shaped) bisa disesuaikan untuk prolaps uterus spesifik. Dokter akan memilih yang paling cocok berdasarkan gejala.Pemasangan: Dengan pelumas atau lidokain untuk mengurangi ketidaknyamanan, dokter memasukkan pessarium ke vagina secara perlahan. Pasien diminta berdiri, duduk, atau batuk untuk memastikan alat tetap di tempat dan tidak mengganggu buang air kecil. Proses ini hanya memakan waktu 10-15 menit.Tes dan penyesuaian: Jika tidak pas, dokter bisa mencoba ukuran lain saat itu juga. Pasien harus merasa nyaman segera setelah pemasangan, tanpa rasa sakit berkepanjutan. Setelah dipasang, pessarium bisa bertahan berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, tergantung pemeliharaan.
Manfaat Ring Pessarium untuk Penderita Rahim CopotNoninvasif: Tidak ada sayatan atau pemulihan panjang, ideal untuk wanita aktif atau yang menghindari anestesi.Efektif mengurangi gejala: Pessarium bisa meredakan sensasi bulging pada vagina hingga 80% pada kasus ringan, serta mencegah prolaps memburuk.Fleksibel: Bisa dilepas sendiri untuk hubungan intim atau tidur, dan mudah dibersihkan di rumah. Mayo Clinic menyebutnya sebagai jembatan menuju operasi jika diperlukan nanti.Kualitas hidup lebih baik: Pessarium diklaim dapat meningkatkan aktivitas sehari-hari tanpa gejala mengganggu, terutama bagi pasien lanjut usia.
Studi dari Mayo Clinic juga menunjukkan pasien merasa lebih puas dengan hasil jangka panjang dibandingkan operasi awal, meski keduanya efektif.
Risiko dan Cara Perawatan Harian
Meski aman, ring pessarium bukan tanpa risiko. Potensi efek samping meliputi:
Iritasi atau infeksi: Keluarnya cairan berbau atau berdarah bisa menandakan gesekan berlebih; gunakan estrogen vaginal rendah dosis jika direkomendasikan.Ketidaknyamanan: Jika ukuran salah, bisa menyebabkan nyeri, segera konsultasi dokter untuk penyesuaian.Komplikasi langka: Adanya risiko erosi dinding vagina jika tidak dibersihkan rutin.
Untuk perawatan, cuci tangan, keluarkan pessarium dengan lembut, bersihkan dengan sabun ringan dan air hangat, keringkan, lalu masukkan kembali. Lakukan seminggu sekali atau setiap malam.
Kunjungi juga dokter setiap 3-6 bulan untuk pemeriksaan. Jika sulit dilepas sendiri, biarkan dokter yang menanganinya.
Kapan Harus Segera Konsultasi Dokter?
Jangan abaikan gejala rahim copot. Segera periksakan diri jika mengalami tonjolan di vagina, kesulitan BAB, atau infeksi berulang. Konsultasikan dengan spesialis kandungan di rumah sakit terdekat. Ingat, deteksi dini bisa menyelamatkan, ring pessarium sering jadi pilihan pertama untuk mencegah kasus ekstrem.
Prosedur ring pessarium membuktikan rahim copot bukan akhir dari segalanya. Opsi ini menawarkan solusi aman, efektif, dan terjangkau untuk jutaan wanita. Konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk diagnosis pribadi.







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3624216/original/074969400_1636113782-Radit_x_Windows_11.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

