Tag: Paus Fransiskus

  • Jokowi Pimpin Delegasi ke Vatikan, Istana: Berangkat Hari Ini

    Jokowi Pimpin Delegasi ke Vatikan, Istana: Berangkat Hari Ini

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) akan memimpin delegasi Indonesia dalam kunjungan kenegaraan ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4/2025) mendatang.

    Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa rombongan direncanakan berangkat hari ini, Kamis (24/4/2025).

    “Informasi terakhir, kemungkinan beliau-beliau yang diutus oleh Bapak Presiden Prabowo bisa berangkat hari ini, karena memang diharapkan sebelum hari Sabtu sudah tiba,” ujarnya saat dihubungi melalui pesan teks, Kamis (24/4/2025).

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengirim sejumlah perwakilan guna menghadiri pemakaman tersebut. Salah satu nama yang ditunjuk adalah Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

    Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa pengiriman delegasi ini merupakan bentuk penghormatan sekaligus duka dari bangsa Indonesia atas kepergian pemimpin Gereja Katolik tersebut.

    “Oleh karena itu, atas nama pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengutus beberapa tokoh untuk ikut menghadiri acara pemakaman di Vatikan, di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh Bapak Presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo,” ujar Prasetyo di kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (24/4/2025).

    Selain Jokowi, terdapat tiga tokoh lain yang akan turut serta, yakni Wakil Menteri Keuangan Tommy Djiwandono, Ignasius Jonan, dan Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai.

    Pemerintah berharap delegasi ini bisa menyampaikan rasa simpati dan duka cita bangsa Indonesia secara langsung kepada Vatikan dan umat Katolik global.

    Terkait jadwal keberangkatan, Prasetyo menjelaskan bahwa saat ini hal tersebut masih dalam tahap pengaturan.

    “Untuk keberangkatan sedang diatur, mungkin bisa jadi akan berangkat besok hari Kamis atau selambat-lambatnya hari Jumat,” pungkas Prasetyo.

  • Jokowi Wakili Indonesia ke Vatikan, Sammy: Kapasitasnya Apa? Harusnya Gibran!

    Jokowi Wakili Indonesia ke Vatikan, Sammy: Kapasitasnya Apa? Harusnya Gibran!

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Komedian Sammy Notaslimboy memberi sindiran menohok terkait keputusan dari Presiden Prabowo Subianto.

    Keputusan yang dimaksud adalah ditunjuknya Jokowi Widodo sebagai perwakilan untuk menghadapi upacara pemakaman Paus Fransiskus.

    Melalui cuitan di media sosial X pribadinya, Sammy Notaslimboy menyebut harusnya Gibran Rakabuming Raka selaku Wakil Presiden yang hadir.

    Ia pun mempertanyakan kapasitas Jokowi yang dipilih untuk menghadiri upacara ini.

    “Harusnya Gibran lah, apa kapasitas Mulyono? Nggak jelas…,” tulisnya dikutip, Kamis (24/4/2025).

    Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo untuk menghadiri acara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Nantinya, pemakaman ini rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 April 2025 mendatang.

    Selain Jokowi, ada beberapa pejabat lainnya yang diutus. Seperti Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono.

    Lalu ada, Ketua Panitia Penyambutan Paus Ke Indonesia September 2024 lalu Ignasius Jonan, hingga Menteri Hak Asasi dan Manusia Natalius Pigai.

    “Di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh bapak presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo, kemudian yang kedua Wakil Menteri Keuangan bapak Thomas Djiwandono, kemudian yang ketiga bapak Jonan (Ignasius Jonan) dan yang keempat bapak Natalius Pigai,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.

    (Erfyansyah/fajar)

  • Antara Fakta dan Mitos Akhir Zaman​

    Antara Fakta dan Mitos Akhir Zaman​

    GELORA.CO – Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang dikenal karena sikap rendah hati dan reformisnya, wafat pada Senin, 21 April 2025, dalam usia 88 tahun akibat komplikasi stroke.

    Jenazahnya telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus untuk penghormatan publik selama tiga hari, sebelum misa pemakaman yang dijadwalkan pada Sabtu, 26 April 2025.

    Dengan wafatnya Paus Fransiskus, perhatian dunia tertuju pada konklaf yang akan memilih pemimpin baru Gereja Katolik.

    Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul, dan hanya mereka yang berusia di bawah 80 tahun yang diperbolehkan memilih.

    Calon terpilih harus meraih dukungan dua pertiga dari total suara.​

    Menariknya, dari sembilan kandidat kuat yang digadang-gadang bakal menggantikan Paus Fransiskus, tiga di antaranya memiliki nama depan Peter.

    Hal ini memicu spekulasi dan perbincangan mengenai ramalan kuno tentang “Petrus Romanus” atau “Peter dari Roma” yang disebut-sebut akan menjadi paus terakhir sebelum Hari Penghakiman.​

    Ramalan tentang Petrus Romanus berasal dari manuskrip kuno yang dikenal sebagai “Prophecy of the Popes” atau “Nubuat Para Paus”, yang konon ditulis oleh Santo Malachy pada abad ke-12.

    Naskah ini terdiri dari 112 frasa pendek berbahasa Latin, masing-masing diyakini menggambarkan karakter setiap paus sejak tahun 1143.​

    Frasa terakhir dalam naskah menyebutkan bahwa paus terakhir, Petrus Romanus, akan memimpin Gereja di masa penuh penderitaan, sebelum Roma hancur dan dunia menghadapi penghakiman terakhir.​

    Namun, keaslian naskah ini masih diperdebatkan.

    Beberapa sejarawan meyakini bahwa ramalan ini adalah karya dari abad ke-16, bukan abad ke-12, dan mungkin dibuat untuk mendukung kandidat tertentu dalam konklaf saat itu.

    Wafatnya Paus Fransiskus telah mengguncang dunia, dengan banyak pemimpin global menyampaikan belasungkawa dan mengenang jasanya.

    Presiden AS Donald Trump, Pangeran William, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky termasuk di antara tokoh-tokoh yang dijadwalkan menghadiri pemakaman di Vatikan.

    Sementara itu, spekulasi mengenai ramalan Petrus Romanus terus berkembang, terutama dengan adanya kandidat paus baru yang bernama Peter.

    Meskipun banyak yang meragukan keaslian ramalan tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa nubuat ini telah menjadi bagian dari narasi spiritual dan budaya yang menggugah rasa ingin tahu manusia tentang masa depan dan takdir.​

    Kini, dengan Vatikan yang tengah bersiap menggelar konklaf pasca masa berkabung sembilan hari, umat Katolik dan pengamat dunia mulai bertanya-tanya: jika benar paus berikutnya adalah Peter dari Roma, apakah ini menandai awal dari akhir zaman seperti yang disebut dalam naskah?

    Mau percaya atau tidak, satu hal yang pasti ramalan ini sudah menjadi bagian dari narasi spiritual dan budaya yang menggugah rasa ingin tahu manusia tentang masa depan, takdir, dan iman.

    Apakah paus berikutnya benar-benar akan bernama Peter dan memenuhi ramalan tersebut? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

  • Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bukan Gibran?

    Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Kok Bukan Gibran?

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto akan mengutus Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri pemakaman Sri Paus Fransiskus di Vatikan, Roma, Sabtu (26/4).

    Alih-alih mengutus Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Prabowo mengirim Jokowi dan tokoh lain, seperti Menteri HAM Natalius Pigai, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan.

    Juru Bicara Presiden Prasetyo Hadi berharap para utusan itu bisa mewakili Indonesia untuk menyampaikan dukacita.

    “Atas nama Pemerintah Indonesia, Bapak Presiden Prabowo Subianto memutuskan mengutus beberapa tokoh untuk menghadiri acara pemakaman di Vatikan,” kata Prasetyo Hadi, Rabu (23/4).

    Prasetyo mengatakan para utusan pemerintah akan berangkat Kamis (24/4) atau selambat-lambatnya pada Jumat (25/4).

    “Keberangkatan sedang diatur,” kata Prasetyo.

    Para tokoh yang diutus Presiden Prabowo pernah bertemu dengan Sri Paus Fransiskus. Momen itu terjadi saat Sri Paus Fransiskus berkunjung ke Jakarta pad September 2024.

    Saat itu, Sri Paus Fransiskus memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan mengunjungi Masjid Istiqlal.

    Sri Paus Fransiskus juga bertemu Jokowi yang saat itu masih menjabat presiden di Istana Merdeka.

    Sementara itu, Ignasius Jonan menjabat sebagai Ketua Panitia Penyambutan Paus ke Indonesia. (*)

  • Di Mana Paus Fransiskus Dimakamkan? Ritual Pemakaman akan Sangat Sederhana – Halaman all

    Di Mana Paus Fransiskus Dimakamkan? Ritual Pemakaman akan Sangat Sederhana – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Prosesi pemakaman Paus Fransiskus akan terjadi pada Sabtu (26/4/2025) pukul 10.00 pagi waktu setempat.

    Saat ini, jenazah Paus Fransiskus ditempatkan di Basilika Santo Petrus guna para pelayat memberikan penghormatan terakhir kepadanya.

    Mengutip BBC, masyarakat umum dapat mengunjungi Basilika Santo Petrus mulai pukul 11.00 hingga tengah malam pada hari Rabu, pukul 07.00 hingga tengah malam pada hari Kamis, dan pukul 07.00 hingga 19.00 pada hari Jumat.

    Berbeda dengan tradisi, tidak akan ada acara penghormatan terakhir untuk para kardinal, atas permintaan Paus Fransiskus. Peti jenazah Paus juga tidak akan diletakkan di atas mimbar.

    Lantas, di mana Paus Fransiskus akan dimakamkan?

    Pada tahun 2024, Paus Fransiskus menyederhanakan Ritus Pemakaman bagi Paus Roma, yang menetapkan ketentuan untuk pemakaman kepausan.

    Berdasarkan ritus baru, Paus Fransiskus akan dimakamkan dalam satu peti jenazah, bukan tiga peti seperti yang digunakan oleh paus-paus sebelumnya.

    Bahasa yang digunakan juga akan berbeda – selama pemakaman, Paus akan dipanggil “Uskup Roma”, “Paus”, “Pendeta”, atau “Pontifex Roma”, dengan gelar yang lebih agung seperti “Paus Tertinggi Gereja Universal” kini dihindari.

    Seorang sejarawan Gereja Katolik, Mirticeli Medeiros mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penyederhanaan ritual pemakaman oleh Paus Fransiskus tidak hanya mencerminkan kerendahan hatinya, tetapi juga revolusi yang dilakukannya terhadap lembaga kepausan.

    “Ia selalu mengatakan bahwa ia tidak merasa nyaman dengan gagasan bahwa Vatikan adalah monarki absolut terakhir di Eropa,” kata Medeiros.

    “Itulah sebabnya, sejak awal, ia menampilkan dirinya sebagai ‘Uskup Roma’, yang baginya merupakan gelar yang paling bermartabat – ia adalah seorang uskup, seorang pendeta, dan seorang Kristen seperti orang lain,” lanjutnya.

    Menjelaskan perubahan tersebut, Uskup Agung Diego Ravelli, pemimpin Upacara Liturgi Kepausan, mengatakan bahwa tujuannya adalah untuk menyoroti bahwa pemakaman Paus adalah pemakaman seorang gembala dan murid Kristus, dan bukan pemakaman seorang manusia berkuasa di dunia ini.

    Uskup Agung Ravelli menambahkan bahwa Paus Fransiskus sendirilah yang menekankan perlunya menyesuaikan ritus-ritus tertentu.

    Sehingga, menurut Paus Fransiskus saat itu, perayaan pemakaman Uskup Roma dapat lebih baik mengungkapkan iman Gereja kepada Kristus yang bangkit.

    Setelah upacara pemakaman Paus Fransiskus, peti jenazahnya akan dipindahkan ke Basilika St Mary Major, sebuah gereja di luar tembok Vatikan yang sangat ingin dikunjunginya.

    Fransiskus akan menjadi Paus pertama yang dimakamkan di sana sejak tahun 1600-an, dan yang pertama dalam lebih dari 100 tahun yang dimakamkan di luar Vatikan.

    Dalam wasiat terakhirnya, Paus meminta agar makamnya “di dalam tanah; sederhana, tanpa ornamen khusus”, dan menetapkan bahwa satu-satunya kata yang boleh digunakan adalah nama kepausannya dalam bahasa Latin: “Franciscus.”

    Sebuah batu nisan polos di sebuah gereja yang tidak pernah menyimpan jasad Paus selama berabad-abad – itu adalah tempat peristirahatan terakhir yang pantas bagi seorang pria yang akan dikenang oleh banyak orang karena kerendahan hati dan kemandiriannya.

    “Setelah pemilihannya pada tahun 2013, Paus pertama kali muncul di depan umum mengenakan jubah putih sederhana, sebagai cara untuk menunjukkan keinginannya akan gereja yang tidak terlalu mencolok”, kata Christopher White, koresponden Vatikan untuk National Catholic Reporter, kepada Al Jazeera.

    “Jadi sangatlah tepat bahwa ia telah meringkas ritual pemakaman, untuk memastikan bahwa dalam kematian ia dapat memberikan satu pelajaran terakhir tentang simbolisme bagi gereja yang, ia harap, akan terus berada di jalur menuju kerendahan hati,” pungkasnya.

    Jadwal Berkabung

    Untuk tetap mengikuti tradisi, Gereja Katolik akan menjalankan sembilan hari berkabung berturut-turut, yang ditandai dengan Misa untuk mengenang mendiang Paus Fransiskus.

    Hari pertama Novemdiales akan ditandai dengan Misa pemakaman Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus pada pukul 10.00 pagi.

    Dikutip dari Vatican News, pada hari-hari berikutnya, selebran untuk Misa Novemdiales adalah sebagai berikut (semua waktu adalah waktu setempat di Roma – GMT +2):

    – Hari Kedua: Minggu, 27 April, pukul 10.30 di Lapangan Santo Petrus. Misa akan dipimpin oleh Kardinal Pietro Parolin, dan rombongan akan terdiri dari para karyawan dan umat beriman Kota Vatikan.

    – Hari Ketiga: Senin, 28 April, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Misa akan dipimpin oleh Kardinal Baldassare Reina, Vikaris Jenderal Yang Mulia untuk Keuskupan Roma, dan rombongan akan berasal dari Gereja Roma.

    – Hari Keempat: Selasa, 29 April, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Para anggota Basilika Kepausan akan menjadi kelompok yang hadir dalam Misa yang dipimpin oleh Kardinal Mauro Gambetti, Imam Besar Basilika Kepausan Santo Petrus di Vatikan.

    – Hari Kelima: Rabu, 30 April, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Kardinal Leonardo Sandri, Wakil Dekan Dewan Kardinal, akan memimpin Misa, dan rombongan akan berada di Kapel Kepausan.

    – Hari Keenam: Kamis, 1 Mei, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Kardinal Kevin Joseph Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, akan memimpin Misa, dengan rombongan dari Kuria Roma.

    – Hari Ketujuh: Jumat, 2 Mei, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Misa akan dipimpin oleh Kardinal Claudio Gugerotti, Prefek Emeritus Departemen Gereja-Gereja Timur, dengan kelompok yang terdiri dari Gereja-Gereja Timur.

    – Hari Kedelapan: Sabtu, 3 Mei, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Kardinal Ángel Fernández Artime, Pro-Prefek Emeritus Departemen untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik, akan memimpin Misa, bersama para anggota Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Apostolik.

    – Hari Kesembilan: Minggu, 4 Mei, pukul 17.00 di Basilika Santo Petrus. Kardinal Dominique Mamberti, Protodiakon Dewan Kardinal, akan memimpin Misa bersama rombongan Kapel Kepausan.

    Hanya Kardinal yang diizinkan untuk memimpin Misa bersama di Kapel Kepausan pada tanggal 30 April dan 4 Mei.

    (*)

  • Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus: Digelar 26 April 2025, Ada Misa Akbar di Lapangan Santo Petrus – Halaman all

    Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus: Digelar 26 April 2025, Ada Misa Akbar di Lapangan Santo Petrus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Vatikan mengumumkan Pemakaman Paus Fransiskus akan digelar pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 pagi waktu setempat.

    Sebelum pemakaman digelar, Vatikan melaksanakan berbagai rangkaian prosesi sebagai bentuk penghormatan terakhir atas jenazah Paus Fransiskus.

    Adapun rangkaian acara yang pertama yakni proses pemindahan jenazah Paus Fransiskus dari kediamannya di Casa Santa Marta ke Basilika Santo Petrus, Rabu (23/4/2025).

    Dalam prosesi ini Kardinal Kevin Farrell, Camerlengo Gereja Roma Suci, memimpin upacara pemindahan dengan diselingi doa sejenak.

    Prosesi tersebut melewati Lapangan Santa Marta dan Lapangan Protomartir Romawi, menurut Kantor Pers Tahta Suci.

    Prosesi kemudian keluar melalui Lengkungan Lonceng menuju Lapangan Santo Petrus dan memasuki Basilika Vatikan melalui pintu tengah.

    Di Altar Pengakuan Dosa, Kardinal Camerlengo memimpin Liturgi Sabda.

    Selama masa berkabung ini, Basilika Santo Petrus dibuka untuk umum dari pukul 7 pagi sampai  7 malam waktu Roma, berlaku hingga tanggal 25 April, dengan pemakaman dijadwalkan keesokan paginya.

    Jeda waktu ini memungkinkan umat untuk melayat dan berdoa di hadapan jenazah Paus Fransiskus.

    Di Basilika Santo Petrus jenazah Paus Fransiskus dibaringkan dalam peti terbuka mengenakan jubah kebesarannya, memegang rosario, dengan Garda Swiss berdiri di sampingnya.

    Setelah sebelumnya jenazah dibawa dari kapel kediaman Vatikan tempat tinggalnya ke Gereja Santo Petrus, dengan memasuki pintu tengah, dalam prosesi akbar yang dimulai pukul 9 pagi diiringi oleh para kardinal dan nyanyian Latin, sebagaimana dikutip dari laman resmi Vatikan.

    Dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore

    Selanjutnya pada Jumat, 25 April 2025, Umat dan para pemimpin Gereja berkumpul dalam misa khusus untuk mendoakan jiwa Paus Fransiskus.

    Adapun doa untuk Paus Fransiskus akan dipimpin oleh para Kardinal senior di Basilika.

    Kemudian setelah misa pada 26 April 2024, Pukul 15.00 WIB (sekitar 10.00 waktu Roma): Misa Requiem dilangsungkan di Basilika Santo Petrus, dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal.

    Selama prosesi, Litani Para Kudus dibacakan sebagai bagian dari doa untuk arwah mendiang Paus Fransiskus.

    Litani ini merupakan doa panjang yang menyebutkan nama-nama santo dan santa sebagai permohonan doa bagi arwah mendiang.

    Selain itu berbagai doa liturgi turut dibacakan, termasuk doa untuk arwah mendiang, doa bagi Gereja, dan doa bagi umat beriman.

    Doa-doa ini merupakan bagian integral dari Misa Requiem dan mencerminkan iman Gereja Katolik dalam kehidupan setelah kematian.

    Setelah itu, jenazah mendiang Paus akan dibawa ke Basilika Santo Petrus lalu ke Basilika Santa Maria Maggiore untuk dimakamkan.

    Tidak seperti para pendahulunya, Paus asal Argentina ini memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore yang merupakan salah satu gereja tertua di Roma yang sering ia kunjungi untuk berdoa.

    Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhirnya di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma.

    Paus Fransiskus beralasan dirinya merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut, karena semasa hidup biasa mengunjungi basilika itu untuk menghormati Perawan Maria.

    Pemimpin Dunia yang Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus

    Sejumlah pemimpin dunia dilaporkan akan hadir dalam pemakaman Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, pada Sabtu (26/4/2025) mendatang.

    Di antaranya Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa Antonio Guterres.

    Pemimpin lain yang akan datang adalah Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga mengonfirmasi kehadirannya.

    Sementara dari Kerajaan Inggris, Pangeran William akan hadir untuk mewakili ayahnya, Raja Charles III.

    Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Frank-Walter Steinmeier turut menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, menurut laporan surat kabar Stuttgarter Nachrichten.

    Presiden AS Donald Trump juga dijadwalkan terbang menuju Vatikan pada Jumat pagi waktu Washington D.C. untuk menghadiri pemakaman Paus asal Argentina tersebut.

    Diikuti Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva yang didampingi Ibu Negara Rosangela Lula da Silva akan menghadiri upacara pemakaman itu.

    Dari Asia, Presiden Timor Leste Ramos Horta juga akan datang. Dari Filipina, Presiden Ferdinand Marcos Jr dan ibu negara Liza Marcos akan hadir di pemakaman Paus Fransiskus.

    Adapun Indonesia, Presiden Prabowo akan mengirim utusan untuk mengikuti pemakaman Paus Fransiskus.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Vatikan Umumkan 9 Hari Berkabung Paus Wafat, Dimulai 26 April

    Vatikan Umumkan 9 Hari Berkabung Paus Wafat, Dimulai 26 April

    Jakarta

    Vatikan mengumumkan bahwa masa berkabung untuk Paus Fransiskus berlangsung selama sembilan hari. Masa berkabung dimulai sejak Paus dimakamkan pada 26 April hingga 4 Mei mendatang.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/4/2025), akan ada acara doa setiap hari di Basilika Santo Petrus yang disebut ‘novemdiales’ selama masa berkabung.

    Pengumuman itu muncul saat para kardinal Katolik bertemu untuk membahas langkah selanjutnya setelah kematian Paus Argentina itu pada hari Senin di usia 88 tahun.

    Sampai saat ini, belum ada tanggal yang ditetapkan untuk pelaksanaan konklaf, di mana para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun bertemu secara tertutup untuk memilih paus baru.

    Namun diketahui konklaf harus diadakan antara 15 dan 20 hari setelah kematian Paus.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Top 5 News: Cincin Paus Fransiskus hingga Rumor Paula Verhoeven HIV

    Top 5 News: Cincin Paus Fransiskus hingga Rumor Paula Verhoeven HIV

    Jakarta, Beritasatu.com – Cincin Paus Fransiskus akan dihancurkan, rumor Paula Verhoeven mengidap HIV menjadi top 5 news Beritasatu.com sepanjang Rabu (23/4/2025).

    Selain itu, artikel lainnya yang tidak kalah menarik adalah Kedubes Vatikan dipadati warga untuk doakan Paus Fransiskus, investasi Apple di Batam, hingga kronologi dosen di Sidrap diperkosa.

    Berikut top 5 news Beritasatu.com:

    1. Proses Cincin Paus Fransiskus Akan Dimusnahkan

    Setelah kepergian Paus Fransiskus pada Senin (21/4/2025), serangkaian ritual penting segera dilaksanakan sebagai bagian dari transisi menuju pemilihan Paus yang baru. Salah satu tradisi utama yang harus dijalankan adalah pemusnahan Cincin Kepausan, yang lebih dikenal dengan sebutan “Papal Ring”.

    Papal Ring merupakan cincin bersejarah yang diukir dengan gambar Paus pertama Santo Petrus yang sedang melemparkan jala dari perahu. Cincin ini terbuat dari logam mulia seperti emas dan perak, serta bukan sekadar perhiasan.

    2. Isu Paula Positif HIV, Hotman Paris: Baim Wong Harus Diperiksa

    Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea meminta aktor Baim Wong untuk menjalani pemeriksaan kesehatan usai muncul kabar bahwa mantan istrinya, Paula Verhoeven, diduga mengidap HIV.

    “Kalau benar seorang istri mengidap HIV, tentu harus dicek juga apakah suaminya mengidap HIV. Karena sebagai suami istri tentu sering terjadi kontak fisik,” ujar Hotman.

    3. Doakan Paus Fransiskus, Masyarakat Padati Kedubes Vatikan

    Masyarakat masih terus berdatangan ke Nunsiatur Apostolik atau Kedutaan Besar (Kedubes) Vatikan di Jalan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, pada Rabu (23/4/2025) sore, untuk menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus.

    Pantauan di lokasi pada Rabu (23/4/2025) menunjukkan masyarakat datang secara bergantian. Mereka mengantre dengan tertib dari depan gerbang, lalu memasuki gedung kedutaan dalam kelompok berjumlah sepuluh orang untuk menyampaikan belasungkawa.

    4. Investasi Apple di Batam Tidak Terganggu Tarif Trump

  • 19.000 Peziarah Tercatat Telah Datangi Persemayaman Jenazah Paus di Vatikan

    19.000 Peziarah Tercatat Telah Datangi Persemayaman Jenazah Paus di Vatikan

    Vatikan

    Jenazah Paus Fransiskus telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Rabu (23/4) pagi waktu setempat. Tercatat sudah sebanyak hampir 20.000 orang menyambangi persemayaman Bapa Suci dalam hari pertama.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (24/4/2025), Vatikan menyampaikan hampir 20.000 orang melihat peti jenazah Paus Fransiskus pada malam hari pertama ia disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Rabu.

    Seorang juru bicara mengatakan bahwa sebanyak 19.430 orang mengunjungi gereja tersebut selama hampir sembilan jam antara pukul 11.00 (09.00 GMT), saat upacara penghormatan terakhir dimulai, dan pukul 19.45. Upacara penghormatan terakhir akan berlanjut hingga tengah malam sebelum dimulai lagi Kamis pagi waktu setempat.

    Diketahui, aparat setempat juga menerapkan keamanan besar-besaran menjelang pemakaman Paus di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma, pada Sabtu mendatang. Aparat setempat menerapkan keamanan ketat seiringnya umat Katolik dan para petinggi dunia datang berbondong-bondong ke Roma.

    Dilansir kantor berita AFP, para kardinal telah mulai berdatangan dari seluruh dunia untuk upacara pemakaman dan konklaf atau proses pemungutan suara rahasia untuk memilih paus baru.

    “Kami telah bersiaga sejak Senin (hari ketika Paus Fransiskus meninggal dunia),” kata seorang anggota Garda Swiss, tentara yang bertanggung jawab atas keamanan paus.

    Selain itu, warga lokal juga akan dihadapkan pada kebijakan karantina wilayah yang akan berlangsung selama beberapa minggu.

    Zona larangan terbang selama 24 jam di atas Roma juga disebut sudah diberlakukan.

    Adapun jajaran tamu politik VIP untuk pemakaman tersebut meliputi Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva, dan Presiden Argentina Javier Milei. Raja Belgia dan Spanyol disebut juga akan hadir, serta Pangeran William dari Inggris.

    (fca/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Di Mana Paus Fransiskus Dimakamkan? Ritual Pemakaman akan Sangat Sederhana – Halaman all

    Umat Katolik Dunia Beri Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus yang Disemayamkan dalam Peti Kayu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan di Basilika Santo Petrus sejak Rabu pagi (23/4/2025).

    Para kardinal, petinggi gereja, dan ribuan umat Katolik dari seluruh dunia memadati prosesi penuh khidmat tersebut.

    Paus kelahiran Argentina ini wafat pada Senin (21/4/2025) di usia 88 tahun.

    Berpulangnya paus meninggalkan duka mendalam dan warisan spiritual yang kuat bagi Gereja Katolik.

    Dikutip dari AP News, Paus Fransiskus meninggal akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung.

    Dia sebelumnya sempat dirawat karena pneumonia selama lima minggu.

    Jenazahnya dipindahkan dari kediamannya di Casa Santa Marta menuju basilika dalam prosesi resmi yang dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo Vatikan, yang kini bertanggung jawab atas masa transisi menuju konklaf pemilihan paus baru.

    Kebaktian pembukaan diadakan di dalam basilika, menandai dimulainya masa penghormatan publik yang akan berlangsung selama tiga hari.

    Peti jenazah Fransiskus dibaringkan di Altar Confessio, sebuah ruang suci yang berada tepat di atas makam Santo Petrus, paus pertama dalam sejarah gereja.

    Berbeda dengan tradisi pemakaman paus sebelumnya yang menggunakan tiga peti jenazah berlapis, Paus Fransiskus memilih disemayamkan dalam peti kayu terbuka sebagai bentuk kesederhanaan.

    Sejak pagi buta, ribuan peziarah memadati Lapangan Santo Petrus di bawah langit cerah musim semi.

    Beberapa di antaranya bahkan mulai mengantre sejak pukul 6 pagi waktu setempat.

    Mereka datang dari berbagai negara, dari umat biasa hingga tokoh-tokoh penting.

    Ludovico, seorang peziarah dari luar Roma, mengatakan kepada CNN, “Ini akan menjadi momen emosional. Ia adalah pembimbing spiritual, dan saya ingin datang ke sini untuk merayakan hidupnya.”

    John, warga Roma berusia 64 tahun, duduk merenung sendirian di antara kerumunan.

    “Saya akan berdoa untuknya dan berdoa untuk dunia,” ujarnya.

    Prosesi diiringi nyanyian Litani Para Kudus, menambah nuansa sakral di dalam basilika.

    Peti jenazah diletakkan di altar utama basilika abad ke-16, menghadap langsung ke bangku-bangku umat, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

    Untuk mendukung masa berkabung ini, Basilika Santo Petrus akan dibuka hingga tengah malam pada Rabu (23/4/2025) dan Kamis (24/4/2025).

    Penghormatan publik akan berakhir pada Jumat pukul 19.00 waktu setempat.

    Pihak kepolisian Italia juga meningkatkan keamanan di sekitar kawasan Vatikan.

    Patroli berjalan kaki dan berkuda disiagakan untuk mengatur aliran peziarah, terutama menjelang pemakaman dan dalam rangka Tahun Suci yang dibuka oleh Paus Fransiskus pada Desember lalu.

    Penampilan publik terakhir Paus Fransiskus terjadi pada Hari Minggu Paskah (20/4/2025), saat ia menyampaikan berkat terakhir dari mobil kepausannya di Lapangan Santo Petrus.

    Pimpin Vatikan 1 Dekade

    Fransiskus menjabat lebih dari satu dekade sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    Ia dikenal karena keberpihakan kepada kaum miskin, advokasi terhadap migran, serta sikap progresif terhadap isu lingkungan dan keadilan sosial.

    Meskipun Trump dan Paus Fransiskus sempat berselisih pendapat mengenai kebijakan imigrasi, Trump kini menyatakan dirinya menghargai ajakan Paus untuk berbelas kasih terhadap para migran.

    “Ya, saya mendukung, saya mendukung,” ucapnya kepada wartawan, dikutip CBS News.

    Dalam pidato Paskah terakhirnya, yang dibacakan ajudan karena kondisi kesehatannya memburuk, Paus menulis:

    “Betapa banyak penghinaan yang kadang-kadang ditimbulkan terhadap mereka yang rentan, yang terpinggirkan, dan para migran!”

    Masa Berkabung Sembilan Hari

    Vatikan telah memulai masa berkabung resmi selama sembilan hari, dikenal sebagai Novendiale, untuk menghormati wafatnya Paus Fransiskus.

    Selama masa ini, berbagai upacara dan doa akan dilangsungkan untuk mengenang sosok pemimpin spiritual yang telah memberikan pengaruh besar bagi dunia.

    Apa Itu Masa Sede Vacante?

    Masa sede vacante adalah periode penting dalam Gereja Katolik yang terjadi ketika Takhta Suci kosong karena wafatnya atau pengunduran diri seorang Paus.

    Istilah Latin ini secara harfiah berarti “kursi kosong”, merujuk pada kekosongan kepemimpinan tertinggi di Vatikan.

    Begitu seorang Paus wafat, proses sede vacante dimulai dengan verifikasi resmi dari Camarlengo, pejabat yang bertanggung jawab atas urusan administrasi Vatikan selama masa transisi.

    Camarlengo akan memeriksa tubuh Paus dan secara resmi mengumumkan wafatnya kepada publik.

    Setelah pengumuman, kamar pribadi Paus disegel.

    Gereja kemudian memasuki periode novemdiales, yakni sembilan hari berkabung dan misa untuk mengenang Paus yang telah wafat.

    Setelah masa berkabung, para Kardinal Gereja Katolik yang berusia di bawah 80 tahun berkumpul dalam konklaf di Kapel Sistina, Roma.

    Mereka melakukan pemungutan suara rahasia untuk memilih Paus baru.

    Seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total kardinal pemilih agar dapat terpilih.

    Ketika Paus baru berhasil dipilih, asap putih akan keluar dari cerobong Kapel Sistina sebagai tanda bahwa dunia memiliki pemimpin baru.

    Setelah itu, diumumkan secara resmi dengan ucapan: Habemus Papam (“Kita memiliki Paus”).

    Masa Sede Vacante Terlama dalam Sejarah

    Sede vacante terpanjang tercatat dalam sejarah Gereja Katolik terjadi antara tahun 1268 hingga 1271, menyusul wafatnya Paus Klemens IV.

    Proses pemilihan Paus saat itu berlangsung hampir tiga tahun karena konflik internal di antara para kardinal.

    Situasi tersebut menjadi pelajaran berharga bagi Gereja tentang pentingnya kesepakatan dan reformasi dalam proses konklaf.

    Periode sede vacante terbaru dimulai pada 21 April 2025, setelah Paus Fransiskus dinyatakan wafat oleh Vatikan.

    Paus berusia 88 tahun itu sebelumnya sempat dirawat selama 38 hari di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia ganda, sebelum akhirnya pulang menjelang Paskah.

    Kini, dunia tengah menantikan siapa yang akan terpilih sebagai Paus baru—pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.

    Apa Itu Novemdiales?

    Novemdiales berasal dari bahasa Latin novem yang berarti sembilan.

    Istilah ini merujuk pada sembilan hari liturgi penuh doa dan misa arwah untuk mendoakan jiwa Paus yang telah wafat.

    Menurut laporan dari Vatican News dan Catholic News Agency, tradisi ini dimulai sehari setelah Camarlengo, pejabat yang memegang kendali administratif selama masa sede vacante, secara resmi mengumumkan wafatnya Paus.

    Pada 22 April 2025, misa pertama novemdiales untuk mendoakan arwah Paus Fransiskus digelar di Basilika Santo Petrus.

    Misa tersebut dipimpin oleh seorang Kardinal senior.

    Prosesi ini menjadi awal dari sembilan hari refleksi mendalam.

    Acara ini dihadiri oleh para Kardinal, rohaniwan, dan ribuan umat Katolik dari seluruh dunia.

    Menjelang Konklaf

    Selama periode novemdiales, para Kardinal juga mengadakan pertemuan (general congregations).

    Pertemuan ini membahas kondisi Gereja global dan menentukan waktu pelaksanaan konklaf—proses pemilihan Paus baru.

    Seperti dilaporkan oleh Reuters, konklaf biasanya digelar antara hari ke-15 hingga ke-20 setelah wafatnya Paus.

    Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian novemdiales dapat berlangsung dengan penuh penghormatan.

    Kini, dunia menantikan siapa yang akan melanjutkan tongkat estafet dari Paus Fransiskus.

    Namun sebelum itu, Gereja memberi ruang untuk berduka, berdoa, dan bersyukur atas warisan seorang Paus yang telah menorehkan jejak penting dalam sejarah Katolik modern.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)