Tag: Paus Fransiskus

  • KBRI Vatikan: Selamat Jalan Bapa Suci, Paus dari Pinggiran

    KBRI Vatikan: Selamat Jalan Bapa Suci, Paus dari Pinggiran

    Bisnis.com, JAKARTA — Fajar belum sepenuhnya menyingsing ketika lonceng duka berdentang di Vatikan. Senin (21/4) pagi, pukul 07.35 waktu Roma, dunia menyaksikan akhir dari satu babak sejarah dalam Gereja Katolik.

    “Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik sedunia, wafat dalam usia 88 tahun di kediamannya yang sederhana, Apartemen Santa Marta.”

    Duka menyelimuti Vatikan, tetapi juga sebuah refleksi mendalam atas warisan kasih, keberanian, dan kerendahan hati yang ditinggalkan oleh Paus dari pinggiran dunia itu.

    Lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio di Buenos Aires, Argentina, 17 Desember 1936, Paus Fransiskus adalah banyak hal dalam satu pribadi. 

    Dia Paus pertama dari Amerika Latin, Paus pertama dari Serikat Yesus, Paus pertama yang memilih nama Fransiskus—dari santo pelindung kaum miskin, Fransiskus dari Asisi. Tapi di atas semua itu, dia adalah Paus pertama yang mengubah wajah kepemimpinan Gereja dengan napas belas kasih yang menyentuh hingga ke sudut-sudut dunia yang terlupakan.

    Sejak terpilih sebagai Paus ke-266 pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus memilih jalur berbeda. 

    Paus menolak tinggal di Istana Apostolik dan lebih memilih kamar kecil di Santa Marta. Dia tidak hanya berkhotbah soal kemiskinan, tapi hidup dalam kesederhanaan. Bagi Fransiskus, belas kasih bukan sekadar konsep teologis—dia adalah “udara yang kita hirup”, bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia yang mencari Tuhan dalam realitas keseharian.

    “Mereka yang menderita, yang diabaikan dunia, mereka adalah pusat dari pelayanan saya,” ungkapnya dalam satu kesempatan.

    Sakit dan Akhir Perjalanan

    Kesehatan Paus Fransiskus memang menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Pada Februari 2025, dia dirawat di Rumah Sakit Gemelli karena pneumonia bilateral. Meski sempat pulih, kondisi fisiknya terus menurun. Wafatnya diumumkan oleh Kardinal Kevin Joseph Farrell, Camerlengo Vatikan, pada pukul 09.45.

    “Seluruh hidupnya dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya. Ia mengajarkan kita kasih yang universal, setia hingga akhir kepada mereka yang termiskin dan terpinggirkan,” kata Farrell dalam pernyataan resmi, Selasa (22/4/2025).

    Kepergian Fransiskus menandai dimulainya masa Papal Interregnum, sebuah masa transisi menuju pemilihan Paus baru. Namun bahkan dalam kematiannya, Paus Fransiskus tetap mengajarkan kerendahan hati. 

    Dia tidak memilih Basilika Santo Petrus—tempat pemakaman mayoritas Paus terdahulu—melainkan Basilika Santa Maria Maggiore, tempat dia biasa berdoa sebelum dan sesudah perjalanan.

    Pada 2024, dia bahkan menyederhanakan tata cara pemakaman paus. Tidak ada peti tiga lapis atau prosesi megah. Hanya peti sederhana, liturgi yang hening, dan doa dari umat.

    “Pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang gembala, bukan pemakaman penguasa dunia,” kata Monsignor Diego Ravelli, mengutip liturgi baru yang disetujui sendiri oleh Fransiskus.

    Paus dari Pinggiran Dunia

    Dijuluki “Paus Pinggiran”, Fransiskus membawa Gereja keluar dari tembok Vatikan menuju realitas umat di garis depan penderitaan: dari Rohingya hingga Yaman, dari Palestina hingga Sudan Selatan. Salah satu momen yang menggambarkan kedalaman belas kasihnya adalah ketika dia mencium kaki para pemimpin Sudan Selatan pada 2019, mendesak mereka untuk menghentikan perang saudara.

    Dalam kepausannya, dia menjangkau lebih dari 59 negara, termasuk perjalanan bersejarah ke Irak, Uni Emirat Arab, Mongolia, dan Myanmar. Di Indonesia, dia menandatangani Deklarasi Istiqlal bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar—sebuah simbol kerukunan dan persaudaraan antarumat beragama.

    Paus Fransiskus dikenal karena suara lantangnya terhadap isu global: kemiskinan, pengungsi, krisis iklim, dan tentu saja—perang. Dalam pesan terakhirnya sebelum wafat, dia kembali menyerukan perdamaian di Timur Tengah, Ukraina, Myanmar, hingga Sudan.

    “Senjata perdamaian adalah yang membangun masa depan. Gunakanlah sumber daya untuk membantu yang membutuhkan, bukan untuk menabur kematian,” katanya dalam pesan Urbi et Orbi terakhirnya.

    Melalui ensiklik Fratelli Tutti, Paus Fransiskus menegaskan bahwa semua manusia adalah saudara, terhubung oleh kemanusiaan yang sama. 

    Lewat Laudato Si, dia mendesak dunia untuk menjaga bumi, rumah bersama yang rapuh. Dua dokumen yang mencerminkan dua pusat gravitasi pelayanan Fransiskus: solidaritas manusia dan tanggung jawab ekologis.

    Selamat Jalan, Bapak Suci

    Masa duka sembilan hari, Novendiales, telah dimulai. Dunia menanti misa pemakaman yang akan menjadi momen hening dan penghormatan terakhir kepada seorang Paus yang hidup sebagai gembala sejati, menolak kekuasaan demi kedekatan, menolak kemewahan demi pelayanan, dan menyerahkan seluruh hidupnya bagi belas kasih.

    Paus Fransiskus, pria yang “datang dari ujung dunia”, kini kembali kepada Bapa. Tapi warisan kasihnya—seperti udara yang ia katakan penting untuk hidup—akan terus dihirup oleh Gereja dan dunia.

    “Semua adalah saudara,” katanya. Dan hari ini, dunia menangis bersama saudara tua yang telah berpulang.

  • Kondisi Vatikan saat Paus Fransiskus Wafat: Lonceng Berdentang, Bendera Berkibar Setengah Tiang – Halaman all

    Kondisi Vatikan saat Paus Fransiskus Wafat: Lonceng Berdentang, Bendera Berkibar Setengah Tiang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemimpin gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia, Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu Roma dalam usia 88 tahun.

    Wafatnya Paus Fransiskus diumumkan Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Vatikan, pemegang wewenang administratif Vatikan saat Takhta Suci kosong.

    “Pada pukul 07.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa. Seluruh hidupnya diabdikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya,” ungkap Farrell dalam pengumuman resmi yang disiarkan dari Kota Vatikan.

     

    Kabar duka ini langsung disambut dengan lonceng kematian berdentang dari Basilika Santo Petrus.

    Sejumlah umat yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus tampak menundukkan kepala dalam doa. 

    Bendera Vatikan pun dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.

     

    Dengan raut wajah duka yang mendalam, Kardinal Kevin Ferrell, Camerlengo Vatikan menyampaikan kabar duka atas meninggalnya Paus Fransiskus.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan duka yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita Fransiskus. Pada pukul 7:35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Kevin dilansir dari Vatican Media/ APTN.

    Pada momen tersebut Kardinal Kevin menyampaikan seluruh hidup Paus Fransiskus telat dibaktikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya.

    “Ia mengajarkan kita untuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, khususnya terhadap mereka yang paling miskin dan paling terpinggirkan,”katanya.

    “Dengan rasa syukur yang tak terhingga atas teladannya sebagai murid sejati Tuhan Yesus, kami menyerahkan jiwa Paus Fransiskus kepada kasih yang tak terbatas dan penuh belas kasih dari Allah Tritunggal,” kata Kardinal Kevin di akhir pengumumannya.

    Paus Fransiskus meninggal di usia 88 tahun.

    Ia begitu rendah hati hingga menunggu Gurunya menyelesaikan pekerjaannya, baru ia mengikuti-Nya.

    Paus Fransiskus, seorang gembala yang sederhana.

    Ia kini telah bersama Guru yang ditirunya semasa hidup.

    Wafat sehari setelah Gereja yang dipimpinnya merayakan Kebangkitan Kristus, agaknya tidak berlebihan untuk menyimpulkan bahwa Kristus telah menunggunya di pintu Surga.

    Sebelum wafat, Paus Fransiskus menyampaikan pesan Paskah soal gencatan senjata di Gaza.

    Pesan tersebut dibacakan oleh seorang ajudan, pada Minggu, 20 April 2025.

    Paus hanya muncul sebentar saja di balkon Basilika Santo Petrus.

    Kini banyak umat Katolik yang memintanya menjadi pendoa bagi mereka semua.

     

    Proses Setelah Paus Meninggal

    Langkah awal dimulai oleh Camerlengo, pejabat senior Vatikan yang bertugas mengonfirmasi kematian Paus. 

    Saat ini, jabatan Camerlengo dipegang oleh Kardinal Kevin Farrell asal Irlandia. 

    Ia mengunjungi jenazah Paus di kapel pribadi dan secara seremonial memanggil nama beliau. 

    Setelah itu, cincin meterai Paus dihancurkan sebagai simbol berakhirnya masa kepemimpinannya, dan apartemen Kepausan ditutup.

    Setelah kematian Paus dikonfirmasi secara medis, informasi ini disampaikan kepada Dewan Kardinal, lalu diumumkan ke publik.

    “Hidupnya telah dibaktikan bagi melayani Tuhan dan Gereja. Beliau mengajarkan kita hidup dengan nilai-nilai Injil: iman, keberanian, dan cinta kasih kepada semua, terutama yang miskin dan terpinggirkan,” ujar Kardinal Farrell menyatakan, 

     

    Masa Berkabung dan Pemakaman

    Vatikan menggelar masa berkabung selama sembilan hari, yang dikenal dengan istilah novendiales. 

    Dalam periode ini, jenazah Paus disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan publik. 

    Biasanya jenazah ditempatkan di atas panggung tinggi (catafalque), namun Paus Fransiskus memilih prosesi yang lebih sederhana dengan peti mati terbuka.

    Upacara pemakaman dijadwalkan berlangsung antara 4–6 hari setelah wafatnya Paus, dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista. 

    Biasanya Paus dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus. 

    Namun, Paus Fransiskus memilih Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, gereja favorit yang sering ia kunjungi.

    Hal ini menjadikannya Paus pertama dalam 100 tahun terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan. Ia juga meminta untuk dimakamkan hanya dalam satu peti mati yang terbuat dari kayu dan seng, berbeda dari tradisi tiga lapis peti mati.

     

    Masa Sede Vacante dan Konklaf

    Dengan wafatnya Paus, Gereja Katolik memasuki periode sede vacante, yang berarti “kursi kosong”.

    Dalam masa ini, Dewan Kardinal bertugas mengelola Gereja dengan wewenang terbatas, dan Camerlengo mengurus urusan duniawi Vatikan. Seluruh kepala Kuria Roma berhenti bertugas sementara.

    Selanjutnya, Dewan Kardinal akan menggelar konklaf, proses pemilihan Paus baru yang dilakukan secara tertutup di Kapel Sistina. 

    Hanya Kardinal berusia di bawah 80 tahun yang boleh memberikan suara, dengan jumlah maksimal 120 orang. 

    Pemungutan suara dilakukan hingga satu kandidat memperoleh dukungan dua pertiga suara. 

    Selama proses ini, surat suara dibakar jika hasil tidak memuaskan, asap hitam (fumata nera) muncul jika terpilih, asap putih (fumata bianca) mengepul sebagai tanda terpilihnya Paus baru.

    Kardinal terpilih lalu memilih nama Kepausannya dan diumumkan oleh Kardinal diakon senior dari balkon Basilika Santo Petrus kepada seluruh dunia.

    (tribun network/thf/TribunJambi.com/TribunJogya.com)

  • Vatikan: Paus Fransiskus Wafat karena Stroke, Koma, Gagal Jantung, dan Masalah Kesehatan Lainnya – Halaman all

    Vatikan: Paus Fransiskus Wafat karena Stroke, Koma, Gagal Jantung, dan Masalah Kesehatan Lainnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Vatikan mengungkapkan Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke otak yang menyebabkan koma dan gagal jantung ireversibel.

    Paus Fransiskus mengalami koma sebelum meninggal dunia di Vatikan pada Senin (21/4/2025) pagi pukul 07.35 waktu setempat.

    Vatikan mengatakan kematian Paus Fransiskus pada usia 88 tahun itu dikonfirmasi dengan ekokardiogram.

    “Surat keterangan kematian yang dikeluarkan oleh Vatikan dan ditandatangani oleh direktur kesehatan dan kebersihan Vatikan, Profesor Andrea Arcangeli, menyatakan bahwa kematian dikonfirmasi melalui rekaman elektrokardiogram,” menurut laporan DW, mengutip pernyataan resmi Vatikan, Selasa (22/4/2025).

    Surat pernyataan itu mengatakan penyebab kematian Paus Fransiskus adalah stroke, koma, dan gagal kardiovaskular.

    Dokumen itu juga menyebutkan masalah kesehatan Paus Fransiskus, termasuk kegagalan pernapasan akut akibat pneumonia polimikroba bilateral, bronkiektasis multipel, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Sebelumnya, Vatikan mengumumkan kematian Paus Fransiskus.

    “Saya menyatakan bahwa Yang Mulia Paus Fransiskus (Jorge Mario Bergoglio), lahir di Buenos Aires (Argentina) pada tanggal 17 Desember 1936, penduduk Negara Kota Vatikan, warga negara Vatikan, meninggal pada pukul 7:35 pagi pada tanggal 21 April 2025, di apartemennya di kediaman Santa Marta,” bunyi pernyataan Vatikan pada hari Senin.

    Kematiannya terjadi hampir sebulan setelah ia keluar dari rumah sakit karena pneumonia ganda.

    Wasiat Paus Fransiskus

    Dalam pernyataannya kepada publik, Vatikan juga mengungkap surat wasiat Paus Fransiskus.

    Menurut surat wasiat tersebut, Paus Fransiskus ingin dimakamkan di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore di Roma.

    Paus Fransiskus juga meminta agar dimakamkan di dalam tanah, tanpa hiasan khusus tetapi dengan tulisan “Fransiskus.” 

    Menurut hukum Gereja Katolik, pemakaman Paus Fransiskus harus dilakukan antara hari keempat dan keenam setelah kematiannya, seperti diberitakan Sky News.

    Sehingga, pemakaman diperkirakan akan dilaksanakan antara Jumat, 25 April, dan Minggu, 27 April.

    Peraturan gereja juga menetapkan Dewan Kardinal mengadakan sidang pertamanya untuk memilih paus baru antara hari ke-15 dan ke-20 setelah kematian paus.

    Sidang tersebut diperkirakan akan berlangsung antara tanggal 6 dan 10 Mei.

    Paus Fransiskus adalah paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Jesuit, dan digambarkan memiliki pandangan reformis dan moderat.

    Jorge Mario Bergoglio, yang menjadi Paus Fransiskus, lahir pada 17 Desember 1936, di Buenos Aires, Argentina, dari orang tua imigran Italia.

    Ia terpilih menjadi Paus pada tanggal 13 Maret 2013 dan menjalankan tugasnya sebagai Paus hingga kematiannya pada 21 April 2025. 

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Kedubes Buka Pintu yang ingin Menyampaikan Ucapan Duka untuk Paus Fransiskus

    Kedubes Buka Pintu yang ingin Menyampaikan Ucapan Duka untuk Paus Fransiskus

    PIKIRAN RAKYAT – Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengabarkan bahwa Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta membuka pintunya bagi siapa saja yang ingin menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus. 

    Adapun jadwal menyampaikan ucapan duka kepada Paus Fransiskus di Kedutaan Besar dimulai dari Selasa pagi sampai dengan Kamis sore, 22-24 April 2025.

    “Kedutaan Besar Vatikan akan membuka kedutaannya supaya tamu-tamu yang ingin mengucapkan belasungkawa bisa masuk dan menuliskan pesan-pesan di buku tamu mulai besok pagi hingga Kamis sore,” kata dia dikutip dari Antara pada Senin, 21 April 2025. 

    Menurutnya, Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta juga menyampaikan pernyataan resmi perihal wafatnya Paus Fransiskus. 

    Selain itu, dia juga mengatakan bahwa hal paling diingat oleh Paus Fransiskus adalah kesederhanaannya. Karena Paus tinggal di suatu apartemen sederhana di Vatikan. 

    “Kesederhanaan itu tampak di dalam pilihan-pilihan hidupnya,” kata Kardinal. 

    Bahkan saat berkunjung ke Indonesia pada September 2024, Paus Fransiskus lebih menggunakan mobil yang biasa dipakai oleh masyarakat Indonesia. 

    Paus Fransiskus pun tidak lupa menyapa masyarakat Indonesia yang ditemui menggunakan mobil dengan pengawalan. 

    “Beliau selalu mengatakan ‘saya selalu melihat wajah-wajah dengan senyum, tidak ada wajah-wajah yang sangar, marah, selalu dengan senyum’,” ujar Kardinal.

    Sebagai informasi, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin waktu Vatikan dengan usia 88 tahun karena penyakit yang diderita sejak lama.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Perjalanan Hidup Paus Fransiskus: Sosok Reformis, Pelindung Kaum Marjinal

    Perjalanan Hidup Paus Fransiskus: Sosok Reformis, Pelindung Kaum Marjinal

    Bisnis.com, JAKARTA — Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025). Pemimpin Gereja Katolik itu mangkat di usia 88 tahun atau tepat sehari setelah peringatan Paskah. Kepergian Sri Paus menimbulkan duka, tidak hanya bagi pemeluk Katolik, tetapi umat manusia.

    Paus Fransiskus lahir dengan nama Jose Mario Bergoglio di Buenos Aries, Argentina 17 Desember 1936. Dia merupakan keturunan imigran Italia. Ayahnya Mario adalah seorang akuntan yang bekerja di perusahaan kereta api dan ibunya Regina Sivori adalah seorang ibu rumah tangga.

    Sebelum menjadi Paus, Paus Fransiskus juga pernah bekerja menjadi penjaga bar di negara asal Argentina. Dia juga pernah menjadi tukang sapu lantai dan juga sempat bekerja di laboratorium kimia. Hal itu dia sampaikan kepada para umat Katolik di sebuah gereja di luar Roma. 

    Paus Fransiskus kemudian terinspirasi untuk bergabung dengan Jesuit pada 1958. Dia ditahbiskan sebagai pendeta Katolik pada 1969, dan sejak 1973 hingga 1979 menjadi kepala provinsi Jesuit di Argentina.  

    Dia kemudian menjadi uskup agung Buenos Aires pada 1998 dan diangkat menjadi kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. 

    Paus Fransiskus sempat menempuh pendidikan dan lulus sebagai ahli kimia sebelum akhirnya memilih jalan menjadi pendeta, memasuki Seminari Keuskupan Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958 dia memasuki novisiat Serikat Jesus. 

    Dia kemudian menyelesaikan studi humaniora di Chili dan kembali ke Argentina pada 1963 dan lulus dengan gelar filsafat dari Colegio de San José di San Miguel. 

    Tahun berikutnya, dia juga masih mengejar pendidikan sastra dan psikologi di Immaculate Conception College di Santa Fé dan pada 1966 dia mulai mengajar mata pelajaran yang sama di Colegio del Salvatore di Buenos Aires.  

    Kemudian, dari 1967-1970 dia lanjut mempelajari teologi dan memperoleh gelar dari Colegio San José.

    Dia ditahbiskan sebagai pendeta Katolik pada 1969, dan dari 1973 hingga 1979, dia menjadi kepala provinsi Jesuit di Argentina. Paus Fransiskus menjadi uskup agung Buenos Aires pada 1998 dan diangkat menjadi kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. 

    Selanjutnya pada 13 Maret 2013, Kardinal Jorge Mario Bergoglio dipilih menjadi Paus menggantikan Benediktus XVI yang mundur pada 28 Februari 2013.  

    Dia menjadi Paus pertama yang menjadi anggota Serikat Yesus (Jesuit), dan juga orang Amerika Latin pertama dalam sejarah modern yang memimpin 1,2 miliar umat Katolik. 

    Bapa Orang-orang Marjinal 

    Dilansir dari vaticannews, Kepausan Fransiskus menandai banyak hal dan tidak pernah berhenti memperkenalkan reformasi pada Gereja Katolik. Meski demikian, Sri Paus tetap populer di kalangan kaum tradisionalis.

    Fransiskus adalah Paus pertama dari Amerika atau belahan bumi selatan. Sejak Gregorius III kelahiran Suriah meninggal pada tahun 741, tidak ada Uskup Roma non-Eropa.

    Paus Fransiskus yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013. Selama 12 tahun masa kepausannya, Fransiskus memprioritaskan penjangkauan kepada kaum miskin, dialog antaragama, dan penanganan berbagai masalah global yang mendesak seperti perubahan iklim, migrasi, dan kesenjangan ekonomi.

    Dia memperkenalkan sejumlah reformasi penting di Vatikan, dengan mengupayakan transparansi yang lebih besar dalam keuangan Gereja, mengatasi korupsi, dan merestrukturisasi Kuria Roma, badan administratif pusat Gereja Katolik, pada tahun 2022 untuk mengefisienkan operasinya.

    Paus Fransiskus saat tiba di Indonesia./Antara

    Fransiskus juga berusaha membuat Gereja lebih inklusif dan ramah. Dia mendorong pendekatan pastoral terhadap isu-isu seperti perceraian, hubungan sesama jenis, dan peran perempuan, dengan lebih menekankan belas kasih daripada doktrin yang kaku.

    Jangkauannya kepada komunitas LGBTQI+ dan pernyataannya, “Siapakah saya untuk menghakimi?” pada 29 Juli 2013, menandai perubahan nada yang signifikan dari kepausan sebelumnya.

    Paus Fransiskus adalah seorang advokat bagi para pengungsi, keadilan ekonomi, dan antikekerasan. Dia seringkali mengutuk perang, perdagangan senjata, dan konsumerisme, mendesak negara-negara untuk memilih diplomasi daripada kekerasan dan menarik perhatian pada penderitaan warga sipil di zona konflik.

    Kunjungannya ke zona konflik, kamp pengungsi, dan masyarakat terabaikan memperkuat komitmennya terhadap perdamaian dan martabat manusia.

    Paus Fransiskus juga berusaha menampilkan kesederhanaan dalam peran agungnya. Dia tidak pernah menempati apartemen kepausan yang mewah di Istana Apostolik yang digunakan oleh para pendahulunya, dengan mengatakan bahwa dia lebih suka tinggal di lingkungan masyarakat demi “kesehatan psikologisnya”.

    Dia mewarisi Gereja yang diserang karena skandal pelecehan seksual anak dan terkoyak oleh pertikaian internal dalam birokrasi Vatikan, dan terpilih dengan mandat yang jelas untuk memulihkan ketertiban.

    Namun, seiring dengan kemajuan kepausannya, dia menghadapi kritik pedas dari kaum konservatif, yang menuduhnya merusak tradisi yang dijunjung tinggi. Dia juga menuai kemarahan kaum progresif, yang merasa dirinya seharusnya berbuat lebih banyak untuk membentuk kembali Gereja yang telah berusia 2.000 tahun.

    Saat dia berjuang melawan perbedaan pendapat internal, Fransiskus menjadi bintang global, menarik banyak orang dalam banyak perjalanannya ke luar negeri saat ia tanpa lelah mempromosikan dialog dan perdamaian antaragama, dengan berpihak pada kaum terpinggirkan, seperti para migran.

    Sosok Sederhana 

    Paus Fransiskus juga dikenal sebagai sosok yang sederhana. Ini menjadi ciri khas tokoh-tokoh yang muncul dari Amerika Latin. Kesederhanaan Paus kerap ditampilkan ke publik. Termasuk ketika kunjungan apostolik-nya ke Indonesia belum lama ini. 

    Kesederhanaan Paus Fransiskus jelas menampar semua pejabat, keluarga pejabat yang masih gemar pamer kekayaan atau tega mengambil uang rakyat demi memupuk pundi-pundi rupiah secara tidak sah untuk kepentingan pribadi.

    “Yang sangat mencolok dari pribadi Paus Fransiskus adalah kesederhanaannya,” Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo.

    Dia menjelaskan, kesederhanaan itu tidak hanya nampak saat Paus Fransiskus hidup. Namun, tercermin juga pada saat upacara pemakaman Paus yang bakal digelar.

    “Jadi bukan hanya ketika beliau masih ada di dunia, tapi bahkan ketika beliau sudah berpulang, tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan,” tutur Suharyo.

    Paus adalah pemimpin umat Katolik Roma se-Dunia yang menurut berbagai macam sumber jumlahnya sekitar 1,3 miliar pada 2021 lalu. Angka ini tentu bisa jauh lebih besar jika mengambil rentang waktu sampai dengan 2024.

    Di Indonesia, jumlah penganut Katolik menurut data Kementerian Dalam Negeri alias Kemendagri mencapai 8,5 juta atau 3,06% dari populasi sekitar 270 juta jiwa pada tahun 2022.

    Dengan pengikut miliaran, laku kehidupan Paus Fransiskus sangat amat sederhana. Saat memulai kunjungan apostolik-nya di Indonesia, misalnya, Paus telah memberi contoh kepada publik di Indonesia. Ia tidak menumpang pesawat kepresidenan atau jet pribadi seperti lazimnya presiden dan anak atau keluarga pejabat di Indonesia, Paus menumpang pesawat komersial.

    Paus Fransiskus

    Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno Hatta pada pukul 11.25 WIB. 
    Ia menumpang pesawat ITA A330neo milik maskapai nasional Italia, ITA Airways yang mendarat di landasan pacu pada pukul 11.16 WIB. Tiba di Bandara, Paus menolak mobil mewah, ia justru memilih menggunakan mobil yang merakyat.

    Paus Fransiskus kemudian menumpang Toyota Kijang Innova Zenix dalam kunjungannya ke Indonesia pada 3 sampai 6 September 2024. Sri Paus lebih memilih mobil penumpang yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia.

    Padahal, mayoritas kepala negara pada umumnya kerap menggunakan mobil mewah hingga mobil anti peluru selama berkunjung ke negara lain. Apalagi, Paus Fransiskus bukan hanya kepala negara Vatikan, tetapi juga pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia.

    Tidak hanya pesawat dan mobil Innova, Paus juga menanggalkan protokoler-protokoler ketat yang lazim diberikan kepada pejabat atau tamu penting negara. Ia misalnya duduk di kursi depan persis di samping sopir yang membawanya menuju Kedutaan Besar Vatikan. 

    Di tengah perjalanan, ia meminta sopir menepikan mobil dan secara spontan membuka jendela untuk menyapa warga Jakarta yang antusias menyambutnya. Pemandangan itu tentu kontras dengan tingkah laku pejabat Indonesia yang sering menggunakan voorijder dan menyalakan sirine sewaktu berada di jalanan Jakarta. 

    Usut punya usut, ‘aksi nekat’ tersebut muncul dari inisiatif Paus sendiri. Paus disebut meminta kepada pengemudi untuk mengarahkan mobil ke pinggir jalan. Ia ingin menyapa masyarakat Indonesia yang telah menunggu. 

    Pernyataan Duka

    Kepergian Paus telah menimbulkan duka yang mendalam. Presiden Prabowo Subianto, misalnya, mengungkapkan dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan.

    Prabowo kemudian mengenang pertemuannya dengan Paus Fransiskus saat ketibaannya di Indonesia pada tahun lalu saat masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) RI.

    “Kunjungan Sri Paus Fransiskus ke Jakarta tahun lalu telah memberikan kesan yang mendalam, tidak hanya di kalangan umat Katolik namun di hati seluruh rakyat Indonesia.”

    Sementara itu, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menceritakan pengalamannya tahun lalu pada saat bertemu dengan Paus Fansiskus di acara Zayed Award for Human Fraternity.

    Menurutnya, almarhum Paus Fransiskus merupakan sosok yang sangat humanis, sederhana, dan penebar damai di ranah global. 

    “Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat,” tuturnya di Jakarta, Senin (21/4/2025). 

    Dia mengatakan bahwa Paus Fransiskus juga dikenal dengan slogan Miserando atque eligendo yang artinya “Rendah Hati dan Terpilih”. Menurutnya, Paus Fransiskus menerima gelar tersebut karena merupakan tokoh inklusif serta menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua. 

    “Muhammadiyah dan Nahdatul Ulama (NU) penerima Zayed Award tahun 2024, yang menjadikan kami diterima Paus di Vatikan dan Grand Syaikh Al-Azhar di Abu Dhabi saat itu,” katanya.

  • “Semoga Umat Diberi Kekuatan” Pramono Anung dan Rano Karno Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus

    “Semoga Umat Diberi Kekuatan” Pramono Anung dan Rano Karno Berduka atas Wafatnya Paus Fransiskus

    TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno turut berduka atas wafatnya Pemimpin Gereja Katolik Paus Fransiskus.

    Pramono Anung dan Rano Karno menyampaikan ucapan belasungkawa melalui unggahan di instagram pribadinnya.

    Pramono Anung mengatakan Paus Fransiskus merupakan tokoh yang penuh dedikasi dalam melayani umat Katolik.

    “Kepemimpinan beliau yang penuh kasih, keberanian, dan pengabdian kepada umat akan selalu dikenang,” ujar Pramono dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @pramonoanungw pada Senin (21/4/2025). 

    Pramono berharap umat Katolik diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi masa berkabung ini. 

    “Semoga para umat diberi kekuatan, dalam masa berduka ini,” kata Pramono.

    Hal serupa juga disampaikan Rano Karno. Politikus PDIP itu menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas berpulangnya Paus Fransiskus.

    “Semoga warisan kasih, keteladanan, dan semangat perdamaian beliau senantiasa hidup dalam hati kita semua,” tulis akun instagram @si.rano.

    Upacara Penempatan Jenazah Paus Fransiskus

    Upacara penetapan kematian dan penempatan jenazah mendiang Paus Fransiskus di dalam peti jenazah akan dilaksanakan Senin pukul 8:00 malam waktu Roma.

    Kantor Pers Tahta Suci Vatikan mengumumkan Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci yang akan memimpin upacara tersebut di Kapel Casa Santa Marta, Vatikan.

    Dalam pengumuman tersebut, Kantor Pers mengindikasikan bahwa yang hadir di antaranya Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, dan anggota keluarga mendiang Paus Fransiskus, bersama dengan Dr. Andrea Arcangeli dan Dr. Luigi Carbone, Direktur dan Wakil Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan.

    Direktur Kantor Pers Tahta Suci, Matteo Bruni, mengatakan kepada wartawan bahwa jenazah Paus dapat dipindahkan ke Basilika Santo Petrus pada hari Rabu pagi, sehingga umat beriman dapat berdoa di hadapan jenazahnya.

    “Pemindahan jenazah Bapa Suci ke Basilika Vatikan, untuk penghormatan bagi seluruh umat beriman, akan dilaksanakan pada Rabu pagi, 23 April 2025, sesuai dengan pengaturan yang akan ditentukan dan dikomunikasikan besok, setelah Kongregasi Kardinal pertama,” kata Tn. Bruni.

    Secara terpisah, Kantor Pers mengumumkan bahwa Misa kanonisasi untuk Beato Carlo Acutis telah ditangguhkan sementara karena wafatnya Paus Fransiskus.

    Perayaan Ekaristi dan ritus kanonisasi telah dijadwalkan pada Minggu, 27 April, pada Minggu Kedua Paskah, yang juga dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, Paru-parunya Diangkat Sejak Muda hingga Pneumonia Sebelum Wafat – Halaman all

    Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, Paru-parunya Diangkat Sejak Muda hingga Pneumonia Sebelum Wafat – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN -Kabar duka datang dari Vatikan. Paus Fransiskus, pemimpin pertama Gereja Katolik Roma yang berasal dari Amerika Latin, wafat dalam usia 88 tahun.

    Kabar ini disampaikan oleh Vatikan melalui pernyataan video pada Senin (21/4/2025). 

    Paus Fransiskus, yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, baru-baru ini sempat berjuang melawan pneumonia ganda yang serius sebelum akhirnya berpulang.

    Dilansir dari Aljazeera, sebelumnya, paus saat berjuang melawan pneumonia di paru-parunya dan juga mengalami beberapa tanda gagal ginjal.

    Paus Fransiskus, 88, telah dirawat di Rumah Sakit Gemelli Roma sejak 14 Februari, karena infeksi saluran pernapasan, yang telah ia lawan sejak awal bulan ini.

    Infeksinya memburuk dan berkembang menjadi pneumonia di kedua paru-paru. Saat ini, ia mengalami “sedikit gangguan awal” pada fungsi ginjalnya, menurut Vatikan.

    Pneumonia adalah peradangan paru-paru, yang biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. 

    Kondisi ini terjadi ketika alveoli (kantung kecil di paru-paru) terisi nanah dan cairan, sehingga pernapasan terasa nyeri dan penyerapan oksigen terbatas.

    “Tes darah pada hari minggu juga menunjukkan tanda-tanda ringan gagal ginjal, tetapi keadaan “saat ini terkendali”, kata Vatikan, mengacu pada fungsi ginjal dalam menyaring produk limbah dari darah.

    Fransiskus juga mengalami anemia dan, selama transfusi darah pada hari Sabtu, menerima hematin, perawatan yang dapat membantu meningkatkan kadar hemoglobin, yang pada gilirannya membantu darah membawa lebih banyak oksigen.

     

    Kondisi Paus Sebelum Meninggal

    “Menurut Vatikan, ia tetap waspada dan tanggap. Pada hari Minggu, Paus masih menghadiri misa di apartemennya di Rumah Sakit Gemelli bersama para dokter dan perawat yang mengawasi perawatannya.

    Vatikan juga mengatakan Fransiskus tidak mengalami krisis pernapasan lagi sejak Sabtu malam tetapi masih menerima aliran oksigen tambahan yang tinggi.

    PAUS FRANSISKUS. – Gambar merupakan tangkap layar dari YouTube CBC Evening News yang diambil pada Senin (24/2/2025), menunjukkan Paus Franskiskus yang ududuk di kursi rodanya. (Tangkap layar YouTube CBC Evening News)

    Francis telah menerima oksigen aliran tinggi setelah krisis pernapasan tetapi menjalani malam yang damai di rumah sakit.

    “Kompleksitas gambaran klinis, dan perlunya menunggu terapi obat untuk memberikan umpan balik, menentukan bahwa prognosisnya masih belum pasti,” kata dokternya pada hari Minggu.

    Untuk ketiga kalinya dalam hampir 12 tahun masa kepausannya, ia tidak menyampaikan doa Angelus mingguan minggu lalu.

     

    Seberapa serius kondisi Paus Fransiskus?

    Paus memiliki riwayat masalah paru-paru, karena sebagian paru-parunya pernah diangkat saat masih muda. 

    Usianya yang sudah lanjut dan komplikasi kesehatan sebelumnya membuat infeksi ini mengkhawatirkan, kata para ahli.

    Dokter telah memperingatkan bahwa sepsis, infeksi darah parah yang dapat berkembang sebagai komplikasi pneumonia, tetap menjadi ancaman besar bagi kesehatan Paus Fransiskus. 

    Namun, tidak ada yang menyebutkan sepsis dalam pembaruan medis Vatikan, termasuk yang disampaikan pada hari Senin.

    Ini adalah perawatan terlama di rumah sakit bagi Fransiskus sejak terpilih sebagai Paus pada Maret 2013.

    Sergio Alfieri, seorang dokter bedah di tim medis Francis, mengatakan bahwa ia mengakui kerapuhannya dan menyadari bahwa kesehatannya dalam kondisi yang tidak menentu.

     

    Masalah kesehatan yang dihadapi Paus Fransiskus

    Selama bertahun-tahun, ia telah menangani:

    1. Tantangan kesehatan paru-paru dan pernapasan

    Pada usia 21, Jorge Bergoglio  begitu ia dikenal saat itu didiagnosis menderita radang selaput dada, peradangan pada lapisan paru-paru, dan sebagian paru-parunya harus diangkat.

    Sejak awal tahun 2023, ia mengalami serangan influenza berulang dan masalah kesehatan terkait.

    Pada akhir November 2023, ia terpaksa membatalkan perjalanan yang direncanakan ke pertemuan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa COP28 di Dubai karena efek influenza dan radang paru-paru.

    2. Insiden terjatuh

    Paus juga mengalami dua kali terjatuh baru-baru ini di kediamannya. Satu kali pada bulan Desember 2024, yang menyebabkan dagunya memar, dan satu lagi pada bulan Januari 2025, yang mengakibatkan lengannya terluka.

    3. Operasi usus besar dan perut

    Pada bulan Juli 2021, Paus menjalani operasi pengangkatan usus besar sepanjang 33 cm (13 inci). 

    Operasi selama enam jam yang ditujukan untuk mengatasi kondisi usus yang menyakitkan yang disebut divertikulitis.

    Ia mengatakan pada tahun 2023 kondisi tersebut kambuh lagi.

    Paus dirawat di rumah sakit selama sembilan hari pada bulan Juni 2023 untuk menjalani operasi hernia perut. 

    Tim medisnya memutuskan operasi diperlukan karena kondisi tersebut menyebabkan penyumbatan usus yang menyakitkan.

     

    4. Sakit punggung dan lutut

    Paus telah lama menderita linu panggul, kondisi saraf kronis yang menyebabkan nyeri punggung, pinggul, dan kaki.

    Ia juga mengalami masalah lutut yang menyakitkan dan berusaha mengatasinya melalui terapi laser dan magnet. 

    Paus kini bergantung pada kursi roda atau tongkat untuk bergerak.

    Paus Fransiskus telah memimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia sejak 2013. Lahir di Argentina, ia adalah orang Amerika Latin pertama dan Jesuit pertama yang menjabat sebagai kepala Gereja Katolik Roma.

     

     

  • Uskup KAJ: Tak Ada Perebutan Kekuasaan dalam Penentuan Pengganti Paus Fransiskus
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 April 2025

    Uskup KAJ: Tak Ada Perebutan Kekuasaan dalam Penentuan Pengganti Paus Fransiskus Nasional 22 April 2025

    Uskup KAJ: Tak Ada Perebutan Kekuasaan dalam Penentuan Pengganti Paus Fransiskus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ)
    Kardinal Ignatius Suharyo
    mengatakan tidak ada orang yang saling menyuap dan berebut kekuasaan pada
    conclave
    mendatang.
    Adapun
    conclave
    akan segera dilakukan dalam rangka mencari pengganti Paus Fransiskus yang baru saja berpulang.
    “Tidak ada rebutan kekuasaan, tidak ada suap-menyuap di situ pasti, semuanya kita percaya, umat Katolik percaya bahwa ini semua dalam bimbingan
    Roh Kudus
    ,” ujar Suharyo di Gereja Katedral, Jakarta, Senin (21/4/2025).
    Suharyo menjelaskan, jika sudah ada Paus terpilih, sosok itu sudah harus tahu mau dibawa ke mana arah gereja ke depannya.
    Menurutnya, Roh Kudus pun akan membimbing dalam “pemungutan suara” Paus baru.
    Dia menyebut, para kardinal yang bisa mengikuti
    conclave
    ini hanyalah mereka yang berusia di bawah 80 tahun.
    “Ini bukan pemungutan suara seperti pemilihan umum, tetapi itulah salah satu bentuk ketika Roh Kudus berkarya, menunjukkan jalan sampai nanti akhirnya terpilih pimpinan Gereja Katolik yang diharapkan mampu untuk memimpin gereja dengan sumbangan-sumbangan pilihan yang dikumpulkan dari para peserta
    conclave
    ,” imbuhnya.
    Suharyo mengungkapkan, seluruh bangsa merasa kehilangan atas berpulangnya Paus Fransiskus, bukan hanya umat Katolik.
    Suharyo pun menceritakan bahwa ponselnya tidak kunjung berhenti berdering sejak kabar Paus Fransiskus meninggal.
    “Bukan hanya umat Katolik, tetapi seluruh bangsa kita sungguh-sungguh merasakan kehilangan dengan berpulangnya Paus Fransiskus,” ujar Suharyo.
    Suharyo mengatakan, dirinya telah menerima pernyataan resmi dari Vatikan mengenai meninggalnya Paus Fransiskus.
    Ketika menerima kabar tersebut, Suharyo mengaku sempat tidak percaya Paus Fransiskus meninggal.
    “Karena apa? Karena kemarin Paus Fransiskus masih hadir di tengah-tengah umat ketika seperti biasanya pada hari Minggu menyampaikan berkat untuk kota dan untuk dunia,” ujar Suharyo.
    Malahan, Suharyo sampai mengonfirmasi ulang kabar tersebut ke Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Vatikan dan Dubes Vatikan untuk RI.
    Kedua orang itu juga membenarkan kabar Paus Fransiskus meninggal. Namun, Suharyo tetap mencari sumber lain untuk memastikan kabar tersebut.
     
    “Informasi yang disampaikan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia adalah masa berkabung di Vatikan itu 9 hari. Jadi, 9 hari sejak hari ini, baru akan dilaksanakan pemakaman,” imbuh Suharyo.
    Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak Jumat (14/2/2025), karena menderita pneumonia.
    Setelah 38 hari di rumah sakit, Paus Fransiskus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya.
    Paus asal Argentina ini bahkan memberkati puluhan ribu umat Katolik yang merayakan Hari Paskah di Lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (20/4/2025), meskipun kondisi kesehatannya belum sepenuhnya pulih.
    Kemunculan Paus Fransiskus saat Hari Paskah itu menjadi momen terakhir di hadapan publik sebelum akhirnya berpulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paus Fransiskus Wafat, Luhut: Surga Menyambutmu Penuh Sukacita
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 April 2025

    Paus Fransiskus Wafat, Luhut: Surga Menyambutmu Penuh Sukacita Nasional 22 April 2025

    Paus Fransiskus Wafat, Luhut: Surga Menyambutmu Penuh Sukacita
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Paus Fransiskus
    meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pagi waktu setempat.
    Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak Jumat (14/2/2025), karena menderita pneumonia.
    Pesan duka cita disampaikan oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia (DEN) Luhut Binsar Panjaitan. Luhut menyampaikan duka citanya lewat Instagram Stories di akun @luhut.pandjaitan.
    “Beristirahatlah dalam damai, Bapa Suci Paus Fransiskus,” unggah Luhut dalam akun Instagramnya, Senin (21/4/2025).
    “Dunia diliputi dukacita, namun surga menyambutmu penuh sukacita,” sambungnya dalam Instagram Stories-nya.
    Sementara itu, Uskup Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Kardinal Ignatius Suharyo mengungkapkan bahwa seluruh bangsa merasa kehilangan atas berpulangnya Paus Fransiskus, bukan hanya umat Katolik.
    Suharyo pun menceritakan bahwa ponselnya tidak kunjung berhenti berdering sejak kabar Paus Fransiskus meninggal.
    “Bukan hanya umat Katolik, tetapi seluruh bangsa kita sungguh-sungguh merasakan kehilangan dengan berpulangnya Paus Fransiskus,” ujar Suharyo, dalam jumpa pers di Gereja Katedral, Jakarta, Senin (21/4/2025).
    Suharyo mengatakan, dirinya telah menerima pernyataan resmi dari Vatikan mengenai meninggalnya Paus Fransiskus.
    Ketika menerima kabar tersebut, Suharyo mengaku sempat tidak percaya Paus Fransiskus meninggal.
    “Karena apa? Karena kemarin Paus Fransiskus masih hadir di tengah-tengah umat ketika seperti biasanya pada hari Minggu menyampaikan berkat untuk kota dan untuk dunia,” ujar Suharyo.
    Malahan, Suharyo sampai mengonfirmasi ulang kabar tersebut ke Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Vatikan dan Dubes Vatikan untuk RI.
    Kedua orang itu juga membenarkan kabar Paus Fransiskus meninggal. Namun, Suharyo tetap mencari sumber lain untuk memastikan kabar tersebut.
    “Informasi yang disampaikan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia adalah masa berkabung di Vatikan itu 9 hari. Jadi, 9 hari sejak hari ini, baru akan dilaksanakan pemakaman,” imbuh Suharyo.
    Sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus sempat dirawat di Rumah Sakit Gemelli, Roma, sejak Jumat (14/2/2025), karena menderita pneumonia.
    Setelah 38 hari di rumah sakit, Paus Fransiskus kembali ke kediamannya di Vatikan di Casa Santa Marta untuk melanjutkan pemulihannya.
    Paus asal Argentina ini bahkan memberkati puluhan ribu umat Katolik yang merayakan Hari Paskah di Lapangan Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Minggu (20/4/2025), meskipun kondisi kesehatannya belum sepenuhnya pulih.
    Kemunculan Paus Fransiskus saat Hari Paskah itu menjadi momen terakhir di hadapan publik sebelum akhirnya berpulang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus, Paru-parunya Diangkat Sejak Muda hingga Pneumonia Sebelum Wafat – Halaman all

    Pemakaman Paus Fransiskus Digelar setelah 9 Hari Berkabung, Disemayamkan di Santa Maria Maggiore – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pasca Paus Fransiskus dilaporkan meninggal dunia, Vatikan mengumumkan masa berkabung selama sembilan hari, Senin (21/4/2025).

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Paus. Pada pukul 07.35 pagi ini (pukul 12.35 WIB), Uskup Roma, Fransiskus, telah kembali ke rumah Bapa,” ungkap Kardinal Kevin Farrell dalam siaran televisi Vatikan.

    Sementara Misa untuk Paus Fransiskus yang meninggal dunia di Vatikan pada Senin (21/4), akan digelar di Gereja Makam Suci: Patriarkat Latin Yerusalem, yang disucikan oleh umat Kristiani, pada Rabu (23/4) mendatang.

    Dalam periode masa berkabung, berbagai kegiatan liturgis dan kenegaraan ditangguhkan.

    Umat Katolik di seluruh dunia juga diimbau mengadakan misa arwah sebagai bentuk penghormatan terakhir, sebagaimana dikutip dari News Week.

    Setelah pengumuman kematian, Kardinal Kevin Farrell yang menjabat sebagai Kamerlengo langsung menjalankan prosedur awal.

    Ia turut menyegel apartemen pribadi Paus dan mulai menyiapkan proses pemakaman.

    Selanjutnya cincin Nelayan, simbol kepausan yang dikenakan Paus Fransiskus, juga segera dihancurkan bersama segel resmi untuk mencegah penyalahgunaan.

    Selama masa jeda kepemimpinan, kegiatan administratif Gereja Vatikan ditangani Dewan Kardinal.

    Kendati demikian mereka memiliki kewenangan terbatas dan fokus pada persiapan pemilihan Paus baru.

    Sementara Camerlengo yang menjadi pemimpin sementara Vatikan, bertugas mengelola logistik dan persiapan pemakaman serta konklaf.

    Setelah 15-20 hari pemakaman digelar, konklaf atau pemilihan paus baru dimulai.

    Adapun pemilihan ini dilakukan oleh para kardinal elektor (yang berusia di bawah 80 tahun) di Roma.

    Mereka berdoa, berdiskusi, dan mempersiapkan proses pemilihan Paus baru. 

    Pemakaman di Gelar di luar Vantikan

    Untuk saat ini, jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di peti jenazah di kapel kediaman tempat tinggalnya di Saint Martha Vatikan pukul 8 malam waktu setempat atau pukul 01.00 WIB

    Selanjutnya setelah masa berkabung selesai, pemakaman Paus Fransiskus yang lahir dengan Jose Mario Bergoglio itu akan dilangsungkan di luar Vatikan.

    Lantaran dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus mengungkapkan rencananya untuk mendobrak tradisi dan dimakamkan di luar Vatikan.

    Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhirnya di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma.

    Hal tersebut berbanding jauh dengan pendahulunya yang biasa dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus.

    Pada saat itu, Paus Fransiskus beralasan dirinya merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut.

    Paus Fransiskus semasa hidup biasa mengunjungi basilika itu pada Minggu pagi untuk menghormati Perawan Maria.

    Dia juga disebut secara tradisional pergi berdoa di Basilika Santa Maria Maggiore sebelum dan sesudah setiap perjalanan luar negerinya.

    Pemakaman Paus Fransiskus akan menjadi yang pertama sejak Leo XIII, yang meninggal dunia tahun 1903 silam, yang tidak dimakamkan di Basilika Santo Petrus.

    Pakai Peti Kayu Sederhana

    Tak hanya itu dalam wasiat terakhirnya Paus juga meminta agar prosesi penguburannya ingin disederhanakan.

    Meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk menguburkan para Paus yang meninggal.

    Dalam postingan situs resmi Vatikan pada November 2024 lalu, Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad saat menguburkan para Paus yang meninggal.

    Sesuai tradisi, para Paus yang meninggal akan dimakamkan di dalam tiga peti jenazah yang saling terkait, yang terbuat dari kayu pohon cemara, pohon timah dan pohon ek.

    Namun dalam wasiat terakhirnya Paus Fransiskus meminta agar dirinya dimakamkan di dalam satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana berlapis seng.

    Disebutkan juga, Paus Fransiskus tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi, atau catafalque, di Basilika Santo Petrus untuk dilihat para pelayat, seperti yang terjadi pada para paus sebelumnya.

    Meski begitu para pelayat nantinya akan tetap dipersilakan untuk memberikan penghormatan terakhir.

    Namun jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan berada di dalam peti, dengan bagian tutupnya dibuka.

    (Tribunnews.com / Namira)