PDI-P Bantah Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Bahas Kasus Hasto
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Juru Bicara DPP PDI-P Guntur Romli membantah, rencana pertemuan
Megawati Soekarnoputri
dengan Presiden RI
Prabowo Subianto
akan membahas kasus dugaan korupsi yang menjerat Hasto Kristiyanto.
“Tidak berhubungan sama sekali (dengan kasus Hasto), rencana pertemuan ini kan sejak Pak Prabowo sebelum dilantik, tapi tertunda,” kata Guntur saat dihubungi, Sabtu (18/1/2025).
Pertemuan kedua tokoh bangsa ini dinilai sangat penting dan strategis bagi kerja sama PDI-P dan Partai Gerindra.
Sejumlah kader PDI-P terus melakukan komunikasi terkait rencana pertemuan Megawati dengan Prabowo.
“Komunikasi terus dilakukan terkait rencana pertemuan, senior-senior dari PDI Perjuangan yang membuka komunikasi seperti Mbak Puan Maharani, Pak Olly Dondokambe, Mas Pramono Anung, dan Mas Ahmad Basarah,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto buka suara soal rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto.
Hasto mengatakan, Megawati akan mengatur sendiri pertemuan tersebut dengan Prabowo.
“Tetapi nanti Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Prabowo yang akan langsung berkomunikasi berkaitan dengan hal tersebut,” kata Hasto di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu (18/1/2025).
Hasto mengatakan, pertemuan tersebut akan membahas hal penting dan strategis.
Ia menyatakan, kedua tokoh memiliki akar ideologis yang sejalan dan rekam jejak kebersamaan yang cukup panjang.
“Karena jejak sejarah kedua pemimpin tersebut sangatlah kuat dan akar-akar ideologis, titik temu, di dalam mengabdi kepada bangsa dan negara, itu semua akan menjadi hal-hal strategis yang akan dibahas oleh kedua pemimpin,” ujar dia.
Terkait pertemuan tersebut menjadi pintu masuk PDIP bergabung dalam pemerintahan, Hasto menyinggung pidato Megawati pada HUT ke-52 PDIP yang mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo atas pelurusan sejarah Proklamator Soekarno.
Hasto mengatakan, hal tersebut adalah momentum rekonsiliasi nasional sebagai suatu bangsa, untuk saling bekerja sama di dalam posisi politik masing-masing.
“Termasuk posisi politik dari PDI Perjuangan sebagai penyeimbang melakukan check and balances untuk membangun demokrasi yang sehat yang bersendikan kedaulatan rakyat itu sendiri,” ucap dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Puan Maharani
-
/data/photo/2023/09/15/6503b52a87cfb.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PDI-P Bantah Pertemuan Megawati dan Prabowo Bakal Bahas Kasus Hasto Nasional 18 Januari 2025
-

Soal Pertemuan, Megawati dan Prabowo Bakal Komunikasi Langsung
Jakarta (beritajatim.com) – Rencana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden RI, Prabowo Subianto, semakin santer dibicarakan. Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa komunikasi terkait pertemuan penting tersebut akan dilakukan langsung oleh kedua tokoh tersebut.
Hasto menyampaikan hal ini saat menghadiri acara menonton wayang dalam rangkaian perayaan HUT ke-52 PDIP di halaman Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2025) malam. Ia menyebutkan, hubungan baik dan kedekatan ideologis yang terjalin antara Megawati dan Prabowo menjadi landasan kuat untuk mewujudkan pertemuan strategis.
“Di momentum yang tepat, Ibu Megawati Soekarnoputri dan Bapak Presiden Prabowo akan langsung berkomunikasi untuk membahas berbagai hal strategis yang berkaitan dengan bangsa dan negara,” ujar Hasto.
Menurutnya, Megawati telah memberikan arahan agar segala hal terkait pertemuan penting dan strategis diputuskan melalui komunikasi langsung antara dirinya dan Presiden Prabowo.
Hasto juga menegaskan bahwa jejak sejarah dan akar ideologis antara Megawati dan Prabowo memiliki titik temu yang kuat. Hal inilah yang diyakini dapat menjadi dasar diskusi strategis yang bermanfaat bagi bangsa.
“Pertemuan ini tidak hanya mencerminkan hubungan baik antar pemimpin, tetapi juga menjadi ruang diskusi penting demi pengabdian kepada bangsa dan negara,” lanjut Hasto.
Rencana pertemuan antara Megawati dan Prabowo juga sebelumnya dibenarkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, pada September 2024. Saat itu, Puan menyebutkan bahwa pertemuan ini dirancang untuk membahas berbagai hal penting sebelum pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI pada Oktober 2024.
“Insya Allah akan bertemu. Banyak hal strategis yang akan dibahas antara Ibu Megawati dan Pak Prabowo,” kata Puan saat itu. [hen/beq]
-

Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo, PDIP Bantah Bahas Kasus Hasto
GELORA.CO – Juru Bicara DPP PDIP, Guntur Romli membantah Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri akan membahas kasus Hasto Kristiyanto jika bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.
Guntur merespons wacana pertemuan Megawati dan Prabowo yang kembali mencuat baru-baru ini bersamaan dengan kasus yang tengah menjerat Hasto di KPK. Guntur menyebut kabar tersebut sebagai tuduhan yang tak berdasar.
“Apalagi yang saya dengar, yang kami dengar, sudah ada spekulasi, akan ada pembahasan soal kasus yang menimpa Sekjen PDI Perjuangan, Mas Hasto Kristianto, yang saat ini mengalami kriminalisasi dengan suatu perkara hukum,” kata Guntur dalam keterangannya, Kamis (16/1).
“Itu merupakan informasi yang tidak benar, yang merupakan tuduhan yang tidak berdasar,” imbuhnya.
Guntur mengatakan, meski belum bertemu, Megawati dan Prabowo memiliki sejarah persahabatan yang panjang dari sisi historis maupun ideologis.
Secara histori, kata Guntur, Mega dan Prabowo pernah dipersatukan saat maju sebagai pasangan MegaPro pada Pilpres 2009. Dari sisi ideologis, keduanya sama-sama pemimpin partai politik berhaluan nasionalis.
Di sisi lain, lanjut Guntur, keduanya selama ini juga terus berkomunikasi lewat utusan masing-masing. Mega, kata dia, memiliki senior-senior partai yang sering diminta menjadi utusan diantaranya Puan Maharani, Olly Dondokambey, Pramono Anung, dan Ahmad Basarah.
“Kalaupun nanti pertemuan itu terjadi, maka agenda-agenda yang akan dibahas adalah agenda kenegaraan dan kebangsaan, bukan terkait dengan deal-deal politik,” katanya.
Baru-baru ini wacana pertemuan Prabowo dan Megawati mencuat usai peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP pada Jumat (10/1) lalu.
Wacana ini disambut baik oleh masing-masing elite kedua partai. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo mungkin hanya tinggal menunggu waktu.
Basarah menegaskan bahwa hubungan Megawati dengan Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra itu baik-baik saja.
“Tinggal saya kira diantara keduanya akan mencari waktu dan tempat yang baik untuk kemungkinan mereka berdua bertemu,” kata di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (13/1).
Di sisi lain, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui pihaknya intens berkomunikasi dengan sejumlah elite PDIP terkait wacana pertemuan Prabowo dan Megawati. Dasco menilai pertemuan itu bukan barang mustahil jika komunikasi terus intens dilakukan.
-

Wacana Pertemuan Megawati-Prabowo, PDIP Bantah Bahas Kasus Hasto
GELORA.CO – Juru Bicara DPP PDIP, Guntur Romli membantah Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri akan membahas kasus Hasto Kristiyanto jika bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.
Guntur merespons wacana pertemuan Megawati dan Prabowo yang kembali mencuat baru-baru ini bersamaan dengan kasus yang tengah menjerat Hasto di KPK. Guntur menyebut kabar tersebut sebagai tuduhan yang tak berdasar.
“Apalagi yang saya dengar, yang kami dengar, sudah ada spekulasi, akan ada pembahasan soal kasus yang menimpa Sekjen PDI Perjuangan, Mas Hasto Kristianto, yang saat ini mengalami kriminalisasi dengan suatu perkara hukum,” kata Guntur dalam keterangannya, Kamis (16/1).
“Itu merupakan informasi yang tidak benar, yang merupakan tuduhan yang tidak berdasar,” imbuhnya.
Guntur mengatakan, meski belum bertemu, Megawati dan Prabowo memiliki sejarah persahabatan yang panjang dari sisi historis maupun ideologis.
Secara histori, kata Guntur, Mega dan Prabowo pernah dipersatukan saat maju sebagai pasangan MegaPro pada Pilpres 2009. Dari sisi ideologis, keduanya sama-sama pemimpin partai politik berhaluan nasionalis.
Di sisi lain, lanjut Guntur, keduanya selama ini juga terus berkomunikasi lewat utusan masing-masing. Mega, kata dia, memiliki senior-senior partai yang sering diminta menjadi utusan diantaranya Puan Maharani, Olly Dondokambey, Pramono Anung, dan Ahmad Basarah.
“Kalaupun nanti pertemuan itu terjadi, maka agenda-agenda yang akan dibahas adalah agenda kenegaraan dan kebangsaan, bukan terkait dengan deal-deal politik,” katanya.
Baru-baru ini wacana pertemuan Prabowo dan Megawati mencuat usai peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-52 PDIP pada Jumat (10/1) lalu.
Wacana ini disambut baik oleh masing-masing elite kedua partai. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo mungkin hanya tinggal menunggu waktu.
Basarah menegaskan bahwa hubungan Megawati dengan Prabowo yang juga Ketua Umum Gerindra itu baik-baik saja.
“Tinggal saya kira diantara keduanya akan mencari waktu dan tempat yang baik untuk kemungkinan mereka berdua bertemu,” kata di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (13/1).
Di sisi lain, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengakui pihaknya intens berkomunikasi dengan sejumlah elite PDIP terkait wacana pertemuan Prabowo dan Megawati. Dasco menilai pertemuan itu bukan barang mustahil jika komunikasi terus intens dilakukan.
-

Menerka Arah Politik di Balik Rencana Pertemuan Megawati dan Prabowo
loading…
Hilal rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto mulai terlihat. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA – Hilal rencana pertemuan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto mulai terlihat. Politikus senior PDIP yang merupakan ajudan Bung Karno atau Soekarno, Sidarto Danusubroto menjadi jembatan pertemuan itu.
Dalam video yang beredar, Sidarto membisikkan tentang keinginan Prabowo bertemu Megawati. Momen tersebut terjadi saat perayaan HUT ke-52 PDI-P yang digelar di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).
Ketika itu, Megawati duduk diapit anaknya, Puan Maharani dan Prananda Prabowo. Sedangkan Sidarto membungkuk ketika membisikkan pesan itu. Kalimat yang diucapkan Sidarto diulangi Puan.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku menjadi utusan Partai Gerindra untuk menggagas pertemuan Megawati dan Presiden Prabowo. Bahkan, Muzani juga mengaku telah bertemu Megawati.
Muzani mengaku, Megawati menyampaikan sejumlah pesan. Salah satunya, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prabowo yang telah memulihkan nama baik ayahnya, Soekarno.
Dia berharap pertemuan kedua tokoh negara itu bisa berlangsung pada bulan ini. “Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” kata Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (15/1/2025).
-

Hoaks! Megawati resmi mundur dari kursi Ketum PDI Perjuangan pada awal Januari 2025
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampikan tangkapan layar thumbnail YouTube yang menarasikan Presiden ke-5 Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri, menyatakan mundur dari kursi Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Megawati RESMI MUNDUR Sebagai KETUM PDIP! Usai Ribuan Kader dan Petinggi Desak Megawati Mundur!”
Namun, benarkah Megawati mundur dari kursi Ketum PDI Perjuangan?
Unggahan yang menarasikan Megawati resmi mundur dari kursi Ketum PDI Perjuangan. Faktanya, video tersebut berisi opini Effendi Simbolon yang meyerukan agar Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mundur dari jabatannya. (YouTube)
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran ANTARA, video tersebut tidak menarasikan Megawati resmi mundur dari kursi Ketum PDIP, melainkan opini mantan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon yang meyerukan agar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatannya.
Pernyataan itu mencuat setelah Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka terkait kasus Harun Masiku oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dilansir dari ANTARA, Effendi menyatakan keprihatinannya terhadap situasi yang menimpa Hasto dan menilai bahwa kepemimpinan Megawati perlu dievaluasi. Ia berpendapat bahwa pengunduran diri Megawati sebagai Ketua Umum PDIP akan menjadi langkah yang tepat untuk menjaga integritas partai.
Ketua DPP PDIP Bidang Politik Puan Maharani menegaskan PDIP tetap solid meski saat ini tengah menghadapi berbagai dinamika. Ia juga meminta semua pihak menghormati mekanisme internal PDIP menyusul adanya dorongan soal pergantian Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Puan pun mengingatkan semua pihak untuk saling menghargai dan menghormati, apalagi setiap partai punya mekanisme sendiri.
“Nanti kita lihat di bulan April, insyaallah PDI Perjuangan akan melaksanakan kongresnya. Setiap proses kongres di setiap partai politik itu kan biasa kalau kemudian terjadi pergantian struktur-struktur di partainya,” ungkap Puan, dilansir dari ANTARA.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025 -
/data/photo/2022/05/09/6278603229efc.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mengapa Megawati dan Prabowo Sulit Bertemu? Nasional 16 Januari 2025
Mengapa Megawati dan Prabowo Sulit Bertemu?
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wacana mengenai pertemuan antara Presiden RI
Prabowo Subianto
dan Ketua Umum PDI-P
Megawati Soekarnoputri
kembali mencuat setelah beberapa kali timbul dan tenggelam.
Megawati, Prabowo, maupun orang-orang dekat keduanya sudah berkali-kali melempar sinyal bahwa kedua tokoh ini bakal segera bertemu.
Wacana ini sempat mencuat menjelang pelantikan Prabowo sebagai presiden pada Oktober 2024 lalu.
Ketika itu, Prabowo sudah bertemu dengan Presiden ketujuh RI Joko Widodo dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Akan tetapi, Prabowo tak kunjung bertemu dengan Megawati selaku Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.
Namun, belakangan wacana pertemuan ini muncul ketika Megawati menyinggung hubungannya dengan Prabowo saat berpidato pada peringatan hari ulang tahun PDI-P, Jumat (10/1/2025) lalu.
Lalu, apa yang menjadi batu sandungan sehingga pertemuan ini tak kunjung terlaksana?
Politikus senior PDI-P Sidarto Danusubroto mengonfirmasi,Presiden Prabowo Subianto menitipkan pesan kepadanya bahwa ingin bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Berdasarkan video yang tersebar di media sosial, Sidarto tampak membisikkan pesan itu ke Megawati ketika menghadiri acara peringatan Hari Ulang Tahun ke-52 PDI-P, Jumat pekan lalu.
”Saya, kan, membisikkan (pesan itu), dan didengar oleh dua-duanya (Megawati dan Puan). Tetapi karena konsentrasi Mbak Mega pada acara itu ya, jadi lalu yang mengulang (pesan) itu adalah Mbak Puan,” ujar Sidarto, dikutip dari Kompas.id, Selasa (14/1/2025).
Dalam video berdurasi 30 detik itu, Sidarto tampak berdiri menghadap Megawati yang tengah duduk di samping Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
Sidarto lalu membisikkan pesan kepada Megawati yang kemudian diulangi oleh Puan.
Terlihat gerak bibir Puan seperti menyampaikan kalimat ”Presiden Prabowo minta ketemu langsung, minta ketemu sama Mama”.
Sidarto mengakui bahwa ia menjadi jembatan yang membawa pesan dari Prabowo soal pertemuan dengan Megawati.
Sidarto mengaku mendapatkan pesan itu dari salah satu orang kepercayaan Prabowo, tetapi ia merahasiakan identitas orang tersebut.
Menurut Sidarto, orang kepercayaan Prabowo itu memintanya untuk menjembatani Prabowo dan Megawati.
”Orangnya Pak Prabowo, ya, bukan ngobrol langsung (dengan Prabowo). Saya belum mau cerita soal ini. Hanya ada yang menghubungi saya untuk bridging (menjembatani), ya. Ada yang menghubungi saya, tetapi saya belum mau mention (menyampaikan) soal ini,” ucap Sidarto.
Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani juga mengaku menjadi perantara pesan antara Prabowo dan Megawati, dan mengungkapkan bahwa ada pesan yang disampaikan melalui dirinya.
“Ya, ada pesan-pesan lah begitu,” ujarnya.
Megawati menegaskan, tidak ada masalah dalam hubungannya dengan Prabowo meski PDI-P dan Gerindra berbeda arah politik pada Pemilu 2024 lalu.
Megawati membantah asumsi sejumlah pihak yang menyebut dirinya bermusuhan dengan Prabowo.
“Pak Prabowo nih, orang mikir saya sama dia itu, wah kayanya musuhan. Enggak! Enggak!” kata Megawati, Jumat pekan lalu.
Megawati pun bercerita bahwa pasangannya pada Pemilihan Presiden 2009 itu menyukai nasi goreng buatannya.
Namun, Megawati mengaku belum bisa membuat nasi goreng untuk Prabowo karena harus memikirkan kader-kader PDI-P yang gagal pada Pemilu dan Pilkada 2024.
“Dah lama, ada yang ngomong ‘Bu, ada yang minta nasi goreng’. Lho, minta bikinin nasi goreng,
wong
aku
wae
lagi mumet anak anakku banyak yang enggak jadi,” kata Megawati
Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengamini pernyataan Megawati bahwa hubungan
Megawati dan Prabowo
baik-baik saja.
“Saya jadi saksinya, bahwa hubungan kedua tokoh ini juga baik-baik saja. Komunikasi-komunikasi juga kerap terjadi. Sehingga apa yang disampaikan oleh Bu Mega ya memang begitu adanya,” kata Dasco kepada
Kompas.com,
Senin.
Walau kedua belah pihak sama-sama ingin bertemu dan mengeklaim punya hubungan baik, faktanya Prabowo dan Megawati masih belum juga bertemu.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mencatat bahwa banyak faktor yang menghalangi pertemuan Prabowo dan Megawati.
Ia menjelaskan, isu utama yang menjadi penghalang adalah keberadaan Joko Widodo (Jokowi).
Jokowi diketahui memberikan dukungan kepada Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, padahal seharusnya ia mendukung pasangan Ganjar-Mahfud, mengingat statusnya sebagai kader PDI-P.
Terlebih, Jokowi baru-baru ini dipecat dari PDI-P.
“Yang utama soal Jokowi effect,” ujar Agung kepada
Kompas.com
, Rabu (15/1/2025) malam.
Menurutnya, jika Prabowo dan Megawati bertemu saat Jokowi masih menjabat sebagai Presiden, hal itu akan terlihat kurang elok secara politik, mengingat Megawati dan Jokowi baru saja bersaing dalam Pilpres 2024.
Kini, dengan Jokowi yang sudah lengser, Agung optimis pertemuan Prabowo dan Megawati dapat terwujud.
“Nah, bila sekarang mengemuka lagi soal pertemuan Pak Prabowo-Ibu Mega, kemungkinan terwujud besar, karena Pak Prabowo sudah definitif jadi Presiden, dan di sisi lain Pak Jokowi sudah lengser,” jelasnya.
Agung menambahkan bahwa baik Prabowo maupun Megawati memiliki urgensi masing-masing untuk segera bertemu.
Bagi Prabowo, penting untuk membuka ruang komunikasi dengan Megawati demi terciptanya saling pengertian, meskipun posisi politik mereka berbeda.
“Sementara bagi Ibu Mega, penting untuk merelaksasi otot-otot politiknya pasca-pilpres dan pasca-pilkada agar tak menimbulkan beragam ekses politik, hukum, ekonomi, dan lain-lain,” imbuh Agung.
Jadi atau tidaknya pertemuan Prabowo dan Megawati memang masih menjadi misteri.
Namun, setidaknya, PDI-P telah mengagendakan hajatan yang dapat mempertemukan Prabowo dan Megawati, yakni Kongres PDI-P yang digelar pada tahun ini.
“Benar, Presiden Prabowo akan diundang pada Kongres PDI Perjuangan nanti,” ujar Juru Bicara PDI-P, Guntur Romli, saat dihubungi
Kompas.com
, Minggu (12/1/2025).
Namun, Dasco mengatakan bahwa pihaknya belum mengetahui apakah Prabowo akan diundang sebagai Presiden atau Ketua Umum (Ketum) Gerindra.
“Kita belum tahu apakah Pak Prabowo diundang nantinya sebagai Presiden atau sebagai ketua umum partai,” ujar Dasco.
Sementara itu, Muzani menyebut
pertemuan Megawati dan Prabowo
bisa saja berlangsung pada Januari 2025.
Muzani juga mengungkapkan bahwa Prabowo kerap kali mengungkit tentang nasi goreng buatan Megawati dalam berbagai pertemuan dengan kader Gerindra.
Apalagi, Megawati juga memberi sinyal bahwa Prabowo merindukan nasi goreng yang dibuatnya.
“Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” ungkap Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Artikel ini sudah tayang di Kompas.id dengan judul Tokoh Senior PDI-P Sidarto Jadi ”Jembatan” Megawati Sambut Baik Bertemu Prabowo
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Sekjen Gerindra harap pertemuan Megawati-Prabowo terlaksana Januari
Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini. Makin cepat, makin bagus
Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani berharap pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden RI Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra dapat terlaksana pada bulan Januari ini.
“Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini. Makin cepat, makin bagus,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Meski demikian, dia tak menyebut secara pasti pada tanggal berapa pertemuan keduanya dilangsungkan.
Adapun terkait unggahan cuplikan video Ketua DPP PDIP Puan Maharani dalam akun media sosial Instagram pribadinya pada Selasa (14/1) yang ikut menyertakan sosok Prabowo di dalamnya, Ketua MPR RI itu pun mengamini bahwa konten tersebut memberikan suatu isyarat baik.
“Itu namanya isyarat. Ya, isyaratnya, isyarat yang baik. Ini awal tahun isyaratnya bagus, kondisinya bagus, mudah-mudahan bangsa Indonesia makin kondusif, makin akur, makin bersatu,” ujarnya.
Sementara itu, pidato Megawati yang menyinggung soal politik nasi goreng saat HUT Ke-52 PDIP, Jumat (10/1), Muzani tak menampik bahwa Prabowo memang menggemari nasi goreng buatan Presiden Ke-5 RI itu.
“Pak Prabowo dalam beberapa kesempatan sama kami menyampaikan bahwa masakan Ibu Mega yang paling beliau kenal memang nasi goreng. Ada nasi goreng ikan asin, ada nasi goreng ayam, ada nasi goreng kambing. Tiga-tiganya kata Pak Prabowo enak sekali,” kata dia.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025 -

Sekjen Gerindra Berharap Pertemuan Prabowo-Megawati Terjadi di Januari Ini: Makin Cepat, Makin Bagus – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani berharap pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri segera terjadi di bulan Januari 2025 ini.
Menurutnya wacana pertemuan keduanya semakin cepat terwujud, semakin bagus.
“Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini (Januari), makin cepat, makin bagus,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Muzani mengatakan, masyarakat Indonesia menyambut baik jika kedua tokoh bangsa tersebut bertemu.
Apalagi, menurutnya jika Prabowo dan Megawati bertemu akan membuat kondisi politik di tanah air semakin kondusif, pasca-Pilpres 2024.
“Suasana negara makin bagus sehingga pembangunan akan semakin baik lagi, investasi diharapkan makin kondusif dan seterusnya,” ujar Ketua MPR RI itu.
“Dampaknya ke siapa? InsyaAllah kita semua rakyat Indonesia. Kira-kira seperti itu, sehingga pertemuan antar kedua beliau diharapkan bisa membawa angin segar bagi perpolitikan bangsa dan negara,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menyebut, rencana pertemuan antara Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto, hanya tinggal mencari waktu dan tempat yang cocok.
Hal itu disampaikannya merespons potongan video viral Ketua DPR RI Puan Maharani, menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto ingin bertemu secara langsung dengan Megawati Soekarnoputri.
“Tentang kemungkinan pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Ibu Megawati Soekarno Putri adalah sesuatu hal yang sangat mungkin untuk terjadi,” kata dia di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2025).
“Tinggal saya kira diantara keduanya akan mencari waktu dan tempat yang baik untuk kemungkinan mereka berdua bertemu,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri membantah hubungannya dengan Presiden RI, Prabowo Subianto sedang dalam kondisi tidak baik.
Dia memastikan kabar tersebut tidak benar.
Penegasan tersebut disampaikan Megawati saat perayaan HUT ke-52 PDIP tahun di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) sore.
“Pak Prabowo, orang mikir saya sama Pak Prabowo musuhan apa enggak, enggak kok,” ujar Megawati dalam pidato sambutannya.
Namun, Megawati tidak menampik dirinya tidak rela mengenai kondisi yang terjadi oleh sejumlah kadernya.
Dia pun meyakini Prabowo tidak akan rela melihat anak buahnya diperlakukan tidak baik.
“Saya bilang ‘mas kita kan boleh dong saya Ketum kamu Ketum. Kalau kamu dibegitukan melihat anak buah kamu dibegitukan apa rasanya sebagai ketum’ pasti perasaan kita sama,” jelasnya.
Presiden ke-5 RI itu memahami ada informasi Prabowo ingin bertemu dirinya untuk diberikan sajian nasi goreng buatannya. Namun, dia masih enggan memenuhi permintaan itu karena masalah internal partai.
“Bukan sombong, padahal dia senang, saya masakin nasi goreng. Udah lama. ada yang ngomong, ada yg ngomong minta nasi goreng, loh aku ae lagi mumet banyak anak-anaku yang enggak jadi,” jelasnya.
“Ya gitu loh, emangnya ga boleh? boleh. tapi kan prinsip. ‘Mas, ben ne wae aku neng kene wae, situ sono lah rame-rame’,” sambungnya.
Namun begitu, Megawati pun berkomitmen dirinya tidak akan membuat rusuh kepada pemerintahan Presiden Prabowo. Baginya, pertemuan dengan Prabowo masih diwakilkan dengan orang kepercayaannya.
“Apa aku ngerusuhi situ kan enggak toh, kalau aku perlu situ yo enggak perlu ketemu toh aku bisa kok ngirim orang, sampe. Gitu lho. Itu apa namanya? startegi politik. Ngono wae ko ora iso mikir,” pungkasnya.
