Tag: Perry Warjiyo

  • Wanti-wanti Trump Effect, Gubernur BI Ingatkan Ekspor ke AS hingga Defisit Fiskal

    Wanti-wanti Trump Effect, Gubernur BI Ingatkan Ekspor ke AS hingga Defisit Fiskal

    Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mewanti-wanti soal kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap ekonomi global, khususnya berkaitan dengan penaikan tarif impor barang-barang ke negeri Paman Sam. 

    Perry menyoroti bahwa Trump dengan motto-nya ‘America First’ bakal mengutamakan perekonomian AS agar bisa tumbuh tinggi. Pria yang sebelumnya menjabat presiden AS pada 2017—2021 itu dinilai Perry bukan tipe pemimpin dunia yang memerdulikan soal multilateralisme. 

    “Oleh karena itu, yang disasar sekarang adalah negara-negara yang memiliki surplus terbesar perdagangan dengan Amerika. China, Kanada dan Meksiko, Eropa, serta Vietnam,” ujarnya pada acara Seminar Kafegama UGM dengan tema ‘Memacu Pertumbuhan Menuju Indonesia Maju’, Jakarta, Sabtu (14/12/2024). 

    Seperti diketahui, Trump sudah secara terang-terangan mengumumkan rencana pengenaan tarif impor dari negara-negara tersebut. Salah satunya adalah China sebesar 25% yang rencananya efektid berlaku pada paruh kedua 2025.

    Perry turut menyoroti kebijakan Trump yang cenderung memprioritaskan domestik seperti kebijakan imigrasi yang ketat. 

    Menurut Perry, Indonesia perlu mempelajari bagaimana kinerja ekspor dan impor Indonesia dengan AS. Hal itu kendati surplus perdagangan Indonesia dengan AS tidak sebesar negara-negara mitra perdagangan Indonesia yang lain.

    “But we have to understand how we deal with America bukan melalui WTO, bukan melalui CEPA, bukan melalui lain-lain, deal directly,” ujar Perry. 

    Selain itu, Perry menyinggung perlunya disiplin fiskal dalam menghadapi ekonomi global ke depannya karena kebijakan Trump. Dia mengingatkan bahwa kapasitas ekonomi AS memungkinkan negara G7 itu untuk menerbitkan lebih banyak surat utang. Itu tentu berbeda dengan Indonesia. 

    “Amerika bisa negara besar, mengelaurkan surat utang banyak, bisa. Kalau kita terlalu banyak menerbitkan utang, jebol kita. Tapi masalahnya dengan defisit fiskal yang terlalu besar di Amerika, suku bunga Amerika untuk surat utang pemerintah sangat tinggi. Oleh karena itu,  seluruh dunia memindahkan portofolio investasinya ke Amerika, atau capital reversal,” paparnya. 

  • Dolar AS Makin Ganas, Gubernur BI Ungkap Biang Keroknya!

    Dolar AS Makin Ganas, Gubernur BI Ungkap Biang Keroknya!

    Jakarta

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut mata uang seluruh dunia mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika Serikat. Meski begitu, Perry menyebut kinerja rupiah masih lebih baik dibanding mata uang negara lain.

    Pernyataan ini disampaikan Perry di tengah kondisi rupiah yang mendekati Rp 16.000/US$ 1. Dikutip dari RTI, mata uang Paman Sam terus menguat dan berada di level Rp 15.990.

    “Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tapi depresiasi rupiah Termasuk yang kecil,”katanya dalam seminar nasional KAFEGAMA di Menara BTN, Jakarta Pusat, Sabtu (14/12/2024).

    Menurutnya, tren positif dolar AS terjadi setelah kemenangan Donald Trump di Pilpres AS. Perry menjelaskan, AS mengeluarkan surat utang negara yang cukup besar dan meningkatkan defisit fiskalnya menjadi 7,7%. Hal itu menyebabkan banyak investor memindahkan portofolionya ke pasar Amerika serikat. Kondisi ini, sebutPerry, dikenal dengan istilah capital reversal.

    “Amerika utang pemerintah sangat tinggi, oleh karena itu seluruh dunia makanya memindahkan portofolio investasinya Ke Amerika, ini bahasa Inggrisnya capital reversal, itu yang sedang terjadi,” ujarnya.

    Dengan utang yang tinggi dan suku bunga tinggi hal ini berdampak pada penguatan dolar AS. Indeks dolar juga mengalami penguatan dari sebelumnya 101 menjadi 107 setelah Trump menang.

    “Karena utangnya sangat besar dan juga suku bunga yang sangat tinggi, makanya dolarnya sekarang sedang super strong. Dolar yang sebelum Trump terpilih Itu adalah mata uang dollar dibandingkan negara-negara maju 101 sekarang 107,” imbuhnya.

    “Jadi menguat hanya lebih 1,5 bulan sekitar hampir 7-6%. Semua negara itu kena, itulah angin yang sedang kita hadapi di era baru ini dan akan berlangsung dalam 5 tahun kepemimpinan Trump dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi,” tutupnya.

    (ily/fdl)

  • Pemkab Langkat raih penghargaan kabupaten pengendali inflasi terbaik

    Pemkab Langkat raih penghargaan kabupaten pengendali inflasi terbaik

    Sumber foto: M Salim/elshinta.com.

    Pemkab Langkat raih penghargaan kabupaten pengendali inflasi terbaik
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 06 Desember 2024 – 16:58 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kabupaten Langkat meraih penghargaan sebagai pemerintah kabupaten/kota dengan implementasi sinergi program pengendalian inflasi pangan terbaik dalam rangka gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP). Penghargaan ini diberikan oleh Bank Indonesia (BI) pada pertemuan tahunan BI 2024, yang berlangsung di salah satu hotel di Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat malam (29/11)

    Pj Bupati Langkat, M. Faisal Hasrimy hadir menerima penghargaan tersebut. Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada seluruh pihak, khususnya jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Langkat, yang telah bekerja keras menjaga stabilitas inflasi, yang dimotori oleh Kabag Perekonomian Setdakab Langkat Indri Nugraheni.

    “Penghargaan ini adalah hasil dari kolaborasi dan keseriusan kita semua. Saya sangat mengapresiasi kinerja teman-teman OPD yang telah bekerja dengan baik sehingga inflasi di Langkat dapat terkendali. Ini adalah bukti nyata bahwa kolaborasi menghasilkan output yang luar biasa,” ungkap Faisal seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, M Salim, Jumat (6/12).

    Pertemuan tahunan ini mengusung tema ‘Sinergi memperkuat stabilitas dan transformasi ekonomi nasional’. Selain dihadiri oleh para pemangku kebijakan, acara ini juga diikuti secara virtual dari Graha Bhasvara Icchana, Jakarta. Presiden Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo turut hadir memberikan arahan.

    Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya sinergi dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional. “Kita berada dalam kondisi ekonomi yang sangat kuat. Sinergi dan kesadaran akan pentingnya stabilitas menjadi kunci transformasi bangsa. Kita patut bersyukur atas kondisi ini,” ujar Presiden.

    Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengingatkan bahwa tantangan inflasi global masih akan berlanjut di masa depan. “Penurunan inflasi dunia akan melambat dan bahkan berisiko naik pada 2026 karena berbagai gangguan global,” katanya.

    Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumut, Iman Gunadi, turut memberikan apresiasi atas upaya pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas inflasi di tingkat lokal. “Sinergi seluruh pihak sangat penting untuk menjaga sistem keuangan dan ketahanan ekonomi daerah,” ujarnya.

    Penghargaan ini menjadi bukti nyata keberhasilan Kabupaten Langkat dalam mendukung program nasional dan menjaga stabilitas ekonomi lokal. Pj Bupati Faisal Hasrimy berharap pencapaian ini dapat menjadi motivasi bagi semua pihak untuk terus berinovasi dan bersinergi demi kesejahteraan masyarakat.

    Sumber : Radio Elshinta

  • BI Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,6% Tahun Depan

    BI Prediksi Ekonomi Tumbuh 5,6% Tahun Depan

    Jakarta

    Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) yang berlangsung Jumat (29/11) menjadi salah satu bentuk apresiasi dalam hal stabilitas mata uang yang jadi wujud suatu kedaulatan suatu negara. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan optimisme BI bahwa perekonomian Tanah Air ke depannya akan semakin baik, dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan global yang meningkat.

    Mengutip keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024), BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat pada kisaran 4,8-5,6%, dan akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026 didukung oleh konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik.

    Inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1% pada 2025 dan 2026 didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

    Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat. Ke depan, lima tantangan global perlu terus dicermati dan diantisipasi yakni perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global, penurunan inflasi dunia yang lambat, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi, kuatnya mata uang dolar AS, serta pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.

    Sinergi kebijakan perlu terus diperkuat untuk menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks ke depan, dan mempercepat transformasi ekonomi nasional agar perekonomian tumbuh lebih kuat.

    Dalam kaitan itu, sinergi bauran kebijakan meliputi lima area penting, yakni stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan; pertumbuhan domestik melalui peningkatan konsumsi dan investasi; peningkatan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional; pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian; serta digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.

    Untuk mewujudkan pasar uang dan pasar valas (PUVA) yang modern dan maju serta mendukung pembiayaan ekonomi nasional, dalam PTBI 2024 Bank Indonesia juga meluncurkan Blueprint Pendalaman Pasar Uang dan Pasar Valas (BPPU) 2025-2030.

    Bauran kebijakan BI pada 2025 akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, dalam sinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional.

    (ara/ara)

  • Bos BI Siapkan 5 Kunci Hadapi Ketidakpastian Global, Apa Saja?

    Bos BI Siapkan 5 Kunci Hadapi Ketidakpastian Global, Apa Saja?

    Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo terus mewaspadai dan mengantisipasi transmisi dari risiko gejolak ekonomi dan geopolitik global yang tengah berlangsung.

    Perry menyampaikan bahwa sinergi menjadi satu kunci utama agar ekonomi Indonesia dapat berdaya tahan, seperti halnya langkah yang dilakukan bersama pemerintah kala pandemi Covid-19. Untuk itu, Perry menyiapkan lima langkah yang menjadi kunci untuk memperkuat stabilitas ekonomi nasional.

    “Pertama, sinergi memperkuat stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan,” ujarnya dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jumat (29/11/2024).

    Langkah kedua, sinergi dengan mendorong permintaan domestik khususnya konsumsi dan investasi. Ketiga, sinergi meningkatkan produktivitas dan kapasitas ekonomi nasional.

    Keempat, sinergi pendalaman keuangan untuk pembiayaan perekonomian. Terakhir, sinergi digitalisasi sistem pembayaran dan ekonomi keuangan digital nasional.

    Pasalnya, sinergi dipercaya menjadi kunci utama di tengah kewaspadaan akan perlambatan ekonomi global pada 2025 dan 2026 akibat kondisi ekonomi dunia yang terus bergejolak dan akan adanya rambatan sebagai efek dari terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS.

    Trump membawa kebijakan dengan mementingkan negaranya terlebih dahulu atau American First, sehingga membawa perubahan terhadap geopolitik dan ekonomi dunia. Mulai dari tarif tinggi, perang dagang, geopolitik, disrupsi dagang, fragementasi ekonomi dan keuangan.

    Perry menegaskan bahwa stabilitas sangatlah penting bagi negara manapun dalam mendorong ekonomi tumbuh tinggi—seperti harapan Presiden Prabowo Subianto agar pertumbuhan ekonomi mencapai 8%. Kredibilitas Indonesia diakui secara internasional sebagai negara dengan disiplin tinggi 

    “Itulah kunci ketahanan menghadapi gejolak global. Sinergi fiskal dan moneter yang sangat erat perlu semakin kita perkuat ke depan dalam pengendalian inflasi, defisit fiskal, stabilisasi rupiah,” tutur Perry.

    Termasuk sinergi dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan juga operasi moneter Bank Indonesia serta efektivitas penerapan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA).

    Selain itu, sinergi pemerintah dan bank sentral dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam pengawasan dan resolusi permasalahan lembaga keuangan, pendalaman pasar keuangan, literasi keuangan, dan perlindungan konsumen. 

  • BI Tahan Suku Bunga Acuan untuk Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

    BI Tahan Suku Bunga Acuan untuk Jaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) menyebut masih mempertahankan suku bunga acuan di angka 6 persen. Hal ini karena BI masih harus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

    “BI rate untuk sementara ini dipertahankan karena gejolak global mengharuskan kami fokus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Kami terus mencermati penurunan BI rate lagi dengan terkendalinya inflasi dalam sasaran pada 2025-2026 dan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Grha Bhasvara Icchana, kompleks kantor pusat BI pada Jumat (29/11/2024).

    Saat ini, BI rate sebesar 6,00%, suku bunga deposit facility sebesar 5,25%, dan suku bunga lending facility sebesar 6,75%. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate ( Jisdor)  nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.856 per dolar AS pada Jumat (29/11/2024).

    Perry menuturkan, kebijakan suku bunga acuan BI harus disesuaikan dengan kondisi perekonomian dalam dan luar negara. Dari sisi nilai tukar rupiah, BI akan fokus menjaga stabilitas mata uang Indonesia melalui intervensi di pasar valas, baik melalui transaksi spot, domestic non-deliverable forward (DNDF), serta pembelian/penjualan surat berharga negara (SBN) di pasar sekunder.

    “BI juga menjalankan operasi moneter pro-market untuk efektivitas transmisi kebijakan, aliran masuk portofolio asing, dan pendalaman pasar uang,” tutur Perry.

    Perry mengatakan, bank sentral konsisten menjaga kecukupan cadangan devisa. Pengelolaan lalu lintas devisa dilakukan sesuai kaidah internasional.  

    BI juga akan memperluas instrumen penempatan valuta asing devisa hasil ekspor sumber daya alam, yang diperluas sehingga menarik bagi para eksportir. BI turut menempuh kebijakan makroprudensial secara longgar untuk mendorong pertumbuhan kredit pada 2025.

    “Kebijakan insentif likuiditas makroprudensial akan kami arahkan ke sektor sektor prioritas penciptaan lapangan kerja,” terang dia.

    Bahkan, BI ke depannya BI tidak menutup peluang untuk menurunkan suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

  • Waswas Kebijakan Trump, RI Mau Dorong Lagi Fasilitas Pembebasan Tarif GSP

    Waswas Kebijakan Trump, RI Mau Dorong Lagi Fasilitas Pembebasan Tarif GSP

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia tengah mengantisipasi kebijakan tarif impor tinggi yang rencananya diterapkan oleh Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Salah satunya berkaitan dengan fasilitas generalized system of preferences (GSP).

    Sebagai informasi, GSP adalah fasilitas perdagangan berupa pembebasan tarif bea masuk yang diberikan secara unilateral oleh pemerintah AS kepada negara-negara berkembang di dunia.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pemerintah RI tetap mengantisipasi rencana tarif tinggi impor AS kendati saat ini perdagangan antara kedua negara juga sudah diberlakukan tarif.

    Airlangga menyebut Indonesia sebelumnya sudah pernah berunding dengan AS terkait dengan fasilitas pembebasan tarif bea masuk impor itu ketika periode pertama pemerintahan Trump.

    “Mungkin kita sih akan dorong [pengajuan GSP] karena kita statusnya sebagai country strategic partner, dan saat sekarang kita sudah menandatangani Four Pillars of Indo-Pacific Economic Framework [IPEF],” jelas Airlangga saat ditemui usai Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jakarta, Jumat (29/11/2024).

    Airlangga menilai positioning Indonesia kini sudah lebih baik apabila ingin berunding soal pembebasan tarif dimaksud, apalagi kini RI tengah berproses untuk aksesi keanggotaan OECD.

    Namun, apabila tidak berhasil, maka Indonesia masih memiliki alternatif yakni investasi dari China. Seperti diketahui, China juga merupakan mitra dagang terbesar Indonesia serta salah satu negara dengan penanaman modal asing (PMA) terbesar di Tanah Air.

    Menurut Airlangga, bagaimanapun negara-negara mitra perdagangan Indonesia membutuhkan mineral kritis dari Indonesia dalam rantai pasoknya.

    “Jadi tinggal kita bagaimana me-manage itu. Kemarin kita ke Amerika juga dibahas bagaimana marketing dari critical mineral, yang akan dikerjasamakan dengan berbagai negara,” papar Politisi Partai Golkar itu.

    Adapun rencana kebijakan Trump itu turut diwaspadai juga oleh Bank Indonesia (BI). Gubernur BI Perry Warjiyo melihat dari kebijakan ekonomi maupun politik yang akan berbeda dari petahana Joe Biden, Trump akan mengutamakan ekonomi negaranya atau inward looking.

    “Artinya apa? Kepada negara mitra akan menerapkan tarif perdagangan yang tinggi. Terutama kepada negara yang mengalami surplus besar terhadap AS, yakni China, Eropa, Meksiko, dan Vietnam,” ujarnya dalam konferensi pers pekan lalu.

  • Ada Tantangan Global, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2025 Mentok 5,6 Persen

    Ada Tantangan Global, BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2025 Mentok 5,6 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 akan berada dalam kisaran 4,8% hingga 5,6%, sedangkan untuk 2026 diperkirakan akan mencapai 4,9% hingga 5,7%. Konsumsi diperkirakan akan terus menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun ekonomi global menghadapi tantangan.

    Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada Jumat (29/11/2024), bahwa ekspor Indonesia masih cukup stabil meskipun terjadi gejolak dan perlambatan ekonomi global.

    “Ekspor Indonesia tetap cukup baik meski di tengah perlambatan ekonomi dunia,” ujar Perry.

    Dalam menghadapi tekanan ekonomi global, Indonesia perlu terus optimis dalam mendorong perekonomian domestik. Perry menegaskan stabilitas merupakan kunci penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tinggi.

    Kredibilitas Indonesia yang diakui secara internasional sebagai negara disiplin tinggi, menjadi salah satu faktor ketahanan dalam menghadapi gejolak ekonomi global.

    Perry juga menekankan pentingnya keselarasan antara kebijakan fiskal dan moneter dalam pengendalian inflasi, defisit fiskal, stabilisasi rupiah, serta pengelolaan surat berharga negara (SBN) dan operasi moneter oleh BI.

    Konsumsi memiliki peran vital dalam pertumbuhan ekonomi, terutama dari sisi permintaan. Perry menegaskan pentingnya perlindungan sosial dan penciptaan lapangan kerja untuk menjaga agar konsumsi tetap terjaga, terutama bagi masyarakat kelas bawah. Oleh karena itu, sektor padat karya harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan pemerintah.

    “Hilirisasi pangan adalah pencipta lapangan kerja besar yang dapat mendukung pengendalian inflasi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat,” kata Perry.

    Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Indonesia perlu melakukan transformasi ekonomi. Salah satu langkah utama adalah pengembangan tenaga kerja melalui optimalisasi pendidikan vokasi dan sertifikasi profesi, serta pemberian stimulus di sektor padat karya. Produktivitas juga harus ditingkatkan dengan pembangunan infrastruktur dan penguatan rantai pasok nasional serta global.

    Perry juga menekankan pentingnya penanaman modal asing (PMA) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025.

    “Jumlah modal perlu kita tingkatkan melalui perbaikan iklim investasi, akselerasi realisasi PMA, dan mendorong sektor padat modal,” ujar Perry.

  • 5 Ancaman Ekonomi Global pada 2025, Ada Kebijakan Trump hingga Ketidakpastian The Fed

    5 Ancaman Ekonomi Global pada 2025, Ada Kebijakan Trump hingga Ketidakpastian The Fed

    Jakarta, Beritasatu.com – Bank Indonesia (BI) menilai kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS) akan menciptakan tekanan baru bagi perekonomian dunia. Kebijakan ekonomi Trump, yang diprediksi akan mengedepankan American First, berpotensi membawa perubahan signifikan dalam lanskap geopolitik dan ekonomi global.

    Kebijakan American First yang akan diterapkan Trump diperkirakan akan meningkatkan tarif tinggi, bahkan memicu perang dagang, ketegangan geopolitik, gangguan rantai pasok, serta fragmentasi ekonomi dan keuangan global. Dampaknya, prospek ekonomi dunia diprediksi akan mengalami penurunan pada 2025 dan 2026.

    Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pada 2025, perekonomian dunia akan menghadapi lima tantangan utama.

    Pertumbuhan Melambat
    Slower and divergent growth atau pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat dan terpecah. Diharapkan, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan membaik, tetapi Tiongkok dan Eropa diperkirakan akan melambat. Sebaliknya, India dan Indonesia diprediksi masih akan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif.

    Tekanan Inflasi
    Reemergence of inflation pressure atau potensi kembalinya tekanan inflasi. Inflasi global yang diperkirakan akan menurun, justru berisiko meningkat pada 2026 akibat gangguan rantai pasok dan dampak perang dagang.

    Ketidakpastian Suku Bunga The Fed
    Ketidakpastian terkait suku bunga di bank sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan terus terjadi. Meskipun suku bunga The Fed diperkirakan menurun, yield US treasury diprediksi akan meningkat tajam menjadi 4,7% pada 2025 dan 5% pada 2026. Perry menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh membengkaknya defisit fiskal dan utang pemerintah AS.

    Penguatan Dolar AS 
    Penguatan mata uang dolar AS diperkirakan akan terus berlanjut, dengan indeks dolar Amerika menguat dari 101 menjadi 107. Kondisi ini bisa memengaruhi stabilitas nilai tukar, yang pada gilirannya menyebabkan depresiasi mata uang di berbagai negara, termasuk rupiah.

    “Semoga dolar Amerika tidak menguat lebih jauh,” ujar Perry.

    Perpindahan Modal Asing ke AS
    Investor asing cenderung akan lebih tertarik menanamkan modal di Amerika Serikat akibat suku bunga yang tinggi dan penguatan dolar. Hal ini menyebabkan aliran modal asing keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dan kembali ke AS.

    Perry menegaskan bahwa lima tantangan global tersebut akan berdampak negatif bagi berbagai negara, termasuk Indonesia. Dengan adanya ketidakpastian ini, Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menghadapi potensi gejolak yang bisa memengaruhi perekonomian dalam jangka pendek.

  • Arahan Prabowo di Pertemuan Tahunan BI: Sinergi dan Stabilitas Kunci Transformasi

    Arahan Prabowo di Pertemuan Tahunan BI: Sinergi dan Stabilitas Kunci Transformasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI), Jumat (29/11/2024). Dia menekankan bahwa sinergi dan stabilitas merupakan kunci dari transformasi perekonomian Indonesia.

    Prabowo berpesan bahwa sinergi, kolaborasi, kerja sama serta persatuan dan kerukunan menjadi rumus keberhasilan suatu bangsa. Tidak hanya elite politik, tetapi juga pengambil kebijakan ekonomi dan keuangan.

    “Saya kira kalau sudah temanya seperti ini tidak perlu saya banyak kasih pengarahan lagi, karena you are on the right track. Kalau Gubernur BI, kalau para pengendali perbankan Indonesia memiliki semangat seperti ini artinya semangat cinta Tanah Air,” ujarnya di Kantor BI, Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam.

    Prabowo lalu menuturkan Indonesia sudah memiliki hampir semua elemen yang diperlukan untuk menjadi negara maju seperti kekayaan sumber daya alam. Meski demikian, dia mengaku banyak yang belum memahami efek dan dampak kepemilikan kekayaan tersebut.

    “Karena itu pelaku-pelaku perbankan terutama mereka-mereka yang bertanggung jawab atas kebijakan umum atas regulasi dari pihak pemerintah, dari pihak otoritas keuangan memainkan peran yang sangat penting, dan untuk itu saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Bank Indonesia, jajaran Bank Indonesia, jajaran otoritas keuangan dan semua pengambil keputusan, semua yang bertanggung jawab atas perumusan dan pengendalian ekonomi Indonesia,” pesannya.

    Di sisi lain, pria yang juga Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai bahwa Indonesia secara garis besar cukup tenang dan kondusif di tengah situasi penuh ketidakpastian dari global. Salah satu indikatornya yakni pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 yang dinilai olehnya berjalan dengan tenang dan damai.

    “Ini menandakan terjadi suatu kematangan, terjadi suatu proses pendewasaan dalam bermasyarakat, bernegara, berpolitik. Bahwa pergantian politik, pergantian kepala daerah itu menjadi hal yang biasa, bahwa kita bisa ganti pemimpin dengan damai melalui kotak suara,” kata Prabowo.

    Adapun dalam kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan bank sentral akan terus bekerja sama dan memperkuat sinergi dengan seluruh pihak. Termasuk Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), DPR dan lain-lain.

    “BI akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah, KSSK, DPR dan berbagai pihak,” kata Perry dalam sambutannya.