Tag: Paetongtarn Shinawatra

  • Sejumlah Kota di ASEAN Masuk Daftar Paling Berpolusi, Jakarta Masuk?

    Sejumlah Kota di ASEAN Masuk Daftar Paling Berpolusi, Jakarta Masuk?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah kota yang berada di negara-negara ASEAN atau wilayah Asia Tenggara masuk dalam daftar kota paling berpolusi di dunia. Hal ini nampak dalam pantauan live report IQAir, Jumat (24/1/2025).

    Dalam daftar tersebut, Ibu Kota Vietnam, Hanoi, menjadi kota paling berpolusi di ASEAN dan keenam di dunia. Kota itu mencatatkan skor 171 berdasarkan indeks kualitas udara, yang berarti tidak sehat.

    Selanjutnya adalah Bangkok, yang mengisi posisi kota paling berpolusi kesembilan di dunia. Di kota itu, kabut asap tebal terlihat menutupi cakrawala kota. Para pekerja, terutama mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu di luar ruangan, menderita karena adanya udara yang berpolusi.

    “Hidung saya terus-menerus tersumbat. Saya harus membuang ingus sepanjang waktu,” kata pengemudi ojek di kota itu, Supot Sitthisiri, kepada Reuters.

    Polusi udara Bangkok disebabkan oleh kombinasi pembakaran lahan, polusi industri, dan lalu lintas yang padat. Dalam upaya untuk mengurangi polusi, pemerintah mengizinkan transportasi umum gratis selama seminggu. Selain itu, otoritas juga berencana menutup 300 sekolah.

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengatakan dalam sebuah posting media sosial bahwa perusahaan dan lembaga pemerintah harus mengizinkan staf untuk bekerja dari rumah untuk mengurangi penggunaan mobil dan lokasi konstruksi harus menggunakan penutup debu.

    “Mereka harus mengambil tindakan lebih banyak, bukan hanya mengumumkan tingkat debu yang tinggi dan menutup sekolah. Perlu ada lebih dari itu,” kata warga lainnya bernama Khwannapat Intarit.

    Urutan selanjutnya adalah Phnom Penh, Kamboja. Kota itu menduduki posisi ketiga belas kota paling berpolusi di dunia, dengan indeks udara 155 atau masuk dalam golongan tidak sehat.

    Lalu, untuk Jakarta, Kota terbesar di Indonesia itu menduduki peringkat ke 45 dunia dan ketujuh di ASEAN dalam catatan kota paling berpolusi IQAir. Dalam indeks kualitas udara, Jakarta mendapatkan skor 78, yang berarti normal.

    (pgr/pgr)

  • Ngerinya Polusi di Thailand, 8 Kali Lipat di Atas Batas Aman WHO!

    Ngerinya Polusi di Thailand, 8 Kali Lipat di Atas Batas Aman WHO!

    Jakarta

    Buntut polusi udara, lebih dari 250 sekolah di Bangkok tutup pada Kamis (23/1/2025). Para pejabat setempat juga mendesak setiap orang untuk sementara bekerja dari rumah dan membatasi penggunaan kendaraan.

    Polusi udara musiman telah lama melanda Thailand, seperti banyak negara di kawasan tersebut. Penyebabnya, udara yang lebih dingin dan stagnan berpadu dengan asap dari pembakaran tunggul tanaman, serta polusi dari kendaraan.

    Pada Kamis pagi, ibu kota Thailand menjadi kota paling tercemar keenam di dunia, menurut data IQAir.

    Tingkat polutan PM2,5 yakni partikel mikro penyebab kanker yang cukup kecil untuk memasuki aliran darah melalui paru-paru, mencapai 122 mikrogram per meter kubik, delapan kali lipat dari anjuran aman WHO.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan paparan rata-rata 24 jam tidak boleh lebih dari 15 mikrogram untuk sebagian besar hari dalam setahun.

    Pihak berwenang Bangkok mengatakan awal pekan ini sekolah-sekolah di daerah dengan tingkat PM 2,5 yang tinggi dapat memilih untuk tutup sementara. Pada Kamis pagi, 194 dari 437 sekolah di bawah otoritas Otoritas Metropolitan Bangkok telah ditutup, yang berdampak pada ribuan siswa.

    Angka tersebut merupakan penutupan sekolah tertinggi sejak 2020, terkait polusi udara. Sebanyak 58 sekolah lain dari 156 sekolah di bawah Kantor Pendidikan Dasar, badan pemerintah pusat, juga telah memutuskan untuk tutup pada Kamis.

    Ada beberapa sekolah lain di ibu kota yang berada di bawah otoritas yang berbeda, dan lembaga swasta, tetapi datanya tidak tersedia.

    Anak-anak sangat rentan terhadap dampak polusi udara, tetapi para pembela hak asasi memperingatkan bahwa penutupan sekolah secara tidak proporsional memengaruhi siswa yang paling rentan.

    Pemerintah telah mengumumkan insentif untuk menghentikan pembakaran tunggul tanaman dan bahkan menguji coba metode baru untuk mengatasi polusi udara dengan menyemprotkan air dingin atau es kering ke udara di atas kabut asap.

    Namun, tindakan tersebut sejauh ini hanya berdampak kecil, dan politisi oposisi menuduh Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, yang saat ini berada di Davos untuk Forum Ekonomi Dunia, gagal menanggapi masalah tersebut dengan serius.

    “Sementara perdana menteri menghirup udara segar di Swiss saat ia mencoba menarik lebih banyak investasi ke Thailand, jutaan orang Thailand menghirup udara yang tercemar ke dalam paru-paru mereka,” tuduh Natthaphong Ruengpanyawut, pemimpin Partai Rakyat, dalam sebuah posting Facebook.

    Aktivis udara bersih telah mendorong undang-undang yang dapat disahkan akhir tahun ini.

    “Anda benar-benar memerlukan undang-undang yang komprehensif mengenai semua dimensi krisis yang berbeda,” kata Guillaume Rachou, direktur eksekutif Save the Children Thailand.

    “Ini sulit, tetapi saya pikir dengan Undang-Undang Udara Bersih, kita akan sampai di sana,” katanya kepada AFP.

    (naf/kna)

  • PM Thailand Kibarkan Bendera Pelangi Usai Pernikahan Sejenis Diakui

    PM Thailand Kibarkan Bendera Pelangi Usai Pernikahan Sejenis Diakui

    Jakarta
    Thailand resmi mengakui pernikahan sejenis seiring berlakunya undang-undang (UU) kesetaraan pernikahan pekan ini. Perdana Menteri (PM) Paetongtarn Shinawatra menyatakan bendera pelangi kini berkibar tinggi di atas Thailand.

    “Hari ini, bendera pelangi berkibar dengan bangga di atas Thailand,” kata Paetongtarn dalam pernyataannya via media sosial X, seperti dilansir AFP, Kamis (23/1/2025).

    Seperti diketahui, bendera pelangi menyimbolkan LGBTQ. UU Kesetaraan Pernikahan berlaku sejak Kamis (23/1) waktu setempat.

    Diwarnai Nikah Massal

    Bahkan untuk Thailand, butuh waktu beberapa dekade agar UU Kesetaraan Pernikahan dapat disahkan (Foto: Lauren DeCicca/Getty Images).

    Berlakunya UU kesetaraan pernikahan ini diwarnai dengan pernikahan massal untuk puluhan pasangan sesama jenis dan transgender pada Kamis (23/1) waktu setempat.

    Dua aktor gay terkemuka Thailand, yakni Apiwat Apiwatsayree (40) dan Sappanyoo Panatkool (38), termasuk dalam pasangan yang menikah massal.

    UU kesetaraan pernikahan yang kini berlaku di Thailand, seperti dilansir DW, memberikan kesetaraan penuh kepada pasangan sesama jenis, termasuk hak hukum, keuangan, dan medis.

    UU ini menggunakan istilah-istilah netral gender untuk menggantikan kata-kata seperti “pria dan wanita” dan “suami dan istri”. UU tersebut juga membuka jalan bagi kaum transgender untuk menikah dan memberikan hak adopsi serta warisan kepada semua pasangan yang sudah menikah.

    Thailand Negara ASEAN Pertama Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

    Bendera Thailand. Foto: Internet

    Tonggak sejarah ini menjadikan Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang mengizinkan pernikahan sesama jenis. Thailand juga menjadi negara ketiga di Asia yang mengakui pernikahan sejenis, setelah Taiwan dan Nepal.

    Perjuangan untuk kesetaraan pernikahan di Thailand telah berlangsung selama beberapa dekade. Thailand menempati peringkat tinggi dalam indeks kondisi hukum dan kehidupan LGBTQ.

    UU kesetaraan pernikahan disahkan dalam voting parlemen Thailand yang bersejarah pada Juni tahun lalu. UU itu kemudian mulai diberlakukan sekitar 120 hari setelah diratifikasi oleh Raja Thailand Maha Vajiralongkorn.

    Mantan PM Thailand, Srettha Thavisin, yang turut menghadiri seremoni pernikahan massal pasangan sesama jenis itu, menyampaikan pernyataan yang mengecam Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dalam pidato pelantikannya mengatakan hanya ada dua jenis kelamin yang diakui di AS.

    “Baru-baru ini, seorang pemimpin sebuah negara mengatakan bawa hanya ada dua gender, tapi saya pikir kita lebih berpikiran terbuka daripada itu,” ucapnya.

    Halaman 2 dari 3

    (taa/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • PM Thailand Hampir Kegocek AI Tiru Suara Pemimpin Negara ASEAN

    PM Thailand Hampir Kegocek AI Tiru Suara Pemimpin Negara ASEAN

    Jakarta

    Kecerdasan buatan (AI) yang meniru suara pemimpin negara ASEAN hampir saja membuat Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra terkecoh. Suara tiruan pemimpin negara ASEAN itu mencoba meminta sumbangan.

    Dilansir BBC, Jumat (17/1/2025), Paetongtarn mengaku menjadi sasaran sekelompok penipu yang menggunakan AI untuk meniru suara seorang pemimpin negara ASEAN. Penipu tersebut mencoba meminta sumbangan atas nama negaranya.

    Paetongtarn mengatakan penipu tersebut awalnya mengirimi klip suara melalui aplikasi obrolan. Menurut Paetongtarn, ia menanggapi melalui pesan teks. Penipu tersebut membalas dengan mengatakan bahwa ia akan menghubunginya nanti.

    “Suaranya sangat jelas dan saya langsung mengenalinya. Mereka mengirim klip suara, isinya mengatakan semacam: ‘Apa kabar? Saya ingin bekerja sama’ dan seterusnya,” kata Paetongtarn tanpa mengungkap suara pemimpin negara ASEAN mana yang dipalsukan.

    Sang penipu kemudian menelepon Paetongtarn pada pukul 11 malam melalui aplikasi yang sama. Namun, ia tidak menjawab panggilan itu karena sedang tidur.

    Keesokan paginya, kata perdana menteri Thailand tersebut, dirinya mendapat panggilan tak terjawab. Dia lantas mengirim permintaan maaf, meminta penipu itu meneleponnya kembali pada waktu tertentu.

    Paetongtarn Sadar Diincar Penipu

    Foto: Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra (AP/Sakchai Lalit).

    Penipu itu kemudian mengiriminya klip suara lain yang meminta sumbangan, dengan klaim palsu bahwa Thailand adalah satu-satunya negara ASEAN yang belum menyumbang. Barulah, Paetongtarn menyadari bahwa dia diincar oleh penipu.

    Dia kemudian memerintahkan Menteri Ekonomi dan Masyarakat Digital, Prasert Chantararuangthong, yang merangkap sebagai Wakil PM, untuk melakukan penyelidikan.

    “Pesan suara ini membuat saya sadar bahwa saya ditipu. Nomor rekening bank yang diberikan juga bukan milik negara tetangga,” kata Paetongtarn sebagaimana dikutip the Straits Times.

    Paetongtarn menduga penipu itu mendapatkan kontaknya dari seseorang yang dekat dengannya yang telah menjadi korban geng penipu.

    Dia mengingatkan semua orang untuk waspada terhadap penipuan yang digerakkan oleh AI.

    “Saya ingin mengingatkan semua orang untuk berhati-hati saat menerima pesan suara atau panggilan, meskipun itu tampak asli,” katanya.

    Tonton juga Video: Kenalan dengan Romi Yuk, Robot AI yang Bantu Cegah Depresi

    Halaman 2 dari 2

    (whn/ygs)

  • Kabinet Thailand Setujui RUU Bisnis Judi, Genjot Ekonomi

    Kabinet Thailand Setujui RUU Bisnis Judi, Genjot Ekonomi

    Kabinet Thailand pada Senin (13/1) menyetujui rancangan undang-undang (RUU) kontroversial yang melegalkan perjudian di kompleks hiburan tertentu. Tujuannya untuk meningkatkan sektor pariwisata dan menciptakan lapangan kerja baru.

    Undang-undang yang diajukan ini akan memungkinkan pendirian kasino di dalam kompleks pariwisata yang mencakup taman hiburan, taman air, hotel, dan pusat perbelanjaan.

    Saat ini, perjudian di Thailand hanya legal di pacuan kuda yang dikelola negara dan lotere resmi, sementara taruhan ilegal cukup meluas.

    Dilansir VOA, Selasa (14/1), Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra menyatakan kepada wartawan bahwa tujuan utama kebijakan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan, menarik investasi, dan mengatasi perjudian ilegal.

    RUU ini akan diajukan ke Dewan Negara untuk disusun lebih lanjut sebelum dibahas dan dipilih oleh parlemen. Proses tersebut kemungkinan akan memakan waktu beberapa bulan.

    Thailand aktif dorong pariwisata

    Diketahui, setelah pandemi COVID-19 yang memengaruhi industri pariwisata Thailand, negara ini telah meluncurkan berbagai langkah untuk menarik lebih banyak wisatawan. Termasuk pelonggaran persyaratan visa untuk pengunjung dari Cina dan India.

    Wakil Menteri Keuangan, Julapun Amornvivat mengungkapkan bahwa pemerintah berharap kompleks hiburan tersebut dapat meningkatkan jumlah wisatawan sebesar 5–10% dan menciptakan hingga 15.000 lapangan pekerjaan baru.

    Selain itu, pembangunan kompleks perjudian “resmi” diproyeksikan akan berdampak untuk melindungi masyarakat dengan peraturan yang lebih ketat hingga menambah APBN Thailand melalui industri pariwisata sebesar 120 hingga 220 miliar baht atau setara hingga Rp103 triliun. Namun, lokasi dan jadwal pembangunan kompleks tersebut belum diumumkan.

    Sejak lama ditentang

    Upaya untuk melegalisasi bisnis kasino di Thailand sudah lama terjadi. Kelompok konservatif di Thailand, yang mayoritas beragama Buddha, telah lama menentang upaya legalisasi perjudian. Meskipun negara-negara tetangga seperti Kamboja, Laos, dan Myanmar telah membangun kasino.

    Laporan dari Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan pada tahun lalu memperingatkan bahwa kasino-kasino di Asia Tenggara telah menjadi bagian penting dari jaringan perbankan yang digunakan oleh sindikat kejahatan terorganisasi untuk pencucian uang.

  • Mengapa Thailand dan Kamboja Bentrok Soal Pulau Koh Kood? – Halaman all

    Mengapa Thailand dan Kamboja Bentrok Soal Pulau Koh Kood? – Halaman all

    Ratusan ribu wisatawan melakukan perjalanan setriap tahun ke pulau Koh Kood, atau Ko Kut, di Teluk Thailand. Pulau terbesar keempat di Thailand ini di kalangan wisatawan asing mungkin tidak sepopuler Phuket atau Koh Samui, namun relevansinya semakin meningkat — dan bukan hanya karena pulau ini kini menjadi pusat perselisihan internasional.

    Pulau ini diyakini memiliki cadangan gas dan minyak yang sangat besar. Eksploitasi energi terhenti, karena Kamboja mengklaim sebagian wilayah tersebut. Kini, dengan meningkatnya permintaan energi di kedua negara Asia Tenggara tersebut, konflik rebutan pulau Koh Kood semakin meluas.

    Akar perselisihan ini sebenarnya sudah ada sejak era kolonial. Pada awal tahun 1900-an, Prancis menguasai wilayah yang dikenal sebagai Indochina, yang terdiri dari beberapa koloninya yang juga mencakup Kamboja saat ini.

    Pada tahun 1904, penguasa kolonial Indochina menyerahkan Koh Kood kepada Thailand, yang saat itu masih bernama Siam. Masalah perbatasan tersebut kemudian diselesaikan dengan Perjanjian Perancis-Siam pada tahun 1907.

    Pada tahun 1972, Indochina tidak lagi berfungsi dan Kamboja mengklaim batas maritim di sisi wilayah kedaulatannya berdasarkan perjanjian tersebut, termasuk bagian selatan pulau Koh Kood. Thailand tidak setuju, dan menyatakan pihaknya menguasai seluruh pulau itu.

    Tita Sanglee, analis independen di Thailand, mengatakan definisi perbatasan Kamboja dalam perjanjian itu kontroversial. “Klaim Kamboja berakar pada penafsiran yang berbeda terhadap perjanjian tersebut. Perlu dicatat bahwa perjanjian tahun 1907, seperti perjanjian-perjanjian lain pada masanya, dimaksudkan untuk membahas batas-batas daratan, bukan laut. Inilah sebabnya penafsiran Kamboja menjadi kontroversial,” katanya kepada DW.

    Diselesaikan antara keluarga penguasa?

    Pada tahun 2001, pemerintah Thailand mencapai nota kesepahaman mengenai klaim yang tumpang tindih, dimana Perdana Menteri saat itu Thaksin Shinawatra membahas pembagian keuntungan dari sumber daya energi Koh Kood dengan Hun Sen dari Kamboja.

    Kaum nasionalis Thailand marah dengan tawaran Thaksin kepada Kamboja, dan bersikeras bahwa Thailand tidak boleh menyerahkan tanah atau sumber daya apa pun kepada tetangganya. “Perselisihan yang muncul saat ini adalah karena pemerintah Thailand dan Kamboja, keduanya untuk pertama kalinya menyatakan ingin melanjutkan perundingan perbatasan maritim. Kedua belah pihak ingin memanfaatkan cadangan energi di kawasan yang belum dimanfaatkan, karena mereka menghadapi kenaikan biaya impor energi,” kata Tita.

    Saat ini, Thailand diperintah oleh Paetongtarn Shinawatra, putri Thaksin Shinawatra. Kamboja dipimpin oleh Hun Manet, putra Hun Sen. Ikatan pribadi antara keluarga penguasa tampaknya kuat, dan bagi banyak nasionalis Thailand, ini alasan untuk khawatir.

    “Yang mengkhawatirkan bagi banyak warga Thailand adalah semakin eratnya hubungan pribadi antara kepemimpinan Thailand dan Kamboja saat ini. Hal ini menimbulkan skeptisisme mengenai mengapa perundingan tampaknya berjalan begitu cepat,” kata Tita.

    “Ada banyak pertanyaan yang belum terselesaikan, termasuk status Koh Kood. Berdasarkan standar internasional, pulau itu milik Thailand.”

    Aktivis dan penentang kompromi mendapat tekanan

    Kedua pemerintah tampaknya bekerja sama dengan baik dalam apa yang oleh para pengkritiknya disebut sebagai represi transnasional – para aktivis dan pengkritik pemerintah yang melarikan diri melintasi perbatasan, cenderung tidak mendapat perlindungan baik di Kamboja maupun Thailand.

    Pada bulan November, Thailand mendeportasi enam aktivis Kamboja, yang sebagian besar telah diakui sebagai pengungsi di bawah Komisi Tinggi Pengungsi PBB. Mereka didakwa melakukan makar karena mengkritik pemerintah Kamboja.

    Namun Mark S. Cogan, profesor studi perdamaian & konflik di Universitas Kansai Gaidai di Jepang, memperingatkan, sejarah hubungan antara kedua negara panjang dan beragam, dan bahwa “pertanyaan kedaulatan” selalu menjadi pusat konflik antara Bangkok dan Phnom Penh.

    “Perselisihan wilayah mempunyai kenangan panjang di kalangan nasionalis Thailand,” dan ini tetap menjadi isu yang sangat penting “baik di luar pemerintahan maupun di dalam pemerintahan,” jelasnya.

    “Ini situasi yang sulit,” kata Tita Sanglee. “Jika pemerintah Kamboja menerima bahwa Koh Kood adalah milik Thailand, mereka harus menghadapi kemarahan kaum nasionalis di dalam negeri. Namun jika ada bagian dari kedaulatan Koh Kood yang dikompromikan, masyarakat Thailand tidak akan tinggal diam. Saya pribadi memperkirakan akan terjadi kebuntuan.”

  • PM Tetangga RI Ini Punya Harta Rp 6,4 T, 200 Tas & 75 Jam Tangan Mewah

    PM Tetangga RI Ini Punya Harta Rp 6,4 T, 200 Tas & 75 Jam Tangan Mewah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra ternyata memiliki aset senilai lebih dari US$400 juta (sekitar Rp 6,4 triliun) pada hari Jumat. Ini termasuk lebih dari 200 tas desainer senilai lebih dari US$2 juta dan sedikitnya 75 jam tangan mewah, yang nilainya hampir US$5 juta.

    Putri bungsu dari miliarder telekomunikasi dan mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, Paetongtarn menjabat pada bulan September sebagai anggota keempat klan yang memimpin pemerintahan Thailand dalam 20 tahun. Ia diwajibkan untuk menyatakan aset dan kewajibannya kepada Komisi Anti-Korupsi Nasional (NACC).

    Dalam laporan itu, ia mengidentifikasi aset senilai US$400 juta, sebagaimana ditunjukkan sebuah dokumen dikutip AFP, Jumat (3/1/2025). Seorang perwakilan dari Partai Pheu Thai mengonfirmasi kepada AFP bahwa angka-angka yang dilaporkan oleh media lokal akurat.

    “Investasinya bernilai 11 miliar baht dan dia memiliki 1 miliar baht lagi dalam bentuk deposito dan uang tunai, demikian pernyataannya,” tulis lama NACC dengan mata uang Thailand, bath.

    “Aset lainnya termasuk 75 jam tangan senilai 162 juta baht dan 39 jam tangan lainnya, ditambah 217 tas tangan senilai 76 juta baht, serta properti di London dan Jepang, di antara aset lainnya,” muat dokumen itu lebih rinci.

    “Dia juga menyatakan kewajiban hampir lima miliar baht, sehingga kekayaan bersihnya mencapai 8,9 miliar baht atau sekitar US$258 juta,” tambah laman itu.

    Perlu diketahui ayah Paetongtarn Shinawatra, Thaksin pernah memiliki klub sepak bola Manchester City. Ia memiliki kekayaan bersih sebesar US$2,1 miliar, menurut Forbes, menjadikannya orang terkaya ke-10 di Thailand.

    Thaksin menggunakan kekayaan yang dihasilkan oleh kerajaan telekomunikasi Shin Corp miliknya untuk mendorongnya ke dunia politik. Keluarganya tetap berpengaruh bahkan selama tahun-tahun pengasingannya setelah ia digulingkan dalam sebuah kudeta.

    (sef/sef)

  • PM Paetongtarn Shinawatra Berharta Rp6,4 T, Wajib Lapor KPK Thailand

    PM Paetongtarn Shinawatra Berharta Rp6,4 T, Wajib Lapor KPK Thailand

    Jakarta, CNN Indonesia

    Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra mengumumkan dia memiliki lebih dari US$400 juta atau sekitar Rp6,4 triliun dalam bentuk tas hingga jam mewah.

    Kepemilikan aset Paetongtarn terungkap dalam dokumen Komisi Anti Korupsi Nasional (NACC) Thailand yang diunggah di situs media. Perwakilan Partai Pheu Thai mengonfirmasi angka dalam dokumen itu sesuai.

    Dalam dokumen tersebut, Paetongtarn memiliki aset 13,8 miliar baht atau US$ 400 juta (Rp6,4 triliun) dalam bentuk deposito dan uang tunai.

    Dia juga dilaporkan memiliki aset lain mencakup 75 jam tangan senilai 162 juta baht dan 39 jam lain, 217 tas tangan (handbag) senilai 76 juta baht, serta properti di Inggris dan Jepang.

    Dalam dokumen tersebut Paetongtarn juga punya utang 5 miliar baht atau sekitar Rp2,3 triliun dan kekayaan bersih 8,8 miliar baht atau Rp4,1 triliun.

    Dengan kekayaan tersebut, Paetongtarn wajib melaporkan harta kekayaan ke lembaga anti korupsi Thailand dilansir dari Channel News Asia.

    Ayah Paetongtarn yang juga sebelumnya menjadi PM, Thaksin Shinawatra, memiliki kekayaan berisi US$2,1 miliar atau Rp34 triliun.

    Thaksin menggunakan kekayaan dari telekomunikasi Shin Corp miliknya menjadi modal ke dunia politik. Meski sudah diasingkan, dia tetap punya pengaruh di negara tersebut.

    Para analis mengatakan ada hubungan jangka panjang antara kekayaan dan kekuasaan di Thailand.

    “Di negara tanpa demokrasi yang berfungsi penuh, uang memainkan peran penting dalam aktivitas politik,” kata paka dari Universitas Sukhothai Thammathirat, Yuttaporn Issarachai, dikutip AFP.

    “Hal ini sering kali menjadi pembenaran atas intervensi militer, dengan klaim kurangnya transparansi,” imbuh dia.

    (bac/bac)

    [Gambas:Video CNN]

  • Malaysia Resmi Jabat Keketuaan ASEAN 2025

    Malaysia Resmi Jabat Keketuaan ASEAN 2025

    Jakarta, FORTUNE – Malaysia secara resmi memulai tugas sebagai Ketua ASEAN untuk tahun 2025, efektif sejak 1 Januari. Perdana Menteri Anwar Ibrahim menyatakan bahwa sebagai pemimpin ASEAN, Malaysia dihadapkan pada berbagai tantangan yang masih melanda kawasan.

    Mengutip Bernama pada Kamis (2/1), Malaysia mengangkat tema Inclusivity and Sustainability, yang diharapkan dapat membantu menangani berbagai tantangan di tengah situasi geopolitik global yang dinamis.

    “Ini adalah tanggung jawab besar dan penting bagi Malaysia untuk menyatukan semua anggota,” ujar Anwar.

    Ia menambahkan, “Kami terus berupaya mengurangi kesenjangan antarnegara, menghadapi isu bersama, serta menciptakan ASEAN yang lebih stabil dan makmur.” Sepanjang masa kepemimpinannya, Malaysia akan menjadi tuan rumah lebih dari 300 pertemuan dan program utama.

    Malaysia juga berencana melaksanakan berbagai program di sejumlah bidang, seperti pengembangan kecerdasan buatan (AI), energi terbarukan, pariwisata, dan layanan kesehatan. Pada Mei 2025, Malaysia akan menjadi tuan rumah KTT perdana ASEAN-Gulf Cooperation Council (GCC) Plus China.

    Selain itu, di penghujung tahun, negara ini akan menggelar pertemuan para pemimpin ASEAN dengan mitra internasional. Sebagai informasi, Malaysia sebelumnya telah memegang jabatan Ketua ASEAN pada 1977, 1997, 2005, dan 2015.

    Malaysia menunjuk sejumlah penasihat

    Perdana Menteri Anwar Ibrahim dikabarkan telah menunjuk beberapa penasihat informal untuk mendukung peran Malaysia di ASEAN. Nama-nama yang disebut antara lain mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi, mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra, serta mantan Menteri Luar Negeri Singapura George Yeo.

    Meski demikian, pembentukan tim penasihat ini masih dalam tahap finalisasi. Ketika bertemu dengan Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra, Anwar mengonfirmasi bahwa proses pengaturan tim tersebut masih berlangsung.

    Sharon Seah, peneliti senior di Pusat Studi ASEAN, ISEAS-Yusof Ishak Institute, menilai langkah Anwar ini dianggap sebagai terobosan yang dapat memberikan dampak signifikan bagi ASEAN jika dilakukan dengan tepat. Tantangan besar, seperti konflik di Myanmar, menjadi salah satu isu yang harus segera diatasi.

    “Cukup jarang bagi seorang Ketua ASEAN untuk menunjuk tim informalnya sendiri,” ujar Sharon.

    Ia menambahkan, “Mungkin Perdana Menteri Anwar ingin memanfaatkan pengalaman para tokoh tersebut, yang memiliki latar belakang sebagai mantan menteri, untuk memberikan masukan dan membantu menyusun strategi terkait isu-isu penting selama kepemimpinannya.”

  • Kecelakaan Jeju Air, Pakar Pertanyakan Dinding Beton Dekat Landasan

    Kecelakaan Jeju Air, Pakar Pertanyakan Dinding Beton Dekat Landasan

    Seoul

    Para pakar penerbangan mengajukan pertanyaan tentang dinding beton “yang tidak biasa” di dekat landasan pacu dan perannya dalam kecelakaan pesawat Korea Selatan yang menewaskan 179 orang.

    Rekaman video memperlihatkan pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu sebelum bertabrakan dengan dinding tersebut dan terbakar di Bandara Internasional Muan.

    Pihak berwenang yang menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan tengah mempertimbangkan pentingnya lokasi dinding beton sekitar 250 meter dari ujung landasan pacu.

    Pakar keselamatan udara David Learmount mengatakan bahwa, jika “penghalang” itu tidak ada di sana, pesawat “akan mendarat dengan sebagian besar mungkin semua orang di dalamnya masih hidup”.

    BBC

    Pilot melaporkan bahwa pesawat itu menabrak seekor burung dan kemudian membatalkan pendaratan awal dan meminta izin untuk mendarat dari arah yang berlawanan.

    Learmount mengatakan pendaratan itu “sama bagusnya dengan pendaratan tanpa penutup/roda gigi: sayap sejajar, hidung tidak terlalu tinggi untuk menghindari patahnya ekor” dan pesawat tidak mengalami kerusakan parah saat meluncur di sepanjang landasan pacu.

    BBC

    “Alasan mengapa begitu banyak orang meninggal bukanlah pendaratan itu sendiri, tetapi fakta bahwa pesawat itu bertabrakan dengan penghalang yang tepat di luar ujung landasan pacu,” katanya.

    Christian Beckert, pilot Lufthansa yang bermarkas di Munich, menyebut struktur beton itu “tidak biasa”, dalam wawancaranya dengan kantor berita Reuters: “Biasanya, di bandara dengan landasan pacu di ujungnya, Anda tidak memiliki dinding.”

    Struktur beton itu menampung sistem navigasi yang membantu pendaratan pesawat yang dikenal sebagai localiser menurut Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.

    BBC

    Dengan tinggi 4 meter, struktur itu ditutupi dengan tanah dan ditinggikan untuk menjaga localiser tetap sejajar dengan landasan pacu agar memastikannya berfungsi dengan baik, Yonhap melaporkan.

    Kementerian transportasi Korea Selatan mengatakan bahwa bandara lain di negara itu dan beberapa di luar negeri memasang peralatan dengan struktur beton.

    Namun, para pejabat akan memeriksa apakah peralatan itu seharusnya dibuat dengan bahan yang lebih ringan yang akan lebih mudah hancur saat terjadi benturan.

    Chris Kingswood, pilot dengan pengalaman 48 tahun yang telah menerbangkan jenis pesawat yang sama dalam kecelakaan itu, mengatakan kepada BBC News: “Rintangan dalam jarak dan jarak tertentu dari landasan pacu harus mudah hancur, yang berarti bahwa jika sebuah pesawat menabraknya, rintangan itu akan rusak.

    “Sepertinya tidak biasa bahwa struktur dinding itu sangat kaku. Pesawat itu, dari apa yang saya pahami, melaju sangat cepat, mendarat jauh di landasan pacu, jadi pasti telah melewati ujung landasan pacu… Jadi bagaimana Anda menyimpulkan semua ini? Tentu ini akan menjadi bahan penyelidikan.

    “Pesawat terbang bukanlah struktur yang kua tpesawat terbang, menurut desainnya, ringan agar efisien dalam penerbangan. Pesawat terbang tidak benar-benar dirancang untuk melaju dengan kecepatan tinggi di bagian perutnya sehingga segala jenis struktur dapat menyebabkan badan pesawat hancur dan kemudian menimbulkan bencana.

    “Bahan bakar disimpan di sayap sehingga begitu sayap patah, maka potensi kebakaran menjadi signifikan.

    “Jadi bukan hal yang pasti bahwa jika dinding itu tidak ada, hasilnya akan sangat berbeda.”

    Kingswood mengatakan bahwa dia akan “terkejut apabila lapangan terbang itu tidak memenuhi semua persyaratan sesuai dengan standar industri”.

    “Saya menduga jika kita berkeliling di lapangan terbang di banyak bandara internasional utama… kita akan menemukan banyak rintangan yang juga dapat dituduh menimbulkan bahaya,” tambahnya.

    Analis penerbangan Sally Gethin mempertanyakan apakah pilot tahu bahwa penghalang itu ada di sana, terutama mengingat pesawat itu mendekat dari arah yang berlawanan dari pendekatan pendaratan yang biasa.

    Dia mengatakan kepada BBC News: “Kita perlu tahu, apakah (pilot) menyadari ada batas dinding yang keras di ujungnya?

    “Jika mereka diarahkan oleh menara kontrol untuk membalikkan penggunaan landasan pacu untuk kedua kalinya, itu harus diungkap dalam penyelidikan black box.”

    “Saya pikir ada begitu banyak pertanyaan.”

    ‘Hati saya sangat pilu, saya tidak percaya apa yang terjadi’

    Perjalanan liburan ke Thailand seharusnya menyenangkan bagi keponakan Maeng Gi-Su dan dua putra keponakannya, yang tengah merayakan lulus ujian universitas.

    Namun perjalanan itu berakhir tragis.

    Ketiganya tewas saat pesawat Jeju Air yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).

    Kecelakaan ini menewaskan 179 orang dari 181 orang di dalamnya.

    “Saya tidak percaya,” kata Maeng, 78 tahun, kepada BBC.

    “Hati saya amat pilu.”

    Keluarga itu sedang dalam perjalanan dari Bangkok ke Bandara Internasional Muan.

    Pesawat yang ditumpangi mereka tergelincir dari landasan pacu setelah mendarat dan menabrak dinding tidak lama setelah pukul 09:00 waktu setempat pada hari Minggu.

    Semua penumpang Boeing 737-800 tewas, dan menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Empat awak pesawat termasuk di antara korban tewas, sementara dua orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan pesawat dalam keadaan hidup.

    Menurut kantor berita Yonhap, 179 penumpang dalam penerbangan 7C2216 berusia antara tiga hingga 78 tahun, meskipun sebagian besar berusia 40-an, 50-an, dan 60-an.

    Dua orang warga negara Thailand termasuk di antara korban tewas dan sisanya diyakini warga Korea Selatan.

    Lima orang yang meninggal adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun, dengan penumpang termuda adalah seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.

    Seorang pria berusia enam puluhan mengatakan lima anggota keluarganya yang mencakup tiga generasi berada di pesawat itu.

    Termasuk di antaranya saudara iparnya, putrinya, suaminya, dan anak-anak mereka yang masih kecil, menurut kantor berita Yonhap.

    Banyak penumpang yang merayakan liburan Natal di Thailand dan sedang dalam perjalanan pulang.

    Sepupu salah seorang korban, Jongluk Doungmanee, mengatakan kepada BBC ThaiLand bahwa dia “terkejut” ketika mendengar berita itu.

    “Saya merinding. Saya tidak percaya,” kata Pornphichaya Chalermsin.

    Jongluk telah tinggal di Korea Selatan selama lima tahun terakhir dan bekerja di sebuah industri pertanian.

    Dia biasanya bepergian ke Thailand dua kali setahun selama liburan untuk mengunjungi ayahnya yang sakit dan dua anaknya berusia 7 dan 15 tahun dari pernikahan sebelumnya.

    Dia telah menghabiskan lebih dari dua minggu kali ini bersama suaminya, yang telah kembali ke Korea Selatan pada awal Desember.

    Ayahnya, yang menderita penyakit jantung, “remuk-redam” ketika mengetahui tentang kematiannya, kata Pornphichaya.

    “Ini tidak tertahankan baginya. Dia adalah putri bungsunya”, ujarnya, seraya menambahkan bahwa ketiga anaknya bekerja di luar negeri.

    Sosok ayah lainnya yang berusia 71 tahun, Jeon Je-young, mengatakan kepada Kantor berita Reuters bahwa putrinya Mi-Sook, yang diidentifikasi melalui sidik jarinya, sedang dalam perjalanan pulang setelah bepergian dengan teman-temannya ke Bangkok untuk liburan Natal.

    “Putri saya, yang baru berusia pertengahan 40-an, berakhir seperti ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia terakhir kali melihatnya pada 21 Desember, ketika ia membawa makanan dan kalender tahun depan ke rumahnya – yang menjadi momen terakhir mereka bersama.

    Mi-Sook meninggalkan seorang suami dan seorang putri remaja.

    “Ini tidak dapat dipercaya”, kata Jeon.

    Seorang perempuan mengatakan saudara perempuannya, yang telah mengalami masa sulit, memutuskan untuk mengunjungi Thailand karena kehidupannya mulai membaik.

    “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik,” katanya kepada kantor berita Yonhap.

    Dua pramugari yang selamat dari kecelakaan itu ditemukan di bagian ekor pesawat, bagian yang paling utuh dari reruntuhan.

    Salah satunya adalah seorang pria berusia 33 tahun, dengan nama keluarga Lee, yang dilarikan ke rumah sakit di Mokpo, sekitar 25km di selatan bandara.

    Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota, kantor berita Yonhap melaporkan.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, yang berbicara selama jumpa pers.

    Korban selamat, yang menderita patah tulang, menerima perawatan khusus karena risiko efek sampingnya, termasuk kelumpuhan total, kata Ju.

    Korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun dengan nama keluarga Koo, sedang dirawat di Asan Medical Center di Seoul timur, demikian laporan Yonhap.

    Dia mengalami cedera kepala dan pergelangan kaki, tetapi dilaporkan dalam kondisi stabil.

    ‘Saya melihat asap tebal dan gelap lalu ada ledakan’

    Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi sejumlah saksi mata mengatakan pesawat tersebut terlihat bermasalah sebelum kecelakaan.

    Pemilik restoran Im Young-Hak mengatakan awalnya dia mengira itu adalah kecelakaan kapal tanker.

    “Saya keluar dan melihat asap tebal dan gelap. Setelah itu, saya mendengar ledakan keras, bukan dari kecelakaan itu sendiri. Kemudian ada lebih banyak ledakan – setidaknya tujuh kali,” katanya kepada Reuters.

    “Kami merasa sedih ketika kecelakaan terjadi di belahan dunia lain, tetapi ini terjadi di sini. Ini bikin trauma.”

    Yoo Jae-yong, 41, yang tinggal di dekat bandara, mengatakan kepada media lokal bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan sesaat sebelum kecelakaan.

    Kim Yong-cheol, 70, mengatakan pesawat tersebut awalnya gagal mendarat dan berputar balik untuk mencoba mendarat kembali.

    Dia mengaku melihat “asap hitam membumbung tinggi” setelah mendengar “ledakan keras”, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.

    Seorang petugas pemadam kebakaran yang dikirim ke lokasi kejadian mengatakan kepada Reuters bahwa ia belum pernah melihat peristiwa kecelakaan “sebesar ini”.

    Wartawan BBC di lapangan mengatakan suara tangisan anggota keluarga bergema di bandar udara pada Minggu malam, sementara yang lain marah karena butuh waktu lama untuk mengidentifikasi jenazah.

    Ratusan orang masih berada di Bandara Internasional Muan menunggu orang-orang terkasih mereka diidentifikasi.

    Beberapa orang telah memberikan sampel air liur DNA kepada petugas untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban, dan pemerintah telah menawarkan layanan pemakaman dan perumahan sementara bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Masa berkabung nasional juga telah ditetapkan selama tujuh hari ke depan.

    Namun bagi semua orang terkasih dari mereka yang meninggal, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab – terutama penyebab kecelakaan itu, dan apakah itu dapat dihindari.

    “Air di dekat bandara tidak dalam,” kata Jeon kepada Reuters.

    “(Ada) lapangan yang lebih lunak daripada landasan semen ini. Mengapa pilot tidak bisa mendarat di sana saja?”

    Bagaimana kecelakaan terjadi?

    Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang dan awak pesawat mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12).

    Seluruh penumpang yang berjumlah 175 orang dan empat awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.

    Dua pramugari berhasil diselamatkan dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Sejauh ini, pihak berwenang telah mengidentifikasi 22 korban jiwa, menurut kantor berita Yonhap.

    Para saksi yang berbicara kepada Yonhap mengatakan mereka melihat percikan api dan mendengar ledakan sebelum kecelakaan.

    Menurut media setempat, seorang penumpang dalam penerbangan itu sempat mengirim pesan teks kepada kerabatnya dengan mengatakan bahwa seekor burung “tersangkut di sayap” dan pesawat itu tidak dapat mendarat.

    Kerabat tersebut mengatakan dia tak lagi bisa menghubungi kerabatnya yang ada dalam penerbangan itu.

    Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kecelakaan pesawat tersebut, namun diperkirakan kawanan burung yang terbang menyebabkan roda pendaratan tidak berfungsi, lapor Yonhap.

    Jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Tergelincir keluar dari landasan pacu

    Insiden terjadi ketika pesawat Jeju Airyang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat mendarat di Bandara Internasional Muan setelah melakukan penerbangan dari Bangkok, Thailand.

    Muan berjarak sekitar 288 km di selatan ibu kota, Seoul.

    Pesawat tersebut disebut keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding Bandara Internasional Muan yang terletak di bagian barat daya Korea Selatan, menurut kantor berita Yonhap.

    Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat tersebut tergelincir keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding sebelum sejumlah bagian pesawat terbakar.

    Rekaman video lainnya menunjukkan kepulan asap tebal membumbung ke langit.

    Dalam foto yang disediakan oleh Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan, pesawat Jeju Air 7C2216 terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu di Bandara Internasional Muan pada tanggal 29 Desember 2024 di Muan-gun, Korea Selatan (Getty Images)

    Percikan api dan ledakan keras

    Yoo Jae-yong, 41, yang menginap di dekat bandara, berkata kepada kantor berita Yonhap bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan pesaat sesaat sebelum kecelakaan.

    Kim Yong-cheol, 70, memberi tahu kantor berita tersebut bahwa pesawat Boeing 737-800 itu awalnya gagal mendarat dan berputar balik untuk mencoba lagi melakukan pendaratan.

    Kim mengatakan ia melihat “asap hitam mengepul ke langit” setelah mendengar “ledakan keras”.

    Asap hitam tampak dari pesawat Jeju Air 7C2216 saat melintasi landasan pacu di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Reuters)

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” saksi lain bernama Cho menambahkan.

    “Kemudian terjadi ledakan keras diikuti oleh asap di udara, dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjut Cho.

    Sebelumnya, seorang pejabat transportasi Korea Selatan memberikan rincian tentang apa yang terjadi pada pesawat saat mendekati bandara.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pesawat itu telah berusaha mendarat tetapi kemudian pengontrol lalu lintas udara memberikan peringatan adanya kawanan burung yang terbang dari arah berlawanan pesawat tersebut, memaksa pesawat untuk menunda pendaratan.

    Sekitar dua menit kemudian, pilot menyebut Mayday kata yang digunakan sebagai sinyal darurat dan komando lalu lintas udara memberikan izin bagi pesawat untuk mendarat dari arah yang berlawanan.

    Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi korban tewas di lokasi kecelakaan, Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Getty Images)

    Pilot itu kemudian melakukan pendaratan.

    Rekaman video menunjukkan pesawat mendarat tanpa roda pendaratan dan meluncur di landasan sebelum menabrak dinding, menyebabkan ledakan api.

    Perekam data penerbangan di pesawat telah ditemukan, menurut pejabat dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Molit).

    Dalam konferensi pers, pejabat Molit mengatakan perekam suara pesawat tersebut belum ditemukan.

    Petugas di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Reuters)

    Penumpang di pesawat tersebut terdiri dari 173 warga Korea Selatan dan dua warga Thailand, lapor Yonhap.

    Otoritas Thailand mengonfirmasi ada dua perempuan Thailand dalam penerbangan tersebut, masing-masing berusia 22 dan 45 tahun.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menulis dalam sebuah unggahan di X: “Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang meninggal dan terluka.”

    Presiden sementara tetapkan zona bencana khusus

    Penjabat sementara Presiden Korsel, Choi Sang-mok, telah mendeklarasikan zona bencana khusus di Muan.

    “Kami menghadapi situasi yang serius ketika banyak korban jiwa meninggal setelah sebuah pesawat tergelincir dari landasan pacu di bandara Muan pagi ini,” kata Choi, menurut pernyataan kantor kepresidenan.

    “Saya menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan menyampaikan rasa hormat yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan.”

    Dia menambahkan bahwa pemerintah “akan melakukan segala upaya” agar korban yang terluka segera pulih.

    Kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel

    Industri penerbangan Korea Selatan dianggap memiliki rekam jejak yang solid dalam hal keselamatan.

    Namun, jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini akan menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Insiden ini kemungkinan juga menjadi satu-satunya kecelakaan fatal yang dialami Jeju Air dalam hampir 20 tahun sejarahnya.

    Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah paling populer di Korea, yang terbang ke puluhan tujuan di dalam negeri dan di seluruh Asia.

    Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan (Getty Images)

    Pimpinan eksekutif perusahaan mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa maskapai tersebut tidak memiliki riwayat kecelakaan. Ia meminta maaf kepada keluarga korban.

    Sebelumnya, kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan adalah kecelakaan Air China yang menabrak bukit di dekat kota Busan pada 2002.

    Sebanyak 129 meninggal dunia dan 37 luka dalam insiden tersebut

    Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan (Reuters)

    Sementara itu, terakhir kali maskapai penerbangan Korea Selatan mengalami kecelakaan fatal adalah 11 tahun yang lalu.

    Pada 2013, tiga orang tewas ketika pesawat Asiana Airlines jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Francisco.

    Pada 1997, Sebuah pesawat jumbo jet Korean Air jatuh di Pulau Pasifik Guam, menewaskan 228 orang dari 254 orang di dalamnya.

    Pada September 1983, sebuah pesawat Korean Airlines ditembak jatuh oleh jet Soviet, setelah memasuki wilayah udara Soviet di atas pulau Sakhalin. Seluruh 269 orang di dalamnya tewas.

    Artikel ini akan terus diperbarui

    (nvc/nvc)