Tag: Paus Fransiskus

  • Dalih Israel Peluru Nyasar Usai Bikin Gereja Katolik di Gaza Hancur

    Dalih Israel Peluru Nyasar Usai Bikin Gereja Katolik di Gaza Hancur

    Jakarta

    Militer Israel menghancurkan satu-satunya gereja di Gaza. Bisa-bisanya Israel menyalahkan peluru nyasar atas serangan yang menewaskan tiga orang itu.

    Dirangkum detikcom, Sabtu (19/7/2025), militer Israel menyerang satu-satunya gereja Katolik di Gaza hingga melukai beberapa orang. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Israel menyampaikan permintaan maaf.

    “Israel menyampaikan duka cita yang mendalam atas kerusakan yang terjadi pada Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza dan atas jatuhnya korban sipil,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel dalam sebuah unggahan media sosial, dilansir Aljazeera, Kamis (17/7).

    Kemlu Israel mengklaim “Israel tidak pernah menargetkan gereja atau tempat ibadah”. Meski pada kenyataannya, Israel telah menyerang puluhan masjid dan gereja sejak perang di Gaza berkecamuk.

    Bulan lalu, sebuah laporan komisi independen Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan bahwa Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa “pemusnahan” dengan menyerang warga sipil Palestina yang berlindung di tempat-tempat ibadah dan sekolah-sekolah di Gaza.

    Laporan Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB tentang wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur dan Israel, menyatakan bahwa Israel telah menghancurkan lebih dari separuh situs keagamaan dan budaya di wilayah tersebut, serta lebih dari 90 persen gedung sekolah dan universitas di Gaza.

    Netanyahu Berdalih Peluru Nyasar

    Foto: Benjamin Netanyahu (BBC World).

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan penyesalannya setelah pihaknya menyerang satu-satunya gereja di Gaza. Ia menyesali tembakan nyasar dari tank Israel hingga menewaskan tiga orang tersebut.

    Dilansir AFP, Netanyahu menyalahkan peluru nyasar atas kematian tiga orang tersebut. Ia buka suara ke publik setelah melakukan panggilan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

    Sebagai informasi, selain 3 orang tewas, sebanyak 10 orang lainnya juga dilaporkan terluka dalam serangan di Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza, satu-satunya rumah ibadah Katolik di wilayah itu. Salah satu korban termasuk pastor paroki Pastor Gabriel Romanelli.

    Para saksi mata dan Patriark Latin mengatakan sebuah granat tank menghantam gereja sekitar pukul 10.30 pagi waktu setempat (07.30 GMT), tetapi militer Israel kemudian mengatakan penyelidikan awal menunjukkan bahwa pecahan granat mengenai gereja secara tidak sengaja.

    Paus Leo XIV pun buka suara atas serangan itu. Ia mengaku sangat berduka atas hilangnya nyawa di Gereja Keluarga Kudus, yang selalu dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama perang antara Israel dan militan Hamas.

    Sementara itu, pihak militer Israel menegaskan telah melakukan segala upaya yang memungkinkan untuk mengurangi kerugian bagi warga sipil dan bangunan keagamaan. Netanyahu juga berjanji akan melakukan penyelidikan.

    “Israel sangat menyesalkan sebuah amunisi nyasar yang mengenai Gereja Keluarga Kudus di Gaza. Setiap nyawa tak berdosa yang hilang adalah sebuah tragedi,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Kemudian, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump telah menghubungi Netanyahu setelah tidak ada reaksi positif terhadap berita serangan tersebut.

    “Israel telah membuat kesalahan dengan menyerang gereja Katolik itu, itulah yang disampaikan perdana menteri kepada presiden,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Italia Mengutuk!

    Israel Serang Satu-satunya Gereja Katolik di Gaza, Italia Mengutuk!

    Jakarta

    Pemerintah Italia mengutuk serangan Israel terhadap satu-satunya gereja Katolik di Gaza yang melukai beberapa orang. Perdana Menteri (PM) Italia Giorgia Meloni menyebut serangan terhadap warga sipil pada Kamis (17/7) itu “tak bisa diterima”.

    Serangan ke gereja Holy Family Church itu terjadi ketika badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan Israel menewaskan 18 orang di seluruh wilayah Palestina itu pada hari Kamis ini.

    “Holy Family Church di Gaza telah diserang pagi ini. Ada beberapa orang yang terluka di tempat itu, termasuk Pastor Paroki, Romo Gabriel Romanelli,” kata Patriarkat Latin Yerusalem dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025).

    Ditambahkan bahwa tidak ada korban jiwa yang terkonfirmasi, tetapi gereja tersebut mengalami kerusakan.

    Juru bicara pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, mengatakan kepada AFP bahwa serangan terhadap gereja Katolik tersebut mengakibatkan korban luka-luka, termasuk seorang pastor.

    Ketika dimintai komentar atas penyerangan itu, militer Israel mengatakan sedang “menyelidikinya”

    – ‘Tindakan serius’ –
    PM Giorgia Meloni mengatakan bahwa “serangan Israel di Gaza juga telah menghantam “Holy Family Church”, sebuah paroki di Kota Gaza yang secara rutin dihubungi oleh mendiang Paus Fransiskus selama perang.

    “Serangan terhadap penduduk sipil yang dilakukan oleh Israel selama berbulan-bulan tidak dapat diterima,” tulis Meloni dalam sebuah unggahan di media sosial X.

    “Tidak ada tindakan militer yang dapat membenarkan perilaku seperti itu,” cetusnya.

    Dari populasi Jalur Gaza yang berjumlah lebih dari dua juta jiwa, sekitar 1.000 orang beragama Kristen. Sebagian besar dari mereka beragama Ortodoks, tetapi menurut Patriarkat Latin, terdapat sekitar 135 umat Katolik di wilayah tersebut.

    Sejak awal perang Gaza yang meletus pada Oktober 2023, umat Katolik telah berlindung di kompleks gereja tersebut, dan beberapa umat Kristen Ortodoks juga telah berlindung di sana.

    Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mengutuk serangan ke gereja Katolik itu.

    “Saya menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada Pastor Romanelli, yang terluka dalam serangan itu,” tulisnya di X.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Paus Leo XIV Mengirim Pesan Penting Lewat Kata dan Perbuatan

    Paus Leo XIV Mengirim Pesan Penting Lewat Kata dan Perbuatan

    Jakarta

    Dia adalah paus pertama dalam 13 tahun terakhir yang mengambil libur. Setelah dua bulan menjabat, Paus Leo XIV menginap di Castel Gandolfo untuk menghindari cuaca panas pada bulan Juli di Roma. Castel Gandolfo adalah kediaman musim panas kepausan yang terletak 460 meter di atas permukaan laut, tempat yang ideal ditinggali saat gelombang panas melanda kota. Selama hampir dua minggu, Paus Leo tinggal di sana.

    Paus sebelumnya, Fransiskus (2013-2025), tidak pernah berlibur ke Castel Gandolfo, dan dengan itu tidak menjalankan tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Hal ini mengecewakan penduduk setempat , dan juga berdampak pada menurunnya pariwisata lokal. Tapi sekarang, Paus Leo datang!

    Sejak pemilihannya oleh para kardinal, banyak yang membuat perbandingan: Apa yang dilakukan Paus Leo secara berbeda dari paus sebelumnya? Berlibur ke Castel Gandolfo hanyalah salah satu contohnya. Contoh yang paling terlihat adalah penampilan pria asal Amerika Serikat ini setelah terpilih sebagai Paus dalam konklaf.

    Paus Fransiskus vs. Paus Leo

    Saat terpilih menjadi Paus, Fransiskus tampil sederhana dengan jubah putih polos pada 13 Maret 2013, Sementara Paus Leo tampil dengan pakaian megah tradisi kepausan setelah terpilih pada 8 Mei 2025. Sebagai paus, ia mengenakan jubah yang dirancang secara elegan. Mobil kepausan Fiat putih yang biasa digunakan Fransiskus untuk berkeliling Roma dan saat bepergian ke luar negeri, tidak lagi terlihat.

    Banyak yang berharap Paus Leo akan pindah ke Istana Apostolik setelah musim panas. Ini berarti tradisi lama akan kembali dilanjutkan.

    Namun, terlepas dari beberapa simbol yang menggambarkan citra konservatif, Paus Leo telah mengekspresikan dirinya selama 70 hari pertamanya lewat gagasan konkrit yang “mencuatkan” euforia sejumlah umat Katolik konservatif terutama di Amerika Serikat. Keputusan Paus Leo dalam penunjukan beberapa uskup turut mendukung hal ini.

    Momen-momen penting pada minggu pertama di Castel Gandolfo

    Minggu pertama Paus di Castel Gandolfo menarik banyak perhatian, terutama setelah sebelumnya Vatikan mengumumkan rencana Paus Leo berlibur. Tidak ada audiensi dan pidato penting yang diekspektasikan terjadi di sana.

    Selain itu, selama hari-hari liburannya di Castel Gandolfo, Paus Leo mengirimkan pesan untuk konferensi “AI for Good Summit 2025″ di Jenewa, yang membahas regulasi global dan etika kecerdasan buatan (AI). Paus Leo memperingatkan, dalam menggunakan kecerdasan buatan, diperlukan prinsip-prinsip yang jelas, seperti pengakuan bersama martabat dan kebebasan fundamental manusia yang tidak dapat diganggu gugat”. Tema ini sepertinya menjadi perhatian utama Paus Leo.

    Paus Leo melanjutkan kontroversi teologis di Castel Gandolfo, dengan membahas kepemimpinan AS. Dalam khotbah Minggu di gereja desa setempat, ia berkothbah tentang, “Perumpamaan tentang Orang Samaria yang Baik Hati”. Namun, justru khotbah inilah yang melambangkan kontroversi antara Gereja Katolik dan Wakil Presiden AS, JD Vance, yang menjadi anggota Gereja Katolik beberapa tahun yang lalu.

    Paus Fransiskus menentang pandangan Vance, yang menganggap seorang migran bukanlah “sesama” yang perlu diberi bantuan. Vence menekankan bahwa keluarga, dan orang terdekatnya sajalah yang pantas dipedulikan, kepedulian terhadap para migran dan kaum yang terpinggirkan tidak diperlukan. Leo XIV tidak setuju bahwa hanya orang-orang satu keluarga, bangsa, dan agama yang dapat disebut sesama. Baginya, belas kasih Kristiani tidak memandang latar belakang.

    Sinyal paling penting dalam lingkungan Gereja Katolik di bulan-bulan pertama Paus Leo menjabat, disampaikan bersamaan dengan keberangkatan ke Castel Gandolfo. Paus Leo meretui kelanjutan Proyek Paus Fransiskus. Vatikan mengumumkan, proyek reformasi Sinode Dunia, yang bertujuan untuk menciptakan dialog antar lapisan dalam Gereja, akan dilanjutkan hingga tahun 2028.

    “Bukan hal yang lazim”

    Jörg Ernesti, Sejarawan Gereja dari Augsburg, Jerman, dalam wawancara dengan DW menjelaskan, Paus Leo XIV sejak awal kepausannya berkomitmen untuk melanjutkan warisan pendahulunya, yang secara khusus mewujudkan semangat sinodalitas, yaitu keterlibatan bersama dalam pengambilan keputusan Gereja.

    Namun, Ernesti juga mengatakan, ini bukan hal yang lazim, sebab secara aturan, semua proses sinode (pertemuan uskup dan juga perwakilan awam) atau konsili (pertemuan resmi uskup Gereja katolik sedunia), biasanya ditangguhkan atau dibatalan jika seorang paus wafat. Tidak ada paus yang wajib meneruskan program atau proses yang sudah dimulai oleh pendahulunya.

    Ernesti menyebut hal yang menarik bahwa “Pertemuan Gerejawi” di Vatikan direncanakan pada tahun 2028 sebagai acara puncak. Ia menambahkan, pertemuan “Konsili dan sinode merupakan momen yang penting” dalam penentuan arah gereja ke depannya.

    Jadwal yang akan dilakukan pada tahun 2026 dan 2027.adalah kembali melakukan dialog dan konsultasi dengan keterlibatan eksplisit kaum awam di tingkat keuskupan masing-masing, dan konferensi para uskup nasional. Dilanjutkan konferensi gereja antar benua pada awal 2028 dan puncaknya konferensi gereja sedunia di Vatikan bulan Oktober 2028,

    Namun sejumlah tema tetap menjadi bahan perdebatan terbuka, seperti pertanyaan tentang kemungkinan jabatan tahbisan bagi perempuan. Selama masa kepausannya, Paus Fransiskus terlihat semakin berhati-hati bahkan cenderung menghindar dalam memberikan ruang bagi perempuan untuk ditahbiskan dalam jabatan gerejawi. Kini, persoalan tersebut akan menjadi salah satu tantangan yang harus dibahas paus penerusnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Agus Setiawan

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ali Ngabalin Sebut Hanya Orang Sinting yang Memfitnah Yang Mulia Jokowi, Sindir Roy Suryo-Said Didu?

    Ali Ngabalin Sebut Hanya Orang Sinting yang Memfitnah Yang Mulia Jokowi, Sindir Roy Suryo-Said Didu?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Belum reda soal tuduhan ijazah palsu, Presiden ke-7 RI Joko Widodo kembali terseret rumor menderita penyakit parah. Bahkan tak sedikit yang menuding Jokowi terkena santet hingga azab.

    Mantan gubernur DKI Jakarta itu disebut mengalami alergi sepulang dari Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus beberapa waktu lalu. Terlihat jelas wajahnya bengkak, warna kulit berubah seperti melepuh.

    Ali Mochtar Ngabalin, mantan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden era Jokowi berkuasa siap pasang badan membela Jokowi dari serangan fitnah dan caci maki.

    “Jangan kendorin, kencangin saja. Mari pasang “kuda-kuda” mari kita membantu mereka yang terus memfitnah dan mendzalimi Jokowi agar IQ-mereka tidak sungsang lagi,” tulis Ali Ngabalin di akun X pribadinya, dikutip pada Jumat (27/6/2025).

    Politisi Partai Golkar ini menegaskan seluruh rakyat Indonesia memandang Jokowi presiden hebat yang pernah dimiliki republik ini.

    “Banyak yang sinting dan stres, menyerang serta memfitnah Yang Mulia Presiden ke 7 Ir. H. Joko Widodo dengan berbagai cara termasuk isu sakit berat dll. Hanya orang stres, sinting, keok dan sakit hati yang terus menghujat dan mencaci-maki Jokowi. saya tetap simpatik dengan NKRI punya orang hebat seperti beliau, sayapun yakin banyak orang yang simpatik dan terus mendoakan beliau,” tegasnya.

    “Yang sakit hati segera sembuh, yang keok segera kuat dan yang menghujat segera punya hajat (punya kerjaan dan punya hambak) agar waktunya benar-benar efektif, cari makan yang halal dan thoyyibah. hidup Jokowi!” pungkas Ngabalin.

  • Jokowi Ungkap Kondisi Alergi Kulitnya: Baik-baik Saja, Masih Sedikit Pemulihan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        26 Juni 2025

    Jokowi Ungkap Kondisi Alergi Kulitnya: Baik-baik Saja, Masih Sedikit Pemulihan Regional 26 Juni 2025

    Jokowi Ungkap Kondisi Alergi Kulitnya: Baik-baik Saja, Masih Sedikit Pemulihan
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com
    – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (
    Jokowi
    ), mengungkapkan bahwa dirinya tengah mengalami alergi kulit.
    Meski demikian,
    Jokowi
    memastikan kondisinya tetap baik dan dalam proses pemulihan.
    Pernyataan itu disampaikan saat Jokowi ditemui di Jalan Kutai Utara, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (26/6/2025).
    “Ya, baik. Baik-baik saja,” kata Jokowi kepada awak media.
    Meski mengaku sehat, Jokowi menyebut masih memerlukan waktu untuk pemulihan.
    “Baik-baik saja tapi masih dalam, sedikit pemulihan,” ujarnya.
    Dalam kesempatan tersebut, Jokowi tampak mengenakan kemeja putih, jaket denim, dan topi, saat mengantar kedua cucunya, Sedah Mirah Nasution dan Al Nahyan Nasution, untuk berlibur. Kedua cucu Jokowi juga tampil senada mengenakan kaus putih.
    “Ini nganter cucu, nganter anak dan cucu. Keluar kota. Dalam rangka liburan, nganter anak-anak,” kata Jokowi.
    Jokowi terkena alergi kulit setelah melaksanakan kunjungan ke Vatikan.
    Jokowi saat itu diutus Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, di alun-alun Basilika Santo Petrus di Vatikan pada Sabtu (26/4/2025).
    Ajudan Jokowi, Kompol Syarif Fitriansyah, mengonfirmasi bahwa alergi kulit itu baru diderita Jokowi sepulangnya dari Vatikan.
    “Bapak saat ini sedang pemulihan dari alergi kulit pasca pulang dari Vatikan,” kata Syarif di Kota Solo, Kamis (5/6/2025).
    “Ya, mungkin cuaca ya, di Vatikan. Jadi, penyesuaian, lalu pulang ke Indonesia, beberapa hari setelah itu baru muncul alerginya,” kata sambung dia.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • John Sitorus Soroti Alergi Kulit Jokowi karena Sabun di Vatikan: Hanya Beliau yang Terkena?

    John Sitorus Soroti Alergi Kulit Jokowi karena Sabun di Vatikan: Hanya Beliau yang Terkena?

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Fakta-fakta menarik terkait penyakit yang dialami mantan Presiden Jokowi banyak yang jadi perbincangan.

    Jokowi diklaim hanya mengalami alergi kulit dan tidak menderita penyakit serius lainnya.

    Yang paling disorot terkait pernyataan Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji, Muhadjir Effendy.

    Muhadjir mengungkapkan, alergi kulit yang dialami Jokowi diduga dari bahan tertentu yang terkandung dalam sabun saat kunjungannya di luar negeri.

    “Beliau mengalami alergi kulit, kemungkinan alergi terhadap bahan tertentu dari sabun mandi ketika beliau berkunjung keluar negeri. Kulit beliau memang sensitif,”

    Biasanya kalau berkunjung ke luar negeri oleh Bu Iriana beliau dibekali sabun dari Indonesia. Waktu itu kelupaan,” ucap Muhadjir.

    Terkait hal ini, pegiat media sosial, John Sitorus memberikan sorotan tajam.

    Lewat cuitan di akun media sosial X pribadinya, ia masih bertanya-tanya terkait penyebab penyakit kulit Jokowi ini.

    “Gara2 sabun Vatikan?

    Kok dari puluhan ribu orang yang ke Vatikan saat pemakaman Paus Fransiskus, hanya Jokowi yang berubah kulit + wajahnya?,” tulisnya dikutip Kamis (26/6/2025).

    John Sitorus pun bertanya-tanya jika memang penyebabnya adalah sabun di Vatikan, mengapa hanya dirinya yang terkena penyakit ini.

    “Mengapa tokoh2 dari negara lain tidak mengalami hal yang sama? Kenapa mengkambinghitamkan Vatikan soal penyakit Jokowi?,” ujarnya.

    Ia pun memberikan saran ke Jokowi untuk mengintropeksi dirinya. Karena bisa saja penyakit yang dialaminya adalah teguran.

    “Kenapa ga introspeksi diri, barangkali ini TEGURAN dari Yang Maha Kuasa?,” pungkasnya.

  • Roy Suryo Bahas Santet Soal Isu Penyakit Kulit Jokowi, Kader PSI Beri Kesaksian

    Roy Suryo Bahas Santet Soal Isu Penyakit Kulit Jokowi, Kader PSI Beri Kesaksian

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kondisi kesehatan kulit Presiden ke-7 RI, Joko Widodo disebut tengah dalam pemulihan pasca mengalami alergi sepulang dari Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus beberapa waktu lalu.

    Terlihat jelas kondisi ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu tidak baik-baik saja. Wajahnya tampak bengkak dan mengalami perubahan pada kulit.

    Ajudan pribadi Jokowi, Komisaris Polisi Syarif Muhammad Fitriansyah menyatakan, perubahan penampilan Jokowi pada kulit disebabkan karena alergi dan bukan penyakit serius.

    “Sedang proses pemulihan. Secara visual kita bisa lihat Bapak memang agak berubah. Secara fisik oke, tidak ada masalah. Secara medis disampaikan alergi beliau menyebabkan peradangan. Tapi saat ini pemulihannya mulai membaik,” kata Syarif di Solo, Jawa Tengah, Minggu (22/6/2025).

    Syarif tak ingin menyebutkan detail penyakit yang diderita Jokowi, termasuk isu mengidap autoimun karena menurut dia yang berhak menjelaskan adalah dokter.

    Di pihak lain utamanya di media sosial, spekulasi liar menyasar Jokowi. Pro kontra tak terhindarkan. Bagi para pembecinya, Jokowi disebut terkena azab hingga santet.

    Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Dian Sandi Utama mengaku pada 22 Mei kemarin ia mengunjungi kediaman Jokowi di Solo.

    “Saya datang ke Solo tgl 22 Mei, leher dan wajah Pak Jokowi sudah terlihat ada bercak merah. Tidak ada hujan tidak ada angin, 29 Mei Pak Roy Suryo bahas “Santet dan Glembuk Solo”,” cuit Dian Sandi di X, dikutip pada Rabu (25/6/2025).

    Ia berharap sesama anak bangsa untuk saling mendoakan agar kita terhindar dari perbuatan-perbuatan syirik. Bukan justru saling mencerca dan mendoakan buruk.

  • Muhadjir Ungkap Penyebab Alergi Jokowi, Diduga Akibat Sabun di Vatikan – Page 3

    Muhadjir Ungkap Penyebab Alergi Jokowi, Diduga Akibat Sabun di Vatikan – Page 3

    Jokowi menyampaikan bahwa kondisi alergi tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-harinya. Ia masih menjalankan rutinitas seperti biasa.

    “Lha seperti ini (kondisinya). Ya (masih beraktivitas) biasa saja. Ke mana-mana. Badan masih fit,”kata Jokowi.

    Jokowi juga menanggapi kabar yang menyebut dirinya sempat menjalani pengobatan ke Jepang untuk menyembuhkan alergi tersebut. Ia membantah kabar itu dan menyebutnya tidak benar.

    “Loh, ke Jepun, enggak lah,” ujarnya sambil tersenyum.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto mengutus sejumlah tokoh untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan pada Sabtu, 26 April 2025. Sejumlah tokoh tersebut yakni, Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, hingga Igantius Jonan.

    “Atas nama pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengutus beberapa tokoh untuk ikut menghadiri acara pemakaman di Vatikan,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi kepada wartawan, Rabu (23/4/2025).

    Menurut dia, Prabowo tak bisa menghadiri langsung pemakaman Paus Fransiskus. Untuk itu, para tokoh yang diutus Prabowo ini diharapkan dapat mewakili Indonesia menyampaikan belasungkawa wafatnya Paus Fransiskus.

  • Diduga Sakit Kulit Serius, Amien Rais Serukan Jokowi Bertobat: Jangan ke Dukun!

    Diduga Sakit Kulit Serius, Amien Rais Serukan Jokowi Bertobat: Jangan ke Dukun!

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi diduga mengidap penyakit kulit serius.

    Hal ini terpantau dari penampilan teranyarnya saat merayakan ulang tahun ke-64 di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah pada Sabtu 21 Juni 2025.

    Menanggapi sakit kulit Jokowi, Ketua Majelis Syura Partai Ummat Amien Rais berharap ayah dari Wapres Gibran Rakabuming  Raka itu segera bertobat.

    “Allah mempunyai sifat ghofur dan ghofar, maha pemaaf dan maha pengampun yang tidak pernah menutup pintu tobat bagi seluruh hambanya,” kata Amien Rais dalam sebuah video singkat yang dikutip Senin 23 Juni 2025.

    Amien Rais mengingatkan bahwa tidak ada kata terlambat untuk bertobat kepada Allah SWT atas kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat.

    “Perbanyak istigfar, tasbih, tahmid, takbir dan seterusnya, dan bertawakalah kepada Allah semata-mata,” saran Amien Rais. 

    “Jangan bertawakal kepada dukun yang kadang-kadang untuk menyelamatan diri sendiri saja tidak bisa,” sambungnya.

    Dari foto yang beredar di media sosial, kulit wajah Jokowi terlihat lebih gelap dari biasanya. Selain itu, terlihat bercak-bercak putih di mukanya.

    Beberapa waktu lalu Jokowi mengaku menderita sakit alergi atau sakit kulit. 

    Jokowi menjelaskan, alergi tersebut didapatnya setelah melakukan kunjungan ke Vatikan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    “Alergi biasa. Alergi biasa waktu ke Vatikan kemarin. (Kondisi dan penyembuhannya) ya seperti ini,” kata Jokowi kepada Jumat 6 Juni 2025.

    Jokowi memastikan masih bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak mengalami masalah pada tubuhnya. 

    “Ya biasa saja. Beraktivitas bisa, biasa saja. Ke mana-mana. Badan masih fit, nggak ada masalah. Alergi biasa,” kata Jokowi.

  • Jokowi Rayakan Ulang Tahun Ke-64, Kondisi Wajahnya Jadi Sorotan

    Jokowi Rayakan Ulang Tahun Ke-64, Kondisi Wajahnya Jadi Sorotan

    GELORA.CO – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) merayakan ulang tahun ke-64 hari ini Sabtu (21/6/2025). Menyambut hari lahirnya itu, Jokowi menggelar tasyakuran di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jateng.

    Namun, dalam momen ini kondisi kesehatan Jokowi justru menjadi sorotan.  Dari video yang beredar di media sosial dan media online, yang salah satunya dibagikan akun X @DokterTifa, wajah Jokowi terlihat aneh saat perayaan ulang tahun tersebut.

    Kulit mukanya teelihat lebih gelap dari biasanya. Selain itu, terlihat bercak-bercak putih di mukanya.

    Kondisi wajah Jokowi yang tampak berbeda ini pun viral dan menjadi sorotan publik. Tak sedikit warganet di X berasumsi penyakit yang sedang dialami Jokowi. 

    “Ada apa dengan wajah Jokowi guys… Penyakit autoimun kah??? Penyakit yang salah satu faktor pencetusnya karena depresi dan banyak tekanan pikiran kah…,” cuit akun @Bang***.

    Sebenarnya Jokowi Sakit Apa? 

    Beberapa waktu lalu Jokowi memang disebut menderita sakit alergi atau sakit kulit. 

    Jokowi menjelaskan, alergi tersebut didapatnya setelah melakukan kunjungan ke Vatikan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada akhir April 2025 lalu.

    Jokowi menjelaskan kondisi kesehatannya kepada wartawan usai menunaikan salat Idul Adha di Solo, Jumat (6/6/2025). Dalam keterangannya, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengalami alergi kulit yang menyebabkan ruam.

    “Alergi biasa. Alergi biasa waktu ke Vatikan kemarin. (Kondisi dan penyembuhannya) ya seperti ini,” ujar Jokowi. 

    Dia menuturkan sampai saat ini masih bisa beraktivitas seperti biasa dan tidak mengalami masalah pada tubuhnya. “Ya biasa saja. Beraktivitas bisa, biasa saja. Ke mana-mana. Badan masih fit, nggak ada masalah. Alergi biasa,” kata Jokowi.