Tag: Prajogo Pangestu

  • BREN fokus energi panas bumi di tengah peluang “waste to energy”

    BREN fokus energi panas bumi di tengah peluang “waste to energy”

    Jakarta (ANTARA) – Perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) memastikan akan tetap fokus terhadap pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang menjadi kompetensinya, yaitu di sektor panas bumi (geothermal) dan angin.

    Sebagaimana diketahui, saat ini tengah ada peluang bisnis EBT berkaitan dengan proyek pengelolaan sampah menjadi energi atau Waste to Energy (WtE), yang akan dikerjakan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia).

    “Termasuk Danantara, saya rasa mungkin lebih tepatnya ditanyakan ke pihak sana. Cuma, kalau kita tetap fokus, bahwa kita tahu pemerintah Indonesia itu akan terus menambah renewable energy,” ujar Direktur Utama BREN Hendra Soetjipto Tan dalam Paparan Publik BREN di Jakarta, Selasa.

    Hendra mengungkapkan bahwa potensi pertumbuhan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia masih sangat besar dan akan terus meningkat seiring dengan program-program prioritas pemerintah di sektor EBT.

    “Jadi, kalau dari sekarang sampai 2034, (BREN) di geothermal itu 5.200 MegaWatt (MW) tambahan kapasitas. Di angin itu 7.000 MW. Jadi, tentu kita akan terus membantu program pemerintah tersebut,” ujar Hendra.

    Ia menjelaskan, saat ini perseroan telah memiliki kapasitas sekitar 1.900 MW di segmen panas bumi atau geothermal.

    Ke depan, Ia memastikan perseroan tetap membuka peluang untuk memperluas portofolio di sektor energi terbarukan lain, selama proyek tersebut memberikan prospek pengembangan dan imbal hasil ekonomi yang menarik.

    “Tentu saja kita tidak akan tertutup kemudian menambah portfolio di luar apa yang kita sudah ada. Jadi, tentu kita akan terus berusaha untuk mencari potensi-potensi baik di geotermal maupun di wind, yang menurut kami bisa dikembangkan secara baik dan juga memberikan tingkat ekonomi return yang baik ke depan,” ujar Hendra.

    Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengungkapkan sebanyak 200 lebih investor dari dalam dan luar negeri telah menunjukkan ketertarikan untuk membiayai program WTE atau pembangunan fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).

    PSEL akan dibangun di sebanyak 33 kota di seluruh wilayah Indonesia dan membutuhkan investasi senilai Rp91 triliun.

    Pada tahap awal, pembangunan PSEL akan dilakukan di 10 kota di wilayah, di antaranya Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar.​​​​

    PSEL yang memiliki kapasitas pengelolaan sekitar 1.000 ton sampah per hari ini, ditargetkan peletakan batu pertamanya (groundbreaking) pada Maret 2026 mendatang.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bursa Gembok Emiten Prajogo Pangestu-PT Timah

    Bursa Gembok Emiten Prajogo Pangestu-PT Timah

    Jakarta

    Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham milik pengusaha Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO), emiten milik Happy Hapsoro PT Bukit Uluwatu Villa Tbk (BUVA), dan PT Timah Tbk (TINS) hari ini, Senin (6/10/2025). Suspensi ketiganya dilakukan karena adanya peningkatan harga saham yang signifikan.

    Berdasarkan data perdagangan RTI Business, saham Petrosea naik 103,13% di perdagangan sebulan terakhir. Harga saham perseroan bergerak dari Rp 3.370 ke Rp 7.150 per lembar.

    Sementara emiten milik Happy Hapsoro menguat 41,51% pada perdagangan sepekan terakhir dan naik 123,21% sebulan terakhir. Harga saham BUVA naik dari Rp 328 ke Rp 750 per lembar saham.

    Kemudian untuk saham Timah, bergerak menguat sebesar 46,75% di perdagangan sepekan terakhir dan naik 107,34% selama perdagangan sebulan terakhir. Harga saham TINS bergerak naik dari Rp 1.070 ke Rp 2.260 per lembar saham sebulan terakhir.

    Ketiga saham tersebut dihentikan dari perdagangan di pasar reguler dan pasar tunai. Langkah ini dilakukan untuk memberi waktu bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan setiap pengambilan keputusan investasi.

    “Para pihak yang berkepentingan diharapkan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Perseroan,” tulis Kepala Divisi Pengawasan Transaksi BEI, Yulianto Aji Sadono, dikutip Senin (6/10/2025).

    Selain kedua saham tersebut, BEI juga melakukan suspensi terhadap tiga emiten lainnya dari perdagangan pasar tunai dan reguler. Ketiga emiten tersebut adalah PT Koka Indonesia Tbk (KOKA), PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI), dan PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF).

    Lihat juga Video: Curi Start Minggu Depan, Ada Emiten Cuan!

    (acd/acd)

  • Patriot Bonds Danantara Diborong Konglomerat untuk Proyek Sampah Jadi Listrik – Page 3

    Patriot Bonds Danantara Diborong Konglomerat untuk Proyek Sampah Jadi Listrik – Page 3

    Viral di media sosial daftar 46 konglomerat RI memborong patriot bonds yang ditawarkan Danantara. Dana yang terhimpun mencapai Rp 51,75 triliun.

    Adapun beberapa nama yang menjadi pemborong terbesar diantaranya:

    * Antony Salim (Salim&DCI) Rp 3 triliun

    * Prajogo Pangestu (Barito) Rp 3 triliun

    * Sugianto Kusuma (Agung Sedayu) Rp 3 triliun

    * Franky Wijaya (Sinar Mas) Rp 3 triliun

    * Boy Thohir dan Edwin Soeryajaya (Adaro dan Saratoga Rp 3 triliun

    * Budi Hartono (Djarum) Rp 3 triliun

    * Low Tuck Kwong (Bayan Resources) Rp 3 triliun

    * James Riyadi (Lippo) Rp 1,5 triliun

    * Tomy Winata (Artha Graha) Rp 1,6 triliun

    * Hilmi Panigoro (Amman Mineral) Rp 1,5 triliun

     

  • Daftar Konglomerat yang Dukung Patriot Bond Danantara

    Daftar Konglomerat yang Dukung Patriot Bond Danantara

    Jakarta

    Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memperkenalkan instrumen baru bernama Patriot Bond, dengan target dana hingga Rp 50 triliun. Instrumen ini ditawarkan secara terbatas kepada sejumlah taipan besar Indonesia, dengan tujuan membiayai proyek konversi sampah menjadi energi.

    Patriot Bond diterbitkan dalam dua seri dengan tenor lima tahun dan tujuh tahun, masing-masing memberikan kupon 2% per tahun. Sejumlah grup usaha papan atas disebut sudah menyatakan minat, mulai dari Barito Pacific hingga Djarum Group.

    Minat para pengusaha itu dibenarkan langsung oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, yang menyebut skema ini dirancang untuk mendorong partisipasi sektor swasta.

    “Semua ikut berpartisipasi kok. Iya berminat,” ujar Rosan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (4/9/2025).

    Dikutip dari Antara, dukungan terhadap Patriot Bonds datang dari sejumlah pengusaha terkemuka Indonesia. Meski belum secara eksplisit menyatakan minat membeli, para konglomerat itu menyatakan pandangan positif terhadap Patriot Bonds.

    Daftar Konglomerat Dukung Patriot Bond

    1. Franky Widjaja

    Franky Widjaja adalah konglomerat putra dari taipan Eka Tjipta Widjaja yang merupakan pendiri Sinar Mas Group. Ia memimpin bisnis agribisnis dan pangan lewat Golden Agri-Resources, salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia.

    Franky Widjaja menilai bahwa Patriot Bonds dapat menghadirkan manfaat ganda. Instrumen ini memberi kepastian investasi sekaligus mempercepat pertumbuhan yang inklusif bagi masyarakat luas

    “Patriot Bonds yang digagas Danantara Indonesia memperkuat kolaborasi pemerintah dan dunia usaha. Instrumen ini memberi kepastian investasi sekaligus mempercepat pertumbuhan yang inklusif bagi masyarakat luas,” ujarnya.

    2. Prajogo Pangestu

    Prajogo Pangestu adalah konglomerat Indonesia yang membangun gurita bisnisnya lewat Barito Pacific Group. Ia dikenal sebagai “raja petrokimia” dan masuk daftar orang terkaya Indonesia berkat ekspansi besar di sektor energi dan industri kimia.

    Prajogo Pangestu menyatakan bahwa pembangunan Indonesia merupakan tanggung semua pihak, termasuk pengusaha. Melalui Patriot Bonds, kata dia, dunia usaha bisa berkontribusi dalam transformasi ekonomi nasional.

    “Inisiatif Danantara Indonesia melalui Patriot Bonds memberi kesempatan bagi dunia usaha untuk berkontribusi dalam transformasi ekonomi nasional dengan tata kelola yang baik dan berkelanjutan,” tuturnya.

    3. Boy Thohir

    Garibaldi Thohir, yang lebih dikenal sebagai Boy Thohir, merupakan pengusaha Indonesia di bidang energi dan keuangan. Ia menjabat sebagai Presiden Direktur PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (sebelumnya Adaro Energy), salah satu perusahaan batu bara terbesar di Tanah Air.

    Dukungan terhadap Patriot Bonds juga datang dari Boy Thohir, yang menekankan aspek gotong royong sekaligus dampak nyata proyek yang akan didanai. Menurutnya, Patriot Bonds mencerminkan semangat gotong royong yang telah menjadi kekuatan bangsa ini.

    “Melalui instrumen ini, dunia usaha dapat ikut memastikan pembiayaan pembangunan nasional lebih mandiri dan berkelanjutan. Kami mendukung program ini, apalagi Patriot Bond ini akan mendanai proyek-proyek waste to energy yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi rakyat Indonesia,” terang dia.

    (ily/eds)

  • Rosan Roeslani Sebut Djarum dan Prajogo Berminat pada Patriot Bond

    Rosan Roeslani Sebut Djarum dan Prajogo Berminat pada Patriot Bond

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani membenarkan bahwa nama besar seperti Prajogo Pangestu dan Grup Djarum menunjukkan minat pada obligasi tersebut.

    “Iya, [mereka] berminat,” ucapnya kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (4/9/2025).

    Meskipun tertutup soal proyek infrastruktur, tetapi Rosan memberi bocoran mengenai minat investor dalam instrumen Patriot Bond. Dia menyebut sejumlah konglomerat nasional ikut berpartisipasi.

    “Semua ikut berpartisipasi kok,” ungkapnya.

    Lebih jauh, Rosan belum buka mulut terkait dengan hasil pembahasan proyek giant sea wall dalam kunjungan ke China baru-baru ini, Rosan enggan membeberkan detail. 

    “Nanti ya, nanti aja pas sudah selesai [rapat] aja,” ujarnya kepada wartawan.

    Saat ditanya dengan kemungkinan adanya perjanjian yang dibawa pulang, dia kembali menegaskan akan disampaikan pada waktunya.

    “Ya nanti, nanti aja deh,” pungkas Rosan.

  • Emiten Prajogo Kantongi Kredit Rp 4,13 T dari Bank BUMN

    Emiten Prajogo Kantongi Kredit Rp 4,13 T dari Bank BUMN

    Jakarta

    Emiten milik Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk (BRPT), menerima fasilitas kredit dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI. Hal ini disepakati berdasarkan penandatanganan perjanjian yang memuat dua fasilitas, yakni kredit berjangka dan forex line.

    Dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perjanjian tersebut tandatangani pada 21 Agustus 2025. Untuk kredit berjangka, Barito Pacific menerima fasilitas kredit berjangka yang bersifat commited dan non-revolving dengan plafond sebesar US$ 252.754.500 atau sekitar Rp 4,13 triliun (asumsi kurs Rp 16.361).

    Sementara untuk perjanjian forex line, Barito Pacific mendapat fasilitas plafond dengan nilai yang sama, yakni sebesar US$ 252.754.500. Kedua perjanjian ini ditandatangani di hadapan notaris Mala Mukti.

    “Seluruh dana yang diperoleh dari perjanjian kredit akan dipergunakan sepenuhnya oleh Perseroan untuk mendukung operasional secara umum, termasuk namun tidak terbatas untuk melakukan pelunasan atas utang Perseroan,” terang Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Barito Pacific, David Kosasih, dalam Keterbukaan Informasi, Jumat (22/8/2025).

    Kemudian untuk dana dari perjanjian forex line, dialokasikan untuk keperluan perlindungan nilai transaksi derivatif dengan Interest Rate Swap (IRS). Transaksi ini disebut akan memperkuat posisi Perseroan.

    “Dengan diperolehnya pinjaman dari BRI berdasarkan Perjanjian Kredit dan Perjanjian Forex Line, maka akan meningkatkan kemampuan finansial dan aspek pendanaan bagi Perseroan dalam menjalankan usaha ke depannya,” pungkasnya.

    Untuk diketahui, perdagangan BRPT di pasar modal mengalami tren pelemahan. Berdasarkan data perdagangan RTI Business, siang ini BRPT terkoreksi 0,44%, dengan harga Rp 2.270 per lembar saham.

    Tonton juga Video: Aturan Baru KUR Perumahan Terbit, Apa yang Baru?

    (kil/kil)

  • Pesan Bahlil di HUT ke-80 RI: Sumber Daya Alam Jangan Hanya untuk Pengusaha Besar

    Pesan Bahlil di HUT ke-80 RI: Sumber Daya Alam Jangan Hanya untuk Pengusaha Besar

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia turut menghadiri Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia di Istana Merdeka pada hari ini, Minggu (17/8/2025).

    Bahlil pun berpesan bahwa masyarakat perlu menjaga keutuhan NKRI, serta memaknai kemerdekaan tidak hanya sebagai bentuk melepaskan diri dari penjajahan, tetapi bagaimana mengisi kemerdekaan tersebut.

    Tak ketinggalan, Bahlil juga mengingatkan bahwa sumber daya alam Indonesia perlu dikelola secara merata, tidak hanya dikelola oleh segelintir pengusaha besar.

    “Tujuan daripada kemerdekaan itu adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks ESDM, sumber daya alam kita harus dikelola sebaik-baiknya, untuk seluruh rakyat Indonesia, jangan hanya pengusaha besar, tetapi pengusaha kecil juga,” ujar Bahlil kepada wartawan, Minggu (17/8/2025).

    Adapun, hal itu sesuai amanat yang tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, yang berbunyi: “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.

    Di lain sisi, ada beberapa nama-nama besar konglomerat di Tanah Air yang memegang peranan penting dalam pengelolaan sumber daya alam di Tanah Air.

    Beberapa di antaranya yakni Grup Salim dan Bakrie mengelola bisnis emas melalui PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS), Low Tuck Kwong pendiri Bayan Resources sebagai salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di Indonesia, hingga Prajogo Pangestu melalui Barito Grup yang mengelola bisnis Petrokimia.

    Selain itu, Bahlil juga menekankan pentingnya pemerataan listrik ke berbagai wilayah di Indonesia, tak hanya terpusat di kota-kota besar.

    “Listrik jangan hanya di kota, tapi di desa-desa juga. Sumber daya alam kita harus kita kelola sebaik-baiknya, untuk kesejahteraan rakyat, bangsa dan negara,” pungkasnya.

    Adapun, beberapa Menteri Kabinet Merah Putih lainnya juga turut hadir dalam Upacara Kenegaraan HUT ke-80 RI, di antaranya yakni Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menko Pangan Zulkifli Hasan, Menteri UMKM Maman Abdurrahman, hingga Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM sekaligus CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani.

  • Analisis Ekonom Soal IHSG Sempat Tembus 8.000 Jelang Pidato RAPBN 2026 Prabowo

    Analisis Ekonom Soal IHSG Sempat Tembus 8.000 Jelang Pidato RAPBN 2026 Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menembus level 8.000 saat Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan dalam sidang tahunan DPR/MPR, Jumat (15/8/2025). Namun, kenaikan itu tidak bertahan lama dan IHSG ditutup melemah.

    Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah ke level 7.898,37 atau terkoreksi 0,41% pada perdagangan hari ini. Sepanjang hari, IHSG sempat menyentuh level all time high, dengan diperdagangkan di level 7.898,37–8.017,17. 

    Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai lonjakan tersebut dipicu sentimen sesaat. Dia juga mengatakan bahwa pergerakan sentimen di pasar bergerak dengan cepat. 

    “Sebelumnya kan sebenarnya sentimen-sentimen positif kan sudah dibangun. Saya pikir target 8 ribu itu kita sering melihat di beberapa postingan,” jelas Yusuf kepada Bisnis, Jumat (15/8/2025).

    Meski demikian, menurutnya, pasar pada akhirnya akan menilai realitas berdasarkan kondisi fundamental, konfigurasi pendapatan dan belanja negara. “Jadi market itu kan nggak bisa dibohongin. Artinya dia bisa akan terkoreksi sendiri,” jelas Yusuf. 

    Adapun, diberitakan sebelumnya, sebanyak 244 saham ditutup menguat, 451 saham melemah, dan 261 saham stagnan.

    Dari jajaran big caps, pelemahan dipimpin oleh saham Prajogo Pangestu, PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang terkoreksi 5,15% ke level Rp8.750 per lembar saham. 

    Sebaliknya, penguatan kinerja saham dipimpin oleh PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang naik 6,91% ke Rp359.900 per lembar.

  • Beda Nasib Emiten Prajogo Pangestu, Laba BRPT-TPIA Ngebut tapi CUAN Amblas

    Beda Nasib Emiten Prajogo Pangestu, Laba BRPT-TPIA Ngebut tapi CUAN Amblas

    Jakarta

    Konglomerat Prajogo Pangestu tercatat memiliki sejumlah perusahaan terbuka yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga awal Agustus ini, tercatat tiga emiten milik Prajogo Pangestu yang telah melaporkan laporan keuangannya hingga semester I-2025.

    Ketiga emiten Prajogo Pangestu ini adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA). Namun, ketiga emiten taipan tersebut memiliki nasib yang berbeda sepanjang semester I-2025.

    PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN)

    Dikutip dari laporan keuangan Petrindo dari laman keterbukaan informasi, perseroan membukukan penurunan laba bersih yang signifikan hingga paruh pertama 2025. CUAN membukukan penurunan laba bersih hingga 93,42% menjadi US$ 1,94 juta atau sekitar Rp 31,97 miliar (asumsi kurs Rp 16.490), dari US$ 29,57 juta atau Rp 487,52 miliar di semester I-2024.

    Namun begitu, CUAN membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 49,2% menjadi US$ 462,11 juta atau sekitar Rp 7,61 triliun pada semester I-2025. Adapun pada periode yang sama tahun sebelumnya, CUAN membukukan pendapatan sebesar US$ 309,69 juta atau sekitar Rp 5,10 triliun. Pertumbuhan laba CUAN ditopang oleh penjualan batu bara US$ 108,05 juta untuk waktu tertentu, yang tercatat menurun dari US$ 116,20 juta.

    Sementara untuk sepanjang waktu, pendapatan CUAN ditopang oleh konstruksi dan rekayasa US$ 159,33 juta, yang tumbuh dari US$ 92,01 juta di semester I-2024. Kemudian untuk penambangan, menyumbang pada pendapatan sebesar US$ 158,55 juta dari US$ 87,42 juta. Sementara sektor jasa, menyumbang US$ 34,81 juta dan usaha lainnya sebesar US$ 1,35 juta.

    Namun begitu, CUAN membukukan laba bruto sebesar US$ 47,93 juta, atau susut dari US$ 66,44 juta di semester I-2024. Penyusutan ini terjadi akibat membengkaknya beban pokok pendapatan CUAN yang tercatat sebesar US$ 414,18 juta dari US$ 243,24 juta di semester I-2024.

    PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN)

    Foto: Chandra Asri

    Emiten Prajogo Pangestu yang bergerak di sektor energi bersih, PT. Barito Renewable Energy Tbk (BREN) membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,9%, yakni menjadi US$ 65,46 juta atau sekitar Rp 1,07 triliun di semester I 2025. Adapun pada periode yang sama di tahun sebelumnya, laba bersih BREN tercatat sebesar US$ 57,95 juta atau sekitar Rp 955,53 miliar.

    Dari sisi pendapatan hingga Juni 2025, BREN membukukan sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,94 triliun, naik 3,4% dari pendapatan sebelumnya yakni US$ 290 juta. Namun jika dirinci, BREN juga memiliki beban usaha yang tersebar di sejumlah titik.

    Beban depresiasi dan amortisasi sebesar US$ 47,72 juta, kemudian beban kompensasi dan tunjangan karyawan sebesar US$ 21,63 juta, beban konsultan dan teknisi US$ 7,25 juta, tunjangan produksi kepada PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) US$ 9,15 juta, beban keuangan US$ 58,79 juta, dan kerugian kurs mata uang asing bersih US$ 397 ribu.

    PT Barito Pacific Tbk (BRPT)

    Induk usaha BREN, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) membukukan laba sebesar US$ 1,72 miliar atau sekitar Rp 28,36 triliun sepanjang semester I 2025. Angka tersebut tumbuh 3,348% yoy dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni sebesar US$ 50 juta. Kemudian untuk pendapatan konsolidasian sebesar US$ 3,22 miliar atau sekitar Rp 53,09 triliun.

    Secara rinci, pendapatan Barito Pacific terdiri dari petrokimia US$ 2,92 miliar atau tumbuh 237,9%, energi US$ 300 juta atau tumbuh 3,4%. Namun begitu, BRPT mencatat beban pokok pendapatan sebesar US$ 3,09 miliar atau naik 238,6%. Dengan laba kotor US$ 134 juta.

    Peningkatan signifikan dalam laba terutama didorong oleh keberhasilan akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (ACE) pada April 2025, yang menghasilkan pencatatan bargain purchase accounting. Pencapaian ini semakin diperkuat oleh peningkatan kontribusi dari Barito Renewables.

    PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA)

    Terakhir, Chandra Asri Group, dengan induk usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) membukukan laba sebesar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 25,39 triliun sepanjang semester I 2025. Capaian itu tumbuh 3.565% dari periode yang sama di tahun 2024, sebesar US$ 46,6 juta.

    Sementara itu, TPIA mencatat pendapatan bersih sebesar US$ 2,92 miliar atau sekitar Rp 48,16 triliun sepanjang semester I 2025. Pendapatan tersebut ditopang oleh kilang sebesar US$ 1,07 miliar, kimia US$ 1,79 miliar dan infrastruktur US$ 62,9 juta. Secara total, pendapatan TPIA tercatat naik hingga 237,7%.

    “Kontributor utama pencapaian ini adalah pencatatan keuntungan dari pembelian dengan harga rendah (bargain purchase accounting) atau negative goodwill yang berasal dari akuisisi tersebut. Hal ini mencerminkan nilai tambah yang luar biasa dari aksi korporasi kami baru-baru ini, yang tidak hanya mendorong kinerja kami namun juga memperkuat struktur neraca keuangan,” tulis Chief Financial Officer dan Direktur Perseroan, Andre Khor, dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (1/8/2025).

    Simak juga Video: Elon Musk Diprediksi Jadi Triliuner Pertama, Prajogo Pangestu Keempat

    Halaman 2 dari 2

    (ara/ara)

  • IHSG Berpotensi Tembus 7.800, Sektor Sensitif Jadi Incaran

    IHSG Berpotensi Tembus 7.800, Sektor Sensitif Jadi Incaran

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) dinilai masih memiliki peluang menguat hingga akhir 2025. Proyeksi ini didorong oleh kombinasi faktor makroekonomi global dan domestik, seperti pelonggaran moneter, stabilitas ekonomi Indonesia, serta normalisasi perdagangan global.

    VP Head of Marketing Strategy & Planning PT Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi Kasmarandana mengatakan, prospek pasar saham Indonesia di paruh kedua 2025 cenderung positif. Faktor utama yang mendukung penguatan IHSG antara lain ekspektasi pemangkasan suku bunga lanjutan, stabilitas ekonomi makro global, dan pemulihan indikator domestik.

    “Bank Indonesia diperkirakan masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga sebesar 25-50 basis poin, seiring stabilnya inflasi dan prospek penurunan suku bunga The Fed di Oktober dan Desember 2025,” kata Audi, Kamis (24/7/2025).

    Kebijakan tersebut mendorong peralihan portofolio investor, termasuk dana asing, ke instrumen berisiko seperti saham. Ia menambahkan, pemulihan ekonomi di AS dan China, serta meredanya ketegangan geopolitik dan perang tarif, turut memperkuat sentimen.

    Audi menyebut, sektor yang sensitif terhadap dinamika makro seperti keuangan, properti, konsumsi siklikal, telekomunikasi, dan manufaktur menjadi incaran. Valuasi saham sektor ini dianggap menarik jika pemulihan ekonomi berlanjut. Kiwoom Sekuritas merekomendasikan saham BBRI, BRIS, TLKM, CTRA, dan MAPI dengan target harga yang telah disesuaikan.

    Sementara itu, Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menaikkan target IHSG menjadi 7.656 dari sebelumnya 7.546. Menurutnya, tren teknikal yang positif dan penurunan suku bunga memberikan dorongan kuat.

    “Bank Indonesia telah lebih dulu menurunkan suku bunga. Jika The Fed memangkas suku bunga dua kali lagi pada Oktober dan Desember, ruang untuk penurunan lanjutan oleh BI terbuka lebar. Ini bisa menambah daya dorong bagi IHSG,” jelas Nafan.

    Ia menjelaskan bahwa stabilnya inflasi dan tingkat bunga riil yang tinggi mendukung proyeksi ini. Biaya pinjaman lebih rendah akan jadi katalis utama bagi sektor yang sensitif terhadap suku bunga, terutama teknologi, yang erat kaitannya dengan konsumsi domestik.

    Selain itu, lonjakan nilai transaksi digital seperti GTV dan GMV memperkuat prospek pendapatan sektor teknologi. Dari sisi musiman, IHSG cenderung menguat pada bulan Agustus, Oktober, November, dan Desember, meski September biasanya mencatatkan pelemahan.

    Katalis lainnya mencakup meredanya tensi perdagangan antara AS-Tiongkok dan AS-Jepang, hasil keuangan kuartal II yang solid, serta pertumbuhan ekonomi kuartalan yang stabil.

    “Dengan kombinasi faktor tersebut, target IHSG di level 7.656 cukup rasional dalam jangka pendek hingga menengah. Jika aliran dana asing kembali masuk, level 7.700 bahkan 7.800 berpotensi tercapai,” ujarnya.

    Nafan merekomendasikan saham BBCA, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI, serta emiten Grup Prajogo Pangestu seperti BREN. Saham BRIS, BRMS, GJTL, ICBP, dan PGAS juga masuk dalam daftar pilihannya.

    Namun, Phintraco Sekuritas mengingatkan bahwa meski tren menengah dan panjang masih positif, dalam jangka pendek IHSG berisiko koreksi teknikal karena berada di area overbought. Untuk perdagangan Jumat (25/7/2025), indeks diperkirakan bergerak di kisaran 7.480-7.590.

    Meski optimisme tetap tinggi, pelaku pasar diimbau mencermati dinamika global. Ketegangan China–Uni Eropa meningkat menjelang KTT UE–China ke-25, dengan kekhawatiran seputar ketidakseimbangan perdagangan.

    Delegasi AS juga dijadwalkan bertemu dengan pejabat China di Stockholm pada 28–29 Juli untuk membahas isu perdagangan dan strategis, termasuk pembelian minyak dari Iran dan Rusia.

    Dari dalam negeri, sentimen politik Amerika menguat seusai pengumuman kunjungan Presiden AS ke The Fed, sebuah langkah yang langka dalam dua dekade terakhir dan bisa memberi tekanan tambahan kepada Ketua The Fed Jerome Powell.