Tag: Paus Fransiskus

  • Ramai-ramai Sambut Paus Fransiskus ke Indonesia

    Ramai-ramai Sambut Paus Fransiskus ke Indonesia

    Jakarta

    Paus Fransiskus sedang melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 3-6 September 2024. Ramai netizen Tanah Air menyambutnya.

    Ini akan menjadi kunjungan bersejarah, sebagai paus ketiga yang datang ke Indonesia setelah Paus Paulus VI pada 3-4 Desember 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 8-12 Oktober 1989.

    Momen ini pun menarik banyak reaksi netizen Indonesia. Seperti dilihat detikINET, Selasa (3/9/2024) Paus Fransiskus menjadi trending topic di X/Twitter dengan 9.566 tweet.

    Netizen Indonesia menyambut kedatangan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia ini. Mulai dari pejabat, organisasi besar sampai masyarakat awam, menyampaikan suaranya. Inilah beberapa di antaranya:

    “Paus Fransiskus akan tiba di Tanah Air hari ini,mari kita sambut momen bersejarah ini dengan penuh sukacita,” kata Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia lewat akun resmi mereka @komsosKWI.

    “Semoga semuanya berjalan lancar. Tuhan memberkati. Salve 🙏,” kata @SalvanMag***.

    “Wah welcome Paus Fransiskus! Akhirnya mendarat jg di Indo ✨,” kata @ChEn_Ch***.

    “Welcome to Indonesia Bapa Paus Fransiskus,” sambut @_yoona***.

    “Selamat datang di Jakarta – Indonesia Bapa Suci Sri Paus Fransiskus. Semoga berkat kudusnya menumbuhkan semangat umat manusia untuk menuju perdamaian. Berkah Dalem. 🙏🏻,” sambut @dom***.

    Agenda Paus Fransiskus cukup padat selama berada di Indonesia. Rabu, 4 September 2024 besok, Paus akan bertemu Presiden Jokowi dilanjutkan pertemuan dengan perwakilan masyarakat. Lalu ada pertemuan di Kedubes Vatikan Jakarta dan di Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga.

    Pada Kamis, 5 September 2024 ada pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal. Sore harinya ada misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Pada Jumat, 6 September 2024, Paus akan meninggalkan Indonesia dan terbang ke Papua Nugini.

    (fay/fyk)

  • Ini Pesawat yang Ditumpangi Paus Fransiskus ke RI

    Ini Pesawat yang Ditumpangi Paus Fransiskus ke RI

    Jakarta

    Paus Fransiskus tiba di Indonesia setelah perjalanan yang cukup panjang dari Italia ke Jakarta. Paus kelahiran Argentina pada 87 tahun yang lalu itu diketahui menggunakan pesawat Airbus yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan asal Italia, ITA Airways, penerus dari maskapai Alitalia yang sudah bangkrut.

    Dari data di Flight Radar yang melacak penerbangan Paus, ia menggunakan pesawat komersial tipe A330-941 buatan Airbus, perusahaan pembuat pesawat terbesar di dunia yang berbasis di Eropa.

    A330-900 sendiri adalah jenis terbesar dalam keluarga A330neo buatan Airbus. Varian -900 ini bisa menjangkau jarak 13.330 kilometer dengan konfigurasi antara 260 sampai 300 penumpang dalam 3 kelas, lebih besar dari versi -800. Nama lain pesawat tipe ini adalah A339.

    A330-900 mengelar penerbangan perdananya pada 19 Oktober 2017 dan menerima sertifikat tipe EASA pada 26 September 2018. Ia pertama kali dikirim ke maskapai TAP Air Portugal pada 26 November 2018 dan mulai beroperasi pada 15 Desember di tahun tersebut.

    Pesawat ini dibekali dengan mesin Rolls-Royce Trent 7000 generasi terbaru yang ekslusif dibuat untuk pesawat ini. Terdapat berbagai peningkatan aerodinamis seperti perangkat winglet komposit baru yang memperpanjang rentang sayap hingga empat meter untuk menghasilkan daya angkat lebih besar dan mengurangi hambatan.

    Dirancang agar efisien di semua sektor, A330-900 mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi CO2 hingga 25% dibanding generasi sebelumnya, sehingga memberikan peluang pendapatan yang lebih besar bagi maskapai penerbangan yang menggunakannya.

    Airbus A330neo sendiri cukup laris sebagai pesawat penumpang bodi lebar. Sampai Juli 2024, sudah 139 unit pesawat ini dikirimkan, baik versi -900 maupun -800. Maskapai yang mengoperasikannya selain ITA Airways termasuk Delta Air Lines dan Kuwait Airways. Adapun jumlah pemesanan total sudah mencapai 239 unit.

    (fyk/fay)

  • Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Memantau Pesawat Paus Fransiskus ke Indonesia Pakai Flightradar24

    Jakarta

    Indonesia menyambut kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia. Kita bisa memantau pesawatnya lewat aplikasi Flightradar24.

    Paus Fransiskus akan melakukan perjalanan apostolik dan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, 3-6 September 2024. Agendanya sangat padat mulai dari bertemu Presiden Jokowi sampai dengan misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno.

    Paus terbang ke Indonesia menggunakan pesawat komersil ITA Airways. Kita bisa memantau perjalanan penerbangannya dengan aplikasi Flightradar24 seperti dicoba detikINET, Selasa (3/9/2024).

    Informasi perjalanan Paus terbuka untuk publik, sehingga kita bisa dengan mudah mencarinya. Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia ini terbang dengan ITA Airways dengan nomor penerbangan AZ4000.

    Jalur penerbangan Paus Fransiskus ke Jakarta (Foto: Screenshot/Flightradar24)

    Data dari Flightradar24 menyebutkan Sri Paus terbang dengan pesawat Airbus A330-941 atau disebut juga A339. Ini adalah varian terbaru dari seri A330.

    Paus Fransiskus terbang dari Bandara Roma Fiumicino, Roma, Italia pada Senin (2/9) pukul 17.32 waktu setempat. Dia dijadwalkan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pukul 11.06 WIB. Saat berita ini ditulis, pesawat sedang menuju posisi mendarat.

    Dalam data Flightradar24, Paus Fransiskus dan rombongannya terbang dari Roma melintasi Bulgaria, Turki, lalu ke Iran, Pakistan dan India. Pesawat lalu melintasi Samudra Hindia, menyusuri Selat Malaka dan ke arah Jakarta.

    Selamat datang Paus Fransiskus di Indonesia!

    (fay/fyk)

  • Kominfo Janji Internet Aman Saat Misa Agung Paus Fransiskus di GBK

    Kominfo Janji Internet Aman Saat Misa Agung Paus Fransiskus di GBK

    Jakarta

    Misa agung bersama Paus Fransiskus bakal digelar pada tanggal 5 September 2024. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) memastikan akan meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi dan internet.

    “Harus bagus. Semua hal yang membantu lancarnya acara Misa Agung 5 September 2024 di GBK itu kita bantu, kita support,” jelas Menkominfo Budi Arie Setiadi, dilansir detikINET dari keterangan resminya, Jumat (30/8/2024).

    Budi menyatakan bahwa hal ini perlu dilakukan, karena di GBK akan disambangi oleh sekitar 86 ribu umat Katolik. Oleh sebab itu ia akan meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi dan internet di kawasan itu.

    Untuk jadwal kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia berlangsung dari tanggal 3-6 September 2024. Diketahui bahwa Indonesia menjadi negara pertama yang akan dikunjungi Paus Fransiskus, dalam perjalanan apostoliknya selama 11 hari di kawasan Asia Pasifik.

    Jadwal dan lokasi misa akbar Paus Fransiskus:Hari, tanggal: Kamis, 5 September 2024Pukul: Mulai pukul 17.00 WIB – selesai (acara berlangsung selama 1,5 jam)Lokasi: Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Madya.

    Kedua stadion hanya berjarak sekitar 100 meter. Sekitar 60 ribu umat Katolik akan memadati SUGBK dan 26 ribu orang lainnya di Stadion Madya.

    Juru Bicara Panitia Kunjungan Paus Fransiskus, Romo Thomas Ulun Ismoyo, mengatakan bisa jadi ini adalah pertama kalinya dalam sebuah kunjungan apostolik Paus ke suatu negara, misa akbar digelar sekaligus di dua stadion besar.

    “Stadion Madya yang letaknya di sisi samping Stadion Utama Gelora Bung Karno akan diisi oleh komunitas pendidikan utamanya anak-anak sekolah. Jadi totalnya ada sekitar 86.000 orang mengikuti misa agung,” katanya.

    Tapi nantinya Paus Fransiskus juga akan datang ke Istana Negara dan bertemu Presiden Joko Widodo. Dirinya akan mengikuti sejumlah kegiatan termasuk Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Jakarta Convention Center (JCC).

    (hps/fay)

  • Mengusir-Menelantarkan Migran adalah Dosa Besar

    Mengusir-Menelantarkan Migran adalah Dosa Besar

    Vatican City

    Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, mengecam upaya mengusir para migran dan memblokir rute yang mereka tempuh sebagai “dosa besar”. Dia mengenang para migran yang kehilangan nyawa, termasuk mereka “ditelantarkan” di gurun.

    Paus Fransiskus secara rutin menyerukan lebih banyak empati terhadap orang-orang yang melarikan diri dari konflik, kemiskinan, bencana, atau persekusi, terutama mereka yang berusaha mencapai kawasan Eropa dari Afrika dengan menyeberangi Laut Mediterania.

    Dia mendedikasikan pidatonya saat audiensi mingguannya pada Rabu (28/8) waktu setempat untuk membahas masalah migran.

    Paus Fransiskus, dalam pidatonya seperti dilansir AFP, Rabu (28/8/2024), memperingatkan terhadap “undang-undang yang restriktif” dan “militerisasi perbatasan”, serta menyerukan rute migrasi yang aman.

    “Harus dikatakan dengan jelas: ada pihak yang bekerja secara sistematis dan dengan segala cara untuk mengusir para migran. Dan hal ini, jika dilakukan dengan kesadaran dan tanggung jawab, adalah dosa besar,” ucap Paus Fransiskus memberikan peringatan.

    Dia berulang kali menyebut Laut Mediterania, yang menurut penghitungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi lokasi hilangnya 3.000 migran sepanjang tahun lalu, telah menjadi “kuburan”.

    “Sangat disayangkan, sejumlah gurun juga menjadi kuburan para migran. Dan bahkan di sini pun tidak selalu ada pertanyaan tentang kematian yang ‘alami’. Tidak. Kadang-kadang, mereka dibawa ke gurun dan ditinggalkan,” kata Paus Fransiskus.

    “Pada era satelit dan drone, ada banyak migran laki-laki, perempuan dan anal-anak yang tidak boleh dilihat siapa pun. Hanya Tuhan yang melihat dan mendengar tangisan mereka,” sebutnya.

    Paus Fransiskus tidak menyebut secara spesifik negara mana saja yang dibahasnya, namun pernyataannya menyinggung soal laut dan gurun, juga soal samudra, danau dan sungai, serta hutan dan padang rumput yang menjadi “tempat pada migran berjalan sendirian”.

    “Saudara dan saudari, kita semua bisa sepakat pada satu hal: para migran tidak boleh berada di laut dan gurun yang mematikan,” katanya.

    “Tetapi hal ini tidak dilakukan melalui undang-undang yang lebih restriktif, tidak dilakukan dengan militerisasi perbatasan, tidak juga dilakukan dengan penolakan bahwa kita akan mendapatkan hasil ini,” ucap Paus Fransiskus.

    Lebih lanjut, dia menyerukan rute yang “aman dan legal” bagi para migran dan pencari suaka, serta upaya internasional yang lebih besar untuk memerangi perdagangan manusia.

    Pada Mei lalu, Uni Eropa mengakui pihaknya menghadapi “situasi sulit” setelah konsorsium jurnalisme melaporkan bahwa Tunisia, Maroko dan Mauritania “membuang” para migran ke gurun dengan menggunakan dana dari blok tersebut.

    Uni Eropa yang beranggotakan 27 negara telah mencapai kesepakatan dengan ketiga negara tersebut, dengan pendanaan eksplisit untuk meningkatkan penghentian migrasi tidak teratur ke Eropa.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Masjid Istiqlal Jadi Persinggahan Pertama Paus Fransiskus di Indonesia

    Jakarta

    Meski menderita ragam masalah kesehatan dan semakin bergantung pada kursi roda, jadwal Paus Fransiskus begitu padat selama kunjungannya ke empat negara: Indonesia, Timor Leste, Papua Nugini dan Singapura.

    Ia akan memulai perjalanannya di Jakarta pada tanggal 3 September. Tanggal 4 September ia dijadwalkan bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo.

    Keesokan harinya, Paus Fransiskus, yang dikenal karena sangat mempromosikan dialog agama, berkunjung ke Masjid Istiqlal dan akan bertemu dengan delegasi dari Islam, Buddha, Konghucu, Hindu, Katolik, dan Protestan.

    Masjid Istiqlal, yang berarti kemerdekaan dalam bahasa Arab, adalah yang terbesar di Asia Tenggara, dengan luas lebih dari 9 hektare. Namanya selalu mengingatkan akan perjuangan melawan penjajah Belanda yang memerintah selama hampir 350 tahun.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Susuri Terowongan Silaturahmi

    Di seberang masjid tersebut terdapat Gereja Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga bergaya neogotik Katolik Roma di Jakarta. Kedekatan kedua rumah ibadah tersebut merupakan simbol bagaimana agama dapat hidup berdampingan secara damai,

    Masjid dan katedral terhubung oleh jalan bawah tanah yang dikenal sebagai “Terowongan Silaturahmi,” sepanjang sekitar 28 meter dan dibentuk seperti gerakan jabat tangan untuk melambangkan toleransi beragama. Paus diperkirakan akan berjalan melalui terowongan tersebut.

    Umar mengakui bahwa “masyarakat yang semakin plural” seperti Indonesia dapat menghadapi lebih banyak tantangan, “tetapi kita perlu tahu bahwa kita hidup bersama di bawah Tuhan.”

    Dikutip dari Associated Press, meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan beragama, selama beberapa tahun terakhir persepsinya sebagai negara muslim moderat telah dirusak oleh intoleransi yang meluas, mulai dari tuduhan penistaan agama, hingga diskriminasi terhadap LGBTQ. Ada juga laporan tentang kekerasan terhadap minoritas agama, dan beberapa kelompok agama tidak dapat memperoleh izin pembangunan tempat ibadah.

    Cantika Syamsinur, seorang mahasiswa berusia 23 tahun yang baru saja selesai salat di Masjid Istiqlal dan sedang dalam perjalanan menuju katedral, mengatakan ke kantor berita AP, bahwa ia menyambut baik kunjungan Paus dan pertemuan lintas agama tersebut. “Ada banyak agama di Indonesia dan saya harap kita saling menghormati,” ujarnya.

    Penantian panjang

    Paus Fransiskus akan menjadi pemimpin Gereja Katolik ketiga yang mengunjungi Indonesia. Perjalanan tersebut awalnya direncanakan untuk tahun 2020 tetapi dibatalkan karena pandemi COVID-19. “Empat tahun penantian itu cukup lama,” kata Susyana Suwadie yang mengepalai Museum Katedral, seraya menambahkan bahwa ia diliputi perasaan emosional saat menunggu kunjungan Paus Fransiskus. “Momen bersejarah yang penting ini akhirnya terjadi.”

    Beberapa kalangan berharap pertemuan lintas agama Paus akan mendorong perubahan di tingkat akar rumput. Thomas Ulun Ismoyo, seorang imam Katolik yang juga juru bicara Komite Kunjungan Paus Fransiskus di Indonesia, mengatakan bahwa para pemimpin agama di Indonesia memegang peranan yang sangat penting karena massa mendengarkan mereka.

    Ia berharap kunjungan Paus “akan menghasilkan sesuatu yang baik” dan mengadvokasi dunia yang lebih baik, di mana kemanusiaan dan keadilan sosial dijunjung tinggi. Andi Zahra Alifia Masdar, seorang mahasiswa berusia 19 tahun di Jakarta, sependapat: “Kita bisa lebih menerima satu sama lain, lebih toleran, dan mampu hidup berdampingan, tidak selalu berselisih,” pungkasnya.

    ap/hp (AP, AFP)

    (ita/ita)

  • Paus Fransiskus Diagendakan Bertemu Jokowi di Istana dan Temui Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal

    Paus Fransiskus Diagendakan Bertemu Jokowi di Istana dan Temui Tokoh Lintas Agama di Masjid Istiqlal

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan akan berkunjung ke Ibu Kota Indonesia, Jakarta pada tanggal 3 hingga 6 September 2024.

    Rencananya Paus Fransiskus akan bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, bertemu dengan para rohaniwan di Gereja Katedral.

    Paus Fransiskus dijadwalkan mengadakan pertemuan dengan tokoh lintas agama di Masjid Istiqlal lalu me Misa Akbar di Stadium Gelora Bung Karno (GBK).

    Wakil Koordinator Media Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus, Romo Anthonius Gregorius A.Lalu Pr mengatakan, agenda maupun program selama perjalanan apostolik Paus dalam rentang kunjungan tersebut masih dipersiapkan dan menunggu diumumkan resmi oleh Vatikan, sehingga secara rinci belum diumumkan ke publik.

    “Keterlibatan umat baik dalam penyambutan maupun perayaan misa di stadium GBK hanya berlangsung di bawah koordinasi Keuskupan, Kevikepan dan Paroki setempat,” kata Romo Anthonius dalam keterangan tertulis, Rabu (26/6/2024).

    Dikatakannya petunjuk teknis mengenai keterlibatan umat, terutama dalam perayaan Ekaristi di Stadium GBK akan disampaikan pada waktunya hanya melalui jalur komunikasi resmi Panitia Kunjungan Bapa Suci Fransiskus yang dibentuk melalui Keputusan Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yaitu melalui website www.mirifica.net.

    Ditambahkannya, panitia kunjungan Bapa Suci Fransiskus juga menyatakan tidak memproduksi merchandise atau cinderamata resmi maupun bekerjasama dengan biro perjalanan apapun terkait kunjungan Paus Fransiskus.

    “Agenda, pengumuman maupun informasi yang beredar tidak dari jalur komunikasi resmi panitia diluar tanggungjawab kepanitiaan, diharapkan masyarakat utamanya umat katolik dapat cermat dan melakukan konfirmasi ke jalur komunikasi keuskupan masing-masing,” katanya.

  • Heboh Paus Fransiskus Pakai Istilah Menghina untuk LGBT

    Heboh Paus Fransiskus Pakai Istilah Menghina untuk LGBT

    Vatican City

    Paus Fransiskus dilaporkan menggunakan istilah yang sangat menghina untuk menyebut komunitas LGBT saat berbicara dalam pertemuan pribadi dengan para uskup. Sang pemimpin umat Katolik sedunia ini juga disebut menegaskan kembali posisinya bahwa kaum gay tidak boleh diizinkan menjadi pastor.

    Seperti dilansir media Sky News, Selasa (28/5/2024), laporan surat kabar terbesar di Italia La Repubblica dan Corriere della Sera menyebut Paus Fransiskus menyampaikan pernyataan dengan menggunakan kata-kata yang sangat ofensif untuk komunitas LGBT dalam pertemuan tertutup dengan para uskup.

    Kedua surat kabar Italia itu melaporkan bahwa Paus Fransiskus menggunakan istilah vulgar dalam bahasa Italia “frociaggine” yang merupakan sebutan kasar untuk homoseksualitas. Istilah vulgar tersebut digunakan Paus Fransiskus ketika menggambarkan sekolah tinggi pastoral sudah terlalu penuh dengan homoseksualitas.

    Disebutkan bahwa momen itu terjadi pada 20 Mei lalu, seperti pertama kali diberitakan oleh situs gosip politik Dagospia, ketika Konferensi Uskup Italia menggelar pertemuan pribadi dengan Paus Fransiskus.

    Sementara La Repubblica mendasarkan laporannya pada beberapa sumber yang tidak disebutkan secara spesifik, dan Corriere mengutip para uskup, yang enggan disebut namanya, yang menyatakan bahwa Paus Fransiskus yang berasal dari Argentina mungkin tidak menyadari istilah vulgar Italia itu bersifat sangat menghina.

    Vatikan belum mengomentari laporan tersebut.

    Laporan ini memicu kehebohan karena Paus Fransiskus yang kini berusia 87 tahun, menuai pujian dalam memimpin Gereja Katolik Roma mengambil pendekatan yang lebih ramah terhadap komunitas LGBT.

    Lihat juga Video: Gus Yahya soal Kunjungan Paus Fransiskus: Pererat Komunikasi NU-Vatikan

    Pada awal kepausannya tahun 2013 lalu, Paus Fransiskus pernah berkata: “Jika seseorang gay dan mencari Tuhan serta memiliki niat baik, siapakah saya berhak menghakimi?”

    Tahun lalu, Paus Fransiskus mengizinkan para pastor untuk memberkati pasangan sesama jenis. Hal itu langsung memicu reaksi keras dari kalangan konservatif.

    Namun tahun 2018 lalu, Paus Fransiskus mengatakan kepada para uskup di Italia untuk berhati-hati memeriksa calon pastor dan menolak siapa pun yang diduga seorang homoseksual.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Mesranya Hubungan Vatikan-Pemerintah Komunis Vietnam, Ada Apa?

    Mesranya Hubungan Vatikan-Pemerintah Komunis Vietnam, Ada Apa?

    Jakarta

    Awal bulan ini, Uskup Agung Paul Richard Gallagher, sekretaris Vatikan untuk hubungan dengan negara-negara dan organisasi internasional, menyelesaikan perjalanan kerja enam hari ke Vietnam untuk mengantisipasi rumor kunjungan Paus Fransiskus di akhir tahun.

    Gallagher, diplomat tertinggi kepausan, bertemu dengan perdana menteri dan menteri luar negeri Vietnam dan menyatakan “terima kasih” Vatikan atas kemajuan yang dicapai dalam meningkatkan hubungan antara kedua negara, termasuk keputusan Hanoi tahun lalu yang mengizinkan Vatikan mengirimkan duta besar pertamanya ke Vietnam dalam beberapa dekade.

    Sebuah kelompok kerja gabungan dibentuk pada 2009 untuk memperbaiki hubungan yang terputus pada tahun 1975, setelah Partai Komunis Vietnam merebut kekuasaan atas seluruh negeri setelah berakhirnya Perang Vietnam.

    Dialog mencapai puncaknya pada Juli lalu dengan kunjungan mantan presiden Vietnam, Vo Van Thuong ke Vatikan, yang juga bertemu dengan Paus Fransiskus. Pada bulan Desember, Vatikan menunjuk perwakilan tetapnya yang pertama di Vietnam dalam beberapa dekade terakhir.

    Hanoi juga mengundang Paus Fransiskus untuk mengunjungi Vietnam, yang diyakini telah dibahas selama kunjungan Gallagher bulan ini dan ketika Paus bertemu dengan delegasi Partai Komunis Vietnam di Roma pada bulan Januari.

    Namun pengunduran diri Thuong sebagai presiden bulan lalu di tengah kampanye anti-korupsi nasional mungkin mempersulit perundingan mengenai kunjungan Paus, meskipun kunjungan tersebut diperkirakan tetap dilakukan akhir tahun ini.

    Kekhawatiran atas hak beragama

    Meskipun umat Katolik hanya berjumlah 6% dari populasi Vietnam, mereka mewakili sekitar setengah dari seluruh penduduk Vietnam yang mengaku beragama, menurut sensus 2019.

    Pada Desember 2022, Amerika Serikat memasukkan Vietnam ke dalam daftar pengawasan khusus mengenai kebebasan beragama karena “telah terlibat atau menoleransi pelanggaran berat terhadap kebebasan beragama.” Beberapa bulan kemudian, otoritas komunis menerbitkan buku putih tentang kebijakan agama yang dimaksudkan untuk menguraikan kebijakan “komprehensif” untuk menjamin kebebasan beragama.

    Pada awal 2018, Vietnam mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan komunitas keagamaan untuk mendaftarkan organisasi dan tempat ibadah mereka kepada pemerintah sebelum mereka diizinkan untuk melakukan kegiatan keagamaan.

    Ancaman pengaruh asing

    Awal tahun ini, sebuah kelompok kampanye hak asasi manusia membocorkan Directive 24, sebuah dokumen “keamanan nasional” yang dibuat oleh Politbiro Partai Komunis yang menurut para analis menunjukkan keinginan pihak berwenang untuk meningkatkan penindasan terhadap institusi dan gagasan yang dapat dipengaruhi oleh pemerintah asing.

    Laporan ini berfokus pada identitas agama dan etnis, termasuk nasihat kepada pihak berwenang untuk “mencegah pembentukan organisasi buruh berdasarkan etnis dan agama.”

    Seorang aktivis hak-hak beragama di Vietnam, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan, mengatakan bahwa pemulihan hubungan dengan Vatikan dapat menyebabkan negara Vietnam mengurangi kendali atas urusan umat Katolik di dalam negeri.

    Namun aktivis tersebut menambahkan bahwa meskipun ada peningkatan hak bagi umat Katolik, hal ini tidak mungkin terjadi pada kelompok agama lain yang tertindas, seperti umat Buddha Theravada dari Khmer Krom, kelompok minoritas di selatan, atau Protestan Dega di dataran tinggi tengah Vietnam.

    Aktivis hak asasi manusia terkemuka lainnya berargumen bahwa Vietnam dimanfaatkan secara sinis oleh Vatikan agar Gereja Katolik bisa bersahabat dengan negara-negara komunis, misalnya Tiongkok, yang juga terlibat dalam perundingan pemulihan hubungan dengan Vatikan.

    Desember lalu, Paus Fransiskus mengatakan perlu dilakukan lebih banyak upaya untuk menyangkal klaim bahwa “gereja tidak menerima budaya atau nilai-nilai [Tiongkok], atau bahwa gereja bergantung pada kekuatan asing.”

    Agama tidak lagi menjadi fokus Uni Eropa

    Hubungan Vatikan-Vietnam juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa serius Eropa memperhatikan hak-hak beragama di negara-negara otoriter seperti Vietnam.

    “Fakta yang menyedihkan adalah Uni Eropa dan sebagian besar negara anggotanya tidak sadarkan diri ketika harus membela kebebasan beragama di Vietnam,” kata Phil Robertson, wakil direktur divisi Asia Human Rights Watch.

    “Uni Eropa harus mempunyai alasan yang sama dengan AS dan negara-negara lain yang berpikiran sama untuk menuntut pemerintah Vietnam mencabut kontrol administratifnya yang ketat terhadap agama, dan membiarkan para pemimpin agama dan pengikutnya menjalankan ibadah tanpa campur tangan terus-menerus,” tambahnya. (rs/hp)

    Lihat juga Video ‘Paus Fransiskus Kutuk Serangan di Moskow: Tindakan Menyinggung Tuhan’:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Heboh Paus Fransiskus Pakai Istilah Menghina untuk LGBT

    Paus Fransiskus Minta Setop Perang Iran Vs Israel

    Jakarta

    Paus Fransiskus menanggapi perihal eskalasi di Timur Tengah setelah serangan Iran terhadap Israel. Paus Fransiskus mendesak perang dihentikan.

    “Saya mengajukan permohonan mendesak untuk mengakhiri tindakan apa pun yang dapat memicu kekerasan yang berisiko menyeret Timur Tengah ke dalam konflik yang lebih besar,” kata Paus seperti dilansir AFP, Senin (15/4/2024).

    Di depan para jamaah di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Paus mengaku juga berdoa terkait apa yang terjadi. Dia mengaku prihatin.

    “Saya berdoa dan mengikuti dengan penuh keprihatinan, namun juga kesedihan, berita yang muncul dalam beberapa jam terakhir tentang memburuknya situasi di Israel akibat intervensi Iran,” kata Paus.

    Paus juga turut menyinggung kondisi di Palestina. Dia meminta semua negara membantu Palestina dan Israel untuk hidup berdampingan.

    “Tidak seorang pun boleh mengancam keberadaan negara lain. Namun, semua negara harus berpihak pada perdamaian dan membantu Israel dan Palestina untuk hidup di dua negara, berdampingan dan dalam keamanan,” katanya.

    “Itu hak mereka,” tegas Paus Fransiskus sambil sekali lagi mengulangi seruan sebelumnya untuk gencatan senjata di Gaza dan ‘negosiasi’.

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini