Tag: Paus Fransiskus

  • Doakan Kepergian Paus Fransiskus, Ribuan Jemaat Katolik Ikuti Misa Requiem di Gereja Katedral Medan

    Doakan Kepergian Paus Fransiskus, Ribuan Jemaat Katolik Ikuti Misa Requiem di Gereja Katedral Medan

    Pemakaman Paus Fransiskus akan berbeda dari tradisi kepausan sebelumnya. Sesuai keinginannya, prosesi pemakaman akan dilakukan secara sederhana, tanpa upacara megah dan pameran publik jenazah.

    Jenazahnya akan dimakamkan dalam peti kayu polos yang dilapisi seng, sebuah pilihan yang mencerminkan kesederhanaan dan kerendahan hati yang selalu beliau junjung tinggi selama masa kepemimpinannya.

    Proses pemindahan jenazah dari Basilika Santo Petrus ke Basilika Santa Maria Maggiore akan dilakukan setelah upacara pemakaman di Lapangan Santo Petrus selesai.

    Rangkaian prosesi pemakaman akan dimulai dengan persemayaman jenazah di Basilika Santo Petrus, yang memungkinkan umat untuk memberikan penghormatan terakhir. Setelah itu, jenazah akan diarak melalui jalan-jalan Roma menuju Basilika Santa Maria Maggiore.

    Upacara pemakaman akan dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re. Meskipun sederhana, upacara ini diperkirakan akan dihadiri oleh para pemimpin agama dari berbagai penjuru dunia, sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan pengaruh Paus Fransiskus yang begitu besar bagi dunia.

    Pihak Vatikan akan mengumumkan informasi lebih lanjut mengenai detail prosesi pemakaman dalam waktu dekat.

    Namun, yang pasti, pemakaman ini akan menjadi momen bersejarah yang menyatukan umat Katolik dan dunia dalam kesedihan dan penghormatan terhadap seorang pemimpin spiritual yang luar biasa.

    “Saudara-saudari terkasih, dengan duka cita yang mendalam saya harus mengumumkan wafatnya Bapa Suci kita Fransiskus. Pada pukul 7.35 pagi ini (waktu setempat), Uskup Roma, Fransiskus, kembali ke rumah Bapa,” kata Kardinal Farrell, mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus.

  • Jokowi Sempat Disapa Emmanuel Macron saat Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Jokowi Sempat Disapa Emmanuel Macron saat Hadiri Prosesi Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Jokowi saat menghadiri Misa pemakaman Paus Fransiskus di alun-alun Santo Petrus, Vatikan pada Sabtu (26/4/2025), sempat disapa oleh Emmanuel Macron.

    Tayang: Minggu, 27 April 2025 03:09 WIB

    Istimewa

    PAUS FRANSISKUS WAFAT – Momen Utusan Presiden Prabowo Subianto yang juga Presiden Ketujuh RI, Joko Widodo (Jokowi) disapa Presiden Perancis, Immanuel Macron saat menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus, Sabtu (26/4/2025). 

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) sempat disapa oleh Presiden Perancis, Emmanuel Macron saat keduanya sedang menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus.

    Jokowi dan Macron sempat berbincang di alun-alun Santo Petrus, Vatikan pada Sabtu (26/4/2025) waktu setempat. Tempat itu menjadi lokasi Misa pemakaman Paus Fransiskus.

    Dari video yang diterima Tribunnews.com, Macron terlihat memberikan salam satu per satu sejumlah pejabat negara yang hadir. Lalu, ia pun sempat memberikan salam kepada Jokowi.

    “Senang bertemu dengan Anda lagi,” ucap Macron.

    Jokowi dan Macron berjabat tangan cukup lama dengan sembari membincangkan sesuatu.

    Namun, tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi pembicaraan keduanya.

    Seperti diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Jokowi, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, dan Ignasius Jonan untuk menjadi wakil Indonesia untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Presiden mengutus delegasi karena berhalangan hadir langsung pada acara pemakaman Paus Fransiskus.

    Adapun Jokowi dan Ignasius Jonan diutus karena pernah menyambut kedatangan Paus saat berkunjung ke Indonesia September tahun lalu.

    Saat itu, Jokowi masih menjabat sebagai Presiden RI, sedangkan Ignasius Jonan yang menjadi Ketua Panitia penyambutan Paus.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 10
                    
                        Jokowi Berdoa di Depan Jenazah Paus Fransiskus
                        Nasional

    10 Jokowi Berdoa di Depan Jenazah Paus Fransiskus Nasional

    Jokowi Berdoa di Depan Jenazah Paus Fransiskus
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden ke-7 RI
    Jokowi
    (Joko Widodo) berdoa di depan peti jenazah Paus Fransiskus di
    Vatikan
    .
    Nampak dari foto yang dibagikan
    Ignasius Jonan
    di akun Instagram-nya, Sabtu (26/4/2025), Jokowi dan Jonan berada di depan mendiang Sri Paus yang disemayamkan di Basilika Santo Petrus.
    Tangan Jokowi menengadah di depan dada. Wajahnya menunduk takzim.
    Jonan dan Jokowi yang mengenakan setelah jas dan peci warna hitam merupakan delegasi utusan Presiden Prabowo Subianto.
    Selain mereka, ada pula Menteri HAM Natalius Pigai dan Wakil Menteri Keuangan Thomad Djiwandono yang menjadi bagian dari utusan Prabowo.
    Jonan menjelaskan di keterangan unggahan Instagramnya bahwa dirinya, Jokowi, dan Paus Fransiskus berjumpa lagi dalam suasana yang berbeda.
    Tahun lalu, Jonan aktif bekerja sebagai Ketua Panitia Penyambutan Paus Fransiskus di Indonesia.
    “Kami bertiga berjumpa lagi dalam suasana yang berbeda kali ini. Kami bertiga berjumpa pertama kali hampir delapan bulan lalu dalam kunjungan kenegaraan di Jakarta. Pada akhirnya Bapak Jokowi dan saya membalas kunjungan Bapa Suci Paus Fransiskus dengan menyapa dan memberikan penghormatan yang terakhir kepada beliau di Basilika Santo Petrus dalam menghadiri misa requiem dalam prosesi pemakaman beliau,” tulis Jonan.
    “Selamat jalan Bapa Suci dan semoga Tuhan Yang Maha Esa menyambutmu di pintu surga,” tandas Jonan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Di Tengah Melayat Paus Fransiskus, Trump dan Zelensky Bertemu Bahas Perang Ukraina – Halaman all

    Di Tengah Melayat Paus Fransiskus, Trump dan Zelensky Bertemu Bahas Perang Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Di tengah-tengah acara pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan pertemuan, Sabtu (26/4/2025).

    Pertemuan itu terjadi di Basilika Santo Petrus, tempat kedua pemimpin tiba untuk berpartisipasi dalam Misa untuk menghormati kenangan akan Paus Fransiskus.

    Mengutip laman Kantor Kepresidenan Ukraina, Donald Trump dan Volodymyr Zelensky bertemu untuk membahas isu penting dan mendesak.

    Zelensky mencatat bahwa ini adalah pertemuan simbolis dengan potensi menjadi bersejarah jika hasil bersama tercapai, dan menyampaikan rasa terima kasih kepada Donald Trump.

    Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Kepresidenan Ukraina, tampak Trump dan Zelensky duduk berhadapan di aula basilika, berjarak sekitar dua kaki, dan saling mencondongkan tubuh untuk berbincang.

    Dalam foto kedua, dari lokasi yang sama, Zelensky, Trump, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron terlihat berdiri dalam kelompok yang rapat.

    Setelah Trump dan Zelensky bertemu di basilika, keduanya bergabung dengan para pemimpin dunia lainnya di luar di Lapangan Santo Petrus pada upacara pemakaman Paus Fransiskus.

    Kardinal Italia, Giovanni Battista Re, yang menyampaikan khotbah pada upacara pemakaman, mengenang bagaimana Paus Fransiskus tidak berhenti meninggikan suaranya untuk menyerukan negosiasi guna mengakhiri konflik.

    “Perang selalu membuat dunia menjadi lebih buruk daripada sebelumnya: perang selalu menjadi kekalahan yang menyakitkan dan tragis bagi semua orang,” kata kardinal, dikutip dari Reuters.

    Sanksi Baru Rusia

    Setelah melakukan pertemuan dengan Zelensky, Trump mengunggah postingan di Truth Social yang mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin atas serangan rudal baru-baru ini terhadap Ukraina.

    “Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota, dan desa-desa selama beberapa hari terakhir,” tulis Trump, dikutip dari Axios.

    “Hal itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda, melalui ‘Perbankan’ atau ‘Sanksi Sekunder?’ Terlalu banyak orang yang sekarat!!!” lanjut Trump.

    Sementara itu, Zelensky melalui akun X mengatakan, pertemuannya dengan Trump berjalan dengan sangat baik.

    Ia menekankan perlunya gencatan senjata penuh dan tanpa syarat serta perdamaian yang dapat diandalkan dan abadi yang akan mencegah pecahnya perang lain.

    “Pertemuan yang sangat simbolis yang berpotensi menjadi bersejarah, jika kita mencapai hasil bersama,” ungkap Zelensky.

    Trump telah mendesak Moskow dan Kyiv untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan damai.

    Sebelumnya, ia telah memperingatkan bahwa pemerintahannya akan menghentikan upayanya untuk mencapai perdamaian jika kedua pihak tidak segera menyetujui kesepakatan.

    Setelah putaran diplomasi bolak-balik minggu ini, perbedaan telah muncul antara posisi Gedung Putih Trump mengenai pembicaraan damai dan sikap Ukraina dan sekutu-sekutunya di Eropa, menurut dokumen dari pembicaraan yang diperoleh Reuters.

    Washington mengusulkan pengakuan hukum bahwa Krimea, semenanjung Ukraina yang dianeksasi oleh Moskow pada tahun 2014, adalah wilayah Rusia.

    Usulan itu yang menurut Kyiv dan sekutunya di Eropa sebagai garis merah yang tidak akan mereka lewati.

    Ada pula perbedaan mengenai seberapa cepat sanksi terhadap Rusia akan dicabut jika kesepakatan damai ditandatangani, jaminan keamanan seperti apa yang akan diperoleh Ukraina, dan bagaimana Ukraina akan diberi kompensasi finansial.

    Trump dan Zelensky memiliki hubungan pribadi yang tidak harmonis.

    Dalam pertemuan mereka di Ruang Oval, Trump menuduh pemimpin Ukraina itu “berjudi dengan Perang Dunia Ketiga”.

    Sejak saat itu, Kyiv telah mencoba memperbaiki hubungan, tetapi sindiran terus berlanjut.

    Zelensky mengatakan Trump terjebak dalam “gelembung disinformasi” yang menguntungkan Moskow, sementara pemimpin AS menuduh Zelensky menunda-nunda kesepakatan damai dan membuat pernyataan yang “menghasut”.

    Namun, kedua pemimpin negara tersebut saling membutuhkan.

    Trump membutuhkan dukungan Zelensky untuk mencapai ambisinya untuk membawa perdamaian cepat antara Rusia dan Ukraina.

    Sementara Kyiv membutuhkan Trump untuk menekan Moskow agar melonggarkan beberapa persyaratan yang lebih berat yang telah ditetapkannya untuk gencatan senjata.

    Pada pertemuan di Ruang Oval pada bulan Februari, seorang reporter yang hadir dari jaringan berita konservatif AS menuduh Zelensky tidak menghormati acara tersebut dengan tidak mengenakan jas.

    Zelensky, sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022, telah menghindari jas dan lebih memilih pakaian bergaya militer.

    Ia mengatakan itu adalah caranya menunjukkan solidaritas dengan rekan senegaranya yang berjuang untuk membela Ukraina.

    Di Roma pada hari Sabtu, Zelensky kembali memutuskan untuk tidak mengenakan jas, dan malah mengenakan kemeja gelap, dikancingkan sampai ke leher tanpa dasi, dan mengenakan jaket bergaya militer gelap di atasnya.

    (*)

  • Gaya Paus Fransiskus, dari Jubah Putih ke Penobatan Pria Berpakaian Terbaik

    Gaya Paus Fransiskus, dari Jubah Putih ke Penobatan Pria Berpakaian Terbaik

    JAKARTA – Selain membawa pesan perdamaian dan kerukunan, Paus Fransiskus dikenal dengan gayanya yang tanpa disadari menjadi ikon mode.

    Jauh dari gemerlap dunia fashion, ia justru dikenal karena kesederhanaannya.

    Ia selalu mengenakan jubah putih polos, sepatu hitam, dan jam tangan biasa.

    Dilansir dari laman CNN pada Sabtu, 26 April, gaya Paus yang bersahaja dan sederhana, ternyata memberikan pengaruh begitu luas. Hingga akhirnya, ia dinobatkan sebagai ‘Pria Berpakaian Terbaik 2013’ versi Esquire.

    The New York Times melihat gaya kesederhanaan Paus Fransiskus. Terlihat sepatu hitam yang disebut-sebut dibuat oleh sahabat lamanya di Buenos Aires. Hingga akhirnya, sepatu hitam itu langsung menarik perhatian dunia.

    Berbeda dengan pendahulunya, Benediktus XVI yang gemar mengenakan busana dan aksesoris mewah, seperti salib dada berhias permata, sepatu rancangan desainer dengan warna merah terang, topi beludru, hingga topi bulu.

    Berbeda dengan Fransiskus yang tampil apa adanya mengenakan busana liturgi polos dan alas kaki praktis. Tak butuh waktu lama agar gaya ini mendapat pengakuan.

    The Cut menjuluki Fransiskus sebagai ‘paus normcore’ dunia, karena penampilannya yang sederhana dan tanpa pernak-pernik. Ia pun menjadi paus pertama yang tampil di sampul Rolling Stone. Tak hanya itu, berbagai meme dan merchandise mulai bermunculan, dari kaus hingga mug dengan wajah Paus Fransiskus sebagai ikon.

    “Sementara Bradley Cooper, Chris Pine, dan Joseph Gordon-Levitt mengalami tahun gemilang, pilihan busana mereka hanya sebatas karpet merah. Sementara itu, keputusan sartorial Paus Fransiskus secara halus menandakan era baru. Bagi banyak orang, bagi Gereja Katolik, itu harapan baru,” kata Max Berlinger, perwakilan dari Esquire.

    Max Berlinger bahkan diundang ke berbagai acara TV untuk membahas pilihannya menempatkan Paus di daftar pria berbusana terbaik. Namun, undangan tersebut ia tolak.

    “Aku cuma merasa itu keren dan layak disorot. Paus sebelumnya mengenakan pakaian mahal. Paus Fransiskus justru pergi ke penjara dan membasuh kaki narapidana. Aku merasa pakaian itu mencerminkan pergeseran yang lebih besar,” ujarnya.

    Carol Richardson, sejarawan seni liturgi dari University of Edinburgh, melihat kontras gaya antara Benediktus dan Paus Fransiskus sebagai cerminan dari pandangan teologi yang berbeda.

    “Benediktus XVI sedang ‘bermain’ dengan berbagai periode waktu lewat apa yang ia kenakan. Sebagai tradisionalis, ia ingin menegaskan kesinambungan historis kepausan,” jelas Richardson.

    “Sementara Fransiskus, sebagai Paus Jesuit pertama, lebih menekankan pada praktik nyata. Jesuit mempelajari bahasa, filsafat, sejarah, retorika, semua itu untuk diterapkan dalam kehidupan nyata sebagai imam dunia.” lanjutnya.

    Meski tidak berusaha tampil simbolis, pakaian serba putih Fransiskus tetap sarat makna. Warna putih melambangkan kemurnian dan kasih, sedangkan sejumlah aksesoris merah menandakan pengorbanan dan belas kasih.

    Sepatu hitam yang dikenakan, meski tidak memiliki makna resmi, mengingatkan pada biarawan tentang hidup kemiskinan dan kedermawanan.

  • Jokowi Duduk Sederet dengan Trump-Zelensky saat Hadiri Pemakaman Paus

    Jokowi Duduk Sederet dengan Trump-Zelensky saat Hadiri Pemakaman Paus

    Jakarta

    Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) telah mengikuti prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Jokowi yang diutus Presiden Prabowo Subianto itu terlihat duduk di deretan paling depan sejajar dengan pemimpin dunia lain.

    Pemakaman Paus Fransiskus diawali dengan misa di Basilika Santo Petrus di Vatikan. Misa itu diikuti oleh ribuan orang mulai dari rakyat biasa, pemimpin dunia, hingga uskup dan kardinal dari seluruh dunia.

    Dalam tayangan misa yang disiarkan Vatikan, Sabtu (24/6/2025), Jokowi terlihat mengenakan jas dan peci serba hitam. Dia tampak berada di samping Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Deretan kursi yang ditempati Jokowi dikhususkan oleh perwakilan sejumlah pemimpin dunia. Jokowi tampak berada dalam satu deretan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump hingga Presiden Prancis Emmanuel Macron.

    Prabowo diketahui mengutus empat orang mewakili pemerintah Indonesia untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus. Empat orang utusan Prabowo itu adalah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Wakil Menkeu Thomas Aquinas Djiwandono, dan Ketua Panitia Penyambutan Paus Fransiskus di Indonesia 2024 Ignasius Jonan.

    Utusan khusus Presiden Indonesia adalah salah satu dari sekitar 170 delegasi negara dan organisasi internasional, yang akan menghadiri misa pemakaman Paus Fransiskus. Yang akan hadir antara lain Presiden AS Donald Trump, Pangeran William dari Inggris dan PM Keir Starmer, Raja dan Ratu Spanyol, juga dari Kerajaan Belgia, Swedia, Norwegia, dan Monako.

    (ygs/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Jokowi Berdoa di Depan Peti Jenazah Paus Fransiskus

    Jokowi Berdoa di Depan Peti Jenazah Paus Fransiskus

    GELORA.CO – Presiden Prabowo Subianto mengirim utusannya untuk menghadiri pemakaman Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik Paus Fransiskus. Salah satu yang dikirim di antaranya adalah Joko Widodo (Jokowi). 

    Selain mantan Presiden Jokowi, tiga lainnya yang diutus secara khusus oleh Prabowo adalah, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Tommy Djiwandono, mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan, dan Menteri Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai.

    Dari foto yang beredar, Sabtu (26/4/2025), Jokowi dan utusan Prabowo lainnya sudah berada di Basilika. Nantinya dilanjutkan dengan mengikuti proses pemakaman dari Paus Fransiskus. 

    Para utusan khusus Prabowo ini berdoa di depan peti jenazah Paus Fransiskus. Jokowi yang seorang Muslim terlihat mengangkat tangan berdoa di depan jenazah Pemimpin Gereja Katolik se-dunia itu. (*)

  • Sukidi: Pemimpin Welas Asih seperti Paus Fransiskus yang Dibutuhkan Indonesia
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 April 2025

    Sukidi: Pemimpin Welas Asih seperti Paus Fransiskus yang Dibutuhkan Indonesia Nasional 26 April 2025

    Sukidi: Pemimpin Welas Asih seperti Paus Fransiskus yang Dibutuhkan Indonesia
    Editor
    KOMPAS.com
    – Pemikir kebhinekaan Sukidi menekankan pentingnya
    Indonesia
    meneladani kepemimpinan welas asih yang ditunjukkan oleh
    Paus Fransiskus
    .
    Menurut dia, nilai-nilai belas kasih yang dihayati dan dipraktikkan oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik tersebut sejalan dengan semangat kebangsaan yang digariskan oleh Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.
    “Indonesia perlu mewarisi keteladanan Paus, bahwa kepemimpnan yang penuh welas asih itulah yang dibutuhkan republik ini, karena ini sesuai dengan pesan Bung Karno pada pidato 1 Juni 1945, bahwa Indonesia ini didirikan sebagai negara yang berketuhanan,” kata Sukidi, seperti dilansir dari program Satu Meja Kompas TV, Sabtu (26/4/2025).
    “Karena itu, prinsip ketuhanan yang welas asih, yang saling menghormati kepada sesama, yang menumbuhkan cinta kasih kepada sesama, itulah yang kita butuhkan untuk Indonesia ke depan,” tambah dia.
    Dalam pandangan Sukidi, Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin agama, melainkan juga simbol moral dunia yang menunjukkan keberpihakan pada kaum lemah dan yang menderita.
    “Dari Paus Fransiskus kita belajar tentang seorang tokoh agama yang menjiwai betul arti belas kasih kepada sesama. Belas kasih itu adalah kesediaan membuka diri kita terhadap penderitaan orang lain, dan merasakan penderitaan orang lain sebagai bagian dari penderitaan kita, sehingga kita terpanggil untuk membebaskan rakyat dari mata rantai kesengsaraan itu sendiri,” ujar Sukidi. 
    “Itu yang kita butuhkan pada pemimpin republik ini, untuk menjadikan rakyat bukan sebagai komoditas politik, tapi sebagai bentuk pelayanan tertinggi untuk kesejahteraan rakyat itu sendiri,” sambung dia. 
    Lebih lanjut, Sukidi menekankan bahwa dalam situasi bangsa yang penuh tantangan, rakyat Indonesia harus memegang teguh harapan.
    Ia mengutip tokoh perjuangan anti-apartheid Nelson Mandela, yang tetap menjaga harapan meski harus mendekam di penjara selama 27 tahun karena perjuangannya.
    “Ketika semua hal-hal hilang dalam hidupnya, dia menitipkan harapan sebagai senjata paling ampun untuk merawat bangsa Afrika ke depan,” ujar dia.
    Dalam konteks Indonesia, Sukidi mengingatkan bahwa harapan harus dilandasi oleh iman dan cinta.
    Mengutip Kardinal Suharyo, ia menyatakan bahwa Tuhan memulai karya yang baik dan akan menyelesaikannya dengan baik pula.
    “Karena itu rasa cinta, rasa bakti kepada Tanah Air, harus selalu kita pupuk, harus selalu kita iringi semangat untuk merawat Tanah Air dengan patriot, dengan
    spirit
    kejujuran dan integritas yang luhur itu sendiri,” ujar dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pertama Setelah 350 Tahun, Paus Dimakamkan di Luar Vatikan

    Pertama Setelah 350 Tahun, Paus Dimakamkan di Luar Vatikan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Fransiskus telah dimakamkan hari ini, Sabtu (26/4/2025) waktu setempat. Pemimpin umat Katolik sedunia itu dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore.

    Paus Fransiskus meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) di Vatikan, dalam usia 88 tahun. “The People’s Pope” ini sebelumnya telah meminta lokasi khusus untuk pemakamannya, bukan di Vatikan, seperti pendahulunya.

    Para Paus biasanya dimakamkan di dalam Kota Vatikan, di bawah Basilika Santo Petrus. Namun, Paus Fransiskus akan menjadi paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan.

  • Prabowo Utus Jokowi ke Pemakaman Paus Fransiskus, Andi Widjajanto: Baru Ini Mantan Presiden Diutus – Halaman all

    Prabowo Utus Jokowi ke Pemakaman Paus Fransiskus, Andi Widjajanto: Baru Ini Mantan Presiden Diutus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengutus Presiden RI ke-7 Joko Widodo menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma, Italia.

    Mantan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto mengaku tak mengerti alasan Presiden Prabowo Subianto mengutus Jokowi tersebut.

    Dirinya menduga baru pertama kali seorang Presiden mengutus mantan Presiden dalam tugas kenegaraan.

    “Saya tidak tahu pertimbangannya apa ya. Mungkin baru sekali ini Pak Presiden mengutus mantan Presiden dalam tugas kenegaraan,” kata Andi Widjajanto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Sabtu (26/4/2025).

    Andi mempertanyakan alasan Prabowo mengutus Jokowi ke Vatikan.

    Padahal, menurut Andi Widjajanto, ada sosok Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memiliki hubungan dekat dengan Paus Fransiskus.

    “Jadi, tidak mengirim misalnya menteri yang relevan, tidak mengirim misalnya menteri agama. Jika ketika Paus berkunjung ke sini, ada interaksi-interaksi personal yang sangat berbeda,” katanya.

    Dirinya mengaku tidak memahami apakah ada motif politik dalam penugasan terhadap Jokowi ini.

    “Saya tidak memahami pertimbangannya, juga tidak terlalu memahami apakah ini ada kalkulasi politik di belakangnya,” pungkasnya.

    Seperti diketahui, Presiden Prabowo mengutus sejumlah tokoh untuk hadir ke pemakaman Paus Fransiskus yang akan diselenggarakan di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Roma, Italia, pada Sabtu (26/4/2025).

    Presiden mengutus delegasi karena berhalangan hadir langsung pada acara pemakaman Paus.

    “Oleh karena itu, atas nama pemerintah Indonesia bapak presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mengutus beberapa tokoh untuk ikut menghadiri acara pemakaman di Vatikan,” kata Prasetyo di Gedung Kementerian Sekretaris Negara, Rabu, (23/4/20256).

    Dua dari delegasi yang Diutus untuk hadir tersebut diantaranya Presiden Ketujuh Joko Widodo dan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono. Kemudian ada nama Ignasius Jonan yang menjadi Ketua Panitia penyambutan Paus saat berkunjung ke Indonesia September tahun lalu.