Tag: Paus Fransiskus

  • Ketua KWI: Paus Fransiskus banyak tinggalkan pelajaran bagi kehidupan

    Ketua KWI: Paus Fransiskus banyak tinggalkan pelajaran bagi kehidupan

    Jakarta (ANTARA) – Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Mgr. Antonius Subianto Bunjamin mengungkapkan bahwa Paus Fransiskus meninggalkan pelajaran bagi kehidupan soal kemanusiaan dan kepedulian terhadap orang miskin.

    “Ada begitu banyak ajaran-ajaran, yang sekarang dititipkan kepada kita, untuk diteruskan. Nilai-nilai Injil, cinta universal, persaudaraan, kepedulian pada lingkungan, teristimewa bela rasa, kepada orang-orang yang miskin dan orang-orang yang terpinggirkan,” katanya dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Senin.

    Sedangkan Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Stefanus Asat Gusma menyebutkan, momen meninggalnya Paus bertepatan saat seluruh perayaan Liturgi Paskah 2025 di seluruh dunia berjalan lancar.

    Paus Fransiskus wafat di saat sudah memastikan bahwa perayaan Liturgi Paskah seluruh dunia berjalan dengan lancar, semua umat Katolik seluruh dunia merayakan kebangkitan dengan kegembiraan.

    “Lalu beliau pamit meninggalkan kita semua dalam kondisi kita sudah selesai Paskah,” katanya.

    Gusma juga menyebutkan umat Katolik merasa kehilangan sosok pemuka agama yang dikenal dengan kesederhanaanya.

    “Tentu saat ini, kami merasa duka cita yang mendalam kehilangan sosok tokoh manusia yang menjadi panutan, kesederhanannya, keberpihakan terhadap orang miskin tersingkir, mau turun langsung ke wilayah konflik dan lainnya,” kata Gusma.

    Ketua Pemuda Katolik Stefanus Asat Gusma (bersalaman dengan Paus Fransiskus) saat bertemu dengan Paus Fransiskus pada Agustus 2024. ANTARA/HO-Pemuda Katolik

    Gusma juga menceritakan pengalamannya ketika bertemu langsung dengan mendiang Paus Fransiskus saat dirinya bersama organisasi pemuda lintas agama bertemu pada Agustus 2024.

    “Saat bertemu dengan rekan-rekan dari Indonesia, Bapa Suci benar-benar teduh, menyalami satu-satu melihat kita dan memberkati, sunggu berkesan untuk kita,” kata Gusma.

    Saat itu, Paus menandatangani Piagam Jakarta-Vatikan bersama organisasi pemuda lintas agama Indonesia, bertema “Keadilan dan Perdamaian untuk Dunia”.

    Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin.

    Menurut laporan Vatican News, Kardinal Kevin Farrell mengumumkan bahwa Paus Fransiskus meninggal di kediamannya pada 7:35 pagi waktu Vatikan.

    “Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau telah mengajarkan kita supaya hidup dengan nilai-nilai Injil dengan iman, keberanian, dan cinta kasih bagi semua, terutama kepada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan,” kata Kardinal Farrell.

    Pada awal Februari 2025, Paus Fransiskus dirawat di Rumah Sakit Gemelli setelah menderita bronkitis selama beberapa hari. Kondisi klinis pemimpin Gereja Katolik tersebut semakin memburuk, dan pada Selasa (18/2),

    Paus didiagnosis menderita pneumonia bilateral. Paus Fransiskus akhirnya pulang ke kediamannya setelah dirawat selama 38 hari.

    Pada April 2024, Paus Fransiskus dilaporkan menyetujui pembaruan pada buku liturgi untuk prosesi pemakaman kepausan yang akan memandu Misa pengebumian Paus yang akan diumumkan kemudian.

    Edisi kedua Ordo Exsequiarum Romani Pontificis mencantumkan sejumlah elemen baru, termasuk bagaimana jasad sang Paus ditangani setelah meninggal. Prosedur baru juga mencantumkan supaya jasad sang paus dipastikan kondisinya di kapel setelah meninggal dunia dan segera ditempatkan di peti mati.

    Uskup Agung Diego Ravelli juga menyatakan bahwa Paus Fransiskus telah menginstruksikan penyederhanaan prosesi pemakaman.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dukacita Mendalam, Megawati Kenang Momen Kebersamaan Bersama Paus Fransiskus

    Dukacita Mendalam, Megawati Kenang Momen Kebersamaan Bersama Paus Fransiskus

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan dukacita dan belasungkawa mendalam atas wafatnya pemimpin Gereja Katolik sedunia Paus Fransiskus pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat.

    Ungkapan dukacita Megawati disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia dan ASEAN, Piero Pioppo dan ditembuskan ke Konferensi Wali Gereja Indonesia di Jakarta.

    Dalam suratnya Megawati menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Megawati juga kenang momen kebersamaan bersama Paus Fransiskus.

    “Beristirahatlah dengan damai. Bersama ini, saya Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas wafatnya Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus pada hari Senin, 21 April 2025,” tulis Megawati dalam surat tersebut.

    Megawati mengatakan dirinya bersama rakyat Indonesia lainnya merasa sangat kehilangan atas kepergian Paus Fransiskus. Menurut Megawati, Paus Fransiskus bukan saja tokoh agama bagi umat Katolik, tetapi juga bagi dunia yang dikagumi karena pemikiran dan kiprah beliau dalam membangun persaudaraan dan kesetaraan antara umat manusia se-dunia.

    “Saya akan selalu mengenang pengalaman saya bersama Sri Paus Fransiskus terutama saat beliau bersama Imam Besar Al Azhar Mesir Prof Dr Ahmed el Thayeb memberikan kepercayaan kepada saya sebagai Juri Zayed Award tahun 2024,” kisah Megawati.

    “Dan tentunya saya tak akan pernah melupakan pertemuan khusus saya dengan Sri Paus Fransiskus di kediaman beliau di Casa Santa Marta, Vatikan, pada 7 Februari 2025 serta kepercayaan beliau kepada saya untuk menjadi Presiden Scholas Occurentes Indonesia dan Asia,” tutur Megawati menambahkan.

    Megawati lalu menyampaikan ucapan perpisahan kepada Paus Fransiskus.

    “Selamat jalan Sri Paus Fransiskus, saya dan bangsa Indonesia akan selalu mengenang jasa-jasa Holy Father kepada dunia. Semoga arwah almarhum Sri Paus Fransiskus damai dan mendapat tempat yang mulia di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin,” pungkas Megawati.

  • Profil Luis Antonio Tagle, Kandidat Kuat Pengganti Faus Fransiskus dari Asia

    Profil Luis Antonio Tagle, Kandidat Kuat Pengganti Faus Fransiskus dari Asia

    PIKIRAN RAKYAT – Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus Jorge Mario Bergoglio, yang meninggal pada Senin Paskah, 21 April 2025.

    “Ia merupakan okoh penting dalam Gereja Katolik dunia, dikenal sebagai pemimpin yang cerdas, rendah hati, dan dekat dengan umat,” demikian dikutip dari laman resmi Press Vatikan.

    Ia kini menjabat sebagai Pro-Prefek Bagian Evangelisasi Pertama dan Gereja-Gereja Khusus Baru dari Dikasteri untuk Evangelisasi, serta Rektor Agung Universitas Kepausan Urbaniana.

    Sebelumnya, ia merupakan Uskup Agung Metropolitan Manila. Simak profil selengkapnya!

    Profil, Pendidikan, hingga Karier Keagamaan Luis Antonio Tagle

    Tagle lahir pada 21 Juni 1957 di Manila, Filipina. Pendidikan agamanya dimulai di Sekolah Santo Andreas, Parañaque, yang kala itu dikelola oleh para Misionaris Scheut.

    Ia kemudian masuk Seminari Santo Yosef di Manila, dikelola oleh Serikat Yesus (Jesuit), di mana ia mempelajari filsafat dan teologi.

    Ia ditahbiskan sebagai diakon (pelayan) pada 18 Juli 1981 dan menjadi imam pada 27 Februari 1982.

    Selama tiga tahun pertama, ia melayani di paroki dan menjadi pembimbing rohani di Seminari Keuskupan Imus, bahkan kemudian menjabat sebagai rektor. Ia juga mengajar filsafat dan teologi di berbagai seminari di Filipina.

    Tahun 1985, ia melanjutkan studi di Catholic University of America, Washington D.C., dan meraih lisensi dan doktor teologi sistematik dengan predikat summa cum laude.

    Sekembalinya ke Filipina pada 1992, ia kembali memimpin seminari dan aktif dalam berbagai kegiatan keuskupan dan Konferensi Waligereja Asia. Ia juga dikenal sebagai pembicara ulung dan sering memberi retret dan seminar, baik di dalam maupun luar negeri.

    Pada 22 Oktober 2001, ia diangkat menjadi Uskup Imus dan ditahbiskan pada 12 Desember. Ia aktif melibatkan kaum muda, bahkan menyapa mereka lewat siaran video mingguan. Sepuluh tahun kemudian, pada 13 Oktober 2011, ia diangkat menjadi Uskup Agung Manila.

    Kardinal Tagle juga berperan penting dalam Sinode Para Uskup, menjadi Presiden Delegasi dalam dua sidang besar pada 2014 dan 2015 yang membahas tantangan pastoral keluarga. Pada Mei 2015, ia menjadi Presiden Caritas Internationalis, lembaga kemanusiaan Katolik global.

    Tagle Pilih Paus Fransiskus Tahun 2013 Silam

    Ia turut ambil bagian dalam konklaf Maret 2013 yang memilih Paus Fransiskus. Pada 8 Desember 2019, Paus Fransiskus mengangkatnya sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa. Ia telah menjadi Kardinal sejak diangkat oleh Paus Benediktus XVI pada 24 November 2012.

    Pada 1 Mei 2020, Paus Fransiskus mengangkatnya ke jajaran Kardinal Uskup, peringkat tertinggi dalam hierarki Kardinal, sejajar dengan para pemegang gelar gereja suburbikar.

    Kardinal Tagle juga menjadi anggota berbagai lembaga penting di Vatikan, termasuk Dikasteri untuk Pendidikan dan Budaya, Hidup Bakti, Gereja-Gereja Timur, Liturgi dan Sakramen, hingga Dialog Antaragama. Ia juga duduk di Dewan Pengawas Bank Vatikan dan menjabat dalam hubungan internasional Sekretariat Negara.

    Dengan rekam jejak dan keterlibatannya yang luas, Kardinal Tagle tidak hanya menjadi figur penting di Asia, tapi juga berpengaruh dalam arah Gereja Katolik dunia.

    Rangkuman perjalanan Kardinal Luis Antonio Tagle:

    1957 – Lahir pada 21 Juni di Manila, Filipina. 1970-an – Menempuh pendidikan di Sekolah Santo Andreas dan Seminari Santo Yosef, Manila. 1981 – Ditahbiskan sebagai diakon pada 18 Juli. 1982 – Ditahbiskan menjadi imam pada 27 Februari; mulai melayani di paroki dan menjadi rektor seminari. 1985 – Melanjutkan studi teologi sistematik di Catholic University of America, Washington D.C. 1987–1991 – Meraih lisensi dan doktor teologi sistematik dengan predikat summa cum laude. 1992 – Kembali ke Filipina, memimpin seminari dan aktif dalam kegiatan keuskupan dan Konferensi Waligereja Asia. 2001 – Diangkat sebagai Uskup Imus pada 22 Oktober dan ditahbiskan pada 12 Desember; aktif menyapa kaum muda. 2011 – Diangkat sebagai Uskup Agung Manila pada 13 Oktober. 2012 – Diangkat sebagai Kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada 24 November. 2013 – Mengikuti konklaf yang memilih Paus Fransiskus. 2014–2015 – Menjadi Presiden Delegasi dalam dua Sinode Para Uskup tentang keluarga. 2015 – Diangkat sebagai Presiden Caritas Internationalis pada Mei. 2019 – Diangkat sebagai Prefek Kongregasi Evangelisasi Bangsa-Bangsa oleh Paus Fransiskus pada 8 Desember. 2020 – Diangkat sebagai Kardinal Uskup oleh Paus Fransiskus pada 1 Mei. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus Tutup Usia, Simak Daftar Paus dari Masa ke Masa

    Paus Fransiskus Tutup Usia, Simak Daftar Paus dari Masa ke Masa

    Jakarta: Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik Roma, meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025. Paus meninggal di usia 88 tahun.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” kata Kardinal Kevin Farrell mengumumkan di saluran TV Vatikan.

    “Pukul 7:35 pagi ini Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” lanjutnya.

    Paus Fransiskus memiliki nama Jorge Mario Bergoglio. Ia menjadi Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada hari kedua Konklaf Kepausan 2013 pada 13 Maret 2013. 
     

    Paus Fransiskus adalah imam Yesuit pertama dan orang Amerika Latin keturunan Italia pertama yang terpilih sebagai Paus. Ia juga menjadi Paus non-Eropa pertama dan orang dari Belahan Bumi Selatan pertama sejak Paus Gregorius III dari Suriah wafat pada 741.

    Selain menjabat sebagai pemimpin umat Katolik sedunia, Paus juga merupakan kepala negara dari Negara Kota Vatikan. 
    Daftar Paus dari masa ke masa:

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-1:

    Santo Petrus (30-64)
    Santo Linus (64-76)
    Santo Anakletus (76-88)
    Santo Klemens I (88-99)
    Santo Evaristus (99-105)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-2:

    Santo Aleksander I (105-115)
    Santo Sixtus I (115-125)
    Santo Telesphorus (125-136)
    Santo Higinus (136-140)
    Santo Pius I (140-142)
    Santo Aniketus (155-166)
    Santo Soterius (166-174)
    Santo Eleuterus (174-189)
    Santo Viktor I (189-198)
    Santo Zefirinus (199-217)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-3:

    Santo Kallistus I (217-222)
    Santo Urbanus I (222-230)
    Santo Pontianus (230-235)
    Santo Anterus (235-236)
    Santo Fabianus (236-250)
    Santo Kornelius (251-253)
    Santo Lusius I (253-254)
    Santo Stefanus I (254-257)
    Santo Sixtus II (257-258)
    Santo Dionisius (259-268)
    Santo Feliks I (269-274)
    Santo Eutikianus (275-283)
    Santo Caius (283-296)
    Santo Marselinus (296-308)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-4:

    Santo Marsellus I (308-309)
    Santo Eusebius (309-311)
    Santo Meltiades (311-314)
    Santo Silvester I (314-336)
    Santo Markus (336-337)
    Santo Julius I (337-352)
    Paus Liberius (352-366)
    Santo Damasus I (366-384)
    Santo Sirikus (384-399)
    Santo Anastasius I (399-401)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-5:

    Santo Innosensius I (401-417)
    Santo Zosimus (417-418)
    Santo Binifasius I (418-422)
    Santo Selestinus I (422-432)
    Santo Sixtus III (432-440)
    Santo Leo I (440-461)
    Santo Hilarius (461-468)
    Santo Simplisius (468-483)
    Santo Feliks III (483-492)
    Santo Gelasius I (492-496)
    Paus Anatasius II (496-498)
    Santo Symnakus (498-514)

    Daftar Paus Katolik Abad ke-6:

    Santo Hormidas (514-523)
    Santo Yohanes I (523-526)
    Santo Feliks IV (526-530)
    Paus Bonifasius II (530-532)
    Paus Yohanes II (533-535)
    Santo Agapitus I (535-536)
    Santo Silverius (536-537)
    Paus Vigilius (537-555)
    Paus Pelagius I (556-561)
    Paus Yohanes III (561-574)
    Paus Benediktus I (575-579)
    Paus Pelagius II (579-590)
    Santo Gregorius I Agung (590-604)

    Paus Katolik Abad ke-7:

    Paus Sabianus (604-606)
    Paus Bonifasius III (607)
    Santo Bonifasius IV (608-615)
    Santo Adeodatus I (615-618)
    Paus Bonifasius V (619-625)
    Paus Honorius I (625-638)
    Paus Severinus (640)
    Paus Yohanes IV (640-642)
    Paus Theodorus I (642-649)
    Santo Martinus I (649-654)
    Santo Eugenius I (654-657)
    Santo Vitalianus (657-672)
    Paus Adeodatus II (672-676)
    Paus Donus (676-678)
    Santo Agathus (678-681)
    Santo Leo II (682-683)
    Santo Benediktus II (684-685)
    Paus Yohanes V (685-686)
    Paus Conon (686-687)
    Santo Sergius I (687-701)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-8:

    Paus Yohanes VI (701-705)
    Paus Yohanes VII (705-707)
    Paus Sininnius (708)
    Paus Konstantinus (708-715)
    Santo Gregorius II (715-731)
    Santo Gregorius III (731-741)
    Santo Zakarias (741-752)
    Paus Stefanus II (752-757)
    Santo Paulus I (757-767)
    Paus Stefanus III (767-772)
    Paus Adrianus I (772-795)
    Santo Leo III (795-816)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-9:

    Paus Stefanus IV (816-817)
    Santo Paskalis I (817-824)
    Paus Eugenius II (824-827)
    Paus Valentinus (827)
    Paus Gregorius IV (827-844)
    Paus Sergius II (844-847)
    Santo Leo IV (847-855)
    Paus Benediktus III (855-858)
    Santo Nikolas I Agung (858-867)
    Paus Adrianus II (867-872)
    Paus Yohanes VIII (872-882)
    Paus Marinus I (882-884)
    Santo Adrianus III (884-885)
    Paus Stevanus V (885-891)
    Paus Formosus (891-896)
    Paus Bonifasius VI (896)
    Paus Stevanus VI (896-897)
    Paus Romanus (897)
    Paus Theodorus II (897)
    Paus Yohanes IX (898-900)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-10:

    Paus Benediktus IV (900-903)
    Paus Leo V (903)
    Paus Sergius III (904-911)
    Paus Anastasius III (911-913)
    Paus Lando (913-914)
    Paus Yohanes X (914-928)
    Paus Leo VI (928-929)
    Paus Stefanus VII (929-931)
    Paus Yohanes XI (931-935)
    Paus Leo VII (936-939)
    Paus Stefanus VIII (939-942)
    Paus Marinus II (942-946)
    Paus Agapitus II (946-955)
    Paus Yohanes XII (955-963)
    Paus Leo VIII (963-964)
    Paus Benediktus V (964)
    Paus Yohanes XIII (965-972)
    Paus Benediktus VI (973-974)
    Paus Benediktus VII (974-983)
    Paus Yohanes XIV (983-984)
    Paus Yohanes XV (985-996)
    Paus Gregorius V (996-999)
    Paus Silvester II (999-1003)

    Daftar Paus Katolik pada abad ke-11:

    Paus Yohanes XVII (tahun 1003)
    Paus Yohanes XVIII (1003-1009)
    Paus Sergius IV (1009-1012)
    Paus Benediktus VIII (1012-1024)
    Paus Yohanes XIX (1024-1032)
    Paus Benediktus IX (1032-1044)
    Paus Silvester III (1045)
    Paus Benediktus IX (1045)
    Paus Gregorius VI (1045-1046) 
    Paus Klemens II (1046-1047)
    Paus Benediktus IX (1047-1048)
    Paus Damasus II (1048)
    Paus Santo Leo IX (1049-1054)
    Paus Viktor II (1055-1057)
    Paus Stefanus IX (1057-1058)
    Paus Nikolas II (1058-1061)
    Paus Aleksander II (1061-1073)
    Paus Santo Gregorius VII (1073-1085)
    Paus Viktor III (1086-1087)
    Paus Urbanus II (1088-1099)
    Paus Paskalis II (1099-1118)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-12:

    Paus Gelasius II (1118-1119)
    Paus Kallistus II (1119-1124)
    Paus Honorius II (1124-1130)
    Paus Innosensius II (1130-1143)
    Paus Selestinus II (1143-1144)
    Paus Lusius II (1144-1145)
    Paus Eugenius III (1145-1153)
    Paus Anastasius IV (1153-1154)
    Paus Adrianus IV (1154-1159)
    Paus Aleksander III (1159-1181)
    Paus Lusius III (1181-1185)
    Paus Urbanus III (1185-1187)
    Paus Gregorius VIII (1187)
    Paus Klemens III (1187-1191)
    Paus Selestinus III (1191-1198)
    Paus Innosensius III (1198-1216)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-13:

    Paus Honorius III (1216-1227)
    Paus Gregorius IX (1227-1241)
    Paus Selestinus IV (1241)
    Paus Innosensius IV (1243-1254)
    Paus Aleksander IV (1254-1261)
    Paus Urbanus IV (1261-1264)
    Paus Klemens IV (1265-1268)
    Paus Gregorius X (1271-1276)
    Paus Innosensius V (1276)
    Paus Adrianus V (1276)
    Paus Yohanes XXI (1276-1277)
    Paus Nikolas III (1277-1280)
    Paus Martinus IV (1281-1285)
    Paus Honorius IV (1285-1287)
    Paus Nikolas IV (1288-1292)
    Paus Santo Selestinus V (1294)
    Paus Bonifasius VIII (1294-1303)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-14:

    Paus Benediktus XI (1303-1304)
    Paus Klemens V (1305-1314)
    Paus Yohanes XXII (1316-1334)
    Paus Benediktus XII (1334-1342)
    Paus Klemens VI (1342-1352)
    Paus Innosensius VI (1352-1362)
    Paus Urbanus V (1362-1370)
    Paus Gregorius XI (1370-1378)
    Paus Urbanus VI (1378-1389)
    Paus Bonifasius IX (1389-1404)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-15:

    Paus Innosensius VII (1404-1406)
    Paus Gregorius XII (1406-1415)
    Paus Martinus V (1417-1431)
    Paus Eugenius IV (1431-1447)
    Paus Nikolas V (1447-1455)
    Paus Kallistus III (1455-1458)
    Paus Pius II (1458-1464)
    Paus Paulus II (1464-1471)
    Paus Siktus IV (1471-1484)
    Paus Innosensius VIII (1484-1492)
    Paus Aleksander VI (1492-1503)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-16:

    Paus Pius III (1503)
    Paus Julius II (1503-1513)
    Paus Leo X (1513-1521)
    Paus Adrianus VI (1522-1523)
    Paus Klemens VII (1523-1534)
    Paus Paulus III (1534-1549)
    Paus Julius III (1550-1555)
    Paus Marsellus II (1555)
    Paus Paulus IV (1555-1559)
    Paus Pius IV (1559-1565)
    Paus Santo Pius V (1566-1572)
    Paus Gregorius XIII (1572-1585)
    Paus Siktus V (1585-1590)
    Paus Urbanus VII (1590)
    Paus Gregorius XIV (1590-1591)
    Paus Innosensius IX (1591)
    Paus Klemens VIII (1592-1605) 

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-17:

    Paus Leo XI (1605)
    Paus Paulus V (1605-1621)
    Paus Gregorius XV (1621-1623)
    Paus Urbanus VIII (1623-1644)
    Paus Innosensius X (1644-1655)
    Paus Aleksander VII (1655-1667)
    Paus Klemens IX (1667-1669)
    Paus Klemens X (1670-1676)
    Paus Innosensius XI (1676-1689)
    Paus Aleksander VIII (1689-1691)
    Paus Innosensius XII (1691-1700)

    Daftar Paus Katolik pada Abad ke-18:

    Paus Klemens XI (1700-1721)
    Paus Innosensius XIII (1721-1724)
    Paus Benediktus XIII (1724-1730)
    Paus Klemens XII (1730-1740)
    Paus Benediktus XIV (1740-1758)
    Paus Klemens XIII (1758-1769)
    Paus Klemens XIV (1769-1774)
    Paus Pius VI (1775-1799)

    Paus Katolik pada Abad ke-19:

    Paus Pius VII (1800-1823)
    Paus Leo XII (1823-1829)
    Paus Pius VIII (1829-1830)
    Paus Gregorius XVI (1831-1846)
    Paus Pius IX (1846-1878)
    Paus Leo XIII (1878-1903)

    Paus Katolik pada Abad ke-20:

    Paus Santo Pius X (1903-1914)
    Paus Benediktus XV (1914-1922)
    Paus Pius XI (1922-1939)
    Paus Pius XII (1939-1958)
    Paus Santo Yohanes XXIII (1958-1963)
    Paus Paulus VI (1963-1978)
    Paus Yohanes Paulus I (1978)
    Paus Santo Yohanes Paulus II (1978-2005)

    Paus Katolik pada Abad ke-21:

    Paus Benediktus XVI (2005-2013)
    Paus Fransiskus (2013-2025)

  • Ucapkan Duka Cita, Megawati Kenang Momen Kebersamaan Bersama Paus Fransiskus – Page 3

    Ucapkan Duka Cita, Megawati Kenang Momen Kebersamaan Bersama Paus Fransiskus – Page 3

    Ketua Umum Pimpinan Pusat (Ketum PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengucapkan belasungkawa dan turut berduka atas meninggalnya Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskus.

    “Ikut belasungkawa atas meninggalnya Paus Fransiskus pada Senin pagi, 21 April 2025 waktu Roma Vatikan. Beliau dikenal sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global,” ujar Haedar kepada Liputan6.com, Senin (21/4/2025).

    Haedar mengulas pertemuannya dengan Paus Fransiskus pada 24 Februari 2024 lalu di Vatikan dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity.

    “Penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat. Paus Fransiskus dikenal bersahaja dengan slogan miserando atque eligendo atau rendah hati dan terpilih,” jelas dia.

    Baginya, Paus Fransiskus merupakan tokoh inklusif yang menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua. Bersama Grand Syaikh Al-Azhar Ahmad At-Thayib, Paus Fransiskus pun menerima Zayed Award yang pertama.

    “Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama penerima Zayed Award tahun 2024, yang menjadikan kami diterima Paus di Vatikan dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi saat itu,” kata Haedar.

    “Karenanya, kita kehilangan tokoh dan pemimpin utama Katolik yang hidupnya diabdikan untuk kehidupan kemanusiaan yang relijius, saling toleran dan menyayangi, serta menegakkan perdamaian untuk dunia,” ungkapnya.

    Haedar berharap jejak Paus Fransiskus sebagai tokoh perdamaian menjadi inspirasi bagi semua orang di seluruh belahan dunia.

    “Semoga inspirasi dan jejak Paus Fransiskus untuk kemanusiaan dan perdamaian dunia menjadi salah satu pendorong terciptanya tatanan dunia damai yang masif dan autentik, ketika panggung global saat ini masih diwarnai oleh perangai sebagian tokoh politik dunia yang ugal-ugalan dan antidamai,” tutur Haedar.

  • Paus Fransiskus Wafat, Umat Katolik Berkumpul di Katedral Jakarta

    Paus Fransiskus Wafat, Umat Katolik Berkumpul di Katedral Jakarta

    Jakarta, Beritasatu.com – Umat Katolik mulai berdatangan ke Gereja Katedral Jakarta setelah kabar wafatnya pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, yang meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) siang.

    Berdasarkan pantauan Beritasatu.com di lokasi, sejumlah umat tampak hadir untuk mengikuti misa harian. Selain beribadah, mereka juga turut mendoakan arwah Paus Fransiskus, sebagai bentuk penghormatan terakhir.

    Meskipun demikian, pihak Gereja Katedral Jakarta belum mengumumkan secara resmi jadwal pelaksanaan misa requiem untuk Paus Fransiskus. Hingga berita ini diturunkan, pengurus gereja masih menunggu koordinasi lebih lanjut antara pimpinan gereja dan Kedutaan Besar Vatikan di Indonesia.

    Media masih menunggu pernyataan resmi terkait jadwal misa requiem sebagai bentuk penghormatan terhadap sosok yang sangat dihormati dalam tradisi Katolik tersebut.

    Sebagai informasi, Paus Fransiskus—yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio—mengembuskan napas terakhir di kediamannya di Casa Santa Marta, Vatikan, pada usia 88 tahun. Ia meninggal setelah berjuang melawan pneumonia ganda sejak awal 2025.

    Paus Fransiskus merupakan Paus pertama dari Argentina sekaligus dari kawasan Amerika Latin yang memimpin Ger

    eja Katolik Roma, yang memiliki lebih dari 1,4 miliar pengikut di seluruh dunia. Ia mulai menjabat sebagai Paus pada Maret 2013.

  • Ini Penyebab Paus Fransiskus Meninggal dan Riwayat Kesehatannya

    Ini Penyebab Paus Fransiskus Meninggal dan Riwayat Kesehatannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemimpin umat Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat di Vatikan, Roma, dalam usia 88 tahun. Menurut pernyataan resmi dari Vatikan, penyebab utama meninggalnya Paus Fransiskus adalah komplikasi akibat pneumonia bilateral atau pneumonia ganda.

    Kondisi tersebut diperparah oleh penyakit paru-paru kronis yang telah dideritanya sejak lama serta faktor usia lanjut. Pneumonia ganda merupakan bentuk peradangan paru-paru yang menyerang kedua sisi paru dan dapat sangat mematikan, terutama pada lansia atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Sebelumnya, Paus dirawat di Rumah Sakit Universitas Gemelli pada Februari 2025 karena bronkitis berat yang kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda. Ia menjalani rawat inap selama 38 hari, yang merupakan masa perawatan terlama selama masa kepausannya.

    Riwayat Penyakit Paus Fransiskus

    Sejak muda, Paus Fransiskus telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan. Meski begitu, semangatnya dalam melayani umat dan Gereja tidak pernah surut. Berikut ini beberapa penyakit yang pernah dideritanya.

    1. Infeksi paru-paru saat remaja

    Ketika remaja, sebagian paru-parunya diangkat akibat infeksi serius. Sejak saat itu, Paus Fransiskus hidup hanya dengan satu paru yang berfungsi penuh. Hal ini membuatnya sangat rentan terhadap infeksi saluran pernapasan di usia senja.

    2. Penyakit paru-paru kronis

    Seiring bertambahnya usia, Paus menderita penyakit paru-paru kronis yang membuatnya kerap mengalami kesulitan bernapas, terutama dalam cuaca dingin atau saat terserang virus.

    3. Radang usus besar (divertikulitis)

    Pada Juli 2021, Paus Fransiskus menjalani operasi besar untuk mengangkat sebagian usus besar akibat divertikulitis, yaitu peradangan atau infeksi pada kantung kecil di dinding usus. Operasi ini menandai salah satu momen penting dalam perawatan medisnya yang memerlukan waktu pemulihan cukup lama.

    4. Linu panggul (sciatica)

    Paus Fransiskus juga mengalami sciatica, yaitu nyeri saraf yang menjalar dari punggung bawah ke kaki. Kondisi ini sering membuatnya tidak dapat berjalan lama dan menyebabkan pembatalan kehadiran di sejumlah agenda Vatikan.

    5. Masalah pada sendi lutut

    Dalam beberapa tahun terakhir, Paus Fransiskus terlihat menggunakan kursi roda dalam banyak kegiatan publik karena masalah pada sendi lutut yang menyebabkan nyeri parah. Meski menjalani terapi fisik, kondisi tersebut tetap membatasi mobilitasnya.

    6. Bronkitis dan pneumonia

    Pada awal 2025, Paus dirawat karena bronkitis berat. Penyakit ini kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda, yang menyebabkan peradangan hebat pada paru-parunya. Kombinasi pneumonia dan paru-paru kronis menjadi faktor yang sangat berat bagi Paus yang telah lanjut usia.

    Meski menghadapi berbagai tantangan kesehatan selama menjabat sebagai pemimpin Gereja Katolik sejak 2013, Paus Fransiskus tetap aktif menyuarakan isu-isu penting dunia, seperti perdamaian, lingkungan hidup, solidaritas sosial, dan reformasi gereja. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pro-rakyat kecil, dan tegas dalam menyuarakan keadilan sosial.

    Kabar Paus Fransiskus meninggal dunia bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh dunia yang mengenalnya sebagai pemimpin spiritual yang menginspirasi.

  • Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Secara Sederhana, Sesuai Keinginannya   – Halaman all

    Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Secara Sederhana, Sesuai Keinginannya   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin OSC, mengungkapkan ihwal upacara pemakaman Paus Fransiskus akan dilakukan secara sederhana.

    Hal itu sejalan dengan keinginan mendiang Paus yang dikenal dengan gaya hidupnya yang rendah hati.

    “Maka saudara-saudara mohon, doa dan dukungan, mudah-mudahan, beliau beristirahat dengan damai, dan nanti juga upacara pemakaman, yang saya dengar, akan menjadi lebih sederhana,” ujar Antonius di Kantor KWI, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025). 

    “Beliau sendiri sudah menyetujui liturginya, yang akan lebih sederhana, untuk pemakaman seorang Paus, yang akan difokuskan, pada iman gereja, akan kebangkitan Tuhan,” ujar sambungnya. 

    Antonius juga menekankan bahwa wafatnya Paus Fransiskus meninggalkan tanggung jawab besar bagi umat Katolik untuk meneruskan berbagai ajarannya. 

    Nilai-nilai Injil seperti cinta universal, persaudaraan, kepedulian terhadap lingkungan, dan terutama belas kasih terhadap orang miskin serta mereka yang terpinggirkan, menjadi warisan moral yang harus dijaga dan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

    “Ada begitu banyak ajaran-ajaran, yang sekarang dititipkan kepada kita, untuk diteruskan,” tutur Antonius. 

    Sebagai informasi Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun. Paus sempat dirawat pada Februari lalu karena menderita penyakit bronkitis kronis. Dia keluar dari rumah sakit pada 23 Maret lalu. (Tribunnews.com/Mario Christian Sumampow)

  • Kronologi Sakit Paus Fransiskus hingga Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

    Kronologi Sakit Paus Fransiskus hingga Meninggal Dunia di Usia 88 Tahun

    Jakarta

    Kabar mengejutkan datang dari Vatikan. Pemimpin Gereja Katolik Dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025), pukul 07.35 pagi waktu setempat. Kabar duka ini datang sehari setelah kemunculan Paus Fransiskus di Saint Peter’s Square, Minggu (20/4) dalam perayaan Paskah.

    Dalam beberapa tahun ke belakang, kondisi kesehatan Paus terbilang tidak stabil. Pada awal tahun 2021, dirinya sudah beberapa kali menjalani perawatan intensif, termasuk operasi usus besar dan hernia perut.

    Terbaru, Paus sempat dirawat cukup lama di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat (14/2) karena mengalami bronkitis. Bahkan, empat hari berselang, dokter mendiagnosis Paus mengalami pneumonia bilateral.

    Pada Senin (24/2), hasil tes darah menunjukkan bahwa Paus mengalami gagal ginjal ringan. Dirinya juga mendapatkan bantuan oksigen untuk bisa bernapas dengan lancar.

    Perlahan, kondisi Paus mulai menunjukkan sesuatu yang positif. Pada Rabu (19/3) dirinya sudah tak lagi memakai masker oksigen untuk membantu bernapas.

    Paus akhirnya keluar dari rumah sakit pada Minggu (23/3) setelah dirawat selama kurang lebih lima minggu. Sebelum pulang, Paus sempat menyapa dan mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang berkumpul di luar rumah sakit tempatnya dirawat.

    Selama dirawat di rumah sakit, Paus telah menerima fisioterapi pernapasan untuk membantunya bernapas dan terapi fisik untuk membantu mengatasi nyeri lutut dan punggung.

    Dukungan juga datang dari berbagai pihak. Dari ribuan umat yang berkumpul di lapangan Santo Petrus dan di depan depan rumah sakit tempat Paus dirawat. Lalu, dari Raja Inggris Charles III dan Ratu Camila yang terbang langsung ke Vatikan.

    (dpy/up)

  • Gereja Katolik di Indonesia Bakal Gelar Misa Requiem untuk Paus Fransiskus

    Gereja Katolik di Indonesia Bakal Gelar Misa Requiem untuk Paus Fransiskus

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, MENTENG – Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) akan menginstruksikan gereja Katolik di Indonesia untuk mengadakan misa requiem atas berpulangnya Paus Fransiskus.

    “Biasanya kita melakukan yang disebut dengan misa requiem, yaitu misa untuk orang sakit, misa untuk mendoakan arwah roh orang yang sudah meninggal. 

    Semoga dosanya diampuni oleh Tuhan, jasa dan cintanya dikenang dan dihargai, sehingga yang bersangkutan, beliau beristirahat dalam damai,” ujar Ketua KWI, Mgr. Antonius Subianto Bunjamin di kantor KWI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

    Tak hanya di gereja, Mgr. Antonius menyebut di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta juga akan menggelar misa requiem.

    “Tadi duta besar Tahta Suci (Vatikan) menyampaikan kepada saya bahwa di kedutaan juga akan dilakukan acara kedukaan atau misa requiem dan juga menerima tamu-tamu untuk menyampaikan duka cita,” tuturnya.

    Mgr. Antonius mengatakan, misa requiem akan terus digelar sampai nantinya Paus Fransiskus dimakamkan.

    Meski sejauh ini belum ada informasi kapan Paus Fransiskus akan dimakamkan, ia menyebut biasanya Paus akan dimakamkan setelah sembilan hari kematiannya.

    “Prosesi khususnya pasti akan dijalankan nanti di Vatikan. Dan belum ada beritanya, dalam waktu sembilan hari ini, biasanya Paus dimakamkan,” ujar Mgr. Antonius.

    Sebelumnya, Sekretaris Eksekutif KWI, Romo Paulus Christian Siswantoko mengatakan, tentunya KWI dan seluruh umat Katolik merasakan kehilangan mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus dalam usia 88 tahun.

    “KWI juga kehilangan sosok pemimpin yang sungguh merakyat pemimpin yang ingin menganggap semua orang sebagai saudara dan sahabat,” tuturnya.

    Dikatakannya, kehangatan dan kesederhanaan Paus Fransiskus terlihat jelas ketika pemimpin Vatikan itu mendatangi langsung kantor KWI saat berkunjung ke Indonesia pada September 2024 lalu.

    “Dan itu tampak dari ketika beliau kunjungan ke Indonesia tujuh bulan yang lalu. Beliau selalu ingin bertemu, ingin bertegur sapa, ingin melambaikan tangan kepada siapapun,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Romo Siswantoko juga masih teringat akan tiga nilai utama yang selalu disampaikan Paus Fransiskus kepada umat.

    “Kami juga teringat juga akan tiga nilai utama yang dibawa oleh beliau ketika ke Indonesia pada bulan September yang lalu itu soal hidup dalam iman, hidup dalam persaudaraan dan hidup untuk berbela rasa.

    Nah tiga nilai inilah yang rasanya juga akan menjadi sebuah kenangan sekaligus juga tugas kami semua untuk mewujudkan hidup dalam iman, dalam persaudaraan dan berbela rasa dengan siapapun juga juga termasuk dengan alam semesta,” paparnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya