Tag: Puan Maharani

  • Hadir di HUT ke-17 Gerindra, Said PDIP Bawa Pesan Megawati

    Hadir di HUT ke-17 Gerindra, Said PDIP Bawa Pesan Megawati

    PIKIRAN RAKYAT – Ketua DPP PDIP Said Abdullah yang hadir di acara puncak perayaan HUT ke-17 Gerindra di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, pada Sabtu, 15 Februari 2025. Dia menyampaikan pesan Megawati Soekarnoputri pada ulang tahun Gerindra tersebut.

    Megawati saat ini masih berada di Madinah untuk melakukan ibadah. Presiden RI ke-5 itu bersama putrinya, Puan Maharani.

    Said bilang Megawati berpesan lewat Puan Maharani bahwa kepemimpinan Prabowo Subianto sebagai presiden selama lima tahun mendatang diharapkan akan membawa kemajuan di Indonesia.

    “Ya dari Ibu Mega lewat Mbak Puan Maharani menyampaikan selamat ulang tahun untuk Gerindra yang ke-17 dan ibu ketua umum lewat Mbak Puan tadi menyampaikan bahwa kepemimpinan Prabowo insyaallah Indonesia 5 tahun ke depan akan maju sebagaimana mimpi bersama menjadi indonesia raya,” kata Said.

    Kapan Prabowo dan Megawati bertemu?

    Said memberikan respons optimistis mengenai kabar pertemuan Megawati dan Prabowo. Dua tokoh tersebut disebut-sebut bakalan bertemu. Rencana pertemuan tersebut dikatakan Said, semakin dekat.

    Akan tetapi, Said tidak menjelaskan detil soal ini. “Jangan sampai seperti lagu, setiap ketemu saya kapan-kapan, nah itu gak ketemu-temu Doakan kita bersama akan secepatnya pertemuan kedua beliau ini,” katanya.

    Said kembali menegaskan mengenai posisi PDIP apakah gabung atau di luar pemerintahan. Said bilang bahwa tidak harus masuk ke dalam pemerintahan tetapi yang terpenting katanya, memiliki kesamaan orientasi untuk rakyat.

    “Tidak harus masuk ke dalam pemerintahan, yang penting visi orientasi kerakyatannya sama,” kata Said menegaskan.

    Perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra, seluruh pimpinan partai politik diundang. Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi menyampaikan hal tersebut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Masih di Jeddah, Megawati Tak Hadiri HUT Ke-17 Gerindra

    Masih di Jeddah, Megawati Tak Hadiri HUT Ke-17 Gerindra

    Bogor, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tidak menghadiri undangan perayaan HUT ke-17 Partai Gerindra di SICC Sentul, Bogor hari ini, karena masih berada di luar negeri.

    Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey mengatakan Megawati dan putrinya yang juga Ketua DPR Puan Maharani masih di luar negeri, sehingga tidak bisa hadir ke HUT Gerindra.

    “Ibu Mega masih di Jeddah, Mbak Puan lagi di Belgia. Jadi saya diminta untuk mewakili PDI Perjuangan dalam hari ulang tahun Gerindra ke-17,” kata Olly didampingi Ketua DPP PDIP Said Abdullah di SICC Sentul, Sabtu (15/2/2025).

    Olly mengatakan kehadirannya ke HUT Gerindra mewakili Megawati bertujuan untuk menjaga kerja sama yang selama ini dijalankan di dalam pemerintahan.

    Menurutnya PDIP saat ini memiliki politisi sebagai Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR Said Abdullah, yang selalu bekerja sama dengan seluruh anggota parlemen dari berbagai fraksi dan pemerintah Prabowo.

    “Prinsipnya PDI Perjuangan di parlemen selalu bekerja sama dengan Presiden Prabowo, semoga ini perjalanan baik untuk negara dan bangsa kita,” pungkas Olly.

    Sementara itu, sejumlah pemimpin partai politik menghadiri perayaan HUT ke-17 Gerindra di SICC Sentul, di antaranya Ketum Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketum NasDem Surya Paloh, Ketum PAN Zulkifli Hasan, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, serta Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

    Kecuali Megawati yang berhalangan hadir, tampak juga di lokasi HUT Gerindra Presiden ke-7 RI Jokowi yang merupakan mantan kader PDIP.

  • Tak Hadir di HUT ke-17 Gerindra, Ini Ucapan Megawati untuk Prabowo

    Tak Hadir di HUT ke-17 Gerindra, Ini Ucapan Megawati untuk Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengucapkan selamat ulang tahun yang ke-17 untuk Partai Gerindra dan Prabowo Subianto. 

    Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Said Abdullah mengatakan pesan itu telah disampaikan oleh Putri Megawati, Puan Maharani.

    “Iya dari Ibu Mega lewat Mba Puan Maharani menyampaikan selamat ulang tahun untuk Gerindra yang ke-17,” ujar Said usai HUT ke-17 Gerindra di Bogor, Sabtu (15/2/2025).

    Dalam pesan itu, kata Said, Megawati juga menyampaikan bahwa Indonesia bakal lebih maju saat dipimpin Prabowo Subianto.

    “Ibu ketua umum lewat mbak Puan tadi juga menyampaikan bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo insya allah Indonesia 5 tahun ke depan akan maju, sebagaimana mimpi bersama menjadi Indonesia raya,” ujar Said.

    Dia menambahkan, pimpinan tertinggi partai dengan logo banteng itu tak bisa menghadiri HUT ke-17 Gerindra lantaran tengah melaksanakan ibadah umrah di Tanah Suci Makkah. 

    Selain Said, Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey telah menjadi perwakilan PDIP untuk HUT ke-17 Gerindra.

    Olly menyampaikan pada prinsipnya PDIP akan terus bekerja sama dengan Prabowo untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. “Prinsipnya PDI Perjuangan selalu bekerja sama dengan Presiden Prabowo. Semoga ini berjalan baik untuk negara dan bangsa kita,” tutur Olly.

  • PDIP: Megawati ucapkan selamat ulang tahun kepada Gerindra

    PDIP: Megawati ucapkan selamat ulang tahun kepada Gerindra

    Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) lewat Mbak Puan tadi menyampaikan bahwa inSya-Allah, Indonesia (di bawah) kepemimpinan Prabowo pada lima tahun ke depan akan maju sebagaimana mimpi bersama, menjadi Indonesia raya

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan (PDIP) Said Abdullah menyebut bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengucapkan selamat ulang tahun kepada Partai Gerindra.

    “Dari Ibu Mega lewat Mbak Puan Maharani menyampaikan selamat ulang tahun untuk Partai Gerindra yang ke-17,” kata Said ketika menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-17 Partai Gerindra di Sentul, Bogor, Sabtu.

    Selain itu, lanjut dia, Megawati menyampaikan pula bahwa Indonesia akan maju di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra.

    “Ibu Ketua Umum (Megawati Soekarnoputri) lewat Mbak Puan tadi menyampaikan bahwa inSya-Allah, Indonesia (di bawah) kepemimpinan Prabowo pada lima tahun ke depan akan maju sebagaimana mimpi bersama, menjadi Indonesia raya,” ucapnya.

    Adapun Megawati berhalangan hadir dalam puncak acara HUT Gerindra lantaran sedang menjalani berada di luar negeri untuk melaksanakan ibadah umrah. Kehadiran PDIP diwakili oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah dan Bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey.

    Terkait kapan Megawati dan Prabowo akan bertemu, Said belum bisa mengungkapkan waktu pastinya.

    “InSya-Allah akan semakin dekat. Kita doakan bersama akan secepatnya pertemuan kedua beliau ini,” ucapnya.

    HUT Ke-17 Partai Gerindra di Bogor, Jawa Barat tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin partai dan para pejabat tinggi Kabinet Merah Putih. Beberapa sosok yang hadir diantaranya Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu, hingga Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

    Sebelumnya, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi mengatakan bahwa seluruh pimpinan partai politik (parpol) di tanah air diundang pada puncak perayaan HUT Ke-17 Partai Gerindra.

    Ia juga memberikan sinyal bahwa Megawati Soekarnoputri akan berhalangan hadir pada puncak perayaan HUT Partai Gerindra lantaran sedang tidak berada di tanah air karena melaksanakan ibadah umrah.

    “Sepertinya belum (terkonfirmasi) karena informasinya kan beliau (Megawati) masih ada di luar negeri,” ucapnya.

    Pewarta: Nadia Putri Rahmani
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gerindra Rayakan HUT ke-17: Jokowi Hadir, Megawati Belum Pasti

    Gerindra Rayakan HUT ke-17: Jokowi Hadir, Megawati Belum Pasti

    Gerindra Rayakan HUT ke-17: Jokowi Hadir, Megawati Belum Pasti
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Partai Gerindra akan menggelar peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-17, hari ini, Sabtu (15/2/2025). Perayaan akan dilaksanakan di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
    Diketahui Partai Gerindra menginjak usia 17 tahun pada 6 Februari 2025. Sebelumnya, telah menggelar Rapimnas yang menunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai Gerindra. 
    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, partainya bakal mengundang seluruh ketua umum (ketum) partai politik (parpol) dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Gerindra ke-17.
    “Semua pimpinan partai politik, apalagi ketua umum, akan kami undang. Insya Allah,” kata Muzani
    Tak hanya ketum parpol, para mantan Presiden RI pun akan diundang. Dengan begitu, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden ke-7 RI Joko Widodo pun bakal diundang. Aku Frugal maka Aku Ada Artikel Kompas.id
    “Insya Allah semua mantan presiden akan kami undang,” tuturnya.
    Partai Gerindra mengundang seluruh presiden terdahulu, termasuk Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Namun,
    Megawati belum terkonfirmasi
    kehadirannya dalam acara ini.
    Terlebih, Mega bersama Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, dan sejumlah petinggi partai lain tengah menjalankan ibadah umrah.
    Meski begitu, Sekjen PDI-P Hasto Kristianto menyebut pihaknya akan menghadiri Perayaan HUT Partai Gerindra.
    “Ya (PDI-P), siap hadir,” kata Hasto, menjawab pertanyaan awak media di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025).
    Hasto juga belum bisa memastikan siapa tokoh dari partainya yang diutus menghadiri HUT Gerindra, jika Megawati tidak bisa memenuhi undangan tersebut. 
    Sementara itu, Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, mengaku akan hadir dalam perayaan di Sentul ini.
    “Iya, ini ke hari ulang tahun Gerindra besok pagi,” ujar Jokowi saat di Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng), Jumat (14/2/2025).
    Sejumlah petinggi partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) disebutkan akan hadir dalam perayaan ini.
    Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, mengonfirmasi kehadirannya dalam acara itu.
    “Datang,” katanya saat ditemui di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat, Jumat (14/2/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ulang tahun Megawati Soekarnoputri dirayakan secara sederhana

    Ulang tahun Megawati Soekarnoputri dirayakan secara sederhana

    Kamis, 23 Januari 2025 17:06 WIB

    Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) mendapat ciuman di kepala dari kakaknya, Guntur Soekarnoputra (tengah) disaksikan adik mereka, Guruh Soekarnoputra (kiri) dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Megawati di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025). Megawati merayakan hari ulang tahunnya secara sederhana dan tertutup bersama keluarga, sahabatnya, serta sejumlah perwakilan kader PDI Perjuangan. ANTARA FOTO/Monang Sinaga/foc.

    Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kedua kanan) memberikan potongan nasi tumpeng kepada kakaknya, Guntur Soekarnoputra (kanan) dengan disaksikan putri dan putri Megawati, Puan Maharani (kiri) dan Muhammad Prananda Prabowo (kedua kiri) dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-78 Megawati di Istana Batu Tulis, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (23/1/2025). Megawati merayakan hari ulang tahunnya secara sederhana dan tertutup bersama keluarga, sahabatnya, serta sejumlah perwakilan kader PDI Perjuangan. ANTARA FOTO/Monang Sinaga/foc.

  • Mendorong Oposisi Alternatif

    Mendorong Oposisi Alternatif

    Jakarta

    Kebebasan dan pluralitas adalah syarat utama kehidupan politik (demokrasi). Kondisi itu menjamin pikiran dan tindakan kritis; termasuk keterlepasan dari rasa takut pada kekuasaan. Vice versa, pikiran kritis menjaga demokrasi berubah menjadi totalitarian. Kritisisme termanifestasi dalam kubu oposisi, gerakan intelektual hingga media yang mengoreksi rezim.

    Tetapi yang terjadi pada demokrasi kita justru mengkhawatirkan. Partai-partai politik sepertinya memiliki watak bawaan takut mengucapkan posisi menjadi oposisi. Mengapa?

    Secara sistem, demokrasi politik Indonesia memang tidak mengenal istilah oposisi. Padahal institusi oposisi substantif dalam demokrasi. Menurut Dahl (1996), di beberapa negara yang demokrasinya maju, keberadaan oposisi sangat vital. Oposisi adalah representasi resmi, berhak penuh dan legal yang menuntut pertanggungjawaban pemerintah. Partai oposisi adalah alternatif bagi partai pemerintah. Bahkan para pemimpin partai oposisi dianggap publik sebagai presidents in waiting.

    Sebaliknya, partai oposisi di negara yang demokrasinya belum terlembagakan dengan baik, oposisi cenderung dianggap oleh partai pemerintah sebagai musuh. Oposisi dianggap sebagai penghambat program pemerintah (Gumede, 2017). Dengan dalil itu, kekuasaan lantas memberangus kekuatan oposisi baik secara sosial politik maupun ekonomi. Indonesia masuk kategori ini. Bahkan penilaian Freedom House di Washington (2023) menempatkan Indonesia pada kategori coklat atau bisa kita katakan secara substantif masih setengah demokratis.

    Kekuasaan dan Modal

    Pertama, soal politik kekuasaan. Kekuasaan adalah papan reklame terbaik untuk meng-endorse persona politisi dan institusi partai politik. Pasca Reformasi, kaum elite yang datang dari lingkar kekuasaan berpeluang lebih besar memenangi pertarungan elektoral. SBY menjadi rising star karena menjadi bagian dari kekuasaan Gus Dur dan Megawati. Kendati di fase akhir, berseberangan dengan rezim Megawati, ia terlanjur menjadi lebih populer dari pada Megawati.

    Prabowo menjadi presiden juga karena bergabung dengan rezim Jokowi. Itu adalah masa di mana Prabowo ter-endorse dengan baik oleh kekuasaan. Kita bisa periksa lagi survei di rentang setahun sebelum Pilpres 2024. Ganjar Pranowo-lah favoritnya. Tetapi rezim Jokowi memberikan dukungan total kepada Prabowo. Sebagai pengingat, di akhir rezim Jokowi, survei kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sangat tinggi (Litbang Kompas Juni 2024). Tentu itu berdampak besar dalam kemenangan satu putaran Prabowo-Gibran.

    Kekuasaan sebagai ‘ruang endorsement’ lantas menjadi seperti sebuah pola yang baku dalam demokrasi kita baik tingkat nasional maupun daerah. Pilpres 2014 bisa kita kategorikan sebagai the exception. Jokowi terbit dari luar galaksi kekuasaan kala itu. Bintangnya bertambah benderang lantaran distrust publik yang besar pada rezim SBY karena persoalan korupsi dan kisruh Partai Demokrat.

    Jika mengacu pada kecenderungan itu, Prabowo dipastikan akan menjabat dua periode sebagai presiden. Atau, presiden berikutnya juga berasal dari rezim saat ini. Dasarnya jelas, tanpa oposisi yang kuat publik praktis tidak memiliki pilihan alternatif. Pada titik ini, secara sistem, ada persoalan besar demokrasi kita. Parpol cenderung bermain aman demi garansi kursi baik di legislatif maupun eksekutif mulai dari pusat hingga daerah.

    Kedua, motif ekonomi. Oposisi dalam praktik demokrasi kita berarti mereka yang berada di luar pesta. Mereka tidak mengambil bagian dalam jamuan pesta yang beragam dan lezat itu. Jadi ketakutan parpol juga berhubungan erat dengan capital partai politik. Membersamai pemerintah berarti mengambil bagian dalam keuntungan ekonomi proyek-proyek pembangunan. Sebaliknya berada di luar berarti rungkat.

    Di sini, para pemodal juga berdampak pada pilihan sikap parpol. Jelas ada relasi kekuasaan dan ekonomi antara pemodal dan parpol. Partai memerlukan pemodal bagi operasional partai. Sementara bagi pemodal, kekuasaan menggaransi bisnis mereka. Maka ke mana langkah pemodal, ke situ pula langkah partai. Yang Ideologis dalam partai menjadi tak persis maknanya karena desakan yang ekonomis.

    Oposisi Alternatif

    Ketika parpol yang secara institusi kita harapkan menjadi oposisi justru masuk ke lingkar kekuasaan, maka publik perlu menghadirkan oposisi alternatif. Kita sedang membicarakan platform media sosial dan terutama netizen. Medsos menjadi wadah publik dengan netizen bertindak sebagai oposisi.

    Secara parsial, kita sebutkan media sosial. Sebab, kerap media justru “dimiliki” oleh kekuasaan –kendati tidak semua. Tetapi untuk memastikan oposisi alternatif ini berjalan, maka perlu terorkestrasi dengan baik. Jika rezim menggunakan buzzer, maka oposisi alternatif juga menghadirkan buzzer demokrasi.

    Peran figur menjadi penting di sini untuk memastikan orkestrasi suara netizen mengawasi kekuasaan berjalan konsisten dan kontinuitas. Politisi atau publik figur yang menjadi oposan bisa memainkan peran sebagai orkestrator. Komunitas, cendekiawan, dan LSM penggiat hukum dan demokrasi berperan menajamkan analisis kritis di ruang publik.

    Oposisi alternatif berarti tidak membiarkan paradoks demokrasi yang tanpa oposisi. Ia juga dimaknai sebagai sebuah upaya baru mendefinisikan ulang penyanggah demokrasi. Menjadi oposisi alternatif adalah bentuk memaknai konsep manusia politik yang terwujud dalam tindakan politik. Lantas, dunia media sosial bisa dimaknai sebagai sebuah ruang publik. Medsos bisa menjadi ‘Senayan’ versi digital yang memproduksi suara kritis. Jika Senayan fisik melempem karena kekurangan oposisi, maka Senayan virtual harus garang mengawal kekuasaan.

    Beberapa isu besar bisa menjadi potret bagaimana medsos menentukan narasi keadilan, hukum, dan bahkan moral. Ungkapan no viral no justice adalah sebuah pesan kekuatan medsos dan netizen. Ungkapan itu juga sebuah pengingat betapa bahayanya “yang berkuasa” tanpa pengawasan. Pada kasus Gus Miftah yang mengundurkan diri dari utusan khusus presiden untuk urusan agama, kita dipertontonkan kekuatan medsos dan netizen itu.

    Efek Domino

    Oposisi alternatif tidak serta merta dimaknai sebagai partisan partai oposisi. Tetapi secara sikap politik sama-sama memilih untuk menjadi oposisi rezim. Karena itu, oposisi alternatif (non institusi) ini bisa menjadi pendukung utama bagi partai politik (institusi) yang memilih berada di luar kekuasaan.

    Dalam konteks demokrasi “cokelat” kita, sikap dan posisi PDIP di luar kekuasaan sangat rentan. Ada beberapa catatan soal itu. Mulai dari posisi Puan Maharani sebagai Ketua DPR juga akan rentan dikudeta. Juga terkait proyeksi kepemimpinan dan kemenangan di pertarungan lima tahun mendatang hingga bisnis politik.

    Maka, demi demokrasi jugalah, PDIP mesti diapresiasi sebab menempuh kerentanan untuk memastikan fondasi oposisi tetap ada dalam demokrasi kita. Sikap PDIP juga memberikan efek domino bagi publik untuk ikut mengambil bagian dalam sikap politik mengawasi kekuasaan.

    Jelas, narasi rezim Prabowo adalah politik persatuan semua kekuatan untuk terlibat dalam transformasi ekonomi, sosial, dan tata kelola pemerintahan. Kendati begitu, terlepas dari hasrat politik persatuannya, Prabowo tetap berbesar hati terhadap PDIP yang memilih berseberangan dengan rezimnya. Hal itu ia utarakan dalam momen HUT Golkar (11/12/2024) silam.

    Pidato Prabowo itu sebuah isyarat demokratis. Sebab, oposisi tidak berarti sebagai penghalang proyek pemerintah. Pihak oposisi justru ingin memastikan bahwa proyek pembangunan itu berjalan baik, diperuntukkan bagi publik dan tidak korup dalam pelaksanaannya. Pada akhirnya, oposisi bukan sekadar menciptakan presidents in waiting, tetapi terutama menjamin hal yang paling substantif dari kemanusiaan dan prinsip demokrasi yakni kebebasan, keadilan, dan keberagaman.

    Edward Wirawan analis politik, peneliti Lembaga Terranusa Indonesia

    (mmu/mmu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Momen Megawati Meneteskan Air Mata saat Ibadah Umrah

    Momen Megawati Meneteskan Air Mata saat Ibadah Umrah

    loading…

    Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meneteskan air mata kala membayangkan para jemaah lansia dan disabilitas tak mendapat penanganan khusus dalam ibadah haji. Foto/Istimewa

    JAKARTA – Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meneteskan air mata kala membayangkan para jemaah lansia dan disabilitas tak mendapat penanganan khusus dalam ibadah haji. Presiden ke-5 RI itu meneteskan air mata dalam kesempatan ibadah umrah .

    Megawati menilai, para jemaah lansia dan disabilitas harus diutamakan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Apalagi, kata dia, para jemaah lansia dan disabilitas tak bisa melakukan aktivitas seperti para orang-orang pada umumnya.

    “Kan ndak bisa seperti orang pada umumnya. Karena kan kasihan mereka. Ya namanya juga kalau saya lihat harapan rakyat, yang aduh, ya itu sampai mau meninggal di sini hanya dengan berapa perak gitu kan,” kata Megawati sambil meneteskan air mata saat diwawancara wartawan.

    Dia pun berharap perhatian khusus pada jemaah lansia dan disabilitas bisa terlaksana. Bila tidak, Megawati mengaku masih bergejolak perasaannya.

    “Ya mudah-mudahan bisa terlaksana, ya itu makanya, ya itulah gejolak saya ya. Saya tentu mendapatkan kehormatan, berkah masih tetap diakui sebagai VVIP, diterima dengan baik,” tutur Megawati.

    “Tetapi kan saya juga mikir, mereka gimana caranya maksud saya,” tandas Megawati.

    Sekadar informasi, Megawati melaksanakan ibadah umrah didampingi kedua anaknya, Puan Maharani dan Mohammad Rizki Pratama. Mereka dipandu oleh Syaikh Musthafa Muhammad al-‘Arabi, protokol kerajaan untuk Masjid Nabawi serta penjaga makam Nabi Muhammad SAW.

    (rca)

  • Ketua Parlemen Singapura kunjungi parlemen Indonesia di Senayan

    Ketua Parlemen Singapura kunjungi parlemen Indonesia di Senayan

    Jumat, 24 Januari 2025 13:21 WIB

    Ketua DPR Puan Maharani (kanan) turut berswafoto dengan Ketua Parlemen Singapura Seah Kian Peng (kiri) saat berkunjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerja sama kedua negara khususnya dalam parlemen, ekonomi, sosial budaya, perkembangan geopolitik, dan situasi internasional. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.

    Ketua DPR Puan Maharani (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Parlemen Singapura Seah Kian Peng (kiri) saat berkunjung di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (24/1/2025). Pertemuan tersebut membahas peningkatan kerja sama kedua negara khususnya dalam parlemen, ekonomi, sosial budaya, perkembangan geopolitik, dan situasi internasional. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/Spt.

  • Masih di Jeddah, Megawati Tak Hadiri HUT Ke-17 Gerindra

    Momen Megawati Ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW dan Doakan Bangsa Indonesia di Raudhah

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi untuk menyempurnakan ibadah umrahnya. Ketua umum PDIP itu turut memanjatkan doa untuk keluarga dan bangsa Indonesia di Raudhah.

    Megawati berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW pada Rabu (12/2/2025) malam, didampingi anaknya juga Ketua DPR Puan Maharani, Mohamad Rizki Pratama, cucunya Diah Pikatan Orrisa atau Pinka, dan beberapa kerabatnya. Selain itu, Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi dan Abidin Fikri juga ikut dalam rombongan.

    Megawati mengenakan abaya putih dalam momen ini. Puan mengenakan abaya abu-abu, dan Pratama mengenakan setelan hitam-hitam.

    Megawati dan rombongan memasuki kawasan Masjid Nabawi menumpangi buggy car. Rombongan lantas memasuki Masjid Nabawi dan langsung melaksanakan salat sunah tahiyatul masjid, salat sunah tobat, dan salat sunah hajat.

    Setelah itu, Megawati dipandu oleh Syaikh Musthafa Muhammad al-‘Arabi, protokol kerajaan untuk Masjid Nabawi serta penjaga makam Nabi Muhammad SAW, untuk menyampaikan salam kepada Rasulullah.

    Megawati kemudian memanjatkan doa pribadi bersama-sama keluarganya.

    Zuhairi menyebut, ziarah makam Nabi Muhammad SAW dan Raudhah merupakan penyempurnaan ibadah umrah Megawati sebelumnya.

    “Sekaligus bentuk syukur dan cinta kepada Rasulullah dan keluarganya. Ziarah makam Nabi merupakan bentuk cinta suci sebagai umatnya,” kata Zuhairi dalam keterangannya dikutip dari Antara, Kamis (13/2/2025).

    Megawati dan keluarga sekaligus mendoakan Bung Karno, Fatmawati, almarhum Taufiq Kiemas, dan bangsa Indonesia. Dia mendoakan agar cita-cita Proklamator dalam memakmurkan dan mewujudkan Indonesia Raya dapat dikabulkan.

    Saat Ziarah Makam Nabi, Megawati juga menyampaikan salam dan selawat kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus berdoa. “(Berdoa) Semoga bangsa Indonesia dapat membangun kedamaian, keutuhan, dan keadilan bagi seluruh warga,” kata Zuhairi.

    Adapun Megawati dan keluarga sudah melaksanakan ibadah umrah di Masjidil Haram, Makkah, pada 11 Februari 2025. Dalam momen tersebut, Megawati juga memanjatkan doa bagi keluarganya dan juga bangsa Indonesia.