Tag: Prajogo Pangestu

  • 8 Pengusaha Besar Temui Prabowo di Istana Bahas Danantara, Ada Aguan hingga Tomy Winata – Page 3

    8 Pengusaha Besar Temui Prabowo di Istana Bahas Danantara, Ada Aguan hingga Tomy Winata – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Prabowo Subianto menerima delapan pengusaha besar Indonesia di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/3/2025). Mereka antara lain, Anthony Salim, Sugianto Kusuma atau Aguan, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, hingga Tomy Winata.

    “Presiden Prabowo Subianto menerima kehadiran delapan pengusaha besar di Indonesia yang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda-beda, antara lain Bapak Anthony Salim, Bapak Sugianto Kusuma, Bapak Prajogo Pangestu, Bapak Boy Thohir, Bapak Franky Widjaja, Bapak Dato Sri Tahir, Bapak James Riady, dan Bapak Tomy Winata,” tulis akun Instagram resmi Sekretariat Kabinet, dikutip pada Kamis (6/3/2025).

    Prabowo membahas isu terkini di Indonesia maupun dunia serta program utama pemerintah dengan para pengusaha. Mulai dari, program makan bergizi gratis (MBG), infrastruktur, hingga Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang baru diluncurkan Prabowo Subianto.

    “Pada kesempatan tersebut, Presiden berdiskusi mengenai perkembangan terkini di Tanah Air dan dunia global, serta program-program utama yang tengah dijalankan oleh pemerintah, termasuk program makan bergizi gratis, infrastruktur, industri tekstil, swasembada pangan dan energi, industrialisasi, hingga Badan Pengelola Investasi Danantara,” bunyi keterangan di akun Sekretariat Kabinet.

    Prabowo sendiri didampingi Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya. Prabowo menyampaikan apresiasi kepada para pengusaha yang mendukung kebijakan dan program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.

    “Dalam suasana diskusi yang hangat, Presiden Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah, terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” tulis akun Sekretariat Kabinet.

    Presiden Prabowo Subianto mengumumkan rencana peluncuran Danantara, sebuah badan pengelola dana investasi senilai hampir USD 900 miliar atau sekitar Rp 14.568 triliun (kurs USD 16.187 per rupiah). Rencananya, Danantara akan diluncurkan 24 Februari 20…

  • Presiden terima pengusaha besar Indonesia bahas program utama negara

    Presiden terima pengusaha besar Indonesia bahas program utama negara

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan dari delapan orang pengusaha besar asal Indonesia di Istana Kepresidenan RI, Jakarta.

    Dalam pertemuan itu, program-program utama nasional yang strategis menjadi salah satu topik pembahasan.

    Pertemuan dengan delapan pengusaha itu dikonfirmasi dari unggahan terbaru di media sosial resmi Sekretariat Kabinet dengan nama akun @sekretariat.kabinet di Instagram, Kamis malam.

    “Presiden Prabowo Subianto menerima kehadiran delapan pengusaha besar di Indonesia yang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda-beda, antara lain, Bapak Anthony Salim, Bapak Sugianto Kusuma, Bapak Prajogo Pangestu, Bapak Boy Thohir, Bapak Franky Widjaja, Bapak Dato Sri Tahir, Bapak James Riady, dan Bapak Tomy Winata,” demikian bunyi deskripsi unggahan tersebut.

    Unggahan yang diikuti #CatatanSeskab yang artinya merupakan unggahan dari Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya itu menceritakan pertemuan Presiden dengan para pengusaha itu berlangsung dengan hangat membahas banyak hal, mulai dari diskusi situasi dan kondisi terkini di dalam negeri, termasuk juga membahas dinamika kondisi global.

    Secara khusus saat membahas topik di dalam negeri, Presiden dan para pengusaha tidak luput memperbincangkan program-program utama dan unggulan yang tengah dijalankan Kabinet Merah Putih (KMP) yang melingkupi beragam sektor, mulai dari kesehatan hingga sektor industri.

    Beragam program yang dibahas, di antaranya program Makan Bergizi Gratis yang telah berjalan sejak awal 2025, program Swasembada Pangan dan Energi, program dukungan untuk infrastruktur, industrialisasi, program terkait dengan industri tekstil, hingga membahas program terbaru, yaitu Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

    Program-program tersebut turut mendapatkan dukungan dari delapan pengusaha yang hadir. Untuk itu, Prabowo memberikan apresiasi.

    “Presiden Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah, terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” demikian deskripsi penutup yang disampaikan unggahan tersebut.

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup dengan 8 Konglomerat RI, Ada Aguan hingga Boy Thohir

    Prabowo Gelar Pertemuan Tertutup dengan 8 Konglomerat RI, Ada Aguan hingga Boy Thohir

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan delapan orang konglomerat Tanah Air di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/3/2025). Salah satu isu yang menjadi pembahasan di pertemuan tertutup itu yakni berkaitan dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara. 

    Momen pertemuan Prabowo dan delapan pengusaha itu dibagikan oleh Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya melalui akun resmi Instagram @sekretariat.kabinet, Kamis (6/3/2025) malam. 

    “Presiden Prabowo Subianto menerima kehadiran delapan pengusaha besar di Indonesia yang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda-beda,” demikian bunyi foto yang diunggah Seskab Teddy. 

    Para pengusaha yang terlihat hadir adalah Anthoni Salim (Salim Group), Sugianto Kusuma alias Aguan (Agung Sedayu Group), Prajogo Pangestu (PT Barito Pacific Tbk.), dan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir (Adaro).

    Kemudian, Franky Widjaja (Sinar Mas Group), Dato Sri Tahir (Mayapada Group), James Riady (Lippo Group) serta Tomy Winata (Artha Graha Group).

    Pada kesempatan tersebut, tulis Teddy, Presiden berdiskusi mengenai perkembangan terkini di Tanah Air dan dunia global. Prabowo juga membahas program-program utama pemerintah seperti program Makan Bergizi Gratis, perkembangan sektor industri sampai dengan sovereign wealth fund (SWF) baru Indonesia, Danantara. 

    “[Serta turut dibahas, red] infrastruktur, industri tekstil, swasembada pangan dan energi, industrialisasi, hingga Badan Pengelola Investasi Danantara,” terang Teddy. 

    Pada pertemuan tersebut, lanjut Teddy, Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah, terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat. 

    Adapun, rencana pertemuan itu sebelumnya sempat dimintai konfirmasi ke pihak Istana Kepresidenan. Bisnis telah mencoba meminta konfirmasi ke Seskab Teddy Indra Wijaya, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Mayjen Ariyo Windutomo serta Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Setpres Yusuf Permana. 

    Hanya Ariyo dan Yusuf yang menjawab permintaan konfirmasi Bisnis. Namun, keduanya mengaku tidak mengetahui pertemuan tersebut karena tidak berada di jadwal kegiatan.

    Berdasarkan pantauan Bisnis hingga Kamis (6/3/2025) malam, sekitar pukul 22.00 WIB di Istana Kepresidenan, tidak ada tamu maupun kendaraan yang terlihat datang melalui Pilar Istana, di mana umumnya tamu Kepresidenan seperti menteri, pejabat negara maupun kalangan swasta dan tokoh masyarakat lewati sebelum masuk ke area kantor presiden. 

  • Prabowo Bertemu Pengusaha Kakap, Ada Aguan, Prajogo, hingga Anthony Salim

    Prabowo Bertemu Pengusaha Kakap, Ada Aguan, Prajogo, hingga Anthony Salim

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto hari ini menerima sejumlah pengusaha kakap tanah air. Mengutip dari akun Instagram Sekretariat Kabinet @sekretariat.kabinet, para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu antara lain Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Garibaldi Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato’ Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata.

    Pertemuan berlangsung di Istana Presiden Jakarta, Kamis (6/3/2025). Menurut keterangan dalam akun Sekretariat Kabinet, pertemuan Prabowo dengan para pengusaha kakap tersebut membahas kondisi perekonomian Indonesia dan dunia.

    Termasuk, program-program andalan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Mulai dari Danantara hingga makan bergizi gratis.

    “Pogram-program utama yang tengah dijalankan oleh pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis, infrastruktur, industri tekstil, swasembada pangan dan energi, industrialisasi, hingga Badan Pengelola Investasi Danantara,” dikutip dari akun Instagram Sekretariat Kabinet, Kamis (6/3).

    Prabowo pun mengapresiasi dukungan yang diberikan para pengusaha kakap tersebut terhadap program pemerintah, terutama terkaita kesejahteraan rakyat.

    “Dalam suasana diskusi yang hangat, Presiden Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah, terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” tulis akun Sekretariat Kabinet.

    (hns/hns)

  • Prabowo Bertemu 8 Taipan RI, Ada Aguan, Boy Thohir Hingga TW

    Prabowo Bertemu 8 Taipan RI, Ada Aguan, Boy Thohir Hingga TW

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto menerima kehadiran 8 pengusaha besar di Indonesia yang memiliki latar belakang bisnis yang berbeda-beda. Mereka adalah Anthony Salim, Sugianto Kusuma, Prajogo Pangestu, Boy Thohir, Franky Widjaja, Dato Sri Tahir, James Riady, dan Tomy Winata. Pertemuan tersebut digelar di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (6/3/2025).

    Dalam keterangan Sekretariat Kabinet di akun media sosial Instagram, Prabowo berdiskusi mengenai perkembangan terkini di Tanah Air dan dunia global.

    “Serta program-program utama yang tengah dijalankan oleh pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis, infrastruktur, industri tekstil, swasembada pangan dan energi, industrialisasi, hingga Badan Pengelola Investasi Danantara,” sebut Seskab dalam keterangan.

    [Gambas:Instagram]

    Diskusi berjalan dengan hangat. Prabowo memberikan apresiasi atas dukungan yang diberikan oleh para pengusaha terhadap berbagai kebijakan dan program pemerintah.

    “Terutama yang menyangkut kepentingan dan kesejahteraan rakyat,” sebutnya.

    Turut hadir Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya dan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi

    (wur/wur)

  • Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia dan Daftar Lini Bisnisnya

    Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia dan Daftar Lini Bisnisnya

    PIKIRAN RAKYAT – Sebagai salah satu konglomerat terbesar di Indonesia, Prajogo Pangestu telah membangun kerajaan bisnis yang mencakup sektor petrokimia, energi, dan sumber daya alam. Namanya sejajar dengan tokoh bisnis global lainnya, menempatkannya sebagai salah satu individu terkaya di dunia.

    Awal Perjalanan Karier

    Prajogo Pangestu lahir dengan nama Phang Djun Phen pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat. Dia berasal dari keluarga sederhana yang membuatnya hanya mampu mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Keterbatasan ekonomi tidak menghalangi tekadnya untuk meraih kesuksesan.

    Pada tahun 1960-an, Prajogo bekerja sebagai sopir angkutan umum jurusan Singkawang-Pontianak. Kesempatan emas datang ketika ia bertemu dengan Burhan Uray, seorang pengusaha kayu asal Malaysia. Burhan melihat potensi besar dalam diri Prajogo dan mengajaknya bergabung dengan PT Djajanti Group, sebuah perusahaan industri kayu.

    Hanya dalam waktu tujuh tahun, ia berhasil naik jabatan menjadi General Manager di PT Nusantara. Namun, pada tahun 1977, ia memutuskan keluar dan memulai bisnisnya sendiri dengan mengakuisisi CV Pacific Lumber Coy, yang kemudian berkembang menjadi Barito Pacific Timber.

    Ekspansi Bisnis yang Luas

    Barito Pacific (BRPT)

    Pada tahun 1993, Barito Pacific Timber go public di Bursa Efek Jakarta. Seiring berjalannya waktu, bisnis kayu yang menjadi pondasi awal perusahaan mulai dikurangi, dan perusahaan berganti nama menjadi Barito Pacific pada tahun 2007 untuk mencerminkan diversifikasi ke sektor petrokimia dan energi.

    Chandra Asri Petrochemical (TPIA)

    Langkah besar diambil pada tahun 2007 ketika Barito Pacific mengakuisisi 70% saham Chandra Asri, perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia. Kemudian, pada tahun 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, menjadikannya produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.

    Petrindo Jaya Kreasi (CUAN)

    Sebagai bagian dari ekspansi ke sektor sumber daya alam, Petrindo Jaya Kreasi, yang bergerak di bidang pertambangan batu bara, menjadi salah satu unit bisnis yang mendukung pertumbuhan kekayaan Prajogo. Saham perusahaan ini mengalami lonjakan signifikan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2023.

    Barito Renewables Energy (BREN)

    Melihat potensi besar dalam energi terbarukan, Prajogo mendirikan Barito Renewables Energy yang berfokus pada energi panas bumi melalui Star Energy. Langkah ini memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri energi hijau.

    Kekayaan dan Pengaruh di Pasar Modal

    Menurut data Forbes per Januari 2025, kekayaan bersih Prajogo Pangestu mencapai 47 miliar dolar AS atau sekitar Rp760 triliun. Dia berhasil mengungguli beberapa nama besar lainnya di Indonesia dan menduduki posisi ke-30 dalam daftar orang terkaya di dunia.

    Kenaikan tajam dalam kekayaannya didorong oleh lonjakan harga saham Barito Pacific (BRPT), Chandra Asri Petrochemical (TPIA), Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), dan Barito Renewables Energy (BREN).

    Investasi strategis dan diversifikasi bisnis yang dijalankan telah menjadikan Prajogo sebagai salah satu tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • IHSG Melemah 1,54 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Turun 1,67 Persen

    IHSG Melemah 1,54 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Turun 1,67 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan 1,54% dalam sepekan berakhir di level 6.638 dibandingkan posisi sebelumnya di 6.725.

    Kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengalami penyusutan sebesar 1,67%, turun dari Rp 12.595 triliun menjadi Rp 11.401 triliun. Penurunan itu mencatat nilai kapitalisasi pasar berkurang Rp 1.194 triliun.

    Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan, perdagangan saham selama periode 10–14 Februari 2025 menunjukkan pergerakan yang bervariasi.

    Selain itu, rata-rata volume transaksi harian di bursa juga mencatat penurunan signifikan sebesar 25,55%, turun dari 20,75 miliar lembar saham menjadi 15,45 miliar lembar saham.

    Selain IHSG sepekan yang turun, frekuensi transaksi harian turut merosot 11,58%, dari 1,31 juta kali transaksi menjadi 1,16 juta kali transaksi dalam sepekan terakhir.

    “Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa justru mengalami kenaikan 1,25%, dari Rp 12,09 triliun menjadi Rp 12,24 triliun,” ujar Kautsar dalam keterangan resmi dikutip Minggu (16/2/2025).

    Sepanjang periode tersebut, sejumlah saham unggulan, termasuk saham perbankan besar dan emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, mengalami aksi jual oleh investor asing.

    Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling banyak dilepas asing dengan total nilai jual Rp 762,6 miliar. Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dilego dengan nilai Rp 454,7 miliar.

    Selain itu, investor asing juga melakukan penjualan pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp 173,8 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 168,4 miliar.

    Emiten milik Prajogo Pangestu, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), masing-masing juga dilepas asing dengan nilai Rp 306,2 miliar dan Rp 217,5 miliar.

    Di sisi lain, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) justru menarik minat investor asing dengan total pembelian mencapai Rp 174,5 miliar saat IHSG sepekan turun. Begitu pula dengan saham PT Astra International Tbk (ASII) yang diborong asing senilai Rp 102,5 miliar.

  • Saham Emiten Prajogo Pengestu Rontok, Ada Apa?

    Saham Emiten Prajogo Pengestu Rontok, Ada Apa?

    Jakarta

    Sejumlah saham emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu rontok. Saham tersebut masuk dalam jajaran top losers pada perdagangan pagi ini.

    Tercatat dua saham milik Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) danPT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) amblas. Sementara, PT Petrosea Tbk (PTRO) terpantau menguat pada perdagangan hari ini.

    Mengutip data RTI Business, Senin (10/2/2025), saham BREN terkoreksi 625 poin atau melemah 8,90% ke level Rp 6.400 per lembar saham pada pukul 09.08 WIB. BREN diperdagangkan pada rentang Rp 6.050 – Rp 7.100.

    Volume saham yang diperdagangkan sebanyak 45,22 juta saham dengan nilai transaksi Rp 292, 91 miliar. Frekuensi perdagangan tercatat 10.705 kali.

    Sementara saham Prajogo Pangestu lainnya, yakni CUAN mengalami nasib serupa. Saham tersebut terkoreksi 2.250 poin atau melemah 19,87% ke level Rp 9.075 per lembar saham.

    Saham CUAN diperdagangkan pada rentang Rp 9.075 – Rp 10.000 dengan volume saham yang diperdagangkan 21,66 juta saham. Nilai transaksi tercatat Rp 199,97 miliar dengan frekuensi perdagangan sebesar 1.603 kali.

    Nasib lain terjadi pada saham PTRO milik Prajogo Pangestu, yang mengalami penguatan di perdagangan awal pekan ini. PTRO terpantau menguat 280 poin atau 9,72% ke level Rp 3.160 per lembar saham.

    Di awal perdagangan, saham PTRO dibuka pada level Rp 3.100. Sementara rentang harga yang diperdagangkan Rp 2.950 – Rp 3.250 dengan volume yang diperdagangkan 40.64 juta, nilai transaksi Rp 125.58 miliar, dan frekuensi perdagangan sebesar 8.271 kali.

    Sebelumnya diberitakan, ketiga emiten milik Prajogo Pangestu tersebut ditolak masuk dalam review Morgan Stanley Capital International (MSCI) periode Februari tahun ini. Usai pengumuman tersebut, investor asing pun melakukan aksi jual bersih pada saham BREN dan CUAN milik bos Barito Grup tersebut.

    “Karena masalah potensi investasbilitas,” tulis MSCI dalam pengumumannya pekan lalu.

    Saksikan juga Blak-blakan: Menguak Rahasia Untung Kilang Minyak Paling ‘Rumit’ Se-Indonesia

    (acd/acd)

  • Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

    Profil Prajogo Pangestu, Konglomerat Indonesia yang Hartanya Anjlok hingga Rp 148,5 T

    GELORA.CO  – Prajogo Pangestu merupakan seorang pengusaha dan pendiri perusahaan petrokimia dan energi, Barito Pacific.

    Pria yang terlahir dengan nama Phang Djoen Phen itu masuk ke dalam jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia versi Majalah Forbes.

    Prajogo sendiri menempati posisi teratas sebagai orang terkaya di Indonesia, dengan kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.

    Namun, baru-baru ini harta salah satu konglomerat di Indonesia itu dikabarkan turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun berdasarkan data Forbes Real Time Net Worth.

    Berikut rekam jejak Prajogo Pangestu.

    Profil Prajogo Pangestu

    Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Prajogo Pangestu lahir di Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 13 Mei 1944.

    Saat ini, ia telah berusia 80 tahun.

    Prajogo Pangestu adalah anak dari seorang pedagang karet. Karena keterbatasan ekonomi, Prajogo hanya mampu mengenyam pendidikan hingga tingkat menengah.

    Ia memiliki istri yang bernama Herlina Tjandinegara dan telah dikaruniai tiga anak.

    Perjalanan karier Prajogo Pangestu hingga berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia, tentu penuh lika-liku panjang.

    Setelah lulus dari Sekolah Menengah, ia mencoba peruntungan di Jakarta, namun perjuangannya tersebut belum membuahkan hasil yang memuaskan.

    Akhirnya, Prajogo kembali ke kampung halamannya. Ketika kembali di kampung halamannya, ia mulai bekerja menjadi sopir angkot dan membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin.

    Di sela-sela pekerjaannya, Prajogo bertemu pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, pada 1960-an. Pertemuan tersebut menjadi titik balik nasib Prajogo.

    Pada 1969, Prajogo memutuskan untuk bergabung di perusahaan milik Burhan, yakni PT Djajanti Grup. 

    Tujuh tahun kemudian, Burhan mengangkat Prajogo menjadi general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara, Gresik, Jawa Timur.

    Prajogo hanya menjabat sebagai GM di perusahaan itu selama satu tahun, karena dia memutuskan untuk mengundurkan diri dan membeli sebuah perusahaan yang saat itu mengalami krisis finansial, yang bernama CV Pacific Lumber Coy.

    Pada saat itu, Prajogo mengajukan pinjaman dari bank untuk membeli perusahaan tersebut. Setelah akuisisi, perusahaan tersebut diubah namanya menjadi Barito Pacific.

    Barito Pacific kemudian mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada 2007. 

    Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan menjadi produsen petrokimia terbesar di Indonesia.

    Selain mendirikan Barito Pasific, Prajogo tercatat juga pernah menduduki sejumlah posisi strategis di beberapa perusahaan, yakni:

    PT Mangole Timber Producers – Direktur Utama (1969-1977)

    PT Barito Pacific Lumber – Direktur Utama (1976)

    Barito Pacific Group – (1977)

    PT Barito Pacific Timber (dh. PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan) – Direktur Utama (1979-1993)

    PT Mangole Timber Producers – Direktur Utama (1982-1993)

    PT Tunggal Agathis Indah Wood Industries – Direktur Utama (1987-1998)

    PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood – Direktur Utama (1987-1998)

    PT Musi Hutan Persada – Komisaris (1991-1993)

    PT Mangole Timber Producers – Komisaris Utama (1993-1998)

    PT Astra International Tbk – Wakil Komisaris Utama (1993-1998)

    PT Tripolyta Indonesia Tbk – Komisaris (1989-1999)

    PT Chandra Asri – Direktur Utama (1990-1999)

    PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper – Komisaris Utama (1999-2005)

    PT Tanjungenim Lestari Pulp & Paper – Wakil Komisaris Utama (1997-1999)

    PT Barito Pacific Tbk (d/h PT Barito Pacific Timber) – Komisaris Utama (1993-sekarang).

    Empat Saham Perusahaan

    Prajogo Pangestu tercatat memiliki empat saham perusahaan yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    Keempat saham itu, di antaranya, holding energi PT Barito Pacific Tbk (BRPT), perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), emiten geotermal PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan emiten batu bara PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).

    Harta Prajogo Pangestu

    Hingga saat ini, Prajogo Pangestu memiliki kekayaan mencapai 35,4 miliar dolar AS atau setara sekitar Rp577,7 triliun.

    Meski begitu, baru-baru ini harta orang terkaya di Indonesia itu turun hingga 20,34 persen, sekitar 9,1 miliar dollar AS atau setara Rp148,5 triliun.

    Dilansir Kompas.com, penurunan drastis ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan tiga emiten miliknya ke dalam MSCI Investable Market pada review Februari 2025.

    MSCI merupakan indeks pasar global yang menjadi acuan utama bagi investor institusional dalam menentukan portofolio mereka. 

    Keputusan untuk tidak memasukkan tiga emiten milik Prajogo, yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), dan Barito Pacific (CUAN) diperkirakan berdampak besar pada kepercayaan pasar terhadap saham-saham tersebut.

    Hal ini turut memengaruhi kapitalisasi pasar dan akhirnya berimbas pada kekayaan bersih Prajogo Pangestu.

  • Harta Prajogo Pangestu Anjlok, Ini Penyebab dan Kiprahnya di Dunia Bisnis

    Harta Prajogo Pangestu Anjlok, Ini Penyebab dan Kiprahnya di Dunia Bisnis

    Jakarta: Konglomerat Indonesia, Prajogo Pangestu, tengah menjadi sorotan setelah kekayaannya merosot tajam. Per 6 Februari 2025, harta bersihnya tercatat sebesar USD35,5 miliar, turun USD9 miliar atau sekitar 20,8 persen dibandingkan sebelumnya. 
     
    Penurunan drastis ini terjadi setelah beredar kabar bahwa Morgan Stanley Capital International (MSCI) tidak akan memasukkan tiga emiten miliknya ke dalam MSCI Investable Market pada review Februari 2025.
    Tiga Emiten Prajogo Pangestu Tak Masuk MSCI
    MSCI merupakan indeks pasar global yang menjadi acuan utama bagi investor institusional dalam menentukan portofolio mereka. 
     
    Keputusan untuk tidak memasukkan tiga emiten milik Prajogo, yakni Barito Renewables Energy (BREN), Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), dan Barito Pacific (CUAN) diperkirakan berdampak besar pada kepercayaan pasar terhadap saham-saham tersebut.

    Hal ini turut memengaruhi kapitalisasi pasar dan akhirnya berimbas pada kekayaan bersih Prajogo Pangestu.
     

    Sosok Prajogo Pangestu
    Mengutip Forbes, Prajogo Pangestu lahir dari keluarga pedagang karet yang  membangun kerajaan bisnisnya dari nol. Kariernya dimulai di industri perkayuan pada akhir 1970-an, yang kemudian membawanya mendirikan Barito Pacific Timber. Perusahaan ini melantai di bursa pada tahun 1993 dan akhirnya berganti nama menjadi Barito Pacific setelah mengurangi bisnis kayunya pada tahun 2007.
     
    Pada tahun yang sama, Barito Pacific melakukan langkah strategis dengan mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri. Langkah ini menjadikannya salah satu pemain utama di industri petrokimia Indonesia. 
     
    Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia dan semakin mengukuhkan posisinya sebagai produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Tanah Air.
    Ekspansi ke energi terbarukan dan batu bara
    Tak hanya di petrokimia, Prajogo juga melakukan diversifikasi bisnis ke sektor energi. Pada 2023, ia membawa perusahaan tambang batu baranya, Petrindo Jaya Kreasi (PTRO), melantai di bursa. Pada tahun yang sama, anak usahanya di bidang energi terbarukan, Barito Renewables Energy (BREN), juga resmi menjadi perusahaan publik.
     

    Harta kekayaan dan posisi di daftar orang terkaya
    Terlepas dari penurunan tajam yang terjadi baru-baru ini, Prajogo Pangestu tetap menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia. Ia juga masuk dalam The Real-Time Billionaires List urutan ke-50, yang mencerminkan perubahan nilai kekayaannya secara langsung di pasar.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)