Tag: Paus Fransiskus

  • Rangkaian Upacara Wafatnya Paus Fransiskus, Sejak Pemakaman hingga Pemilihan Paus Baru

    Rangkaian Upacara Wafatnya Paus Fransiskus, Sejak Pemakaman hingga Pemilihan Paus Baru

    PIKIRAN RAKYAT – Saat seorang Paus wafat, Gereja Katolik menjalankan rangkaian ritus dan tradisi yang telah diatur secara rinci. Rangkaian ini dimulai dari pengesahan kematian, penghormatan publik, pemakaman, hingga pemilihan Paus baru.

    Paus Fransiskus sempat menyederhanakan beberapa bagian dari upacara ini, untuk menegaskan bahwa seorang Paus tetaplah seorang gembala, bukan tokoh duniawi penuh kemewahan.

    Tiga tahapan utama tetap dijalankan, yaitu:

    3 Tahap Utama Setelah Paus Wafat

    1. Di tempat tinggal Paus

    Jenazah Paus diperiksa oleh kepala layanan kesehatan Vatikan untuk memastikan penyebab kematian, kemudian disemayamkan di kapel pribadinya, bukan kamar tidur seperti sebelumnya.

    Ini disesuaikan dengan tempat tinggal Paus Fransiskus yang berada di kediaman Santa Marta, bukan Istana Apostolik.

    Jenazah dipakaikan jubah merah, mitra uskup, dan pallium (selempang wol liturgi). Sebuah lilin Paskah juga ditempatkan di dekat peti.

    2. Di Basilika Santo Petrus

    Jenazah dipindahkan ke Basilika Santo Petrus agar umat bisa memberikan penghormatan.

    Litani Para Kudus dikumandangkan saat prosesi masuk, dan peti jenazah diletakkan secara sederhana menghadap umat, tidak lagi di atas panggung tinggi seperti tradisi sebelumnya.

    3. Di tempat pemakaman

    Malam sebelum pemakaman, peti ditutup dan disegel oleh camerlengo bersama para kardinal senior. 

    Koin khusus yang dicetak selama masa kepausannya, serta dokumen singkat tentang masa pelayanannya (disebut rogito) dimasukkan ke dalam peti.

    Setelah pemakaman, dimulailah masa berkabung selama sembilan hari (novemdiales), sebelum konklaf dimulai untuk memilih Paus baru.

    Perubahan Penting oleh Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus memperkenalkan sejumlah perubahan penting dalam tata cara pemakaman Paus. Perubahan ini dibuat untuk menekankan bahwa pemakaman seorang Paus adalah pemakaman seorang gembala Kristus, bukan pemimpin dunia yang penuh simbol kekuasaan. Berikut beberapa poin pentingnya:

    Pemakaman tidak harus di Vatikan. Paus kini diperbolehkan memilih tempat peristirahatan terakhir di luar Vatikan. Peti jenazah lebih sederhana, hanya terdiri dari satu lapis kayu dengan bagian dalam dari seng. Ini menggantikan tradisi tiga lapis peti: kayu, timah, dan ek. Upacara dipermudah, tanpa terlalu banyak simbol kemewahan atau panggung tinggi, agar lebih menonjolkan kerendahan hati dan pelayanan. Siapa yang Memimpin Pemakaman?

    Pemakaman Paus dipimpin oleh dekan Dewan Kardinal. Jika dekan berhalangan, maka digantikan oleh wakil dekan atau kardinal senior lainnya.

    Saat ini, posisi dekan dipegang oleh Kardinal Giovanni Battista Re (91), dan wakil dekan adalah Kardinal Leonardo Sandri (81). Paus Fransiskus sendiri telah memperpanjang masa jabatan mereka.

    Keinginan Pribadi Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus telah menyatakan ingin dimakamkan bukan di Basilika Santo Petrus seperti mayoritas Paus sebelumnya, tetapi di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma. Pilihan ini dilandasi devosinya yang kuat kepada ikon Maria di sana, Salus Populi Romani.

    Ikon tersebut menggambarkan Bunda Maria berbalut jubah biru, menggendong Kanak-Kanak Yesus yang memegang kitab emas berhiaskan permata.

    Setelah setiap perjalanan luar negeri, Paus Fransiskus selalu menyempatkan diri untuk datang ke basilika itu dan berdoa di hadapan ikon tersebut.

    “Itu tempat devosi saya yang besar. Tempatnya sudah dipersiapkan,” kata Paus Fransiskus dalam sebuah wawancara.

    Setelah Pemakaman

    Setelah prosesi pemakaman selesai, Gereja Katolik memasuki masa berkabung resmi selama sembilan hari yang dikenal dengan istilah novemdiales. Setelah itu, konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Paus Fransiskus Wafat, Jerome Kurnia: Simbol Katolik Telah Pergi

    Paus Fransiskus Wafat, Jerome Kurnia: Simbol Katolik Telah Pergi

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktor Jerome Kurnia mengaku, sangat terpukul setelah mendengar kabar wafatnya Paus Fransiskus. Bagi Jerome, sosok Paus Fransiskus adalah simbol penting dalam kehidupannya sebagai umat Katolik.

    “Yang pasti aku kaget banget. Paus Fransiskus meninggal dunia. Buat aku, beliau adalah simbol agama Katolik. Kita semua sedang berduka,” ujar Jerome Kurnia kepada wartawan di kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025).

    Jerome menambahkan, hal yang paling membekas dari sosok Paus Fransiskus adalah keteladanan dan pesan-pesan kemanusiaannya yang menjadi inspirasi dalam menjalani kehidupan beragama.

    “Paus itu selalu menjadi pedoman dalam agamaku, dan pesan yang selalu aku ingat adalah bahwa kita hidup harus selalu bersama-sama,” jelasnya.

    Jerome Kurnia menyampaikan rasa penyesalannya karena tidak sempat bertemu langsung dengan Paus Fransiskus saat berkunjung ke Indonesia pada 2024 lalu.

    “Waktu beliau ke Indonesia, aku memang enggak sempat ketemu. Tapi saat dengar kabar ini, aku berharap penggantinya bisa melanjutkan perjuangan beliau,” tutup Jerome Kurnia terkait Paus Fransiskus meninggal dunia.

  • Video: Cerita Uskup Agung Jakarta Soal Kesederhanaan Paus Fransiskus

    Video: Cerita Uskup Agung Jakarta Soal Kesederhanaan Paus Fransiskus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kardinal Ignatius juga berbagi cerita tentang sosok Paus Fransiskus yang dikenal amat sederhana. Ia mengaku mengalami banyak momen bersama paus fransiskus yang menunjukkan kesederhanaannya.

    Selengkapnya saksikan di Program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Video: Uskup Agung Jakarta Sempat Tidak Percaya Paus Fransiskus Wafat

    Video: Uskup Agung Jakarta Sempat Tidak Percaya Paus Fransiskus Wafat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo mengaku sempat tidak percaya atas kematian Paus Fransiskus. Pasalnya, Paus masih menampakkan diri kepada umat di Basilika Santo Petrus pada Misa Paskah sehari sebelumnya.

    Selengkapnya saksikan di Program Evening Up CNBC Indonesia, Senin (21/04/2025).

  • Mengenal Pneumonia Ganda Penyakit yang Diidap Paus Fransiskus Sebelum Wafat – Halaman all

    Mengenal Pneumonia Ganda Penyakit yang Diidap Paus Fransiskus Sebelum Wafat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin yang wafat dalam usia 88 tahun. Kabar ini disampaikan oleh Vatikan melalui pernyataan video pada Senin (21/4/2025).

    Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, baru-baru ini sempat berjuang melawan pneumonia ganda yang serius sebelum akhirnya berpulang. Dilansir dari Very Well Health, pneumonia ganda secara teknis bukanlah istilah medis resmi.

    Pneumonia ganda, atau pneumonia bilateral adalah cara untuk menggambarkan infeksi pada kedua paru-paru.  Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menyebabkan kantung udara di dalam paru-paru terisi cairan atau nanah.

    Kebanyakan orang yang terserang pneumonia kemungkinan besar telah terpapar bakteri pneumokokus atau virus flu . “Ketika seseorang terserang pneumonia, penyakit ini dapat menyerang mulai dari sebagian kecil dari satu paru-paru hingga sebagian besar dari kedua paru-paru,” tulis Very Well Health.

    Ketika pneumonia menyerang kedua paru-paru, penyakit ini jauh lebih parah daripada pneumonia yang hanya menyerang satu paru-paru. Saat terkena pneumonia di satu paru-paru, paru-paru yang sehat dapat mengatasinya sementara paru-paru yang terkena pneumonia pulih.

    Namun, ketika terkena pneumonia bilateral, maka pasien tidak memiliki kemewahan untuk memiliki satu paru-paru yang baik untuk menggantikannya.  

    Hal ini membuat pasien berada dalam kondisi yang lebih rapuh. Gejala pneumonia ganda tidak jauh berbeda dengan pneumonia biasa. Diantaranya, batuk produktif, demam, bibir atau kuku berwarna biru atau ungu, kebingungan (lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 65 tahun), pernapasan cepat, atau kesulitan bernapas.

    Gejala lain yang dirasakan adalah kelelahan ekstrem, peningkatan denyut nadi, nyeri dada yang tajam dan menusuk saat bernapas atau batuk.

    “Jika mengalami kesulitan bernapas, nyeri dada, batuk terus-menerus, atau demam di atas 102°F yang tidak mudah dikendalikan, sebaiknya hubungi dokter perawatan primer untuk membuat janji temu,” tegasnya.

    Selain itu ada beberapa gejala yang menunjukkan infeksi lebih parah dengan potensi menyebabkan kondisi kronis yang lebih serius seperti gagal ginjal, keracunan darah hingga mungkin kematian.

    Pneumonia biasanya disebabkan oleh salah satu dari tiga hal yaitu bakteri, virus dan jamur.  

    Pneumonia juga dapat terjadi jika makanan, cairan, atau benda lain selain udara masuk ke paru-paru. Kondisi ini dikenal sebagai pneumonia aspirasi.

    Beberapa orang memiliki risiko lebih tinggi terkena pneumonia karena usia atau kondisi kesehatan yang mendasarinya.

    Beberapa faktor risiko untuk pneumonia ganda meliputi:

    1. Berusia kurang dari 2 tahun.
    2. Berusia lebih dari 65 tahun.
    3. Kekurangan gizi.
    4. Merokok dan mereka yang terpapar asap rokok secara berlebihan.
    5. Mengidap penyakit kronis seperti diabetes , anemia sel sabit dan penyakit jantung.
    6. Mengidap penyakit paru-paru seperti PPOK , fibrosis kistik , atau asma.
    7. Mereka yang mengalami kesulitan menelan karena stroke atau kondisi neurologis lainnya.
    8. Orang yang baru saja terserang flu atau pilek
    9. Mereka yang berjuang melawan. penyalahgunaan narkoba atau alkohol.

  • Prabowo Kenang Paus Fransiskus yang Selalu Berpihak ke Orang Miskin
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        21 April 2025

    Prabowo Kenang Paus Fransiskus yang Selalu Berpihak ke Orang Miskin Nasional 21 April 2025

    Prabowo Kenang Paus Fransiskus yang Selalu Berpihak ke Orang Miskin
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden RI
    Prabowo
    Subianto menyebut nilai-nilai luhur yang diwariskan mendiang Paus Fransiskus, termasuk keberpihakan terhadap kaum miskin.
    “Pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin, dan kepedulian Sri Paus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Prabowo dalam tayangan YouTube Setpres, Senin (21/4/2025) malam.
    Prabowo menyampaikan ucapan belasungkawa yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus.
    Prabowo juga mengingat kembali momen istimewa ketika Paus Fransiskus mengunjungi Jakarta pada tahun 2024 lalu.
    Dia menilai, kunjungan Paus Fransiskus tersebut meninggalkan jejak yang kuat bukan hanya di kalangan umat Katolik, melainkan juga di hati seluruh rakyat Indonesia.
    “Kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Jakarta tahun lalu telah memberi kesan yang mendalam, tidak hanya di kalangan umat Katolik namun di hati seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.
    Maka dari itu, Prabowo mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok panutan dunia yang tulus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan.
    “Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan,” ucap Prabowo.
    Di akhir pernyataannya, Prabowo pun memberikan penghormatan terakhir bagi mendiang pemimpin Gereja Katolik tersebut.
    “Selamat jalan Sri Paus, pesanmu untuk menjaga kemanusiaan dan perdamaian akan selalu membekas di hati kita,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Polisi Dibakar di Depok, Terkuak Peran Besar Ketua Ormas Perintahkan Pasukan Lewat Video Call

    Mobil Polisi Dibakar di Depok, Terkuak Peran Besar Ketua Ormas Perintahkan Pasukan Lewat Video Call

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Mobil polisi dibakar di Jalan Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Jumat (18/4/2025) dini hari.

    Pelakunya adalah empat anggota ormas GRIB berinisial RS, GR alias AR, LA, dan LS, serta warga setempat berinisial ASR.

    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, peristiwa itu bermula saat tim Satreskrim Polres Metro Depok hendak menangkap Ketua ormas GRIB Harjamukti berinisial TS.

    TS ditangkap terkait kasus penguasaan lahan dan kepemilikan senjata api.

    “Tim gabungan Satreskrim Polres Depok dengan menggunakan tiga unit kendaraan berangkat dari Mapolres Depok menuju ke lokasi di mana tersangka TS sedang berlakukan aktivitas di tempat tersebut,” kata Wira saat merilis kasus ini di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/4/2025).

    Saat polisi tiba di lokasi, salah satu anggota ormas mengirimkan pesan di WhatsApp Group (WAG) yang mengabarkan bahwa TS ditangkap.

    “Mengirimkan pesan ke dalam grup Whatsapp yang merupakan grup daripada ormas yang isinya ‘dimohon semuanya, Pak Tiano ditangkap’,” ungkap Wira.

    Detik-detik sesaat sebelum Paus Fransiskus meninggal dunia terkuak, ternyata ada penyakit berat yang diderita sampai harus berjuang melawan sakit selama hidup.

    Anggota ormas lainnya kemudian meminta agar akses jalan keluar dari kampung tersebut ditutup dengan menurunkan portal.

    “Kemudian pada saat empat mobil yang dikendarai oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Depok akan berangkat kembali menuju ke kantor Mapolres Depok, setibanya di gerbang tersebut maka terhalang oleh portal yang ditutup oleh saudara RS maupun saudara RSS,” ujar Dirreskrimum.

    Polisi berusaha membuka portal tersebut, namun simpatisan dari TS langsung menahannya.

    Singkat cerita, satu mobil polisi yang membawa tersangka TS berhasil lolos dan menuju ke Mapolres Metro Depok.

    Sedangkan tiga mobil lainnya tertahan di tempat kejadian perkara.

    “Jadi ada tiga mobil yang tertinggal dilakukan, dirusak oleh simpatisan serta terdengar suara atau seruan untuk ‘bakar-bakar’, yang dilakukan oleh saudari LA,” tutur Wira.

  • Prabowo Beri Pesan Duka untuk Paus Fransiskus: Dunia Kehilangan Panutan

    Prabowo Beri Pesan Duka untuk Paus Fransiskus: Dunia Kehilangan Panutan

    Bisnis.com, JAKARTA —Presiden Prabowo Subianto menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat.

    Ucapan duka disampaikan Prabowo melalui pernyataan resmi yang diunggah di akun media sosial resminya @prabowo, seraya menekankan pentingnya solidaritas kemanusiaan lintas negara dan agama.

    “Dengan rasa duka yang mendalam, saya menerima kabar mangkatnya Paus Fransiskus.

    Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan,”tulis Prabowo, Senin (21/4/2025).

    Orang nomor satu di Indonesia itu pun mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat ketibaannya di Indonesia pada tahun lalu saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.

    “Kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Jakarta tahun lalu telah memberikan kesan yang mendalam, tidak hanya di kalangan umat Katolik namun di hati seluruh rakyat Indonesia.

    Pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin dan kepedulian Sri Paus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan bagi kita semua.

    Selamat jalan Sri Paus, pesanmu untuk menjaga Bhineka Tunggal Ika akan selalu membekas di hati,” pungkas Prabowo.

    Sekadar informasi, Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama dari Amerika Latin, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025). 

    Kabar duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus tersebut disampaikan Vatikan dalam sebuah pernyataan video. 

    Paus asal Argentina yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio meninggal dunia di usia 88 tahun setelah berjuang dari serangan pneumonia ganda yang serius.

    “Saudara-saudari yang terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci Fransiskus,” kata Kardinal Kevin Farrell di saluran TV Vatikan dikutip dari Reuters, Senin (21/4/2025).

    Vatikan mengatakan Uskup Roma, Paus Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa pada Senin pagi pukul 07.35 waktu setempat. 

    Jorge Mario Bergoglio terpilih sebagai paus pada 13 Maret 2013. Pemilihan tersebut mengejutkan banyak pengamat Gereja yang telah melihat ulama Argentina, yang dikenal karena kepeduliannya terhadap orang miskin, sebagai orang luar.

    Dia berusaha untuk memproyeksikan kesederhanaan ke dalam peran agung dan tidak pernah memiliki apartemen kepausan yang penuh hiasan di Istana Apostolik yang digunakan oleh para pendahulunya, dengan mengatakan bahwa dia lebih suka tinggal di lingkungan masyarakat demi “kesehatan psikologisnya”.

    Seiring perkembangan kepemimpinannya, Fransiskus menghadapi kritik keras dari kaum konservatif, yang menuduhnya membuang tradisi gereja.

    Dia juga menarik kemarahan kaum progresif yang merasa bahwa dia seharusnya melakukan lebih banyak hal untuk membentuk kembali Gereja yang telah berusia 2.000 tahun tersebut.

    Di saat dia berjuang dengan perbedaan pendapat internal, Paus Fransiskus menjadi sorotan global, menarik banyak orang dalam banyak perjalanan luar negeri yang dijalani tanpa lelah untuk mempromosikan dialog antaragama dan perdamaian.

    Papa Fransiskus juga berpihak pada mereka yang terpinggirkan, seperti para migran dan kaum miskin di berbagai belahan dunia.

  • Kardinal Suharyo Ungkap Detik-detik Dengar Kabar Paus Fransiskus Wafat: Sempat Konfirmasi ke Vatikan

    Kardinal Suharyo Ungkap Detik-detik Dengar Kabar Paus Fransiskus Wafat: Sempat Konfirmasi ke Vatikan

    PIKIRAN RAKYAT – Kabar wafatnya Paus Fransiskus mengejutkan dunia, termasuk Indonesia. Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, sempat tidak percaya saat pertama kali menerima informasi bahwa pemimpin umat Katolik sedunia itu telah meninggal dunia.

    “Saya sendiri menerima pernyataan resmi dari Vatikan melalui yang disebut Dewan Para Kardinal di Vatikan. Ketika saya menerima berita itu, saya tidak percaya,” kata Kardinal Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin, 21 April 2025.

    “Karena apa? Karena kemarin Paus Fransiskus masih hadir di tengah-tengah umat ketika seperti biasanya pada hari Minggu menyampaikan berkat untuk kota dan untuk dunia,” ucapnya melanjutkan.

    Kardinal Suharyo kemudian mengonfirmasi kabar meninggalnya Paus Fransiskus kepada Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Monsinyur (Mgr) Piero Pioppo. Lalu, Piero pun membenarkan kabar wafatnya Paus Fransiskus.

    “Lalu saya konfirmasi lagi dengan Duta Besar Indonesia untuk Vatikan. Bapak Duta Besar Indonesia untuk Vatikan juga mengatakan benar,” ucap Kardinal Suharyo.

    Kardinal Suharyo menyampaikan, Vatikan telah menyatakan masa berkabung akan berlangsung selama sembilan hari, dan pemakaman Paus Fransiskus dijadwalkan setelah masa berkabung selesai. Ia menambahkan, Dewan Para Kardinal akan menggelar pertemuan di Roma pada pukul 9.00 waktu setempat, Selasa, 22 April 2025.

    “Dewan Para Kardinal baru akan bertemu untuk membicarakan hal-hal yang konkret besok pagi jam 9.00 waktu Roma,” tuturnya.

    Kapan Pemilihan Paus Baru Usai Wafatnya Paus Fransiskus?

    Kardinal Suharyo menjelaskan, Konklaf atau pertemuan Dewan Kardinal tertutup yang diadakan untuk memilih seorang Paus akan digelar 15 hari setelah Paus Fransiskus meninggal. Menurutnya, berapa lama Konklaf digelar tergantung dari keadaan.

    “Pemilihan Paus yang baru itu mesti dilaksanakan 15 hari sesudah Paus meninggal,” ucap Kardinal Suharyo.

    Lebih lanjut, Kardinal Suharyo mengatakan, Gereja Katedral akan menggelar Misa arwah pada Selasa, 22 April 2025 pukul 16.00 WIB. Ia mengharapkan, paroki-paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta juga mengadakan doa-doa arwah di parokinya masing-masing.

    “Sementara itu, besok pagi Kedutaan Besar Vatikan akan memulai membuka Kedutaan bagi saudara-saudara kita yang ingin menyampaikan belasungkawa atas kepergian Paus,” ucap Kardinal Suharyo.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Berapa Lama Masa Berkabung dan Pemilihan Paus Baru Usai Paus Fransiskus Wafat? Ini Penjelasan Kardinal Suharyo

    Berapa Lama Masa Berkabung dan Pemilihan Paus Baru Usai Paus Fransiskus Wafat? Ini Penjelasan Kardinal Suharyo

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin, 21 April 2025. Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, menyampaikan, masa berkabung di Vatikan berlangsung selama sembilan hari. Setelah masa berkabung, akan dilaksanakan prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    “Informasi yang disampaikan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia adalah masa berkabung di Vatikan itu 9 hari. Jadi 9 hari sejak hari ini baru akan dilaksanakan pemakaman,” kata Kardinal Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Senin, 21 April 2025.

    Ia menjelaskan Konklaf atau pertemuan Dewan Kardinal tertutup yang diadakan untuk memilih seorang Paus akan digelar 15 hari setelah Paus Fransiskus meninggal. Menurutnya, berapa lama Konklaf digelar tergantung dari keadaan.

    “Pemilihan Paus yang baru itu mesti dilaksanakan 15 hari sesudah Paus meninggal,” ucap Kardinal Suharyo.

    Lebih lanjut, Kardinal Suharyo mengatakan, Gereja Katedral akan menggelar Misa arwah pada Selasa, 22 April 2025, pukul 16.00 WIB. Ia mengharapkan, paroki-paroki di seluruh Keuskupan Agung Jakarta juga mengadakan doa-doa arwah di parokinya masing-masing.

    “Sementara itu, besok pagi Kedutaan Besar Vatikan akan memulai membuka Kedutaan bagi saudara-saudara kita yang ingin menyampaikan bela sungkawa atas kepergian Paus,” ucap Kardinal Suharyo.

    Menag Nasaruddin Umar Sampaikan Duka Cita Mendalam

    Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Pemimpin Umat Katolik Puas Fransiskus. Nasaruddin menyebut, Paus Fransiskus adalah salah satu sahabat dekatnya.

    “Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin Umar dalam keterangannya, Senin, 21 April 2025.

    “Tentu doa kita semoga yang mulia mendapat tempat yang layak di sisi-Nya sesuai dengan kebajikan yang telah dilakukannya,” ucapnya melanjutkan.

    Nasaruddin dan Paus Fransiskus dikenal sebagai dua tokoh yang memiliki jalinan persahabatan. Selaku Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarurudin menandatangani Deklarasi Istiqlal pada 5 September 2024. Dalam kesempatan itu, ia mengenalkan kepada Paus Fransiskus bahwa Masjid Istiqlal adalah rumah besar bagi kemanusiaan.

    “Baru saja (Paus Fransiskus) telah mengunjungi Indonesia, termasuk mengunjungi Masjid Istiqlal dan memberikan pernyataan bersama yang sangat mengglobal,” ucap Nasarurudin.

    “Semoga kerja sama kita, Indonesia dan Vatikan, serta wasiat yang telah dirintis Paus Fransiskus dapat kita tindaklanjuti sebagaimana yang telah disepakati,” ujarnya menambahkan.

    Kepada umat Katolik yang telah ditinggalkan Paus Fransiskus, Nasarurudin berpesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan.

    “Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” ucap Nasarurudin.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News