Tag: Paus Fransiskus

  • Momen Terakhir Paus Fransiskus Video Call dengan Jemaat Katolik di Gaza – Page 3

    Momen Terakhir Paus Fransiskus Video Call dengan Jemaat Katolik di Gaza – Page 3

    Sementara itu, kepada Reuters, Kepala Komite Emergensi di Holy Family Church di Gaza, George Antone, mengatakan, “Kami kehilangan seorang santo yang mengajarkan kami untuk menjadi berani setiap hari, bagaimana untuk terus sabar dan menjadi kuat. Kami kehilangan seorang pria yang berjuang setiap hari dalam berbagai kesempatan untuk melindungi kawanan kecil di sini.”

    Sekadar informasi, Paus Fransiskus mulai melakukan panggilan video langsung ke gereja Katolik Gaza ini sejak Oktober 2023, tepat setelah Israel mulai menyerang Palestina.

    Menurut Antone, panggilan video ini digambarkan sebagai rutinitas malam selama perang. “Paus Fransiskus memastikan untuk berbicara tidak hanya kepada pendeta, tetapi pada semua orang di ruangan itu.”

    Antone melanjutkan, “Kami patah hati karena kepergian Paus Fransiskus, tapi kami tahu bahwa dia akan meninggalkan gereja yang peduli pada kami dan mengenal kami dengan nama kami masing-masing.”

    Paus Fransiskus juga selalu mengucapkan, “Saya bersama kamu, jangan takut.” Demikian kenang Antone soal panggilan rutin Paus Fransiskus ke Gereja Katolik di Gaza.

  • Sempat Bertemu Paus Fransiskus, Rektor Unika Atma Jaya Ungkap Pesannya

    Sempat Bertemu Paus Fransiskus, Rektor Unika Atma Jaya Ungkap Pesannya

    PIKIRAN RAKYAT – Wafatnya Bapa Suci Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik sedunia pada Senin, 21 April 2025 telah memunculkan rasa duka dari banyak pihak. Sosoknya dinilai sebagai simbol kasih, kerendahan hati, serta keberpihakan pada keadilan sosial dan kemanusiaan.

    Rektor Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Yuda Turana, mengaku sempat bertemu langsung dengan Paus Fransiskus di Vatikan dalam rangka peringatan 100 tahun Federasi Universitas Katolik Internasional (IFCU). Menurutnya, Paus Fransiskus berpesan agar universitas Katolik menjadi garda terdepan dalam membangun budaya perdamaian, rekonsiliasi, dan kolaborasilintas budaya dan disiplin.

    “Ia menekankan pentingnya keterlibatan universitas dalam mentransformasi nilai-nilai kekristenan menjadi bahasa yang relevan bagi generasi masa kini, demi menjawab tantangan zaman secara bijaksana,” katanya, Selasa, 22 April 2025.

    Yuda menambahkan, Paus Fransiskus juga menggarisbawahi pentingnya misi universitas dalam perlindungan terhadap “rumah bersama” melalui pendekatan ekologi terintegrasi yang menyentuh akar persoalan kemiskinan dan kerusakan lingkungan.

    Yuda menyampaikan rasa duka yang mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus. Menurutnya, Unika Atma Jaya mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin rohani yang membawa napas pembaruan dalampelayanan Gereja universal.

    “Warisan moral dan spiritual beliau terus menjadi inspirasi dalam pengamalan tridarmaperguruan tinggi, khususnya dalam menciptakan generasi yang adaptif, berintegritas, dan peduli terhadap sesama serta lingkungan,” katanya.

    Yuda menambahkan, Unika Atma Jaya sangat kehilangan sosok pemimpin dunia yang penuh kasih dan ketulusan.

    “Paus Fransiskus menunjukkan dengan nyata keberpihakannya pada mereka yang terpinggirkan, serta kepedulian mendalam terhadap isu-isu besar seperti krisis iklim dan masa depan lintas generasi,” katanya.

    Menurut Yuda, nilai-nilai yang Paus Fransiskus hidupi menjadi inspirasi dan semangat dalam mendampingi dan membentuk para mahasiswa di Unika Atma Jaya. Menurutnya, Unika Atma Jaya mengajak seluruh civitas akademika dan masyarakat luas untuk mendoakan Paus Fransiskus agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kasih.

    “Semoga kedamaian dan pengharapan senantiasa menyertai Gereja Katolik dan seluruh umat beriman, serta semangat kasih, pelayanan, dan perdamaian yang beliau wariskan terus hidup dalam hati kita semua,” katanya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 6 Kardinal yang Masuk Kandidat

    Siapa Pengganti Paus Fransiskus? Ini 6 Kardinal yang Masuk Kandidat

    Jakarta: Setelah wafatnya Paus Fransiskus di usia 88 tahun, mata dunia kini tertuju ke Vatikan. Pertanyaan besar pun muncul, siapa yang akan menjadi pemimpin Gereja Katolik selanjutnya? 
     
    Sebanyak 120 kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul dalam konklaf untuk memilih pemimpin baru bagi 1,4 miliar umat Katolik.
     
    Konklaf ini akan digelar maksimal 20 hari setelah wafatnya paus. Para kardinal akan melakukan hingga empat pemungutan suara setiap hari. 

    Jika belum juga terpilih, setelah 30 putaran, hanya dua kandidat teratas yang boleh dilanjutkan. Pemenangnya adalah yang mendapat suara dua pertiga.
     

    Paus selanjutnya bisa dari Afrika, Asia, atau Italia
    Gereja Katolik bisa saja dipimpin oleh paus dari Afrika, Asia, bahkan Amerika. Namun banyak analis memperkirakan, paus baru nanti akan punya pendekatan yang lebih “konservatif” dan berhati-hati setelah gaya progresif Paus Fransiskus.
     
    Paus Fransiskus dikenal mendukung inklusivitas terhadap LGBTQ dan mengurangi penggunaan Misa Latin tradisional, yang membuat sebagian konservatif gereja gusar. Karena itu, para pengamat menduga kardinal akan memilih sosok yang lebih moderat dan menenangkan situasi.
    6 Kardinal yang diprediksi paling berpeluang jadi Paus
    Melansir New York Post, Selasa, 22 April 205, berikut enam nama yang masuk radar para pengamat Vatikan sebagai calon kuat Paus berikutnya:

    Kardinal Luis Antonio Tagle (67 tahun)

    Kardinal asal Filipina ini adalah salah satu “anak didik” Paus Fransiskus. Namun ia sempat kehilangan dukungan karena isu dalam kepemimpinannya di Caritas International. Ia dikenal berpandangan terbuka soal Komuni bagi pasangan yang tak menikah secara sakramental dan homoseksualitas.

    Kardinal Pietro Parolin (70 tahun)

    Sekretaris Negara Vatikan ini berasal dari Italia dan punya pengalaman diplomatik luas. Ia dinilai punya peluang besar, meski sikapnya terhadap kerja sama dengan Tiongkok sempat jadi sorotan.

    Kardinal Jean-Marc Aveline (66 tahun)

    Asal Prancis, ia disebut-sebut sebagai favorit Paus Fransiskus. Ia ramah, terpelajar, dan mendukung desentralisasi gereja. Cocok dengan arah gereja yang lebih progresif.

    Kardinal Willem Eijk (71 tahun)

    Uskup asal Belanda yang dikenal sangat konservatif. Ia menolak penahbisan perempuan, pemberkatan pasangan sesama jenis, dan terapi gender. Cocok untuk kelompok yang ingin gereja kembali ke doktrin klasik.

    Kardinal Malcolm Ranjith (77 tahun)

    Uskup Agung Kolombo, Sri Lanka ini dekat dengan pemikiran Paus Benediktus XVI. Ia dikenal peduli terhadap lingkungan dan kaum miskin. Plus, ia datang dari Asia Selatan, kawasan dengan pertumbuhan Katolik pesat.

    Kardinal Robert Sarah (79 tahun)

    Mantan pejabat Vatikan dari Guinea ini merupakan pilihan kaum tradisionalis. Ia menentang keras pemberkatan sesama jenis dan pembatasan Misa Latin. Bisa menjadi paus Afrika pertama sejak abad ke-5.
     

    Apakah arah gereja akan berubah lagi?
    Paus Fransiskus telah mengangkat banyak kardinal dalam konklaf ini, jadi banyak yang memperkirakan paus baru tak akan berbeda terlalu jauh. Namun bukan tidak mungkin akan ada perubahan arah, tergantung siapa yang terpilih.
     
    Menurut para ahli, paus berikutnya bisa jadi bukan sosok revolusioner, melainkan seorang “pengurus” yang lebih tenang. Tapi, dalam sejarah gereja, segala kemungkinan tetap terbuka.
     
    Siapa saja yang bisa jadi Paus?
     
    Secara hukum gereja, setiap pria Katolik yang sudah dibaptis bisa dipilih menjadi paus. Namun jika dia belum ditahbiskan sebagai uskup, maka ia harus ditahbiskan terlebih dahulu sebelum resmi menjabat.
     
    Pemilihan paus bukan hanya soal teologi, tapi juga geopolitik dan arah gereja ke depan. Siapa pun yang terpilih, dunia menanti babak baru dari sejarah panjang Takhta Suci Vatikan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Penyebab Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Diikuti Koma dan Gagal Jantung – Halaman all

    Penyebab Paus Fransiskus Meninggal: Stroke Diikuti Koma dan Gagal Jantung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025).

    Vatikan mengatakan Paus Fransiskus meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Kematian tersebut dikonfirmasi pada Senin (21/4/2025) oleh Dr. Andrea Arcangeli, kepala departemen kesehatan Vatikan.

    Diberitakan AP News, Paus Fransiskus yang menderita penyakit paru-paru kronis dan menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-paru saat masih muda, dirawat di rumah sakit selama 38 hari awal tahun ini setelah mengalami krisis pernapasan yang berkembang menjadi pneumonia ganda.

    Paus Fransiskus menghindari banyak kemegahan dan upacara Gereja.

    Paus Fransiskus meminta agar jenazahnya tidak diletakkan di atas panggung tinggi, yang merupakan upacara pemakaman tradisional, di tengah Basilika Santo Petrus untuk penghormatan terakhir dari masyarakat.

    Sebaliknya umat beriman yang datang untuk berkabung hanya akan dapat melihat jasadnya di dalam peti jenazah yang tutupnya telah dibuka.

    Pemakamannya, menurut adat Gereja, biasanya diadakan dalam waktu empat hingga enam hari setelah kematiannya, dengan misa pemakaman diadakan di Lapangan Santo Petrus.

    Dilansir BBC, pemakaman kepausan secara tradisional merupakan urusan yang rumit, tetapi Paus Fransiskus bertindak tahun lalu untuk menyederhanakan pengaturannya.

    Ia akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari satu abad yang tidak dimakamkan di Vatikan, di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus – dan malah memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, dekat ikon Madonna kesayangannya.

    Fransiskus juga meminta untuk dimakamkan dalam peti mati kayu sederhana – tidak seperti pendahulunya yang dimakamkan dalam tiga peti mati bertingkat tradisional yang terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

    Pemilihan Paus yang Baru

    Paus adalah kepala Gereja Katolik.

    Umat Katolik Roma percaya bahwa ia mewakili garis keturunan langsung dari Yesus Kristus.

    Ia dianggap sebagai penerus Santo Petrus yang masih hidup, yang merupakan pemimpin di antara murid-murid pertama Kristus, yaitu para Rasul.

    Hal itu memberinya kekuasaan penuh dan tanpa hambatan atas seluruh Gereja Katolik dan menjadikannya sumber otoritas penting bagi sekitar 1,4 miliar umat Katolik di dunia.

    Paus tinggal di Kota Vatikan, negara merdeka terkecil di dunia. Kota ini dikelilingi oleh ibu kota Italia, Roma.

    Paus tidak menerima gaji, tetapi semua biaya perjalanan dan biaya hidupnya dibayar oleh Vatikan.

    Meninggalnya Paus Fransiskus memicu proses politik bagi Gereja untuk memilih pemimpin baru.

    Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul di Vatikan untuk menghadiri pemilihan, yang dikenal sebagai konklaf.

    Secara tradisional, masa berkabung selama 15 hari dilaksanakan sebelum konklaf dimulai.

    Namun, pendahulu Fransiskus, Benediktus, mengubah aturan pada tahun 2013 untuk mengizinkan konklaf dimulai lebih awal jika para kardinal menghendaki.

    Pemungutan suara biasanya dilakukan 15-20 hari setelah kematian Paus.

    PENAMPILAN PUBLIK TERAKHIR – Tangkapan layar YouTube ABC News pada Minggu (20/4/2025) menampilkan Paus Fransiskus yang membuat penampilan publik yang mengejutkan untuk memberkati ribuan umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk misa Minggu Paskah. (Tangkapan layar YouTube ABC News)

    Paus baru dipilih oleh Dewan Kardinal – sekelompok pejabat paling senior Gereja, yang semuanya laki-laki, semuanya ditunjuk oleh Paus dan biasanya semuanya adalah uskup yang ditahbiskan.

    Saat ini ada 252 kardinal Katolik, tetapi hanya 135 yang memenuhi syarat untuk memberikan suara karena mereka yang berusia di atas 80 tahun dapat mengambil bagian dalam debat tetapi tidak dapat memilih.

    Sementara itu, antara kematian Paus dan pemilihan penggantinya, Dewan Kardinal mengatur Gereja.

    Mereka menjalankan bisnis gereja sehari-hari, tetapi memiliki kekuasaan terbatas karena sebagian besar administrasi pusat Gereja berhenti bekerja.

    Lalu, biasanya, kepala departemen Vatikan mengundurkan diri dari jabatan mereka sampai mereka dikukuhkan atau digantikan oleh Paus yang baru.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Paus Fransiskus Wafat

  • Masa Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus Berlangsung 9 Hari

    Masa Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus Berlangsung 9 Hari

    Bisnis.com, JAKARTA — Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo mengungkap bahwa masa berkabung atas meninggalnya Paus Fransiskus berlangsung selama 9 hari.

    Suharyo menuturkan bahwa setelah masa berkabung selesai, Paus akan segera dimakamkan.

    “Informasi yang disampaikan oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia adalah masa berkabung di Vatikan itu 9 hari. Jadi 9 hari sejak hari ini baru akan dilaksanakan pemakaman,” ujarnya di Gereja Katedral, Jakarta, dikutip Selasa (22/4/2025).

    Dia menambahkan, masa berkabung di Indonesia akan bergantung pada inisiatif dari konferensi-konferensi wali gereja setempat.

    Namun yang pasti, Kedubes Vatikan untuk Indonesia bakal menggelar acara bela sungkawa bagi masyarakat yang ingin menyampaikan kesan untuk Paus Fransiskus.

    Acara itu bakal berlangsung hari ini Selasa (22/4/2025) dari pagi sampai dengan sore hari.

    “Yang pasti karena Kedutaan Besar Vatikan itu ada di Jakarta, beliau akan membuka kedutaan besarnya supaya tamu-tamu yang ingin mengucapkan bela sungkawa, bela duka, itu bisa masuk dan menuliskan kesan-kesan di dalam buku tamu,” pungkasnya.

    Sekadar informasi, Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama dari Amerika Latin, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) sekitar 07.35 waktu setempat di Vatikan.

    Kabar duka meninggalnya Paus Fransiskus diumumkan oleh Kardinal Kevin Farrell, dari Casa Santa Marta.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan dukacita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita, Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini, Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” ujar Kevin.

  • Presiden Prabowo akan Terima Kunjungan Wakil PM Malaysia di Istana Sore Ini – Halaman all

    Presiden Prabowo akan Terima Kunjungan Wakil PM Malaysia di Istana Sore Ini – Halaman all

    Presiden Prabowo Subianto akan menerima kunjungan dari Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, di Istana Kepresidenan.

    Tayang: Selasa, 22 April 2025 09:20 WIB

    YouTube Sekretariat Presiden

    PRESIDEN PRABOWO – Prabowo Subianto saat menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Paus Fransiskus yang berpulang pada Senin pagi waktu Vatikan, Senin (21/4/2025). Presiden Prabowo akan menerima kunjungan dari Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/4/2025) sore. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto akan menerima kunjungan dari Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (22/4/2025) sore.

    Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana.

    “Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dijadwalkan menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi, di Istana Kepresidenan Jakarta,” kata Yusuf.

    Wakil PM Malaysia tersebut akan ke Istana Presiden sekitar pukul 15.00 WIB. 

    Kunjungan Wakil PM ke Istana menemui Presiden Prabowo merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerjanya ke Indonesia.

    “Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian lawatan resmi Wakil Perdana Menteri Malaysia ke Indonesia yang berlangsung sejak tanggal 20 April 2025,” pungkasnya.

    Sebelumnya pada hari kemarin Wakil PM Malaysia menemui Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka di Istana Wakil Presiden.

    Pertemuan keduanya membahas peningkatan kerja sama terutama di wilayah Batam dan Johor. 

    Kerja sama tersebut meliputi industri halal, perlindungan pekerja imigran, perkebunan sawit, dan juga pendidikan vokasi.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Vatikan Umumkan Paus Fransiskus Wafat karena Stroke dan Gagal Jantung, Dikonfirmasi Prosedur EKG

    Vatikan Umumkan Paus Fransiskus Wafat karena Stroke dan Gagal Jantung, Dikonfirmasi Prosedur EKG

    GELORA.CO – Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke dan gagal jantung yang tidak dapat disembuhkan, kata dokter Vatikan Andrea Arcangeli dalam surat kematian yang dirilis pada Hari Senin untuk Paus berusia 88 tahun itu.

    Surat keterangan yang diterbitkan oleh Vatikan itu mengatakan, Paus telah mengalami koma sebelum meninggal pada hari Senin dini hari, dikutip dari Reuters 22 April.

    Direktur Direktorat Kesehatan dan Kebersihan Vatikan Dr. Andrea Arcangeli mengeluarkan sertifikat resmi kematian Paus Fransiskus.

    Kantor Pers Tahta Suci merilis laporan tersebut pada Senin malam.

    Penyebab kematian diidentifikasi sebagai stroke, diikuti oleh koma dan kolaps kardiosirkulasi ireversibel.

    Paus Fransiskus diketahui memiliki riwayat gagal napas akut yang disebabkan oleh pneumonia bilateral multimikroba, bronkiektasis multipel, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe II, kata laporan tersebut.

    Wafatnya Paus Fransiskus dikonfirmasi oleh “tanatografi elektrokardiografi,” kata laporan tersebut, prosedur pemantauan jantung yang lebih dikenal sebagai EKG.

    “Dengan ini saya nyatakan,” tulis Dr. Arcangeli, “bahwa penyebab kematiannya, sejauh pengetahuan dan penilaian saya, adalah seperti yang dinyatakan di atas,” dikutip dari Vatican News.

    Diberitakan sebelumnya, Vatikan mengumumkan Paus Fransiskus wafat pada Hari Senin pagi waktu setempat.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan kesedihan yang mendalam saya harus mengumumkan kematian Bapa Suci kita Fransiskus,” Kardinal Kevin Farrell mengumumkan di saluran TV Vatikan.

    “Pukul 7:35 pagi ini Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” lanjut pengumuman itu. (*)

  • BKSAP DPR Kenang Paus Fransiskus Sebagai Pejuang Kemanusiaan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 April 2025

    BKSAP DPR Kenang Paus Fransiskus Sebagai Pejuang Kemanusiaan Nasional 22 April 2025

    BKSAP DPR Kenang Paus Fransiskus Sebagai Pejuang Kemanusiaan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI,
    Mardani Ali Sera
    , menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya
    Paus Fransiskus
    pada Senin (21/4/2025) kemarin.
    Menurut Mardani, dengan kepergian Paus Fransiskus, dunia telah kehilangan sosok pejuang kemanusiaan yang melampaui batas negara dan agama.
    “Kesedihan mendalam bagi kemanusiaan. Wafatnya seorang pejuang kemanusiaan yang selalu bersuara agar rakyat miskin, mereka yang tertindas, dan mereka yang sendiri untuk selalu dijaga, ditemani, dan dibantu,” ujar Mardani dalam keterangannya, Selasa (22/4/2025).
    Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu menyebutkan bahwa rasa kehilangan yang besar atas wafatnya Paus Fransiskus tidak hanya dirasakan oleh umat Katolik.
    Menurut Mardani kondisi itu juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia dan dunia yang peduli terhadap nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan.
    Dia pun mengingat kembali kunjungan historis Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2024 lalu yang menurutnya merupakan simbol kuat persaudaraan dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
    “Paus Fransiskus adalah simbol bahwa kemanusiaan bisa menyatukan kita. Kita harus melanjutkan perjuangannya. Dunia membutuhkan lebih banyak orang seperti beliau,” kata Mardani.
    Mardani menilai antusiasme masyarakat lintas agama di Indonesia saat menyambut kedatangan Paus mencerminkan kuatnya semangat solidaritas yang selama ini diperjuangkan oleh Paus Fransiskus.
    Dia juga menyoroti kiprah Paus Fransiskus selama hidup sebagai tokoh yang konsisten membela kaum tertindas tanpa memandang latar belakang.
    Paus bahkan selalu menyuarakan dukungan bagi rakyat Palestina, serta menunjukkan keberpihakannya terhadap kelompok marginal.
    “Kehilangan beliau adalah kehilangan suara hati nurani kita bersama. Beliau bukan hanya pembela Palestina, tapi juga pelindung bagi mereka yang miskin, tersisih, dan tertindas. Kita kehilangan satu sosok pejuang kemanusiaan,” ujar Mardani.
    Mardani berharap warisan perjuangan dan semangat Paus Fransiskus untuk membela kaum tertindas terus dilanjutkan oleh semua pihak.
    “Selamat jalan Paus Fransiskus, perjuangan membela Palestina dan semua yang tertindas mesti kita lanjutkan,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, Paus Fransiskus menghembuskan napas terakhirnya di usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat.
    Paus Fransiskus telah dikenal sebagai sosok yang membawa angin perubahan di dalam Gereja Katolik.
    Dia menekankan pentingnya kerendahan hati, kesederhanaan, dan kasih sayang dalam menjalankan tugas kepausan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BKSAP DPR Kenang Paus Fransiskus Sebagai Pejuang Kemanusiaan
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        22 April 2025

    Para Tokoh Indonesia Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus… Nasional 22 April 2025

    Para Tokoh Indonesia Mengenang Kesederhanaan Paus Fransiskus…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Sejumlah tokoh Indonesia turut berbelasungkawa atas meninggalnya Pemimpin Gereja Katolik, Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, Senin (21/4/2025) pukul 07.35 waktu setempat.
    Semasa hidup, Paus Fransiskus mendedikasikan diri untuk melayani Tuhan dan gereja. Beliau juga mengajarkan hidup setia pada nilai-nilai injil, dengan keberanian dan kasih yang universal.
    Paus Fransiskus bukan hanya seorang pemimpin Gereja Katolik, tetapi juga suara nurani dunia yang peduli dengan penderitaan dan kemiskinan.
    Oleh karenanya, banyak tokoh di Indonesia juga mengenang Paus Fransiskus sebagai pemimpin umat yang bersahaja.
    Presiden RI Prabowo Subianto menyebut nilai-nilai luhur yang diwariskan mendiang Paus Fransiskus, termasuk keberpihakan terhadap kaum miskin.
    “Pesan kesederhanaan, pluralisme, keberpihakan kepada orang miskin, dan kepedulian Sri Paus terhadap sesama akan selalu menjadi teladan bagi kita semua,” ujar Prabowo dalam tayangan YouTube Setpres, Senin (21/4/2025) malam.
    Dia menilai, kunjungan Paus Fransiskus tersebut meninggalkan jejak yang kuat bukan hanya di kalangan umat Katolik, melainkan juga di hati seluruh rakyat Indonesia.
    Maka dari itu, Prabowo mengenang Paus Fransiskus sebagai sosok panutan dunia yang tulus memperjuangkan nilai-nilai perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan.
    “Dunia kembali kehilangan sosok panutan yang memiliki komitmen besar terhadap perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan,” ucap Prabowo.
    “Selamat jalan Sri Paus, pesanmu untuk menjaga kemanusiaan dan perdamaian akan selalu membekas di hati kita,” imbuhnya.
    Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka berduka atas kepergian Paus Fransiskus.
    “Atas nama pribadi dan bangsa Indonesia, saya menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Sri Paus Fransiskus,” ujar Gibran dalam unggahan Instagram-nya, Senin.
    Gibran mengatakan, dunia kehilangan seorang pemimpin spiritual yang lembut, penuh kasih, dan teguh dalam menyuarakan nilai-nilai kemanusiaan.
    “Doa dan simpati dari kami bangsa Indonesia,” ucapnya.
    “Semoga damai menyertai beliau, dan cinta kasihnya tetap menjadi suluh bagi dunia,” imbuh Gibran.
    Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri menyampaikan ucapan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.
    Ungkapan duka cita Megawati disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Duta Besar Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia dan ASEAN, Piero Pioppo.
    “Beristirahatlah dengan Damai,” begitu awal surat yang ditulis Megawati atas kematian Paus, dikutip dari siaran pers, Senin (21/4/2025).
    “Bersama ini, saya Megawati Soekarnoputri, Presiden Kelima Republik Indonesia, menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas wafatnya Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus pada hari Senin, 21 April 2025,” imbuh dia.
    Megawati mengaku, dirinya dan rakyat Indonesia merasa sangat kehilangan atas kepergian Paus Fransiskus. Paus bukan hanya tokoh agama bagi umat Katolik, tetapi juga bagi dunia.
    “Yang memiliki pemikiran dan kiprah beliau dalam membangun persaudaraan dan kesetaraan antar umat manusia se-dunia,” tutur dia.
    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Pemimpin Umat Katolik Paus Fransiskusz
    Bagi Nasaruddin, Paus Fransiskus bukan hanya dianggapnya pemimpin umat Katolik di dunia, tetapi beliau adalah salah satu sahabat dekat.
    “Saya mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus. Tentu jasa dan persahabatan beliau tidak bisa kita lupakan,” ujar Nasaruddin dalam keterangannya, Senin.
    Nasaruddin mendoakan agar Paus Fransiskus mendapatkan tempat yang mulia dan terbaik di sisi Tuhan.
    Kepada umat Katolik yang telah ditinggalkan Paus Fransiskus, Nasaruddin berpesan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan.
    “Sekali lagi kami semuanya, keluarga besar Kementerian Agama dan segenap warga bangsa Indonesia mengucapkan turut berduka cita sedalam-dalamnya atas wafatnya Paus Fransiskus,” tutupnya.
    Menlu Sugiono mengenang Paus Fransiskus sebagai tokoh yang memiliki kepedulian tinggi kepada sesama dan keberpihakannya kepada rakyat miskin.
    “Beliau adalah seorang tokoh yang sangat peduli pada kemanusiaan, sangat dekat dengan memiliki keberpihakan kepada orang miskin. Kasih sayang terhadap sesama yang begitu luar biasa,” ucap Sugiono, dalam rekaman suara yang diterima, Senin.
    Karena itu, Sugiono menyebut dunia telah kehilangan tokoh yang begitu luhur.
    “Saya kira dunia merasa kehilangan oleh tokoh yang begitu luhur. Semoga beliau diterima di tempat terbaik di sisi Tuhan,” imbuh dia.
    Gubernur Jakarta Pramono Anung menilai, Paus Fransiskus merupakan tokoh yang penuh dedikasi dalam melayani umat Katolik.
    “Kepemimpinan beliau yang penuh kasih, keberanian, dan pengabdian kepada umat akan selalu dikenang,” ujar Pramono dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram pribadinya @pramonoanung, pada Senin (21/4/2025).
    Pramono berharap umat Katolik diberi ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi masa berkabung ini.
    “Semoga para umat diberi kekuatan, dalam masa berduka ini,” kata Pramono.
    Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengenang Paus Fransiskus sebagai tokoh yang humanis, sederhana, dan penebar damai.
    Haedar bertemu Paus Fransiskus di Vatikan pada 24 Februari 2024 lalu. Kini, kabar duka itu datang.
    “Ketika kami bertemu langsung beliau di Vatikan pada 24 Februari 2024 dalam rangka menerima Zayed Award for Human Fraternity, penerimaannya penuh persaudaraan, penyantun, bahkan diselingi humor yang hangat,” kenang Haedar dalam keterangannya, Senin.
    Haedar menuturkan, Paus Fransiskus merupakan sosok yang dikenal bersahaja dengan slogan “Miserando atque eligendo” atau “Rendah Hati dan Terpilih”.
    “Paus Fransiskus dikenal tokoh inklusif serta menggalang semangat kemanusiaan dan perdamaian untuk semua,” ucapnya.
    Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Asrorun Niam Sholeh, mengenang mendiang Paus Fransiskus sebagai sosok yang vokal menentang penjajahan Israel terhadap Palestina.
    “Kutukan Paus terhadap agresi Zionisme ke Palestina perlu menjelma menjadi kesadaran kolektif kita setiap umat manusia, menjadi vitamin untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan melawan Zionisme,” kata Niam melalui keterangan tertulisnya, Senin (21/4/2025).
    Niam berharap komitmen dan semangat perdamaian yang terus diperjuangkan dapat dilanjutkan menuju persaudaraan antar manusia.
    “Paus Fransiskus dikenal sebagai salah satu tokoh agama yang memiliki komitmen kemanusiaan universal, mencintai sesama manusia, dan memerangi penindasan,” ujarnya.
    Ketua Bidang Keagamaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrur Rozi menyampaikan bahwa Paus Fransiskus merupakan teladan bagi umat Katolik di dunia.
    “Paus menjadi teladan bagi umat Katolik dan juga bagi umat dari agama lain, karena sikapnya yang penuh kasih. Kami ikut mengucapkan duka cita sedalam-dalamnya,” ujar Fahrur kepada Kompas.com, Senin.
    Gus Fahrur menuturkan, dunia akan selalu mengenang Paus Fransiskus sebagai tokoh toleransi antarumat beragama.
    “Beliau pembawa pesan perdamaian, persatuan, dan toleransi antarumat beragama, serta mendorong dialog antaragama untuk menciptakan kehidupan bersama yang damai,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Paus Fransiskus Kerap Bela Palestina, Kabar Meninggalnya Dirayakan Politisi, Pakar hingga Warga Israel

    Paus Fransiskus Kerap Bela Palestina, Kabar Meninggalnya Dirayakan Politisi, Pakar hingga Warga Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin umat katolik dunia, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025. Dia meninggal dunia pada usia 88 tahun di Domus Sanctae Marthae, Vatican City, Vatikan.

    Di tengah duka meninggalnya Paus Fransiskus, kritik dan perayaan justru datang dari Israel. Para politisi, pakar, dan pengguna media sosial berfokus pada kecaman Paus Fransiskus terhadap Israel di tengah perangnya di Jalur Gaza, Palestina.

    Beberapa hari sebelum meninggal dunia, Paus Fransiskus masih bersuara soal Palestina. Dalam pidatonya, dia mengecam tindakan Israel dan menyebut apa yang terjadi di Gaza sebagai situasi yang menyedihkan.

    “Situasi kemanusiaan yang menyedihkan yang disebabkan oleh serangan Israel di Gaza,” kata Paus Fransiskus dalam pidato terakhirnya pada Minggu Paskah.

    “Saya mengimbau kepada pihak-pihak yang bertikai: serukan gencatan senjata, bebaskan para sandera, dan bantulah orang-orang yang kelaparan yang mendambakan masa depan yang damai,” katanya.

    Mantan duta besar Israel untuk Vatikan, Rafi Schutz menilai posisi Paus Fransiskus yang kerap bersuara soal Palestina telah membuat Israel kecewa.

    “Paus yang membawa dunia lebih dekat kepadanya dan mengecewakan Israel,” ujarnya dilaporkan Middle East Eye.

    Bahkan sikap Paus Fransiskus tersebut dinilainya pantas mendapatkan kritik keras sekaligus menandai pukulan signifikan terhadap hubungan Israel-Vatikan.

    Sementara, surat kabar sayap kanan Israel, Hayom mengatakan Paus Fransiskus akan dikenang di Israel terutama karena pernyataan kerasnya terhadap perang di Gaza. 

    Senada dengan itu, Channel 14 yang berhaluan kanan ekstrem juga menyebutnya sebagai ‘kritikus paling keras’ Israel.

    Zvika Klein, pemimpin redaksi Jerusalem Post, menggambarkan kritik Paus Fransiskus terhadap Israel dan dukungannya terhadap Palestina yang diserangnya sebagai ‘dukungan tanpa syarat untuk Hamas’.

    “Ada kekecewaan yang sangat besar di sini dari pihak Israel dan Yahudi [akibat] pernyataan-pernyataan keras terutama dalam beberapa bulan terakhir,” kata Klein.

    Paus secara vokal dan berulang kali mengkritik perang Israel di Jalur Gaza, khususnya pembunuhan anak-anak Palestina, sehingga memicu kemarahan politisi Israel.

    Dalam bukunya,  Hope Never Disappoints: Pilgrims Toward a Better World, yang diterbitkan pada akhir tahun 2024, ia  menyatakan bahwa serangan Israel terhadap Jalur Gaza dapat dikategorikan sebagai genosida, dan menyerukan penyelidikan.

    Pada bulan Desember, kementerian luar negeri Israel memanggil diplomat tinggi Vatikan setelah komentar Paus Fransiskus yang menuduh Israel melakukan kekejaman’ di Gaza.

    ‘Lebih baik tanpa dia’

    Tak hanya politisi dan pakar, warga Israel juga menuangkan rasa puas mereka setelah Paus Fransiskus meninggal dunia.  

    Berkomentar pada artikel Channel 14, seorang pengguna menyebutnya ‘bajingan’ dan berkata ‘baguslah dia mati’. 

    “Syukurlah Paus sudah wafat,” kata yang lain setuju.

    Di Facebook, pengguna media sosial mengkategorikannya sebagai ‘pembenci Yudaisme’.

    Di bawah  postingan Kan 11 tentang kematian Paus, seorang pengguna menulis: “Saya tidak peduli dengan orang tua psikotik ini, yang membenci Israel”.

    Dalam laporan Ynet , yang lain menulis: “Paus Fransiskus akan dikenang sebagai orang yang secara konsisten mendukung antisemitisme modern, dunia lebih baik tanpanya”.

    Pengguna lain mengatakan bahwa Paus Fransiskus adalah “Bapak kenajisan. Seorang pedofil lainnya.” Pengguna lain mengatakan: “akhirnya ada kabar baik.”

    Pengguna lain menulis bahwa “setelah pernyataan kebenciannya terhadap Israel, dia beruntung karena dia hidup beberapa bulan lagi dan tidak langsung meninggal,” mengacu pada kesehatan Paus yang memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

    Kendati banyak warga. pakar dan politikus Israel yang tak menunjukkan duka cita meninggalnya Paus Fransiskus, Presiden Israel, Isaac Herzog menyampaikan belasungkawa.

    “Belasungkawa terdalamnya kepada dunia Kristen dan khususnya komunitas Kristen di Israel – Tanah Suci – atas meninggalnya bapa spiritual agung mereka, Yang Mulia Paus Fransiskus,” katanya.

    Herzog menambahkan: “Saya sungguh berharap doanya untuk perdamaian di Timur Tengah dan untuk pemulangan para sandera dengan selamat akan segera terkabul. Semoga kenangannya terus menginspirasi tindakan kebaikan, persatuan, dan harapan.”***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News