Kasus Mahasiswa Tewas Diduga akibat Diksar, LBH Minta Unila Transparan
Tim Redaksi
LAMPUNG, KOMPAS.com
– Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung mendesak pihak kampus
Universitas Lampung
(Unila) bersikap transparan atas penyelidikan kasus tewasnya
Pratama Wijaya Kusuma
.
Mahasiswa angkatan 2024 itu diduga meninggal akibat pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).
Kepala Divisi Advokasi
LBH Bandar Lampung
, Prabowo Pamungkas, mengatakan desakan ini menyusul pernyataan pihak Rektorat Unila yang menyebut penyelidikan oleh tim investigasi kampus bersifat tertutup.
Menurut dia, tim investigasi itu bekerja secara tertutup untuk menghindari tekanan dari pihak-pihak yang tidak diinginkan.
“Klaim ini mengundang tanda tanya, semestinya pengungkapan kasus harus transparan dan juga akuntabel yang melibatkan aparat penegak hukum sehingga hasil yang diinginkan dapat jelas dan terang serta memberikan keadilan bagi korban,” kata dia saat dihubungi, Senin (2/6/2025) sore.
Bowo, sapaan akrabnya, menambahkan, Unila seperti tidak pernah belajar dari pengalaman, mengingat peristiwa serupa sudah pernah terjadi di UKM PA Cakrawala, Fisip Unila, pada tahun 2019 lalu.
“Tidak ada evaluasi secara mendalam bagi organisasi mahasiswa yang disinyalir masih melakukan kekerasan dalam aktivitas kaderisasi,” kata dia.
Bowo mengatakan, pelaku kekerasan di lingkup pendidikan dapat diancam dengan tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama sebagaimana yang diatur dalam Pasal 170 ayat (1) dan (2) KUHP.
“Ancaman pidana maksimal adalah 12 tahun penjara,” katanya.
Kemudian, pihak civitas akademika yang diduga juga terlibat dalam menutupi kasus ini bahkan sampai dengan melakukan intimidasi juga mesti diberikan sanksi yang tegas oleh Unila.
“Sanksi tegas kepada orang yang terlibat dalam kasus ini diharapkan dapat meretas impunitas yang berlangsung selama ini. Impunitas dalam membongkar perilaku kekerasan di lingkup pendidikan yang menyebabkan peristiwa ini terus saja berulang,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, Pratama Wijaya Kusuma, mahasiswa jurusan Bisnis Digital di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila), meninggal pada Senin (28/4/2025).
Mahasiswa angkatan 2024 ini meninggal diduga akibat mengalami kekerasan oleh seniornya saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) organisasi Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel).
Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) belum bisa memastikan penyebab kematian Pratama Wijaya Kusuma akibat kekerasan oleh seniornya saat mengikuti pendidikan dasar (diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Lingkungan (Mahepel).
Dekan FEB Unila, Nairobi, mengatakan pihaknya belum mendapatkan laporan yang secara gamblang menyebutkan bahwa Pratama tewas akibat diksar tersebut.
Dekanat hanya mengetahui Pratama meninggal dunia usai operasi pada 28 April 2025 dengan indikasi tumor otak.
“Saya lalu minta wadek (wakil dekan) mendatangi rumah almarhum. Kalau memang mau menuntut ya seperti apa, tapi saat itu orangtuanya menyatakan tidak mau menuntut,” kata Nairobi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (2/6/2025).
Karena pernyataan tersebut, pihak dekanat pun menganggap meninggalnya Pratama tidak ada kaitannya dengan isu diksar.
“Kami pikir tidak ada masalah, sambil menunggu. Kalau ada laporan yang masuk bahwa anaknya meninggal akibat ikut diksar itu belum ada,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Tag: Pamungkas
-
/data/photo/2025/05/30/6839addc406be.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kasus Mahasiswa Tewas Diduga akibat Diksar, LBH Minta Unila Transparan Regional 2 Juni 2025
-

Libur Panjang, eL Hotel Kartika Wijaya Batu Nyaris Penuh
Batu, Beritasatu.com – Libur panjang yang bertepatan dengan hari kenaikan Isa Almasih 2025 membawa berkah bagi sektor pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur. Salah satu hotel favorit wisatawan, eL Hotel Kartika Wijaya, mencatatkan tingkat okupansi mencapai 90% pada Kamis (29/5/2025) dan diprediksi penuh 100% pada malam harinya.
General Manager eL Hotel Kartika Wijaya Pamungkas mengungkapkan lonjakan tamu sudah terlihat sejak pagi dan didominasi oleh wisatawan luar kota. “Okupansi saat ini sudah mencapai hampir 90 persen dan kami optimistis bisa penuh 100 persen malam hari ini,” ujar Pamungkas.
Hotel yang terletak di Jalan Panglima Sudirman, Kota Batu ini dikenal dengan suasana sejuk dan pemandangan pegunungan. Letaknya yang berada di pusat kota juga memudahkan wisatawan mengakses berbagai destinasi wisata unggulan.
Beberapa di antaranya, seperti Jatim Park, Museum Angkut, Alun-alun Batu, Wisata Paralayang, dan Pusat kuliner Kota Batu. “Kami sering menyebut lokasi kami range 1, karena dekat dengan berbagai destinasi unggulan Kota Batu,” jelas Pamungkas.
Selain wisatawan domestik, eL Hotel Kartika Wijaya juga menarik perhatian turis mancanegara. Pamungkas menyebut hotel ini sering menerima tamu long stay, termasuk dari Finlandia, Kanada, dan Korea Selatan. “Beberapa waktu lalu kami menerima tamu dari Firlandia selama 22 hari. Mereka senang dengan suasana hotel dan udaranya,” tambahnya.
Salah satu tamu, Kanaya, wisatawan asal Surakarta, mengaku terkesan dengan desain interior hotel yang bergaya vintage dan menyebutnya sebagai penginapan yang Instagramable. “Baru pertama menginap saya sudah jatuh cinta. Interiornya vintage, spot foto di mana-mana, dan kolam renangnya langsung menghadap ke pegunungan,” katanya.
Kanaya juga menilai pelayanan hotel sangat memuaskan, mulai dari keramahan staf, kebersihan kamar, hingga rasa makanan yang enak. “Yang paling penting harganya masih ramah di kantong. Kalau ke Batu lagi, pasti balik ke sini,” tambahnya.
Dengan kombinasi antara lokasi strategis, suasana alam pegunungan, dan layanan berkualitas, eL Hotel Kartika Wijaya menjadi salah satu pilihan utama wisatawan saat libur panjang di Kota Batu.
-

Rumah Warga di Lawang Malang Roboh Karena Lapuk, Prapto Selamat
Malang (beritajatim.com) – Malam itu, langit Lawang mulai menggelap saat suara keras mengagetkan warga Gang Pisang Renggo Selatan, Kelurahan Kalirejo, Kabupaten Malang.
Sebuah rumah sederhana milik Prapto (61) mendadak roboh sekitar pukul 21.20 WIB, Senin (26/5/2025). Bangunan tua itu ambruk akibat lapuk dimakan usia—dan hampir saja merenggut nyawa penghuninya.
“Saya lagi duduk di dalam, tiba-tiba atapnya runtuh, saya sempat tertimpa di bagian punggung,” tutur Prapto dengan suara pelan, ditemui tim kesehatan kelurahan yang langsung datang memberi pertolongan.
Meski sempat tertimpa puing, Prapto hanya mengalami luka lecet ringan di bagian punggung dan kini telah mendapatkan perawatan dari tim medis setempat. Rasa syukur terpancar dari raut wajahnya, karena di balik kejadian itu, nyawanya masih terselamatkan.
Respons Cepat dari Warga dan Pemerintah
Keesokan paginya, suasana di lokasi kejadian berubah menjadi ajang gotong royong. Sejak pukul 07.30 WIB, pihak kelurahan, TNI, Polri, BPBD, hingga warga setempat bahu-membahu membersihkan puing-puing rumah yang roboh. Lurah Kalirejo, Sivtia Rahmawati Pamungkas, turut hadir memantau langsung proses evakuasi.
Menurut Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, kerja bakti ini menjadi wujud solidaritas masyarakat dalam menghadapi musibah.
“Kerja bakti dilakukan bersama warga, perangkat kelurahan, TNI, Polri, dan BPBD untuk membantu membersihkan puing-puing dan memperbaiki rumah korban,” jelasnya pada Selasa (27/5/2025).
Selain itu, personel Koramil Lawang, Linmas, dan puluhan warga lainnya tampak sigap membantu mengevakuasi sisa bangunan yang lapuk.
Tidak Ada Korban Jiwa, Kerugian Capai Rp5 Juta
Meski rumah roboh dan mengalami kerusakan parah, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Kerugian material ditaksir mencapai Rp 5 juta.
AKP Bambang pun mengingatkan masyarakat agar lebih waspada, terutama yang tinggal di rumah dengan struktur bangunan lama.
“Kami imbau masyarakat yang tinggal di rumah tua agar rutin mengecek kondisi bangunan demi keselamatan bersama,” tegasnya.
Pentingnya Antisipasi terhadap Bangunan Tua
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa pemeliharaan rumah, terutama yang telah berusia puluhan tahun, sangat krusial untuk mencegah insiden serupa. Pemerintah Kelurahan Kalirejo juga berkomitmen memberikan pendampingan kepada Prapto dalam proses pemulihan tempat tinggalnya.(yog/ted)
-

Silaturahmi ke Khofifah, Presiden PKS Bahas Kolaborasi untuk Gerbang Baru Nusantara
Surabaya (beritajatim.com) – Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu melakukan kunjungan silaturahim ke Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
Pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh keakraban itu membahas berbagai potensi kerja sama dalam rangka mewujudkan pembangunan kawasan timur Indonesia sebagai Gerbang Baru Nusantara.
Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Syaikhu menyampaikan komitmen PKS untuk terus mendukung pembangunan daerah, khususnya Jawa Timur, sebagai provinsi strategis yang menjadi simpul pertumbuhan ekonomi, pendidikan, dan sosial budaya kawasan timur Indonesia.
“Jawa Timur memiliki posisi yang sangat penting sebagai pintu gerbang kawasan timur. Kami ingin mendorong sinergi antara kekuatan politik dan pemerintahan dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, yang merata dan berpihak kepada rakyat,” ujar Syaikhu, Jumat (23/5/2025).
Khofifah menyambut baik kedatangan Syaikhu dan menyampaikan bahwa kolaborasi lintas elemen sangat diperlukan untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif dan progresif di era pasca-pandemi ini.
“Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk PKS. Visi Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara butuh dukungan dari berbagai elemen, termasuk partai politik yang memiliki basis kuat di masyarakat,” ungkap Khofifah.
Pertemuan juga menyinggung peluang sinergi dalam penguatan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, serta pengembangan sumber daya manusia di wilayah tapal kuda, Madura, dan kawasan selatan Jawa Timur.
Kunjungan ini merupakan bagian dari safari kebangsaan PKS dalam rangka mempererat komunikasi politik serta memperkuat komitmen terhadap pembangunan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Dalam kesempatan itu, turut hadir membersamai Syaikhu di antaranya, Ketua DPP PKS Bidang Kesejahteraan Sosial Netty Prasetiyani, Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Kurniasih Mufidayati, Ketua DPP PKS BPW Jatijaya Abdul Fikri Fakih, Wakil Ketua DPP PKS BPW Jatijaya Amin Ak, Kepala KSP PKS BS Wibowo, Anggota DPR RI Fraksi PKS Reni Astuti yang juga Ketua Bidang Humas DPW PKS Jatim.
Dari pengurus DPW PKS Jawa Timur, hadir mendampingi Ketua dan Sekretaris, Irwan Setiawan dan Ahmadi, juga hadir Ketua BPKK, Lina Ariani dan Bagian Protokoler Joni Kusuma Trinawan
Tak hanya itu hadir juga seluruh anggota Fraksi PKS DPRD Provinsi Jawa Timur, Lilik Hendarwati sebagai Ketua yang juga Bendahara DPW PKS Jatim, Puguh Wiji Pamungkas dan Harisandi Savari sebagai Sekretaris dan Bendahara, serta Agus Cahyono dan Khusnul Khuluk sebagai anggota.
Hadir juga Anggota Dewan Pakar DPP PKS serta Anggota Dewan Pakar DPW PKS Jawa Timur. [tok/suf]
-

Laga Arema FC vs Semen Padang Tanpa Penonton, Polres Malang Kerahkan 800 Personel
Malang (beritajatim.com) – Polres Malang menyiapkan lebih dari 800 personel gabungan untuk mengamankan laga pamungkas BRI Liga 1 antara Arema FC melawan Semen Padang yang digelar Sabtu (24/5/2025) di Stadion Kanjuruhan. Pertandingan dipastikan berlangsung tanpa penonton, sesuai dengan keputusan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI dan operator liga.
Kapolres Malang AKBP Danang Setyo Pambudi menegaskan, skema pengamanan akan diterapkan dalam empat ring. Penyekatan dan patroli skala besar juga digelar di sejumlah titik yang dianggap rawan guna menjaga keamanan dan ketertiban selama pertandingan.
“Pertandingan dipastikan digelar tanpa penonton, hal itu sesuai keputusan regulasi dan operator liga,” kata AKBP Danang, Jumat (23/5/2025).
Ia mengimbau kepada Aremania dan Aremanita agar tidak datang ke Stadion Kanjuruhan. Masyarakat diminta menikmati pertandingan dari rumah atau lokasi nonton bareng (nobar) di wilayah masing-masing.
“Stadion Kanjuruhan besok harus steril dari penonton Aremania maupun Aremanita sesuai regulasi Komdis PSSI. Pintu stadion akan kami jaga ketat,” ujarnya.
Danang juga meminta agar insiden sebelumnya, seperti pelemparan bus tim Persik Kediri, dijadikan pelajaran. Ia percaya suporter Arema kini lebih dewasa dan dapat mendukung tim kesayangannya dengan cara yang positif.
“Pertandingan sepak bola seharusnya menjadi tontonan menarik dan sarana healing bagi masyarakat. Kita harus wujudkan suasana yang aman dan nyaman, apalagi bulan depan Stadion Kanjuruhan akan digunakan untuk Porprov Jatim,” tambahnya.
Dalam skema pengamanan, steward dari panitia pelaksana akan mengamankan ring satu, sementara personel kepolisian bertugas di ring dua hingga empat.
“Kalau dibutuhkan, kami siap turun ke ring satu,” pungkas Danang. [yog/beq]
-

Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang
Magetan (beritajatim.com) – Tiga orang anak dilaporkan hanyut saat mandi di Dam Sungai Andong setelah diterjang banjir bandang kiriman dari lereng Gunung Lawu di Desa Teguhan, Paron, Ngawi, pada Senin, (12/5/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Ketiganya adalah Rifky Nur Hidayat (14), Asyraf Khairul Azam (13), dan Dimas Subuh Pamungkas (11), yang seluruhnya merupakan warga setempat.
Dua korban, Dimas Subuh Pamungkas dan Asyraf Khairul Azam, berhasil selamat setelah sempat terseret arus sejauh sekitar 300 meter. Keduanya sempat berteriak minta tolong sebelum akhirnya ditolong oleh warga sekitar.
Dimas, pelajar kelas 4 SD Negeri Teguhan, berhasil diselamatkan langsung oleh kakeknya, Simun (65), sementara Asyraf, pelajar kelas 6 di sekolah yang sama, berhasil keluar dari arus setelah mendapat arahan dari warga yang menolong.
“Saya mendengar teriakan anak minta tolong. Saya datang, berhasil selamatkan cucu saya dan rekannya berhasil keluar sungai setelah diarahkan warga. Sementara satu korban lainnya hilang hingga sekarang. Banjir datang kiriman dari pegunungan,” ujar Simun, kakek Dimas.
Korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang adalah Rifky Nur Hidayat, pelajar kelas 7 SMP di Paron, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sarwono (44) dan Siti Kholifah (38), warga Desa Teguhan.
“Awalnya ketiganya mandi, terus diterjang banjir yang datang tiba-tiba lalu hanyut. Dua selamat, satu hilang. Banjir air dari pegunungan,” ungkap Supriyono, Kepala Desa Teguhan.
Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan segera melakukan pencarian terhadap Rifky. Polisi juga meminta keterangan dari dua bocah yang selamat untuk mendalami kronologi kejadian. Hingga menjelang petang, Rifky belum juga ditemukan dan pencarian masih terus dilakukan. [fiq/suf]
–



