Tag: Paus Fransiskus

  • Dokter Ungkap Kondisi Terakhir Paus Fransiskus sebelum Kematiannya

    Dokter Ungkap Kondisi Terakhir Paus Fransiskus sebelum Kematiannya

    Jakarta

    Dokter yang merawat Paus Fransiskus, Dr Sergio Alfieri mengungkap kondisi terakhir Paus menjelang kematiannya. Diketahui, Paus Fransiskus meninggal pada 21 April 2025 akibat stroke.

    Di saat-saat terakhirnya, Paus Fransiskus sempat membuka matanya dan bernapas dengan oksigen. Tetapi, ia tidak responsif setelah terserang penyakit pada Senin (21/4) pagi waktu setempat.

    “Dia meninggal tanpa penderitaan, di rumah,” kata Dr Alfieri yang dikutip dari AP News.

    Dr Alfieri mengkoordinasikan perawatan rumah sakit Paus selama lima minggu akibat pneumonia ganda. Timnya juga terus mengawasi perawatan Paus setelah kembali ke Vatikan pada 23 Maret untuk beristirahat selama dua bulan agar pulih sepenuhnya.

    Dr Alfieri diberitahu pada pukul 05.30 pagi waktu setempat pada Senin (21/4) oleh asisten perawatan kesehatan Paus, Massimiliano Strappetti. Ia mengatakan bahwa Paus terserang penyakit dan perlu dibawa ke rumah sakit.

    Dokter tersebut pun tiba di tempat Paus sekitar 20 menit kemudian.

    “Saya masuk ke kamarnya, dan matanya terbuka. Saya perhatikan bahwa ia tidak memiliki masalah pernapasan, jadi saya mencoba memanggilnya, tetapi ia tidak merespons,” jelas Dr Alfieri.

    Saat itu, kondisi paru-paru Paus Fransiskus bersih dan sudah menerima oksigen tambahan.

    “Ia (Paus) juga tidak merespons rangsangan, bahkan rangsangan yang menyakitkan. Pada saat itu, saya mengerti tidak ada lagi yang bisa dilakukan. Ia koma,” tuturnya.

    Menurut Dr Alfieri, terlalu berisiko memindahkan Paus kembali ke rumah sakit Gemelli, tempat ia dirawat karena infeksi pernapasan kompleks. Dua jam setelah sakit, Paus dinyatakan meninggal dunia karena stroke.

    “Ia meninggal tanpa penderitaan, di rumah,” ujar Dr Alfieri.

    Kondisi Paus Sempat Membaik

    Dr Alfieri menjelaskan kondisi pernapasan Paus Fransiskus sempat kritis dan memerlukan perawatan yang intens.

    “Kami tahu dia tidak akan kembali ke kondisi sebelumnya, dan infeksi itu telah meninggalkan bekas luka lain di paru-parunya,” terangnya.

    “Namun, dia membaik dengan terapi fisik. Saya menemuinya pada Sabtu (19/4), dan saya mendapati dia dalam kondisi yang baik. Saya tidak mengira itu akan menjadi pertemuan terakhir,” pungkas Dr Alfieri.

    (sao/kna)

  • 128.000 Orang Melayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus

    128.000 Orang Melayat Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus

    Vatican City

    Banyak orang mengantre untuk bisa melihat langsung dan memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus. Otoritas Vatikan mengungkapkan lebih dari 128.000 orang telah melayat Paus Fransiskus, yang jenazahnya disemayamkan di dalam Basilika Santo Petrus menjelang pemakaman.

    Vatikan dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (25/4/2025), menyebut antara Rabu (23/4) pukul 11.00 waktu setempat hingga Kamis (24/4) pagi, sekitar pukul 08.00 waktu setempat, lebih dari 128.000 orang telah melihat langsung jenazah Paus Fransiskus.

    Peti jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan tetap terbuka dan bisa dilihat oleh publik hingga Jumat (25/4) malam, sekitar pukul 20.00 waktu setempat. Jenazah Paus Fransiskus disemayamkan selama tiga hari di dalam basilika itu sebelum dimakamkan pada Sabtu (26/4).

    Dengan begitu banyaknya orang yang ingin melayat, seperti dilansir Associated Press, Vatikan terpaksa membiarkan pintu Basilika Santo Petrus tetap terbuka sepanjang malam karena jumlah pengunjung yang lebih banyak dari perkiraan.

    Basilika Santo Petrus yang menjadi tempat jenazah Paus Fransiskus disemayamkan hanya ditutup selama 1,5 jam pada Kamis (24/4) pagi kemarin untuk dibersihkan.

    Basilika itu diliputi keheningan saat para pelayat dari seluruh dunia berjalan secara perlahan menuju lorong utama untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang Paus Fransiskus, yang meninggal dunia dalam usia 88 tahun pada Senin (21/4) pagi waktu setempat.

    Lamanya waktu mengantre, bahkan hingga berjam-jam, tidak menyurutkan niat publik untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang Bapa Suci.

    Antrean terpantau sangat panjang melintasi area della Conciliazone, kemudian Alun-alun Santo Petrus, dan melalui Pintu Suci sebelum masuk ke dalam Basilika Santo Petrus.

    Emiliano Fernandez yang datang dari Meksiko mengantre sejak tengah malam, dan setelah dua jam masih belum masuk ke dalam basilika. “Saya tidak peduli berapa lama saya menunggu di sini. Ini satu-satunya kesempatan untuk (menunjukkan) betapa saya mengagumi Fransiskus semasa hidupnya,” ucapnya.

    Usai disemayamkan di Basilika Santo Petrus, jenazah Paus Fransiskus akan menjalani proses pemakaman pada Sabtu (26/4) besok.

    Dari basilika di Vatikan itu, peti jenazah Paus Fransiskus akan dibawa ke gereja kesayangannya, Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di Roma. Di lokasi itu, peti jenazah Paus Fransiskus akan dikuburkan ke dalam tanah dan diberi batu nisan sederhana dengan tulisan nama Latinnya: Fransiskus.

    Paus Fransiskus akan menjadi Paus pertama dalam lebih dari 100 tahun terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan.

    Prosesi pemakaman Paus Fransiskus diperkirakan akan menarik kehadiran ratusan ribu orang, dengan para pemimpin dunia dan anggota kerajaan dari berbagai negara akan turut hadir. Di antara tokoh yang akan hadir terdapat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Putra Mahkota Kerajaan Inggris Pangeran William.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Persiapan Terakhir Pemakaman Paus Fransiskus, Ini Tahapannya

    Persiapan Terakhir Pemakaman Paus Fransiskus, Ini Tahapannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Vatikan memasuki tahap akhir persiapan pemakaman Paus Fransiskus saat gelombang terakhir pelayat melewati Basilika Santo Petrus untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin Gereja Katolik yang wafat pada usia 88 tahun tersebut. Sementara itu, Kota Roma bersiap menyambut para pemimpin dunia dalam salah satu prosesi pemakaman Paus yang paling signifikan dalam sejarah modern.

    Upacara pemakaman dijadwalkan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025) di Lapangan Santo Petrus dan diperkirakan akan dihadiri oleh 50 kepala negara serta 10 keluarga kerajaan dari berbagai belahan dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Para tamu penting ini dijadwalkan mulai berdatangan ke Roma sejak Jumat (25/4/2025).

    Guna memastikan keamanan maksimal, otoritas Italia dan Vatikan telah memberlakukan pengamanan ketat di sekitar kawasan Vatikan. Zona larangan terbang diberlakukan, drone dilarang beroperasi, penembak jitu ditempatkan di atap-atap, dan jet tempur disiagakan untuk mengantisipasi segala kemungkinan.

    Sejak beberapa hari terakhir, puluhan ribu umat dan pengunjung telah mengantre berjam-jam untuk menyampaikan penghormatan terakhir kepada Fransiskus yang disemayamkan di depan altar Basilika Santo Petrus.

    Jenazah sang Paus dibaringkan dengan mengenakan jubah merah kebesaran, mitra putih, dan sepatu hitam.

    Prosesi penutupan peti mati dijadwalkan dilakukan pukul 20.00 waktu setempat, dipimpin oleh Kardinal Kevin Farrell, camerlengo yang saat ini bertugas menjalankan urusan sehari-hari Vatikan hingga terpilihnya paus baru.

    “Itu adalah momen singkat namun sangat intens di samping jasad beliau,” ujar Massimo Palo (63), seorang warga Italia yang ikut memberikan penghormatan, dilansir Reuters.

    “Ia adalah Paus yang hidup di tengah umatnya, di tengah rakyatnya, dan saya berharap paus-paus setelah ini akan mengikuti jejak beliau.”

    Paus Fransiskus, yang wafat pada Senin lalu setelah beberapa minggu dirawat karena pneumonia berat, dikenal sebagai paus pertama dari Amerika Latin dan seorang Yesuit yang energik dalam mendorong reformasi Gereja. Ia dikenal vokal dalam membela kaum terpinggirkan, dan dalam pidato terakhirnya, ia mengecam keras pihak-pihak yang menyebarkan kebencian terhadap mereka yang lemah, terpinggirkan, dan para migran.

    Ucapaan belasungkawa membanjiri Vatikan dari berbagai penjuru dunia. “Kami melihat Paus pada Minggu Paskah terakhir-ia tampak cukup sehat, dan kami terkejut ketika mengetahui kabar wafatnya Senin pagi,” ujar Veronique Montes-Coulomb, wisatawan asal Prancis yang turut menghadiri misa terakhir Paus Fransiskus saat Paskah.

    Fransiskus, yang telah lama menderita berbagai gangguan kesehatan, menolak saran medis untuk absen dari misa Paskah, sebuah keputusan yang mencerminkan dedikasinya terhadap iman dan umat Katolik global.Paus Baru

    Setelah misa pemakaman Sabtu pagi, peti jenazah Paus Fransiskus akan diarak secara perlahan menuju Basilika Santa Maria Maggiore, gereja kesayangannya di Roma. Ia akan dimakamkan di dalam tanah, dengan penanda nisan sederhana bertuliskan satu kata: Franciscus. Makam ini akan dapat dikunjungi masyarakat umum mulai Minggu pagi.

    Sebanyak 130 delegasi asing diperkirakan akan hadir dalam prosesi pemakaman, termasuk Presiden Argentina Javier Milei dan Pangeran William dari Inggris. Mengingat bertepatan dengan hari libur nasional di Italia, Badan Perlindungan Sipil memperkirakan “ratusan ribu” orang akan memadati Roma pada akhir pekan ini.

    Seluruh perhatian kemudian akan tertuju pada tahapan selanjutnya: pemilihan paus baru. Para kardinal dari seluruh dunia telah tiba di Roma, tidak hanya untuk mengikuti pemakaman, tetapi juga untuk menghadiri konklaf pemilihan paus. Pertemuan para kardinal berlangsung setiap hari untuk merundingkan langkah-langkah awal, dengan pertemuan lanjutan dijadwalkan pada Jumat.

    Sesuai ketentuan, konklaf harus dimulai paling cepat 15 hari dan paling lambat 20 hari setelah wafatnya seorang paus. Saat ini, terdapat sekitar 135 kardinal berusia di bawah 80 tahun yang memenuhi syarat untuk memilih dalam konklaf mendatang.

    (luc/luc)

  • Mengenal Tanatopraksi, Teknik Pengawetan Jenazah Paus Fransiskus sebelum Dimakamkan

    Mengenal Tanatopraksi, Teknik Pengawetan Jenazah Paus Fransiskus sebelum Dimakamkan

    Jakarta

    Jenazah Paus Fransiskus yang berusia 88 tahun yang meninggal pada hari Senin (21/5/2025) akan dipajang selama tiga hari di Basilika Santo Petrus mulai hari Rabu sebelum pemakamannya pada hari Sabtu (26/4).

    Jenazah Paus Fransiskus menjalani prosedur pengawetan yang diatur dengan ketat agar dapat dipamerkan di depan publik untuk terakhir kalinya.

    Untuk memastikan mereka dapat melihatnya secara langsung, Paus Fransiskus telah menjalani teknik pengawetan tanatopraksi atau tanatopraxy. Hal ini disampaikan oleh pendiri Institut Nasional Thanatopraxy Italia (INIT) Andrea Fantozzi.

    “Ini melibatkan penyuntikan cairan pengawet melalui sistem peredaran darah, diikuti dengan perawatan estetika pada wajah dan tangan,” ucap Fantozzi kepada AFP.

    “Tujuannya adalah untuk memperlambat proses pembusukan alami.”

    Apa itu tanatopraksi?

    Tanatopraksi bukanlah mumifikasi, tetapi teknik pengawetan tubuh yang digunakan terutama untuk memamerkan mayat di depan publik.

    Praktik ini, yang diatur di Italia berdasarkan undang-undang yang disahkan pada tahun 2022, dianggap sebagai evolusi modern dari pembalsaman, dan dibedakan dengan penggunaan zat yang kurang invasif yang lebih menghormati tubuh manusia.

    Proses ini terdiri dari perawatan pengawetan higienis yang memperlambat proses pembusukan, sehingga memungkinkan penampilan alami jenazah dipertahankan selama beberapa hari.

    Prosedur ini melibatkan penyuntikan cairan pengawet ke dalam sistem arteri, desinfeksi menyeluruh pada tubuh, riasan korektif, dan penataan tangan dan wajah untuk memastikan penampilan yang tenang dan damai.

    “Efeknya penampilan jenazah yang lebih tenang dan alami — bertahan hingga 10 hari,” kata Fantozzi.

    Di masa lalu, jenazah paus menjalani teknik pembalseman yang melibatkan pengangkatan organ dalam dan penyuntikan zat seperti formalin dan alkohol. Namun, seiring berjalannya waktu, lebih banyak perhatian diberikan yang mendorong gereja untuk mengadopsi metode yang lebih bijaksana dan penuh hormat kepada jenazah para paus.

    (kna/kna)

  • Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Utusan Khusus Presiden Prabowo Telah Bertolak ke Roma – Halaman all

    Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus, Utusan Khusus Presiden Prabowo Telah Bertolak ke Roma – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Istana melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan para utusan khusus Presiden Prabowo Subianto yang akan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus telah bertolak ke Roma Italia, Kamis (24/4/2025).

    Bahkan menurut Prasetyo, berdasarkan waktu penerbangan utusan yang terdiri dari Presiden Ketujuh Joko Widodo,  Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Ignasius Jonan seharusnya telah tiba di Roma.

    “Tentang utusan-utusan khusus dari bapak presiden Prabowo untuk menghadiri pemakamam Paus Fransiskus di Vatikan. Berdasarkan informasi tadi malam semua sudah berangkat dan berdasarkan perhitungan waktu, beliau-beliau sudah sampai di Roma,” katanya.

    Sebelumnya Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengutus sejumlah tokoh untuk hadir ke pemekaran Paus Fransiskus yang akan diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma, Italia, Sabtu (26/4/2025).

    Presiden mengutus delegasi karena berhalangan hadir langsung pada acara pemakaman Paus.

    “Oleh karena itu, atas nama pemerintah Indonesia bapak presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengutus beberapa tokoh untuk ikut menghadiri acara pemakaman di Vatikan,” kata Prasetyo di Gedung Kementerian Sekretaris Negara, Rabu (23/4/20256).

    Dua dari delagasi yang diutus untuk hadir tersebut di antaranya Presiden Ketujuh Joko Widodo dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. 

    Kemudian ada nama Ignasius Jonan yang menjadi Ketua Panitia penyambutan Paus saat berkunjung ke Indonesia September tahun lalu.

    “Di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh bapak presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo, kemudian yang kedua wakil menteri keuangan Bapak Tommy Djiwandono, kemudian yang ketiga bapak Jonan dan yang keempat bapak Natalius Pigai,” katanya.

    Rencananya delegasi Indonesia tersebut akan bertolak pada Kamis atau Jumat mendatang. 

    Pemerintah kata Prasetyo masih mengatur teknis pemberangkatannya.

    “Untuk keberangkatan sedang diatur, mungkin bisa jadi akan berangkat besok hari Kamis atau selambat-lambatnya hari Jumat,” ucap dia.

    Pemerintah Indonesia kata Prasetyo menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas meninggalnya Paus Fransisksus.

    Sebelumnya, pemakaman Paus Fransiskus rencananya akan diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma, Italia, Sabtu (26/4/2025).

    Pemakaman akan dilakukan pada pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB. 

    Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore di Roma, bukan di Basilika Santo Petrus seperti tradisi pemakaman Paus sebelumnya

    Pemakaman Paus akan dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. 

    Ia mengkonfirmasi akan hadir bersama Ibu Negara Melania Trump.

     

  • Jokowi Tiba di Vatikan, Bawa Surat Pribadi dari Prabowo

    Jokowi Tiba di Vatikan, Bawa Surat Pribadi dari Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) telah tiba di Vatikan pada Jumat (25/4/2025) waktu setempat untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan bahwa kehadiran Jokowi dalam kapasitasnya sebagai utusan khusus Indonesia juga membawa misi penting yakni menyampaikan surat pribadi dari Presiden Prabowo Subianto kepada Pemerintah Vatikan.

    “Utusan-utusan khusus dari Bapak Presiden Prabowo untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, berdasarkan informasi tadi malam, semua sudah berangkat dan berdasarkan perhitungan waktu, beliau-beliau sudah sampai di Roma,” ujarnya kepada wartawan melalui pesan teks, Jumat (25/4/2025).

    Selain mewakili bangsa Indonesia dalam penghormatan terakhir kepada pemimpin Gereja Katolik dunia itu, Jokowi juga membawa serta pesan pribadi dari Presiden Prabowo Subianto kepada otoritas Vatikan.

    “Memang utusan yang berangkat membawa surat pribadi dari Bapak Presiden Prabowo Subianto kepada Pemerintah Vatikan,” jelas Prasetyo.

    Namun, Prasetyo menegaskan bahwa pesan khusus dalam surat tersebut bersifat personal dan lebih sebagai bentuk belasungkawa mendalam dari pemerintah dan rakyat Indonesia atas wafatnya Paus Fransiskus.

    “Tentu pesan khusus secara spesifik ya tidak ada, selain sekali lagi pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia—tidak hanya umat Katolik—merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Paus Fransiskus,” katanya.

    Dia menambahkan, semangat dan nilai-nilai yang diwariskan oleh Paus Fransiskus, seperti keberpihakan kepada kaum lemah, pembelaan terhadap yang miskin dan tertindas, serta prinsip-prinsip kemanusiaan universal, menjadi warisan penting yang perlu diteruskan oleh seluruh umat manusia.

    “Semangat yang selama ini disampaikan oleh Paus Fransiskus baik kepada umat Katolik maupun umat manusia di dunia, itu kita bisa teruskan. Nilai-nilai itu adalah nilai-nilai kemanusiaan yang ditinggalkan Paus Fransiskus dan wajib kita teruskan,” pungkas Prasetyo.

  • 4
                    
                        Jokowi dan Rombongan Tiba di Roma untuk Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
                        Nasional

    4 Jokowi dan Rombongan Tiba di Roma untuk Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus Nasional

    Jokowi dan Rombongan Tiba di Roma untuk Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Presiden ke-7 Republik Indonesia
    Joko Widodo
    beserta rombongan utusan Presiden
    Prabowo Subianto
    untuk menghadiri
    pemakaman Paus Fransiskus
    telah tiba di Roma.
    Selain Jokowi, rombongan utusan itu juga terdiri dari Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, dan Menteri HAM Natalius Pigai.
    “Utusan-utusan khusus dari Bapak Presiden Prabowo untuk menghadiri pemakaman
    Paus Fransiskus
    di Vatikan. Berdasarkan informasi tadi malam, semua sudah berangkat dan berdasarkan perhitungan waktu, beliau-beliau sudah sampai di Roma,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Jumat (25/4/2025).
    Ia menuturkan, utusan tersebut membawa surat pribadi dari Prabowo kepada pemerintah Vatikan yang berisi ucapan belasungkawa.
    “Sekali lagi, pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, tidak hanya umat Katolik, tentu merasa sangat kehilangan dengan wafatnya Paus Fransiskus,” kata Prasetyo menjelaskan isi surat.
    Lewat surat itu, Prabowo juga berharap semangat yang selama ini disampaikan oleh Paus Fransiskus, baik kepada umat Katolik maupun umat manusia di dunia, bisa diteruskan.
    “Keberpihakan kepada yang lemah, kepada yang miskin, pembelaan kepada yang tertindas, nilai-nilai itulah adalah nilai-nilai kemanusiaan yang ditinggalkan Paus Fransiskus dan wajib kita teruskan,” ujar Prasetyo.
    Diberitakan sebelumnya, Prabowo mengirim empat orang utusan untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, yakni Jokowi, Thomas Djiwandono, Jonan, dan Pigai.
    Tokoh-tokoh tersebut dapat mewakili Indonesia menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.
    “Kami berharap utusan ini dapat mewakili bangsa dan negara kita di dalam ikut menyampaikan simpati dan belasungkawa,” kata Prasetyo.
    Diketahui, Paus Fransiskus wafat pada usia 88 tahun pada Senin (21/4/2025) lalu.
    Menurut rencana, Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) pagi waktu setempat di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma, Italia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta Sidang Perdana Ijazah Jokowi di PN Solo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 April 2025

    Fakta Sidang Perdana Ijazah Jokowi di PN Solo Regional 25 April 2025

    Fakta Sidang Perdana Ijazah Jokowi di PN Solo
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –

    Sidang perdana
    kasus dugaan
    ijazah palsu
    yang melibatkan Presiden ke-7 Joko Widodo (
    Jokowi
    ) berlangsung terbuka di Pengadilan Negeri (PN) Solo, Jawa Tengah, pada Kamis (24/4/2025).
    Kasus ini terdaftar dengan nomor perkara 99/Pdt.G/2025/PN Skt, diajukan oleh penggugat Muhammad Taufiq yang mewakili kelompok
    Ijazah Palsu
    Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM).
    Dalam sidang ini, Jokowi sebagai tergugat I diwakili oleh kuasa hukumnya, Irpan.
    Sementara tergugat II, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Solo, serta tergugat III, SMA Negeri 6 Surakarta, hadir bersama kuasa hukum mereka.
    Tergugat IV, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, juga diwakili oleh kuasa hukum.
    Irpan menjelaskan bahwa Jokowi sedang menjalankan tugas di Jakarta sebagai utusan khusus untuk menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Paus Fransiskus.
    “Pak Jokowi mendapat utusan khusus dari Pak Presiden untuk melakukan kunjungan layak ke Vatikan,” ungkap Irpan.
    Sidang berlangsung cukup alot dan sempat diskors dua kali.
    Skorsing pertama berlangsung selama 30 menit untuk memeriksa berkas-berkas tergugat dan penggugat.
    Majelis hakim menemukan kesalahan penulisan pada surat kuasa tergugat III, yang ditujukan ke Pengadilan Negeri (PN) Boyolali, Jawa Tengah. “Kuasa tergugat III untuk melengkapi berkas, untuk sidang diskor selama 20 menit,” kata Ketua Majelis Hakim Putu Gde Hariadi.
    Setelah waktu yang diberikan habis, skorsing kedua dilakukan saat proses kesiapan mediator, Profesor Adi Sulistiyono, yang diajukan oleh penggugat.
    “Tadi kami sudah menghubungi Profesor Adi Sulistiyono dan beliau menjawab untuk bersedia menjadi mediator,” jelas kuasa hukum penggugat, Andika Dian Prasetyo.
    Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No. 1 Tahun 2016, sebelum perkara pokok diperiksa,
    mediasi
    akan dilakukan.
    Mediasi
    ini akan dipimpin oleh Profesor Adi Sulistiyono, Guru Besar bidang Keperdataan Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, dan dijadwalkan berlangsung pada Rabu (30/4/2025).
    Andika menegaskan harapannya agar Jokowi hadir dalam mediasi, mengingat posisi beliau sebagai pihak prinsipal sangat penting.
    “Kami meminta untuk dalam mediasi ini para prinsipal (Jokowi) untuk hadir,” ujarnya.
    Kuasa hukum Jokowi, Irpan, menyatakan bahwa mediasi memberikan peluang bagi kedua pihak untuk mencapai kesepakatan tanpa melanjutkan ke pokok perkara.
    “Dalam mediasi tentu saja saya ingin mengetahui terlebih dahulu resume yang dibuat oleh pihak penggugat seperti apa tuntutannya kepada pihak tergugat,” jelasnya.
    Ia menambahkan bahwa keputusan untuk melanjutkan atau tidak akan dikonsultasikan langsung kepada Presiden Jokowi setelah menerima resume dari penggugat.
    “Saya tidak bisa untuk memutuskan seketika tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Pak Jokowi,” tutup Irpan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Berangkat ke Vatikan, Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Berangkat ke Vatikan, Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung, Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin, berangkat ke Vatikan pada Kamis malam.

    Tayang: Jumat, 25 April 2025 00:21 WIB

    Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia

    KONFERENSI WALIGEREJA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC bersama Sekretaris Jenderal KWI yang juga Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM saat konferensi pers terkait peringatan 100 KWI di Gedung KWI, Menteng, Jakarta, Jumat (17/5/2024). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung, Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin, berangkat ke Vatikan pada Kamis malam, (24/4/2025). 

    Keberangkatan ke Vatikan ini untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan akan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025), mendatang.

    Hal itu disampaikan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, setelah misa arwah mengenang Paus Fransiskus di Katedral Jakarta, Kamis.

    “Bapa Uskup Ketua KWI akan berangkat ke Vatikan malam ini. Beliau tidak bisa hadir karena harus cepat-cepat ke bandara supaya tidak ketinggalan pesawat malam ini,” kata Suharyo,.

    “Beliau akan mewakili Gereja Katolik Indonesia dalam upacara pemakaman Bapa Paus,” sambungnya.

    Kardinal pun menyampaikan pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan pada Sabtu dengan upacara pada pukul 10.00 waktu setempat.

    Upacara pemakaman akan dipimpin Ketua Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re. 

    Dirinya pun mengaku tidak ikut ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus.

    Sebab, Kardinal baru akan berangkat ke Vatikan pada 4 Mei mendatang untuk Konklaf. Konklaf merupakan forum tertinggi di gereja Katolik untuk memilih Paus yang baru.

    “Saya baru akan berangkat 4 Mei untuk mengikuti konklaf,” terangnya.

    Paus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. 

    Adapun sebanyak empat orang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi utusan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Di antaranya ada Presiden RIke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai hingga mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Hadiri Misa Requiem, Menag Kenang Pesan Paus Fransiskus soal Perdamaian

    Hadiri Misa Requiem, Menag Kenang Pesan Paus Fransiskus soal Perdamaian

    Jakarta

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menghadiri Misa Requiem di Gereja Katedral, Jakarta. Ia mengenang momen kebersamaannya dengan Paus Fransiskus ketika Paus berkunjung ke Indonesia pada September tahun lalu.

    “Kesan saya pribadi kepada mendiang almarhum adalah ketika saya berjabat tangan tidak mau melepaskan tangan saya, kencang banget. Ketika saya cium kepalanya dua kali, dia mencium tangan saya berkali kali,” ujar Menag Nasaruddin sebelum misa di Gereja Katedral Jakarta, Kamis (24/4/2025).

    Nasaruddin mengaku masih ingat betul kebersamaannya dengan Paus di Masjid Istiqlal. Dia meminta semua umat Katolik dan Islam agar memperhatikan pesan-pesan dari Paus Fransiskus.

    “Pertama berapa perlunya mengedepankan dialog perdamaian, bukan dengan cara kekerasan karena kekerasan tidak akan menyelesaikan persoalan secara konstruktif,” ucap dia.

    “Kedua bagaimana menggunakan bahasa agama, mengajak pada warga, umat beragama, untuk sadar sepenuh hati, bersahabat dengan lingkungan hidup, lingkungan alam. Jadi kita jangan sampai merusak alam, mempercepat dunia ini kiamat,” sambungnya.

    Nasaruddin mengaku sangat kehilangan sosok Paus Fransiskus. Baginya mendiang adalah pribadi yang baik.

    “Orang bijak tidak pernah wafat, melainkan dia semakin hidup. Seperti lilin yang menyala dalam kalbu dan pikiran kita masing-masing. Kemanapun kita pergi, di situ ada cahaya,” lanjut dia.

    Terakhir, Nasaruddin mengajak siapa pun berdoa agar kelak mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. “Dan kita yang ditinggalkan semoga jadi manusia yang benar yang senantiasa mengindahkan tata krama, mendengarkan suara hati nurani,” ucapnya.

    (isa/isa)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini