Tag: Paus Fransiskus

  • Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Linimasa Penuh Duka

    Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Linimasa Penuh Duka

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada hari Senin (21/4) di usia 88 tahun. Paus meninggal sehari setelah tampil di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu (20/4) waktu setempat saat Paskah, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan. Linimasa media sosial pun ramai dengan kabar duka ini.

    “Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya, dilansir kantor berita AFP, Senin (21/4/2025).

    Linimasa media sosial X pun sudah dipenuhi oleh para netizen dari seluruh dunia yang berbondong-bondong mengucapkan duka cita terhadap Paus Fransiskus, yang beberapa waktu lalu mendatangi Indonesia dan disambut hangat.

    “Turut Berduka Cita atas kehilangan Paus Fransiskus. Jujur saya sendiri juga mengikuti misa ekaristi dengan beliau dan merasa sedih karena kehilangannya hari ini. Semoga Tuhan Yesus memberkati jiwanya,” tulis seorang netizen.

    “Paus yg kemarin dtg ke indonesia meninggal, rest in peace,” tulis yang lain. “May he rest in peace and behold the eternal glory of God,” tulis sebuah komentar berbahasa Inggris.

    “My deepest condolences to Catholics around the world on the passing of Pope Francis. His life of humility, compassion, and faith touched millions,” sebut komentar selanjutnya. Berikut kabar meninggalnya Paus dan berbagai ucapan duka lainnya:

    Pope Francis died on Easter Monday, April 21, 2025, at the age of 88 at his residence in the Vatican’s Casa Santa Marta. pic.twitter.com/jUIkbplVi2

    — Vatican News (@VaticanNews) April 21, 2025

    Pope Francis died this morning.
    Yesterday, I filmed him saying “Buona Pasqua.”
    I didn’t know I was looking at him for the last time.
    Didn’t know I was capturing a goodbye.

    Thank you Papa Francesco for everything. pic.twitter.com/OFC286OY7e

    — Romy🦢 (@romytweeting) April 21, 2025

    Pope Francis has died. Eternal rest grant unto him of Lord, and may perpetual light shine upon him. May he Rest in Peace pic.twitter.com/M2di35ZIqp

    — Catholic Sat (@CatholicSat) April 21, 2025

    POPE FRANCIS, CHURCH REFORMER AND FIRST LATIN AMERICAN PONTIFF, DIES AT 88

    Pope Francis, the first Jesuit and Latin American and the first non-European in over a millennium to lead the Catholic Church, has died at the age of 88, the Vatican just announced. pic.twitter.com/xEtcwufJbz

    — The Varsitarian (@varsitarianust) April 21, 2025

    RIP Pope Francis pic.twitter.com/o0Qb8ZBAPg

    — LakeShowYo (@LakeShowYo) April 21, 2025

    (fyk/fyk)

  • Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88, Sempat Dirawat Akibat Pneumonia Bilateral

    Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88, Sempat Dirawat Akibat Pneumonia Bilateral

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun. Kabar duka ini disampaikan oleh pihak Vatikan pada Senin (21/4/2025).

    “Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengabarkan wafatnya Bapa Suci Fransiskus. Pada pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa Suci,” tulis pihak Vatikan dikutip dari laman Vatican News, Senin (21/4/2025).

    Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada hari Jumat, 14 Februari 2025, setelah mengalami bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis Paus Fransiskus berangsur-angsur memburuk kemudian dokter mendiagnosis pneumonia bilateral pada hari Selasa, 18 Februari.

    Setelah 38 hari di rumah sakit, mendiang Paus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya.

    Pada tahun 1957, di awal usia 20-an, Jorge Mario Bergoglio menjalani operasi di negara asalnya Argentina untuk mengangkat sebagian paru-parunya yang telah terkena infeksi pernapasan parah.

    Seiring bertambahnya usia, Paus Fransiskus sering mengidap penyakit pernapasan, bahkan membatalkan rencana kunjungan ke Uni Emirat Arab pada bulan November 2023 karena influenza dan radang paru-paru.

    (kna/up)

  • Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88, Sempat Dirawat Akibat Pneumonia Bilateral

    Paus Fransiskus Meninggal Dunia

    Jakarta

    Paus Fransiskus meninggal pada hari Senin di usia 88 tahun. Paus meninggal, sehari setelah tampil di Lapangan Santo Petrus pada hari Minggu saat Paskah, kata Vatikan dalam sebuah pernyataan.

    “Pagi ini pukul 7:35 (0535 GMT) Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin Farrell dalam pernyataan yang dipublikasikan oleh Vatikan di saluran Telegramnya.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kalau Keadaan Bangsa Tak Damai dan Sejahtera, Bakti kepada Allah Diragukan

    Kalau Keadaan Bangsa Tak Damai dan Sejahtera, Bakti kepada Allah Diragukan

    JAKARTA – Uskup Agung Jakarta Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo mengatakan, Paskah 2025 adalah momen untuk menunjukkan kepedulian dan upaya membantu terhadap yang lemah dan dilemahkan, sebagai indikator bakti kepada Tuhan.

    “Kalau keadaan bangsa itu tidak damai dan tidak sejahtera, baktinya kepada Allah itu bisa diragukan. Karena bakti yang sejati hanya bisa dilihat dari indikatornya. Ternyata di dalam sejarah umat Allah itu, yang sudah dibekali dengan segala macam yang bagus, itu semakin lama semakin luntur,” ujar Suharyo di Jakarta, Minggu, 20 April, usai Misa Pontifikal Minggu Paskah dikutip dari Antara. 

    Suharyo mengatakan manusia Paskah adalah yang membiarkan Kristus bangkit dalam dirinya. Adapun tanda-tanda orang semacam itu, yakni meneladani Yesus yang berjalan, berkeliling, sambil berbuat baik. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai perbuatan baik tersebut, contohnya dengan menjadi penabur harapan.

    Dia mengatakan pada Tahun Yubileum 2025, adalah ketika tatanan yang rusak diusahakan untuk dipulihkan agar orang yang tidak berdaya dapat bangkit kembali.

    “Nah, Gereja Katolik, Keuskupan Jakarta, sedang merayakan ini, dan temanya tahun ini adalah Peziarah Pengharapan. Maka, umat Katolik dituntut, tidak hanya diminta, dituntut untuk mencari jalan supaya menjadi peziarah pengharapan dan penabur pengharapan,” ujarnya.

    Sebagai masyarakat biasa, katanya, publik tidak mampu dan berwenang menentukan kebijakan. Meski demikian, perbuatan baik tetap harus dijalankan.

    Dia mencontohkan seorang perempuan jauh-jauh dari Pulau Kalimantan ke Jakarta untuk mengobati anaknya yang kena kanker. Pihaknya menyediakan rumah teduh guna memfasilitasi keluarga tersebut.

    “Banyak teman-teman, bukan hanya orang, umat Katolik, tetapi lintas agama yang menyediakan hal seperti ini. Tanda pengharapan. Penabur pengharapan,” katanya.

    Menurutnya, perbuatan-perbuatan baik tersebut tidak perlu besar. Hal kecil, misalnya mematuhi aturan lalu lintas adalah salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan, karena hal itu dapat memberikan harapan akan rasa aman bagi pengguna jalan lain.

    Dalam kesempatan itu, dia menyoroti ragam isu kemanusiaan di Indonesia saat ini, contohnya tindak pidana perdagangan orang (TPPO), judi daring, hingga korupsi.

    “Luka-luka bernanah akibat korupsi ini merupakan dosa berat yang berteriak ke surga. Karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat, korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan,” ujar Suharyo mengutip Paus Fransiskus.

    Isu-isu lainnya yang disoroti oleh Suharyo, seperti kekerasan rumah tangga dan antarwarga. Suharyo mengatakan yang perlu dilakukan adalah mencari akar permasalahan berdasarkan tanggung jawab masing-masing pihak.

    “Pemerintah, negara mencari akar dari masalah itu dan mencoba mencari jalan keluar. Dunia bisnis mesti mencari akar dari semuanya itu dan terlibat di dalam mengusahakan kebaikan bersama. Masyarakat, warga kita semua juga mencari jalan yang mesti kita temukan agar kita ikut berjalan sambil berbuat baik itu,” katanya. 

  • Paskah momen berbakti dengan membantu yang lemah

    Paskah momen berbakti dengan membantu yang lemah

    Uskup Agung Jakarta Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo (tengah) dalam Misa Pontifikal Minggu Paskah, di Jakarta, Minggu, (20/4/2025). ANTARA/Azfar Muhammad Robbani.

    Uskup Agung Jakarta: Paskah momen berbakti dengan membantu yang lemah
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 20 April 2025 – 18:25 WIB

    Elshinta.com – Uskup Agung Jakarta Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo mengatakan Paskah 2025 adalah momen untuk menunjukkan kepedulian dan upaya membantu terhadap yang lemah dan dilemahkan, sebagai indikator bakti kepada Tuhan.

    “Kalau keadaan bangsa itu tidak damai dan tidak sejahtera, baktinya kepada Allah itu bisa diragukan. Karena bakti yang sejati hanya bisa dilihat dari indikatornya. Ternyata di dalam sejarah umat Allah itu, yang sudah dibekali dengan segala macam yang bagus, itu semakin lama semakin luntur,” ujar Suharyo di Jakarta, Minggu, usai Misa Pontifikal Minggu Paskah.

    Suharyo mengatakan manusia Paskah adalah yang membiarkan Kristus bangkit dalam dirinya. Adapun tanda-tanda orang semacam itu, yakni meneladani Yesus yang berjalan, berkeliling, sambil berbuat baik. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai perbuatan baik tersebut, contohnya dengan menjadi penabur harapan.

    Dia mengatakan pada Tahun Yubileum 2025, adalah ketika tatanan yang rusak diusahakan untuk dipulihkan agar orang yang tidak berdaya dapat bangkit kembali.

    “Nah, Gereja Katolik, Keuskupan Jakarta, sedang merayakan ini, dan temanya tahun ini adalah Peziarah Pengharapan. Maka, umat Katolik dituntut, tidak hanya diminta, dituntut untuk mencari jalan supaya menjadi peziarah pengharapan dan penabur pengharapan,” ujarnya.

    Sebagai masyarakat biasa, katanya, publik tidak mampu dan berwenang menentukan kebijakan. Meski demikian, perbuatan baik tetap harus dijalankan.

    Dia mencontohkan seorang perempuan jauh-jauh dari Pulau Kalimantan ke Jakarta untuk mengobati anaknya yang kena kanker. Pihaknya menyediakan rumah teduh guna memfasilitasi keluarga tersebut.

    “Banyak teman-teman, bukan hanya orang, umat Katolik, tetapi lintas agama yang menyediakan hal seperti ini. Tanda pengharapan. Penabur pengharapan,” katanya.

    Menurutnya, perbuatan-perbuatan baik tersebut tidak perlu besar. Hal kecil, misalnya mematuhi aturan lalu lintas adalah salah satu langkah konkret yang dapat dilakukan, karena hal itu dapat memberikan harapan akan rasa aman bagi pengguna jalan lain.

    Dalam kesempatan itu, dia menyoroti ragam isu kemanusiaan di Indonesia saat ini, contohnya tindak pidana perdagangan orang (TPPO), judi daring, hingga korupsi.

    “Luka-luka bernanah akibat korupsi ini merupakan dosa berat yang berteriak ke surga. Karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat, korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan penuh harapan,” ujar Suharyo mengutip Paus Fransiskus.

    Isu-isu lainnya yang disoroti oleh Suharyo, seperti kekerasan rumah tangga dan antarwarga. Suharyo mengatakan yang perlu dilakukan adalah mencari akar permasalahan berdasarkan tanggung jawab masing-masing pihak.

    “Pemerintah, negara mencari akar dari masalah itu dan mencoba mencari jalan keluar. Dunia bisnis mesti mencari akar dari semuanya itu dan terlibat di dalam mengusahakan kebaikan bersama. Masyarakat, warga kita semua juga mencari jalan yang mesti kita temukan agar kita ikut berjalan sambil berbuat baik itu,” katanya.

    Sumber : Antara

  • Paus Fransiskus Meninggal di Usia 88, Sempat Dirawat Akibat Pneumonia Bilateral

    Paus Fransiskus Serukan Gencatan Senjata di Gaza hingga Bebaskan Sandera

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus muncul di hadapan publik pada perayaan Paskah di balkon utama Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata segera di Gaza dalam pesannya.

    Dilansir Reuters, Minggu (20/4/2025), Paus berusia 88 tahun itu, membatasi beban kerjanya atas perintah dokter, tidak memimpin Misa Paskah di Vatikan tetapi muncul di akhir acara untuk memberikan berkat dan pesan dua kali setahun yang dikenal sebagai “Urbi et Orbi” (kepada kota dan dunia).

    Pesan Paus Fransiskus itu dibacakan oleh seorang ajudan saat Paus, yang masih dalam pemulihan dari pneumonia, menyaksikan di balkon utama Basilika Santo Petrus.

    Dalam pesan Paskah, Paus Fransiskus mengatakan situasi di Gaza “dramatis dan menyedihkan”. Paus juga meminta kelompok militan Palestina Hamas untuk membebaskan sandera yang tersisa dan mengutuk apa yang disebutnya sebagai tren antisemitisme yang “mengkhawatirkan” di dunia.

    “Saya menyatakan kedekatan saya dengan penderitaan … seluruh rakyat Israel dan rakyat Palestina,” kata pesan itu.

    “Saya mengimbau pihak-pihak yang bertikai: menyerukan gencatan senjata, membebaskan para sandera dan membantu orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai,” katanya.

    Sebelum dirawat di rumah sakit selama lima minggu karena pneumonia, Paus Fransiskus telah meningkatkan kritik terhadap kampanye militer Israel di Gaza. Paus Fransiskus menyebut situasi kemanusiaan di daerah kantong Palestina itu “sangat serius dan memalukan” pada bulan Januari.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sapa Umat di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus Ucapkan Selamat Paskah

    Sapa Umat di Lapangan Santo Petrus, Paus Fransiskus Ucapkan Selamat Paskah

    Jakarta

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus hadir di hadapan ribuan umat Katolik di Lapangan Santo Petrus untuk merayakan Paskah. Paus Fransiskus mengucapkan selamat paskah di hadapan umat.

    “Selamat Paskah,” kata Paus asal Argentina itu dengan suara lemah dari kursi rodanya di balkon Basilika Santo Petrus, yang disambut gembira oleh puluhan ribu umat beriman dan umat lainnya di lapangan yang dipenuhi bunga, dilansir AFP, Minggu (20/4/2025).

    Paus Fransiskus hadir meskipun kesehatan Paus berusia 88 tahun itu lemah sehingga tidak dapat menghadiri sebagian besar acara Pekan Suci.

    Paus biasanya menyampaikan berkat “Urbi et Orbi” (“Untuk Kota dan Dunia”) dari balkon yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus, tetapi ia memberikan tugas itu kepada seorang kolaborator.

    Dalam pidatonya yang dibacakan, Paus Fransiskus mengutuk anti-Semitisme yang “mengkhawatirkan”, serta situasi yang “menyedihkan” di Gaza.

    “Saya memikirkan rakyat Gaza, dan khususnya masyarakat Kristen di sana, di mana konflik yang mengerikan terus menyebabkan kematian dan kehancuran serta menciptakan situasi kemanusiaan yang dramatis dan menyedihkan,” demikian bunyi pidato Paskah tradisional Paus, yang disampaikan oleh seorang kolaborator saat Fransiskus duduk di kursi rodanya di balkon Basilika Santo Petrus.

    Selain itu Paus Fransiskus juga menyerukan kebebasan beragama dan menghormati pandangan orang lain. Paus Fransiskus mengatakan tanpa kebebasan beragama dan saling menghormati pandangan orang lain, perdamaian tidak mungkin terjadi.

    (yld/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Apa itu Tahun Yubileum dalam Paskah 2025? Begini Penjelasan Lengkap Ignatius Kardinal Suharyo – Halaman all

    Apa itu Tahun Yubileum dalam Paskah 2025? Begini Penjelasan Lengkap Ignatius Kardinal Suharyo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Paskah 2025 terasa begitu istimewa bagi umat Katolik, tak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Tahun ini, Keuskupan Agung Jakarta bersama seluruh Gereja Katolik merayakan Tahun Yubileum, sebuah momen suci yang hanya datang sekali dalam 25 tahun.

    Namun, apa sebenarnya Tahun Yubileum?

    Dalam konferensi pers yang digelar Minggu (20/4/2025), Ignatius Kardinal Suharyo menjelaskan makna mendalam dari perayaan ini.

    “Tahun Yubileum adalah saat pemulihan. Ketika tatanan yang rusak dipulihkan kembali. Orang-orang yang tertindas diberi kesempatan untuk memulai hidup baru,” jelas Kardinal Suharyo.

    Pemulihan dan Harapan bagi yang Terlupakan

    Mengacu pada tradisi Kitab Suci, Kardinal Suharyo mengungkapkan bahwa pada zaman dahulu, Tahun Yubileum menjadi momen ketika para budak dibebaskan, utang dihapuskan, dan tanah yang dirampas dikembalikan kepada pemiliknya. Semuanya bermuara pada satu hal yakni keadilan sosial.

    “Jika bangsa ini tidak damai dan tidak sejahtera, itu tandanya baktinya kepada Tuhan bisa diragukan,” ujarnya tegas.

    Menurutnya, iman tidak cukup dihayati secara pribadi. Iman harus berdampak nyata dalam kehidupan bermasyarakat, terutama melalui perwujudan keadilan dan kebaikan bersama.

    Peziarah Pengharapan di Tengah Dunia yang Terluka

    MISA PASKAH – Pastor Jameslin Damanik (tengah) memimpin Misa Vigili Paskah atau malam tirakatan kebangkitan kristus di Gereja Katedral, Medan, Sabtu (19/4/2025). Misa tersebut merupakan rangkaian ibadah dari pekan suci perayaan Paskah 2025, yang mengambil tema Mewujudkan Tri Tugas Kristus Dalam Hidup Berparoki. TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR (Tribun Medan/Danil Siregar)

    Tahun Yubileum 2025 di Keuskupan Agung Jakarta mengusung tema “Peziarah Pengharapan”.

    Tema ini mengajak umat Katolik untuk tidak hanya menjadi penerima harapan, tetapi juga menjadi pembawa dan penabur harapan di tengah dunia yang tengah bergumul dengan berbagai persoalan.

    “Kita mungkin tidak punya kuasa membuat kebijakan, tapi kita semua punya kewajiban untuk terus berbuat baik, sekecil apapun itu,” kata Kardinal Suharyo.

    Seruan Tegas Terhadap Masalah Sosial dan Moral Bangsa

    Dalam homili Paskah di Gereja Katedral Jakarta yang dihadiri ribuan umat, Kardinal Suharyo menyampaikan keprihatinannya terhadap berbagai isu yang melukai martabat bangsa: perdagangan orang, kerusakan lingkungan, judi online, kekerasan, hingga korupsi.

    Mengutip Paus Fransiskus, ia menyebut korupsi sebagai “dosa berat yang berteriak ke surga.”

    “Keserakahan menghancurkan masa depan. Korupsi tak hanya merusak pribadi, tapi juga menghancurkan harapan masyarakat,” tegasnya.

    Kebangkitan yang Nyata: Berbuat Baik di Dunia yang Retak

    Lebih dari sekadar seremoni keagamaan, Kardinal Suharyo menegaskan bahwa kebangkitan Kristus harus diwujudkan dalam aksi nyata—membangun kembali nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kasih.

    “Mari kita menjadi pribadi yang bangkit, yang berjalan bersama Kristus sambil terus berbuat baik,” tuturnya.

    Ia menutup pesannya dengan harapan besar yakni agar hidup setiap umat menjadi pujian bagi Allah dan berkat bagi gereja, masyarakat, bangsa, dan negara.

     

     

     

     

     

     

     

  • Dosa Berat yang Berteriak ke Surga

    Dosa Berat yang Berteriak ke Surga

    Jakarta

    Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyoroti sejumlah masalah yang masih terjadi di Indonesia dalam rangka perayaan Paskah 2025. Salah satunya adalah permasalahan korupsi di Indonesia.

    Kardinal Suharyo menyebut korupsi adalah sebuah tindakan yang mengerikan. Dirinya pun mengutip pernyataan Paus Fransiskus yang mengumpamakan penyakit korupsi seperti luka bernanah.

    “Kata-kata Paus Fransiskus itu tidak untuk bangsa Indonesia, tetapi untuk korupsi pada umumnya. Dikatakan begini, ‘luka-luka bernanah’. Coba silakan perhatikan kata itu,” kata Suharyo dalam konferensi pers di Katedral, Jakarta, Minggu (20/4/2025).

    Suharyo melanjutkan, Paus menyebut korupsi merupakan dosa berat yang berteriak ke surga. Sebab korupsi merusak kehidupan masyarakat secara luas.

    “Ini saya mengutip, bukan karangan saya, ‘luka-luka bernanah’. Akibat korupsi ini merupakan dosa berat yang berteriak ke surga. Karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan masyarakat,” tuturnya.

    Suharyo juga menyinggung kasus korupsi yang baru-baru saja terjadi. Yaitu korupsi yang dilakukan oleh hakim atau wakil Tuhan.

    Lebih lanjut, dia juga menyinggung masalah judi online yang membuat banyak masyarakat jadi miskin. Suharyo menyebut banyaknya masyarakat yang menjadi korban judi online.

    “Yang paling banyak menjadi korbannya adalah saudari-saudara kita yang memang karena entah apa dorongan yang memaksa mereka untuk berjudi. Akhirnya habis-habisan,” ucapnya.

    “Salah satu yang sangat, sekurang-kurangnya yang masuk ke WA saya, itu adalah perjuangan melawan tindak pidana perdagangan orang,” ucapnya.

    Suharyo berharap para umat Katolik yang ada tidak hanya sekedar merayakan Paskah. Namun, kata dia, semoga umat yang merayakan juga menjadi manusia Paskah.

    “Yang membiarkan Kristus yang bangkit hidup di dalam dirinya. Sehingga hidupnya, pilihan-pilihan hidupnya, pilihan-pilihan tindakannya, itu tidak ditentukan oleh dirinya sendiri saja, tetapi oleh Kristus yang hidup di dalam diri orang yang percaya itu,” tuturnya.

    (ial/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Top 3 News: Kumandang Azan Masjid Istiqlal di Tengah Doa Kolekta Jumat Agung Gereja Katedral – Page 3

    Top 3 News: Kumandang Azan Masjid Istiqlal di Tengah Doa Kolekta Jumat Agung Gereja Katedral – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat, memancarkan nuansa religius yang hangat dan penuh makna pada Jumat siang 18 April 2025. Itulah top 3 news hari ini.

    Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, dua rumah ibadah berdiri berdampingan bukan hanya secara fisik, tapi juga secara spiritual—menjadi simbol hidupnya toleransi beragama di Indonesia.

    Seperti tahun-tahun sebelumnya, Jumat kali ini 18 April 2025, menjadi momen istimewa ketika umat Islam dan umat Kristiani menjalankan ibadah besar secara bersamaan. Umat Muslim menunaikan Salat Jumat, sementara umat Kristiani memperingati Jumat Agung dalam rangka memperingati wafatnya Yesus Kristus.

    Sementara itu, Anggota Komisi III DPR RI Rudianto Lallo, meminta Kejaksaan Agung untuk mengusut tuntas kasus suap yang banyak menjerat hakim. Rudianto mengingatkan, posisi hakim seharusnya menjadi benteng pencari keadilan, namun justru saat ini menjadi pedagang putusan-putusannya.

    Politisi dari NasDem itu meminta pengawasan yang ketat dari Mahkamah Agung dalam penempatan para hakim.

    Berita terpopuler lainnya di kanal News Liputan6.com adalah terkait Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Idrus Marham, menepis isu adanya ‘matahari kembar’ di kepemimpinan Prabowo Subianto. Bahkan dia menegaskan hal itu sebagai fitnah usai sejumlah menteri menyambangi rumah Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) saat momen lebaran.

    Idrus meyakini kedatangan para menteri Prabowo ke kediaman Jokowi di Solo semata bersilaturahmi. Termasuk Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia. Dia khawatir, jika isu tersebut tidak dihentikan, maka akan menjadi bola liar yang berpengaruh terhadap proses pemerintahan.

    Idrus berharap, dengan penegasan yang disampaikan kali ini maka tafsiran liar soal matahari kembar bisa berhenti. Sebab, jangan sampai niat baik silaturahmi yang diajarkan agama dikesampingkan dengan prasangka negatif.

    Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Jumat 17 April 2025:

    Sebelum ke Gereja Katedral, Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus berkunjung ke Istana Merdeka. Di depan Presiden Joko Widodo, Sri Paus Fransiskus menyampaikan pesan perdamaian kepada masyarakat Indonesia, dan memuji semboyan Bhinneka Tung…