Tag: Paus Benediktus

  • Hidup Nyaman Tanpa Gaji Seumur Hidup!

    Hidup Nyaman Tanpa Gaji Seumur Hidup!

    Jakarta: Paus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma, memimpin lebih dari satu miliar umat di seluruh dunia. Ia juga kepala negara Vatikan, negara terkecil di dunia. Tapi, tahukah kamu bahwa jabatan sebesar itu ternyata tidak datang dengan gaji?
     
    Merangkum Daily Mail, Jumat, 9 Mei 2025, Paus tidak menerima gaji tradisional seperti pemimpin negara lainnya. Sebagai gantinya, seluruh kebutuhannya dipenuhi oleh Vatikan. Mulai dari tempat tinggal, makanan, keamanan, transportasi, hingga perawatan kesehatan semuanya ditanggung negara.

    Paus Fransiskus: Simbol kesederhanaan dan anti gaji
    Paus Fransiskus yang menjabat dari 2013 hingga 2025 dikenal luas dengan gaya hidupnya yang rendah hati. Ia bahkan secara aktif menolak menerima pendapatan pribadi selama masa kepausannya.
     
    Meski secara teknis mungkin berhak atas gaji sekitar €2.500 per bulan (sekitar Rp43 juta), Fransiskus menolak semua itu. Sikapnya terinspirasi dari Santo Fransiskus dari Asisi dan menjadi simbol kesetiaan pada kesederhanaan serta keberpihakan pada kaum miskin.

    “Paus Fransiskus memberikan €200.000 kepada narapidana di penjara Roma,” salah satu contoh bagaimana dana yang dimiliki digunakan untuk kemanusiaan, bukan kemewahan.

    Tidak bergaji bukan berarti hidup susah
    Meski tak menerima gaji, Paus jauh dari kata kekurangan. Dengan estimasi kekayaan bersih sebesar £12 juta (sekitar Rp240 miliar), semua kebutuhannya dipenuhi oleh Vatikan. Ia juga memiliki akses ke:
     
    – Armada kendaraan resmi
    – Tunjangan perjalanan dan amal
    – Tempat tinggal resmi seperti Istana Apostolik atau Domus Sanctae Marthae
    Gaya hidup Paus dan penghematan Vatikan
    Menariknya, Paus Fransiskus sempat menolak tinggal di istana dan memilih wisma sederhana sebagai tempat tinggal. Bahkan, ia memotong gaji para kardinal hingga 10 persen di tahun 2021 sebagai langkah efisiensi pasca-pandemi.
     
    Kini, kardinal digaji sekitar €4.000-€5.500 per bulan, uskup sekitar €3.000, dan imam rata-rata hanya €1.200. Para biarawan/biarawati yang bersumpah hidup miskin bahkan umumnya tak digaji kecuali punya jabatan administratif.
    Pendapatan Vatikan
    Lalu dari mana Vatikan mendapat dananya? Beberapa sumber utama adalah:
     
    – Donasi umat Katolik, termasuk Peter’s Pence (sekitar £20 juta/tahun)
    – Pariwisata dan Museum Vatikan
    – Hasil investasi dan aset properti
     
    Tiga negara penyumbang terbesar donasi tahunan Vatikan adalah Amerika Serikat, Jerman, dan Italia.
     
    Namun, Vatikan bukan tanpa masalah keuangan. Pada 2023, mereka mencatat defisit operasional sebesar £70 juta. Hal ini bahkan sempat memicu kekhawatiran akan dana pensiun para pegawai Vatikan.
    Hidup bukan Untuk kaya, tapi mengabdi seumur hidup
    Peran Paus bukan soal kekuasaan atau kemewahan, tapi pengabdian spiritual seumur hidup. Bahkan setelah pensiun, seperti Paus Benediktus XVI, mereka tetap tinggal di dalam Vatikan dan menjalani hidup sederhana.
     
    Jadi, meski Paus Leo XIV atau para pendahulunya tak digaji secara konvensional, mereka tetap hidup nyaman berkat sistem keuangan Vatikan yang unik dan pengabdian penuh pada tugas spiritual.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Asap Hitam Lagi-Lagi Keluar, Ingat Kembali Sejarah Pemilihan Paus Tahun 1268, Butuh Waktu 3 Tahun – Halaman all

    Asap Hitam Lagi-Lagi Keluar, Ingat Kembali Sejarah Pemilihan Paus Tahun 1268, Butuh Waktu 3 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Asap hitam kembali terlihat mengepul dari cerobong asap Kapel Sistina pada Kamis pagi (8/5/2025) waktu setempat, menandakan bahwa belum ada paus baru yang terpilih.

    Asap tersebut muncul setelah dua putaran pemungutan suara yang dilakukan para Kardinal Katolik pada hari kedua konklaf.

    Setiap kali Dewan Kardinal melakukan pemungutan suara namun belum mencapai keputusan, putaran tersebut ditutup dengan asap hitam dari cerobong Kapel Sistina.

    Para kardinal masih memiliki kesempatan untuk melakukan dua putaran suara lagi pada Kamis, dan proses akan dilanjutkan keesokan harinya jika belum ada keputusan.

    Untuk menjadi Paus, seorang kardinal harus memperoleh mayoritas dua pertiga, yakni 89 dari total 133 suara.

    Munculnya asap hitam di awal proses pemilihan bukanlah hal yang aneh.

    Mengutip CNN, Paus Benediktus XVI terpilih setelah empat kali pemungutan suara, Paus Fransiskus setelah lima kali, sedangkan Paus Yohanes Paulus II setelah delapan kali.

    PEMILIHAN PAUS BARU – Tangkap layar YouTube Vatican News pada 8 Mei 2025, memperlihatkan asap hitam keluar dari Kapel Sistina pada Kamis pagi (8/5/2025). Kapel Sistina kembali mengeluarkan asap hitam, tanda belum terpilihnya paus baru. (Tangkap layar YouTube Vatican News)

    Berapa Lama Pemilihan Paus (Konklaf) Bisa Berlangsung?

    Jawabannya bervariasi.

    Konklaf paling lama dalam sejarah terjadi pada tahun 1268, menyusul wafatnya Paus Klemens IV, dan berlangsung hampir tiga tahun.

    Mengutip ABC News, konklaf tersebut dimulai pada November 1268 dan baru selesai pada September 1271.

    Lama waktu konklaf disebabkan oleh perseteruan politik di antara para kardinal, yang membuat mereka gagal mencapai kesepakatan untuk memilih paus baru.

    Situasi ini menyebabkan Gereja Katolik mengalami masa tanpa paus (interregnum) selama waktu yang cukup lama.

    Faktor-faktor lain yang turut memperpanjang konklaf termasuk persaingan internal serta perebutan pengaruh dan kekuasaan di antara para kardinal.

    Konklaf akhirnya menghasilkan pemilihan Paus Gregorius X pada tahun 1271, mengakhiri kekosongan kepemimpinan gereja.

    Proses Pemilihan Paus

    Mengutip Insider, paus dipilih oleh Dewan Kardinal, sekelompok uskup yang merupakan pejabat paling senior dalam Gereja Katolik.

    Mereka dipanggil ke Vatikan untuk mengikuti konklaf, proses tertutup pemilihan paus.

    Saat ini terdapat 252 kardinal di seluruh dunia.

    Dari jumlah tersebut, 138 kardinal memiliki hak suara dalam konklaf.

    Aturan yang diberlakukan sejak 1975 menyatakan bahwa kardinal berusia di atas 80 tahun tidak diperkenankan memberikan suara.

    Pemilihan diawali dengan misa khusus pada pagi hari, dilanjutkan dengan berkumpulnya para kardinal elektor (maksimal 120 orang) di Kapel Sistina—tempat yang telah digunakan untuk semua konklaf sejak tahun 1858.

    Konklaf resmi dimulai ketika pemimpin liturgi kepausan mengucapkan kata-kata “extra omnes,” bahasa Latin yang berarti “semua orang keluar.”

    Perintah tersebut mengusir semua pihak yang tidak berwenang, menyisakan hanya para kardinal pemilih yang kemudian diasingkan hingga terpilihnya paus baru.

    Setelah hari pertama, proses pemungutan suara dilakukan sebanyak empat kali setiap harinya.

    Para kardinal menuliskan pilihan mereka di selembar kertas bertuliskan “Eligo in summum pontificem” yang berarti “Saya memilihnya sebagai paus tertinggi.”

    Surat suara dimasukkan ke dalam guci, dihitung oleh tiga kardinal pengawas, dan kemudian dibakar.

    Mayoritas dua pertiga dibutuhkan agar seorang kardinal dapat diangkat menjadi paus baru.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Dimulai, Begini Ritual Lengkap Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru – Halaman all

    Dimulai, Begini Ritual Lengkap Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru – Halaman all

    Dimulai, Begini Ritual Konklaf Cara Pemilihan Paus Baru

    Oleh Romo Markus Solo Kewuta. SVD, Penulis sangat akrab dengan sebutan 
    Padre Marco

    TRIBUNNEWS.COM, VATIKAN – Konklaf adalah ritual khas untuk memilih Paus yang baru, sang Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma sedunia. 

    Saat ini, Rabu, 7 Mei 2025 Misa meriah baru saja dimulai pkl. 10.00 tadi, waktu Vatikan yang disebut dengan istilah “Pro Eligendo Pontifice” (Misa pemilihan Paus) dipimpin oleh Pemimpin Kollegium para Kardinal, yakni Kardinal Giovanni Battista Re (91 tahun). 

    Perayaan Misa tersebut dihadiri oleh seluruh Kardinal yang hadir, artinya baik yang berada di bawah umur 80, maupun yang sudah di atas 80 tahun. 

    Jumlah Kardinal yang akan mengikuti acara Konklaf, artinya memilih dan bisa juga dipilih, berjumlah 133 orang. Yang berhak memilih dan diplih dalam Konklaf hanya para Kardinal yang berumur di bawah 80 tahun. 

    Selama ini, sejak kematian Paus Fransiskus tanggal 21 April 2025 yang lalu, Vatikan dan Gereja Katolik mengalami kekosongan Tahta Suci yang disebut dengan istilah “sede vacante”. 

    “Konklav”, asli bahasa Latin “Conclave”. Kata ini secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni “cum” artinya “dengan”, dan “clave” artinya “kunci”. 

    Jadi, Konklaf adalah pemilihan Paus yang terjadi di dalam ruangan terkunci rapat. Artinya terjadi dalam suasana sangat rahasia dan tidak diketahui oleh dunia luar. 

    Makna lainnya adalah pemilihan yang terjadi di tempat tersembunyi dan dalam suasana tenang, dalam doa dan meditasi. Di dalam Konklaf, setiap Kardinal di bawah umur 80 tahun bisa memilih dan dipilih. Artinya setiap Kardinal masuk ke dalam ruang Konklaf sebagai Kardinal, tetapi berpotensi nanti keluar sebagai Paus. 

    Setelah Misa pkl. 10.00 pagi hari ini, 7 Mei 2025, yang diperkirakan akan selesai setelah 1,5 jam, para Kardinal akan kembali ke penginapan di rumah Domus Santa Marta untuk santap siang. 

    Domus Santa Marta adalah tempat Paus Fransiskus tinggal selama 12 tahun masa kepausannya. Rumah ini memiliki banyak kamar. Semua kollega dan penghuni rumah sudah diungsikan ke tempat lain untuk memberikan tumpangan kepada 133 Kardinal. 

    Tadi malam sekitar pkl. 18.30 waktu Vatikan, saya lewat di depan rumah ini. Ternyata pintu sudah disegel dengan tulisan larangan masuk bagi yang tidak berkepentingan. Semua Kardinal Konklaf sedang berada di dalamnya dan rumah itu terasa sangat senyap. 

    Mulai sore hari ini, Vatikan mematikan jaringan internet di wilayah gerak para Kardinal. Mereka juga dilarang menggunakan berbagai perangkat elektronik. 

    Kami para pegawai Vatikan dilarang melewati jalur para Kardinal dan harus parkir mobil di wilayah yang sangat jauh dari mereka. Setelah makan siang di rumah penginapan Domus Santa Marta, tentu saja dalam suasana sangat tenang, para Kardinal di bawah 80 tahun dan di atas 80 tahun, artinya semua Kardinal yang hadir akan diangkut dengan kendaraan menuju Kapel Paolina yang terletak di dalam Istana Kepausan di dalam Vatikan. Sebagian akan berjalan kaki melalui jalur khusus yang sangat tertutup, karena berjarak hanya sekitar 300 meter. 

    Pukul 15.45 waktu Vatikan mereka semua akan sudah hadir di dalam Kapel Paolina. Dari sana mereka semua berarak dalam prosesi agung dan dalam doa sambil menyanyikan lagu “Veni Creator Spiritus”, masuk ke dalam tempat Konklav, yakni Kapel Sistina, yang terletak langsung bersebelahan dengan Kapel Paolina. 

    Keduanya berada di area Sala Reggia, Istana Kepausan, persis di jantung Vatikan. Sekitar pkl.16.30 para Kardinal peserta Konklav (133 orang) akan mengangkat sumpah di atas Kitab Suci, satu demi satu. 

    Dengan itu mereka tidak boleh membocorkan rahasia dan tidak boleh melakukan pelanggaran apapun. Aturan Konklav dari Paus Benediktus XVI mengancam setiap pelanggaran dengan hukuman ekskomunikasi. Setelah angkat sumpah masing-masing, Maestro Liturgi menyerukan kalimat terkenal „Extra Omnes“, artinya semua Kardinal di atas umur 80 harus meninggalkan ruang Konklav. Setelah itu para Kardinal Konklav mulai diarahkan untuk pemilihan putaran pertama. Sore sampai malam ini hanya dilakukan satu putaran saja. 

    Sedangkan hari-hari lainnya akan ada 4 putaran setiap harinya: Dua putaran di pagi hari dan dua di sore hari, sampai ada hasil 2/3 suara dari semua pemilih. 

    Kalau sampai 35 putaran belum ada hasil 2/3, maka dua orang yang meraih suara terbanyak akan dipilih dalam putaran selanjutnya sampai satu dari dua orang itu meraih kemenangan. Konklav-konklav terakhir hanya membutuhkan waktu dua sampai 3 hari, artinya antara 8 sampai 10 putaran saja. 

    Di dalam sejarah pernah terjadi Konklav sampai lebih dari 1 tahun. Yang terpendek adalah 10 jam. Ketika hendak memilih, setiap Kardinal menerima sepucuk kertas dengan judul dalam bahasa Latin: Eligo in Sumum Pontificem Meum, artinya: Saya memilih Pemimpin Tertinggiku, di bawahnya terdapat ruangan untuk menulis nama orang yang ingin dipilih. Setiap kali setelah selesai memilih, setiap Kardinal diminta untuk beranjak dari tempat duduknya menuju Altar, di mana sudah disediakan sebuah tempayan atau piala, tempat mereka memasukkan kertas suara mereka. 

    Setiba di depan Altar, setiap Kardinal berdiri dengan posisi menghadap sidang Kardinal, mengangkat kertas pilihannya tinggi-tinggi untuk membuktikan bahwa dia telah memilih secara sah, berlutut untuk berdoa. Bunyi doanya adalah: “Testor Christum Dominum, qui me iudicaturus est, me eum eligere, quem secundum Deum iudico eligi debere“ (Aku memanggil Kristus Tuhan sebagai hakimku untuk menjadi saksi bahwa saya telah memilih calon ini, yang saya yakin sungguh bahwa dia dipilih sesuai kehendak Tuhan). 

    Setelah berdoa demikian, si Kardinal Pemilih bangun berdiri, melipatkan kertas pilihannya dua kali sehingga berukuran kecil sekitar 2×2 cm, lalu meletakkannya ke tempayan atau piala yang telah disediakan. Setelah itu dia kembali ke tempat duduk dan disusul oleh Kardinal lainnya hingga akhir. Setelah ke-133 Kardinal melakukan tahap ini, ketiga Kardinal termuda yang telah dipilih untuk melancarkan upacara pemilihan, menghitung kertas suara dan mengumpulkan suara, lalu mengumumkan hasil pemilihan. 

    Kalau proses pemilihan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka pemilihan dinyatakan sukses. Di akhir setiap putaran, kertas-kertas yang sudah terbuka akan dilobangkan dengan sebuah jarum lalu dibariskan pada seutas benang, kemudian dimasukan ke dalam oven untuk dibakar. Kalau putaran tersebut belum menghasilkan seorang Paus, maka kertas-kertas itu dibakar dengan campuran zat kimia yang menghasilkan asap warna hitam. 

    Hal ini memberikan isyarat kepada umat Katolik seluruh dunia bahwa Paus belum terpilih. Tanggal 7 Mei, hari pertama yang dimulai sore hari, hanya dilakukan satu putaran saja. Hasilnya melalui asap baru akan dilihat setelah pkl. 19.00 waktu Vatikan, atau tengah malam WIB. 

    Seandainya sebuah putaran telah menghasilkan mayoritas yang dibutuhkan, artinya seorang Paus sudah terpilih, maka Kardinal Dekan menanyakan kepada yang bersangkutan dalam keadaan berdiri, apakah dia menerima pemilihan tersebut. 

    Ketika dia menjawab Ya sebagai tanda kesediaanya, maka kepadanya dilontarkan pertanyaan kedua: Apa nama yang digunakan sebagai Paus. Setelah memberikan jawaban kepada kedua pertanyaan ini dengan jelas, Paus baru dikenakan sebuah tanda khusus berupa sebuah pakaian kebesaran. Dulu, Paus terpilih dikenakan sebuah mahkota, tetapi tradisi ini sudah tidak berlaku lagi.

    Setelah mengenakan pakaian khusus ini, Paus terpilih beranjak dari tempatnya menuju ke Altar, di mana di depan Altar tersebut sudah disediakan kursi khusus. Di hadapannya para Kardinal mengucapkan janji setia dan ketaatan mereka kepadanya. Pada saat itu pengurus pembakaran kertas pilihan memasukkan kertas-kertas yang sudah dideretkan pada seutas tali dan dibakar dengan campuran kimia yang menghasilkan asap warna putih, sebagai tanda bahwa Gereja Katolik sudah memiliki seorang Paus. 

    PIPA KONKLAF DIPASANG – Para pekerja di Vatikan pada hari Jumat waktu setempat (2/5/2025) diketahui telah memasang sebuah cerobong di atap Kapel Sistine untuk prosesi konklaf. (Tangkap Layar Youtube Vatican News)

    Asap putih dari cerobong di atas atap Kapel Sistina akan diiringi dengan bunyi lonceng panjang Basilika Santo Petrus Vatikan. Pada saat yang sama, Paus baru dihantar menuju sebuah kamar di samping Altar yang disebut “camera lacrimatoria”, artinya Kamar Air Mata, di mana dia beristirahat, memikirkan apa yang harus dikatakan beberapa saat kemudian ketika diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus. 

    Kamar itu dinamakan “Kamar Air Mata“ karena berbagai alasan, antara lain sebuah tempat khusus, di mana Paus baru meluapkan segala perasaanya, yang umumnya di dalam sejarah berupa deraian air mata kegembiraan atau keterharuan. Di sini pula Paus baru tersebut dikenakan pakaian lain untuk ditampilkan ke publik. 

    Dalam selang waktu antara 20 sampai 40 menit, ketika ratusan ribu umat dan peziarah bergegas menuju Lapangan Santo Petrus, Paus baru dihantar oleh rombongan Kardinal menuju Balkon Basilika Santo Petrus yang berbingkai merah dan ditutup dengan kain lebar berwarna merah pula. 

    Dua ajudan mendampingi seorang Kardinal Diakon yang akan mengumumkan kepada dunia nama Paus baru sebagai hasil konklav. Kardinal Diakon mengumumkan nama Paus baru dengan rumusan awal berikut: “Annuntio vobis gaudium magnum: Habemus Papam!“, artinya: “Saya mengumumkan kepada anda kalian sebuah kegembiraan besar: Kita mempunyai seorang Paus!“

    Kardinal Diakon dan kedua ajuda mundur, lalu tampillah Paus baru sambil menyalami hadirin dan pemirsa di seluruh dunia dengan gestikulasi tangan khas. Paus baru juga membawakan wejangan singkat yang syarat makna. 
    Kata-kata awal sering tersirat kepribadian, spiritualitas, kiblat teologi, pastoral dan arah perjalanan pontifikatnya. Setelah melakukan perkenalan dan sambutan ini, beliau kembali ke kediaman barunya di dalam Vatikan. 

    Beberapa hari kemudian, sebuah Misa instalasi Paus baru akan dilaksanakan dan terbuka untuk umat. Umumnya terjadi di Lapangan Santo Petrus, Vatikan. Pada saat itu umat dipenuhi kegembiraan sekaligus rasa ingin tahu tentang apa yang akan disampaikan Paus baru di dalam kotbahnya, yang umumnya sudah bisa dibaca dengan jelas visi, misi dan harapannya serta apa yang akan dilakukan di masa-masa mendatang di dalam era kepemimpinannya.

    Romo Markus Solo Kewuta. SVD
    Penulis sangat akrab dengan sebutan 
    Padre Marco.

  • Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus – Halaman all

    Sambut Paus Baru, Penjahit Vatikan Siapkan Jubah Khusus untuk Pengganti Fransiskus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM –  Menjelang dimulainya rangkaian konklaf atau pemilihan paus baru atau pengganti Paus Fransiskus, sejumlah persiapan mulai dilakukan.

    Di sebuah sudut tersembunyi di pusat Roma, keluarga Gammarelli mengungkap bahwa ia dan sepupunya telah mempersiapkan cassock atau jubah putih untuk paus baru.

    Meskipun Vatikan belum memberikan pesanan resmi, namun Mancinelli tetap setia pada tradisi dengan mempersiapkan jubah-jubah tersebut.

    Keluarga Gammarelli yang dikenal karena menjahit pakaian rohaniwan selama lebih dari 200 tahun untuk delapan paus terakhir, termasuk Paus Fransiskus mengatakan bahwa cassock  buatannya telah siap, siapapun pausnya.

    Tak hanya jubah, Para penjahit kepausan di Gammarelli turut menyiapkan selempang, dan kopiah, dalam tiga ukuran kecil, sedang, dan besar.

    “Begitu Takhta Suci memberi tahu kami bahwa kami harus membuat jubah, kami segera memulainya, kami butuh waktu sekitar 15 hari ” kata Tn. Gammarelli, mengutip dari ABC News.

    “Ketika kami perlu bekerja untuk Bapa Suci, semua orang ingin mengerjakan jubahnya, jadi semua orang mengerjakannya, kami tidak mengesampingkan siapapun,” imbuh Tn. Gammarelli

    Jubah-jubah tersebut dipersiapkan agar bisa dikenakan oleh Paus baru saat pertama kali tampil di balkon Basilika Santo Petrus.

    Melalui tangan-tangannya yang terampil, ia tidak hanya menjahit kain, tetapi juga menjalin sejarah dan spiritualitas yang akan dikenang oleh generasi mendatang.

    Perbedaan Jubah Paus Fransiskus dan Benediktus XVI

    Seiring berjalannya waktu, mode pakaian gerejawi terus mengalami perubahan.

    Perbedaan paling mencolok terjadi setelah Konsili Vatikan II pada tahun 1960-an, dimana pakaian liturgi berubah menjadi lebih sederhana.

    Paus Fransiskus, misalnya, menolak mengenakan pakaian mewah seperti bulu dan beludru yang biasa dipakai oleh pendahulunya.

    Fransiskus melakukan sedikit penyesuaian pada manset jubahnya.

    Memilih aksesori sederhana seperti sepatu hitam polos dan menyimpang dari tradisi dengan memilih Fisherman’s Ring (Cincin Nelayan) berlapis emas daur ulang. Sementara itu, Benediktus memilih cincin dari emas padat.

    Meski dibuat sederhana, namun Mancinelli tetap menjaga kualitas dan keaslian dalam setiap jahitannya.

    Menggunakan bahan wol ringan yang lebih terjangkau namun tetap mencerminkan kehormatan jabatan gerejawi.

    Kontras dengan Paus Fransiskus, pendahulunya yakni Paus Benediktus XVI justru dikenal dengan gaya berpakaian yang sangat tradisional dan liturgis.

    Ia kerap tampil mengenakan mozzetta merah (mantel bahu beludru yang digunakan di luar ruangan), sepatu kulit merah khas Paus, serta topi camauro dan tiara klasik dalam acara tertentu.

    Gaya tersebut mempertegas kontinuitas dengan tradisi kepausan abad pertengahan dan simbol otoritas spiritual.

    Pengamat Vatikan menyebut gaya Benediktus sebagai bentuk “keindahan liturgis” yang disengaja.

    “Benediktus percaya bahwa simbol visual dalam pakaian Paus adalah bagian dari kesaksian iman,” ujar seorang penulis Vatikan yang diwawancarai oleh Catholic News Agency.

    Hari Pertama Konklaf Dimulai

    Setelah 15 sepeninggalan Paus Fransiskus,  serangkaian ritus suci dan proses ketat konklaf resmi dimulai pada Rabu (7/5/2025).

    Serangkaian proses akan dimulai guna membawa Gereja Katolik kepada pemimpin barunya setelah wafatnya Paus Fransiskus.

    Di hari pertama konklaf, Pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB, seluruh anggota College of Cardinals berkumpul dalam Misa Pro Eligendo Romano Pontifice di Basilika Santo Petrus, Vatikan.

    Misa dipimpin oleh Kardinal Giovanni Re, Dekan para Kardinal, yang juga akan menyampaikan homili berdasarkan diskusi internal sejak wafatnya Paus Fransiskus.

    Adapun Homili tersebut menjadi refleksi atas prioritas utama Gereja dalam memilih Paus baru.

    Setelah misa digelar, para kardinal akan beristirahat untuk makan siang dan menjalani masa refleksi pribadi terakhir.

    Pada momen ini, mereka diharapkan mempertimbangkan suara hati dan dorongan Roh Kudus sebelum memasuki proses pemilihan.

    Pukul 16.30 atau 21.30 WIB, prosesi khidmat menuju Kapel Sistina dimulai.

    Di bawah naungan lukisan megah karya Michelangelo, para kardinal menyanyikan himne Latin Veni Creator Spiritus sebelum mengambil sumpah, baik secara kolektif maupun pribadi, untuk menjaga kerahasiaan pemilihan.

    Setelah itu seluruh 133 kardinal pemilih bersumpah, diumumkan seruan “extra omnes” semua yang tidak berkepentingan diminta keluar, dan pintu Kapel Sistina ditutup rapat.

    Usai disumpah, para kardinal akan memulai pemungutan suara.

    Apabila muncul asap putih dari cerobong kapel, berarti telah terpilih seorang Paus baru dengan suara dua pertiga.

    Namun, jika asap berwarna hitam, artinya belum ada kesepakatan dan pemungutan suara akan dilanjutkan.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • 4
                    
                        Kata Kardinal Suharyo soal Kemungkinan Terpilih Jadi Paus di Konklaf
                        Nasional

    4 Kata Kardinal Suharyo soal Kemungkinan Terpilih Jadi Paus di Konklaf Nasional

    Kata Kardinal Suharyo soal Kemungkinan Terpilih Jadi Paus di Konklaf
    Editor
    KOMPAS.com
    – Kardinal asal Indonesia, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, menanggapi secara rendah hati kemungkinan dirinya terpilih sebagai Paus dalam konklaf yang dimulai pada Rabu (7/5/2025).
    Dalam pemilihan tertutup tersebut, para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul untuk memilih pemimpin baru Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan.
    Menurut Duta Besar RI untuk Vatikan
    Trias Kuncahyono
    , Kardinal Suharyo tidak menganggap peluangnya besar untuk terpilih.
    Suharyo diceritakan menanggapi pertanyaan soal kemungkinan itu dengan senyuman dan candaan ringan.
    “Kardinal Indonesia, mewakili Indonesia, mewakili Asia, tertawa dan kemudian, ‘Ya peluang saya nol koma nol persen’ itu gimana itu,” ujar Trias, dikutip dari tayangan video Kompas.id, Rabu.
    Sambil menceritakan itu, Trias tertawa dengan jawaban rendah hati dari Kardinal Suharyo, yang videonya bisa disaksikan
    di sini

    Trias juga menceritakan bagaimana Suharyo menunjukkan sikap kebersamaan dan solidaritas dalam proses konklaf.
    Apa pun hasil pemilihan, semua kardinal telah bersepakat untuk mendukung siapa pun yang terpilih, termasuk jika kardinal asal Afrika yang terpilih. 
    “Jawaban Bapak Kardinal bagus, ‘Kami para kardinal sudah bersepakat, siapa pun kita harus dukung dan harus
    support
    , kita setuju dan
    support
    ‘,” lanjut Trias.
    Diketahui, konflaf akan dimulai pada Rabu (7/5/2025).
    Proses konklaf yang berlangsung tertutup akan dimulai pukul 16.30 waktu setempat atau 21.30 WIB.
    Setiap kardinal atau lektor yang mengikuti prosesi konklaf akan mulai memberikan suara untuk paus baru.
    Trias menuturkan,
    pemilihan paus
    bisa saja berlangsung lebih dari satu putaran.
    “Karena yang 2013 lima putaran, dua hari lima putaran,” kata Trias.
    Selain tahun 2013, dalam pemilihan paus pada 2005, prosesnya juga berlangsung selama dua hari dengan empat putaran pemilihan. 
    Pada konklaf 2005, Paus Benediktus XVI terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik menggantikan Paus Yohanes Paulus II, sedangkan konklaf 2013 menghasilkan terpilihnya
    Paus Fransiskus
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Luis Antonio Tagle: Sang “Fransiskus Asia”, Calon Kuat Paus

    Profil Luis Antonio Tagle: Sang “Fransiskus Asia”, Calon Kuat Paus

    Jakarta, CNBC Indonesia – Para kardinal dunia akan mengadakan konklaf untuk memilih Paus, Rabu (7/5/2025). Salah satu figur yang mencuat untuk menduduki posisi tertinggi Gereja Katolik Roma itu adalah Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina.

    Mengutip The Guardian, sebetulnya Kardinal Tagle tidak memiliki ambisi yang tinggi untuk menjadi Paus. Ia bahkan tertawa ketika ditanya pada tahun 2015 apakah ia pernah mempertimbangkan bahwa ia mungkin suatu hari nanti akan menjadi Paus.

    “Saya membuat pengakuan publik di sini. Saya bahkan tidak bisa mengatur hidup saya. Bagaimana saya bisa membayangkan sebuah komunitas di seluruh dunia?” tuturnya.

    Meskipun tanggapannya terkesan merendah, kardinal Filipina tersebut termasuk di antara mereka yang disebut-sebut sebagai calon pengganti Paus Fransiskus. Jika diangkat, ia akan menjadi Paus pertama dari Asia.

    Tagle, yang dipanggil dengan nama panggilan “Chito,” telah digambarkan sebagai “Fransiskus Asia”, karena pandangannya yang progresif dan gaya hidupnya yang sederhana.

    Ia sebelumnya mengkritik sikap “keras” terhadap ibu tunggal, dan orang-orang yang gay, serta perceraian. Sebagai uskup Imus, sebuah kota dekat Manila, ia naik jeepney, minivan umum murah, dan mengundang orang miskin untuk makan bersamanya.

    Dikenal sebagai orang yang mudah didekati dan bersahaja, Tagle juga penggemar menyanyi dan menari. Video-videonya di Tiktok telah dibagikan secara luas, membuatnya mendapat persetujuan dari banyak orang di Filipina, di mana karaoke praktis menjadi kegemaran nasional, dan sekitarnya.

    “Saat berpidato dan memberikan ceramah, dia bukan pendeta formal yang biasa. Dia bernyanyi. Dia orang Filipina. Dia pastor karaoke,” kata Michael Xiao Chua, seorang sejarawan di Universitas De La Salle. “Tagle memiliki gaya yang tidak biasa, dan seperti bintang rock setelah misa.”

    Masa Kecil dan Kontroversi

    Tagle, 67 tahun, lahir di Imus, dekat wilayah ibu kota Metro Manila, dari orang tua Katolik yang bekerja di bank. Semasa kecil, Tagle dikabarkan ingin menjadi dokter, tetapi masuk gereja setelah seorang pendeta menipunya agar mendaftar ke seminari di Kota Quezon.

    Ia memperoleh gelar doktor di Universitas Katolik Amerika dan menjadi Uskup Imus dan, kemudian, Uskup Agung Manila. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

    “Beliau (berasal) dari keluarga yang sangat sederhana. Tidak miskin tetapi tidak kaya,” kata Mary John Mananzan, seorang biarawati misionaris Benediktin yang telah mengenal Tagle selama beberapa dekade.

    Namun, kenaikannya ke jajaran atas gereja Katolik bukannya tanpa kontroversi. Tagle menjabat sebagai presiden Caritas Internationalis dari tahun 2015 hingga 2022 ketika tim kepemimpinan dicopot karena kekhawatiran atas kesalahan manajemen. Saat itu, Tagle  mengatakan keputusan itu tidak terkait dengan tuduhan pelecehan seksual atau kesalahan manajemen uang.

    Pada Maret ini, sebuah kelompok penyintas, Survivors Network of those Abused by Priests, menyerukan penyelidikan terhadap Tagle, dan lima kardinal lainnya, terkait dengan penanganan kasus dugaan pelecehan anak oleh Caritas Internationalis di Selandia Baru dan Republik Afrika Tengah. Tagle belum mengomentari seruan tersebut.

    Para pegiat mengatakan Tagle belum bekerja cukup keras untuk mengatasi pelecehan seksual di gereja. Anne Barrett Doyle, salah satu direktur BishopAccountability.org, mengatakan minggu lalu bahwa gereja di Filipina berada dalam “zaman kegelapan” dalam masalah ini, dan bahwa pedoman dalam menangani tuduhan belum dipublikasikan di situs web keuskupan agung Manila atau Konferensi Waligereja Filipina.

    “Jika Kardinal Tagle bahkan tidak bisa membuat rekan-rekan uskupnya di negara asalnya untuk menerbitkan pedoman. Apa yang bisa kita harapkan darinya sebagai paus gereja global?” ujar Doyle.

    Di Filipina, Tagle juga dituduh lamban dalam mengutuk apa yang disebut sebagai perang melawan narkoba yang digagas mantan presiden Filipina Rodrigo Duterte. Sebanyak 30.000 orang tewas dalam tindakan keras tersebut, yang dimulai setelah Duterte menjabat pada bulan Juni 2016.

    Banyak korban adalah pemuda, yang ditembak mati di jalan. Kemudian, pada tahun 2017, Tagle menulis surat pastoral yang mengkritik pembunuhan tersebut

    “Kita tidak dapat memerintah negara dengan membunuh. Kita tidak dapat menumbuhkan budaya Filipina yang manusiawi dan bermartabat dengan membunuh,” tuturnya.

    Perang melawan narkoba yang digagas Duterte menandai babak sulit bagi gereja Katolik di Filipina. Beberapa pastor mengambil risiko melakukan pembalasan dengan mengkritik pembunuhan tersebut, dan meskipun ada kemarahan internasional atas pembunuhan tersebut, Duterte tetap sangat populer di kalangan penduduk yang mayoritas beragama Katolik.

    Tagle menentang pengesahan RUU Kesehatan Reproduksi di Filipina, yang menawarkan alat kontrasepsi gratis dan informasi tentang keluarga berencana. Ia juga menentang hak aborsi.

    (tps)

  • Kardinal Umumkan Konklaf untuk Pilih Paus Baru Digelar 7 Mei 2025, Ini 5 Kandidat Kuatnya – Halaman all

    Kardinal Umumkan Konklaf untuk Pilih Paus Baru Digelar 7 Mei 2025, Ini 5 Kandidat Kuatnya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Para kardinal mengumumkan pemilihan paus baru atau konklaf setelah wafatnya Paus Fransiskus bakal digelar pada Senin (7/5/2025) mendatang.

    Dikutip dari CNN, tanggal tersebut dipilih oleh para kardinal setelah digelarnya kongregasi harian pertama sejak pemakaman Paus Fransiskus pada Sabtu (26/4/2025) lalu.

    Sebagai informasi, kongregasi adalah pertemuan tertutup yang telah sering diadakan sejak wafatnya Paus Fransiskus untuk membahas masalah-masalah gereja dan persiapan konklaf.

    Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang dizinkan untuk memberikan suara dalam pemilihan paus baru.

    Kini ada 135 kardinal yang memenuhi syarat untuk memberikan suaranya dalam pemilihan mendatang.

    Namun, ada satu kardinal yang menyatakan tidak akan hadir dalam konklaf tersebut.

    Di sisi lain, dalam kurun waktu 20 tahun terakhif, konklaf telah diadakan sebanyak dua kali yaitu pada thaun 2005 dan 2013.

    Pada tahun 2005, konklaf digelar untuk memilih paus baru menggantikan Paus Yohanes Paulus II yang wafat.

    Adapun sosok yang terpilih adalah Joseph Aloisius Ratzinger atau Paus Benediktus XVI.

    Namun, pada tahun 2013, dirinya memutuskan untuk mundur karena faktor usia dan kesehatan.

    Lantas, posisinya sebagai pemimpin umat Katolik dunia digantikan oleh Jorge Mario Bergoglio atau Paus Fransiskus.

    Paus Fransiskus meninggal dunia karena stroke dan gagal jantung pada Senin (21/4/2025) atau sehari setelah Paskah.

    Dia dimakamkan pada Sabtu pekan lali di Basilika di Santa Maria Maggriore di sebuah makam sederhana seperti yang diminta olehnya.

    Sementara, pada Minggu sore, beberapa kardinal mengunjungi makam Paus Fransiskus untuk memberikan penghormatan.

    5 Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

    Di sisi lain, menurut analisis media Amerika Serikat, ada lima kardinal yang menjadi kandidat kuat pengganti Paus Fransiskus.

    1. Kardinal Luis Antonio Tagle (67) asal Filipina

    Saat ini dipandang sebagai kandidat terdepan, Kardinal Tagle memiliki latar belakang yang kuat dalam karya misionaris dan mengepalai Departemen Evangelisasi.

    Ia secara luas dipandang sebagai pendukung agenda reformasi Paus Fransiskus.

    2. Kardinal Pietro Parolin (70) asal Italia

    Kardinal Pietro Parolin kini menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan sejak 2013, Parolin dikenal karena kecerdasan diplomatik dan moderasi teologisnya. 

    Ia dianggap sebagai tokoh yang mampu menstabilkan dan dapat melanjutkan upaya reformasi sambil menjaga keseimbangan kelembagaan.

    3. Kardinal Peter Turkson (76) asal Ghana

    Kardinal Peter Turkson merupakan advokat terkemuka untuk keadilan sosial.

    Nantinya jika terpilih, Turkson akan menandai paus Afrika pertama sejak abad ke-5, sebuah perkembangan yang sangat signifikan.

    4. Kardinal Péter Erdő (72) asal Hungaria

    Sebagai pakar hukum kanon konservatif, Erdő mewakili suara-suara tradisionalis di dalam Gereja. 

    Ia dikenal karena membela posisi-posisi doktrinal inti.

    5. Kardinal Angelo Scola (82) asal Italia

    Seorang kandidat tradisional yang merupakan salah satu pesaing teratas dalam konklaf tahun 2013, usia lanjut Kardinal Scola mungkin membatasi peluangnya kali ini.

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Garudea)

  • Sumbangkan Gaji Selama Menjabat, Segini Harta Kekayaan Paus Fransiskus

    Sumbangkan Gaji Selama Menjabat, Segini Harta Kekayaan Paus Fransiskus

    Jakarta: Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada tanggal 21 April 2025 kemarin. Paus Fransiskus sendiri telah memimpin gereja katolik selama 12 tahun. 

    Sebagai pemimpin umat katolik dan pemimpin negara Vatikan, nyatanya Paus selama ini tidak pernah mengambil gajinya.

    Merangkum dari berbagai sumber, jabatan Paus berhak menerima gaji sebesar USD32.000 atau sekitar Rp531 juta per bulan.

    Namun selama menjabat, ia memutuskan untuk menyumbangkan gajinya tersebut untuk kepentingan gereja dan orang-orang yang membutuhkan. 
     

     

    Harga kekayaan Paus

    Paus Fransiskus memiliki akses untuk aset-aset yang berkaitan dengan posisinya. Perkiraan kekayaan bersihnya adalah sekitar USD16 juta (sekitar Rp269 juta), mencakup berbagai aset yang diberikan gereja kepadanya sebagai Paus.
     
    Aset-aset ini termasuk lima mobil yang dapat digunakan dan fasilitas-fasilitas lain untuk mendukung peran sebagai pemimpin. Meskipun ia tidak menggunakan gaji yang menjadi haknya, jumlah tersebut tetap berkontribusi pada kekayaan bersih Paus secara keseluruhan.

    Pihak Vatikan mengkonfirmasi kalau Paus Fransiskus tidak pernah menerima uang dari gereja, bahkan sebelum ia menjadi Paus. Meskipun Paus Fransiskus dikenal dengan komitmennya terhadap filosofi kesederhanaan secara pribadi, Gereja Katolik sendiri sebagai sebuah institusi memiliki kekayaan sangat besar.

    Gereja Katolik yang berpusat di Vatikan ini memiliki aset signifikan di seluruh dunia, yang berkontribusi pada kekuatan finansialnya. Namun, keputusan keuangan pribadi Paus Fransiskus mencerminkan pendiriannya tentang kerendahan hati dan pelayanan untuk umat, bukan untuk akumulasi kekayaan.

    Paus Fransiskus, lahir di Argentina dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio. Sebelum menjadi pemimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Kota Vatikan, ia menjabat sebagai Uskup Agung di Buenos Aires.
     
    Paus Fransiskus adalah Paus Amerika Latin pertama dalam sejarah setelah Paus sebelumnya mengundurkan diri, yaitu Paus Benediktus XVI pada tahun 2013. Selama masa jabatannya, ia dikenal dengan komitmennya terhadap nilai-nilai kesederhanaan.

    Jakarta: Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun pada tanggal 21 April 2025 kemarin. Paus Fransiskus sendiri telah memimpin gereja katolik selama 12 tahun. 
     
    Sebagai pemimpin umat katolik dan pemimpin negara Vatikan, nyatanya Paus selama ini tidak pernah mengambil gajinya.
     
    Merangkum dari berbagai sumber, jabatan Paus berhak menerima gaji sebesar USD32.000 atau sekitar Rp531 juta per bulan.

    Namun selama menjabat, ia memutuskan untuk menyumbangkan gajinya tersebut untuk kepentingan gereja dan orang-orang yang membutuhkan. 
     

     

    Harga kekayaan Paus

    Paus Fransiskus memiliki akses untuk aset-aset yang berkaitan dengan posisinya. Perkiraan kekayaan bersihnya adalah sekitar USD16 juta (sekitar Rp269 juta), mencakup berbagai aset yang diberikan gereja kepadanya sebagai Paus.
     
    Aset-aset ini termasuk lima mobil yang dapat digunakan dan fasilitas-fasilitas lain untuk mendukung peran sebagai pemimpin. Meskipun ia tidak menggunakan gaji yang menjadi haknya, jumlah tersebut tetap berkontribusi pada kekayaan bersih Paus secara keseluruhan.
     
    Pihak Vatikan mengkonfirmasi kalau Paus Fransiskus tidak pernah menerima uang dari gereja, bahkan sebelum ia menjadi Paus. Meskipun Paus Fransiskus dikenal dengan komitmennya terhadap filosofi kesederhanaan secara pribadi, Gereja Katolik sendiri sebagai sebuah institusi memiliki kekayaan sangat besar.
     
    Gereja Katolik yang berpusat di Vatikan ini memiliki aset signifikan di seluruh dunia, yang berkontribusi pada kekuatan finansialnya. Namun, keputusan keuangan pribadi Paus Fransiskus mencerminkan pendiriannya tentang kerendahan hati dan pelayanan untuk umat, bukan untuk akumulasi kekayaan.
     
    Paus Fransiskus, lahir di Argentina dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio. Sebelum menjadi pemimpin Gereja Katolik dan Kepala Negara Kota Vatikan, ia menjabat sebagai Uskup Agung di Buenos Aires.
     
    Paus Fransiskus adalah Paus Amerika Latin pertama dalam sejarah setelah Paus sebelumnya mengundurkan diri, yaitu Paus Benediktus XVI pada tahun 2013. Selama masa jabatannya, ia dikenal dengan komitmennya terhadap nilai-nilai kesederhanaan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Konklaf Vatikan: Pemilihan Paus Fransiskus Baru Dimulai 6 Mei 2025 – Halaman all

    Konklaf Vatikan: Pemilihan Paus Fransiskus Baru Dimulai 6 Mei 2025 – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kematian Paus Fransiskus pada 21 April 2025 akibat pneumonia bilateral mengundang perhatian global.

    Pemimpin Katolik yang dikenal sebagai sosok reformis ini meninggal pada usia 88 tahun dan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma.

    Dengan kepergian beliau, perhatian kini beralih kepada konklaf, sebuah proses pemilihan Paus baru yang akan melibatkan para kardinal Gereja Katolik dari seluruh dunia.

    Namun, apa sebenarnya konklaf dan bagaimana proses pemilihannya berlangsung?

    Apa Itu Konklaf dan Kapan Dilaksanakan?

    Secara etimologi, kata “konklaf” berasal dari bahasa Inggris yang berarti pertemuan pribadi atau rahasia.

    Dalam konteks Gereja Katolik, konklaf adalah prosesi pemilihan Paus baru yang dilaksanakan secara tertutup oleh para kardinal.

    Menurut tradisi, konklaf dimulai paling cepat 15-20 hari setelah wafatnya Paus untuk memberikan waktu bagi para kardinal berkumpul dan menjalani masa berkabung.

    Dengan demikian, konklaf untuk pemilihan pengganti Paus Fransiskus direncanakan akan berlangsung antara tanggal 6 Mei dan 11 Mei 2025.

    Namun Paus Benediktus XVI sebelumnya mengubah aturan yang memungkinkan konklaf digelar lebih awal jika para kardinal menginginkannya.

    Hal ini membuka kemungkinan bahwa proses pemilihan tidak harus menunggu hingga akhir masa berkabung secara tradisional.

    Bagaimana Proses Konklaf Dilaksanakan?

    Konklaf dilaksanakan di Kapel Sistina yang terletak di Istana Vatikan.

    Proses ini melibatkan pengasingan ketat dan sistem pemungutan suara yang terperinci.

    Hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang dapat berpartisipasi dalam konklaf, saat ini terdapat 252 kardinal dari seluruh dunia, dengan 135 di antaranya memenuhi syarat untuk memberikan suara.

    Apa yang Terjadi Selama Konklaf?

    Proses konklaf dimulai dengan misa pagi khusus di mana sekitar 120 kardinal berkumpul.

    Setelah itu, aba-aba extra omnes diberikan, yang berarti semua orang harus keluar dari kapel.

    Ini menandakan bahwa area akan disegel, dan para kardinal akan dikunci di dalam konklaf untuk menjaga kerahasiaan pemungutan suara.

    Kapel Sistina juga akan dibersihkan dari alat penyadap atau perangkat komunikasi untuk memastikan proses berlangsung tanpa gangguan.

    Setiap upaya untuk membocorkan informasi dapat berakibat pada sanksi serius seperti pengucilan atau ekskomunikasi.

    Bagaimana Prosedur Pemungutan Suara Dijalankan?

    Selama konklaf, para kardinal dapat melakukan hingga empat putaran pemungutan suara;

    dua di pagi hari dan dua di sore hari.

    Surat suara ditulis tangan dengan menggunakan kode untuk menjaga kerahasiaannya.

    Sebelum memasukkan suara, setiap kardinal melafalkan doa di hadapan lukisan Penghakiman Terakhir, memohon bimbingan ilahi.

    Setelah setiap sesi pemungutan suara, surat suara dibakar di tungku khusus.

    Asap yang dihasilkan menjadi simbol yang sangat ditunggu oleh publik.

    Jika asap yang keluar dari cerobong berwarna hitam, berarti belum ada kandidat yang meraih suara mayoritas.

    Namun, jika asap putih muncul, itu menandakan bahwa seorang Paus baru telah terpilih.

    Seberapa Lama Proses Pemungutan Suara Ini Berlangsung?

    Proses pemungutan suara dalam konklaf bergantung pada seberapa cepat satu kandidat mendapatkan dua pertiga suara dari para kardinal.

    Rekor konklaf terpanjang terjadi pada abad ke-13, saat pemilihan Paus Gregorius X berlangsung selama tiga tahun.

    Namun, dalam pemilihan terakhir pada tahun 2023, Paus Fransiskus diumumkan hanya sehari setelah konklaf dimulai.

    Apa yang Terjadi Setelah Paus Terpilih?

    Agar seorang kandidat dapat ditetapkan sebagai Paus, ia harus memperoleh dukungan dua pertiga dari total jumlah kardinal yang hadir.

    Jika pemungutan suara terhambat, pemilihan dapat difokuskan pada dua kandidat teratas, namun hal ini hanya berlaku dalam situasi tertentu.

    Setelah seorang kandidat menerima suara yang diperlukan, Dekan Kolegium Kardinal akan menanyakan apakah ia bersedia menerima pemilihan tersebut.

    Jika ia menerima, ia akan memilih nama kepausannya dan mengenakan jubah resmi yang telah disiapkan dalam tiga ukuran berbeda.

    Saat itu, asap putih (fumata bianca) akan mengepul, menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.

    Kapan Pengumuman Resmi Dilakukan?

    Setelah proses tersebut, Paus baru akan memasuki Ruang Air Mata untuk merenung sebelum tampil di hadapan umat.

    Pengumuman resmi akan dilakukan dari balkon utama Basilika Santo Petrus dengan sapaan pertama kepada dunia, “Habemus Papam” yang berarti “Kita memiliki Paus”.

    Dengan segala tradisi dan proses yang ketat ini, pemilihan Paus baru menjadi momen penting bagi Gereja Katolik dan umat di seluruh dunia.

    Sebuah kesempatan untuk mengharapkan perubahan dan melanjutkan warisan spiritual yang telah ditinggalkan oleh pemimpin sebelumnya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Konklaf Vatikan: Pemilihan Paus Fransiskus Baru Dimulai 6 Mei 2025 – Halaman all

    Paus Fransiskus Dimakamkan Hari Ini, Catat Jadwal dan Lokasi Upacara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Prosesi pemakaman Paus Fransiskus akan berlangsung di Lapangan Santo Petrus, Kota Vatikan, pada hari ini, Sabtu, 26 April 2025, pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB.

    Diperkirakan antara 200.000 hingga 500.000 orang akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada pemimpin umat Katolik tersebut.

    Rincian Upacara Pemakaman

    Dikutip dari The New Zealand Herald, setidaknya 130 pelayat yang terdiri dari kepala negara dan delegasi dari seluruh dunia dipastikan akan hadir.

    Upacara pemakaman ini mengikuti rencana yang ditetapkan dalam Ritus Pemakaman Paus Roma, sebuah dokumen berisi 20 halaman yang dikenal sebagai “Gembala Seluruh Kawanan Tuhan”.

    Ibadah pemakaman yang diperkirakan berlangsung sekitar dua setengah jam ini akan dipimpin oleh Dekan Dewan Kardinal, Kardinal Giovanni Battista Re, yang berusia 91 tahun.

    Khotbah akan memberikan penghormatan khusus kepada kehidupan dan jasa Paus Fransiskus.

    Sederhana Namun Berarti

    Meskipun upacara pemakaman Paus Fransiskus lebih sederhana dibandingkan pemakaman paus sebelumnya, hal ini tetap menjadi momen penting bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.

    Sebagai kepala negara, prosesi ini akan tetap menjadi tontonan yang penuh makna.

    Jadwal Pemakaman

    Berdasarkan laporan dari BBC, berikut rincian jadwal pemakaman:

    08:30 waktu setempat: Para uskup agung dan uskup berkumpul di Constantine Wing, dekat Basilika Santo Petrus.

    09:00 waktu setempat: Para patriark gereja Ortodoks dan kardinal berkumpul di Kapel Saint Sebastian.

    10:00 waktu setempat: Upacara pemakaman dimulai dengan peti jenazah yang dibaringkan di alun-alun depan Basilika Santo Petrus.

    Selama upacara, para tamu dan pejabat tinggi akan duduk dekat basilika, sementara ribuan pendeta dan anggota masyarakat lainnya akan berkumpul di dalam dan sekitar Lapangan Santo Petrus, mirip dengan pemakaman Paus Benediktus XVI.

    Ibadah akan ditutup dengan doa untuk Paus Fransiskus dan pujian terakhir, menandai dimulainya masa berkabung selama sembilan hari yang dikenal sebagai Novemdiales, di mana misa akan diadakan setiap hari untuk mengenang sosoknya.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).