Tag: Paetongtarn Shinawatra

  • Presiden sambut baik rute baru Bangkok-Surabaya tingkatkan pariwisata

    Presiden sambut baik rute baru Bangkok-Surabaya tingkatkan pariwisata

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto menyambut baik dibukanya rute penerbangan baru yang menghubungkan Bangkok–Surabaya, Medan, dan Phuket yang diyakini dapat meningkatkan perekonomian serta pariwisata kedua negara.

    Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam pernyataan pers bersama Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra usai pertemuan bilateral di Government House, Bangkok, Thailand, Senin.

    “Kami juga menyambut baik kerja sama di sektor penerbangan dan pengembangan teknologi bersama di bidang ini,” kata Prabowo melalui siaran daring Kantor PM Thailand, yang disaksikan di Jakarta, Senin.

    Sementara itu, PM Paetongtarn menjelaskan bahwa rute baru tersebut akan menghubungkan Bangkok dan Phuket dengan Jawa Timur serta Sumatera Utara.

    “Rute baru ini akan meningkatkan pariwisata dua arah sekaligus memperkuat konektivitas secara reguler dan regional,” kata PM Paetongtarn.

    Ia menambahkan bahwa pemerintah Thailand telah menugaskan badan-badan terkait untuk menjajaki potensi kerja sama yang lebih luas di sektor pariwisata.

    Dalam pertemuan bilateral dengan delegasi masing-masing, Presiden Prabowo menyatakan komitmen Indonesia dalam memperkuat kerja sama ekonomi dengan Thailand melalui penyelenggaraan forum perdagangan yang melibatkan lembaga investasi kedua negara.

    “Kami berkomitmen untuk menyelenggarakan First Joint Trade Commission dalam waktu dekat,” ujar Presiden Prabowo.

    Menurut Kepala Negara, hubungan perdagangan dan investasi kedua negara telah menyentuh 18 miliar dolar AS dan akan terus ditingkatkan melalui pengembangan dan standarisasi industri halal serta ekonomi digital di bidang fintech, e-commerce, dan infrastruktur.

    Komisi Perdagangan Bersama itu juga diharapkan menjadi wadah strategis untuk mendorong peningkatan nilai perdagangan, mengatasi hambatan tarif dan nontarif, serta membuka peluang kolaborasi baru di sektor industri dan perdagangan digital.

    Pewarta: Mentari Dwi Gayati
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden Prabowo diterima Raja Thailand di Amphorn Royal Palace

    Presiden Prabowo diterima Raja Thailand di Amphorn Royal Palace

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto diterima oleh Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Pravajra Lao Chouyuda (Raja Rama X) dan Ratu Sutida Vajrasuddhabimalamsana di Amphorn Royal Palace, Bangkok, Thailand, Senin pada pukul 09.30 WIB.

    Raja Rama X beserta Ratu Sutida menyambut kedatangan Presiden Prabowo, kemudian Presiden Prabowo dan Raja Rama X lanjut bersalaman dan saling menyapa.

    Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya, sebagaimana dikutip dari siaran resmi Sekretariat Kabinet, menyebut pertemuan Presiden Prabowo dan Raja Rama X merupakan momen yang istimewa.

    “Presiden Prabowo dan Raja Thailand, keduanya sama-sama memiliki latar belakang militer dan telah beberapa kali berjumpa sebelumnya. Raja Rama X adalah pilot jet tempur F-5, dan Presiden Prabowo adalah prajurit pasukan khusus. Pertemuan hari ini menjadi hal yang sangat istimewa, karena untuk pertama kalinya, keduanya bertemu sebagai Presiden dan Raja,” kata Seskab Teddy.

    Dia melanjutkan kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand itu juga bersejarah, karena untuk pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir, Presiden Republik Indonesia melawat ke Thailand.

    Dalam beberapa foto yang dibagikan oleh Sekretariat Kabinet, Presiden Prabowo diajak masuk ke salah satu ruangan di Amphorn Royal Palace. Kemudian, Presiden Prabowo bersama Raja Rama X dan Ratu Sutida berbincang-bincang.

    Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Raja Rama X di Amphorn Royal Palace itu berlangsung tertutup, baik untuk wartawan Istana yang mengikuti Presiden RI ataupun wartawan yang berdinas di lingkungan Istana Kerajaan dan Kantor PM.

    Dalam beberapa foto yang dibagikan Sekretariat Presiden, Presiden Prabowo juga tidak didampingi oleh jajaran menterinya saat bertemu dengan Raja Rama X dan Ratu Sutida.

    Selepas bertemu Raja Rama X dan Ratu Sutida, Presiden melanjutkan perjalanan ke Kantor Perdana Menteri Thailand Government House di Bangkok, untuk bertemu dengan PM Thailand Paetongtarn Shinawatra.

    Keduanya kemudian memimpin pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand.

    Delegasi Pemerintah Thailand yang mengikuti pertemuan terdiri atas Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, Anutin Chanvirakul, serta para menteri Chusak Sirinil, Jiraporn Sindhuprai, Tawee Sodsong, Akanat Promphan, dan Wakil Menteri Paopoom Rojanasakul.

    Sementara itu, delegasi Indonesia yang mendampingi Presiden Prabowo, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman.

    Usai merampungkan pertemuan bilateral di Gedung Phakdi Bodin, Government House, Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn menyampaikan pernyataan bersama di hadapan wartawan Istana yang mengikuti Presiden Prabowo, dan wartawan yang berdinas di Kantor PM Thailand.

    Presiden, saat menyampaikan pernyataan bersamanya itu, menyebut dirinya diterima dengan baik oleh Raja Thailand.

    “Saya juga sangat terima kasih kepada His Majesty King Maha Vajiralongkorn Pravajra Lao Chouyuda, King Rama X, dan Ratu Sutida Vajrasuddhabimalaksana. Hari ini saya diterima dengan begitu baik oleh beliau-beliau,” kata Presiden Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden Prabowo undang Raja Rama X dan PM Thailand ke Indonesia

    Presiden Prabowo undang Raja Rama X dan PM Thailand ke Indonesia

    … kami menanti kunjungan Yang Mulia ke Jakarta dalam waktu dekat

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pernyataan bersama di Government House, Bangkok, Thailand, Senin, mengundang Raja Thailand Maha Vajiralongkorn Pravajra Lao Chouyuda (Raja Rama X) dan Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra berkunjung ke Indonesia.

    Presiden Prabowo mengungkap rasa terima kasihnya karena telah disambut dengan baik oleh Raja Thailand dan PM Thailand dalam rangkaian kunjungan resmi Presiden RI di Bangkok, Senin.

    “Terima kasih kepada Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra atas kesempatan hari ini, atas perundingan yang sangat bermanfaat, dan saya telah menyampaikan undangan kepada Yang Mulia, kami menanti kunjungan Yang Mulia ke Jakarta dalam waktu dekat,” kata Presiden Prabowo ke PM Paetongtarn saat keduanya menyampaikan pernyataan bersama di Government House, Bangkok, Senin.

    “Saya laporkan kepada Yang Mulia bahwa saya juga telah mengundang Yang Mulia Paduka Raja Thailand untuk berkunjung ke Indonesia,” sambung Presiden Prabowo.

    Presiden Prabowo menemui Raja Vajiralongkorn dan Ratu Sutida Vajrasuddhabimalamsana di Amphorn Royal Palace, Bangkok, pada pukul 09.30 WIB, kemudian melanjutkan perjalanan ke Government House untuk bertemu PM Paetongtarn sekitar pukul 10.00 WIB.

    Pertemuan antara Presiden Prabowo dengan Raja Rama X berlangsung tertutup, tetapi Presiden menyebut dirinya diterima dengan baik oleh Raja Thailand itu.

    “Saya juga sangat terima kasih kepada His Majesty King Maha Vajiralongkorn Pravajra Lao Chouyuda, King Rama X, dan Ratu Sutida Vajrasuddhabimalaksana. Hari ini saya diterima dengan begitu baik oleh beliau-beliau,” kata Presiden Prabowo.

    Di Government House, Presiden Prabowo menekankan Indonesia dan Thailand telah bersahabat cukup lama, dan dua negara juga telah menjalin hubungan diplomatik selama 75 tahun.

    “Kali ini adalah kunjungan Presiden Indonesia yang pertama dalam 20 tahun. Ini kehormatan bagi saya,” kata Presiden Prabowo.

    Dalam kunjungannya ke Kantor Perdana Menteri Thailand di Government House, Bangkok, Senin, Presiden Prabowo disambut langsung oleh PM Paetongtarn tepat di pelataran gedung. Keduanya pun bertukar salam dan sapa, kemudian Presiden Prabowo juga langsung menyatakan rasa terima kasihnya atas sambutan yang diberikan oleh Pemerintah Thailand.

    Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn kemudian berjalan bersama-sama menuju mimbar kehormatan, dan keduanya lanjut memeriksa pasukan.

    Selepas menjalani prosesi upacara penyambutan, Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn lanjut memimpin pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand.

    Delegasi Pemerintah Thailand yang mengikuti pertemuan terdiri atas Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, Anutin Chanvirakul, serta para menteri Chusak Sirinil, Jiraporn Sindhuprai, Tawee Sodsong, Akanat Promphan, dan Wakil Menteri Paopoom Rojanasakul. Sementara itu, delegasi Indonesia yang mendampingi Presiden Prabowo, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Letkol Inf. Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Thailand Rachmat Budiman.

    Usai merampungkan pertemuan bilateral di Gedung Phakdi Bodin, Government House, Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn menyampaikan pernyataan bersama di hadapan wartawan Istana yang mengikuti Presiden Prabowo, dan wartawan yang berdinas di Kantor PM Thailand.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prabowo ke Thailand, PM Paetongtarn: Era baru kerja sama ASEAN

    Prabowo ke Thailand, PM Paetongtarn: Era baru kerja sama ASEAN

    … untuk memperkuat ASEAN, terutama adanya kondisi geopolitik dan ketidakpastian global.

    Jakarta (ANTARA) – Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan bahwa kunjungan Presiden RI Prabowo Subianto ke Negeri Gajah Putih menandai era baru bagi kerja sama strategis antara dua negara tersebut sebagai kekuatan besar ASEAN.

    “Sebagai negara pendiri ASEAN dan ekonomi besar di ASEAN akan bekerja sama untuk memperkuat ASEAN, terutama adanya kondisi geopolitik dan ketidakpastian global,” kata PM Paetongtarn seusai pertemuan bilateral di Bangkok, disiarkan Kantor PM Thailand, Senin.

    PM Paetongtarn menyambut hangat kunjungan resmi Prabowo Subianto untuk kali pertama sebagai Presiden RI ke Thailand, yang disebutnya sebagai momentum bersejarah dalam hubungan diplomatik kedua negara.

    Menurut PM Paetongtarn, kunjungan Presiden Prabowo hari ini menegaskan kembali hubungan pertemanan yang dekat dan menandai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Thailand dan Indonesia.

    Lebih dari seremoni peringatan, pertemuan tersebut menghasilkan pencapaian konkret berupa pembentukan government-to-government strategic partnership (kemitraan strategis antarpemerintah) yang dirancang sebagai kerangka kerja sama jangka panjang di berbagai sektor krusial.

    Kerangka kerja sama tersebut mulai dari isu politik dan keamanan, memberantas kejahatan perdagangan manusia, dan judi ilegal hingga memperkuat hubungan perdagangan, investasi, serta pariwisata.

    Menurut PM Paetongtarn, pertemuan tersebut juga menandai peluncuran konsultasi pemimpin reguler Indonesia dan Thailand sebagai mekanisme diplomatik baru yang akan mempererat komunikasi antarkepala pemerintahan pada masa mendatang.

    PM Paetongtarn menilai forum ini sebagai fondasi strategis untuk memperkuat solidaritas Asia Tenggara.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Presiden disambut jajar kehormatan di Government House Thailand

    Presiden disambut jajar kehormatan di Government House Thailand

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto berkunjung ke Kantor Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra di Government House, Bangkok, Thailand, Senin, dan kedatangan Presiden RI disambut oleh upacara jajar kehormatan.

    PM Paetongtarn menyambut kedatangan Presiden Prabowo tepat di depan kendaraan Presiden RI berhenti di pelataran Government House.

    “Terima kasih telah menerima saya,” kata Presiden Prabowo kepada PM Paetongtarn.

    PM Paetongtarn sempat menanyakan kabar Presiden Prabowo, dan Presiden Prabowo pun menyebut dirinya dalam keadaan baik.

    Selepas itu, Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn berjalan bersama-sama menuju mimbar kehormatan. Lagu kebangsaan Indonesia Raya pun dinyanyikan di pelataran Government House Thailand. Selepas itu, Korps Musik setempat menyanyikan lagu kebangsaan Thailand Phleng Chat Thai.

    Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn bersama-sama menginspeksi pasukan. Selepas itu, PM Thailand memperkenalkan jajaran menterinya, dan petinggi militernya kepada Presiden Prabowo. Jajaran pejabat Thailand yang diperkenalkan itu, antara lain Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, Anutin Chanvirakul, serta para menteri Chusak Sirinil, Jiraporn Sindhuprai, Tawee Sodsong, Akanat Promphan, dan Wakil Menteri Paopoom Rojanasakul.

    Presiden Prabowo juga memperkenalkan sejumlah menterinya kepada PM Paetongtarn, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Letkol Inf. Teddy Indra Wijaya, dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Thailand Rachmat Budiman.

    Keduanya, diikuti delegasi dari Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand, pun memasuki ruangan Government House. Di dalam, Presiden Prabowo lanjut diperkenalkan oleh jajaran pejabat Thailand lainnya, kemudian Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn berfoto bersama sebelum keduanya memimpin pertemuan bilateral antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand.

    Pertemuan bilateral antara delegasi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Thailand berlangsung di Gedung Phakdi Bodin, Government House. Kantor Perdana Menteri Thailand dalam siaran resminya menyebut dua negara membahas sejumlah isu-isu strategis antara Indonesia dan Thailand.

    Selepas itu, Presiden Prabowo dan PM Paetongtarn menyampaikan pernyataan bersama di hadapan wartawan Istana yang mengikuti Presiden Prabowo, dan wartawan yang berdinas di Kantor PM Thailand.

    Presiden Prabowo bertolak dari Jakarta pada Sabtu (17/5) malam menuju Bangkok, Thailand, dalam rangka kunjungan resmi bertemu Raja Thailand Maha Vajiralongkorn dan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra. Seluruh agenda resmi Presiden dijadwalkan berlangsung pada Senin, dan Presiden Prabowo dijadwalkan kembali ke tanah air juga pada hari yang sama.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Reaksi Negara-Negara soal Tarif Trump, dari Negosiasi hingga Tarif Balasan

    Reaksi Negara-Negara soal Tarif Trump, dari Negosiasi hingga Tarif Balasan

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara telah mengambil langkah untuk merespons kebijakan tarif timbal balik alias reciprocal tariff yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

    Kebijakan perdagangan AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump tersebut menyebutkan bahwa semua negara akan dikenakan tarif minimum 10% ke dengan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS akan menghadapi tarif lebih besar. 

    Selain itu, Trump juga menerapkan tarif tambahan terhadap sejumlah negara, mulai dari China hingga Uni Eropa.

    Sejumlah negara pun memberikan reaksi. China, misalnya, memberlakukan tarif balasan yang menyasar produk pertanian AS. Uni Eropa juga mengusulkan tarif balasan serupa terhadap sejumlah produk yang diimpor dari AS.

    Di sisi lain, sejumlah negara menempuh opsi negosiasi dan diplomasi guna mengurangi dampak tarif Trump tersebut.

    Berikut ini adalah respons berbagai negara terhadap kebijakan tarif yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump:

    China

    China bereaksi paling keras terhadap tarif yang dikenakan AS. Negeri Tirai Bambu ini menilai kebijakan ini sebagai pelanggaran atas aturan perdagangan internasional dan memperingatkan bahwa tindakan Trump bisa menyulut perang dagang berskala global.

    Sebagai tanggapan, Beijing memberlakukan tarif balasan sebesar 34%, terutama menyasar produk-produk pertanian asal Amerika Serikat. Tarif balasan ini kemudian dibalas kembali dengan ancaman Trump yang akan mengenakan tarif tambahan 50%.

    Pemerintah China langsung merespons keras ancaman tersebut. Melansir Reuters, Selasa (8/4/2025), Kedutaan Besar China di AS menyebut ancaman Trump tersebut sebagai simbol dari sikap unilateralisme dan proteksionisme.

    Juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu mengatakan pemerintah China telah berulang kali menegaskan bahwa upaya menekan dan mengancam China bukanlah pendekatan yang efektif.

    Jepang

    Jepang menyebut tarif 24–25% terhadap kendaraan dan suku cadang sebagai “krisis nasional”. Pemerintah Negeri Sakura mendesak Washington membatalkan kebijakan sepihak ini dan menyatakan kesiapan untuk membuka ruang negosiasi.

    Menteri Perdagangan Jepang bahkan menuding langkah tersebut melanggar perjanjian di bawah WTO serta mencederai hubungan dagang bilateral.

    Vietnam, Thailand

    Vietnam mengambil langkah antisipatif dengan menggelar rapat darurat guna menyusun strategi menghadapi tarif sebesar 46% yang dinilai mengancam target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2025. Pemerintah Vietnam berharap AS tetap menjaga hubungan baik dan bersedia mempertimbangkan ulang kebijakan kontroversial itu.

    Sementara itu, Thailand menyusun strategi negosiasi untuk mengurangi dampak dari tarif 36% yang dijatuhkan pada sejumlah produknya.

    Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menyatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan serangkaian rencana mitigasi sebagai langkah perlindungan ekonomi nasional.

    Indonesia terkena tarif 32% sebagai respons atas kebijakan tarif 64% yang lebih dulu diberlakukan terhadap produk-produk AS. Pemerintah menyoroti ancaman serius berupa gelombang pemutusan hubungan kerja di sektor tekstil dan otomotif, serta risiko resesi. Sebagai respons, Indonesia mempertimbangkan strategi diversifikasi ekspor dan penguatan pasar domestik, serupa dengan langkah yang tengah dijalankan Vietnam.

    Eropa

    Dari kawasan Eropa, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengecam tarif 20% dari AS sebagai “pukulan besar bagi ekonomi global”. Selain itu, Blok beranggotakan 27 negara ini juga menghadapi tarif impor 25% untuk baja dan aluminium serta mobil mulai Rabu.

    Komisi Eropa mengusulkan tarif pembalasan sebesar 25% terhadap berbagai impor AS sebagai tanggapan atas tarif baja dan aluminium Trump, bukan pungutan yang lebih luas.

    Namun, daftar tersebut dipersingkat setelah eksekutif Uni Eropa tunduk pada tekanan dari negara-negara anggota dan menghapus bourbon, anggur, dan produk susu setelah Trump mengancam akan menerapkan tarif balasan sebesar 200% pada minuman beralkohol Uni Eropa.

    Prancis dan Italia, eksportir utama anggur dan minuman beralkohol, sangat khawatir.

    Kanada

    Kanada melalui Perdana Menteri Mark Carney mengancam akan mengambil langkah balasan guna melindungi tenaga kerja domestik.

    Ottawa menyebut kebijakan Trump sebagai ancaman nyata terhadap sistem perdagangan global yang selama ini dibangun atas prinsip keterbukaan dan keseimbangan.

  • Benarkah Indonesia Masih Aman dari Dampak Tarif Resiprokal Trump? – Page 3

    Benarkah Indonesia Masih Aman dari Dampak Tarif Resiprokal Trump? – Page 3

    Negara-negara Asia Tenggara dilanda beberapa tarif terberat AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Vietnam, yang dikenai tarif sebesar 46%, menyerukan perundingan dengan Washington untuk mempertimbangkan kembali bea masuk AS.

    Ada juga Perdana Menteri Thailand yang mengatakan ia akan melanjutkan negosiasi untuk mencoba mengurangi tarif 37% yang dihadapi negaranya.

    Angka tersebut jauh lebih tinggi dari 11% yang diantisipasi negara itu.

    “Kita harus bernegosiasi dan membahas perinciannya,” kata Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra. “Kita tidak bisa membiarkannya sampai pada titik di mana kita tidak mencapai target PDB kita,” lanjutnya.

    Enam dari sembilan negara Asia Tenggara yang dicantumkan Trump dikenai tarif yang jauh lebih besar dari perkiraan, yakni antara 32% dan 49%.

    Sebagai perbandingan, tarif untuk Uni Eropa adalah 20%, Jepang 24%, dan India 27%.

    Sejauh ini, tidak ada negara Asia Tenggara yang membicarakan tarif pembalasan.

     

  • Terpukul Tarif Trump, Negara Asia Tenggara Siap Berunding dengan AS

    Terpukul Tarif Trump, Negara Asia Tenggara Siap Berunding dengan AS

    Jakarta, Beritasatu.com – Enam dari sembilan negara di Asia Tenggara terpukul akibat kenaikan tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (2/4/2025), dengan besaran antara 32% hingga 49%. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Uni Eropa yang hanya dikenakan tarif 20%.

    Pemerintah Vietnam mengatakan akan membentuk gugus tugas dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya dan berencana untuk berunding dengan AS karena merasa terpukul akibat kebijakan tarif Trump.

    Negara-negara seperti Vietnam dan Thailand merupakan eksportir besar ke AS, mendapat keuntungan ketika produsen Tiongkok dan internasional memindahkan produksi ke negara mereka untuk menghindari tarif yang dikenakan Trump pada Tiongkok selama masa jabatan pertamanya.

    Vietnam dikenakan tarif sebesar 46% dan berada dalam posisi rentan karena menjadi lokasi utama bagi perusahaan besar seperti Apple dan Samsung Electronics dalam mendirikan pabrik manufaktur skala besar.

    Total ekspor Vietnam ke AS mencapai US$ 142 miliar pada tahun 2024, hampir 30% dari produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

    Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh memerintahkan satuan tugas untuk menangani situasi ini setelah rapat kabinet darurat diselenggarakan pada Kamis (3/4/2025) pagi.

    Ia mencatat target pertumbuhan 8% untuk negara itu tetap tidak berubah tahun ini.

    Leif Schneider, kepala firma hukum internasional Luther di Vietnam, menyatakan bahwa model pertumbuhan berbasis ekspor Vietnam telah sukses menarik banyak perusahaan multinasional. Namun, kebijakan tarif Trump dapat menghambat model tersebut.

    Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan, ia berharap dapat menurunkan tarif 37% yang dikenakan pada negaranya.

    “Kita harus bernegosiasi dan membahas perinciannya. Tidak boleh membiarkannya sampai meleset dari target PDB kita,” tegasnya, dikutip dari Reuters.

    Pertumbuhan ekonomi Thailand diketahui tertinggal dari negara-negara Asia Tenggara lainnya, yakni tumbuh sekitar 2,5% pada tahun lalu, tertahan akibat melonjaknya utang rumah tangga.

    Pada tahun ini, negara Gajah Putih itu berharap dapat mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 3%.

    Menteri Perdagangan Thailand Pichai Naripathaphan menuturkan pihaknya siap untuk bernegosiasi dengan AS.

    Kemudian, Malaysia yang diketahui dikenakan tarif sebesar 24% mengumumkan tidak akan mengajukan tarif balasan dan secara aktif bekerja sama dengan otoritas AS untuk mencari solusi yang akan menegakkan semangat perdagangan yang bebas dan adil.

    Negara Asia Tenggara lainnya, Kamboja dikenakan tarif 49% yang berisiko merugikan industri garmen dan alas kaki, serta menggagalkan harapan negara itu untuk menarik investasi yang berpindah dari negara lain.

    Seorang konsultan investasi yang enggan disebutkan namanya menilai, situasi ini sangat serius bagi perekonomian Kamboja.

    Menurutnya, tidak ada apa pun yang dapat ditawarkan Kamboja sebagai alat bernegosiasi dengan AS untuk menentang kebijakan tarif Trump.

  • Langkah China hingga Korea Selatan Hadapi Tarif Dagang Donald Trump – Page 3

    Langkah China hingga Korea Selatan Hadapi Tarif Dagang Donald Trump – Page 3

    Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Mark Carney menuturkan, Ottawa akan melawan tarif “dengan tujuan dan dengan kekuatan” saat pemerintah bersiap untuk serangkaian tindakan balasan yang akan diumumkan pada Kamis pekan ini.

    Presiden Korea Selatan Han Duck soo memerintahkan tindakan dukungan darurat untuk industri dan bisnis yang akan terkena dampak termasuk industri otomotif, memerintahkan para pejabat untuk aktif bernegosiasi dengan AS. Hal ini untu meminimalkan dampak pungutan tambahan.

    Secara terpisah, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebutkan tarif Trump sebagai “keputusan yang buruk” dan mengatakan tindakan itu bukanlah “tindakan seorang teman”. Meski ia mengesampingkan kemungkinan menanggapi dengan pungutan balasan terhadap AS.

    Di sisi lain, Kementerian Perdagangan Jepang mengatakan akan membentuk gugus tugas untuk mempelajari dampak tarif baru, yang menurut Trump akan berjumlah 24% untuk Jepang, sambil membiarkan semua opsi di atas meja dalam menanggapi bea masuk yang besar tersebut.

    “Kita perlu memutuskan apa yang terbaik bagi Jepang, dan paling efektif, dengan cara yang hati-hati tetapi berani dan cepat,” kata Menteri Perdagangan Yoji Muto dalam sebuah konferensi pers.

    Tarif 25% yang diumumkan sebelumnya untuk mobil impor mulai berlaku pada hari Kamis, dengan industri otomotif Jepang diperkirakan akan menjadi salah satu yang paling terpukul karena ketergantungannya pada permintaan dari AS.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan pemerintah akan memimpin dalam merancang langkah-langkah jangka pendek untuk menangani dampak pada produsen dan eksportir dari tarif baru 36%, sambil berencana untuk bernegosiasi dengan AS.

    Uni Eropa mengatakan sedang mempersiapkan tindakan balasan lebih lanjut jika negosiasi dengan AS gagal, kata Presiden Ursula von der Leyen dalam siaran langsung.

     

  • Hindari Ancaman Tarif Trump, Thailand Bakal Genjot Impor dari AS

    Hindari Ancaman Tarif Trump, Thailand Bakal Genjot Impor dari AS

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Thailand bertekad meningkatkan impor produk energi dan pangan dari Amerika Serikat (AS) demi memangkas surplus perdagangan dengan negara tersebut.

    Langkah ini merupakan antisipasi Thailand atas kebijakan tarif Presiden Donald Trump terbaru yang akan diumumkan pada Rabu (2/4/2025) waktu AS atau Kamis (3/4/2025) pagi waktu Asia. Kebijakan ini berpotensi menyasar negara-negara penyumbang defisit terbesar bagi AS, tak terkecuali Thailand.

    Mengutip Bloomberg, pemerintah Thailand memperkirakan kenaikan tarif sebesar 11% dapat menggerus ekspor ke AS dengan nilai menyentuh US$8 miliar.

    Sekretaris Tetap di Kementerian Perdagangan Thailand Vuttikrai Leewiraphan mengatakan bahwa pemerintahan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra telah menyiapkan strategi untuk menghadapi tarif balasan (reciprocal tariff) yang dijadwalkan akan diumumkan Trump pada Rabu.

    Dalam konferensi pers di Bangkok, Rabu (2/4/2025), dia mengatakan Thailand akan mengadopsi pendekatan “holistik” dalam negosiasi perdagangan guna meminimalkan dampak terhadap perekonomiannya.

    Berdasarkan data dari Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives/USTR), surplus perdagangan Thailand dengan AS mencapai US$45 miliar pada 2024. Berbeda dengan Vietnam dan India yang telah menurunkan pajak impor terhadap produk-produk AS untuk mengurangi defisit perdagangan mereka, pemerintahan Paetongtarn memilih untuk menunggu pengumuman resmi dari AS sebelum mengambil langkah negosiasi.

    AS adalah pasar ekspor terbesar bagi Thailand. Produk elektronik, mesin, dan hasil pertanian mendominasi daftar barang yang dikirim Thailand ke negara tersebut. Namun, dengan meningkatnya tarif AS terhadap produk-produk China, kelompok bisnis di Thailand memperingatkan bahwa ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini juga berisiko mengalami banjir barang murah dari negara tetangganya itu.

    Rencana Trump untuk memberlakukan tarif balasan sedang memasuki tahap akhir. Tim Trump dikabarkan masih merampungkan besaran dan cakupan tarif baru yang akan diumumkan.

    Thailand diperkirakan menjadi negara paling terdampak kebijakan tarif Trump di Asia Tenggara karena eksposurnya yang besar pada dua sektor yang paling rentan terhadap tarif balasan, yakni pertanian dan transportasi.

    Menurut Nomura Holdings Inc., rata-rata tarif efektif berbobot Thailand terhadap impor dari AS mencapai 6,2%, dibandingkan dengan tarif 0,9% yang dikenakan AS pada produk asal Thailand.

    “Perusahaan makanan dan energi Thailand berencana untuk meningkatkan investasi di AS, terutama di negara bagian yang dikuasai Partai Republik,” tambah Vuttikrai. Saat ini, investasi perusahaan Thailand di AS telah mencapai sekitar US$17 miliar dan menciptakan sekitar 11.000 lapangan kerja.

    Selain meningkatkan impor dari AS, pemerintah Thailand juga telah menyiapkan berbagai proposal, termasuk pemangkasan tarif impor terhadap beberapa produk AS serta penerapan langkah-langkah nontarif yang belum diungkapkan.

    Vuttikrai menambahkan bahwa keputusan AS untuk menaikkan tarif baja dan aluminium telah berdampak pada pengiriman produk Thailand akibat berkurangnya pesanan baru. Ke depan, Thailand akan mendiversifikasi pasar ekspornya untuk mengimbangi dampak dari tarif AS, imbuhnya.