Kardinal Suharyo: Konklaf Kemungkinan 6 Mei
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Uskup Agung Jakarta
Kardinal Ignatius Suharyo
mengatakan, kemungkinan
pemilihan Paus
baru pengganti
Paus Fransiskus
yang wafat akan dilakukan pada 6 Mei 2025.
Namun, tanggal itu bisa saja berubah, dan para Kardinal yang akan memutuskan.
”
Konklaf
sendiri baru akan mulai sesudah 15 hari berpulangnya Paus. Jadi, paling cepat Konklaf mulai tanggal 6 Mei,” kata Suharyo, dalam jumpa pers di Gereja Katedral, Jakarta Pusat, Kamis (24/4/2025) malam.
“Tapi, nanti pasti akan diputuskan para Bapak Kardinal apakah 6 Mei langsung mulai atau masih butuh persiapan,” tambah dia.
Suharyo sendiri akan berangkat ke Vatikan untuk mengikuti Konklaf pada 4 Mei mendatang.
Ia berharap, keberangkatan itu masih cukup waktu untuk mengikuti Konklaf.
“Saya berangkat tanggal 4. Harapannya masih ada satu hari. Kalaupun Konklaf dimulai tanggal 6, saya masih ada kesempatan bertemu beberapa orang yang masuk ke Konklaf bersama-sama,” ucap Suharyo.
Suharyo memperkirakan beberapa kardinal sudah ada yang datang di Vatikan.
Mereka, lanjut dia, juga melangsungkan rapat setiap hari pada pukul 09.00 waktu setempat guna menyiapkan Konklaf.
“Tadi saya katakan setiap hari jam 9 itu mereka mengadakan pertemuan. Pertemuan seperti apa, saya tidak tahu,” ungkap Suharyo.
“Tetapi bisa dibayangkan, yang mereka diskusikan adalah bagaimana gereja dapat terus menjadi gereja yang memperbaharui diri dan nanti pembaruan itu wujudnya yang seperti apa, pasti di sekitar itu,” pungkas dia.
Paus Fransiskus wafat
pada Senin (21/4/2025), meninggalkan kesedihan mendalam bagi masyarakat dunia. Ia akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).
Setelah seluruh proses pemakaman selesai dilangsungkan, Gereja Katolik akan memilih Paus baru.
Paus baru akan ditentukan oleh Dewan Kardinal melalui Konklaf di Kapel Sistina, Vatikan, pada 15-20 hari setelah Paus sebelumnya meninggal dunia.
Hanya Kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara untuk memilih Paus baru dalam Konklaf.
Kardinal Suharyo menjadi salah satu kardinal di dunia yang berhak memilih Paus baru dalam Konklaf.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Paus Fransiskus
-
/data/photo/2025/04/24/680a56360521c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kardinal Suharyo: Konklaf Kemungkinan 6 Mei Nasional 24 April 2025
-

Melayat Paus ke Vatikan jadi Alasan Jokowi Absen di Sidang Esemka dan Dugaan Ijazah Palsu
GELORA.CO – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) absen dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surakarta, Kamis, 24 April 2025.
Sejatinya, ada dua agenda sidang yang menyeret nama Jokowi di PN Surakarta. Sidang pertama berkaitan dugaan wanprestasi mobil Esemka yang digugat Aufaa Luqmana Re A dengan nomor perkara 96/Pdt.G/2025/PN Skt.
Agenda kedua, Jokowi digugat oleh Tim Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM) berkaitan dugaan ijazah palsu dengan nomor perkara 99/Pdt.G/2025/PN Skt.
Ada tiga pihak yang digugat dalam perkara mobil Esemka, yakni Jokowi sebagai tergugat 1, Wakil Presiden ke-13 RI, Maruf Amin sebagai tergugat 2, dan PT Solo Manufaktur Kreasi yang merupakan pabrik Esemka sebagai tergugat 3.
Sementara pada perkara dugaan ijazah palsu ada empat tergugat, yakni Jokowi sebagai tergugat 1, KPU Kota Solo sebagai tergugat 2, SMAN 6 Solo sebagai tergugat 3, dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai tergugat 4.
Namun demikian, mantan presiden dua periode ini absen dalam dua agenda sidang karena sedang berada di luar negeri.
Diungkap kuasa hukum Jokowi, YP Irpan Fransiskus, kliennya berangkat ke Vatikan untuk melayat Paus Fransiskus.
“Pak Jokowi jadi utusan khusus Presiden Prabowo untuk melakukan kunjungan layat ke Vatikan atas meninggalnya Paus Fransiskus beberapa hari lalu,” kata Irpan.
-

Peti Paus Fransiskus Disegel Jumat Malam, Umat Katolik Masih Bisa Beri Penghormatan Terakhir?
PIKIRAN RAKYAT – Upacara penyegelan peti jenazah Paus Fransiskus akan dilakukan dalam sebuah ritus liturgi di Basilika Santo Petrus, Vatikan, pada Jumat, 25 April 2025 pukul 20.00 waktu setempat.
Upacara ini akan dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell, yang menjabat sebagai Camerlengo Gereja Roma Suci, menjelang misa pemakaman Paus yang dijadwalkan berlangsung keesokan harinya, Sabtu pagi.
Sejumlah Kardinal serta pejabat Takhta Suci Vatikan akan hadir dalam upacara tersebut.
Ritus ini sekaligus menandai berakhirnya masa penghormatan publik terhadap jenazah Paus Fransiskus yang telah disemayamkan di depan umum sejak Rabu.
“Lebih dari 50.000 umat telah datang untuk memberikan penghormatan terakhir di depan Altar Pengakuan dalam Basilika Santo Petrus dalam kurun waktu 24 jam setelah dibuka untuk umum,” demikian dilansir dari laman resmi Vatikan, Kamis, 24 April 2025.
Basilika tersebut tetap dibuka sepanjang malam hingga pukul 05.30 pada Kamis pagi, kemudian ditutup sebentar selama satu setengah jam dan dibuka kembali pukul 07.00.
Menurut Kantor Perayaan Liturgi Kepausan, sejumlah Kardinal dijadwalkan hadir dalam upacara penyegelan peti, antara lain:
Kardinal Giovanni Battista Re Kardinal Pietro Parolin Kardinal Roger Mahony Kardinal Dominique Mamberti Kardinal Mauro Gambetti Kardinal Baldassare Reina Kardinal Konrad Krajewski
Selain mereka, pejabat gereja lainnya yang akan ikut membantu upacara ini antara lain:
Uskup Agung Edgar Peña Parra Uskup Agung Ilson de Jesus Montanari Monsinyur Leonardo Sapienza Para Kanon Basilika Vatikan Para imam Penitensi Minor Para sekretaris pribadi mendiang Paus
Dan beberapa pejabat lain yang ditunjuk oleh Uskup Agung Diego Ravelli, selaku Master Perayaan Liturgi Kepausan.
Misa Pemakaman dan Masa Berkabung 9 Hari
Misa pemakaman Paus Fransiskus akan digelar pada Sabtu, 26 April 2025 pukul 10.00 pagi di Lapangan Santo Petrus.
Misa ini juga menjadi awal dari Novemdiales, tradisi kuno Gereja Katolik berupa sembilan hari masa berkabung dan misa yang didedikasikan bagi arwah Paus yang wafat.
Selama masa Novemdiales, misa akan diadakan setiap hari pukul 17.00 waktu setempat (GMT+2) di Basilika Santo Petrus.
Namun khusus pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, 27 April, misa akan berlangsung pukul 10.30 di Lapangan Santo Petrus. ***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

Polwan Polda Kaltara Kenang Pertemuan dengan Paus Fransiskus, Iptu Marta: Mujizat dari Tuhan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, Nunukan – Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025, pukul 07.35 waktu Roma.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Iptu Marta, seorang polisi wanita yang bertugas di Polres Nunukan Polda Kalimantan Utara, mengenang momen luar biasa saat ia berkesempatan melihat langsung Paus Fransiskus saat kunjungan ke Jakarta.
Sebagai Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak PPA Sat Reskrim Polres Nunukan, Iptu Marta menerima undangan khusus dari Keuskupan TNIPolri untuk menghadiri misa akbar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).
“Saya menganggap pengalaman ini sebagai sebuah mukjizat dari Tuhan, terlebih karena saat itu saya baru saja mengalami kecelakaan dan masih dalam masa pemulihan,” ungkap Iptu Marta kepada TribunKaltara.com pada Rabu, 23 April 2025 malam.
Ia menambahkan, meskipun kepalanya masih diperban, ia tetap hadir di acara tersebut.
Salah satu momen yang paling mengesankan bagi Iptu Marta adalah saat misa berlangsung di bawah hujan deras.
“Setelah doa Salam Maria 10 kali, hujan langsung reda. Saya merinding, itu sungguh luar biasa,” ujarnya.
Iptu Marta juga mengapresiasi semangat toleransi yang ditunjukkan selama acara.
“Petugas pengamanan dari kalangan muslim sangat ramah menyambut kami. Ini bentuk toleransi nyata di Indonesia,” katanya.
Pesan-pesan Paus Fransiskus sangat membekas di hati Iptu Marta, terutama tentang kesederhanaan, tidak membuang makanan, pengampunan, dan pentingnya menjadi berkat bagi sesama.
“Itu yang saya bawa dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan saya melindungi perempuan dan anak-anak,” tuturnya.
Mendengar kabar wafatnya Paus Fransiskus, Iptu Marta merasa sangat kehilangan.
“Semoga Bapa Suci damai di surga bersama para Malaikat. Kami akan selalu mengingat pesan-pesan suci Bapa Paus,” ungkapnya.
Kunjungan Paus Fransiskus di Jakarta diakui memberi dampak besar bagi umat Katolik, termasuk Iptu Marta.
“Setelah momen itu, semangat hidup keagamaan saya semakin kuat. Saya ingin terus menjadi pribadi yang lebih baik,” imbuhnya.
Paus Fransiskus meninggal dunia pada usia 88 tahun.
Misa pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu, 26 April 2025, pukul 10:00 pagi waktu Roma di Lapangan Santo Petrus.
(TribunKaltara.com/Febrianus Feli)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Israel Dikritik karena Hapus Postingan Belasungkawa Wafatnya Paus Fransiskus, Citra Israel Hancur – Halaman all
Israel Dikritik karena Hapus Postingan Belasungkawa Wafatnya Paus Fransiskus, Citra Israel Hancur
TRIBUNNEWS.COM- Kementrian Luar Negeri Israel menghapus postingan resmi yang menyatakan Israel berkabung atas meninggalnya Paus Fransiskus.
Gara-gara menghapus ucapan belasungkawa tersebut, beberapa Diplomat Israel mengkritik cara Kementerian Luar Negeri menanggapi wafatnya Paus Fransiskus, dengan mengatakan bahwa hal itu merusak citra Israel.
Perintah Israel untuk menghapus postingan resmi yang menyatakan belasungkawa atas kematian Paus Fransiskus telah memicu kemarahan di kalangan pengamat internasional dan menimbulkan kontroversi di kalangan duta besar Israel.
Dalam beberapa unggahan yang kini telah dihapus, akun milik Kementerian Luar Negeri Israel di berbagai negara berduka cita atas meninggalnya Paus Fransiskus pada tanggal X setelah pengumuman kematiannya, dengan menulis: “Beristirahatlah dalam damai, Paus Fransiskus. Semoga kenangannya menjadi berkat.”
Banyak pengguna yang mengkritik keputusan tersebut, beberapa di antaranya menyebutnya menyinggung umat Katolik di seluruh dunia.
Beberapa duta besar Israel menyuarakan sentimen serupa, dengan harian Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa pencabutan jabatan tersebut telah memicu “kebencian internal” atas penanganan kementerian atas pengumuman tersebut.
Surat kabar itu mencatat bahwa beberapa duta besar bahkan telah menyuarakan ketidaksetujuan mereka terhadap keputusan kementerian tersebut dalam obrolan grup WhatsApp internal.
Beberapa diplomat memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat merusak reputasi Israel di kalangan umat Kristen.
“Kami menghapus tweet sederhana dan tidak bersalah yang mengungkapkan belasungkawa mendasar – dan jelas bagi semua orang bahwa ini hanya karena kritik Paus terhadap Israel atas pertempuran di Gaza,” kata seorang diplomat.
Tanpa memberikan penjelasan, kementerian tersebut memerintahkan misi dan diplomatnya untuk menghapus semua unggahan media sosial yang berkabung atas mantan Paus, menurut Yedioth Ahronoth.
Seorang duta besar Israel mengatakan mereka diberi “perintah tegas untuk menghapus” tanpa klarifikasi lebih lanjut.
“Ketika kami bertanya, kami diberi tahu bahwa masalah tersebut ‘sedang ditinjau’. Hal ini tidak memuaskan kami, dan tentu saja tidak memuaskan masyarakat yang kami wakili di Israel,” imbuh mereka.
Kementerian juga memerintahkan para duta besar untuk tidak menandatangani buku belasungkawa untuk Paus Fransiskus di kedutaan besar Vatikan.
Kerusakan citra Israel
Para diplomat yang mewakili Israel memperingatkan bahwa tindakan tersebut dapat menimbulkan kerusakan jangka panjang pada citra publik Israel, dengan salah seorang mengatakan: “Kami tidak hanya tidak menyampaikan ucapan belasungkawa, tetapi kami memilih untuk menghapusnya – dan itu terlihat buruk. Sangat buruk.”
Raphael Schutz, yang pernah menjabat sebagai duta besar Israel untuk Vatikan, mengatakan kepada The Jerusalem Post bahwa menghapus pesan berkabung adalah sebuah “kesalahan”.
“Kita tidak seharusnya terus menerus berhitung seperti ini setelah kematian seseorang,” katanya, seraya menambahkan bahwa Israel seharusnya menanggapi sikap Paus secara diplomatis saat ia masih hidup.
“Namun kini, kita tidak hanya berbicara tentang seorang kepala negara, tetapi juga seorang pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar orang – hampir 20 persen dari seluruh umat manusia. Saya rasa diam saja tidak akan menyampaikan pesan yang tepat.”
Pejabat Kementerian Luar Negeri yang berbicara kepada Jerusalem Post mengatakan bahwa pesan daring tersebut “diposting karena kesalahan”.
“Kami menanggapi pernyataan Paus yang menentang Israel dan perang selama hidupnya, dan kami tidak akan melakukannya setelah kematiannya. Kami menghormati perasaan para pengikutnya,” kata mereka.
Pejabat terkemuka Israel lainnya, terutama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, terdiam di tengah duka cita dunia.
Sementara itu, beberapa pejabat seperti mantan duta besar untuk Italia, Dror Idar, mengatakan bahwa tidak boleh ada perwakilan di pemakaman Paus pada hari Sabtu karena ia “menghasut antisemitisme”.
Namun, Schutz yakin Israel harus mengirimkan delegasi, terutama karena ini adalah acara yang akan dihadiri oleh para pemimpin dunia.
“Jika kami tidak hadir, hal itu akan terlihat mencolok dan berdampak buruk pada kami. Hal itu dapat memperkuat rasa keterasingan, yang sudah meningkat akibat perang yang sedang berlangsung, dan menambah bahan bakar ke dalam api yang tidak perlu. Itu akan sangat disayangkan,” katanya.
Paus Fransiskus Mendukung Gaza
Paus Fransiskus, yang meninggal pada usia 88 tahun, merupakan pendukung vokal rakyat Palestina selama serangan Israel selama 18 bulan di Jalur Gaza yang terkepung.
Ribuan pengguna media sosial pro- Palestina , termasuk banyak dari Gaza, telah memberikan penghormatan kepadanya.
Dalam pidato terakhirnya pada Minggu Paskah, yang disampaikan dari balkon Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Seorang ajudan membacakan berkat di mana Paus mengutuk “situasi kemanusiaan yang menyedihkan” yang disebabkan oleh perang Israel – sebuah pernyataan yang dipuji secara luas di media sosial.
Sementara itu, pengumuman Vatikan tentang meninggalnya Al-Baghdadi pada Senin pagi disambut di Israel dengan berbagai perayaan dan kritik , karena para politisi, komentator, dan pengguna media sosial memusatkan perhatian pada kecamannya terhadap perang.
Paus telah vokal dalam kritiknya terhadap konflik tersebut, khususnya atas pembunuhan anak-anak Palestina, dan menuai teguran tajam dari pejabat Israel.
Sepanjang perang, ia melakukan panggilan telepon hampir setiap malam dengan anggota komunitas Kristen Gaza, percakapan yang mereka gambarkan sebagai sumber penghiburan dan kenyamanan.
Paus Fransiskus juga secara terbuka menyerukan penyelidikan untuk menentukan apakah serangan Israel di Gaza merupakan genosida.
SUMBER: MIDDLE EAST EYE
-
/data/photo/2025/04/24/6809b4aa46d5e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
9 Jokowi Tak Hadiri Sidang Dugaan Ijazah Palsu karena Diutus Prabowo ke Vatikan Regional
Jokowi Tak Hadiri Sidang Dugaan Ijazah Palsu karena Diutus Prabowo ke Vatikan
Tim Redaksi
SOLO, KOMPAS.com
– Presiden ke-7 RI Joko Widodo tidak hadir secara langsung dalam sidang perdana perkara dugaan
ijazah palsu
di Pengadilan Negeri Solo, Kamis (24/4/2025).
Perkara bernomor 99/Pdt.G/2025/PN Skt itu digelar di Ruang Kusuma Admaja, dengan penggugat Muhammad Taufiq yang mengatasnamakan kelompok
Ijazah Palsu
Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM).
Jokowi
digugat bersama KPU Solo, SMA Negeri 6 Surakarta, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
“Tergugat satu diwakili kuasa hukum, KPU Solo hadir, SMA Negeri Solo 6 hadir bersama prinsipal dan UGM diwakili kuasa hukum,” ujar Ketua Majelis Hakim Putu Gde Hariadi.
Sidang diawali dengan pengecekan dokumen dari para tergugat.
Kuasa hukum Jokowi, Irpan, menyatakan pihaknya telah menyiapkan dokumen seperti surat kuasa khusus, berita acara sumpah, dan tanda pengenal advokat.
“Terutama terkait dengan surat kuasa khusus, berita acara sumpah dan tanda pengenal advokat,” kata Irpan.
Irpan menambahkan, Jokowi sedang berada di Jakarta dan ditugaskan ke Vatikan sebagai utusan khusus untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.
“Pak Jokowi mendapat utusan khusus dari Pak Presiden untuk melakukan kunjungan layak ke Vatikan,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Jamaah ibadah mendoakan mendiang Paus Fransiskus
Sumber foto: Rizky Suwito
Jamaah ibadah mendoakan mendiang Paus Fransiskus
Dalam Negeri
Editor: Ihda Urwatul Matin
Selasa, 22 April 2025 – 13:24 WIBElshinta.com Masyarakat dari berbagai elemen keagamaan umat Khatolik bersama-sama menghadiri ibadah berjamaah untuk mendoakan mendiang Paus Fransiskus yang berlangsung di Dubes Vatikan, Jakarta, Selasa (22/4). Ris
Sumber : Radio Elshinta

/data/photo/2025/04/24/680a4a82a2bbc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
