Tag: Paus Fransiskus

  • Paus Fransiskus Beri Pesan Natal: Senjata Harus Diredam di Seluruh Dunia

    Paus Fransiskus Beri Pesan Natal: Senjata Harus Diredam di Seluruh Dunia

    Paus Fransiskus Beri Pesan Natal: Senjata Harus Diredam di Seluruh Dunia

  • Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan untuk Perdamaian di Ukraina dan Gaza – Halaman all

    Pesan Natal Paus Fransiskus: Seruan untuk Perdamaian di Ukraina dan Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Paus Fransiskus telah mendesak dunia untuk membungkam suara senjata dan mengatasi perpecahan dalam pesan Natalnya pada Rabu (25/12/2024).

    Dalam pidatonya pada Hari Natal “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia), menyerukan pembicaraan antara Ukraina dan Rusia untuk mengakhiri perang.

    “Semoga suara senjata dibungkam di Ukraina yang dilanda perang!” kata Paus Fransiskus, dikutip dari Al-Arabiya.

    Menurut Paus Fransiskus, untuk menggelar negosiasi antara Ukraina dan Rusia dibutuhkan keberanian.

    “Gestur dialog dan pertemuan, untuk mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” katanya.

    “Keberanian yang dibutuhkan untuk membuka pintu bagi negosiasi,” tambahnya.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya tak ingin terlibat dalam pembicaraan pedamaian tanpa pemulihan perbatasan Ukraina sebelum perang.

    Akan tetapi belakangan ini, Zelensky mulai melunak dan menginginkan perundingan segera terjadi.

    Paus Fransiskus juga menggunakan pesannya pada Hari Natal untuk membahas konflik di Timur Tengah.

    Pada pidatonya, ia mengatakan bahwa situasi di Gaza saat ini ‘sangat serius’.

    Oleh karena itu, ia menyerukan pembicaraan agar “pintu-pintu dialog dan perdamaian dibuka lebar-lebar”.

    “Saya memikirkan masyarakat Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat buruk,” katanya.

    Ia berharap, perdamaian di Gaza segera terjadi agar tak ada lagi korban jiwa dan para sandera bisa dibebaskan.

    “Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan perang,” tambahnya.

    Konflik telah berlangsung selama hampir 15 bulan, sementara upaya gencatan senjata yang berulang kali dilakukan menemui jalan buntu.

    Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa lebih dari 45.361 warga Palestina telah tewas

    Sementara itu, Fransiskus membuka “pintu suci” Basilika Santo Petrus pada Malam Natal.

    Ini menandai dimulainya tahun Yubelium perayaan Katolik yang diperkirakan akan menarik lebih dari 30 juta peziarah ke Roma.

    Paus mengatakan tahun Yubelium seharusnya menjadi waktu bagi setiap individu, dan semua orang serta negara untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam suara senjata dan mengatasi perpecahan, dikutip dari Yahoo News.

    Fransiskus juga mengatakan bahwa sekaranglah saatnya untuk meruntuhkan semua tembok pemisah.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Paus Fransiskus

  • Bungkam Suara Senjata, Atasi Perpecahan

    Bungkam Suara Senjata, Atasi Perpecahan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Paus Fransiskus dalam pesan natal 2024 menyerukan seluruh pihak “membungkam suara senjata” di seluruh dunia, dan mengimbau perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan.

    Dalam pidato kepada 1,4 miliar umat Katolik di dunia pada 25 Desember 2024, Paus Fransiskus menyerukan perundingan demi perdamaian yang adil di Ukraina.

    “Saya mengundang setiap individu, dan semua orang dari semua negara … untuk menjadi peziarah harapan, untuk membungkam suara senjata, dan mengatasi perpecahan,” kata Paus.

    Pesan tersebut datang bersamaan dengan serangan Rusia ke Ukraina tepat pada har natal yang menghancurkan jaringan listrik di kawasan utara negara itu.

    Sri Paus dalam pidato Urbi er Orbi atau Untuk Kota dan Dunia tersebut, ia juga mengimbau gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera yang dilakukan para pihak yang bertikai.

    “Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, khususnya di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat serius,” katanya kepada ribuan orang yang berkumpul di depan Basilika Santo Petrus.

    “Semoga ada gencatan senjata, semoga para sandera dibebaskan dan bantuan diberikan kepada orang-orang yang kelelahan karena kelaparan dan perang,” lanjutnya, seperti diberitakan AFP.

    Paus juga menyerukan perdamaian di Sudan yang sudah dilanda perang saudara yang brutal selama 20 bulan terakhir dan mengancam jutaan orang kelaparan.

    Dalam khotbah Misa Malam Natal 2024, Paus Fransiskus menyerukan umat manusia untuk berani mengubah sesuatu yang salah sebagai bentuk nyata dari harapan sehingga bisa berdampak pada dunia.

    Paus memimpin Misa Malam Natal yang berlangsung khidmat di Basilika Santo Petrus dan membuka Tahun Suci Katolik 2025. Natal tahun ini jadi natal ke-25 pemimpin umat Katolik Roma seluruh dunia itu.

    “Harapan adalah panggilan untuk tidak menunda, tertahan pada kebiasaan lama, atau berkubang dalam keadaan biasa-biasa saja atau bermalas-malasan,” kata Sri Paus.

    “Harapan memanggil kita… untuk tergerak dengan hal yang salah dan menemukan keberanian untuk mengubahnya,” lanjutnya.

    (AFP/end)

    [Gambas:Video CNN]

  • Lengkap! Pesan Natal Paus Fransiskus di Tengah Gonjang-ganjing Dunia

    Lengkap! Pesan Natal Paus Fransiskus di Tengah Gonjang-ganjing Dunia

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Fransiskus menyerukan agar “senjata didiamkan” di seluruh dunia. Hal itu diungkapkan dalam pidato Natal tradisionalnya yang dikenal sebagai “Urbi et Orbi” di hadapan ribuan umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Roma, Rabu (25/12/2024),

    Pesan ini disampaikan dengan fokus utama pada perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, dan Sudan, sambil mengecam situasi kemanusiaan yang “sangat parah” di Gaza.

    “Saya memikirkan komunitas Kristen di Israel dan Palestina, terutama di Gaza, di mana situasi kemanusiaan sangat parah,” kata Paus, dilansir dari AFP.

    Ia mendesak adanya gencatan senjata, pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, serta pemberian bantuan kepada rakyat yang menderita kelaparan dan perang.

    Seruan Perdamaian di Tengah Perang

    Paus juga mengajak untuk mengupayakan perdamaian yang adil di Ukraina, yang pada pagi Natal itu dihantam oleh 170 rudal dan drone Rusia. Serangan tersebut, yang disebut sebagai tindakan “tidak manusiawi” oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menewaskan seorang pekerja energi dalam serangan ke-13 terhadap sistem energi negara itu tahun ini.

    Zelensky mengecam Rusia dengan mengatakan, “Putin sengaja memilih Natal untuk menyerang. Apa yang lebih tidak manusiawi dari ini?”

    Ukraina, yang telah memindahkan perayaan Natalnya ke 25 Desember sebagai bentuk penolakan terhadap pengaruh Moskow, juga mengungkap bahwa serangan itu menghancurkan lebih banyak infrastruktur energi.

    Paus Fransiskus menggunakan momen ini untuk menyerukan dialog demi perdamaian yang adil di Ukraina, menekankan pentingnya mengakhiri konflik.

    Tragedi dan Tantangan Natal di Gaza dan Betlehem

    Di Gaza, tempat sekitar 1.100 umat Kristen tinggal, perayaan Natal tahun ini dibayangi oleh kehancuran akibat perang antara Hamas dan Israel.

    Ratusan orang berkumpul di sebuah gereja di Gaza untuk berdoa agar perang segera berakhir, sementara George al-Sayegh, seorang warga yang telah berlindung selama berminggu-minggu di Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, mengatakan bahwa “Natal tahun ini membawa aroma kematian dan kehancuran.”

    Kondisi yang sama juga dirasakan di Betlehem, tempat kelahiran Yesus di Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Kota ini memutuskan untuk tidak memasang pohon Natal raksasa atau dekorasi megah seperti tahun-tahun sebelumnya, sebagai bentuk solidaritas dengan penderitaan di Gaza. Walikota Bethlehem, Anton Salman, mengatakan, “Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami.”

    Meskipun demikian, parade kecil dari kelompok pramuka di Alun-Alun Manger menjadi simbol perlawanan dan harapan. Dengan spanduk bertuliskan “Kami menginginkan kehidupan, bukan kematian,” mereka membawa pesan perdamaian yang menggema di tengah kesunyian.

    Krisis di Sudan

    Paus Fransiskus juga memperluas seruannya ke Sudan, yang telah dilanda perang saudara selama 20 bulan. Ia menyoroti ancaman kelaparan yang mengancam jutaan warga Sudan, mendesak agar konflik segera dihentikan.

    Sementara itu, di tingkat global, para pemimpin dunia turut menyuarakan pesan perdamaian di tengah perayaan Natal.

    Presiden AS Joe Biden mengungkapkan harapannya untuk kebebasan, cinta, dan kebaikan di negaranya, seraya menyoroti awal perayaan Hanukkah di komunitas Yahudi.

    Di Inggris, Raja Charles III berterima kasih kepada tenaga medis yang telah membantu perjuangan keluarganya melawan kanker, sambil menyerukan perdamaian di seluruh dunia.

    Perayaan Natal di Tengah Duka dan Harapan

    Natal tahun ini juga diwarnai tragedi lain, seperti jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines di Kazakhstan yang menewaskan 38 orang. Di Paris, umat Kristiani berkumpul untuk misa Natal pertama di Katedral Notre Dame setelah kebakaran besar pada tahun 2019, membawa harapan baru di tengah masa sulit.

    Dengan mengakhiri pidatonya, Paus Fransiskus menggarisbawahi pesan utamanya: “Semoga damai di bumi, dan semoga umat manusia bersatu untuk membawa akhir dari penderitaan yang disebabkan oleh perang dan konflik.”

     

    (luc/luc)

  • Pesan Natal Paus Fransiskus, Serukan Keberanian untuk Memperbaiki Dunia

    Pesan Natal Paus Fransiskus, Serukan Keberanian untuk Memperbaiki Dunia

    Jakarta

    Paus Fransiskus memimpin Misa Malam Natal dengan khidmat di Basilika Santo Petrus pada Selasa (24/12). Paus Fransiskus berbicara tentang korban perang.

    Dilansir AFP dan Reuters, Rabu (25/12/2024), Paus Fransiskus merayakan Natal ke-12 masa kepauasannya dengan memimpin Misa Malam Natal di Basilika Santo Petrus dan membuka tahun Suci Katolik 2025. Paus Fransiskus kemudian memimpin misa Malam Natal, di mana dia sekali lagi berbicara kepada para korban perang.

    “Kita memikirkan perang, anak-anak yang ditembak dengan senapan mesin, bom di sekolah dan rumah sakit,” katanya dalam homilinya.

    Dalam khotbahnya, Paus Fransiskus menyampaikan kisah kelahiran Yesus sebagai putra seorang tukang kayu miskin seharusnya menanamkan harapan bahwa semua orang dapat memberi dampak pada dunia.

    Dalam khotbah yang difokuskan pada keutamaan harapan, yang juga merupakan tema Tahun Suci, Paus Fransiskus juga menyerukan keberanian untuk memperbaiki dunia.

    “Harapan adalah panggilan untuk tidak menunda, untuk tertahan oleh kebiasaan lama kita, atau untuk berkubang dalam keadaan biasa-biasa saja atau malas,” kata Paus berusia 88 tahun itu.

    “Harapan memanggil kita … untuk marah dengan hal-hal yang salah dan menemukan keberanian untuk mengubahnya,” katanya.

    Pada awal upacara pada hari Selasa, Fransiskus mengawasi pembukaan “Pintu Suci” berpanel perunggu khusus di Basilika Santo Petrus, yang hanya dibuka selama tahun-tahun Yubelium. Vatikan memperkirakan hingga 100.000 peziarah akan berjalan melewati pintu tersebut setiap hari tahun depan.

    Pada Misa kepausan dihadiri sekitar 6.000 orang di Basilika Santo Petrus dan 25.000 orang lainnya yang menonton melalui layar di alun-alun di luar. Paus juga mengulangi seruan sebelumnya bagi negara-negara maju untuk menggunakan Yubelium guna mengurangi beban utang yang dihadapi oleh negara-negara berpenghasilan rendah.

    “Yobel memanggil kita untuk pembaruan spiritual dan mengikat kita pada transformasi dunia kita,” kata Paus. “Saatnya yubel bagi negara-negara miskin yang terbebani utang yang tidak adil, saat yubel bagi semua orang yang terikat pada bentuk-bentuk perbudakan lama dan baru,” katanya.

    Seruan untuk pembatalan utang langsung yang dibuat oleh mendiang Paus Yohanes Paulus II selama tahun Yubelium pada tahun 2000 memicu kampanye yang menghasilkan pembatalan utang senilai $130 miliar antara tahun 2000 dan 2015.

    Pope Fransiskus dijadwalkan menyampaikan berkat Hari Natal tradisionalnya, Urbi et Orbi (kepada kota dan dunia), pada hari Rabu.

    (yld/idn)

  • Paus Fransiskus Serukan Umat Berani Ubah yang Salah

    Paus Fransiskus Serukan Umat Berani Ubah yang Salah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Paus Fransiskus dalam khotbah Misa Malam Natal 2024 menyerukan umat manusia untuk berani mengubah sesuatu yang salah sebagai bentuk nyata dari harapan sehingga bisa berdampak pada dunia.

    Paus memimpin Misa Malam Natal yang berlangsung khidmat di Basilika Santo Petrus dan membuka Tahun Suci Katolik 2025. Natal tahun ini jadi natal ke-25 pemimpin umat Katolik Roma seluruh dunia itu.

    Diberitakan Reuters, dalam khotbah yang difokuskan pada keutamaan harapan yang juga tema Tahun Suci, Paus Fransiskus merefleksikan kisah kelahiran Yesus Kristus sebagai putra tukang kayu miskin.

    Paus berpesan di hadapan sekitar 6.000 jemaat yang hadir di Basilika dan 25 ribu orang yang menonton di Lapangan Santo Petrus, kisah tersebut harusnya bisa diserap umat sebagai harapan bahwa setiap insan bisa memberikan dampak pada dunia ini.

    “Harapan adalah panggilan untuk tidak menunda, tertahan pada kebiasaan lama, atau berkubang dalam keadaan biasa-biasa saja atau bermalas-malasan,” kata Sri Paus.

    “Harapan memanggil kita… untuk tergerak dengan hal yang salah dan menemukan keberanian untuk mengubahnya,” lanjutnya.

    Tahun Suci Katolik atau Yubelium dianggap sebagai masa damai, penebusan, dan pengampunan. Tahun-tahun tersebut biasanya terjadi setiap 25 tahun.

    Para peziarah yang datang ke Roma selama tahun tersebut dapat memperoleh indulgensi khusus atau pengampunan dosa atas kesalahan mereka. Yubelium ini berlangsung hingga 6 Januari 2026.

    Pada awal Misa yang berlangsung 24 Desember 2024, Paus Fransiskus mengawasi pembukaan Pintu Suci yang hanya dibuka selama tahun-tahun Yubelium. Vatikan memperkirakan bakal ada 100 ribu peziarah yang akan berjalan melewati pintu tersebut setiap hari selama setahun ke depan.

    “Yubelium memanggil kita untuk pembaruan spiritual dan mengikat kita pada transformasi dunia kita,” kata Paus.

    “Saatnya yubel bagi negara-negara miskin yang terbebani utang yang tidak adil. Saat yubel bagi semua orang yang terjerat dalam bentuk perbudakan lama dan baru.” lanjutnya.

    (Reuters/end)

  • Sejarah Gereja Katedral Jakarta, Berusia 123 Tahun dan Pernah Terbakar

    Sejarah Gereja Katedral Jakarta, Berusia 123 Tahun dan Pernah Terbakar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tahun, Gereja Katedral Jakarta menjadi sentra peringatan Hari Raya Natal bagi Umat Kristiani. Mereka menderaskan doa kepada Tuhan seraya berharap Natal dan Tahun Baru membawa keberkahan dan kebaikan.

    Tahun ini Katedral Jakarta membagi Misa Natal ke dalam lima sesi yang dimulai pada malam tanggal 24 Desember hingga esok hari pada 25 Desember. Acara pun terbagi secara daring (online) dan luring (offline).

    Gereja Katedral Jakarta yang berlokasi di Sawah Besar, Jakarta Pusat, merupakan bangunan bersejarah. Catatan sejarah menunjukkan gedung Katedral Jakarta diresmikan pada 1901, alias 123 tahun lalu. 

    Meski begitu, sejarah Katedral Jakarta sendiri lebih tua dibanding gedung tersebut. Dalam situs resmi disebutkan, Katedral Jakarta sudah eksis pada 1808. Hal ini ditandai dengan pendirian gereja Katolik pertama di Batavia. Lokasinya berada di Buffelsvald atau kini disebut Lapangan Banteng.

    Eksistensi Katedral Jakarta tak terlepas dari perubahan angin politik ketika Hindia Belanda di bawah kekuasaan Prancis. Gubernur Jenderal Louis Napoleon memperbolehkan umat Katolik mendirikan gereja di Batavia. Maka, berdirilah gereja Katedral pertama di Jakarta.

    Seiring waktu, Katedral terus mengalami dinamika. Pada 1810, lokasinya pindah ke rumah pemberian Gubernur Jenderal dan pencetus kerja paksa, Daendels, yang berada di kawasan Senen. Namun, keberadaannya tak lama. Pada 1826, gedung terbakar dan membuat lokasi ibadah berubah. 

    Perpindahan ini terus berlanjut sebab gereja kerap rubuh karena faktor usia dan konstruksi. Permasalahan ini lantas membuat banyak umat Katolik berinisiatif membangun gereja baru dengan konstruksi lebih kuat. Alhasil, pada 1890 proyek gereja baru dimulai. Lokasinya berada di Buffelsvald atau kini disebut Lapangan Banteng.

    Selama pembangunan, pendanaan dibantu oleh subsidi pemerintah kolonial dan bantuan dermawan. Biasanya para Uskup akan turun gunung meminta bantuan pendanaan ke umat Katolik yang mampu. Proses ini berlangsung selama 7 tahun.  Terkait rancangan, gereja akan mengikuti arsitektur neo-gotik khas gereja di Eropa. 

    Singkat cerita, pada 21 April 1901, gereja Katedral Jakarta resmi beroperasi. Awal mula operasi ditandai dengan penasbihan oleh Vikaris Apostolik Batavia. Kini gereja tersebut masih bisa kita lihat di tempat yang berdampingan dengan Masjid Istiqlal. 

    Setelahnya, Gereja Katedral Jakarta menjadi pusat tempat ibadah umat di hari-hari perayaan keagamaan, seperti Kenaikan Yesus Kristus dan Natal. Beberapa kali juga menjadi tempat bersejarah kunjungan pemimpin tertinggi Vatikan, yakni Paus. Mulai dari Paulus VI hingga Paus Fransiskus. 

    Sepanjang eksistensi Gereja Katedral Jakarta, terdapat juga catatan kelam nan berdarah. Pada tahun 2000, menjelang perayaan Natal, gereja ini menjadi serangan teroris oleh kelompok ekstremis, yang membuat perayaan Natal menjadi berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

    (mfa/mfa)

  • VIDEO Momen Misa Malam Natal 2024 di Gereja Katedral Jakarta: Ada Pohon Natal Setinggi 8 Meter – Halaman all

    VIDEO Momen Misa Malam Natal 2024 di Gereja Katedral Jakarta: Ada Pohon Natal Setinggi 8 Meter – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ribuan umat Katolik merayakan Misa Malam Natal di Gereja Katedral Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, malam ini, Selasa (24/12/2024).

    Bahkan, jumlah jemaat yang hadir melebihi kapasitas yang disiapkan.

    Akibatnya, banyak jemaat yang harus berdiri karena jumlah kursi yang disiapkan hanya sekitar 4.300 kursi.

    Humas Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie mengatakan pada misa pertama yang digelar pada Selasa (24/12/2024) pukul 17.00 WIB banyak  jemaat yang berdiri karena tidak kebagian kursi.

    Padahal panitia telah menyiapkan sekira 4.300-an kursi, belum termasuk kursi cadangan.

    “Jadi pekiraan umat yang hadir melebihi kapasitas, karena umat banyak yang berdiri. Mungkin sekitar 4.500-an. Dan ini kapasitas yang memang sudah kami siapkan semaksimalnya,” kata Susy di sela-sela misa pertama di Gereja Katedral Jakarta.

    “Kemungkinan nanti di pukul 20.00 (misa kedua) pun sama akan mengalami kapasitas yang sangat maksimal,” sambung dia.

    Pohon Natal Setinggi 8 Meter

    Ia menjelaskan bedanya perayaan Natal tahun ini dengan tahun sebelumnya terletak pada tema.

    Susy mengatakan tema Natal tahun ini mengikuti tema pesan Natal bersama dari KWI dan PGI yaitu “Marilah sekarang kita pergi ke Betlehem” dikutip dari Lukas 2 : 15.

    Selain itu, perbedaan terletak pada dekorasi.

    Dekorasi tahun ini, kata dia, mengusung Wastra Nusantara dalam hal ini melestarikan budaya nusantara dengan melakukan daur ulang.

     

    Dekorasi tersebut, lanjut dia, contohnya adalah backdrop dari Wayang Natal yang berulang dipakai. 

    Selain itu, juga boneka-boneka dengan pakaian tradisional yang juga dipakai berulang. 

    “Tahun ini yang menarik juga panitia memilih banyak menggunakan daur ulang dari bahan-bahan sisa potongan batik dan tenun yang dibentuk menjadi dekorasi-dekorasi,” ujar Susy.

    Ia mengatakan makna dari dekorasi daur ulang yang diangkat dalam Natal tahun ini tersebut adalah menggaungkan pesan dari Paus Fransiskus.

    Salah satu pesannya, lanjut dia, adalah menjadikan bumi ini menjadi rumah bersama sehingga harus dirawat bersama.

    “Dan di tahun 2021 itu juga dimulai tahun arah dasar keuskupan selama lima tahun yang mengangkat lima ajaran sosial gereja. Dan ajaran yang kelima itu juga adalah tentang bagaimana kita diajak untuk melestarikan lingkungan hidup,” ungkap Susy.

    Susy juga menjelaskan Pohon Natal yang ditampilkan di Gereja Katedral pada tahun ini setinggi 8 meter.

    Pohon Natal tersebut dibuat dari rangka besi yang ditutup dengan kain hijau dan diberikan hiasan-hiasan pita-pita.

    “Dan sebagian hiasan yang dibuat dari potongan kain daur ulang,” lanjutnya.

    Jadwal Misa Natal

    Untuk jadwal Misa Malam Natal I yang digelar online dan offline pada Pukul 17.00 WIB dipimpin Romo Albertus Hani Rudi Hartoko, SJ.

    Sedangkan Misa II yang juga digelar  online dan offline Pukul 20.00 dipimpin Romo Yohanes Deodatus, SJ.

    Sedangkan untuk Misa Natal besok akan diselenggarakan tiga kali misa Hari Natal. 

    Misa, kata Susy, diawali pukul 08.30 WIB yaitu Misa Pontifikal yang akan dipimpin oleh Kardinal Ignatius Suharyo.

    “Kemudian pukul 11 merupakan Misa keluarga. Biasanya itu juga Misa yang sangat banyak dihadiri oleh keluarga dan terutama oleh anak-anak. Dan akan dipimpin oleh Romo Yohannes Deodatus SJ,” kata Susy. 

    “Dan biasanya Romo muda bisa menyampaikan juga dengan bahasa yang mudah dimengerti anak-anak. Terakhir ditutup dengan Misa Natal sore dengan pukul 17.00 WIB,” lanjutnya.

    Pemerintah Hadir 

    Rombongan pejabat pemerintah hadir  sekira pukul 16.00 WIB.

    Mereka di antaranya Menko PMK Pratikno, Menko Polkam Budi Gunawan, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

    Dalam sambutannya, Budi Gunawan menyampaikan pesan Presiden Prabowo Subianto terkait Natal.

    “Ada satu titipan pesan dari Bapak Presiden Prabowo Subianto. Beliau menitipkan salam ucapan Selamat Natal Tahun 2024 kepada seluruh Umat Kristiani yang merayakan,” kata Budi Gunawan.

    “Sekaligus dengan harapan semoga dengan niat suci Natal tahun 2024 kita semakin memperoleh kedamaian, kebersamaan, gotong royong dalam membantu sesama umat yang kurang beruntung,” sambungnya.

    Selain itu, para menteri juga mengucapkan selamat Natal tahun 2024 disertai dengan harapan akan kelancaran jalannya ibadah Natal 2024.(*)

     

     

     

  • Malam Natal Mencekam di Betlehem Tepi Barat, Tentara Palestina Dikerahkan, Dekorasi Kota Hilang – Halaman all

    Malam Natal Mencekam di Betlehem Tepi Barat, Tentara Palestina Dikerahkan, Dekorasi Kota Hilang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Suasana malam Natal di Betlehem, Tepi Barat yang diduduki nampak mencekam dan suram.

    Kota yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus Kristus itu tampak dijaga ketat oleh pasukan keamanan Palestina.

    Suasana Natal sudah tak terlihat semenjak perang di Gaza meletus pada 7 Oktober 2024 lalu.

    Ketenangan yang tidak biasa menyelimuti Manger Square, jantung kota Palestina, di mana kompleks di sekitarnya kosong.

    Hanya beberapa pedagang kopi dan sejumlah besar wartawan yang memadati tempat tersebut.

    Dekorasi, turis yang berlalu-lalang, dan kerumunan peziarah yang merupakan ciri khas Natal di masa lalu, hilang selama dua tahun terakhir.

    Hal tersebut mencerminkan suasana muram saat perang antara Israel dan militan Palestina di Jalur Gaza terus berlanjut.

    Secara tradisional, pohon Natal besar akan menerangi Manger Square, tetapi pemerintah setempat memilih untuk tidak mengadakan perayaan besar untuk tahun kedua.

    “Tahun ini kami membatasi kegembiraan kami,” kata Wali Kota Betlehem, Anton Salman kepada AFP.

    “Kami ingin fokus pada realitas Palestina dan menunjukkan kepada dunia bahwa Palestina masih menderita akibat pendudukan Israel, masih menderita akibat ketidakadilan,” lanjutnya.

    Doa-doa, termasuk misa tengah malam yang terkenal di gereja, akan tetap diadakan di hadapan Patriark Latin Gereja Katolik, tetapi perayaannya akan lebih bersifat keagamaan daripada perayaan meriah yang pernah diadakan di kota itu.

    Meskipun suasana suram, sejumlah umat Kristen di Tanah Suci – yang berjumlah sekitar 185.000 di Israel dan 47.000 di wilayah Palestina – menemukan perlindungan dalam doa.

    “Natal adalah perayaan iman. Kami akan berdoa dan memohon kepada Tuhan agar penderitaan kami segera berakhir,” kata Salman.

    Para pedagang di depan gedung pemerintah daerah setempat, Pusat Perdamaian Betlehem, menunggu pelanggan dengan sia-sia di belakang teko-teko penuh kopi panas.

    Mohammad Awad, 57, telah menjual kopi selama lebih dari 25 tahun di kaki Masjid Omar, yang menara elegannya berdiri tepat di seberang Gereja Kelahiran.

    “Bisnis berjalan baik sebelum perang, tetapi sekarang tidak ada seorang pun,” keluh si pedagang.

    “Saya berharap perang di Gaza segera berakhir dan wisatawan akan kembali,” lanjutnya.

    Meski sebagian besar jalan sepi, beberapa pengunjung masih terlihat di area tersebut.

    “Di satu sisi, sungguh menyedihkan karena jumlah orangnya sangat sedikit,” kata Christiana von der Tann, seorang warga Jerman yang datang bersama suaminya untuk menghabiskan liburan bersama putrinya, seorang jurnalis di Tel Aviv.

    “Tetapi kemudian Anda dapat mengakses Gereja Kelahiran karena Anda dapat masuk ke dalamnya dengan bebas. Itulah keuntungannya.”

    “Namun, sangat menyedihkan bagi orang-orang di sini. Sangat menyedihkan karena mereka tidak dapat menjual barang-barang mereka. Mereka menghadapi masa-masa yang sangat sulit,” ungkap Tann.

    Turis asing, yang hampir sepenuhnya menjadi tumpuan perekonomian Betlehem, berhenti datang karena perang.

    Dan peningkatan pembatasan pergerakan dalam bentuk pos pemeriksaan Israel juga mencegah banyak warga Palestina untuk berkunjung.

    “Tadi malam, terjadi serangan roket di Tel Aviv dan itu sedikit menakutkan,” kata Tann.

    “Kami harus pergi ke tempat penampungan. Itu pengalaman yang istimewa. Anda tidak akan lupa bahwa Anda berada di negara yang sedang berperang,” pungkasnya.

    Adegan Kelahiran Yesus di Vatikan Diberi Keffiyeh

    Paus Fransiskus mengatakan pemboman di Gaza adalah sebuah kekejaman (X/Twitter)

    Nuansa Natal tak biasa terlihat di Vatikan, setelah Paus Fransiskus memajang adegan kelahiran Yesus Kristus dibalut dengan keffiyeh.

    Adegan Kelahiran Yesus yang terbuat dari kayu di aula audiensi utama Vatikan telah menjadi berita utama ketika diresmikan pada tanggal 7 Desember 2024 karena adanya keffiyeh.

    Keffiyeh merupakan syal berwarna hitam-putih dengan motif kotak-kotak yang menjadi simbol perlawanan bagi masyarakat Palestina.

    Paus Fransiskus sempat berdoa sebentar di depan palungan pada hari itu ketika ia menyapa para seniman dan donatur yang bertanggung jawab atas seluruh dekorasi Natal Vatikan tahun ini.

    Tahun ini, adegan kelahiran Yesus dibuat oleh para perajin dari Betlehem.

    Perwakilan Kedutaan Besar Palestina di Takhta Suci, serta perwakilan khusus pemimpin Palestina Mahmoud Abbas, telah hadir di Vatikan pada hari itu untuk meresmikan acara tersebut.

    Ketika Fransiskus terlihat lagi di aula pertemuan, keffiyeh, palungan, dan bayi Yesus telah dipindahkan dari adegan Kelahiran pada 11 Desember 2024.

    Sementara untuk figur Maria dan Yusuf tampak masih berdiri di area adegan Kelahiran.

    Meskipun merupakan tradisi di Vatikan bahwa bayi Yesus hanya ditempatkan di palungan pada tanggal 24 Desember, ketika umat Katolik merayakan kelahiran Yesus, sering kali palungan tetap kosong di adegan hingga tanggal tersebut.

    Patung Kristus tersebut rupanya telah ditempatkan di palungan pada tanggal 7 Desember untuk memamerkan hasil akhirnya sementara para donatur, perajin dan Paus berada di sana untuk melihatnya.

    Seorang pejabat Palestina mengatakan Vatikan telah mencabut keffiyeh tanpa penjelasan, dan tidak jelas apakah keffiyeh tersebut akan dikembalikan pada tanggal 24 Desember.

    Pejabat tersebut berbicara dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut dengan media.

    Kantor berita resmi Palestina WAFA, dalam laporannya tentang pengungkapan tersebut, mencatat pentingnya patung Yesus yang dibungkus dalam keffiyeh.

    Selama pertemuan dengan para donatur Natal, Paus Fransiskus kembali merujuk pada “Palestina yang mati syahid” dan, dengan memperhatikan konflik yang lebih luas, mengulangi seruannya untuk mengakhiri perang.

    Tanah Suci, termasuk Betlehem, adalah rumah bagi komunitas Kristen kecil.

    “Mari kita ingat saudara-saudari yang, di sana dan di belahan dunia lain, justru menderita tragedi perang,” kata Paus Fransiskus, dikutip dari AP News.

    “Dengan berlinang air mata, mari kita panjatkan doa untuk perdamaian. Saudara-saudari, cukuplah perang, cukuplah kekerasan!” tegasnya.

    Paus Fransiskus telah meminta Hamas untuk membebaskan sandera yang diambil dari Israel pada 7 Oktober 2023, tetapi ia telah lama bersimpati terhadap perjuangan Palestina.

    Ia baru-baru ini menimbulkan kegemparan ketika Paus meminta penyelidikan untuk menentukan apakah serangan Israel di Gaza merupakan genosida.

    Dua anak Palestina memberikan penghargaan “Bintang Betlehem” kepada Paus Fransiskus, yang menurut WAFA merupakan “pengingat kuat akan penderitaan dan kesedihan yang dialami anak-anak Palestina di tengah perang dan blokade Israel yang sedang berlangsung di Gaza”.

    Kedutaan Besar Israel di Takhta Suci menolak berkomentar apakah mereka mengeluhkan palungan keffiyeh atau meminta agar palungan itu disingkirkan.

    Pejabat Vatikan hanya mengingat tradisi Vatikan yang mengharuskan bayi Yesus hanya muncul di palungan pada Malam Natal.

    (Tribunnews.com/Whiesa)

  • Pertama Kali Digunakan Jemaat Katedral, Terowongan Silaturahim Jadi Simbol Harmoni

    Pertama Kali Digunakan Jemaat Katedral, Terowongan Silaturahim Jadi Simbol Harmoni

    Pertama Kali Digunakan Jemaat Katedral, Terowongan Silaturahim Jadi Simbol Harmoni
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Jemaat Gereja Katedral memanfaatkan
    Terowongan Silaturahim
    untuk pertama kalinya saat melintas menuju Masjid
    Istiqlal
    , Selasa (24/12/2024).
    Selepas
    Misa malam Natal
    pertama selesai, beberapa jemaat terlihat memasuki terowongan yang menghubungkan dua tempat ibadah ikonis ini.
    Mereka tidak hanya mencoba pengalaman baru melintasi terowongan, tetapi juga mengakses kendaraan yang diparkir di Masjid Istiqlal.
    Terowongan Silaturahim segera dipenuhi oleh jemaat yang datang bersama pasangan, keluarga, hingga anak-anak.
    Beberapa di antaranya langsung mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen di prasasti dinding terowongan, termasuk prasasti berwarna emas yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus.
    “Ketika masuk, kami langsung terkesan dengan suasana terowongan ini. Karya seni di dindingnya juga menarik,” ujar salah seorang jemaat yang datang bersama keluarganya.
    Di sepanjang terowongan, jemaat menikmati berbagai karya seni yang menghiasi tembok. Meski banyak yang berfoto, sebagian besar tampak hanya ingin meresapi pengalaman baru berjalan di terowongan yang diharapkan menjadi simbol kerukunan umat beragama.
    “Kami berharap, terowongan ini tidak hanya simbol, tetapi benar-benar menjadi wujud nyata nilai toleransi dan harmoni di masyarakat,” kata salah satu jemaat lainnya.
    Sebelumnya, Humas Keuskupan Agung Jakarta dan Gereja Katedral, Susyana Suwadie, menjelaskan bahwa Terowongan Silaturahim dibuka khusus untuk mendukung kelancaran misa Natal. Jemaat dapat memarkir kendaraan di Masjid Istiqlal dan mengakses Gereja Katedral melalui terowongan ini.
    “Nanti bisa parkir di
    basement
    , dan khusus untuk umat yang akan beribadah, bisa menggunakan Terowongan Silaturahim untuk mencapai area Katedral Jakarta,” ujar Susyana, Selasa (24/12/2024).
    Ia juga menambahkan bahwa pemeriksaan akan dilakukan di dua titik, yaitu sebelum memasuki
    basement
    dan di pintu masuk terowongan.
    “Ini dikhususkan hanya untuk teman-teman yang parkir di Masjid Istiqlal untuk beribadah. Jadi mohon kesabaran bagi teman-teman umum lainnya, nanti ada waktunya kami akan siapkan,” jelasnya.
    Dengan dibukanya Terowongan Silaturahim, harapan untuk memperkuat toleransi dan kebersamaan antarumat beragama di Indonesia semakin nyata.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.