Tag: Nusron Wahid

  • Hindari Sengeketa Lahan, Warga Muara Angke Dapat SHGB di Atas HPL Pemprov DKI

    Hindari Sengeketa Lahan, Warga Muara Angke Dapat SHGB di Atas HPL Pemprov DKI

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional resmi menerbitkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) bagi masyarakat yang tinggal di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

    Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menjelaskan, setelah dilakukan pengukuran terdapat 587 bidang lahan milik Pemprov DKI Jakarta yang dihuni masyarakat di wilayah Kampung Bermis, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

    Untuk itu, penerbitan SHGB bagi masyarakat ini dilakukan dalam rangka menghindari konflik lahan antara masyarakat dan Pemprov ke depan. Di samping itu, penerbitan SHGB tersebut juga dilakukan guna melindungi keutuhan aset Pemprov.

    “Ini sejarahnya dulu tanah ini kan tanah kawasan pelabuhan ikan, punyanya pemprov HPL-nya. Diokupasi masyarakat bertahun-tahun, sudah berpuluh puluh tahun, mungkin dari tahun 1970an,” jelas Nusron saat ditemui di Muara Angke, Minggu (16/2/2025).

    Sejalan dengan hal itu, Nusron menjelaskan bahwa pihaknya resmi menerbitkan 5 SHGB pada masyarakat yang tinggal di atas HPL Pemprov DKI Jakarta tersebut.

    Nantinya, proses sertifikasi bakal terus dilanjutkan mengingat total bidang lahan yang ditempati warga masih sangat banyak mencapai 587 bidang dari total luas sebesar 9,7 hektare HPL milik Pemprov DKI.

    “Ini menjadi pembelajaran juga kepada pemprov kalau punya aset, supaya tidak diokupasi masyarakat ya sebaiknya dirawat. Digunakan apa untuk taman, atau digunakan untuk rusun atau apa sehingga tidak diokupasi masyarakat,” tegas Nusron.

    Nusron memastikan masyarakat yang tinggal di sekitar Muara Angke tersebut setidaknya memiliki kesempatan tinggal hingga 80 tahun mendatang apabila proses perpanjangan SHGB disetujui oleh pemilik HPL.

    Adapun, masyarakat yang tercatat menghuni HPL milik Pemprov DKI Jakarta tersebut di antaranya berasal dari suku Betawi, Makassar, hingga Jawa.

    “Karena kalau HGB itu kan bisa 30 tahun, bisa diperpanjang lagi 20 tahun, bisa diperbarui 30 tahun. Sehingga bisa menempati di sini 80 tahun. Itu sudah hampir sama kaya SHM, dan bisa diperjualbelikan juga,” pungkasnya.

  • Menteri ATR/BPN serahkan SHGB ke warga Kampung Bermis

    Menteri ATR/BPN serahkan SHGB ke warga Kampung Bermis

    Dengan sertifikat ini, masyarakat memiliki kepastian, karena SHGB mempunyai kekuatan hukum yang kuat,

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid menyerahkan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) di Kampung Nelayan Bermis Muara Angke, Jakarta Utara, Minggu.

    Nusron secara simbolis menyerahkan sebanyak lima SHGB ini ke lima perwakilan masyarakat, dengan realisasi sebanyak 587 bidang dan luas secara total sebesar 9,72 ha.

    “Dengan sertifikat ini, masyarakat memiliki kepastian, karena SHGB mempunyai kekuatan hukum yang kuat,” katanya.

    Menteri ATR/BPN menjelaskan, sertifikat ini merupakan buah dari perjuangan nelayan Muara Angke yang telah menyuarakan hak kepemilikan, serta intensif lima tahun terakhir untuk hak guna bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Pemerintah Provinsi Jakarta.

    “Dengan ini, maka aset dan kekayaan pemprov tidak hilang dan berkurang, tapi warga juga punya kekuatan hukum yang kuat karena SHGB dan SHM (Sertifikat Hak Milik) itu status hukumnya sama di mata negara,” kata Nusron.

    “Dan dengan boleh diterbitkan HGB di atas HPL ini untuk apa? Supaya orang-orang yang tinggal di sini punya kepastian bahwa dia punya hak atas tanah,” ujar dia menambahkan.

    Dia melanjutkan, pemberian SHGB merupakan solusi tripartit antara Pemprov Jakarta, Kementerian ATR/BPN dan warga Kampung Nelayan Bermis Muara Angke.

    “Sehingga dengan adanya ini, maka ini menurut saya solusi tripartit, antara Pemprov, antara masyarakat dengan BPN,” katanya.

    “Jadi yang pertama, pemprov punya keinginan baik, menjawab keinginan dan tuntutan dari masyarakat, kemudian dilegitimasi oleh BPN. Sehingga ini solusi tripartit untuk memberikan perlindungan terhadap warga negara,” ujar dia menambahkan.

    Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kader Golkar Resah dengan Tingkah Bahlil

    Kader Golkar Resah dengan Tingkah Bahlil

    GELORA.CO -Munculnya poster calon ketua umum (caketum) Partai Golkar disebut sebagai keresahan loyalis dan kader atas kegaduhan yang diciptakan Bahlil Lahadalia.

    Begitu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto merespon munculnya poster caketum sebagai pengganti Bahlil di Partai Golkar.

    “Munculnya poster caketum bisa menjadi keresahan loyalis dan kader Golkar karena ‘nila setitik, rusak susu sebelangga’,” kata Hari kepada RMOL, Minggu, 16 Februari 2025.

    Hari melihat, suara-suara dari bawah itu muncul karena adanya kegaduhan yang dilakukan Bahlil yang juga menjabat Menteri ESDM.

    “Kegaduhan yang diciptakan Bahlil respon serius kader bawah yang loyal terhadap pemerintahan saat ini, bukan Golkar yang loyal terhadap mantan yaitu Jokowi,” pungkas Hari.

    Sebelumnya, beredar di aplikasi berbagi pesan Whatsapp pada Rabu 12 Februari 2025, gambar lima figur calon Ketua Umum Partai Golkar.

    Empat di antaranya saat ini berada dalam bagian Kabinet Merah Putih, yakni Meutya Viada Hafid yang saat ini menjabat Menteri Komunikasi dan Digital.

    Lalu Nusron Wahid yang menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang; Dito Ariotedjo yang menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga; serta Maman Abdurahman yang menduduki jabatan Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

    Sementara satu nama lainnya adalah Bambang Soesatyo, mantan Ketua MPR yang kini menjadi anggota Komisi III DPR.

  • Kades Kohod Arsin Bantah Isu Perdebatan dengan Menteri Nusron Wahid – Halaman all

    Kades Kohod Arsin Bantah Isu Perdebatan dengan Menteri Nusron Wahid – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kepala Desa Kohod, Arsin, menanggapi isu yang menyebutkan bahwa dirinya terlibat dalam perdebatan dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang, Nusron Wahid.

    Melalui kuasa hukumnya, Yunihar Arsyad, Arsin menegaskan bahwa tidak ada perdebatan yang terjadi antara mereka.

    Penjelasan Kuasa Hukum

    Yunihar Arsyad menjelaskan bahwa kesan perdebatan muncul karena gaya bahasa Arsin yang merupakan keturunan Betawi Pantura.

    “Sebetulnya tidak terjadi perdebatan, gaya bahasa beliau yang keturunan Betawi, Pantura, tentu intonasinya seperti berdebat, apalagi kondisinya di pinggir laut,” kata Yunihar, dilansir Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).

    Pertemuan tersebut berlangsung di pinggir laut, yang mungkin menambah kesan dramatis pada situasi tersebut.

    Lebih lanjut, Yunihar menyebutkan saat itu Arsin hanya menjelaskan kepada Nusron Wahid tentang kondisi wilayah Kohod yang pernah mengalami abrasi pada saat Menteri ATR/BPN itu meninjau Desa Kohod terkait kasus pagar laut Tangerang beberapa waktu lalu.

    “Karena beliau mengetahui kewilayahannya, itu menyampaikan apa yang beliau ketahui,” imbuh Yunihar.

    Kondisi Wilayah Kohod

    Yunihar menambahkan, pesisir pantai Kohod memang pernah terkena abrasi.

    Arsin pun merasa perlu untuk memberikan informasi kepada Nusron Wahid soal wilayah daratan Kohod yang terkena abrasi merupakan lahan empang.

    “Nah, itulah kemudian yang beliau sampaikan, tapi kemudian teman-teman media framing bahwa ada perdebatan.”

    “Saya kira sah-sah saja, pada kesempatan ini kami sampaikan tidak ada perdebatan itu,” terang Yunihar.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kades Kohod Arsin Bantah Debat dengan Nusron, Sebut Karakternya Sebagai Orang Betawi Pantura
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Februari 2025

    Kades Kohod Arsin Bantah Debat dengan Nusron, Sebut Karakternya Sebagai Orang Betawi Pantura Regional 15 Februari 2025

    Kades Kohod Arsin Bantah Debat dengan Nusron, Sebut Karakternya Sebagai Orang Betawi Pantura
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com

    Kepala Desa Kohod
    , Arsin bin Asip, membantah disebut berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid.
    Bantahan tersebut disampaikan oleh Arsin dan pengacaranya saat menggelar
    konferensi pers
    di rumahnya pada Jumat (15/2/2025).
    “Sebetulnya tidak terjadi perdebatan, gaya bahasa beliau yang keturunan Betawi, Pantura, tentu intonasinya seperti berdebat, apalagi kondisinya di pinggir laut,” kata pengacara Nusron, Yunihar Arsyad, mewakili pernyataan Nusron.
    Yunihar mengungkapkan, saat itu kliennya sedang menjelaskan terkait wilayah Kohod yang menurut Arsin pernah mengalami
    abrasi
    .
    “Karena beliau mengetahui kewilayahannya, itu menyampaikan apa yang beliau ketahui,” ujar Yunihar.
    Yunihar melanjutkan, dari sekian luas pesisir pantai di Kohod, faktanya pernah terkena abrasi.
    Kepada Nusron, Arsin menyampaikan bahwa daratan Kohod yang terkena abrasi merupakan lahan empang.
    “Nah, itulah kemudian yang beliau sampaikan, tapi kemudian teman-teman media
    framing
    bahwa ada perdebatan. Saya kira sah-sah saja, pada kesempatan ini kami sampaikan tidak ada perdebatan itu,” pungkas dia.
    Sebelumnya, Arsin jadi sorotan publik setelah disebut berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN)
    Nusron Wahid
    pada Jumat (24/1/2025).
    Sejak saat itu, Arsin disebut menghilang, bahkan warga Kohod membentuk Gerakan Tangkap Arsin karena dia disebut tidak ada di Kohod.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sambil Meninggikan Suara dan Menghentakkan Kaki, Kades Kohod Arsin Klaim Dirinya Korban
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Februari 2025

    Sambil Meninggikan Suara dan Menghentakkan Kaki, Kades Kohod Arsin Klaim Dirinya Korban Megapolitan 15 Februari 2025

    Sambil Meninggikan Suara dan Menghentakkan Kaki, Kades Kohod Arsin Klaim Dirinya Korban
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com –

    Kepala Desa Kohod

    Arsin
    meninggikan suaranya saat mengaku sebagai korban dalam pusaran kasus
    pemalsuan surat tanah
    di desanya.
    Momen itu terjadi saat awal konferensi yang digelar Jumat (14/2/2025), tepatnya saat dirinya tengah meminta maaf kepada Warga Kohod.
    Arsin meminta maaf kepada warga Kohod dan masyarakat Indonesia sambil membaca pernyataan dari secarik kertas yang telah ia siapkan atas meja kaju bewarna coklat. 
    “Atas kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kita harapkan. Oleh karenanya, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, saya ingin menyampaikan permohonan maaf,” ungkap Arsin dengan nada terbata-bata di hadapan wartawan.
    Namun, saat menyampaikan pernyataan bahwa dirinya adalah korban, nada suaranya mulai meninggi.
    Dengan gerakan yang ekspresif, Arsin menghentak-hentakkan kaki dan menunjuk kertas pernyataan dengan jari telunjuknya.
    “Dalam kesempatan ini, ingin saya sampaikan bahwa diri saya juga adalah korban dari perbuatan oleh pihak klien,” tegas Arsin.
    Setelah itu, suaranya kembali terbata-bata saat melanjutkan pernyataannya pada konferensi pers tersebut.
    Sebelumnya, Arsin sempat menghilang setelah diduga terlibat dalam kasus lahan laut di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod.
    Dia terakhir kali muncul di hadapan publik pada Jumat (24/1/2025), saat Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Nusron Wahid datang untuk meninjau lahan laut yang diduga memiliki Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM).
    Dalam kesempatan itu, Arsin muncul dengan lima pengawalnya, namun tidak memberikan pernyataan apapun.
    Usai pertemuan itu, Nusron mengungkapkan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin mengenai lahan laut tersebut.
    Setelah pertemuan itu, Arsin tidak lagi muncul di depan publik untuk mengklarifikasi berita yang beredar tentang dirinya.
    Sementara itu, pihak kepolisian telah mengungkap bahwa Kepala Desa Kohod dan Sekretaris Desa Kohod mengakui bahwa sejumlah barang yang disita oleh penyidik digunakan untuk membuat surat izin palsu terkait lahan pagar laut di
    Tangerang
    .
    “Dan, ini sudah kami  dapatkan dari keterangan kepala desa maupun sekdes yang juga mengakui bahwa alat-alat itulah yang digunakan (untuk membuat surat palsu),” ujar Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Djuhandhani Rahardjo Puro, di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/2/2025).
    Barang-barang yang disita oleh penyidik mencakup satu unit printer, satu layar monitor,
    keyboard
    , serta stempel Sekretariat Desa Kohod.
    “Kemudian, peralatan-peralatan lainnya yang kita duga sebagai alat yang digunakan untuk memalsukan girik dan surat-surat lainnya,” tambah Djuhandhani.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Pengakuan Terbaru Kades Kohod: Sebut Ada Pelaku Utama, Disodori Obat Saat Diperiksa Polisi – Halaman all

    5 Pengakuan Terbaru Kades Kohod: Sebut Ada Pelaku Utama, Disodori Obat Saat Diperiksa Polisi – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG –  Sekian lama dicari, Kepala Desa atau Kades Kohod Arsin bin Asip tiba-tiba muncul di hadapan publik.

    Kehadirannya sekaligus menjawab spekulasi yang menyebut dirinya kabur setelah kasus pagar laut Tangerang, Banten ditangani penegak hukum.

    Apalagi dia disebut-sebut ‘aktor’ di belakang munculnya pagar laut sepanjang 30,6 km di perairan Tangerang.

    Arsin didampingi dua kuasa hukumnya Yunihar Arsyad dan Rendy Kurniawan.

    Mereka menggelar jumpa pers di halaman kediamannya, di Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (14/2/2025) kemarin.

    Diketahui saat ini Bareskrim Polri sedang menyidik kasus dugaan pemalsuan dokumen Sertifikat Hak Guna Bangun (SHGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut Tangerang yang diduga melibatkan Arsin bi Asip.

    Berikut dirangkum Tribunnews.com pengakuan terbaru Arsin bin Asip dan melalui kuasa hukumnya:

    Jam tangan emas?

    Saat konferensi pers di rumahnya,  Arsin bin Asip terlihat mengenakan baju muslim putih, peci hitam, dan sarung.

    Jam tangan mewah berwarna emas terlihat melingkar di tangannya.

    Berbeda  saat dirinya menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Desa Kohod pada beberapa minggu lalu, raut wajahnya Arsin kini terlihat lesu. 

    Tak hanya terlihat lesu, Arsin juga terlihat batuk terus menerus saat konferensi pers berlangsung. 

    Dia tampak sering minum air putih saat konferensi pers, guna meredakan rasa gatal di tenggorokanya. 

    Atas hal itu pun membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media. 

    Menurut kuasa hukumnya, kondisi Arsin bin Asip sedang kurang sehat. 

    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Kuasa hukum Arsin, Yunihar. 

    2. Disodori obat saat diperiksa polisi

    Seusai konferensi pers, awak media juga mencoba untuk menghampiri Arsin dan berbincang dengannya. 

    Dalam momen itu, Arsin mengaku bahwa dirinya sedang tidak enak badan. 

    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” ujar Arsin. 

    Tak hanya itu, Arsin mengaku berat badannya turun hingga 10 kilogram.

    Akan tetapi turunnya berat badan itu bukan karena kasus pagar laut yang saat ini menyandungnya.

    Melainkan karena kelelahan. 

    “Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” ungkap Arsin. 

    Kendati begitu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya.

    Hanya sakit demam dan batuk yang biasa dialami. 

    “Alhamdulillah enggak ada (riwayat penyakit berat) hanya demam sama batuk,” tuturnya. 

    3. Bantah kabur ke luar negeri

    Pengacara Arsin, Yunihar Arsyad, membantah kliennya kabur ke luar negeri setelah diperiksa Bareskrim Polri.

    “Bahwa tidak benar klien kami kabur ke luar negeri atau menghilang. Faktanya, klien kami selalu berada dan tinggal di Desa Kohod sebagaimana tempat tinggalnya saat ini,” kata pengacara Arsin, Yunihar Arsyad, dalam jumpa pers tersebut.

    Alasan Arsin jarang terlihat di rumah dan di kantor desa dalam rangka menjaga kondusifitas masyarakat Desa Kohod.

    4. Arsin bin Asip hanya korban?

    Dalam kesempatan itu, Arsin mengatakan bila dirinya pun menjadi korban dalam perkara tersebut.

    Dia menilai, hal itu terjadi akibat dari ketidak hati-hatian dirinya dalam melakukan pelayanan publik di Desa Kohod.

    “Bahwa saya juga adalah korban dari perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain. Tentunya ini terjadi akibat dari kekurangan pengetahuan dan ketidak hati-hatian yang saya lakukan dalam pelayanan publik di Desa Kohod,” kata Arsin dalam jumpa pers. 

    Meski begitu, Arsin berjanji akan mengevaluasi kinerjanya, agar hal-hal buruk dalam pelayanan masyarakat di Desa Kohod tidak terulang lagi di kemudian hari. 

    5. Duga ada pelaku utama

    Yunihar, kuasa hukum Arsin mengatakan bila kliennya bukan aktor intelektual dalam kasus pemalsuan dokumen SHGB dan SHM pagar laut.

    Yunihar mengungkap ada dua sosok berinisial SP dan C yang menjadi pihak ketiga di balik munculnya pagar laut di pesisir Tangerang.

    Menurut Yunihar, Arsin merupakan korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi dan terlalu percaya terhadap pihak ketiga. 

    “Faktanya klien kami sebagai Kepala Desa Kohod juga sebagai korban akibat kurangnya pengetahuan dalam birokrasi dan terlalu percaya kepada pihak ketiga yang berinisial SP dan C,” kata Yunihar. 

    Yunihar menjelaskan, pihak ketiga tersebut datang ke Desa Kohod pada pertengahan 2022.

    Kedatangan mereka bertujuan untuk menawarkan dan mengurus peningkatan atas hak tanah berupa tanah garapan milik sejumlah warga yang menjadi sertifikat.

    “Klien kami tidak mengetahui secara detail dan tidak terlibat terhadap penerbitan SHM maupun SHGB, klien kami menduga itu semua dilakukan dan diurus oleh pihak ketiga tadi,” ujar Yunihar. 

    Yunihar berharap, untuk mengedepankan asas praduga tidak bersalah sampai kemudian putusan pengadilan keluar dalam kasus pagar laut Tangerang.

    Sumber: Tribuntangerang.com/ Nurmahadi/ kompas.com/ Acep Nazmudin

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Alasan Kades Kohod Arsin Baru Tampil ke Publik: Demam dan Batuk Hingga Berat Badan Turun 10 Kg

     

     

  • Badan Saya Turun 10 Kg!

    Badan Saya Turun 10 Kg!

    GELORA.CO – Kepala Desa (Kades) Kohod, Arsin bin Asip akhirnya muncul dihadapan publik pada Jumat, 14 Februari 2025.

    Dia terlihat ketika konferensi pers di halaman rumahnya, Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    Berdasarkan pengamatan Disway.id di lokasi, sosok Arsin bin Asip muncul di hadapan awak media mengenakan baju koko putih lengan pendek, sarung hitam dengan motif batik, peci hitam dan jam tangan mengkilau berwarna emas.

    Postur tubuhnya pun tampak lusuh seperti terlihat orang yang sedang banyak pikiran. Berbeda ketika terakhir menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.

    Saat sebelum konferensi pers dimulai, Arsin bin Asip menghampiri awak media untuk bersalaman. Dia pun memperkenalkan diri dengan suara yang terdengar serak.

    Usai bersalaman, Arsin tak banyak bicara. Dia hanya basa basi dan ‘say hallo’ kepada awak media. Kemudian dia langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya yang sempat disebut “Jaro” itu.

    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.

    Dia juga terlihat minum selama konferensi untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya itu. Bahkan, Arsin terlihat menenggak obat batuk ketika konferensi pers sedang berlangsung.

    Hal tersebut juga membuat dirinya enggan menjawab pertanyaan dari awak media.

    Kuasa hukum Arsin, Yunihar mengatakan bahwa kondisi Kades Kohod saat ini sedang kurang sehat sehingga beberapa kali Arsin terlihat batuk.

    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Yunihar, Jumat.

    Usai konferensi pers, awak media pun mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengatakan bahwa dirinya benar sedang tidak enak badan (kurang sehat).

    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.

    Bahkan, kata Arsin, bobot badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram. Hal tersebut bukan karena adanya kasus yang tengah hangat saat ini, melainkan karena kelelahan.

    “Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelasnya.

    Selain itu, Asrin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Hanya sakit demam dan batuk yang biasa di alami.

    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.

    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya, Yunihar dan Rendi Kurniawan.

    Sedangkan, Arsin bin Asip tak terlihat batang hidunynya usai berdebat dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Nusron Wahid.

    Mereka berdebat soal Sertifikat Hak Guna Bangunan (SGHM) dan Sertifikat Hak Milik (SHM) pagar laut di Desa Kohod, Kabupaten Tangerang, Banten.

    Perdebatan itu memanas ketika Menteri Nusron dan Kades Kohod, Arsin meninjau langsung area lahan yang bersertifikat di Laut Alar Jiban, Desa Kohod, Kab. Tangerang.

    Arsin mengatakan, sebelum diterbitkan SHGB, mulanya lahan tersebut bekas empang dan terdapat beberapa tambak yang kemudian terimbas abrasi.

    Namun, Menteri Nusron menegaskan bahwa area atau lahan yang sudah tidak ada fisiknya merupakan tanah musnah.

    “Kalau masuk kategori tanah musnah otomatis, hak apapun di situ hilang. Hak milik juga hilang, hak guna bangunan juga hilang,” tegasnya.

    “Kenapa? barangnya udah nggak ada, gimana ada haknya. Kecuali kalau ada barangnya. Ini nggak ada barangnya,” sambung Nusron.

    Arsin tetap ngotot, dia menyebut, lahan itu memang bekas empang dan tambak yang seiring berjalannya waktu terkena abrasi.

    “Tadi saya sama Pak Lurah berdebat. ‘Ini dulu abrasi Pak. Ini dulu empang’. Ya udahlah. Kita kan kalau debat tempatnya kan nggak di laut. Debatnya nanti di media saja,” kata Nusron.

    Meski begitu, Nusron mengaku tetap membatalkan SHGB itu. Lantaran saat ini, fisik tanahnya telah hilang. Sehingga kata Nusron, jika tanah sudah tidak bisa dilihat fisiknya maka dikategorikan sebagai tanah musnah.

    “Mau Pak Lurah bilang empang. Nah yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya udah nggak ada tanahnya,” kata Nusron kepada awak media, Jumat.

    “Karena udah nggak ada tanahnya, saya nggak mau debat soal masalah garis pantai apa nggak mau itu dulu. Itu toh kalau dulunya empang, kalau yang di sono tadi, karena udah nggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah,” sambungnya.

    Nusron menambahkan, pada peninjauan kali ini pihaknya juga turut membatalkan 50 bidang tanah yang memiliki sertifikat HGB dan SHM, di area tersebut.

    “Satu satu, dicek satu-satu. Karena pengaturannya begitu. Ini aku belum tahu ada berapa itu yang jelas Hari ini ada lah. Kalau sekitar 50-an ada kali,” tukasnya.

  • Kades Kohod Arsin Bantah Debat dengan Nusron, Sebut Karakternya Sebagai Orang Betawi Pantura
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        15 Februari 2025

    Kades Kohod Minum Obat Batuk Saat Ditanya soal Pagar Laut Tangerang Megapolitan 14 Februari 2025

    Kades Kohod Minum Obat Batuk Saat Ditanya soal Pagar Laut Tangerang
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip meneguk obat batuk saat konferensi pers di halaman rumahnya, Jalan Kalibaru, Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).
    Dia terlihat meminum obat yang dikemas dalam sebuah botol plastik setelah sempat batuk-batuk saat konferensi pers berjalan.
    Berdasarkan pengamatan 
    Kompas.com
    di lokasi, Arsin tampak meminum obat itu setelah ditanya oleh media perihal dirinya yang diduga menjadi kambing hitam dari
    kasus pagar laut Tangerang
    .
    “Mungkin terkahir ke pak Kepala Desa, apakah anda secara pribadi menjadi di kambing hitamkan dalam skandal kasus pagar laut ini? Berkenan kalau bisa berbicara pak Kepala Desa,” ujar salah satu media saat sesi tanya jawab.
    Kemudian, Arsin menolak dan meminta kuasa hukumnya untuk menjawab pertanyaan itu.
    “Dia saja,” kata Arsin sambil mengambil botol mineral berukuran 330 ml, kemudian menunjuk kuasa hukumnya, Yunihar.
    Lalu, Yunihar pun tertawa ketika Arsin meminta dirinya menjawab pertanyaan media.
    Selama kuasa hukumnya menjawab pertanyaan media, Arsin langsung meneguk air mineral itu, kemudian meminta kuasa hukum lainnya, yakni Rendy Kurniawan, untuk mengambil obat dari tas milik Rendy.
    Rendy lalu mengambil dan membuka tutup obat batuk itu sekaligus memberikannya kepada Arsin tanpa menggunakan sendok.
    Setelah menerima obat sirup itu, Arsin langsung meminumnya, lalu memberikannya kembali kepada Rendy.
    Kemudian, Arsin langsung mengelap mulutnya dengan tisu.
    Adapun sosok Arsin muncul pertama kali dihadapan publik usai mencuatnya kasus
    pagar laut di Tangerang
    .
    Perawakannya juga tampak lusuh dari yang terakhir kali terlihat saat menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
    Saat Kompas.com menghampiri dan bersalaman dengannya untuk memperkenalkan diri, suaranya pun terdengar serak.
    “Siang Pak Arsin, saya dari Kompas.com,” ujar tim Kompas.com saat berjabatan tangan dengan
    Kades Kohod
    .
    “Iya halo mbak, duduk dulu mba,” jawab Arsin.
    Tak banyak bicara, Arsin langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya.
    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.
    Usai konferensi pers, Kompas.com mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengakui sedang tidak enak badan.
    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.
    Bahkan, beerat badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram.
    “Ada sampai 10 kiloan, tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelas dia.
    Selain itu, dia mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Arsin hanya sakit demam dan batuk biasa.
    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.
    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya.
    Adapun Arsin terakhir kali muncul dihadapan publik pada Jumat (24/1/2025), tepatnya saat Nusron datang untuk melihat langsung lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Ketika itu, dia muncul dengan lima pengawalnya tanpa memberikan pernyataan apapun.
    Nusron juga mengatakan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin perihal lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Setelah itu,
    Kades Kohod Arsin
    sama sekali tidak muncul dihadapan publik untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 3
                    
                        Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit
                        Megapolitan

    3 Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit Megapolitan

    Muncul ke Publik, Kades Kohod Mengaku Sedang Sakit
    Tim Redaksi
    TANGERANG, KOMPAS.com
    – Kepala Desa Kohod, Arsin bin Asip muncul pertama kali dihadapan publik usai mencuatnya
    kasus pagar laut di Tangerang
    .
    Arsin muncul saat konferensi pers di halaman rumahnya yang berada di Jalan Kalibaru Kohod, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Jumat (14/2/2025).
    Pengamatan
    Kompas.com
    , Arsin muncul dengan mengenakan pakaian kemeja koko lengan pendek warna putih, sarung hitam dengan motif batik, dan peci hitam.
    Perawakannya juga tampak lusuh dari yang terakhir kali terlihat saat menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang.
    Saat
    Kompas.com
    menghampiri dan bersalaman dengannya untuk memperkenalkan diri, suaranya pun terdengar serak.
    “Siang Pak Arsin, saya dari Kompas.com,” ujar tim Kompas.com saat berjabatan tangan dengan
    Kades Kohod
    .
    “Iya halo mbak, duduk dulu mba,” jawab Arsin.
    Tak banyak bicara, Arsin langsung memisahkan diri dan bergabung dengan teman-temannya.
    Selama mengobrol dengan teman-temannya, sesekali terdengar suara batuk dari sosok Arsin. Bahkan suara batuk itu terus-terusan terdengar hingga konferensi pers berakhir.
    Dia juga terlihat minum selama konferensi untuk meredakan rasa gatal di tenggorokannya. Karena sedang batuk, Arsin enggan untuk menjawab pertanyaan wartawan.
    Kuasa hukum Arsin, Yunihar mengatakan, kondisi Kades Kohod saat ini sedang kurang sehat, sehingga beberapa kali terlihat batuk.
    “Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti,” kata Yunihar.
    Usai konferensi pers,
    Kompas.com
    mencoba untuk berbincang dengan Arsin. Dia mengakui sedang tidak enak badan.
    “Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana,” kata Arsin.
    Bahkan, beerat badannya saat ini sudah berkurang hingga 10 kilogram.
    “Ada sampai 10 kiloan, tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun beran badan karena capek,” jelas dia.
    Selain itu, dia mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya. Arsin hanya sakit demam dan batuk biasa.
    “Alhamdulillah enggak ada, hanya demam sama batuk,” kata Arsin.
    Kemudian, dia langsung memotong obrolan tersebut dan masuk ke bagian dalam rumah untuk bertemu dengan kuasa hukumnya.
    Adapun Arsin terakhir kali muncul dihadapan publik pada Jumat (24/1/2025), tepatnya saat Nusron datang untuk melihat langsung lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Ketika itu, dia muncul dengan lima pengawalnya tanpa memberikan pernyataan apapun.
    Nusron juga mengatakan, sempat terjadi perdebatan dengan Arsin perihal lahan laut yang memiliki SHGB dan SHM.
    Setelah itu,
    Kades Kohod Arsin
    sama sekali tidak muncul dihadapan publik untuk mengklarifikasi pemberitaan tentang dirinya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.