Tag: Paus Fransiskus

  • Paus Fransiskus Ingin Makam Sederhana, Biaya Pemakaman Ditanggung Seorang Dermawan – Page 3

    Paus Fransiskus Ingin Makam Sederhana, Biaya Pemakaman Ditanggung Seorang Dermawan – Page 3

    Dalam surat wasiat terakhirnya yang dirilis Senin, Fransiskus mengatakan pemakamannya akan ditanggung oleh seorang dermawan yang tidak disebutkan namanya yang telah ia atur sebelumnya, dan yang akan dikirim ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore.

    “Ini tentang simbol, karena dalam agama Katolik, simbol sangat penting, dan ini adalah salah satu kasus tersebut,” tambah Faggioli.

    Masalah keuangan Vatikan membayangi

    Vatikan bungkam tentang biaya khusus pemakaman Fransiskus dan tidak menanggapi permintaan untuk angka. Secara historis, pemakaman kepausan telah menghabiskan biaya jutaan dolar AS. Pada 1978, kematian dua paus dan konklaf berikutnya menghabiskan biaya Vatikan sebesar USD 20 juta, setara dengan lebih dari USD 101 juta saat ini.

    Pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 2005, dan pemilihan penggantinya Paus Benediktus XVI, menghabiskan biaya sebesar USD 9 juta (sekitar USD 14,7 juta dalam dolar AS saat ini). Jika memakai biaya USD 9 juta, biaya itu sekitar Rp 151,18 miliar (asumsi dolar AS terhadap rupiah 16.798) 

    Tahun itu, Gereja memperoleh pendapatan sebesar USD 12,4 juta atau sekitar Rp 208,40 miliar dari masuknya wisatawan ke museum-museumnya. Sumber pendapatan lainnya termasuk sumbangan, saham, obligasi, real estat, dan investasi lainnya.

    Tahun lalu, Gereja mengalami kekurangan anggaran sebesar USD 87 juta, berdasarkan laporan Reuters, mengutip dua sumber yang mengetahui masalah itu. Vatikan belum menerbitkan anggaran penuh sejak 2022.

    “Vatikan membutuhkan uang, dan membutuhkan uang karena ini adalah gereja yang jauh lebih besar. Sekarang gereja melayani lebih banyak orang di negara-negara miskin, dan jumlah umat Katolik di negara-negara kaya lebih sedikit. Jadi, dari situlah ketidak seimbangan itu muncul,’ ujar Faggioli.

  • Pemakaman Paus Fransiskus Digelar Hari Ini, 500 Ribu Orang Diprediksi Padati Lapangan Santo Petrus – Halaman all

    Pemakaman Paus Fransiskus Digelar Hari Ini, 500 Ribu Orang Diprediksi Padati Lapangan Santo Petrus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Prosesi pemakaman Paus Fransiskus akan berlangsung di Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan pada hari ini, Sabtu (26/4/2025) pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB.

    Diperkirakan sebanyak 200.000 hingga 500.000 orang akan turun ke Lapangan Santo Petrus di Kota Vatikan untuk memberikan penghormatan kepada Paus Fransiskus.

    Dikutip dari The New Zealand Herald, setidaknya 130 pelayat merupakan kepala negara dan delegasi dari seluruh dunia.

    Upacara pemakaman akan dimulai pada pukul 10 pagi waktu setempat, mengikuti rencana yang ditetapkan oleh Ritus Pemakaman Paus Roma – sebuah dokumen setebal 20 halaman yang dijuluki Gembala Seluruh Kawanan Tuhan.

    Ibadah tersebut, yang diperkirakan akan dilakukan sepenuhnya dalam bahasa Latin, akan berlangsung sekitar dua setengah jam dan akan dipimpin oleh dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re yang berusia 91 tahun.

    Khotbah akan memberi penghormatan kepada kehidupan Paus Fransiskus.

    Upacara pemakaman Paus Fransiskus akan lebih sederhana dibandingkan dengan upacara pemakaman Paus sebelumnya, mengikuti instruksi yang ia tetapkan sendiri.

    Namun, sebagai kepala negara dan pemimpin lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia, itu akan tetap menjadi tontonan upacara dan tradisi.

    Rincian Jadwal Pemakaman

    Diberitakan BBC, para uskup agung dan uskup akan mulai berkumpul pada pukul 08.30 waktu setempat di Constantine Wing, koridor yang berdekatan dengan Basilika Santo Petrus.

    Pada saat yang sama, para pendeta Katolik akan berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

    Setengah jam kemudian, pada pukul 09.00 waktu setempat, para patriark gereja Ortodoks dan para kardinal akan berkumpul di Kapel Saint Sebastian, di dalam basilika, tempat jenazah Paus Yohanes Paulus II disemayamkan.

    Mereka akan berjalan dalam prosesi pemakaman sambil mengiringi peti jenazah Paus, yang telah menghabiskan empat hari terakhir di tengah Basilika Santo Petrus.

    Upacara pemakaman dimulai pukul 10.00 waktu setempat saat peti jenazah dibaringkan di alun-alun di depan Basilika Santo Petrus.

    Ibadah akan dipimpin oleh dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re.

    Para tamu dan pejabat tinggi akan duduk lebih dekat ke basilika dan peti jenazah, bersama ribuan pendeta dan anggota masyarakat lainnya di dalam dan sekitar Lapangan Santo Petrus, mirip dengan pemakaman Paus Benediktus XVI.

    Ibadah akan diakhiri dengan doa untuk Paus Fransiskus dan pujian terakhir – doa penutup di mana Paus akan secara resmi dipercayakan kepada Tuhan.

    Ini menandai dimulainya masa berkabung selama sembilan hari yang disebut Novemdiales dengan misa yang diadakan setiap hari untuk mengenangnya.

    Paus Fransiskus Mengubah Tradisi

    Secara tradisi, jenazah Paus akan dikubur sehari sebelum pemakaman dalam tiga peti mati bertingkat, terbuat dari cemara, timah, dan kayu ek.

    Peti mati dari kayu cemara melambangkan kerendahan hati dan kematian; peti mati dari kayu ek bagian luar, merupakan tanda “martabat dan kekuatan”, dan peti mati timah dilas untuk mengawetkan jenazah dan mencegah kerusakan.

    Namun, tahun lalu, Paus Fransiskus meminta agar ia dimakamkan di peti mati kayu yang lebih sederhana dengan bagian dalam seng.

    Ini adalah peti mati yang akan terlihat dalam upacara pemakaman.

    MISA REQUIEM – Umat Katolik mengikuti Misa Requiem Pope Francis di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (24/4/2025). Misa tersebut dilaksanakan untuk mendoakan Paus Fransiskus yang wafat pada Senin 21 April 2025 di Vatikan. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

    Menurut Monsignor Diego Ravelli, pemimpin upacara liturgi Vatikan, permintaan tersebut menekankan “bahkan lebih lagi bahwa pemakaman Paus Roma adalah pemakaman seorang gembala dan murid Kristus dan bukan pemakaman seorang manusia berkuasa di dunia ini”.

    Sebagai informasi, Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) dalam usia 88 tahun.

    Pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan itu meninggal karena stroke yang membuatnya koma dan menyebabkan gagal jantung.

    Sebelum meninggal, Paus Fransiskus berbicara berkali-kali tentang konflik di Gaza dan terus berhubungan dengan sekelompok orang Kristen Palestina di Jalur Gaza.

    Hal ini sebagaimana diungkapkan Pastor Gabriel Romanelli, seorang pendeta di Gereja Keluarga Kudus ritus Latin di Gaza.

    Ia mengatakan kepada BBC Newshour bahwa Paus Fransiskus menelepon mereka setiap hari selama lebih dari satu setengah tahun untuk memeriksa keselamatan mereka – dan bahkan mempelajari beberapa frasa bahasa Arab.

    “Ia (Paus Fransiskus) memanggil kami dan memberikan berkat. Ia mengucapkan terima kasih atas doa-doa kami untuknya.”

    “Tidak mudah untuk tinggal di sini,” kata Romanelli, Selasa (22/4/2025), dilansir BBC.

    “Jadi sebagai seorang pendeta di sini, merasakan kedekatan dengan Paus sendiri bagi kami merupakan tanda yang sangat jelas dan sangat kuat akan belas kasihan Tuhan dan dorongan untuk melayani Tuhan di Gereja-Nya,” ungkapnya.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Paus Fransiskus Wafat

  • Suasana Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus – Halaman all

    Suasana Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Peristirahatan Terakhir Paus Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat.

    Basilika Santa Maria Maggiore tepatnya berada di bukit Esquiline, tak jauh dari Stasiun Termini Roma.

    Dilansir dari Kompas pada Selasa 22 April 2025, basilika ini terletak di jantung Kota Roma.

    Basilika ini akan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi Paus Fransiskus.

    Basilika ini merupakan satu dari empat basilika utama di Roma dan merupakan gereja terbesar yang didedikasikan untuk Bunda Maria.

    Basilika ini dibangun pada abad ke-5 dan menjadi satu di antara tempat penting dalam sejarah Gereja Katolik.

    Gereja abad kelima ini sudah menjadi makam bagi tujuh paus.

    Paus terakhir yang dimakamkan di sana adalah Clement IX pada 1669, sedangkan Paus terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan adalah Leo XIII pada 1903, yang tempat peristirahatan terakhirnya adalah Gereja Santo Yohanes Lateran, katedral uskup Roma.

    Sebagai pemimpin tertinggi Gereja Katolik di dunia, Paus Fransiskus sangat taat dan tekun berdoa pada Perawan Maria.

    Semasa hidupnya, Paus mengaku selalu menyempatkan diri berdoa di Basilika Santa Maria Maggiore sebelum berangkat ke luar negeri dan setelah kembali.

    Bahkan pada 12 April 2025 di tengah masa pemulihannya, Paus Fransiskus juga datang ke Bunda Maria, berdoa untuk menandai dimulainya Pekan Suci yang berpuncak pada Paskah.

    Disisi lain salah satu dari empat basilika kepausan di Roma, Santa Maria Maggiore menyimpan sisa-sisa peninggalan beberapa tokoh terkenal lainnya, seperti arsitek dan pematung Gian Lorenzo Bernini, yang merancang Lapangan Santo Petrus dan pilar-pilar di sekitarnya.

    Bagian dalam Basilika Santa Maria Maggiore masih mirip dengan asal-usulnya.

    Bagian tengahnya dilapisi oleh 40 pilar ikonik dengan ornamen mosaik yang sangat indah.

    Bahkan ada satu legenda mengaitkan basilika dengan Perawan Maria sejak awal mulanya.

    Konon, ada pasangan Romawi kaya yang tidak memiliki anak dan ingin menyumbangkan harta benda mereka kepada Perawan Maria.

    Kemudian Perawan Maria menampakkan diri kepada mereka dalam sebuah penglihatan dan menyuruh mereka membangun gereja untuk menghormatinya, tempat sebuah mukjizat akan terjadi.

    Salju turun pada malam musim panas di bulan Agustus 352 di bukit tempat basilika itu berdiri sekarang.

    Legenda lain menceritakan tentang Paus Liberius yang bermimpi tentang turunnya salju musim panas.

    Namun, menurut Vatikan, tidak ada yang tersisa dari gereja asli itu.

    Pembangunan basilika saat ini dimulai sekitar tahun 432 di bawah Paus Sixtus III.

    Basilika itu menyimpan beberapa relik terpenting gereja, termasuk ikon Perawan Maria yang menggendong bayi Yesus yang dikaitkan dengan Santo Lukas.

    PEMAKAMAN PAUS FRANSISKUS — Paus Fransiskus memilih untuk tidak dimakamkan di dalam kompleks Vatikan seperti mayoritas pendahulunya. Sebaliknya, ia telah menyampaikan keinginannya untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Mayor. Gereja yang bersejarah ini memang memiliki tempat khusus di hati Paus Fransiskus. (Instagram @vatican.news)

    Disisi lain Basilika itu juga menyimpan potongan-potongan kayu yang diyakini berasal dari palungan Yesus.

    Dari situs web basilika itu mengatakan penelitian terkini telah menentukan tanggal kayu itu berasal dari periode kelahiran Yesus.

    Kemudian pada masa berkabung ini, tampak pengamanan di gereja diperketat.

    Beberapa akses di bagian dalam tampak dibatasi.

    Suasana di sekitar cukup tenang, namun penuh dengan pengunjung yang ingin berdoa dan melihat langsung tempat Paus Fransiskus akan dimakamkan.

    Di antara Kapel Pauline dan Kapel Sforza, area yang tampak sudah mulai disiapkan untuk pemakaman Paus Fransiskus dibatasi oleh papan kayu dan ditutup sehingga belum bisa dilihat oleh umum.

     

    Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Beginilah Suasana Basilika Santa Maria Maggiore, Tempat Paus Fransiskus Akan Dimakamkan, 

  • Jenazah Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Hari Ini

    Jenazah Paus Fransiskus Akan Dimakamkan Hari Ini

    Jakarta

    Misa pemakaman Paus Fransiskus akan dimulai pada pagi waktu Vatikan di Lapangan Basilika Santo Petrus. Misa akan dipimpin oleh Kardinal Re Giovanni Battista dan akan diakhiri dengan pemindahan peti jenazah ke Basilika Santa Maria Maggiore, tempat pemakaman akan dilaksanakan.

    Dilansir Vatican News, Sabtu (26/4/2025), sekitar 250 kardinal, sejumlah uskup, pastor, biarawan dan biarawati akan menghadiri misa pemakaman untuk Paus Fransiskus mulai pukul 10.00 pagi waktu Vatikan atau pukul 15.00 WIB. Peti jenazah Paus yang terbuat dari kayu dan seng, yang telah disegel akan ditempatkan di pelataran depan Basilika Santo Petrus, tepat di depan altar.

    Peti jenazah akan disambangi oleh kerumunan besar, yang diperkirakan berjumlah ratus ribu orang, yang datang dari semua latar belakang geografis, sosial, politik, dan budaya untuk memberikan penghormatan terakhir mereka. Kerumunan yang beragam ini mewakili perjalanan gereja Paus Fransiskus, yang menyambut “setiap orang, setiap orang, setiap orang,” seperti yang diulang-ulangnya tanpa lelah.

    Sebagaimana yang ditetapkan oleh Ordo Exsequiarum Romani Pontificis, misa pemakaman adalah yang pertama dari sembilan misa yang akan diadakan setiap hari di Basilika Santo Petrus hingga Minggu (4/5). Liturgi pemakaman akan dipimpin oleh Kardinal Giovanni Battista Re, Dekan Dewan Kardinal.

    Para patriark dan kardinal akan dibedakan dari para uskup dengan pakaian liturgi berwarna ungu dan mitra damask putih mereka, sementara para uskup akan mengenakan mitra putih polos.

    Misa akan mencakup bacaan dari Kisah Para Rasul, Surat Santo Paulus kepada orang Farisi, dan Injil Yohanes. Homili, yang disiapkan oleh Dekan Dewan Kardinal, akan diikuti oleh doa umat beriman dalam bahasa Prancis, Arab, Portugis, Polandia, Jerman, dan Mandarin, sebelum liturgi ekaristi, komuni kudus, dan ritus penghargaan akhir. Perayaan akan diiringi oleh Paduan Suara Kapel Sistina, yang bernyanyi untuk Paus Fransiskus untuk terakhir kalinya.

    Sesuai dengan wasiat rohani Paus Fransiskus, peti jenazah kemudian akan dibawa ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore. Prosesi pemakaman akan menempuh jarak sekitar 4 kilometer melalui jalan-jalan di Roma dengan kecepatan lambat.

    Setibanya di Basilika Liberia, masih diiringi oleh paduan suara Kapel Sistina yang bergantian menyanyikan antifon dan mazmur, peti jenazah akan disambut oleh “orang-orang terakhir”, sekelompok orang miskin dan terpinggirkan yang selalu memiliki tempat khusus di hati Paus Fransiskus.

    Mereka akan menjadi orang-orang yang memberikan penghormatan terakhir sebelum peti jenazah dibawa ke altar Santa Maria Maggiore. Pemakaman akan dilakukan secara pribadi.

    Kardinal Camerlengo Kevin Farrell akan menandai peti jenazah kepausan dengan stempelnya, bersama dengan stempel dari Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi Paus Agung, dan Kapitel Liberia.

    Jenazah akan dibaringkan di makam dan diperciki dengan air suci. Setelah doa Regina Cæli, notaris Kapitel Liberia akan menyusun akta resmi yang mengonfirmasi penguburan dan akan membacakannya dengan lantang kepada mereka yang hadir. Akta tersebut akan ditandatangani oleh Kardinal Camerlengo, Kepala Rumah Tangga Kepausan, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan, dan terakhir notaris.

    Misa pemakaman Paus Fransiskus akan disiarkan ke seluruh dunia. Delegasi dari sedikitnya 130 negara dan organisasi internasional diperkirakan hadir, termasuk 12 raja yang sedang berkuasa dan 55 kepala negara, 14 kepala pemerintahan, dan pejabat tinggi lainnya. Untuk meliput acara tersebut, lebih dari 4.000 wartawan telah meminta akreditasi dari Takhta Suci.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Doa Rosario untuk Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore – Halaman all

    Doa Rosario untuk Paus Fransiskus di Basilika Santa Maria Maggiore – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Ribuan umat Katolik berdoa Rosario secara bersama-sama pada Kamis (24/4/2025) malam waktu setempat di Basilika Santa Maria Maggiore.

    Di lokasi inilah nantinya Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat.

    Basilika Santa Maria Maggiore ini adalah tempat spesial bagi Paus Fransiskus yang letaknya berada di jantung Kota Roma

    Doa Rosario dipimpin oleh Kardinal Louis Antonio Gokim Tagle, seorang tokoh Gereja yang dihormati luas dan berasal dari Filipina.

    Ribuan umat Katolik yang datang dari berbagai penjuru dunia itu menghadiri doa Rosario yang keempat dalam rangka mengenang dan mendoakan Paus Fransiskus.

    Suasana basilika tampak tenang dan khusyuk, diterangi cahaya lilin dan diiringi alunan lagu-lagu rohani yang lembut.

    Kardinal Tagle, yang saat ini menjabat sebagai Pro-Prefek untuk Bagian Evangelisasi di Dikasteri Evangelisasi Tahta Suci, dikenal karena karismanya yang rendah hati serta semangat pastoralnya yang penuh welas asih.

    Sebelum memulai doa rosario, dalam sambutan singkat Kardinal Tagle mengajak seluruh umat untuk merenungkan kehidupan dan teladan Paus Fransiskus yang senantiasa menekankan pentingnya belas kasih, kesederhanaan, dan kehadiran Gereja di tengah mereka yang menderita.

    “Ketika kita berdoa Rosario malam ini,” ujar Kardinal Tagle.

    “kita mengenang Paus kita yang terkasih, Paus Fransiskus, gembala yang selalu membuka hati dan tangannya bagi mereka yang tersisihkan, yang terluka, dan yang mencari harapan dalam dunia yang semakin terpecah. Doa kita adalah ungkapan cinta, iman, dan persatuan sebagai satu Tubuh Kristus” katanya lagi.

    Rangkaian doa Rosario dilantunkan dengan penuh penghayatan, mencakup Lima Peristiwa Terang yang mencerminkan kehidupan dan karya Yesus Kristus.

    Di setiap peristiwa, Kardinal Tagle menyisipkan renungan singkat yang menghubungkan spiritualitas Maria dengan dedikasi Paus Fransiskus dalam melayani Gereja dan dunia.

    Acara ini tidak hanya menjadi momentum doa, tetapi juga menjadi simbol kuat persatuan umat Katolik secara global.

    Basilika Santa Maria Maggiore sendiri memiliki tempat istimewa dalam kehidupan dan pelayanan Paus Fransiskus.

    Setiap kali akan memulai atau mengakhiri perjalanan apostolik, beliau senantiasa menyempatkan diri untuk berdoa di hadapan ikon Maria Salus Populi Romani atau Bunda Maria Pelindung Rakyat Roma,  yang tersimpan di dalam basilika ini.

    Doa Rosario malam itu pun ditutup dengan berkat penutup yang disampaikan oleh Kardinal Tagle, disertai permohonan agar seluruh umat senantiasa diteguhkan dalam harapan dan kasih Kristiani.

    Usai rangkaian rosario, seluruh umat yang hadir dengan tenang dan dalam hening mereka tertib meninggalkan basilika dengan hati yang penuh damai, membawa pesan spiritual yang mendalam untuk terus mendukung dan mendoakan pemimpin tertinggi Gereja Katolik.

    PAUS FRANSISKUS WAFAT – Dubes RI untuk Vatikan Michael Trias Kuncahyono bicara soal permintaan Paus Fransiskus terkait proesi pemakamannya. Hal itu disampaikan Dubes Trias Kuncahyono dalam wawancara bersama Tribunnews, Senin (21/4/2025) (Dok Tribunnews)

    Sementara itu otoritas Vatikan akan segera menggelar prosesi pemakaman untuk mendiang pemimpin Gereja Katolik sedunia sekaligus kepala negara Vatikan, Paus Fransiskus.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4) karena mengalami stroke yang mengakibatkan ia koma dan gagal jantung.

    Sebelumnya, Paus Fransiskus menderita pneumonia ganda hingga dirawat selama lima pekan di Rumah Sakit Gemelli, Roma.

    Pemerintah Vatikan telah menentukan lokasi dan jadwal prosesi pemakaman sang Bapa Suci.

    Sederet pemimpin dunia akan hadir dalam upacara tersebut.

     

    Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Momen Kardinal Louis A Tagle Pimpin Doa Rosario Untuk Paus Fransiskus di Basilika St Maria Maggiore, 

  • Peti Jenazah Paus Fransiskus Telah Disegel Jelang Pemakaman

    Peti Jenazah Paus Fransiskus Telah Disegel Jelang Pemakaman

    Jakarta

    Peti jenazah Paus Fransiskus disegel dalam upacara pribadi di Basilika Santo Petrus, Vatikan, setelah sekitar 250.000 pelayat memberikan penghormatan terakhir. Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu pagi waktu Vatikan.

    Dilansir Vatican News, Sabtu (26/4/2025), Paus telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus sejak Rabu (23/4). Setelah kepadatan besar pengunjung–totalnya sekitar 250.000 orang–selama tiga hari terakhir, Basilika Santo Petrus kosong saat pelayat terakhir memberikan penghormatan terakhir.

    Paus yang telah meninggal disemayamkan di depan altar Confessio dalam peti jenazah kayu, dibungkus kasula merah, dengan mitra putih dan rosario digenggam di tangannya–peti jenazah diletakkan di permukaan tanah, tanpa katafalque. Ini adalah wasiat Paus Fransiskus sendiri.

    Upacara, yang dipimpin oleh Kardinal Camerlengo Kevin Farrell dimulai dengan pembacaan dokumen yang mencantumkan tahapan kehidupan Jorge Mario Bergoglio dan kegiatan terpentingnya sebagai Paus. Disebutkan bahwa kenangan Paus ke-266 “tetap berada di hati gereja dan seluruh umat manusia”.

    Di antara tonggak sejarah yang disebutkan adalah masa tinggalnya di Jerman pada akhir tahun 1980-an dan karyanya yang beragam di Argentina: “Dia adalah seorang pendeta yang sederhana dan populer di keuskupan agungnya, yang bepergian jauh dan luas, bahkan dengan metro dan bus. Dia tinggal di sebuah flat dan menyiapkan makanannya sendiri karena dia merasa seperti orang normal.”

    Uskup Agung Diego Ravelli membentangkan kain sutra putih di wajah Paus, sementara Kardinal-Camerlengo Farrell memerciki Fransiskus dengan air suci. Sebuah tas berisi koin dan medali yang dicetak selama masa kepausannya kemudian ditempatkan di peti jenazah bersama Paus.

    Tutup peti jenazah seng kemudian ditempatkan, bersama dengan salib dan lambang Fransiskus dan sebuah plakat dengan nama Paus dan lamanya hidupnya serta pelayanan Petrus, sementara mazmur dinyanyikan.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Begini Prosedur Pengawetan Jenazah Paus Fransiskus sebelum Dimakamkan

    Begini Prosedur Pengawetan Jenazah Paus Fransiskus sebelum Dimakamkan

    Jakarta

    Paus Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) setelah disemayamkan selama tiga hari di Basilika Santo Petrus. Para pelayat dapat mendatangi peti jenazahnya yang terbuka untuk memberikan penghormatan terakhir mulai Rabu hingga Jumat malam.

    Dengan ribuan jamaah yang diperkirakan akan mengantre untuk mengucapkan salam perpisahan terakhir kepada Paus Fransiskus, sejumlah langkah telah diambil untuk menghindari pembusukan, seperti yang terjadi pada Paus-Paus sebelumnya.

    Jenazah Fransiskus menjalani proses pembalsaman sementara yang dikenal sebagai tanatopraksi, menurut Andrea Fantozzi, pendiri Institut Nasional Tanatopraksi Italia (INIT).

    “Tujuannya adalah memperlambat proses pembusukan alami,” ucap Fantozzi kepada AFP.

    Prosedur ini menggunakan cairan kimia dan harus dilakukan dalam waktu 36 jam setelah kematian dan memakan waktu beberapa jam.

    Praktik ini, yang diatur di Italia berdasarkan undang-undang yang disahkan pada tahun 2022, dianggap sebagai evolusi modern dari pembalsaman, dan dibedakan dengan penggunaan zat yang kurang invasif yang lebih menghormati tubuh manusia.

    Prosedur ini melibatkan penyuntikan cairan pengawet ke dalam sistem arteri, desinfeksi menyeluruh pada tubuh, riasan korektif, dan penataan tangan dan wajah untuk memastikan penampilan yang tenang dan damai.

    Vatikan menerbitkan gambar pertama pada hari Selasa (22/4) dari Paus Fransiskus di peti matinya yang terbuka, mengenakan jubah kepausan merah, mitra di kepalanya, dan rosario di antara jari-jarinya. Gambar-gambar tersebut berasal dari kebaktian Senin (21?4) malam di kapel Casa Santa Marta, kediaman Vatikan tempat ia tinggal selama 12 tahun kepausannya, dan tempat ia meninggal.

    Fantozzi menolak untuk mengonfirmasi apakah ia turut dalam proses tersebut dengan alasan masalah privasi dan ketentuan protokol Vatikan. Vatikan menolak berkomentar.

    Media Italia melaporkan bahwa Fantozzi mengawasi pembalsaman pendahulu Fransiskus, Benediktus XVI, yang meninggal pada tahun 2022 hampir satu dekade setelah mengundurkan diri sebagai paus.

    NEXT: Kondisi terakhir Paus Fransiskus sebelum meninggal

    Kondisi terakhir Paus Fransiskus sebelum meninggal

    Dr Sergio Alfieri, dokter yang merawat Paus Fransiskus, mengatakan mendapat panggilan telepon sekitar pukul 5.30 pagi waktu setempat untuk segera datang ke Vatikan. Ia tiba di tempat sekitar 20 menit kemudian.

    Dia menjadi dokter yang mengawasi perawatan Paus Fransiskus di rumah sakit Gemelli di Roma pada awal tahun 2024. Paus sempat menghabiskan waktu lima minggu di rumah sakit tersebut untuk melawan pneumonia bilateral.

    “Saya memasuki kamarnya dan dia (Fransiskus) membuka matanya. Saya memastikan bahwa tidak ada masalah pernapasan, dan kemudian saya mencoba memanggil namanya, tetapi dia tidak menanggapinya,” tutur Dr Alfieri, kepada APNews.

    Menurut Dr Alfieri, terlalu berisiko memindahkan Paus kembali ke rumah sakit Gemelli, tempat ia dirawat karena infeksi pernapasan kompleks. Dua jam setelah kondisinya memburuk, Paus dinyatakan meninggal dunia karena stroke.

    “Ia meninggal tanpa penderitaan, di rumah,” ujar Dr Alfieri.

    Simak Video “Video: Potret Perdana Paus Fransiskus Sejak Dirawat di RS karena Pneumonia”
    [Gambas:Video 20detik]

  • Zelensky Mungkin Tidak Akan Hadiri Pemakaman Paus Karena Pertemuan Militer

    Zelensky Mungkin Tidak Akan Hadiri Pemakaman Paus Karena Pertemuan Militer

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa ia mungkin tidak menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang juga akan dihadiri oleh Presiden Aamerika Serikat (AS) Donald Trump. Alasannya karena ada pertemuan militer yang penting.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/4/2025), Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa ia akan menghadiri pemakaman di Vatikan, di mana ia ingin bertemu Trump–yang menekan Kyiv dan Moskow untuk mencapai kesepakatan mengenai perang tiga tahun di Ukraina.

    “Jika saya tidak (di sana) tepat waktu, Ukraina akan diwakili pada tingkat yang tepat,” kata Zelensky saat ia mengunjungi lokasi serangan mematikan Rusia di Kyiv.

    “Menteri luar negeri dan ibu negara akan berada di sana. Bagi saya, penting bagi saya untuk berada di sini. Ada beberapa pertemuan militer di Ukraina hari ini,” tambahnya.

    Zelensky mengatakan bahwa ia akan mengadakan “sejumlah pertemuan”, termasuk mengenai serangan di Kyiv yang telah menewaskan 12 orang sehari sebelumnya.

    “Ada beberapa pertanyaan tertutup tentang serangan ini. Dan tentang langkah-langkah Ukraina yang sesuai. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Jadi jika saya punya waktu, saya pasti akan hadir (di pemakaman),” katanya.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 7 Hari Tanpa Musik di Timor Leste, Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus

    7 Hari Tanpa Musik di Timor Leste, Berkabung Wafatnya Paus Fransiskus

    Menurut Agio Pareira, pemerintah mengumumkan akan mengadakan pertemuan luar biasa Dewan Menteri pada hari Selasa, di mana masa berkabung nasional akan diumumkan dan bendera akan dikibarkan selama tujuh hari, untuk memberi penghormatan kepada Yang Mulia Paus Fransiskus.

    “Di masa berkabung dan refleksi ini, Timor Leste bergabung dalam doa bersama jutaan umat Kristiani di seluruh dunia, untuk bersyukur atas kehidupan dan misi Yang Mulia Paus Fransiskus. Semoga dia beristirahat dengan tenang,” tandasnya.

    Salah satu warga negara Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) bernama Guaberta Ferreira (26) saat dihubungi Liputan6.com dari Kupang mengaku, mereka dilarang untuk membuka musik selama masa berkabung selama tujuh hari.

    “Pemerintah umumkan kepada semua umat mulai hari Selasa kemarin sampai tanggal 27 nanti untuk tidak boleh buka musik karena sekarang Perdana Menteri mengumumkan kedukaan nasional atas wafatnya Paus Fransiskus,” jelasnya.

    Menurut Guaberta Ferreira, pada hari Sabtu (26/4) besok, akan diselenggarakan doa melingkari altar yang pernah digunakan Paus Fransiskus untuk memimpin misa Tasi Tolu, dengan menyalakan lilin sambil mengelilingi altar.

  • Pemakaman Paus Fransiskus Digelar Hari Ini, 500 Ribu Orang Diprediksi Padati Lapangan Santo Petrus – Halaman all

    Vatikan Diserbu Pelayat, 130.000 Orang Antre Berikan Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lebih dari 130.000 orang menyerbu Vatikan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, Jumat (25/4/2025).

    Laporan resmi media Vatikan menyebut saat ini puluhan ribu orang memadati Basilika Santo Petrus di Vatikan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Paus Fransiskus.

    Bukan hanya umat Katolik, penghormatan terakhir turut dilakukan banyak pihak di berbagai negara yang merasa kehilangan atas kepergian Paus ke 266 dalam Gereja Katolik Roma tersebut.

    Bahkan sejumlah pelayat rela menunggu antrean sampai berjam-jam hanya untuk memberikan penghormatan beberapa menit saja dari depan jenazah Paus Fransiskus.

    Adapun lonjakan antrean ini terjadi sejak Rabu kemarin hingga Jumat, menjalar ke tengah jalan raya utama yang mengarah melalui Roma menuju Vatikan.

    Mengutip Reuters, orang-orang tersebut rela berdesakan demi bisa memberikan penghormatan kepada Fransiskus sebelum peti jenazah ditutup pada Jumat malam, dan wajah Paus akan ditutup dengan kerudung sutra putih dan disiram dengan air suci.

     “Yang mengejutkan saya adalah betapa bertekadnya dia untuk melayani Gereja dan mencintai umatnya dengan segenap energinya, sampai akhir,” kata Kardinal Giovanni Battista Re dari Italia, pemimpin upacara Dewan Kardinal dan pejabat Vatikan yang sudah pensiun.

    Lebih lanjut menjelang pemakaman Paus Fransiskus yang akan digelar di Basilika Santa Maria Maggiore pada Sabtu (26/7/2025), pemerintah Italia mulai menggelar operasi keamanan besar-besaran.

    Menerjunkan polisi dan pasukan berkuda di pusat kota Roma hingga seluruh penjuru Vatikan.

    Tak terkecuali tempat persemayaman di mana umat Katolik dan masyarakat umum dapat memberikan penghormatan terakhir mereka.

    Bahkan petugas kepolisian dan para staf Vatikan turut melakukan pemeriksaan keamanan yang telah ditingkatkan.

    Serta memasang sistem pertahanan anti-drone dan teknologi pemblokiran sinyal untuk mencegah ancaman dari udara dan perangkat komunikasi yang tidak sah, sebagaimana dikutip dari The Guardian.

    Langkah ini diambil untuk memastikan keamanan dan kelancaran prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    Sehingga acara dapat berjalan dengan aman dan khidmat, menghormati warisan dan kontribusinya sebagai pemimpin umat Katolik dunia.

    Mengingat perkiraan jumlah pelayat yang sangat besar dan kehadiran delegasi internasional penting

    Selama di Basilika Santo Petrus jenazah Paus Fransiskus dibaringkan dalam peti terbuka mengenakan jubah kebesarannya, memegang rosario, dengan Garda Swiss berdiri di sampingnya

    Setelah sebelumnya jenazah dibawa dari kapel kediaman Vatikan tempat tinggalnya ke Gereja Santo Petrus, dengan memasuki pintu tengah, dalam prosesi akbar yang dimulai pukul 9 pagi, diiringi oleh para kardinal dan nyanyian Latin.

    Selanjutnya pada Jumat, 25 April 2025, Umat dan para pemimpin Gereja berkumpul dalam misa khusus untuk mendoakan jiwa Paus Fransiskus.

    Adapun doa untuk Paus Fransiskus akan dipimpin oleh para Kardinal senior di Basilika.

    Kemudian pada 26 April 2024, Pukul 15.00 WIB (sekitar 10.00 waktu Roma): Misa Requiem dilangsungkan di Basilika Santo Petrus, dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal.

    Setelah misa, jenazah akan dibawa untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma.

    Tidak seperti para pendahulunya, Paus asal Argentina ini memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore yang merupakan salah satu gereja tertua di Roma yang sering ia kunjungi untuk berdoa.

    Lokasi tersebut dipilih lantaran dalam wasiat terakhirnya, Paus Fransiskus mengungkapkan rencananya untuk mendobrak tradisi dan dimakamkan di luar Vatikan.

    Paus Fransiskus memilih tempat peristirahatan terakhirnya di Basilika Santa Maria Maggiore yang ada di seberang Sungai Tiber, Roma.

    Paus Fransiskus beralasan dirinya merasakan “hubungan yang sangat kuat” dengan basilika tersebut, karena semasa hidup biasa mengunjungi basilika itu untuk menghormati Perawan Maria.

    Sejauh ini sudah ada beberapa kepala negara yang telah menyatakan niat untuk hadir dalam prosesi pemakaman.

    Di antaranya ada Presiden Amerika Serikat Donald Trump beserta istrinya yang akan terbang ke Roma, sementara Presiden Argentina Javier Milei juga dijadwalkan hadir.

    Pakai Peti Kayu Sederhana

    Tak hanya itu dalam wasiat terakhirnya Paus juga meminta agar prosesi penguburannya ingin disederhanakan.

    Meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad untuk menguburkan para Paus yang meninggal.

    Dalam postingan situs resmi Vatikan pada November 2024 lalu, Paus Fransiskus memutuskan untuk meninggalkan praktik yang telah berlangsung selama berabad-abad saat menguburkan para Paus yang meninggal.

    Sesuai tradisi, para Paus yang meninggal akan dimakamkan di dalam tiga peti jenazah yang saling terkait, yang terbuat dari kayu pohon cemara, pohon timah dan pohon ek.

     Namun dalam wasiat terakhirnya Paus Fransiskus meminta agar dirinya dimakamkan di dalam satu peti jenazah yang terbuat dari kayu sederhana berlapis seng.

     Disebutkan juga bahwa Paus Fransiskus tidak akan disemayamkan di atas panggung tinggi, atau catafalque, di Basilika Santo Petrus untuk dilihat para pelayat, seperti yang terjadi pada para paus sebelumnya.

    Meski begitu para pelayat nantinya akan tetap dipersilakan untuk memberikan penghormatan terakhir.

    Namun jenazah Paus Fransiskus akan dibiarkan berada di dalam peti, dengan bagian tutupnya dibuka.

    (Tribunnews.com / Namira)