Tag: Raden Pardede

  • Satu Tahun Prabowo-Gibran: RI Harus Lepas Ketergantungan pada Komoditas

    Satu Tahun Prabowo-Gibran: RI Harus Lepas Ketergantungan pada Komoditas

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memasuki masa satu tahun pada hari ini, Senin (20/10/2025).

    Pada momentum ini, Ekonom Senior sekaligus Tim Asistensi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Raden Pardede menegaskan bahwa Indonesia harus segera melakukan peningkatan mesin pertumbuhan ekonomi apabila ingin lepas dari jebakan pendapatan menengah dan mencapai status negara maju pada 2045.

    Dia menjelaskan Indonesia selama ini bergantung kepada komoditas-komoditas sumber daya alam seperti batu bara, minyak mentah (CPO), dan mineral. Padahal, menurutnya, komoditas merupakan model pembangunan lama sehingga pemerintah perlu mempercepat transformasi ke arah ekonomi manufaktur, jasa, dan berbasis inovasi teknologi.

    “Kita harus ambil sumber daya alam itu sebagai bonus, bukan itu menjadi utamanya. Itu tambahan saja, jangan itu menjadi andalan,” ujar Raden dalam diskusi Capaian 1 Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih Bidang Perekonomian di Jakarta, Senin (20/10/2025).

    Dia mengungkapkan bahwa cita-cita menuju negara maju harus disertai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di atas 5%. Masalahnya, pendapatan nasional per kapita (GNI per kapita) Indonesia tumbuh hanya 3,8%.

    Raden membandingkan pertumbuhan GNI per kapita Vietnam maupun China sekitar 6,2%. Menurutnya, agar GNI per kapita dapat tumbuh sejajar dengan Vietnam atau China, ekonomi Indonesia idealnya tumbuh di kisaran 6%–8% per tahun.

    Pertumbuhan tinggi tersebut, sambungnya, tidak akan mungkin tanpa lompatan produktivitas. Dia menggarisbawahi bahwa produktivitas menjadi “mesin utama” yang menentukan daya saing dan peningkatan pendapatan masyarakat.

    “Kalau produktivitas kita tinggi, gaji bisa tinggi, harga turun, profit naik. Jadi menguntungkan juga buat dunia usaha, menguntungkan juga buat tenaga kerja kita, dan pertumbuhan kita ada. Ini yang disebut creative destruction,” jelasnya.

    Raden memaparkan bahwa mesin ekonomi nasional harus terus dimodernisasi agar efisien dan adaptif terhadap perubahan teknologi global. Dia mengutip teori pemenang Nobel Ekonomi 2025 yaitu Joel Mokyr, Philippe Aghion, dan Peter Howitt yang menekankan pentingnya creative destruction, mengganti mesin lama dengan mesin baru melalui inovasi.

    Menurutnya, Indonesia membutuhkan strategi yang mencakup tiga hal utama. Pertama, modernisasi ekonomi secara berkelanjutan.

    Kedua, deregulasi dan debottlenecking untuk menghilangkan hambatan birokrasi. Ketiga, memitigasi risiko sosial dan teknologi agar kelompok rentan tidak tertinggal dalam transisi digital.

    “Ibarat saluran darah, kita itu pastikan tidak ada lemak-lemak di situ, karena begitu ada lemak-lemak di situ maka salurannya enggak jalan. Macet itu. Hilangkan lemak-lemak itu. Itu yang dilakukan dengan deregulasi. Itu yang dilakukan dengan transformasi,” tegasnya.

    Raden menilai, momentum global saat ini menjadi peluang langka bagi Indonesia. Kesepakatan ekonomi komprehensif antara Indonesia dengan Uni Eropa (IEU-CEPA) disebutnya sebagai jendela kesempatan yang harus dimanfaatkan maksimal sebelum tertutup.

    Dia juga menyebut bahwa pemerintah mulai mengarahkan transformasi ke sektor berbasis teknologi dan inovasi, termasuk melalui pembentukan Satuan Tugas Artificial Intelligence di Kementerian Koordinator Perekonomian untuk memodernisasi sektor pertanian dan industri.

    Pada akhirnya, kata Raden, selain ‘mesin ekonomi’ yang kuat, kualitas pembuat kebijakan juga harus terjaga agar arah kebijakan tetap konsisten dan berorientasi jangka panjang.

    “Landasannya adalah institusi, kelembagaan kita juga harus kuat. Mungkin itulah menurut saya menjadi persyaratan kita untuk bisa nanti di 2045,” tutupnya.

  • Surge (WIFI) Raih Penghargaan di BIA 2025, Kategori Emiten Teknologi Informasi

    Surge (WIFI) Raih Penghargaan di BIA 2025, Kategori Emiten Teknologi Informasi

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau dikenal dengan nama Surge berhasil meraih penghargaan sebagai emiten terbaik non-perbankan kategori teknologi informasi dalam ajang Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2025 pada Senin (30/6/2025) di Jakarta.

    Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap capaian dan ketangguhan perusahaan dalam menjaga kinerja dan terus bertumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

    Surge dinilai unggul berkat pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan, efisiensi operasional, dan inovasi berkelanjutan di sektor layanan internet. 

    Pada 2024, Surge mencatatkan lonjakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp231,18 miliar, atau naik 294,90% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan perolehan Rp58,54 miliar pada 2023. 

    Sementara itu, pendapatan perusahaan juga mengalami pertumbuhan signifikan mencapai Rp672,85 miliar, tumbuh 52,93% YoY. Tidak hanya membukukan pertumbuhan pendapatan, Surge juga berhasil menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp257,08 miliar, turun 3,84% dibandingkan tahun sebelumnya. 

    Ajang Bisnis Indonesia Awards 2025 sendiri mengusung tema Resilience Towards Uncertainty, mencerminkan penghargaan terhadap perusahaan yang mampu menjaga keberlanjutan dan daya saing di tengah dinamika ekonomi global. 

    Pada perhelatan ke-23 ini, penghargaan diberikan kepada 39 kategori emiten non-bank, 7 kategori perbankan, serta sejumlah special awards, termasuk untuk perusahaan yang dinilai berperan besar dalam transformasi digital, keberlanjutan, dan inklusi ekonomi.

    Penilaian dilakukan oleh dewan juri independen yang terdiri dari para tokoh berpengaruh di bidang ekonomi dan keuangan, seperti Ketua Dewan Juri Wimboh Santoso (mantan Ketua Dewan Komisioner OJK), Mardiasmo (mantan Wakil Menteri Keuangan), Lulu Terianto (Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group), Rudiantara (mantan Menteri Komunikasi dan Informatika), serta Raden Pardede (mantan Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan/KSSK).

  • Video:Ubah “Krisis” Perang Dagang Trump Menjadi Peluang, RI Harus Apa?

    Video:Ubah “Krisis” Perang Dagang Trump Menjadi Peluang, RI Harus Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia- CNBC Indonesia bersama The Yudhoyono Institute menggelar The Yudhoyono Institute Panel Discussion dengan tema “Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global” pada Minggu, 13 April 2025 sebagai forum untuk membahas berbagai isu global serta merumuskan rekomendasi dan pandangan strategis yang dapat menjadi referensi bagi para pembuat kebijakan dan pemimpin di kawasan Indo-Pasifik dan dunia pada umumnya.

    Selengkapnya saksikan dialog Raden Pardede dengan Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung serta Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Mari Elka Pangestu dan Menteri Keuangan RI ke-28, Chatib Basri serta Ekonom & Akademisi, Hermanto Siregar dalam The Yudhoyono Institute Panel Discussion,CNBCIndonesia (Minggu, 13/04/2025)

  • SBY hingga CT Hadiri Diskusi The Yudhoyono Institute Bahas Situasi Global

    SBY hingga CT Hadiri Diskusi The Yudhoyono Institute Bahas Situasi Global

    Jakarta

    Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Founder & Chairman CT Corp Chairul Tanjung (CT) menghadiri acara diskusi yang digelar oleh The Yudhoyono Institute (TYI). Diskusi itu membahas mengenai dinamika dan perkembangan dunia terkini: geopolitik, keamanan dan ekonomi global.

    Pantauan detikcom, Minggu pagi (13/4/2025), sejumlah tokoh berdatangan ke lokasi diskusi di Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta. CT direncanakan akan menjadi salah satu panelis dalam acara diskusi ini. Acara juga dihadiri oleh mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggono hingga Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.

    Acara ini akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama akan membahas ekonomi dengan pidato pembukaan disampaikan oleh Direktur Eksekutif TYI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

    Sesi pertama juga akan dihadiri oleh Mari Elka Pangestu (Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional), M. Chatib Basri (Anggota Dewan Ekonomi Nasional/Menteri Keuangan ke-28), Hermanto Siregar (Ekonom & Akademisi), serta Raden Pardede yang akan menjadi moderator.

    Lalu sesi kedua akan membahas seputar geopolitik dan keamanan internasional. Acara akan ditutup oleh pidato dari SBY yang juga sebagai Chairman TYI.

    Sesi kedua akan dihadiri oleh H.E. Arrmanatha Christiawan Nasir (Wakil Menteri Luar Negeri), Dino Patti Djalal (Wakil Menteri Luar Negeri ke-5), Rizal Sukma (Senior Fellow, CSIS), Ossy Dermawan (Wakil Menteri ATR/BPN).

    (ial/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Wujudkan Kerja Sama yang Tangguh, Indonesia Jalin Hubungan Diplomatik Lebih Komprehensif dengan AS – Halaman all

    Wujudkan Kerja Sama yang Tangguh, Indonesia Jalin Hubungan Diplomatik Lebih Komprehensif dengan AS – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah melaksanakan video conference dengan Anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Republik Carol Miller, Selasa (1/4/2024).

    Salah satu yang dibahas adalah potensi kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) selama masa pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Pertemuan virtual tersebut menyoroti pentingnya posisi Indonesia dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran strategis Indonesia dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC.

    Dengan peran strategis tersebut, Indonesia dapat membuka peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor, misalnya investasi dan perdagangan terhadap komoditas-komoditas strategis antar kedua negara.

    “Indonesia sangat mengapresiasi hubungan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat, baik dalam kerja sama ekonomi maupun bentuk lainnya. Untuk mendukung ketahanan pangan domestik, kami berharap bahwa kerja sama perdagangan pada komoditas pangan esensial seperti kacang kedelai dan gandum dapat diteruskan,” ucap Airlangga, Jumat (44/2025).

    Merespon hal tersebut, Congresswoman Miller menyampaikan bahwa AS akan berfokus pada tiga aspek yang menjadi prioritas hubungan dengan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Trump, yaitu kerja sama, stabilitas kawasan, dan keamanan.

    “Good trading partners makes good friends, kami mengapresiasi peran penting Indonesia dalam kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN, serta akan terus menjalin hubungan diplomatik secara bilateral yang baik dengan Indonesia,” ujar Congresswoman Miller.

    Selain kerja sama pada perdagangan di sektor pangan strategis, Indonesia juga menyampaikan bahwa potensi kerja sama di bidang ekonomi bersih seperti Carbon Capture and Storage (CCS) serta mineral kritis dapat diteruskan ke depannya.

    “Kerja sama strategis dengan Amerika Serikat pada kedua sektor ini dapat secara signfiikan mendorong posisi Indonesia pada sektor ekonomi bersih dan rantai pasok mineral kritis global,” kata Airlangga.

    Turut hadir mendampingi Menko Airlangga pada pertemuan tersebut yaitu Wakil Menteri Luar Negeri Arief Havas Oegroseno, Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kemenko Perekonomian Edi Prio Pambudi.

    Kemudian hadir pula Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon, Deputi Bidang Koordinasi Energi dan Sumber Daya Mineral Kemenko Perekonomian Elen Setiadi, Staf Khusus Menko Perekonomian Reza Yamora Siregar, Tim Asistensi Menko Perekonomian Raden Pardede, dan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Washington DC Ida Bagus Made Bimantara.

     

  • Video: Tantangan Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Efisiensi Anggaran

    Video: Tantangan Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Efisiensi Anggaran

    Jakarta, CNBC Indonesia – Media ekonomi terintegrasi CNBC Indonesia menggelar CNBC IndonesiaEconomic Outlook 2025 dengan tema “Riding the Wave of 8% Economic Expansion” yang akan mengupas tuntas prospek, tantangan hingga strategi implementasi kebijakan ekonomi makro yang mendorong ekonomi menuju target pertumbuhan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sebesar 8%.

    Raden Pardede dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 menuturkan terkait efisiensi anggaran adalah hal yang baik asalkan alokasinya dilakukan dengan baik ke tempat produktif dengan timing tepat.

    Wakil Ketua Banggar DPR RI Wihadi Wiyanto mengatakan pemerintah memberlakukan efisiensi hanya untuk belanja barang dan jasa serta modal. Wihadi juga menuturkan masyarakat tidak perlu khawatir terkait adanya efisiensi karena postur anggaran masih tetap. Dengan adanya efisiensi anggaran, pertumbuhan ekonominya akan lebih terasa dibanding dengan anggaran lama.

    Selengkapnya saksikan dialog Safrina Nasution bersama Wakil Ketua Banggar DPR RI Wihadi Wiyanto dan Ekonom Senior Raden Pardede dalam Program CNBC Indonesa Economic Outlook 2025, Kamis (26/02/2025).

  • Bukan UMKM, Ini Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI

    Bukan UMKM, Ini Mesin Pertumbuhan Ekonomi RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Target pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan Pemerintah cukup ambisius dalam menuju Indonesia Emas 2045.

    Melihat hal itu, Ekonom Senior, Raden Pardede menuturkan pemerintah harus mendorong peran middle class atau kelas menengah lebih gencar lagi.

    “Menurut saya yang menggerakkan ekonomi adalah kelas menengah yang tebal. Kalau negara punya kelas menengah yang tebal tingkat ketergantungan terhadap luar akan berkurang. Kalo middle class banyak, daya beli akan naik. kalau itu yang terjadi demand terhadap barang akan berputar,” jelasnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2025 di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (26/2/2025).

    Caranya lanjut Raden Pardede adalah menciptakan lapangan kerja sebanyak mungkin. Karena ia melihat berdasarkan penelitian di world bank penciptaan lapangan kerja justru lebih banyak oleh perusahaan-perusahaan rumah tangga yang umumnya tidak mampu memberikan gaji tidak besar.

    Menurutnya Pemerintah saat ini jangan terlampau bangga dengan UMKM yang banyak. Karena tidak banyak UMKM yang bisa memberikan kerjaan dengan gaji yang layak di atas UMR.

    “Kita harus bangga kalo jumlah perusahaan-perusahaan besar naik. Intinya kita harus mendorong supaya perusahaan-perusahaan ini bertumbuh menjadi kelas menengah bahkan besar. Ini menjadi pekerjaan rumah (PR) buat pemerintahan saat ini,” terangnya.

    Isu kelompok kelas menengah yang saat ini banyak turun menjadi perhatian serius karena dapat memberatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

    Seperti diketahui, kelompok kelas menengah juga mendapat perhatian lebih dari pemerintah, karena sebagian besar masyarakat Indonesia ada di kelompok tersebut. Kelas menengah pula yang bakal memiliki kontribusi besar terhadap perkembangan ekonomi nasional pada masa mendatang.

    Saat ini kelas menengah tengah menghadapi masalah daya beli yang melemah dan tentu saja harus segera diselesaikan agar dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi dan keluar dari middle income trap.

    “the engine of growth yang akan memutar ekonomi terus menerus adalah keberadaan kelas menengah. Kelas menengah yang menciut ini adalah warning call,” tutupnya.

    (dpu/dpu)

  • Kolaborasi dengan AZEC, Komitmen Pemerintah Indonesia Memperkuat Transisi Energi dan Ekonomi Hijau – Halaman all

    Kolaborasi dengan AZEC, Komitmen Pemerintah Indonesia Memperkuat Transisi Energi dan Ekonomi Hijau – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menerima kunjungan Chairman Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Tadashi Maeda dan Ambassador for the promotion of the Asia Zero Emission Community (AZEC) Takio Yamada di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

    Dalam pertemuan tersebut, Airlangga, Ambassador Yamada, dan Chairman Maeda membahas perkembangan AZEC dan rencana kedepan terkait kolaborasi transisi energi.

    Airlangga selaku Ketua Steering Committee Joint Task Force menyampaikan bahwa inisiatif AZEC menjadi salah satu highlight dalam pertemuan Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Ishiba Shigeru Januari lalu.

    “Kita perlu segera merealisasikan komitmen kedua kepala negara terkait pengembangan dan implementasi proyek unggulan dalam kerangka AZEC, khususnya PLTP Muara Laboh,” ujar Airlangga.

    Sementara itu, Chairman JBIC Tadashi Maeda menyampaikan progres perkembangan kerja sama JBIC di Indonesia, salah satunya kerja sama transisi energi dengan PLN dalam pengembangan transmisi Jawa Sumatera.

    Chairman Maeda juga memaparkan rencana strategis energi baru terbarukan Jepang untuk memenuhi kebutuhan energi baru terbarukan hingga 2040.

    “Jepang mengharapkan dukungan Indonesia untuk implementasi rencana strategis tersebut dan lebih luas untuk pemenuhan kebutuhan energi baru terbarukan bagi kedua negara,” kata Chairman Maeda.
    Selanjutnya, Ambassador Yamada menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia atas dukungan kerja sama AZEC dalam mencapai tujuan bersama net-zero emission.

    Ambassador Yamada juga menekankan rencana pertemuan Ministerial Meeting selanjutnya untuk mendorong realisasi proyek kerja sama AZEC.

    Terkait hal itu, Airlangga menyambut baik inisiatif tersebut dan mendorong implementasi proyek yang sudah dilaksanakan agar dapat segera diimplementasi dan memulai tahapan produksi.

    Selain itu, Airlangga juga menawarkan kerja sama PLTS yang sedang dikembangkan di Riau, transmisi ASEAN Powergrid serta pengembangan energi asal kelapa sawit sebagai bahan bakar penerbangan.

    Adapun terkait sejumlah tantangan yang muncul dalam pengembangan proyek, Menko Airlangga menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus memfasilitasi proses debottlenecking guna mempercepat pelaksanaan proyek.

    “Indonesia berharap untuk terus ada peningkatan dan pengembangan dalam proyek-proyek AZEC, salah satunya proyek PLTSa Legok Nangka yang dapat dijadikan sebagai proyek percontohan,” kata Airlangga.

    Dalam pertemuan tersebut juga membahas laporan Expert Group Meeting terkait kategorisasi proyek pengembangan AZEC di Indonesia.

    Proyek kategori I (proyek komersial yang siap dilaksanakan) meliputi PLTP Muara Laboh Sumatera Barat, PLTSa Legok Nangka dan Pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF).

    Proyek kategori II (proyek potensial yang sudah siap dikomersialkan namun masih dalam tahap studi kelayakan) mencakup PLTA Kayan, pengelolaan lahan gambut, dan jaringan transmisi Jawa-Sumatera. Pada kategori III (masih dalam pilot project dan inisiatif) terdapat reknologi baru untuk tenaga panas bumi, produksi amonia hijau, pengembangan hidrogen untuk transportasi serta pengembangan produksi Biofuel/Bio-Avtur.

    “Kami akan upayakan agar proyek-proyek pada kategori III dan II untuk ditingkatkan menjadi kategori I sehingga dapat segera terlihat manfaatnya bagi perekonomian,” ujar Menko Airlangga.

    Dalam pertemuan ini, Menko Airlangga didampingi Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Edi Prio Pambudi dan Staf Khusus Menko Perekonomian Raden Pardede dan Reza Yamora Siregar.

     

  • Kenapa Orang Pilih Mobil Bekas Ketimbang Beli Baru?

    Kenapa Orang Pilih Mobil Bekas Ketimbang Beli Baru?

    Jakarta

    Penjualan mobil bekas disebut-sebut lebih tinggi dari mobil baru. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengamini tren membeli mobil bekas daripada mobil baru sedang terjadi.

    Penjualan mobil nasional di Indonesia tahun 2024 tidak bisa tembus 1 juta unit. Salah satunya kelas menengah yang turun kasta.

    Diketahui dalam Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024. Di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Ekonom Senior, Raden Pardede di Gedung Kemenperin, belum lama ini.

    Di sisi lain, pendapatan per kapita rata-rata orang Indonesia tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya, nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” kata Sekretaris Utama Gaikindo, Kukuh Kumara.

    Jadi karena harga mobil yang tidak diimbangi dengan tingkat pendapatan. Akhirnya orang-orang kelas menengah memilih mobil bekas.

    Selain itu, lanjut Kukuh, penjual mobil bekas sekarang lebih transparan. Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas mobil bekas jadi lebih tinggi.

    “Kelas menengah beli mobil. Belakangan mereka belinya adalah beli mobil bekas. Jadi mobil bekas sekarang itu laku. Karena lebih transparan, cacatnya di mana, bekas baret di mana, kena banjir atau tidak. Ada semua,” ungkap Kukuh.

    “Ternyata itu ada jawaban lain. Kita belum punya data exact-nya. Pasar mobil bekasnya diperkirakan 1,8 juta unit setahun,” kata Kukuh.

    Tahun depan industri otomotif menghadapi tantangan dari segi pemungutan pajak. Tantangan pertama adalah terkait naiknya pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen. Semua mobil di Indonesia masuk kategori yang dipatok pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). Makanya termasuk barang yang dikenakan PPN 12 persen.

    Namun Sekretaris Umum Gaikindo, Kukuh Kumara menyebut kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen bukan faktor utama. Sebab mayoritas masyarakat Indonesia membeli barang dengan cara dikredit.

    Opsen pajak menjadi faktor yang dinilai bisa memberatkan. Meskipun beberapa daerah sudah memberikan relaksasi berupa diskon pajak, namun hal ini sifatnya hanya sementara.

    Berdasarkan dinamika yang bakal terjadi saat ini, Gaikindo memproyeksikan target penjualan mobil di Indonesia belum tembus satu juta unit.

    “Kita belum duduk bareng (penetapan target 2025), belum menghitung secara rinci, kalau tahun kemarin saja, tidak ada opsen kita satu juta saja tidak dapat. Tahun ini kita harapkan dengan model baru, dan sebagainya, dan perkembangannya ada opsen yang ditunda, kita kalau mau optimis di 900-an (ribuan),” kata Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara di Gedung Kemenperin, belum lama ini.

    (riar/din)

  • Kendaraan Wajib Punya Asuransi TPL Tahun Ini, Gaikindo Bilang Begini

    Kendaraan Wajib Punya Asuransi TPL Tahun Ini, Gaikindo Bilang Begini

    Jakarta

    Kewajiban asuransi third party liability (TPL) untuk kendaraan bermotor berlaku 2025. Kebijakan ini dirasa bisa memberatkan lantaran pasar otomotif yang sudah lesu.

    Asuransi TPL merupakan jenis asuransi untuk kendaraan bermotor untuk memberikan perlindungan terhadap risiko yang timbul ketika pemilik asuransi menyebabkan kerusakan pada kendaraan lain atau cedera pada orang lain saat berkendara. Termasuk juga biaya hukum dan ganti rugi yang mungkin harus dibayarkan.

    Asuransi itu berbeda dari asuransi Comprehensive (All Risk) dan Total Loss Only (TLO) yang lebih umum. Asuransi TPL tidak memberi jaminan kepada kendaraan pemilik asuransi sendiri.

    Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menggunakan istilah “berburu di kebun binatang” saat munculnya kewajiban asuransi TPL. Artinya, saat ini pengenaan tarif tambahan sekadar itu-itu saja, khususnya di sektor otomotif.

    “Kita nggak tahu, ya (perkembangan kewajiban asuransi TPL). Orang kan beli mobil sudah pakai asuransi. Masalahnya kalau lihat itu (asuransi TPL), kayak berburu binatang dalam kebun binatang. Sasarannya jelas,” kata Sekretaris Utama Gaikindo, Kukuh Kumara di Jakarta, belum lama ini.

    Mobil di Indonesia saat ini hampir 50 persen sudah dikenakan pajak. Belum lagi pasar menghadapi tantangan berupa kenaikan pajak pertambahan nilai, serta pungutan opsen pajak di masing-masing provinsi.

    “Pajak kena, dari (harga off the road) Rp 100 juta, jadi Rp 150 juta. Tambah lagi sekarang asuransi,” sambung dia.

    Di sisi lain, kondisi antara harga dan pendapatan masyarakat Indonesia seperti buaya mangap.

    “Harga mobil kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya (jarak harga mobil dan pendapatan), nganga terus. Nggak mampu beli mobil,” kata Kukuh Kumara di Gedung Kemenperin, Jakarta, belum lama ini.

    Diketahui, data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan 9,48 juta warga kelas menengah Indonesia turun kelas dalam lima tahun terakhir, proporsinya menjadi hanya 47,85 juta. Kini, proporsinya hanya 17,13% dari total populasi, turun dari 21,45% pada lima tahun silam. Padahal, proporsi kelas menengah diharapkan mencapai sekitar 70% dari total populasi pada 2045.

    Kelas menengah yang turun kasta ini juga bikin penurunan daya beli, khususnya di sektor otomotif.

    “Daya beli yang utama kalau kita lihat lebih lanjut, kemampuan dari kelas menengah kita. Kalau teman-teman melihat apa yang dilaporkan BPS dari 2019-2024, di mana jumlah kelas menengah kita berkurang,” kata Ekonom Senior, Raden Pardede dalam kesempatan yang sama.

    Faktanya belum semua masyarakat Indonesia paham tentang kewajiban asuransi ini.

    Populix meluncurkan laporan terbaru berjudul “Sentimen Masyarakat terhadap Program Wajib Asuransi Kendaraan”. Laporan ini mengungkapkan kurangnya pemahaman publik serta berbagai kesalahan persepsi terkait rencana program wajib asuransi Third Party Liability (TPL) dari survei kepada lebih dari 1.000 responden, dengan mayoritasnya adalah pekerja kelas menengah atas dengan sebagian besar berpendapatan bulanan hingga Rp 5 juta.

    “Sayangnya, dari seluruh responden yang 95%-nya memiliki kendaraan bermotor, hanya dua dari lima yang memahami program ini secara menyeluruh. Padahal, apabila mengacu pada peraturan perundang-undangan, program ini diharapkan mulai berlaku dua tahun setelah UU PPSK diterbitkan, yaitu pada Januari 2025 ini,” kata Indah Tanip, VP of Research Populix dalam keterangannya.

    (riar/rgr)