Tag: Paus Fransiskus

  • Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menampilkan tangkapan layar berita yang mengutip perkataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang menyebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya.

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menghadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Khatolik, Paus Fransiskus, di Vatikan.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Joko Widodo: Peti Yang Mulia Paus Fransiskus Mengeluarkan Cahaya, Ini Menjadi Sejarah Dalam Hidup Saya.”

    Namun, benarkah artikel Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya?

    Tangkapan layar artikel yang menarasikan Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya. Faktanya, judul artikel dalam tangkapan layar tersebut merupakan suntingan. (X)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ditemukan artikel yang menyatakan Jokowi mengeluarkan pernyataan sebagaimana diklaim dalam unggahan yang beredar itu.

    Namun, ANTARA menemukan artikel lain dengan elemen yang serupa, yakni foto, tanggal, dan sumber media yang sama, yang berjudul berbeda, yaitu “Mengapa Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus?”. Artikel ini dipublikasikan di laman Tempo pada 26 April 2025.

    Isi artikel tersebut membahas latar belakang serta tanggapan pro dan kontra terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Joko Widodo sebagai Utusan Khusus Presiden untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti Paus Fransiskus bercahaya

    Cek fakta, artikel Jokowi yang sebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di X menampilkan tangkapan layar berita yang mengutip perkataan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo yang menyebut peti jenazah Paus Fransiskus bercahaya.

    Diketahui, Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan untuk menghadiri pemakaman pemimpin tertinggi Gereja Khatolik, Paus Fransiskus, di Vatikan.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Joko Widodo: Peti Yang Mulia Paus Fransiskus Mengeluarkan Cahaya, Ini Menjadi Sejarah Dalam Hidup Saya.”

    Namun, benarkah artikel Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya?

    Tangkapan layar artikel yang menarasikan Jokowi klaim peti Paus Fransiskus bercahaya. Faktanya, judul artikel dalam tangkapan layar tersebut merupakan suntingan. (X)

    Penjelasan:

    Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ditemukan artikel yang menyatakan Jokowi mengeluarkan pernyataan sebagaimana diklaim dalam unggahan yang beredar itu.

    Namun, ANTARA menemukan artikel lain dengan elemen yang serupa, yakni foto, tanggal, dan sumber media yang sama, yang berjudul berbeda, yaitu “Mengapa Prabowo Utus Jokowi Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus?”. Artikel ini dipublikasikan di laman Tempo pada 26 April 2025.

    Isi artikel tersebut membahas latar belakang serta tanggapan pro dan kontra terkait keputusan Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Joko Widodo sebagai Utusan Khusus Presiden untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Pewarta: Tim JACX
    Editor: Indriani
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sangha Mahayana Indonesia Serukan Pengendalian Diri Demi Perdamaian Dunia

    Sangha Mahayana Indonesia Serukan Pengendalian Diri Demi Perdamaian Dunia

    Jakarta: Sangha Mahayana Indonesia menggelar acara peringatan Hari Raya Waisak 2569 B.E./2025 di Balai Samudera Convention Center, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis, 1 Mei 2025. Acara bertema ‘Tingkatkan Pengendalian Diri untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia’ ini dihadiri oleh 75 Bhiksu dan Bhiksuni serta ratusan umat Buddha dari berbagai daerah.

    Acara pun berlangsung khidmat. Dalam prosesi utama, yaitu Pemandian Rupang Bayi Siddharta atau Yufo, umat diajak untuk kembali pada kemurnian hati sebagai simbol kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama. 

    Kemudian, Dharmadesana disampaikan oleh YM. Bhiksu Andhanavira Mahastavira, sementara sambutan utama disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Indonesia, Bhiksu Sakya Sugata.

    Dalam pesannya, Bhiksu Sakya Sugata menekankan pentingnya pengendalian diri sebagai fondasi perdamaian. “Semua dimulai dari diri sendiri, dari pikiran, ucapan, dan perbuatan,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus, yang dikenang sebagai tokoh perdamaian dunia. “Sangha Mahayana Indonesia mendoakan beliau mencapai kebahagiaan tanpa batas,” katanya.

    Ia menjelaskan bahwa dalam ajaran Mahayana, perdamaian bukanlah sekadar wacana global, tetapi berangkat dari latihan pribadi melalui pengendalian batin. 

    “Dengan batin yang jernih, bagaimana mungkin kita menyakiti makhluk lain?” ucapnya. 

    Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Indonesia, Bhiksu Sakya Sugata. (Foto: Medcom/Patrick Pinaria)

     

    Prosesi Yufo juga menjadi simbol spiritual yang mendalam. Bhiksu Sakya Sugata menjelaskan bahwa kisah kelahiran Siddharta yang penuh keajaiban mengajarkan umat untuk menghormati kehidupan dan menumbuhkan welas asih.

    “Air hangat dari langit yang memandikan Bodhisattva adalah lambang kesucian dan kasih universal,” tuturnya.

    Perayaan Waisak kali ini dihadiri umat dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Bandung dan Karawang. Momen pemandian Rupang Bayi Siddharta memberi makna spiritual mendalam.

    “Seperti kembali ke fitrah, ke hati yang murni seperti bayi,” katanya.

    Adapun pemilihan lokasi acara di Balai Samudera karena mengandung makna simbolik. “Samudera kehidupan penuh duka, maka kita bahas dengan Samudera Dharma, atau Fahai,” ujar Bhiksu Sakya Sugata. 

     

    Ia juga menyebut bahwa tahun ini perayaan menjadi lebih meriah karena pertama kalinya dilaksanakan bersama Majelis Mahayana Indonesia, didukung oleh Kementerian Agama dan perwakilan DPR RI.
     
    Waisak sebagai momentum memurnikan batin

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi. (Foto: Medcom/Patrick Pinaria)

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi, turut menyampaikan sambutan mewakili Menteri Agama yang berhalangan hadir. Ia menegaskan bahwa tema Waisak tahun ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini.

    “Dunia yang penuh konflik memerlukan perubahan yang dimulai dari dalam diri,” ujarnya.

    Ia mengingatkan bahwa dalam ajaran Buddha, pengendalian diri merupakan jalan utama untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan. 

    “Dengan sila, samadhi, dan paññ?, umat Buddha diajak menjadi pribadi damai dan penuh welas asih,” tambahnya.

    Supriyadi mengajak umat menjadikan Waisak sebagai momen refleksi diri. “Mari kita menjadi pelita di tengah kegelapan, jembatan di tengah perpecahan, dan penyejuk di tengah panasnya pertentangan,” ucapnya menutup sambutan.

    Jakarta: Sangha Mahayana Indonesia menggelar acara peringatan Hari Raya Waisak 2569 B.E./2025 di Balai Samudera Convention Center, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis, 1 Mei 2025. Acara bertema ‘Tingkatkan Pengendalian Diri untuk Mewujudkan Perdamaian Dunia’ ini dihadiri oleh 75 Bhiksu dan Bhiksuni serta ratusan umat Buddha dari berbagai daerah.
     
    Acara pun berlangsung khidmat. Dalam prosesi utama, yaitu Pemandian Rupang Bayi Siddharta atau Yufo, umat diajak untuk kembali pada kemurnian hati sebagai simbol kelahiran Bodhisattva Siddharta Gautama. 
     
    Kemudian, Dharmadesana disampaikan oleh YM. Bhiksu Andhanavira Mahastavira, sementara sambutan utama disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Indonesia, Bhiksu Sakya Sugata.

    Dalam pesannya, Bhiksu Sakya Sugata menekankan pentingnya pengendalian diri sebagai fondasi perdamaian. “Semua dimulai dari diri sendiri, dari pikiran, ucapan, dan perbuatan,” ujarnya.
     
    Ia juga menyampaikan duka cita atas wafatnya Paus Fransiskus, yang dikenang sebagai tokoh perdamaian dunia. “Sangha Mahayana Indonesia mendoakan beliau mencapai kebahagiaan tanpa batas,” katanya.
     
    Ia menjelaskan bahwa dalam ajaran Mahayana, perdamaian bukanlah sekadar wacana global, tetapi berangkat dari latihan pribadi melalui pengendalian batin. 
     
    “Dengan batin yang jernih, bagaimana mungkin kita menyakiti makhluk lain?” ucapnya. 
     

    Sekretaris Jenderal Sangha Mahayana Indonesia, Bhiksu Sakya Sugata. (Foto: Medcom/Patrick Pinaria)
     
     

     
    Prosesi Yufo juga menjadi simbol spiritual yang mendalam. Bhiksu Sakya Sugata menjelaskan bahwa kisah kelahiran Siddharta yang penuh keajaiban mengajarkan umat untuk menghormati kehidupan dan menumbuhkan welas asih.
     
    “Air hangat dari langit yang memandikan Bodhisattva adalah lambang kesucian dan kasih universal,” tuturnya.
     
    Perayaan Waisak kali ini dihadiri umat dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Bandung dan Karawang. Momen pemandian Rupang Bayi Siddharta memberi makna spiritual mendalam.
     
    “Seperti kembali ke fitrah, ke hati yang murni seperti bayi,” katanya.
     
    Adapun pemilihan lokasi acara di Balai Samudera karena mengandung makna simbolik. “Samudera kehidupan penuh duka, maka kita bahas dengan Samudera Dharma, atau Fahai,” ujar Bhiksu Sakya Sugata. 
     
     

     
    Ia juga menyebut bahwa tahun ini perayaan menjadi lebih meriah karena pertama kalinya dilaksanakan bersama Majelis Mahayana Indonesia, didukung oleh Kementerian Agama dan perwakilan DPR RI.
     
    Waisak sebagai momentum memurnikan batin

    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi. (Foto: Medcom/Patrick Pinaria)
     
    Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama RI, Supriyadi, turut menyampaikan sambutan mewakili Menteri Agama yang berhalangan hadir. Ia menegaskan bahwa tema Waisak tahun ini sangat relevan dengan kondisi dunia saat ini.
     
    “Dunia yang penuh konflik memerlukan perubahan yang dimulai dari dalam diri,” ujarnya.
     
    Ia mengingatkan bahwa dalam ajaran Buddha, pengendalian diri merupakan jalan utama untuk mengikis keserakahan, kebencian, dan kebodohan. 
     
    “Dengan sila, samadhi, dan paññ?, umat Buddha diajak menjadi pribadi damai dan penuh welas asih,” tambahnya.
     
    Supriyadi mengajak umat menjadikan Waisak sebagai momen refleksi diri. “Mari kita menjadi pelita di tengah kegelapan, jembatan di tengah perpecahan, dan penyejuk di tengah panasnya pertentangan,” ucapnya menutup sambutan.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Jelang Konklaf Pemilihan Paus, Cerobong Asap Dipasang di Kapel Sistina

    Jelang Konklaf Pemilihan Paus, Cerobong Asap Dipasang di Kapel Sistina

    Vatican City

    Para pekerja di Vatikan mulai memasang cerobong asap di bagian atap Kapel Sistina untuk digunakan selama konklaf, atau pemilihan Paus baru untuk menggantikan mendiang Paus Fransiskus, yang prosesnya dimulai pada 7 Mei mendatang.

    Pemasangan cerobong asap itu, seperti dilansir AFP, Jumat (2/5/2025), dilakukan oleh sejumlah petugas pemadam kebakaran di Vatican City pada Jumat (2/5) waktu setempat, seperti disaksikan langsung oleh seorang reporter AFP yang ada di sana.

    Para kardinal dari seluruh dunia telah dipanggil kembali ke Roma setelah meninggalnya Paus Fransiskus dalam usia 88 tahun pada 21 April lalu. Mendiang Paus Fransiskus memimpin Gereja Katolik sedunia selama 12 tahun hingga berpulang.

    Sebanyak 133 kardinal dari berbagai negara, yang berusia di bawah 80 tahun dan memenuhi syarat untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, akan berkumpul di Kapel Sistina pada 7 Mei mendatang untuk mulai memberikan suara secara rahasia.

    Proses ini diperkirakan akan memakan waktu beberapa hari.

    Para kardinal nantinya akan memberikan suara secara rahasia untuk memilih Paus yang baru, dan mengungkapkan hasilnya kepada dunia yang menanti dengan membakar surat suara pada tungku khusus.

    Cerobong asap di atap Kapel Sistina akan mengeluarkan asap hitam jika tidak ada yang terpilih, atau mengepulkan asap putih jika telah terpilih Paus yang baru.

    Jika seorang kandidat memperoleh mayoritas dua pertiga suara yang dibutuhkan untuk menang — sedikitnya 89 suara dukungan — maka surat suara akan dibakar pada tungku khusus dengan tambahan bahan kimia tertentu untuk mengeluarkan asap putih melalui cerobong asap.

    Jika tidak ada kandidat yang mendapatkan cukup suara dukungan selama pemungutan suara pagi pertama yang digelar, maka para kardinal akan melanjutkan ke pemungutan suara kedua, dan barulah setelah itu surat suara akan dibakar.

    Jika tidak ada Paus baru yang terpilih, maka tidak ada bahan kimia yang ditambahkan dan asap yang mengepul keluar dari cerobong asap di atap Kapel Sistina akan berwarna hitam.

    Maka selanjutnya akan dilanjutkan pada pemungutan suara sore hari dengan mengikuti prosedur yang sama. Jika pada sore hari itu, ada seorang Paus baru yang terpilih pada pemungutan suara pertama, maka akan ada asap putih mengepul.

    Namun jika tidak, maka para kardinal akan melanjutkan ke pemungutan suara kedua pada sore hari yang sama, dan baru setelah itu surat suara akan dibakar sesuai dengan hasilnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Yakin AS Bisa Untung Lebih dari 350 Miliar Dolar dengan Keruk Mineral Ukraina – Halaman all

    Trump Yakin AS Bisa Untung Lebih dari 350 Miliar Dolar dengan Keruk Mineral Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yakin pemerintah AS akan mendapatkan untung lebih dari 350 miliar dolar dari kerja sama dengan Ukraina untuk mengelola sumber daya mineral mereka.

    Trump berulang kali mengklaim AS telah memberikan bantuan militer senilai 350 miliar dolar untuk Ukraina guna mendukungnya dalam perang melawan Rusia.

    Setelah kembali ke Gedung Putih pada Januari lalu, Trump mengusulkan agar Ukraina memberikan sumber daya mineralnya kepada AS untuk mengganti bantuan militer yang mereka terima selama ini.

    Presiden AS mencatat bahwa negara-negara Eropa telah menghabiskan 100 miliar dolar untuk mendukung Ukraina, dan dana mereka aman karena ada uang Rusia di bank mereka.

    “(Mantan Presiden AS Joe) Biden memberi mereka 350 miliar dolar dalam bentuk uang tunai dan peralatan militer… dan kami tidak mendapat apa pun,” kata Trump kepada wartawan seperti diberitakan NewsNation, Kamis (1/5/2025).

    Trump mengatakan ia merasa AS tidak seharusnya memberikan bantuan secara cuma-cuma dan kemudian menyoroti sumber daya mineral yang sangat kaya di Ukraina.

    “Dan kami membuat kesepakatan hari ini di mana kami mendapatkan lebih banyak, secara teori, daripada 350 miliar dolar,” kata Trump, seperti diberitakan Pravda. 

    Ia juga menyatakan keinginannya untuk membantu mencapai kesepakatan perdamaian abadi dengan cepat guna mengakhiri kematian tentara di kedua belah pihak dan warga sipil.

    Trump terakhir kali bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 26 April 2025 ketika keduanya menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan.

    Saat ditanya tentang isi pembicaraannya dengan Zelenskyy di Vatikan, Trump mengatakan dia menyampaikan kepada Zelensky bahwa akan sangat bagus jika mereka dapat membuat kesepakatan dan dia menandatanganinya.

    Sebelumnya, AS dan Ukraina menandatangani perjanjian mineral pada hari Rabu, 30 April 2025.

    Pada hari berikutnya, pemerintah Ukraina menerbitkan teks perjanjian tersebut.

    Teks tersebut menyebutkan setidaknya ada 57 jenis mineral yang akan ditambang di Ukraina bersama AS.

    Sebagai imbalannya, AS akan memberikan bantuan militer kepada Ukraina.

    Menurut dokumen tersebut, Ukraina akan menyumbangkan 50 persen dari semua pendapatan yang dihasilkan oleh lisensi baru untuk mengekstraksi mineral di area baru ke dalam dana tersebut, seperti diberitakan TASS. 

    AS dan Ukraina akan memiliki hak suara yang sama dalam mengelola dana tersebut.

    Selain itu, perjanjian tersebut tidak mempertimbangkan kewajiban langsung Ukraina kepada AS.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina

  • Inah Canabarro Lucas, Orang Tertua di Dunia, Meninggal pada Usia 116 Tahun

    Inah Canabarro Lucas, Orang Tertua di Dunia, Meninggal pada Usia 116 Tahun

    TRIBUNJATENG.COM, PORTO ALEGRE – Orang tertua di dunia, Inah Canabarro Lucas, meninggal dunia pada Rabu (30/4/2025).

    Biarawati asal Brasil itu mengembuskan napas terakhir di usia 116 tahun. 

    Sosok yang dikenal penuh dedikasi ini sempat nyaris tidak selamat saat bayi dan menyebut umur panjangnya sebagai anugerah dari Tuhan.

    “Inah dulunya anak yang lemah, dan banyak yang meragukan dia akan bertahan hidup,” tulis organisasi pelacak umur panjang LongeviQuest dalam obituari yang dirilis belum lama ini, dikutip dari kantor berita AFP.

    Lahir pada 8 Juni 1908, Canabarro menjadi orang tertua di dunia sejak Januari 2025, menggantikan Tomiko Itooka dari Jepang yang wafat dalam usia yang sama, 116 tahun.

    Kabar duka disampaikan oleh Kongregasi Suster Teresian Brasil di Porto Alegre, tempat Canabarro mengabdikan hidupnya.

    “Kami mengucapkan terima kasih atas dedikasi dan pengabdiannya selama hidup,” tulis mereka dalam pernyataan resmi.

    Canabarro memutuskan menjadi biarawati pada 1934, di usia 26 tahun.

    Saat itu dunia berada di antara dua perang besar, Perang Dunia I dan II.

    Dalam sejumlah kesempatan, ia kerap menyebut bahwa kunci umur panjangnya adalah kepercayaan pada Tuhan.

    “Dia adalah rahasia kehidupan. Dia adalah rahasia segalanya,” ujar Canabarro, seperti dikutip LongeviQuest.

    Pada ulang tahunnya yang ke-110, ia bahkan menerima berkat langsung dari Paus Fransiskus, yang baru-baru ini wafat di usia 88 tahun.

    Meskipun Canabarro mengeklaim dirinya lahir pada 27 Mei 1908, catatan resmi menyebutkan tanggal lahirnya adalah 8 Juni 1908.

    Hal ini dikonfirmasi oleh Direktur Gerontology Research Group (GRG) Robert Young pada Januari lalu kepada AFP.

    LongeviQuest mencatat bahwa Canabarro merupakan orang tertua ke-15 dalam sejarah yang terdokumentasi, serta biarawati tertua kedua setelah Lucile Randon dari Prancis yang meninggal pada 2023 dalam usia 118 tahun.

    Setelah kepergian Canabarro, gelar orang tertua di dunia kini dipegang oleh Ethel Caterham, seorang wanita asal Surrey, Inggris, yang saat ini berusia 115 tahun, menurut GRG dan basis data LongeviQuest. (*)

     

  • Tanggapan Plin-plan Trump soal Niat Putin Berdamai dengan Ukraina, Awal Meragukan, Kini Menjamin – Halaman all

    Tanggapan Plin-plan Trump soal Niat Putin Berdamai dengan Ukraina, Awal Meragukan, Kini Menjamin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden AS, Donald Trump, kembali mengeluarkan sikap yang plin-plan terkait perang antara Rusia dengan Ukraina.

    Pada 26 April 2025 lalu, setelah menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan, Donald Trump sempat meragukan niat Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mengakhiri perang Ukraina.

    Keraguan itu muncul setelah Donald Trump dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bertemu di Vatikan.

    Saat itu, Trump merasa marah setelah Zelensky “ngadu” soal tindakan Putin yang menembakkan rudal ke wilayah sipil Ukraina.

    Bahkan, Trump menyebut Putin tak memiliki niat untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    “Tidak ada alasan bagi Putin untuk menembakkan rudal ke wilayah sipil, kota-kota dan desa-desa di Ukraina,” tulis Trump di Truth Social miliknya, dikutip dari Axios.

    “Hal itu membuat saya berpikir bahwa mungkin dia tidak ingin menghentikan perang, dia hanya memanfaatkan saya, dan harus ditangani dengan cara yang berbeda,” ungkap Trump pada saat itu.

    Akan tetapi, sikap Trump kini berubah dengan menyebut Putin ingin sekali mencapai perjanjian damai dengan Ukraina.

    Pernyataan itu Trump sampaikan ketika koresponden ABC News, Terry Moran, menanyakan ungkapannya di Truth Social beberapa waktu lalu.

    “Saya rasa dia melakukannya, ya,” kata Presiden AS itu, dikutip dari The Moscow Times.

    “Saya rasa… mimpinya adalah menguasai seluruh negeri. Saya rasa karena saya, dia tidak akan melakukan itu,” ujarnya.

    Trump sebelumnya berjanji untuk mengakhiri perang Ukraina “dalam waktu 24 jam” setelah menjabat, tetapi upaya perdamaiannya sejauh ini belum membuahkan hasil.

    Selanjutnya, Trump berjanji akan mengakhiri perang Rusia-Ukraina dalam 100 hari pertama masa jabatannya.

    Janji itu pun kembali berbenturan dengan kenyataan yang tak terelakkan.

    Di perayaan 100 hari masa jabatan Trump pada Selasa (29/4/2025), serangan Rusia meningkat dan mengakibatkan jumlah korban sipil.

    Tak hanya itu, kesepakatan damai antara Rusia dengan Ukraina masih jauh dari kata tercapai.

    Dikutip dari Kyiv Independent, pada bulan Maret 2025, bulan kedua penuh masa jabatan Trump, 164 warga sipil tewas dan 910 terluka akibat serangan Rusia.

    Hampir semua kerugian terjadi di wilayah yang dikuasai pemerintah Ukraina, dan sebagian besar disebabkan oleh rudal jarak jauh atau amunisi yang melayang.

    Angka serupa diperkirakan terjadi pada bulan April 2025, yang juga menyaksikan serangan tunggal paling mematikan bagi anak-anak Ukraina sejak invasi skala penuh dimulai pada tahun 2022.

    Pada tanggal 14 April 2025, 18 orang tewas setelah rudal balistik meledak di taman bermain. Di antara mereka terdapat sembilan anak-anak.

    Serangan besar baru-baru ini di Sumy dan Kyiv juga menjadi berita utama internasional, sementara serangan yang lebih kecil kurang menarik perhatian di luar negeri tetapi terus meningkat.

    Minggu lalu, kepala Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia PBB di Ukraina (HRMU), Danielle Bell, menyerukan “tren yang sangat mengganggu — warga sipil menanggung beban serangan yang semakin intens dan sering terjadi.”

    “Serangan pesawat tak berawak jarak jauh yang terjadi hampir setiap hari telah menewaskan dan melukai banyak warga sipil di seluruh negeri bulan lalu, dan mengganggu kehidupan jutaan orang lainnya,” kata Bell.

    Di garis depan juga, tanda-tanda perdamaian tidak ada, kata Emil Kastehelmi, seorang analis militer Finlandia dari kolektif intelijen sumber terbuka Black Bird Group.

    Alih-alih mundur atau melambat, serangan Rusia malah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, meskipun hal ini belum menghasilkan terobosan teritorial.

    “Saya menduga perang akan terus berlanjut hingga akhir,” ungkap Kastehelmi.

    “Tentu saja, ada banyak diplomasi yang berlangsung di balik pintu tertutup.”

    “Namun, jika kita melihat perkembangan di lapangan, tidak ada tanda-tanda jelas yang menunjukkan adanya terobosan diplomatik dalam beberapa minggu mendatang,” tukasnya.

    AS Ancam Mundur sebagai Mediator

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengancam akan mundur menjadi mediator jika tidak ada proposal konkret dari Rusia dan Ukraina untuk mengakhiri perang.

    Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, diplomat AS John Kelley menyalahkan Rusia atas pertumpahan darah yang terus terjadi.

    Kelley mengatakan bahwa Rusia “sangat disesalkan” telah melakukan serangan besar-besaran yang “menyebabkan hilangnya nyawa yang tidak perlu, termasuk warga sipil yang tidak bersalah”.

    “Saat ini, Rusia memiliki peluang besar untuk mencapai perdamaian abadi,” kata Kelley, dikutip dari Reuters.

    Saat ini, tambah Kelly, beban untuk mengakhiri perang ada di tangan Rusia dan Ukraina.

    “Terserah kepada para pemimpin kedua negara untuk memutuskan apakah perdamaian mungkin terjadi.”

    “Jika kedua pihak siap mengakhiri perang, Amerika Serikat akan sepenuhnya mendukung jalan mereka menuju perdamaian abadi,” katanya.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce mengutip pernyataan Rubio, waktunya telah tiba saat “proposal konkret perlu disampaikan oleh kedua pihak tentang cara mengakhiri konflik ini”.

    “Bagaimana kita melanjutkan dari sini adalah keputusan yang sekarang menjadi milik Presiden.”

    “Jika tidak ada kemajuan, kami akan mundur sebagai mediator dalam proses ini,” kata Bruce dalam jumpa pers rutin.

    Baik Kyiv maupun Moskow berupaya menunjukkan kepada Trump, mereka membuat kemajuan menuju sasarannya untuk mencapai kesepakatan damai yang cepat setelah AS berulang kali mengancam akan menghentikan dorongan perdamaiannya.

    Tetapi di PBB, keduanya saling menyalahkan karena melanjutkan perang.

    Saat ini, Putin telah mengumumkan gencatan senjata selama tiga hari dari 8-10 Mei 2025 untuk menandai peringatan 80 tahun kemenangan Uni Soviet dan sekutunya dalam Perang Dunia Kedua.

    Ukraina mempertanyakan mengapa Moskow tidak menyetujui seruan Kyiv untuk gencatan senjata yang berlangsung setidaknya 30 hari dan dimulai segera.

    (*)

  • Trump Bercanda Ingin Jadi Paus Vatikan Berikutnya, Gantikan Paus Fransiskus – Halaman all

    Trump Bercanda Ingin Jadi Paus Vatikan Berikutnya, Gantikan Paus Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bercanda mengatakan ia ingin menjadi Paus berikutnya, menggantikan Paus Fransiskus yang meninggal dalam usia 88 tahun pada minggu lalu.

    “Saya ingin menjadi Paus. Itu akan menjadi pilihan pertama saya,” kata Donald Trump pada hari Rabu (30/4/2025) kepada wartawan saat ditanya siapa yang ia inginkan menjadi Paus berikutnya.

    Trump mengindikasikan bahwa ia tidak memiliki preferensi khusus.

    “Saya harus mengatakan bahwa kami memiliki seorang kardinal dari suatu tempat bernama New York yang sangat baik, jadi kita lihat saja apa yang terjadi,” kata Trump, seperti diberitakan Al Jazeera.

    Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York, tidak termasuk di antara kandidat potensial untuk posisi tersebut, tetapi warga Amerika lainnya, Kardinal Joseph Tobin, Uskup Agung Newark, New Jersey, ada dalam daftar.

    Tidak ada orang AS yang pernah menjabat sebagai Paus.

    Trump dan istrinya, Melania, melakukan perjalanan ke Roma pada tanggal 26 April 2025 untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus, yang merupakan Paus Amerika Latin pertama di Vatikan.

    Sebelumnya, Trump dan Paus Fransiskus saling sindir selama satu dekade, yang sebagian besar karena seruan Paus agar Trump menaruh belas kasihan kepada imigran, kelompok yang berulang kali ingin dideportasi Trump dari AS.

    Setelah wafatnya Paus Fransiskus, sekitar 135 kardinal Katolik akan segera memasuki konklaf rahasia untuk memilih paus berikutnya.

    Jorge Mario Bergoglio, yang menjadi Paus Fransiskus, meninggal dunia dalam usia ke-88 tahun pada 21 April 2025 pukul 07.35 waktu Vatikan.

    Vatikan mengonfirmasi kematiannya disebabkan oleh stroke, koma, dan gagal kardiovaskular.

    Dokumen tersebut juga menyebutkan masalah kesehatan Paus Fransiskus, termasuk kegagalan pernapasan akut akibat pneumonia polimikroba bilateral, bronkiektasis multipel, hipertensi, dan diabetes tipe 2.

    Selain itu, Vatikan juga mengungkap surat wasiat yang ditulis oleh Paus Fransiskus yang menyatakan ia ingin dimakamkan secara sederhana.

    Lima hari setelah menghembuskan napas terakhir, Paus Fransiskus dimakamkan pada hari Sabtu, 26 April 2025 di Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore di Roma, sesuai surat wasiatnya.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Puan: Paus Fransiskus Tokoh yang Gigih Perjuangkan Perdamaian dan Menentang Kekerasan – Page 3

    Puan: Paus Fransiskus Tokoh yang Gigih Perjuangkan Perdamaian dan Menentang Kekerasan – Page 3

    Puan merasa terhormat pernah diundang secara pribadi oleh Paus Fransiskus untuk menghadiri World Leaders Summit on Children’s Rights di Vatikan pada Februari lalu, bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

    “Saya mengapresiasi Yang Mulia Paus Fransiskus atas inisiatifnya menyelenggarakan KTT Pemimpin Dunia tentang Hak Anak dan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat misi kemanusiaan global demi generasi mendatang,” ujarnya.

    Puan dan Megawati juga mengikuti forum Unbroken Kids Alliance di Roma yang fokus pada anak-anak korban perang di Palestina dan Ukraina. Mereka kemudian diterima langsung oleh Paus di kediaman pribadinya, Santa Marta.

    “Saya benar-benar merasa terhormat atas sambutan Paus kepada kami. Meski dalam kondisi kurang sehat, beliau tetap menerima kami dengan hangat dan ramah,” ujar Puan.

    Dalam pertemuan tersebut, Puan dan Megawati menyampaikan salam dari bangsa Indonesia, yang disebut Paus sebagai ‘beautiful people’. Mereka juga memberikan cenderamata dan Puan menghadiahkan baju wayang batik tradisional, sementara Megawati memberikan lukisan Bunda Maria berkebaya merah dan berkerudung putih.

     

    (*)

  • Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?

    Siapa yang Paling Berpeluang Jadi Pemimpin Umat Katolik?

    GELORA.CO –  Konklaf Vatikan 2025 menjadi sorotan dunia, seiring munculnya daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus.

    Siapa saja nama-nama kardinal yang disebut-sebut paling berpeluang memimpin Gereja Katolik selanjutnya?

    Kini, setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, perhatian global pun tertuju ke Kapel Sistina, Vatikan.

    Pada 7 Mei 2025 mendatang, konklaf ritual dilakukan secara tertutup untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik akan dimulai.

    Meski prosesnya berlangsung sangat rahasia dan tanpa sistem pencalonan resmi, publik dan media tetap aktif meramalkan sosok yang berpeluang menggantikan Paus Fransiskus, pemimpin 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

    Dalam pusaran spekulasi ini, muncul daftar kandidat pengganti Paus Fransiskus atau yang disebut juga sebagai papabili, istilah dalam bahasa Latin yang merujuk pada kardinal yang dipandang layak menjadi paus.

    Proses Pemilihan yang Misterius namun Terstruktur

    Konklaf, dari kata Latin cum clave (terkunci), memang selalu menarik perhatian karena sifatnya yang sepenuhnya tertutup dari dunia luar.

    Para kardinal elektor sebanyak 135 orang dari total 252 kardinal yang akan dikunci di Kapel Sistina tanpa akses komunikasi eksternal.

    Mereka akan memberikan suara sebanyak empat kali sehari, dua kali pagi dan dua kali siang, sampai satu kandidat memperoleh minimal dua pertiga suara.

    “Lama berlangsungnya konklaf tidak bisa ditentukan, bisa cepat selesai dan juga bisa berlangsung lama. Ini tergantung apakah akan segera ada yang memperoleh dukungan 2/3 jumlah kardinal elektor atau tidak,” tulis keterangan KBRI Takhta Suci, dikutip Selasa (29/4/2025).

    Dari 135 kardinal elektor tersebut, 110 adalah orang-orang yang diangkat oleh Paus Fransiskus sendiri, yang artinya mereka cenderung memiliki pandangan teologis dan pastoral yang sejalan dengan sang paus sebelumnya.

    12 Nama Daftar Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus

    Meski tidak ada jaminan, media internasional dan pengamat Vatikan telah menyusun nama-nama yang paling mungkin muncul sebagai paus baru. Berikut adalah daftar 12 kandidat paus yang disebut-sebut paling kuat atau papabili:

    Kardinal Matteo Zuppi (Italia) – Uskup Agung Bologna, dikenal progresif dan dekat dengan gerakan Sant’Egidio yang fokus pada perdamaian dan dialog antaragama.Kardinal Luis Antonio Tagle (Filipina) – Pro-Prefect untuk Evangelisasi, populer di Asia dan sering disebut sebagai “Fransiskus dari Timur.”Kardinal Pietro Parolin (Italia) – Sekretaris Negara Vatikan, diplomat ulung dengan pengalaman internasional luas.Kardinal Robert Sarah (Guinea) – Konservatif tegas dari Afrika Barat, dikenal atas pandangannya yang tradisional.Kardinal Malcolm Ranjith (Sri Lanka) – Uskup Agung Kolombo, vokal dalam isu-isu keadilan sosial dan perdamaian di Asia Selatan.Kardinal Angelo Bagnasco (Italia) – Uskup Agung Emeritus Genoa, seorang teolog berpengaruh di Eropa.Kardinal Pierbattista Pizzaballa (Yerusalem) – Patriark Latin Jerusalem, berpengalaman dalam dialog antaragama di Timur Tengah.Kardinal Peter Erdo (Hongaria) – Uskup Agung Esztergom-Budapest, figur penting dari Eropa Tengah.Kardinal Willem Eijk (Belanda) – Uskup Agung Utrecht, dikenal sebagai intelektual Katolik dengan pandangan konservatif.Kardinal Anders Arborelius (Swedia) – Uskup Stockholm, paus potensial pertama dari Skandinavia.Kardinal Charles Bo (Myanmar) – Uskup Agung Yangon, dikenal karena advokasinya terhadap hak asasi manusia.Kardinal Jean-Marc Aveline (Perancis) – Uskup Agung Marseille, dengan fokus pada integrasi dan imigrasi.

    Sejarah menunjukkan bahwa paus terpilih sering kali bukan dari deretan nama teratas.

    Jorge Mario Bergoglio, misalnya, tidak termasuk kandidat utama saat konklaf 2013, namun justru menjadi Paus Fransiskus yang revolusioner.

    Artinya, peluang tetap terbuka bagi nama-nama lain di luar daftar di atas, termasuk Ignatius Kardinal Suharyo dari Indonesia yang turut serta sebagai kardinal elektor.