Tag: Pamungkas

  • Pakar Hukum: Sengketa Tanah Eigendom 1278 Harus Dilihat dari Aspek Yuridis dan Empiris

    Pakar Hukum: Sengketa Tanah Eigendom 1278 Harus Dilihat dari Aspek Yuridis dan Empiris

    Surabaya (beritajatim.com) – Dosen Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya sekaligus pakar hukum pertanahan, Dr. Sri Setyadji, SH., M.Hum, menegaskan bahwa hak prioritas atas tanah yang dikaitkan dengan Eigendom Verponding 1278 seharusnya berada di tangan warga. Alasannya karena warga telah lama menguasai, menempati, dan memiliki sertifikat resmi dari BPN.

    Menurut Sri Setyadji, sengketa lahan antara warga dan Pertamina ini harus dilihat secara utuh dari aspek yuridis maupun empiris.

    “Komplain atau klaim Pertamina atas objek hak atas tanah yang sudah dihuni sekian puluh tahun oleh masyarakat dan sebagian sudah mendapatkan status hak atas tanah yang dikeluarkan oleh BPN, menjadi dinamika dan sekaligus problematik hukum yang menarik perhatian publik,” ujar Sri Setyadji, Minggu (12/10/2025).

    Dia menjelaskan, secara hukum, dasar konversi hak atas tanah di Indonesia sudah diatur dengan jelas melalui sejumlah regulasi. Mulai dari Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 tentang Nasionalisasi, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (UUPA), hingga Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 yang menjadi batas akhir masa konversi hak barat.

    “Secara yuridis, ditetapkannya UU 86 Tahun 1958 sebagai pedoman untuk menelusuri status hak atas tanah yang diklaim Pertamina, kemudian diperkuat oleh UUPA dan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 sebagai langkah pamungkas untuk mengakhiri ketentuan konversi,” jelas dia.

    Sri Setyadji menilai, berdasarkan aturan tersebut, hak-hak warga yang telah menempati lahan dan memegang sertifikat sah tidak dapat diganggu gugat. Terlebih, jika tanah tersebut telah digunakan untuk permukiman dan sesuai dengan tata guna lahan yang berlaku.

    “Jika problematika hukum muncul saat ini, maka berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1979 secara tegas disebutkan bahwa bekas hak barat yang sudah berakhir masa konversinya dan kini dikuasai serta dijadikan tempat pemukiman, maka hak prioritasnya ada pada masyarakat tersebut,” tegas dia.

    Dia menambahkan, persoalan ini juga perlu ditinjau dari aspek penataan ruang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007. Pemerintah Kota Surabaya memiliki atribusi penuh untuk menentukan kesesuaian lahan tersebut berdasarkan RTRW dan RTRK.

    “Atribusi yang dimiliki berkaitan dengan wilayah administrasi dan teritori dengan dasar pada penataan ruang kota. Karena itu, semua pihak yang berkaitan dengan problematika hukum atas tanah ini harus berkolaborasi dengan wali kota sebagai pemangku wilayah atas dasar atribusinya,” pungkas Sri Setyadji.

    Sementara itu, PT Pertamina (Persero) sebelumnya menyatakan memahami kekhawatiran masyarakat terkait polemik lahan eigendom di kawasan Darmo Hill, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya. Persoalan ini mencuat setelah sejumlah sertifikat tanah warga ditandai sebagai lahan dengan indikasi kepemilikan Pertamina.

    “PT Pertamina (Persero) memahami kekhawatiran masyarakat terkait lahan eigendom di Darmo Hill,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso saat dihubungi beritajatim.com, Selasa (23/9/2025).

    Fadjar menjelaskan bahwa lahan tersebut merupakan bagian dari aset nasionalisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia pada medio tahun 1950-an. Nasionalisasi ini merupakan langkah strategis negara dalam mengambil alih aset perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia pada masa itu.

    “Sebagai informasi, aset tersebut merupakan hasil dari nasionalisasi aset Pemerintah Indonesia terhadap aset-aset milik perusahaan asing pada medio tahun 1950-an,” kata Fadjar.

    Fadjar menegaskan bahwa Pertamina saat ini sedang berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk lembaga hukum dan pemerintah pusat. Langkah ini, kata Fadjar, dilakukan untuk memastikan dasar hukum klaim lahan benar-benar sesuai dengan peraturan perundang-undangan. [asg/but]

  • Update Daftar Nama 51 Korban Jiwa Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

    Update Daftar Nama 51 Korban Jiwa Tragedi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

    Bisnis.com, SURABAYA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim kembali berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban tragedi ambruknya bangunan tiga lantai Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. Dengan demikian, sudah 51 jenazah yang berhasil diidentifikasi. 

    Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol Mohammad Khusnan Marzuki menjelaskan, terdapat total 51 jenazah korban yang telah berhasil teridentifikasi. Detailnya, 5 teridentifikasi di rumah sakit Sidoarjo, dan 46 di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya.

    “Dari 67 kantong jenazah yang kami terima, saat ini sudah ada 51 korban teridentifikasi. Masih ada 13 kantong jenazah lagi yang masih kami cocokkan datanya,” ungkap Khusnan saat jumpa pers di RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya, Sabtu (11/10/2025) malam.

    Satu kantong jenazah yang berhasil pada Sabtu (11/10), teridentifikasi melalui DNA dan medis gigi adalah Muhammad Ridwan Sahari (14), warga Bendul Merisi, Surabaya.

    Adapun, Khusnan menjelaskan total terdapat 67 kantong jenazah yang telah diterima oleh tim DVI Polda Jatim. Namun, data ante mortem atau laporan kehilangan keluarga berjumlah 63.

    “Jadi laporan kehilangan antemortem ada 63. Yang sudah teridentifikasi korban ada 51. Jadi, antemortem yang belum teridentifikasi sampai sekarang ada 12. Sementara untuk kantong jenazah yang belum teridentifikasi ada 13,” jelasnya.

    Sebelumnya, pada Jumat (10/10/2025), tim DVI Polda Jatim juga telah berhasil mengidentifikasi tiga kantong jenazah, yang terdiri dari dua korban dan satu potongan tubuh atau body part korban.

    Dua jenazah korban yang berhasil teridentifikasi pada Jumat (10/10) adalah Moh. Alfin Mutawakkilallah (17) warga Lomaer, Blega, Bangkalan dan Muhammad Iqlil Ibrohim (15) warga Sukorejo, Bangsalsari, Jember. Sedangkan body part diidentifikasi milik Mochammad Haikal Ridwan (14) warga Labang, Bangkalan.

    Daftar 51 korban jiwa tragedi ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun, warga Krembangan, Surabaya. Teridentifikasi Kamis (2/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    6. Firman Nur, 16 tahun, warga Tembok Lor Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    7. Muhammad Azka Ibadurrahman, 13 tahun, warga Kenjeran, Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    8. Daul Milal, 15 tahun, warga Sidokapasan Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    9. Nurudin, 13 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    12. Abdul Fattah, 18 tahun, warga Asem Manunggal, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, warga Gayungan, Surabaya. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun, warga Cikarang Utara, Bekasi. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    15. Moh Dafin, 13 tahun, warga Bulu Lor, Semarang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, warga Tambelang, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, warga Kolla Modung, Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    18. Muhammad Ahmad Fahmi, 15 tahun, warga Kamal, Bangkalan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025) lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    19. Muhammad Reza Syfai Akbar, 14 tahun, warga Peneleh, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    20. Afifuddin Zarkasi, 13 tahun, warga Tandes, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    21. Moh. Rizki Maulana Saputra, 16 tahun, warga Buduran, Sidoarjo. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    22. Moh. Ubaidillah, 17 tahun, warga Blega, Bangkalan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    23. Virgiawan Narendra Sugiarto, 16 tahun, warga Karangbinangun, Lamongan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    24. Moch Ali Sirojuddin, 13 tahun, warga Krembangan, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    25. Muhammad Azam Habibi, 14 tahun, warga Semampir, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    26. M Maulidy Hasany Kamil, 16 tahun, warga Blega, Bangkalan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    27. Ach Fathoni Abil Falaf, 17 tahun, warga Tanjung Bumi, Bangkalan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    28. M Azam Alby Alfa Himam, 17 tahun, warga Blega, Bangkalan. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    29. Khoirul Mutaqin, 18 tahun, warga Mojoroto, Kota Kediri. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    30. Farhan, 17 tahun, warga Kutisari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    31. Syafiuddin, 15 tahun, warga Kedungdung, Sampang. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    32. Achmad Ghiffary Haekal Nur, 17 tahun warga Sidokumpul, Gresik. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    33. Muhammad Ubay Dillah, 15 tahun, warga Kubu Raya, Kalimantan Barat. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    34. Achmad Alby Fahri, 13 tahun, warga Semampir, Surabaya. Teridentifikasi Selasa (7/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    35. Abdus Somad, 17 tahun, warga Sampang, Jawa Timur. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    36. Imam Junaidi, 16 tahun, warga Bangkalan, Jawa Timur. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    37. Mohammad Fajri, 14 tahun, warga Pabean Cantian, Surabaya. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    38. Muhammad Nasi Hudin, 15 tahun, warga Belinyu, Kepulauan Bangka Belitung. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    39. Achmad Suwaifi, 15 tahun, warga Bangkalan, Jawa Timur. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    40. Mochammad Haikal Ridwan, 14 tahun warga Bangkalan, Jawa Timur. Teridentifikasi Rabu (8/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    41. Moch Adam Fidiansyah, 12 tahun, warga Sukodono, Sidoarjo. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    42. Muhammad Raihan Jamil, 14 tahun, warga Krembangan, Kota Surabaya. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    43. Mohammad Abdul Rohman Nafis, 15 tahun, warga Sedati, Sidoarjo. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    44. M Ghifari Chasbi, 15 tahun, warga Wonorejo, Pasuruan. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    45. Moh Toni Afandi, 14 tahun, warga Semampir, Kota Surabaya. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    46. Ach. Ramzi Fariki, 15 tahun, warga Gunung Sindur, Bogor. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya.

    47. Abdullah As Syadid, 16 tahun, warga Modung, Bangkalan. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    48. Arif Afandi, 15 tahun, warga Tegalsari, Kota Surabaya. Teridentifikasi Kamis (9/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    49. Moh. Alfin Mutawakkilallah, 17 tahun, warga Lomaer, Blega, Bangkalan. Teridentifikasi Jumat (10/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    50. Muhammad Iqlil Ibrohim, 15 tahun, warga Sukorejo, Bangsalsari, Jember. Teridentifikasi Jumat (10/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

    51. Muhammad Ridwan Sahari, 14 tahun, warga Bendul Merisi, Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (11/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya. 

  • Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Oktober 2025

    Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan Megapolitan 12 Oktober 2025

    Cerita Terakhir Seorang Ojol Lansia yang Meninggal Sebatang Kara di Kemanggisan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang sopir ojek
    online
    (ojol) berusia 63 tahun ditemukan meninggal seorang diri di rumahnya di kawasan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, Sabtu (11/10/2025).
    Korban diketahui meninggal setelah warga mencium aroma tak sedap dari dalam rumahnya. Temuan tersebut membuat warga melapor kepada Ketua RT setempat, Jamil (42).
    Mendapat laporan itu, Jamil langsung mendatangi rumah lansia tersebut.
    “Saya ke rumahnya dan keadaan sudah ada mayat,” jelas Jamil saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Sabtu.
    Jamil menjelaskan, korban dikenal sebagai sopir ojek
    online
    yang sudah berusia lanjut dan hidup sebatang kara.
    “Ojek
    online
    , sudah tua juga, umurnya udah 64 tahun dan tinggal sendiri,” ujar Jamil.
    Menurut warga, korban terakhir kali terlihat beraktivitas pada Kamis (9/10/2025). Sementara Jamil sendiri terakhir melihat korban dalam keadaan sehat pada Rabu (8/10/2025).
    Sejak saat itu, korban tak lagi terlihat keluar rumah hingga akhirnya ditemukan meninggal dalam kondisi sudah berbau.
    Jamil menduga, korban meninggal dunia karena sakit yang dideritanya.
    Kapolsek Palmerah Komisaris Gamos mengatakan, polisi masih menyelidiki penyebab kematian korban.
    “Masih didalami (penyebab kematiannya),” ujar Gamos.
    Polisi telah membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    Selain itu, rumah korban juga telah dipasangi garis polisi guna kepentingan penyelidikan.
    Menurut Jamil, korban dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah terhadap warga sekitar.
    “Ya, baik dan ramah (orangnya),” kata Jamil.
    Namun, belakangan korban jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar karena sibuk bekerja sebagai sopir ojek
    online
    .
    Di usia senjanya, korban masih harus menafkahi dirinya sendiri.
    (Tim Redaksi: Omarali Dharmakrisna Soedirman, Mohamad Bintang Pamungkas)

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Narasi ‘Sisakan Ruang Ikhlas’ Jelang Indonesia Vs Irak, Ini Makna Psikologisnya

    Viral Narasi ‘Sisakan Ruang Ikhlas’ Jelang Indonesia Vs Irak, Ini Makna Psikologisnya

    Jakarta

    Timnas Indonesia akan melakoni laga pamungkas melawan timnas Irak pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Ini adalah partai ‘hidup mati’ Jay Idzes dan tim.

    Kekalahan menyakitkan di laga sebelumnya melawan Arab Saudi, memunculkan narasi ‘Sisakan Ruang Ikhlas’ di media sosial. Lantas, apa sih arti dari narasi tersebut?

    Psikolog klinis Agata Ika Paskarista, M.Psi menjelaskan bahwa ‘ruang ikhlas’ dalam narasi tersebut adalah bagaimana seseorang menyiapkan tempat untuk memproses sesuatu yang mungkin saja tidak sesuai dengan keinginannya.

    “Misalnya hasilnya nanti kurang memuaskan, apa hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diekspektasikan temen-temen,” kata perempuan yang sering disapa Attarischa tersebut kepada detikcom, di Jakarta Selatan, Sabtu (11/10/2025).

    “Jadi menurut saya boleh ya ada ruang ikhlas, tapi ya harus ada ruang lain bahwa kita optimis timnas juga bisa menang,” sambungnya.

    Menurut Agata optimisme ini merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia. Tidak ada salahnya tetap berpikiran positif bahwa timnas Indonesia tetap bisa mengamankan tiket ke Piala Dunia 2026 nanti.

    Namun, optimisme ini juga bisa menjadi ‘bumerang’ kepada siapa saja jika dilakukan secara berlebihan atau optimisme buta.

    “Semua yang terlalu itu rasanya perlu kita kurangi levelnya ya. Kalau optimis banget, levelnya yang tadinya 100 kita kurangi, kurangnya itu adalah ruang untuk misalnya ekspektasinya tidak sesuai,” kata Agata.

    “Itu tidak hanya soal timnas, itu juga soal kehidupan juga. Kita optimis, that’s good. Tapi juga harus memberikan ruang untuk emosi-emosi lain, misalnya marah, berduka misal timnas yang kita dukung tidak memberikan hasil yang sesuai dengan kehendak kita,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Heboh Temuan Larva Lalat Pada Menu MBG SMA di Gorontalo”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Ini Identitas 48 dari 67 Jenazah Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Teridentifikasi

    Ini Identitas 48 dari 67 Jenazah Korban Runtuhnya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Teridentifikasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur telah berhasil mengidentifikasi 48 dari total 67 jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo. Proses identifikasi dilakukan di RS Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jumat (10/10/2025).

    Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Jatim, Kombes Pol Khusnan Marzuki, menyampaikan bahwa delapan jenazah terbaru telah teridentifikasi pada Kamis (9/10/2025) malam. “Sampai dengan hari ini tim gabungan telah berhasil mengidentifikasi total 48 korban dari 67 kantong jenazah yang diterima,” ujarnya.

    Khusnan menjelaskan, tim DVI masih melanjutkan proses identifikasi terhadap jenazah yang tersisa melalui pemeriksaan lanjutan ante mortem dan post mortem. “Saat ini proses operasi DVI masih berjalan, dengan melakukan pendalaman ante mortem dan post mortem,” imbuhnya.

    Dari hasil identifikasi, para korban yang berhasil dikenali berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya, Bangkalan, Sampang, Lamongan, dan Gresik, serta beberapa wilayah luar provinsi seperti Kalimantan Barat, Bekasi, Bogor, Semarang, dan Bangka Belitung.

    Berikut daftar 48 korban yang telah teridentifikasi:

    Mohammad Anas Fahmi (15) Banyuajuh, Kamal, Bangkalan
    Muhammad Reza Syfai Akbar (14) Peneleh Ganteng, Surabaya
    Afifuddin Zarkasi (13) Balongsari, Tandes, Surabaya
    Moh. Rizki Maulana Saputra (16) Wadungasih, Buduran, Sidoarjo
    Moh. Ubaidillah (17) Karpote, Blega, Bangkalan
    Virgiawan Narendra Sugiarto (16) Mayong, Karangbinangun, Lamongan
    Moch. Ali Sirojuddin (13) Dupak, Krembangan, Surabaya
    Muhammad Azam Habibi (14) Sidotopo, Semampir, Surabaya
    Maulidy Hasany Kamil (16) Karang Gayam, Blega, Bangkalan
    Ach. Fathoni Abil Falaf (17) Tangungguh, Tanjung Bumi, Bangkalan
    M. Azam Alby Alfa Himam (17) Karang Gayam, Blega, Bangkalan
    Khoirul Mutaqin (18) Banjarmlati, Mojoroto, Kediri
    Farhan (17) Kutisari, Tenggilis Mejoyo, Surabaya
    Syafiuddin (15) Pejeruhan, Kedungdung, Sampang
    Achmad Ghiffary Haekal Nur (17) Sidokumpul, Gresik
    Muhammad Ubaydillah (15) Sungai Kakap, Kubu Raya, Kalimantan Barat
    Achmad Alby Fahri (13) Semampir, Surabaya
    Maulana Alfan Ibrahimavic (13) Pabean Cantian, Surabaya
    Mochammad Mashudulhaq (14) Dukuh Pakis, Surabaya
    Muhammad Soleh (22) Jalan Madura, Tanjung Pandan, Bangka Belitung
    Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (17) Putat Jaya, Surabaya
    Moch. Agus Ubaidillah (14) Gresik Gadukan, Morokrembangan, Surabaya
    Firman Nur (16) Tembok Lor, Surabaya
    Muhammad Azka Ibadur Rohman (13) Kenjeran, Surabaya
    Daul Milal (15) Kapasan, Surabaya
    Nuruddin (13) Karang Gayam, Blega, Bangkalan
    Ahmad Rijalul Haq (16) Dapuan Baru, Surabaya
    Moh. Royhan Mustofa (17) Kamal, Bangkalan
    Abdul Fattah (18) Asem Manunggal, Surabaya
    Wsdiur Rohib (17) Gayungan, Surabaya
    Mohammad Aziz Pratama Yudistira (16) Bekasi
    Moh. Dafin (13) Semarang
    M. Ali Rahbini (19) Tambelang, Sampang
    Sulaiman Hadi (15) Bangkalan
    Abdus Somad (17) Sampang
    Imam Junaidi (16) Bangkalan
    Mohammad Fajri (14) Surabaya
    Muhammad Nasi Hudin (15) Bangka Belitung
    Achmad Suwaif (15) Bangkalan
    Mochammad Haikal Ridwan (14) Bangkalan
    Moch Adam Fidiansyah (12) Masangan Kulon, Sukodono, Sidoarjo
    Muhamad Raihan Jamil (14) Krembangan Jaya Selatan, Surabaya
    Mohammad Abdul Rohman Nafis (15) Pulungan, Sedati, Sidoarjo
    M. Ghifari Chasbi (15) Tamansari, Pasuruan
    M. Toni Afandi (14) Sidotopo Jaya, Surabaya
    Ach. Ramzi Fariki (15) Padurenan, Bogor
    Abdullah As Syadid (16) Modung, Bangkalan
    Arif Afandi (15) Wonorejo, Surabaya

    Tim gabungan DVI Polda Jatim terus melanjutkan proses identifikasi terhadap 19 jenazah lain yang belum teridentifikasi agar seluruh korban dapat segera diserahkan kepada pihak keluarga. [rma/beq]

  • Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Tragedi Al Khoziny: Ketika 67 Santri Meninggal dalam Perjalanan Spiritual

    Surabaya (beritajatim.com) – Enam puluh lebih hati ibu terguncang mendengar putranya tidak selamat dari tempat paling saktral, ruang menimba ilmu agama di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo.

    Tangis dan doa-doa tidak merubah ketetapan dari Sang Maha Berkehendak. Doa, yang telah mereka munajatkan sejak hari Senin, 29 September 2025 sore.

    Sebanyak 67 jiwa santri berpulang ke pangkuan-Nya dalam keadaan tragis dan mulia. 67 santri itu tertimbun bangunan tiga lantai, serta musala yang runtuh, di tengah khusyuknya Shalat Ashar berjamaah di rakaat ketiga.

    Sejak Senin (29/9) lalu hingga hari Selasa (7/10/225), kabar duka terus menghujam ke dasar hati paling dalam dari seorang ibu. Para ibu menelan kenyataan pahit. Dengan mata-mata sembab, ibu, wanita paling tangguh, menghitung satu – persatu informasi korban yang ditemukan petugas hingga genap 67.

    Pencarian ditutup pada pagi ini, setelah sembilan hari petugas Tim SAR berjibaku; mencacah beton bangunan runtuh, mengangkat puluhan raga yang telah membusuk, diiringi lantunan Ayat Suci yang menggema, berkumandang di komplek-kompleks pesantren.

    17 korban sudah diidentifikasi identitasnya oleh kepolisian. Sementara 50 masih belum diketahui.

    Dari puluhan korban meninggal dunia ada satu di antaranya yang ditemukan bersujud, ia Catur Rafi Okta, meninggal pada saat posisi sujud di rakaat ketiga dan tertimpa runtuhan beton. Sebelum dia sempat melanjutkan rakaat keempat dalam salat ashar.

    Keluarga Rafi, Novita Tri Endah (26), mengatakan bahwa Rafi akan genap berusia 18 tahun, hari ini. Kenyataan dia sudah tiada di hari ulang tahunnya adalah duka yang sangat mendalam; bagi Novita dan keluarga.

    “Ulang tahun, aku pengen ngasih surprise lah apa, pengen beliin kue tart ke pondok apa gitu-gitu, lah kok dikasih kabar (duka) ini dulu,” jelas Novita Tri, kakak perempuan Rafi, pada Selasa (7/10/2025).

    Ia juga menyampaikan, kepribadian adiknya Rafi adalah yang paling taat dalam beribadah. Ia baru masuk ke Ponpes Al – Khoziny di Sidoarjo setelah lulus sekolah SMP, atas kemauan dan cita-citanya yang ingin menjadi Ustaz serta mengajar mengaji keponakannya.

    “(Saya) trauma banget. Beton-beton itu berada di punggungnya, Basarnas juga ke sini, dikasih tahu fotonya,” urainya di rumah duka, Sawahan Surabaya.

    Novita mengatakan, pihaknya sangat mendukung Rafi untuk memperdalam ilmu agama di pesantrennya. Dia mengungkapkan bahwa jarang ada libur pondok. Namun ketika libur Maulid Nabi beberapa hari lalu Rafi pulang, dan Novita merasa ada gelagat berbeda dari adiknya, yang membuat ia khawatir.

    Diceritakan, bahwa saat Rafi pulang ke rumah dia banyak bercerita. Ia secara berturut-turut meminta dibelikan jajan makanan ringan. Bahkan saat sehari sebelum ia kembali ke pesantren, Rafi minta untuk dibelikan pakaian putih (baju) lengan panjang dan minyak wangi. Dan meminta berfoto keluarga.

    “Minta foto sama aku. Sama mbakku juga, sama anakku. Aku bilang gak usah aneh-aneh ae!. “Ayo mbak foto, nanti kalau mbak lagi kangen aku lihat fotoku” (kata Rafi). Itu juga dia foto terakhir,” jelas Novita sendu.

    Selain itu, Rafi saat sudah tiba di pondok sempat melakukan panggilan telepon ke rumah, diterima sama ayahnya. Rafi bilang uang saku masih ada, dan tidak minta kiriman uang, sebab katanya dia sebentar lagi mau pulang. “Pulangnya itu masih lama. Satu tahun hanya tiga kali, waktu ada libur Maulid Nabi, Puasa (Ramadhan), serta Hari Raya,” cetus Novita kala itu.

    “Ternyata. Pulangnya itu (dimaksud Rafi) pulang ke Rahmatullah,” tutup Novita.

    Berpulangnya puluhan santri saat menunaikan ibadah perjalanan spiritual salat ini menjadi duka mendalam bagi banyak pihak. Terutama ibu, pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, serta jutaan wali santri lain di seluruh Indonesia.

    ​Sebagai informasi, runtuhnya bangunan tiga lantai termasuk musala di Asrama Putra Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, yang menimbulkan puluhan korban meninggal itu terjadi pada Senin (29/9/2025) sore, saat ratusan santri sedang menunaikan salat ashar berjemaah di gedung yang dilaporkan masih dalam tahap pembangunan.

    Berdasarkan data Basarnas hari Selasa (9/10/2025), total korban yang berhasil ditemukan berjumlah 171 orang. Rinciannya, 104 orang dalam kondisi selamat dan 67 orang meninggal dunia, di mana delapan di antaranya masih berupa potongan tubuh.

    Sementara 17 korban santri Ponpes Al Khoziny yang berhasil teridentifikasi identitasnya, sebagai berikut:

    1. Maulana Alfan Ibrahimavic, 15 tahun, alamat Pabean Cantikan, Surabaya.
    2. Muhammad Soleh, 22 tahun, alamat Jalan Madura, Kabupaten Bangka Belitung.
    3. Muhammad Mashudulhaq, 14 tahun, alamat Kalikendang, Dukuh Pakis, Surabaya.
    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, alamat Putat Jaya Sekolahan, Surabaya.
    5. M Agus Ubaidillah, 14 tahun, alamat Gresik Gudukan, Krembangan, Surabaya.

    6. Firman Noor, 16 tahun, alamat Tembok Lor III, Surabaya.
    7. M Azka Ibadurrahman, 13 tahun, alamat Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya.
    8. Daul Milal, 15 tahun, alamat Sidokapasan, Surabaya.
    9. Nurudin, 13 tahun, alamat Karang Gayam, Blega, Bangkalan.
    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, alamat Jalan Dapuan Baru 1, Surabaya.

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, alamat Jl. KH Syadhali Makhdi, RT 01, RW 02, Kabupaten Bangkalan.
    12. Abdul Fattah, 18 tahun, alamat Asem Manunggal, Sampang.
    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, alamat Jalan Gayungan 8 GG Mawar 14/B Surabaya.
    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun alamat Kp. Pulo Kapuk Mekar Mukti Cikarang Utara, Bekasi.
    15. Moh Dafin, 13 tahun, alamat Jl Banowati Selatan II/20 RT 007, RW001 Bulu Lor, Semarang.

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, alamat Dsn. Plasah, Birem, Tambelang, Sampang.
    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, alamat Morleke, Kolla Modung, Bangkalan. (rma/ian)

  • Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Bisnis.com, SURABAYA ‐ Sekeping kisah haru tersisa dari memori bencana peristiwa ambruknya bangunan musala yang terletak di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

    Di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang robohh itu, petugas SAR gabungan dari unsur rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengevakuasi tubuh seorang remaja pria yang ditemukan dalam posisi bersujud. Tubuh yang kaku itu tengah memeluk seraya melindungi temannya, Syehlendra Haical (13), yang kini bertahan hidup, Rabu (1/10/2025) sore.

    Insan tersebut diketahui bernama Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas. Rafi, sapaan akrabnya, masih berusia 17 tahun dan kini telah meninggalkan dunia untuk selamanya. Rafi tutup usia setelah mencoba bertahan selama kurang lebih sehari sesudah kejadian nahas yang terjadi pada Senin (29/9/2025) saat ratusan santri Ponpes Al-Khoziny menunaikan ibadah salat Ashar sore itu.

    Sang kakak, Novita Tri Endah (26) tak kuasa menahan air matanya saat mengingat kembali potongan-potongan kejadian mendadak yang tidak pernah disangkanya akan dialami dirinya beserta keluarganya itu. 

    “[Rafi] Sudah meninggal, keadaan sujud di hari ketiga. Dini hari meninggal sambil meluk temannya yang selamat itu, Haical,” ungkap Novita saat ditemui di rumah duka, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

    Novita menceritakan bahwa Rafi baru menginjakkan kaki di pondok pesantren selama kurang lebih dua bulan lamanya. Ia berkata bahwa adiknya tersebut memiliki tekad yang kuat untuk menimba ilmu agama usai lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Perempuan itu juga mengatakan bahwa Rafi memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ustaz saat ia dewasa kelak. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren itu disebutnya datang secara pribadi dari sosok Rafi.

    Novita pun menyebut bahwa keinginan Rafi untuk bisa “mondok” awalnya sempat ditentang oleh pihak keluarga, termasuk dirinya sendiri. Namun, pada akhirnya, keluarga pun menuruti permintaan Rafi setelah melihat dan memahami niat sucinya tersebut, hingga akhirnya ia resmi memulai pembelajaran pendidikan agama di Ponpes Al-Khoziny sejak Juli 2025 lalu.

    “Dia yang minta sendiri kan. Malah aku yang enggak bolehin mondok sebetulnya. Dia bilang ‘aku pingin mondok ae’. ‘Aku pingin nekunin agama, pengen bisa baca Al-Quran. Aku pingin jadi ustad. Aku ingin ngajarin ponakan-ponakan’,” ucap Novita sambil menirukan perkataan almarhum adiknya itu.

    Sempat Minta Foto Keluarga 

    Novita menjelaskan Rafi merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan merupakan satu-satunya anak laki-laki yang hadir di keluarga mereka. Sejak masa kanak-kanak, ia mengakui bahwa Rafi adalah sosok yang penurut, tidak pernah membantah orang tua dan saudaranya, dan sabar menanti keinginannya. 

    “Jadi dia dari kecil nggak membangkang gitu. Nurut sama aku sama bapak, nurut di rumah. Kalau aku enggak boleh ini, ya dia nggak berangkat. Nggak neko-neko, nggak banyak nuntut,” ucapnya.

    Hari-hari menjelang peristiwa nahas tersebut, Novita mengatakan bahwa Rafi sempat pulang ke rumah saat momen perayaan Maulid Nabi bulan lalu. Rafi sempat tinggal dan menetap selama sepuluh hari lamanya di kediaman mereka. 

    Saat pulang ke rumah, banyak permintaan sederhana yang diutarakan oleh almarhum. Di antaranya meminta untuk dibelikan makanan pisang coklat, pelindung (casing) handphone, minyak wangi, baju koko, hingga foto bersama keluarga. Novita pun sempat merasa bingung dengan gelagat adiknya tersebut yang tidak seperti biasanya.

    “Aku yang ngerasa kayak ada yang aneh, minta itu, aneh-aneh gitu. Berturut-turut minta sesuatu. Biasanya itu enggak pernah. Dia minta foto sama aku, ‘Ayo mbak foto, ngko sampeyan lek [nanti kalau kamu] kangen, iku [itu] lihat aku’. Itu juga dia foto terakhir pakai sarung merah yang ditemukan itu,” ucap Novita. 

    Novita juga menyebut saat kembali ke pondok pesantren, Rafi sempat berkomunikasi via telepon dengan ayahnya. Saat itu, ayahnya menanyakan mengenai sisa uang saku yang masih dipegang Rafi untuk menunjang kehidupannya di pondok pesantren. 

    “Sama bapak telepon dua kali. Ditanya bapak ‘Uangnya udah habis ta?’ Jawabannya ‘Ada cukup sampai aku mulih maneh [pulang lagi]. Pulangnya itu masih lama kok cukup’. Ternyata pulang ke Rahmatullah,” tutur Novita. 

    Sosok Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (tengah), korban jiwa dari peristiwa naas ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur./ Bisnis-Julianus Palermo

    Sujud Terakhir Rafi

    Berdasarkan penuturan santri yang selamat, saat itu mereka tengah menunaikan salat ashar berjamaah. Saat tragedi tersebut terjadi, Rafi disebut berada dalam urutan saf ketiga dalam susunan jemaah yang tengah menunaikan ibadah salat tersebut. 

    Perlu diketahui, jemaah yang berada di urutan saf ketiga hingga saf kelima disebut paling parah terdampak reruntuhan bangunan musala yang ambruk itu.

    “Awalnya shock, nggak terima. Kenapa harus adikku? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan gitu. Dia katanya khusyuk banget kan itu [saat bangunan] runtuh itu rakaat ketiga pas waktu sujud itu runtuhnya,” ucap Novita lirih.

    Novita pun menyebut, berdasarkan penuturan petugas SAR, adiknya saat itu tertimpa reruntuhan beton bangunan di bagian punggungnya. Dirinya menceritakan pengakuan dari Haical bahwa saat itu Rafi dan Haical masih sempat untuk menunaikan ibadah salat Magrib dan Isya di balik reruntuhan itu. 

    Namun, saat Haical kembali mengajaknya untuk menunaikan ibadah salat Subuh, Rafi sudah tidak memberi respons atas ajakan itu. Tim medis menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan dari remaja malang tersebut.

    “Adikku masih bisa diajak salat magrib, tapi ya dalam keadaan sujud terus gitu kan pas kena reruntuhan. Terus pas diajak salat Isya juga masih salat, masih mau. Itu masih terus. Sampai subuh itu dibangunin lagi udah nggak ada suara. Kalau kata dokter, malam itu udah enggak ada adik saya,” ujarnya sambil terbata-bata. 

    Sebuah kebetulan, jasad Rafi ditemukan oleh petugas SAR dalam posisi bersujud serta mengenakan sarung berwarna merah yang dikenali kakaknya itu. Novita mengakui bahwa sarung tersebut sempat dikenakan adiknya saat salat terakhir di rumah sebelum bergegas kembali ke pondok pesantren. 

    “Sarungnya ya sarung merah itu karena aku tahu kalau itu jasadnya karena dari sarungnya. Sarungnya itu sering tak cuci, sering tak lipetin. Jadi aku tahu hafal gitu,” sebutnya.

    Walaupun masih diselimuti rasa duka yang mendalam, Novita menyatakan dirinya beserta keluarga besar telah ikhlas melepas kepergian Rafi untuk selama-lamanya. Ia dan keluarga yang ditinggalkan pun hanya bisa berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

    “Mungkin kembali lagi ini takdir adikku seperti ini, kita menuntut pun percuma juga. Menuntut pun apa yang didapat gitu. Kan kasihan adikku takutnya enggak tenang atau apa. Jadi aku ikhlas sama keluarga, cuma mendoakan aja. Mungkin jangan sampai terjadi seperti itu lagi. Bangunannya enggak asal-asalan atau seperti apa,” pungkasnya.

  • Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diidentifikasi

    Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diidentifikasi

    Bisnis.com, SURABAYA – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) telah berhasil mengidentifikasi korban lainnya dari peristiwa robohnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.

    Kabid Dokkes Polda Jatim Kombes Pol M Khusnan menyebut, tim DVI berhasil mengidentifikasi 8 kantong jenazah, yang terdiri atas 7 jenazah utuh dan satu body part atau potongan tubuh.

    “Tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap 8 kantong jenazah. Yang terdiri dari 7 jenazah dan 1 body part,” ujar Khusnan, Selasa (7/10/2025).

    Khusnan menjelaskan, proses identifikasi terhadap jenazah korban tersebut melibatkan serangkaian metode pencocokan data ante mortem dan post mortem.

    “Tim menggabungkan data ante mortem yang dikumpulkan dari keluarga korban, seperti catatan medis, gigi, sidik jari, dan properti pribadi, dengan data post mortem yang diperoleh dari pemeriksaan jenazah,” ucap Khusnan.

    Berdasarkan hasil pencocokan data yang telah dilakukan tim DVI pada Senin (6/10/2025) malam, terdapat tujuh jenazah yang berhasil teridentifikasi.

    Khusnan menjelaskan dua kantong jenazah bernomor PM RSB B033 dan B034 ternyata milik satu korban, atas nama Moh Dafin.

    Hal tersebut diketahui setelah hasil rekonsiliasi menunjukkan kecocokan antara bagian tubuh dan data keluarga korban.

    Sementara itu, Kabid DVI Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri Kombes Pol Wahju Hadijati mengatakan, dari seluruh kantong jenazah yang diterima pihaknya, tidak semuanya dalam kondisi utuh.

    “Ada yang terpisah antara badan dan anggota tubuh lainnya. Namun, hasil pencocokan memastikan itu satu orang,” ungkap Wahju.

    Hingga Senin (6/10/2025) malam, dari 59 kantong jenazah yang telah diterima oleh tim DVI Polda Jatim, total sebanyak 17 korban telah berhasil diidentifikasi.

    Daftar Nama 17 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny

    Daftar korban meninggal dunia tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo yang telah berhasil dievakuasi dan teridentifikasi: 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Tanjung Pandan, Bangka Belitung. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RSUD R.T Notopuro Sidoarjo 

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Rabu (1/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun, warga Krembangan, Surabaya. Teridentifikasi Kamis (2/10/2025), lokasi release RS Siti Hajar Sidoarjo 

    6. Firman Nur, 16 tahun, warga Tembok Lor Surabaya 

    7. Muhammad Azka Ibadurrahman, 13 tahun, warga Kenjeran, Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    8. Daul Milal, 15 tahun, warga Sidokapasan Surabaya. Teridentifikasi Sabtu (4/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    9. Nurudin, 13 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, warga Surabaya. Teridentifikasi Minggu (5/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    11. Moh Royhan Mustofa, 17 tahun, warga Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    12. Abdul Fattah, 18 tahun, warga Asem Manunggal, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    13. Wasiur Rohib, 17 tahun, warga Gayungan, Surabaya. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    14. Mohammad Aziz Pratama Yudistira, 16 tahun, warga Cikarang Utara, Bekasi. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    15. Moh Dafin, 13 tahun, warga Bulu Lor, Semarang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    16. M Ali Rahbini, 19 tahun, warga Tambelang, Sampang. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

    17. Sulaiman Hadi, 15 tahun, warga Kolla Modung, Bangkalan. Teridentifikasi Senin (6/10/2025), lokasi release RS Bhayangkara Polda Jatim Surabaya

  • Daftar Nama 10 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Total 54 Meninggal Dunia

    Daftar Nama 10 Korban Jiwa Ambruknya Ponpes Al-Khoziny, Total 54 Meninggal Dunia

    Bisnis.com, SURABAYA – Sekitar 10 jenazah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur telah berhasil diidentifikasi. Dengan demikian, total korban meninggal dunia akibat insiden tersebut mencapai 54 orang hingga Senin (6/10/2025). 

    Lima jenazah telah teridentifikasi oleh petugas medis di rumah sakit Sidoarjo dan lima lainnya teridentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur.

    Seluruh jenazah yang teridentifikasi oleh tim DVI tersebut telah melalui pemeriksaan menyeluruh dari tim forensik, dengan mencocokan data post mortem (PM) dengan ante mortem (AM). Proses identifikasi dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim, Surabaya, Jwa Timur. 

    Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, Kombes Pol Khusnan menjelaskan, dua jenazah yang berhasil diidentifikasi pada Minggu (5/10/2025) malam, melalui metode ilmiah seperti pemeriksaan gigi, medis, dan pencocokan properti pribadi yang ditemukan di lokasi kejadian.

    “Tim DVI Polda Jatim telah berhasil melaksanakan identifikasi terhadap dua jenazah,” ucap Kombes Khusnan di RS Bhayangkara, Surabaya, Senin (6/10/2025).

    Jenazah yang berhasil teridentifikasi tersebut, dengan nomor post mortem PM RSB B011 dan ante mortem AM 041 atas nama Nurudin (13), warga Karang Gayam, Blega, Bangkalan. Proses pencocokan dilakukan melalui pemeriksaan gigi, data medis, dan barang milik korban yang ditemukan di lokasi reruntuhan.

    “Yang pertama teridentifikasi melalui gigi, medis dan properti barang kepemilikan cocok dengan jenazah PM RSB B011 dengan data AM 041 sebagai Nurudin, laki-laki, 13 tahun dengan alamat Karang Gayam, Blega, Bangkalan,” ucapnya.

    Sementara itu, jenazah kedua dengan nomor post mortem PM RSB B021 dan ante mortem AM 035 teridentifikasi sebagai Ahmad Rijalul Haq (16), warga Jalan Dakuan Baru, Surabaya. 

    Identifikasi tersebut dilakukan melalui pencocokan gigi, medis, properti, serta sidik jari yang sesuai dengan data keluarga korban.

    “Kemudian nomor dua teridentifikasi melalui gigi medis, properti, sidik jari, cocok dengan jenazah nomor PM RSB B021 dengan data ante mortem AM 035 sebagai Ahmad Rijalul Haq. Laki-laki 16 tahun dengan alamat Jalan Dakuan Baru 1 Nomor 57, Surabaya,” paparnya.

    Sebelumnya, pada Sabtu (4/10/2025), tim DVI Polda Jawa Timur juga telah berhasil mengidentifikasi tiga jenazah korban peristiwa ambruknya Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo tersebut.

    Jenazah dengan nomor PM RSBB 002 teridentifikasi sebagai Firman Nur (16) warga Tembok Lor 38A, Surabaya. Lalu, jenazah PM RSBB 003 teridentifikasi sebagai Muhammad Azka Ibadur Rahman (13) warga Jalan Randu Indah, Kenjeran, Surabaya. 

    Sementara jenazah selanjutnya, PM RSBB 006, teridentifikasi dengan nama Daul Milal (15) warga Sitok Kapasan, Surabaya.

    45 Kantong Jenazah Dikirim ke RS Bhayangkara Surabaya 

    Khusnan menambahkan, total terdapat 45 kantong jenazah yang telah dikirim ke RS Bhayangkara, Surabaya. Dari jumlah tersebut, delapan korban telah berhasil diidentifikasi, lalu ditambah dua jenazah yang baru diumumkan berhasil teridentifikasi oleh petugas.

    “Sebanyak 45 kantong jenazah yang dikirim ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Dari 45 ini, yang lima diidentifikasi ketika di Sidoarjo, yang tiga kemarin sudah dikirim, berarti total delapan, ditambah sekarang ada dua yang sudah teridentifikasi,” paparnya.

    Selain itu, saat ini tim DVI juga masih berproses untuk mengindentifikasi empat kantong berisi bagian tubuh (body part) yang akan senantiasa diperiksa untuk memastikan identitas para korban lainnya.

    Tim identifikasi ini merupakan gabungan dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri, tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polda Jatim, serta Persatuan Dokter Forensik Indonesia.

    “Kemudian dari 45 itu, teman-teman, itu ada empat yang terdiri atas body part,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, hingga Senin (6/10/2025) dini hari, total korban peristiwa tersebut yang berhasil ditemukan berjumlah 158 orang. Terdiri dari 104 yang dinyatakan dalam kondisi selamat, 54 meninggal dunia, dan lima kantong yang berisi potongan tubuh.

    Sedangkan korban yang masih belum ditemukan berjumlah 9 orang. Data tersebut masih dapat bertambah karena potongan tubuh yang telah dievakuasi petugas masih belum bisa teridentifikasi, apakah saling berhubungan satu sama lain atau tidak.

    Daftar korban meninggal dunia tragedi ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo 

    1. Maulana Alfan, 15 tahun, warga Surabaya

    2. Mochammad Mashudul Haq, 14 tahun, warga Surabaya

    3. Muhammad Soleh, 22 tahun, warga Tanjung Pandan, Bangka Belitung

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas, 17 tahun, warga Surabaya

    5. Moch Agus Ubaidillah, 14 tahun, warga Krembangan, Surabaya

    6. Firman Nur, 16 tahun, warga Tembok Lor Surabaya 

    7. Muhammad Azka Ibadurrahman, 13 tahun, warga Kenjeran, Surabaya

    8. Daul Milal, 15 tahun, warga Sidokapasan Surabaya

    9. Nurudin, 13 tahun, warga Bangkalan

    10. Ahmad Rijalul Haq, 16 tahun, warga Surabaya

  • 8 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berhasil Diidentifikasi, Berikut Identitasnya

    8 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Berhasil Diidentifikasi, Berikut Identitasnya

    Berikut adalah identitas delapan korban tragedi Al Khoziny yang sudah terindentifikasi, yaitu:

    1. Maulana Alfan Ibrahimavic asal Pabean Cantian Surabaya.

    2. Muhammad Soleh asal Jalan Madura, Kabupaten Bangka Belitung.

    3. Masduhulhaq asal Kali Kendal Dukuh Pakis Surabaya.

    4. Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas asal Putat Jaya Sekolahan Surabaya.

    5. M Agus Ubaidillah asal Gresik Gadukan Krembangan Surabaya

    6. Firman Noor asal Jalan Tembok Lor Surabaya

    7. M Azka Ibadurrahman asal Jalan Randu Indah Kenjeran Surabaya, dan;

    8. Daul Milal asal Jalan Sidokapasan Surabaya.