Tag: Paus Fransiskus

  • Megawati Soekarnoputri Diminta Jadi Dewan Penasihat Scholas Occurentes Oleh Paus Fransiskus – Page 3

    Megawati Soekarnoputri Diminta Jadi Dewan Penasihat Scholas Occurentes Oleh Paus Fransiskus – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Presiden Kelima RI sekaligus Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bertemu Presiden Global Scholas Occurrentes, José María del Corral, di kantor pusatnya, Vatikan, Selasa (4/2/2025) waktu setempat.

    Dalam kesempatan itu, dia meminta kesediaan Megawati menjadi penasihat di organisasi yang didirikan oleh Paus Fransiskus yang memberi perhatian terhadap pendidikan dan kebudayaan di kalangan anak muda lintas negara dan lintas agama.

    Pertemuan berlangsung hangat dan banyak mengurai sejarah panjang antara Vatikan dan Presiden Pertama RI, Soekarno, yang merupakan ayahanda Megawati. Dia pun menyinggung dialognya saat bertemu Paus di Vatikan akhir 2023 lalu.

    Setelah membahas beberapa hal dan menerima surat dokumen dari Paus yang memintanya untuk membantu Scholas, Megawati memberi sinyal memenuhi permintaan untuk bersama-sama menjalankan harapan tersebut.

    “Saya merasa terhormat diminta membantu Scholas Occurentes,” ujar Megawati dan menyatakan dia siap hadir kembali datang ke Vatikan untuk berdiskusi soal pendidikan dan kemanusiaan.

    “Ini rumah anda, Madame,” balas Jose Maria.

    Megawati sempat menahan tangis saat bercerita tentang peran, Soekarno dan ajaran Pancasila yang menjadi ideologi bangsa Indonesia. Puteri Soekarno itu menyinggung soal manusia sekarang yang terkesan melupakan hati nurani.

    Jose Maria menjelaskan Paus Fransiskus mendirikan Universitas Makna (the Universidad del Sentido) atau University of Meaning, sebuah universitas otonom baru yang berkantor pusat di Vatikan dan dikelola Scholas Occurrentes, belum lama ini.

    Dia menawarkan memberikan 100 beasiswa bagi pelajar dari Indonesia yang ingin bergabung dengan universitas tersebut.

    Megawati didampingi putranya Mohamad Rizki Pratama dan putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri Ahmad Basarah, Ketua DPP PDIP Bintang Puspayoga, Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi, Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg, Connie Rahakundini Bakrie dan dan Wakil Kepala BPIP Rima Agristina. Sementara itu, Jose Maria didampingi Fr. Marcin Schmidt.

    Di akhir pertemuan, Jose Maria menghadiahi sebuah topi putih dengan logo Scholas kepada Megawati dan Fr. Marcin Schmidt menyerahkan plakat kepada Megawati. Sementara Puan menyerahkan miniatur batik kepada Jose Maria, diakhiri foto bersama dengan Megawati, Puan dan Pratama.

     

  • Momen Megawati Terharu Cerita Bung Karno di Pertemuan Scholas Occurrentes

    Momen Megawati Terharu Cerita Bung Karno di Pertemuan Scholas Occurrentes

    Vatikan

    Ada momen haru ketika Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bertemu Presiden Global Scholas Occurrentes Jose Maria del Corral. Megawati terharu ketika bercerita soal Presiden Pertama RI Sukarno dan pemikirannya.

    Megawati bertemu Jose Maria di Kantor Pusat Global Scholas Occurrentes di Roma, Selasa (4/2/2025). Megawati didampingi putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dan putranya, Mohamad Rizki Pratama.

    Dalam pertemuan itu, Jose memang sempat mengungkit pemikiran-pemikiran Bung Karno dan juga Paus Fransiskus. Megawati menyebut Bung Karno punya niat baik untuk masa depan dunia. Megawati mengaku mengerti ajaran Bung Karno dan pemikiran-pemikiran baik untuk masa depan dunia.

    “Karena memang, terus terang, akibat saya menjadi anaknya Bung Karno dan saya sangat mengerti karena beliau mengajarkan kepada kami hal-hal yang beliau inginkan, mungkin sebenarnya dunia itu harusnya seperti apa,” katanya sambil terharu.

    “Nah, tapi mungkin kalau nanti saya, pertama harus bercerita untuk bisa mengerti apa yang sebenarnya diinginkan juga oleh ayah saya,” imbuh Megawati.

    Megawati menyebut manusia saat ini seperti melupakan hati nurani. Dia menyebut hal ini tidak menciptakan keadaan yang tentu.

    “Karena memang sekarang, kalau tadi Bapak mengatakan sekarang ini manusia sudah melupakan hati nurani. Jadi mereka hanya bisa berpikir untuk mendapatkan sebuah pikiran yang sering kali saya sendiri merasa bahwa itu tidak membangun sebuah keniscayaan,” kata Megawati.

    Sejumlah elite PDIP seperti Ketua DPP bidang Luar Negeri Ahmad Basarah hingga Ketua DPP Bintang Puspayoga juga menemani. Turut hadir Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi dan Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono. Connie Bakrie ikut hadir dalam acara ini.

    Dalam pertemuan ini, Megawati diminta menjadi Advisory Board atau semacam Dewan Pengarah Scholas Occurrentes yang akan dibentuk di Indonesia.

    Megawati merasa terhormat diminta membantu Scholas Occurrentes.

    Ahmad Basarah menjelaskan Megawati sebelumnya telah menerima audiensi Jose Maria del Corral di kediamannya, Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada 2 Oktober 2024 lalu. Dalam pertemuan ini, Jose Maria didampingi Fr. Marcin Schmidt. Sementara Megawati didampingi Ketua DPP PDIP Yasonna H Laoly dan juga Ahmad Basarah sendiri.

    Basarah mengatakan, Megawati Soekarnoputri sangat mengapresiasi peran Scholas Occurrentes dalam mencerdaskan anak-anak muda melalui pendidikan yang inovatif dan membebaskan serta memupuk toleransi sejak usia dini. Basarah juga menjelaskan, Megawati diminta untuk menjadi ‘Chairperson of Advisory Board’ Scholas Occurrentes yang akan dibentuk di Indonesia.

    “Permintaan ini disampaikan secara langsung saat pertemuan di Jakarta,” kata Basarah di Roma sebelum pertemuan hari ini.

    (gbr/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Megawati Diminta Jadi Dewan Penasihat Scholas Occurrentes Asia

    Megawati Diminta Jadi Dewan Penasihat Scholas Occurrentes Asia

    Vatikan

    Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bertemu Presiden Global Scholas Occurrentes, José María del Corral. Megawati diminta menjadi Dewan Penasihat Scholas Occurrentes untuk Asia.

    Megawati bertemu Jose Maria di Kantor Pusat Global Scholas Occurrentes di Roma, Selasa (4/2/2025). Megawati didampingi putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani dan Mohamad Rizki Pratama.

    Sejumlah elite PDIP seperti Ketua DPP bidang Luar Negeri Ahmad Basarah hingga Ketua DPP Bintang Puspayoga juga menemani. Turut hadir Dubes RI untuk Tunisia Zuhairi Misrawi dan Dubes RI untuk Takhta Suci Vatikan Michael Trias Kuncahyono. Connie Bakrie ikut hadir dalam acara ini.

    Megawati yang tiba di lokasi disambut hangat José María del Corral. Megawati dan rombongan juga sempat melakukan sesi foto penyambutan.

    Setelahnya, Megawati dan Presiden Scholas melakukan dialog seputar pendidikan, termasuk pendidikan anak-anak. Megawati sempat menanyakan seputar Scholas hingga gerakannya yang luas. Megawati kemudian diminta menjadi Advisory Board atau semacam Dewan Pengarah Scholas Occurrentes yang akan dibentuk di Indonesia.

    Megawati merasa terhormat diminta membantu Scholas Occurrentes.

    Adapun Ahmad Basarah menjelaskan Megawati sebelumnya telah menerima audiensi José María del Corral di kediamannya, Jl. Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada 2 Oktober 2024 lalu. Dalam pertemuan ini, José María didampingi Fr. Marcin Schmidt. Sementara Megawati didampingi Ketua DPP PDIP Yasonna H Laoly dan juga Ahmad Basarah sendiri.

    Basarah mengatakan Megawati Soekarnoputri sangat mengapresiasi peran Scholas Occurrentes dalam mencerdaskan anak-anak muda melalui pendidikan yang inovatif dan membebaskan serta memupuk toleransi sejak usia dini. Basarah juga menjelaskan, Megawati diminta untuk menjadi ‘Chairperson of Advisory Board’ Scholas Occurrentes yang akan dibentuk di Indonesia.

    “Permintaan ini sampaikan secara langsung saat pertemuan di Jakarta,” kata Basarah di Roma sebelum pertemuan hari ini.

    Megawati diminta oleh gerakan pendidikan global yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires, untuk memberikan saran dan arahan bagi pengembangan Scholas di Indonesia.

    “Advisory Board akan beranggotakan tokoh-tokoh nasional dengan latar belakang yang berbeda, mewakili kelompok budaya dan agama di Indonesia,” kata Basarah.

    Dia pun mengatakan tugas dan Fungsi Advisory Board akan disusun kemudian, namun secara umum akan meliputi hal-hal seperti promosi keberadaan Scholas di Indonesia, mendukung misi dan tujuan Scholas dan memberikan saran/nasihat untuk menangani berbagai masalah yang dihadapi.

    “Memperluas jaringan Scholas melalui perencanaan program dan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.

    Basarah menambahkan, peran Megawati Soekarnoputri sebagai Chairperson Advisory Board diharapkan mendukung rencana pembukaan Kantor Perwakilan Scholas di Indonesia untuk kegiatan operasional di Indonesia dan Asia.

    Scholas Occurrentes adalah sebuah gerakan pendidikan global yang telah dirintis oleh Paus Fransiskus di tahun 2001 saat menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires. Ini kemudian diluncurkan kembali secara global pada tahun 2013 dan berkantor pusat di Roma. Adapun, semboyan Scholas Occurrentes adalah ‘Towards an Education Without Borders’.

    (gbr/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam

    loading…

    Matangkan Konsep Kurikulum Cinta dan Eco-Theology, Menag: Rawat Kerukunan, Jaga Kelestarian Alam/Kemenag

    Kementerian Agama terus mematangkan konsep “Kurikulum Cinta” dan “Eco-Thelogy” agar bisa segera diterapkan. Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, dua konsep ini merupakan refleksi mendalam atas peran agama dalam membangun masyarakat yang rukun dan menjaga kelestarian bumi sebagai amanah Tuhan.

    Dua konsep ini dibahas bersama dalam seminar internasional bertajuk “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology sebagai Basis Gerakan Implementasi Deklarasi Jakarta” di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan. Giat ini diselenggarakan Kemenag bekerja sama dengan Pesantren As’adiyah, Sengkang.

    Hadir, mantan Deputy Menteri Wakaf Mesir As-Said Muhamad Ali Al-Husaini, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Arsad Hidayat, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Nyayu Khodijah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Hamdan Juhanis, dan civitas academica Perguruan Tinggi Keagamaan.

    Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin dan Dirjen Bimas Islam Abu Rokhmad juga terjadwal menjadi pembicara
    “Kurikulum Cinta dan Eco-Theology menjadi landasan penting dalam membentuk kesadaran kolektif untuk kehidupan yang lebih baik. Dua isu ini beberapa waktu lalu kami deklarasikan bersama Paus Fransiskus dalam suatu pernyataan bersama ‘Deklarasi Istiqlal’,” terang Menag di Jakarta, Selasa (4/2/2025).

    Dijelaskan Menag, konsep Kurikulum Cinta merupakan seperangkat sistem dan fondasi hidup bersama dalam keragaman, untuk kerukunan umat beragama, baik internal maupun antarumat beragama. Cinta adalah inti dari segala tindakan kebaikan.
    “Kurikulum Cinta adalah konsep yang menekankan pentingnya pendidikan berbasis kasih sayang, empati, dan penghargaan terhadap perbedaan. Nilai ini harus menjadi bagian utama dalam sistem pendidikan kita, baik di lembaga formal maupun dalam lingkungan sosial dan keluarga, termasuk dalam kehidupan Pondok Pesantren,” sebut Menag.

    Sudah seharusnya, kata Menag, pendidikan agama tidak hanya mengajarkan hal ritual-formalistik, tetapi juga menanamkan ruh dan semangat moderasi dan penghormatan terhadap keberagaman. Di Indonesia, kita telah melihat bagaimana pesantren, madrasah, dan sekolah-sekolah berbasis agama mulai mengajarkan toleransi dan harmoni dalam kehidupan berbangsa. “Ini adalah langkah maju yang harus terus kita dorong dan perkuat,” tuturnya.

    “Dalam kehidupan sosial, “Kurikulum Cinta” dapat diimplementasikan melalui berbagai gerakan dan program yang memperkuat solidaritas antarumat beragama. Misalnya, dialog lintas iman, aksi sosial bersama, dan kampanye perdamaian,” sambungnya.
    Terkait Eco-Theology, Menag menjelaskan bahwa itu menjadi landasan spiritualitas dalam upaya pelestarian lingkungan. Konsep “Eco-Theology” mengajarkan bahwa menjaga bumi bukan sekadar upaya ilmiah atau kebijakan negara, tetapi juga merupakan bagian dari spiritualitas dan ibadah kita kepada Tuhan.

    Baca Juga: Perjalanan Agung Isra Mikraj, Tanda-tanda Kebesaran Allah SWT

    “Gerakan lingkungan berbasis keagamaan telah berkembang di banyak tempat. Di Indonesia, kita telah melihat inisiatif masjid ramah lingkungan (eco-friendly mosque), pesantren hijau (green pesantren), gereja berkelanjutan, dan lainnya yang memanfaatkan energi terbarukan dan praktik ramah lingkungan. Ini adalah contoh-contoh baik yang harus terus kita kembangkan sebagai wujud nyata dari eco-theology dalam kehidupan umat beragama,” tandasnya.

  • Puan: KTT Anak di Vatikan lahirkan aksi nyata demi generasi mendatang

    Puan: KTT Anak di Vatikan lahirkan aksi nyata demi generasi mendatang

    Janganlah kita hanya berbicara tentang perubahan, marilah kita menjadi bagian dari perubahan.

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan bahwa World Leaders Summit on Children’s Rights yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus di Vatikan dapat melahirkan aksi nyata dan demi memperjuangkan hak anak-anak di seluruh dunia.

    Berdasarkan rilis yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa, Puan Maharani mengatakan bahwa tantangan dunia makin tidak mudah karena ancaman terhadap anak-anak mulai dari putus sekolah, kemiskinan ekstrem, hingga dampak peperangan ada di depan mata.

    Oleh karena itu, semua pihak perlu mencari solusi baru untuk membantu dan melindungi anak-anak.

    Puan yang juga berfokus terhadap isu anak itu menyebut KTT yang digelar di Vatikan tersebut sejalan dengan upaya DPR dalam memperjuangkan hak-hak anak.

    “Anak-anak di seluruh dunia terus menghadapi ancaman serius terhadap hak-hak mereka, termasuk eksploitasi dan pelecehan,” kata perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.

    Meskipun ada kemajuan global dan upaya untuk mengatasi masalah ini, menurut dia, banyak anak masih rentan

    Untuk mengatasi berbagai ancaman tersebut, dia menyebutkan banyak hal yang dapat dilakukan demi menunjang anak-anak bisa hidup dengan nyaman, salah satunya dengan mereformasi pendidikan.

    Wakil rakyat ini mencontohkan pembelajaran digital, kelas jarak jauh, dan menggunakan platform pembelajaran yang dipersonalisasi dengan kecerdasan buatan (AI).

    “Lewat upaya mengintegrasikan pendidikan dengan pelatihan kejuruan, dapat membekali anak-anak dengan keterampilan praktis sehingga mereka tidak terlalu rentan terhadap pekerjaan eksploitatif,” ungkapnya.

    Puan juga memandang perlu menggunakan kemajuan teknologi digital sebagai alat untuk melindungi hak-hak anak.

    “Platform digital dan AI dapat untuk melacak dan mencegah perdagangan manusia,” sambung dia.

    Mantan Menko PMK itu menambahkan bahwa komunitas internasional perlu memperkuat kerja sama global untuk mencegah permasalahan pekerjaan anak dan perdagangan manusia yang telah menjadi isu lintas batas.

    Oleh karena itu, kata Puan, memerlukan kerja sama internasional yang kuat untuk melawan jaringan kriminal yang mengeksploitasi anak-anak.

    Cucu Bung Karno tersebut memandang perlu pendekatan inovatif yang dapat memperkuat hak-hak anak dan menumbuhkan dunia yang lebih aman bagi mereka.

    Puan menilai dunia tidak bisa lagi mengandalkan metode yang sudah ketinggalan zaman untuk memerangi masalah yang sudah mengakar terkait dengan anak.

    “Masa depan anak-anak kita bergantung pada tindakan yang kita ambil hari ini. Janganlah kita hanya berbicara tentang perubahan, marilah kita menjadi bagian dari perubahan,” katanya.

    Ia lantas mengajak semua pihak menjadi pelindung anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan di antara masyarakat.

    “Ketika kita melindungi seorang anak, kita melindungi diri kita sendiri, dan kita melindungi masa depan umat manusia,” pungkas Puan.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Gerindra undang Megawati hingga Jokowi hadiri HUT pada 15 Februari

    Gerindra undang Megawati hingga Jokowi hadiri HUT pada 15 Februari

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Gerindra undang Megawati hingga Jokowi hadiri HUT pada 15 Februari
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 03 Februari 2025 – 23:47 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengundang seluruh mantan Presiden RI untuk datang menghadiri kegiatan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-17 Partai Gerindra yang dijadwalkan pada 15 Februari mendatang.

    Muzani mengatakan seluruh mantan Presiden RI, baik Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDIP hingga Presiden Ke-7 RI Joko Widodo diundang dalam acara tersebut.

    “Semua pimpinan partai politik, apalagi ketua umum, akan kami undang. Insyaallah semua mantan presiden akan kami undang,” kata Muzani usai memberikan keterangan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.

    Saat ditanya lebih lanjut soal kemungkinan pertemuan Presiden Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra dengan Megawati, Muzani menjawab bahwa Megawati lagi di luar negeri.

    Megawati Soekarnoputri saat ini tengah berada di Vatikan bersama Ketua DPR RI Puan Maharani dan petinggi PDIP lainnya untuk menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights. Megawati juga dijadwalkan mengadakan pertemuan khusus dengan Paus Fransiskus dalam acara tersebut.

    “Bu Mega lagi di luar negeri. Pulangnya belum tahu,” kata Muzani saat ditanya soal kemungkinan pertemuan Megawati dan Prabowo pada HUT Gerindra.

    Peringatan HUT Gerindra pada 6 Februari rencananya akan digelar sederhana dengan acara pemotongan tumpeng. Muzani belum dapat memastikan lokasi pemotongan tumpeng tersebut pada 6 Februari, ataupun lokasi perayaan HUT partai pada 15 Februari.

    “Insyaallah kegiatan ulang tahun Partai Gerindra di tingkat nasional akan dilaksanakan pada tanggal 15 Februari yang didahului dengan rapat pimpinan nasional tanggal 14 Februari, dan tanggal 15-nya adalah ulang tahun yang ke-17,” kata Muzani.

    Sumber : Antara

  • Hadiri KTT di Vatikan, Puan Harap Ada Aksi Nyata Lindungi Hak-hak Anak

    Hadiri KTT di Vatikan, Puan Harap Ada Aksi Nyata Lindungi Hak-hak Anak

    Vatikan

    Ketua DPR RI Puan Maharani turut menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights yang diinisiasi oleh Paus Fransiskus di Vatikan. Puan yang hadir bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam forum memperjuangkan hak-hak anak itu mengharapkan ada aksi nyata selepas gelaran acara.

    World Leaders Summit on Children’s Rights digelar di Istana Apostolik Vatikan, Senin (3/2/2025). Berdasarkan pandangan langsung di lokasi, acara ini digelar pagi hingga sore waktu setempat. Megawati dan sejumlah tokoh yang menjadi panelis menyampaikan pandangannya soal anak. Puan yang berangkat bersama Megawati serta Mohamad Rizki Pratama, mengapresiasi acara ini.

    “Saya mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya untuk menyelenggarakan konferensi ini. Dengan World Leaders Summit on Children’s Rights, kita dapat duduk bersama dan bertukar pikiran tentang hak anak dan misi kemanusiaan global demi generasi mendatang,” kata Puan.

    Pertemuan ini mengambil tema ‘Let’s Love and Protect Them’. Puan menyebut diskusi ini melahirkan harapan dalam memperjuangkan hak-hak anak di dunia dan dia menegaskan tugas semua pihak yakni mencari solusi baru untuk membantu dan melindungi hak-hak anak.

    “Semoga dari pertemuan World Leaders’ Summit on Children’s Rights ini melahirkan aksi nyata untuk anak-anak kita di negara masing-masing, dan demi langkah memperjuangkan hak anak-anak di seluruh dunia,” lanjut Puan.

    Puan juga menyebut KTT ini sejalan dengan upaya DPR dalam memperjuangkan hak-hak anak.

    “Anak-anak di seluruh dunia terus menghadapi ancaman serius terhadap hak-hak mereka, termasuk eksploitasi dan pelecehan. Meskipun ada kemajuan global dan upaya untuk mengatasi masalah ini, banyak anak masih rentan,” kata Puan.

    Puan menilai ada banyak hal yang bisa dilakukan demi menunjang anak-anak bisa hidup dengan nyaman. Dia mengungkit reformasi pendidikan.

    “Kita juga perlu menggunakan kemajuan teknologi digital sebagai alat untuk melindungi hak-hak anak. Platform digital dan AI dapat digunakan untuk melacak dan mencegah perdagangan manusia,” sambungnya.

    Puan menambahkan, komunitas internasional perlu memperkuat kerja sama global untuk mencegah permasalahan eksploitasi anak. “Oleh karena itu, kita memerlukan kerja sama internasional yang kuat untuk melawan jaringan kriminal yang mengeksploitasi anak-anak,” tegas Puan.

    (gbr/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Selamatkan Anak Korban Perang Demi Masa Depan Peradaban Dunia  

    Selamatkan Anak Korban Perang Demi Masa Depan Peradaban Dunia  

    JAKARTA – Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, menegaskan bahwa semua pihak memiliki tanggung jawab untuk melindungi masa depan anak-anak di seluruh dunia, termasuk mereka yang menjadi korban perang di Palestina dan Ukraina. Menurutnya, upaya ini sangat penting demi keberlangsungan peradaban dunia.  

    Pernyataan tersebut disampaikan Megawati dalam sambutannya pada pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, pada Minggu malam. Acara ini dihadiri oleh sejumlah menteri, duta besar, pejuang kemanusiaan, aktivis The Unbroken Kids Alliance, serta anak-anak korban perang dari Palestina dan Ukraina.  

    “Saya merasa sangat bangga dan terhormat berada dalam forum luar biasa ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak, di mana pun mereka berada, karena mereka adalah harapan bagi peradaban dunia,” ujar Megawati, dikutip dari ANTARA, Senin (3/2).  

    Ia mengapresiasi inisiatif Unbroken Kids Alliance, yang dianggapnya sebagai misi kemanusiaan mulia dalam menyelamatkan anak-anak korban perang.  

    “Upaya ini bukan hanya menyelamatkan anak-anak, tetapi juga menjaga masa depan peradaban dunia,” tambahnya.  

    Megawati juga menyampaikan penghargaan kepada para pejuang kemanusiaan yang telah berkontribusi dalam menyelamatkan generasi penerus.  

    “Kami dari Indonesia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pejuang kemanusiaan. Kalian semua telah berperan besar dalam menyelamatkan dunia. Anak-anak korban perang adalah permata bagi masa depan yang lebih baik. Mereka akan melanjutkan misi kita untuk membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan,” katanya.  

    Pertemuan ini merupakan bagian dari rangkaian acara World Leaders Summit on Children’s Rights yang digelar di Vatikan pada Senin (3/2). Forum ini akan dibuka oleh Pemimpin Umat Katolik Dunia, Paus Fransiskus.  

    Hadir pula dalam acara tersebut pendiri 5P Global Movement, Arsjad Rasjid, yang turut memberikan sambutan.  

    Gerakan 5P Global Movement berfokus pada lima pilar utama, yaitu: Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Lingkungan), dan Partnership (Kemitraan).  

  • Megawati: Children’s Rights harapan baru masa depan anak di dunia

    Megawati: Children’s Rights harapan baru masa depan anak di dunia

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri meyakini bahwa World Leaders Summit on Children’s Rights yang dibahas di Vatikan pada hari ini, Senin (3/2), bisa memperkuat hubungan antar dunia untuk lebih memperhatikan anak-anak di seluruh dunia.

    “Saya percaya, bahwa Children’s Rights yang dibahas di Roma ini memiliki legitimasi historis dan akan memperkuat harapan baru bagi masa depan anak-anak kita,” kata Megawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    “Mengapa? Sebab di Roma inilah nilai-nilai cinta kasih, kemanusiaan, keadilan, dan keberpihakan pada yang miskin, atau option to the poor, selalu menjadi pegangan dalam menghadapi berbagai tantangan jaman,” sambungnya.

    Menurutnya, anak-anak di seluruh dunia menghadapi tantangan yang tidak mudah.

    Apalagi, di tengah tantangan global saat ini, anak-anak justru dihadapkan minimnya perhatian, pelayanan kesehatan, pendidikan, serta dihadapkan dengan rasa takut.

    Ketua Dewan Pengarah BRIN ini pun mengulas soal Indonesia yang telah membuat langkah signifikan dalam menegakkan hak-hak anak.

    Pasalnya, konstitusi telah menjamin hak setiap anak untuk bertahan hidup, tumbuh, dan terlindungi dari kekerasan dan diskriminasi.

    Termasuk, amanat konstitusi ini dijalankan melalui pembentukan suatu Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang ia ketika menjadi Presiden Kelima RI pada tahun 2002.

    “Namun demikian, ada berbagai tantangan untuk memenuhi hak-hak tersebut. Anak-anak kita akan menanggung beban terberat akibat krisis global saat ini,” ujar Megawati.

    “Krisis ini dipicu oleh perubahan iklim, kerawanan pangan, ketidakadilan digital, pertarungan geopolitik, dan kesenjangan sosial-ekonomi yang terus berlanjut,” lanjut dia.

    Putri Proklamator Bung Karno ini turut menyinggung soal perubahan iklim yang mengancam kelangsungan hidup umat manusia dan bumi.

    Megawati menilai sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia semakin sering menghadapi bencana ekologis.

    Ia mengatakan semua aspek ini memengaruhi akses terhadap pendidikan, kesehatan, pangan dan gizi, serta kerusakan tatanan kehidupan seperti infrastruktur sekolah.

    “Dampaknya, anak-anak yang miskin dan sudah terpinggirkan menjadi semakin rentan,” ungkap Megawati.

    Ia menambahkan kesenjangan digital juga telah menciptakan penjajahan bentuk baru. Meskipun teknologi ini menawarkan peluang besar untuk belajar dan berkembang, kurangnya akses dan literasi yang merata semakin memperbesar kesenjangan yang ada.

    Dalam kesempatan ini, Megawati didampingi putranya Mohamad Rizki Pratama dan putrinya yang juga Ketua DPR RI Puan Maharani, mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Bintang Puspayoga, Dubes Indonesia untuk Tunisia Zuhairi Misrawi, dan Guru Besar Fakultas Hubungan Internasional Universitas St.Petersburg Connie Rahakundini Bakrie.

    Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus pun membuka langsung pertemuan World Leaders Summit on Children’s Rights di Vatikan.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia

    Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri saat menghadiri pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2/2025). (ANTARA/HO-PDIP)

    Megawati: Selamatkan anak korban perang demi peradaban dunia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 03 Februari 2025 – 10:39 WIB

    Elshinta.com – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan semua pihak mempunyai tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia mana pun demi masa depan peradaban dunia, termasuk korban dan penyintas perang di Palestina dan Ukraina saat ini.

    Hal ini disampaikan Megawati dalam sambutannya saat menghadiri pertemuan Unbroken 5P Kids Alliance di Museum San Salvatore in Lauro, Roma, Minggu (2/2) malam. Hadir dalam pertemuan ini sejumlah ​​​menteri dan duta besar, serta pejuang kemanusiaan, aktivis “The Unbroken Kids Alliance” dan anak-anak korban perang di Palestina dan Ukraina.

    “Saya sangat bangga dan merasa terhormat berada dalam forum sangat luar biasa ini. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga masa depan anak-anak di belahan dunia manapun mereka berada, karena mereka adalah harapan masa depan bagi peradaban dunia,” kata Megawati dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Ia menambahkan upaya yang dilakukan Unbroken Kids Alliance ini merupakan misi dan tugas mulia karena telah berjuang menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban perang antarnegara dan bangsa.

    “Itu artinya telah menyelamatkan masa depan peradaban dunia,” ujarnya.

    “Kami dari Indonesia memberikan apresiasi tertinggi kepada para pejuang kemanusiaan. Kalian semua telah menyelamatkan dunia, kalian telah melaksanakan langkah besar, karena anak-anak korban perang adalah permata untuk masa depan peradaban yang lebih baik. Anak-anak kita akan melanjutkan misi kita membangun dunia yang lebih damai dan berkeadilan,” sambung dia.

    Agenda ini masih rangkaian pertemuan World Leaders Summit on Children’s Rights di Vatikan, Senin (3/2). Pemimpin Umat Katolik Dunia Paus Fransiskus akan membuka forum ini. Tampak juga hadir pendiri 5P Global Movement, Arsjad Rasjid yang juga memberikan sambutan di acara ini.

    Gerakan 5P ini mencakup lima pilar utama yaitu: Peace (Perdamaian), Prosperity (Kesejahteraan), People (Manusia), Planet (Planet) dan Partnership (Kemitraan).

     

     

    Sumber : Antara