Tag: Pangeran Muhammad

  • Komisi VIII DPR Nilai Kampung Haji RI di Mekkah Permudah Layanan Haji-Umrah

    Komisi VIII DPR Nilai Kampung Haji RI di Mekkah Permudah Layanan Haji-Umrah

    Jakarta – Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Singgih Januratmoko menyambut baik kesepakatan antara Presiden Prabowo Subianto dan Yang Mulia Pangeran Muhammad Bin Salman (MBS) untuk mendirikan kampung haji bagi jemaah Indonesia. Singgih menilai kesepakatan itu menjadi terobosan dan akan memberikan dampak bagi para jemaah haji.

    “Ini adalah kabar yang sangat membanggakan dan menggembirakan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya bagi calon jemaah haji dan umrah kita,” kata Singgih kepada wartawan, Selasa (15/7/2025).

    “Dukungan langsung dari Yang Mulia Pangeran Muhammad Bin Salman untuk menyediakan lahan bagi ‘Kampung Indonesia’ adalah bukti nyata kedekatan hubungan bilateral kedua negara dan perhatian Kerajaan Saudi Arabia terhadap kenyamanan jemaah Indonesia,” sambungnya.

    Politikus Partai Golkar ini menilai lokasi kampung haji bagi jemaah Indonesia di dekat Masjidil Haram merupakan lokasi yang strategis dan premium. Menurutnya, lokasi itu akan meringankan beban fisik dan finansial jemaah, terutama bagi lansia.

    “Kita semua tahu betapa berharganya setiap meter di sekitar Masjidil Haram. Lokasi sejauh 400 meter berarti jemaah kita akan memiliki akses yang sangat mudah dan cepat menuju pusat ibadah, tanpa harus mengeluarkan biaya transportasi tambahan atau menghadapi kemacetan,” jelasnya.

    Lebih lanjut, dia berharap kampung haji bagi jemaah Indonesia dapat menjadi pusat layanan terpadu untuk jemaah. Singgih memastikan pihaknya akan mengawal realisasi pembangunan kampung haji tersebut.

    “Dengan adanya area khusus ini, kita memiliki potensi untuk mengelola dan menyediakan layanan haji dan umrah yang lebih terintegrasi, mulai dari akomodasi, katering, hingga pusat informasi dan kesehatan yang spesifik untuk kebutuhan jemaah Indonesia. Hal ini akan meningkatkan kualitas layanan secara keseluruhan dan memberikan rasa aman serta nyaman bagi jemaah selama berada di Tanah Suci,” ujarnya.

    Hal tersebut diungkap Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani saat memberikan keterangan pers di Brussels, Belgia, Minggu (13/5). Rosan menjelaskan terkait kunjungan kerja Presiden Prabowo yang diawali bertemu Pangeran MBS di Jeddah, Arab Saudi.

    “Bapak Presiden yang di mana kita mulai berangkat dari Jeddah melakukan beberapa pertemuan. Tapi yang salah satu yang sangat memorable adalah pertemuan dengan Crown Prince Muhammad Bin Salman,” kata Rosan.

    “Yang di mana beliau menyetujui permintaan dari Bapak Presiden untuk menjadikan kampung Indonesia Village yang di mana lokasinya itu tidak terlalu jauh, 400 meter dari Masjidil Haram,” ujarnya.

    (amw/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Masyhur Sejak Dulu, Orang Nusantara Paling Banyak Berhaji ke Tanah Suci

    Masyhur Sejak Dulu, Orang Nusantara Paling Banyak Berhaji ke Tanah Suci

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia sudah lama dikenal sebagai negara penyumbang jemaah haji terbesar di dunia. Jika dirunut ke belakang, tradisi tersebut telah terjaga hingga setengah abad terakhir.

    Adapun, penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/ 2025 telah sampai pada fase akhir yakni pemulangan jemaah haji gelombang II dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. Pemulangan jemaah haji gelombang II akan berlangsung hingga 12 Juli 2025 yang juga menandai berakhirnya operasional penyelenggaraan haji tahun ini.

    Menurut Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga Minggu (29/6/2025) pukul 17:00 WIB, sudah sebanyak 316 kelompok terbang (kloter) dari 512 kloter yang dipulangkan ke Tanah Air. Jumlah tersebut mencaakup 123.173 jemaah.

    Tahun ini, Indonesia mengantongi 221.000 kuota jemaah haji dari Pemerintah Arab Saudi, terdiri atas 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

    Jumlah itu menempatkan Indonesia di posisi teratas pengirim jemaah haji tahun ini atau 13,20% dari total 1.673.230 jemaah haji seluruh dunia. Menyusul kemudian Pakistan dengan kuota 180.000 jemaah, India 175.025, Bangladesh 127.198, dan Nigeria 95.000.

    Tak hanya di era kekinian, menukil buku Tawaf Bersama Rembulan (Muhammad Subarkah, 2020) menonjolnya Indonesia di dunia perhajian telah berlangsung sejak sekitar setengah abad terakhir. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, jumlah jemaah haji dari Nusantara berkisar antara 10% hingga 20% dari seluruh peziarah sejagad.

    Bahkan pada dasawarsa 1920-an, sekitar 40% dari seluruh jemaah haji berasal dari Indonesia. Van der Plas yang pernah menjabat Konsul Belanda di Jeddah pada 1931 menulis bahwa sekurang-kurangnya jumlah jemaah Nusantara saat itu berkisar 10.000 jiwa dari total jemaah haji seluruh dunia sebanyak 30.000 jiwa.

    Peneliti masalah keislaman asal Belanda, Martin van Bruinesen juga pernah menulis dalam hasil kajiannya bertajuk “Mencari Ilmu dan Pahala di Tanah Suci: Orang Nusantara Naik Haji” bahwa sejak 1860, Bahasa Melayu adalah bahasa kedua di Makkah setelah Bahasa Arab.

    Semenatara itu menurut Martin, dari data yang berhasil dilacak, pada 1853 ada 1.100 jemaah haji Indonesia mendarat di Makkah. pada 1858 jumlahnya naik menjadi 3.900 orang dan terus bertambah pada tahun-tahun selanjutnya.

    Arus orang Nusantara berhaji hanya terjeda ketika pada 1916 hingga 1917 dunia dilanda wabah kolera. Saat itu, jumlah jemaah haji Nusantara hanya mencapai 70 orang.

    Pada 1935 keadaannya kembali normal, dan pada 1930 hingga 1931 tercatat ada 17.000 jemaah atau 42% dari jumlah jemaah haji tahun itu. Sedangkan pada 1935 hingga 1936 jumlahnya menurun menjadi 4.000 jemaah atau mencapai 12% dari keseluruhan jemaah haji yang saat itu mencapai 34.000.

    Jemaah wafat dan aspek kesehatan

    Pada masa itu, Belanda juga mencatat bahwa banyak orang Indonesia yang berangkat ke Makkah tidak kembali lagi. Hal itu menunjukkan kerasnya medan perjalanan haji yang memakan waktu hingga satu tahun lebih.

    Antara 1853 dan 1858, jemaah haji yang pulang dari Makkah ke Nusantara tidak sampai separuh dari mereka yang berangkat. Banyak di antaranya yang meninggal di perjalanan.

    Jemaah haji Indonesia berjalan meninggalkan tenda Mina di Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/6/2025)./Dok. Media Center Haji

    Sekitar 1930-an ketika fasilitas kesehatan sudah lebih baik dibandingkan dengan abad sebelumnya, setiap tahun sekitar 10% jemaah haji Indonesia meninggal di Tanah Suci.

    Sementara itu, pada tahun ini, jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci tercatat sebesar 412 jiwa, terdiri atas 249 laki-laki dan 163 perempuan.

    Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdul Fattah Mashat dalam kunjungannya ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Sabtu (28/6/2025) memberikan perhatian khusus pada aspek kesehatan jemaah haji Indonesia. Ada dua aspek yang menjadi perhatian, yaitu tingkat istitha‘ah kesehatan dan jumlah jemaah wafat.

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” sebutnya.

    Asisten Deputi Bidang Operasional Haji, Eyad Rahbini menambahkan pentingnya menjadikan pengalaman tahun ini sebagai pelajaran bersama untuk peningkatan layanan haji di masa mendatang. Di samping itu dia juga turut menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara PPIH Arab Saudi dan Kementerian Haji dalam mengatasi tantangan penyelenggaraan haji.

    “Catatan teknis lapangan telah ditangani dengan baik sepanjang operasional haji berlangsung,” ujarnya.

  • Wamen Haji Saudi Apresiasi Kerja PPIH Atasi Ragam Tantangan Haji 2025

    Wamen Haji Saudi Apresiasi Kerja PPIH Atasi Ragam Tantangan Haji 2025

    Jakarta

    Wakil Menteri Haji dan Umrah (Wamenhaj) Arab Saudi Abdul Fattah Mashat mengunjungi kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah. Abdul Fattah menyampaikan apresiasi atas kinerja PPIH hingga syarikah.

    Kunjungan ini merupakan yang pertama kali petinggi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi ke kantor PPIH. Abdul Fattah didampingi Asisten Deputi Bidang Operasional Haji, Eyad Rahbini dan Koordinator dan Supervisor (Musyrif Aam) Kantor Urusan Haji, Badr al-Sulami.

    Mereka diterima oleh Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis M Hanafi, Konsul Haji pada KJRI Jeddah Nasrullah Jasam, Kepala Daker Makkah Ali Mahzumi, serta para Kepala Bidang dan Kepala Sektor Hotel Jemaah Haji Indonesia.

    Abdul Fattah menyampaikan rasa syukur dan ucapan selamat kepada jemaah haji Indonesia yang telah menyelesaikan rangkaian ibadah haji. Dia mengatakan peningkatan layanan untuk kelancaran haji 2025 merupakan perintah langsung dari Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

    Abdul Fattah mengatakan ada sejumlah catatan teknis untuk Indonesia selama haji 2025. Dia menyebut beragam kendala yang terjadi telah diatasi dan tak sampai menyebabkan krisis.

    “Catatan tersebut tidak sampai menodai kesuksesan haji tahun ini dan tidak sampai pada tingkat krisis. Semua berhasil dimitigasi dan diantisipasi, berkat koordinasi yang solid antara seluruh pihak, termasuk PPIH Arab Saudi, Kementerian Haji, dan para syarikah layanan,” ujar Abdul Fattah di Makkah seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenag, Sabtu (28/6/2025).

    “Ini harus menjadi perhatian kita semua dalam menyusun langkah-langkah persiapan yang lebih baik di masa mendatang, termasuk dalam penyaringan, pemantauan, dan pendampingan kesehatan jemaah sejak sebelum keberangkatan,” ujarnya.

    Dia juga menyampaikan terima kasih atas kerja sama yang terjalin selama proses penyelenggaraan haji. Dia berharap layanan haji terus ditingkatkan untuk kebaikan jemaah.

    Asisten Deputi Bidang Operasional Haji, Eyad Rahbini, juga menyampaikan apresiasi atas kerja sama erat PPIH Arab Saudi dan Kementerian Haji. Dia mengatakan masalah seperti satu kloter ditangani bahyak syarikah bisa diatasi lewat koordinasi antara PPIH, Kemenhaj dan syarikah.

    “Catatan teknis lapangan telah ditangani dengan baik sepanjang operasional haji berlangsung,’ ujarnya..

    Koordinator dan Supervisor (Musyrif Aam) Kantor Urusan Haji, Badr al-Sulami, mengatakan ada kelompok kerja lintas sektor untuk persiapan haji 2026 yang akan mulai bekerja pekan depan. Dia berharap persiapan lebih dini dapat membuat pelayanan haji semakin baik.

    “Kelompok kerja ini akan membahas berbagai kebijakan baru dan timeline teknis yang harus dipatuhi bersama oleh seluruh pemangku kepentingan untuk menghindari kendala dan menyempurnakan pelayanan haji tahun depan,” tegasnya.

    Ketua PPIH, Muchli M Hanafi, menyampaikan apresiasi kepada Arab Saudi yang melakukan beragam perbaikan pada musim haji 2025. Dia menyebut Saudi sukses menyelenggarakan haji yang aman dan tertib di tengah tantangan global dan regional.

    “Keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja sama dan koordinasi yang baik antara pemerintah kedua negara, khususnya Kementerian Haji dan Umrah Saudi dengan Kementerian Agama Republik Indonesia,” ujarnya.

    (haf/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Gelombang II Pemulangan Jemaah Haji dari Bandara Madinah Dimulai

    Gelombang II Pemulangan Jemaah Haji dari Bandara Madinah Dimulai

    Bisnis.com, JAKARTA — Penyelenggaran ibadah haji 1446 H/2025 memasuki fase akhir dengan dimulainya pemulangan jemaah haji Indonesia gelombang II dari Madinah ke Tanah Air. 

    Pemulangan gelombang II jemaah haji Indonesia dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah dibuka dengan keberangkatan 422 jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 7 Debarkasi Banjarmasin (BDJ-07). 

    Diketahui, fase pemulangan jemaah haji terbagi dalam dua gelombang. Jemaah yang berangkat pada gelombang I pulang melalui Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah. 

    Proses ini telah selesai pada 26 Juni 2025. Sebanyak 263 kloter dengan 102.552 jemaah (50,1%) telah kembali ke Indonesia. Bersamaan dengan itu, dimulai pula fase pemulangan jemaah yang berangkat pada gelombang II melalui Bandara Madinah.

    “Jemaah BDJ 07 terbang dari Bandara Madinah pada sekitar pukul 02.10 Waktu Arab Saudi. Hal itu sekaligus menandai dimulainya fase pemulangan jemaah haji Indonesia dari Madinah,” terang Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Muchlis M Hanafi di Jeddah, Kamis (26/6/2025).

    Muchlis menambahkan bahwa proses pemulangan jemaah haji dari Madinah akan berlangsung hingga 10 Juli 2025. 

    Saat ini Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah sedang menghadapi puncak layanan jemaah haji untuk fase kedua. Selain menerima kedatangan jemaah haji dari Makkah, petugas Madinah juga memberikan layanan pemulangan jemaah dari hotel ke Bandara Madinah.

    “Puncak layanan pertama di Madinah terjadi pada fase kedatangan. Petugas Madinah menerima kedatangan jemaah dari Tanah Air dan memberangkatkan ke Makkah. Saat ini fase puncak kedua, petugas menerima kedatangan jemaah dari Makkah sekaligus memulangkan melalui Bandara Madinah,” paparnya.

    Kepala Daerah Kerja Madinah M Lutfi Makki menambahkan 422 jemaah BDJ 07 diberangkatkan dari hotel di Madinah ke Bandara Madinah sejak pukul 22.10 WAS atau empat jam sebelum terbang. Proses mobilisasi jemaah menggunakan 11 bus yang dilayani oleh Syarikah Rawaf Muna.

    “Alhamdulillah proses pergerakan jemaah berjalan lancar dan aman. Semoga kondisi ini akan terus berjalan hingga akhir pemulangan pada 10 Juli 2025,” jelas Makki, panggilan akrabnya.

    Sementara itu, pada hari pertama fase pemulangan gelombang II ada 18 kloter yang bertolak dari Bandara Madinah ke Tanah Air. 

  • PPIH Arab Saudi Aktifkan Pos Sektor Masjid Nabawi di Lima Titik Strategis

    PPIH Arab Saudi Aktifkan Pos Sektor Masjid Nabawi di Lima Titik Strategis

    Bisnis.com, JEDDAH — Seiring kedatangan jemaah haji di Madinah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus meningkatkan layanan, khususnya di kawasan Masjid Nabawi. Layanan tersebut yaitu pengaktifan Pos Sektor Khusus Nabawi di lima titik strategis sekeliling masjid.

    Jemaah yang kini bergerak ke Madinah adalah mereka yang masuk pemberangkatan gelombang II dari Tanah Air. Sebagaimana fase pemberangkatan, kelompok jemaah ini akan dipulangkan pada gelombang kedua dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah mulai 26 Juni 2025. 

    Kepala Seksi Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Makkah, Dodo Murtado mengatakan, Pos Sektor Khusus ini memiliki fungsi penting. Di situlah para petugas disiagakan untuk memberikan layanan langsung kepada jemaah yang membutuhkan bantuan.

    “Mulai dari informasi arah dan pintu masuk masjid, evakuasi darurat, pertolongan pertama jika ada yang kelelahan atau jatuh sakit, hingga mengarahkan jemaah yang terpisah dari rombongan,” kata Dodo, Jumat (20/6/2025). 

    Dodo menambahkan, pos ini juga menjadi tempat laporan jika ada jemaah yang kehilangan barang atau memerlukan bantuan. Misalkan bantuan mobil dorong bagi jemaah lansia dan disabilitas.

    Adapun lima titik Pos Sektor Khusus Nabawi pertama, ada di pintu utama Masjid Nabawi nomor 332 sampai 336. Kedua, pintu nomor 326 sampai 328. 

    Ketiga, di samping Masjid Ghomamah, dari sudut pintu Air Zamzam hingga pintu nomor 315. Keempat, di samping pintu nomor 301 sampai 305, dan kelima, area Raudhah, mulai dari jalur antrian hingga di dalam Raudhah, pintu nomor 360 sampai 365.

    Sementara itu, demi kenyamanan jemaah haji beribadah di masjid Nabawi, beberapa tips perli diperhatikan. 

    Pertama, menggunakan alat pelindung diri seperti alas kaki, payung, topi, dan kacamata hitam untuk melindungi diri dari panas dan menjaga kenyamanan kaki saat berjalan di pelataran. 

    Kedua, selalu membawa kartu atau catatan nomor hotel, ini akan sangat membantu bila tersesat atau membutuhkan arah pulang;

    Ketiga, mengatur waktu ibadah dan hindari kelelahan berlebih. Jika memungkinkan, manfaatkan waktu-waktu shalat subuh, maghrib, dan isya ketika suhu sudah mulai turun. 

    Keempat, mematuhi alur masuk Raudhah dan tidak memaksakan diri bila belum mendapat jadwal atau izin. Petugas akan membantu mengarahkan dan memastikan proses ziarah berlangsung tertib dan nyaman. 

    Kelima, mematuhi tata tertib di sekitar Masjid Nabawi, termasuk untuk tidak merokok di sekitar area masjid.

    “Bila merasa tidak enak badan, pusing, atau mengalami gangguan kesehatan, segera lapor ke Pos Sektor Khusus atau hubungi petugas terdekat,” kata Dodo. 

  • Fase Pemulangan, Jemaah Haji Pengguna SPLP Berkurang

    Fase Pemulangan, Jemaah Haji Pengguna SPLP Berkurang

    Bisnis.com, JEDDAH — Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mencatat jemaah haji pengguna Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sudah berkurang, memasuki hari ke-9 masa pemulangan.  

    SPLP diketahui merupakan dokumen resmi untuk mempermudah kepulangan jemaah yang paspornya belum ditemukan atau masih berada di pihak syarikah penyedia layanan haji. 

    Kepala Daerah Kerja Bandara PPIH Arab Saudi, Abdul Basir mengatakan pihaknya telah memitigasi persoalan ini dengan membentuk tim untuk menyisir paspor jemaah di hotel-hotel di Makkah. 

    “Bekerjanya full untuk menemukan paspor-paspor. Targetnya kan 12 jam sebelum jemaah take off atau diberangkatkan ke Madinah, paspor itu sudah siap semuanya,” kata Basir ditemui di Bandara Jeddah, Kamis (19/6/2025). 

    Basir melanjutkan, jemaah yang kepulangannya menggunakan SPLP, akan menerima paspornya setelah ditemukan nanti melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama di kabupaten/kota. 

    Sampai saat ini masalah ketiadaan paspor sebelum kepulangan jemaah dengan cepat ditangani agar pergerakan ke Tanah Air berjalan sesuai dengan jadwal penerbangan yang telah ditetapkan maskapai dan bandara. 

    Hanya ada dua orang jemaah dari kelompok terbang 1 Embarkasi Surabaya (SUB-1) yang tertunda kepulangannya karena terlambat melaporkan kehilangan paspor. 

    “Karena belum ada SPLP-nya, ya sudah nginep dulu di hotel, setelah itu baru dipulangkan ke kloter berikutnya,” jelasnya. 

    Lebih lanjut, paspor yang belum ditemukan tetap menjadi tanggung jawab pihak syarikah untuk mengembalikannya kepada otoritas Indonesia. Kehilangan paspor oleh pihak syarikah akan dicatat oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi untuk dikenai sanksi. 

    Hingga Kamis (19/6/2025) pukul 15:45 WIB, sudah sebanyak 141 kelompok terbang (kloter) tiba di Tanah Air, terdiri atas 55.071 jemaah. Jumlah itu mencakup 26,86% dari total 525 kloter. 

    Pemulangan jemaah haji gelombang pertama dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah akan berlangsung hingga 26 Juni 2025. Sesudah itu hingga 12 Juli 2025, PPIH Arab Saudi akan memulangkah jemaah dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. 

    Sementara pemulangan jemaah haji gelombang pertama berlangsung, jemaah gelombang kedua telah digerakkan dari Makkah menuju Madinah. Mereka akan tinggal di Kota Nabi itu selama 8 hingga 9 hari sebelum dipulangkan ke Tanah Air. 

  • Jemaah Haji Indonesia Semakin Tertib Barang Bawaan

    Jemaah Haji Indonesia Semakin Tertib Barang Bawaan

    Bisnis.com, JEDDAH — Memasuki hari ke-9 fase pemulangan ke Tanah Air, jemaah haji Indonesia semakin tertib terkait barang bawaan. Berbeda dengan hari-hari pertama masa pemulangan dimana petugas harus membantu jemaah untuk memperingkas barang bawaannya di paviliun bandara, ketika menunggu jadwal penerbangan. 

    Diketahui, koper besar bagasi milik jemaah sudah diberangkatkan satu hari sebelum kepulangan. Adapun, barang bawaan yang dibolehkan dijinjing ke kabin pesawat antara lain satu koper kabin, satu tas kecil, dan satu tas paspor. 

    Kepala Daerah Kerja Bandara, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Abdul Basir mengatakan manajemen kloter untuk mengingatkan jemaah terkait barang bawaan sudah lebih baik. 

    “Kami mengapresiasi kepada seluruh petugas kloter yang telah melakukan manajemen kloter dengan baik. Sehingga jemaah haji kita ketika sampai di bandara tidak ada lagi barang-barang yang banyak dibongkar seperti hari-hari sebelumnya,” kata Basir ditemui di Bandara Jeddah, Kamis (19/6/2025). 

    Selain itu, jemaah haji juga diimbau untuk memperhatikan barang-barang yang terlarang untuk dibawa. Sebelum jemaah bertolak ke bandara, koper besar akan ditimbang di lobi hotel dua hari sebelum jadwal penerbangan ke Tanah Air.

    Beberapa barang yang tidak boleh dibawa jemaah dalam koper besar antara lain air zam-zam dalam bentuk dan kemasan apa pun, barang yang mengandung aerosol, gas, magnet, senjata tajam, atau mainan dengan baterai. Selain itu juga power bank atau mainan dengan baterai berkapasitas lebih dari 20.000 mAh.

    Uang tunai senilai Rp100 juta atau setara 25.000 riyal Arab Saudi juga dilarang untuk dibawa. Ada pula produk hewani dan makanan berbau tajam, serta tanaman hidup dan hasilnya.

    Hingga Kamis (19/6/2025) pukul 15:45 WIB, sudah sebanyak 141 kelompok terbang (kloter) tiba di Tanah Air, terdiri atas 55.071 jemaah. Jumlah itu mencakup 26,86% dari total 525 kloter. 

    Pemulangan jemaah haji gelombang pertama dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah akan berlangsung hingga 26 Juni 2025. Sesudah itu hingga 12 Juli 2025, PPIH Arab Saudi akan memulangkah jemaah dari Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. 

    Sementara pemulangan jemaah haji gelombang pertama berlangsung, jemaah gelombang kedua telah digerakkan dari Makkah menuju Madinah. Mereka akan tinggal di Kota Nabi itu selama 8 hingga 9 hari sebelum dipulangkan ke Tanah Air. 

  • Jemaah Haji Gelombang II Akan Bergerak ke Madinah Mulai 18 Juni 2025

    Jemaah Haji Gelombang II Akan Bergerak ke Madinah Mulai 18 Juni 2025

    Bisnis.com, MAKKAH — Seiring dengan pemulangan jemaah haji gelombang I, jemaah haji Indonesia yang tiba di Arab Saudi pada gelombang II akan mulai bergerak ke Madinah pada 18 Juni 2025.

    Pada Tahap pertama, ada 18 kelompok terbang (kloter) yang akan diberangkatkan dari Makkah menuju Madinah mulai pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS). 

    Kepala Daerah Kerja Makkah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ali Machzumi mengatakan, perjalanan Makkah—Madinah akan ditempuh kurang lebih 6 jam. Karena itu, jemaah diimbau untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. 

    “Khususnya kesiapan fisik dengan menghemat energi, menghemat tenaga untuk persiapan pemberangkatan ke Madinah,” kata Ali.

    Di Madinah jemaah akan tinggal kurang lebih selama 8 hari untuk menjalani ibadah, utamanya salat di Masjid Nabawi dan ziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW, sebelum kemudian bertolak ke Tanah Air melalui Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. 

    “Jemaah nanti akan difasilitasi oleh PPIH Arab Saudi untuk mendapatkan tasrikh [izin] masuk ke Raudhah,” kata Ali.

    Selama di Madinah, jemaah juga akan melaksanakan City Tour difasilitasi oleh Majmu’ah yang ada di Madinah untuk keliling dan mengunjungi situs-situs sejarah di Kota Nabi itu. 

    “Kegiatan City Tour adalah fasilitas dari PPIH Arab Saudi, gratis, tanpa biaya untuk jemaah haji Indonesia,” kata Ali.

    Sementara itu, mengingat Arab Saudi kini memasuki proses puncak musim panas, PPIH Arab Saudi terus mengingatkan jemaah untuk membatasi aktivitas di luar hotel dan tidak beribadah sunnah berlebihan seperti umrah sunnah berulang-ulang. 

    Ali mengatakan, beraktivitas di luar hotel atau masjid akan berdampak pada kesehatan jemaah khsususnya jemaah lanjut usia dan atau yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). 

    “Karenanya, menjaga kesehatan harus menjadi prioritas jemaah. Jemaah agar beribadah di musala hotel dilanjutkan dengan memperbanyak zikir dan membaca Al-Quran,” katanya.

  • Soal Kabar Pemangkasan Kuota Haji 50%, Menag: Tak Ada Pembahasan Resmi

    Soal Kabar Pemangkasan Kuota Haji 50%, Menag: Tak Ada Pembahasan Resmi

    Bisnis.com, MADINAH — Kuota haji Indonesia pada 2026 dikabarkan akan dipangkas 50% sehubungan dengan evaluasi terkait kemampuan fisik jemaah Tanah Air, khususnya bagi mereka yang lanjut usia (lansia) dan berisiko tinggi. 

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan sejauh ini belum ada pembahasan resmi dengan pihak Kerajaan Arab Saudi terkait hal itu. 

    “Saya tidak pernah mendengarkan isu itu. Beberapa kali kami rapat, tidak pernah ada pembahasan seperti itu,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Kamis (12/6/2025). 

    Pernyataan itu disampaikan untuk meredam keresahan publik yang berkembang di tengah fase pemulangan jemaah, terutama setelah muncul spekulasi terkait rencana pengurangan kuota haji secara drastis pada musim mendatang.

    Nasaruddin menegaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dalam hal penyelenggaraan ibadah haji tetap berlangsung baik dan profesional. Tidak ada indikasi penurunan kuota dari pihak mana pun.

    “Hubungan kita dengan pemerintah Saudi Arabia sangat baik. Memang ada kekurangan, tapi semua negara juga punya kelemahan. Tidak ada yang sempurna,” tambahnya.

    Sebagai informasi, kuota haji Indonesia justru cenderung stabil dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, kuota jemaah Indonesia sebesar 229.000 orang, naik menjadi 241.000 orang pada 2024, dan tahun ini, 2025, kuota mencapai 221.000 orang.

    Pada kesempatan yang sama, dia juga sekaligus mengapresiasi kerja keras seluruh petugas haji yang berjibaku di tengah cuaca ekstrem demi memastikan jemaah mendapatkan layanan terbaik.

    “Lihat sendiri jemaah kita. Lihat petugas kita yang bekerja di lapangan dengan ikhlas. Mereka juga punya keluarga dan harga diri. Jadi jangan kita pelintir seolah-olah ada yang genting,” katanya.

    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kini masih fokus pada fase kepulangan jemaah Indonesia, setelah melalui puncak rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). 

    Sebagaimana fase kedatangan, pemulangan jemaah dibagi ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama pulang melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, dan gelombang kedua melalui Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah. 

    Namun, demikian ada 7 kloter jemaah haji gelombang pertama yang dipulangkan melalui Bandara Madinah karena keterbatasan slot penerbangan. 

  • Cerita Jemaah Haji Sakiyah, Berangkat Berdua, Pulang Seorang Diri

    Cerita Jemaah Haji Sakiyah, Berangkat Berdua, Pulang Seorang Diri

    Bisnis.com, MADINAH – Pandangan Sakiyah Imuk (65) tampak kosong saat menunggu jadwal penerbangan pulang di paviliun Terminal Haji, Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2025).

    Bagaimana tidak, suaminya, Pasah Suki (75), yang berangkat bersamanya sebagai jemaah haji, baru saja meninggal dalam perjalanan bus dari Makkah menuju Madinah.

    Sakiyah harus rela pulang ke Tanah Air menggandeng suaminya yang tinggal nama saja. Pasah Suki mengembuskan nafas terakhir di dalam bus, tepat sebelum kepulangan kelompok terbang (kloter) 01 Embarkasi Lombok (LOP-01).

    Sukiyah, yang tiba di Paviliun 6 bandara sekitar pukul 02.15 Waktu Arab Saudi (WAS), tampak duduk sendiri membawa koper miliknya, serta barang bawaan dan dokumen milik mendiang suaminya. Dia mengenakan baju terusan hitam, berbeda dengan jamaah lainnya yang memakai pakaian batik dan kerudung putih.

    Sakiyah sempat bercerita, selama di Arafah, suaminya dalam kondisi sehat. Namun, setelah perjalanan dari Arafah ke Mina, kondisi kesehatannya menurun dan mulai mengalami batuk, sehingga tidak bisa melaksanakan lempar jumrah secara langsung. Prosesi ibadah dilanjutkan dengan kursi roda saat tawaf ifadah dan tawaf wada.

    “Kondisinya mulai menurun setelah di Mina. Mungkin ini sudah jalannya,” kata Sakiyah.

    Ia juga menyampaikan bahwa suaminya dalam kondisi baik saat berangkat dari Indonesia hingga menjalani rangkaian ibadah di Madinah dan Makkah. Ia sempat memeluk suaminya sebelum meninggal dunia di bus.

    Sakiyah mengikhlaskan kepergian suaminya dan tetap pulang ke Tanah air seorang diri. Dia menyampaikan harapannya agar sang suami mendapatkan tempat terbaik setelah tuntas menjalankan ibadah haji. “Doakan suami saya ya,” ujarnya pelan.

    Jemaah haji wafat

    Pasah Suki menjadi satu diantara 235 jemaah haji yang wafat di Tanah Suci selama penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, setidaknya hingga Kamis (12/6/2025). Seperti ratusan jemaah lain yang berpulang, jenazah Pasah Suki akan diurus dan dikebumikan di Arab Saudi.

    Dari jumlah jemaah wafat tersebut, 148 diantaranya adalah perempuan, dan sisnya, 87 orang laki-laki. Jemaah meninggal paling banyak terjadi di Makkah sebanyak 167 jiwa. Berturut-turut kemudian Madina (31 jemaah), Mina (15 jemaah), Arafah (13 jemaah), dan bandara (9 jemaah). Jika dibandingkan dengan akumulasi periode yang sama tahun lalu, jumlah jemaah wafat tahun ini menurun dari sebelumnya 249 jiwa.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar sebelumnya mengapresiasi peningkatan layanan kesehatan Arab Saudi pada penyelenggaraan haji tahun ini. Jumlah rumah sakit yang disiagakan, juga petugas yang berpatroli meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.

    Selain itu, setelah melalui lobi ke Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) diizinkan untuk beroperasi dan melakukan tindakan kepada pasien jemaah Indonesia.

    “Tadinya kan ditutup, akhirnya kita lobi dengan Menteri Kesehatan, akhirnya bisa dibuka kembali. Kemudian yang lainnya lagi bahwa pengobatan-pengobatan di kemah pun juga itu diberikan banyak dispensasi,” kata Nasaruddin.

    Meski diwarnai berbagai dinamikan di lapangan, Nasaruddin mengatakan penyelenggaraan haji tahun ini, secara umum berjalan lancar dengan kerja sama berbagai pihak. Kendala-kendala teknis di lapangan, seperti keterlambatan bus dan distribusi katering jemaah, akan menjadi catatan perbaikan untuk penyelenggaraan ibadah haji selanjutnya.